PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Tujuan
Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dengan hipertensi
diharapkan :
a. Mengetahui dan memahami lebih dalam tentang hipertensi, penyebab,
masalah dan penatalaksanaan dari hipertensi.
b. Mampu memberikan asuhan keperawatan dengan melalui tahap
pengkajian, analisa data, menentukan diagnosa keperawatan,
perencanaan, melakukan tindakan keperawatan dan evaluasi kepada
pasien dengan hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg. Hipertensi adalah
gangguan sistemik yang mempengaruhi seluruh organ, hipertensi ditandai dengan
kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 kali pengukuran
berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg (Syaifuddin, 2002). Menurut
WHO hipertensi adalah bila tekanan darah lebih dari 150 mmHg untuk sistolik dan
diastolik lebih dari 90 mmHg.
B. Etiologi
Penyebab hipertensi sebagian besar tidak diketahui penyebabnya dengan jelas.
Kira-kira 10 % dari seluruh kasus hipertensi disebabkan karena penyakit : Ginjal,
pembuluh darah, dan kelainan hormon.
C. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus
Faktor resiko seseorang mendapat hipertensi :
- kegemukan / obesitas
- kurang olah raga
- stres
- minum banyak alkohol dan kopi
- merokok
- makan banyak garam dan lemak
- keturunan
D. Patofisiologijk
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer.
Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama pada
peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena
vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila
hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan
struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi
tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot
jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat
diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.
Kenaikan tekanan darah dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan curah jantung
ataupun resistensi pembuluh darah sistemik. Peningkatan curah jantung bisa disebabkan
oleh peninglatan kontraktilitas dari jantung ataupun peningkatan frekuensi denyut
jantung. Resistensi pembuluh darah sistemik dapat disebabkan oleh penyempitan
pembuluh karena penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah, ataupun spasme
pembuluh darah. Terjadinya spasme pembuluh darah arteriola menuju organ penting
dalam tubuh dapat mengakibatkan :
a. Gangguan metabolisme jaringan.
Terjadinya metabolisme anaerobic lemak dan protein, pembakaran yang tidak
sempurna menyebabkan pe4mbentukan badan keton dan asidosis.
b. Gangguan peredaran darah.
Gangguan peredaran darah dapat menimbulkan nekrosis atau kematian jaringan,
perdarahan dan oedem jaringan. Apabila terjadi pada otak misalnya bisa
mengakibatkan otak kekurangan oksigen, ataupun iskemia otak, nekrosis, ataupun
infark yang menimbulkan gejala nyeri kepala. Ataupun apabila tekanan yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak dan terjadi
perdarahan di otak.
c. Mengecilnya aliran darah.
Mengecilnya aliran darah dalam sirkulasi menimbulkan gangguan pertukaran
nutrisi, CO2, dan O2 yang dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, dan infark
jaringan.
Akibat hipertensi pada organ lain:
-penebalan dinding pembuluh darah
-penyakit jantung koroner, payah jantung
-gangguan fungsi ginjal / gagal ginjal
-sumbatan pembuluh darah otak / stroke
-gangguan penglihatan, perdarahan
Resistensi pembuluh
darah
Hipertensi
a. Gangguan metabolisme
jaringan.
b. Gangguan peredaran
darah.
c. Mengecilnya aliran
darah. Hidung: perdarahan,
epitaksios
PK : Perdarahan
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran
perawat diperlukan sebagai berikut :
1. Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit hipertensi
2. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi
Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan perawatan dan
memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
3. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang
menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah
dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit
yang sedang dihadapi
4. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah
pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif
pemecahanya .
5. Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari
perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit hipertensi
6. Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap
keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.
K. Pengkajian
Data dasar pengkajian klien dengan hipertensi
a. Aktifitas/ istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda: Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung
b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner.
Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disarythmia.
c. Integritas Ego
Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress.
Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang.
d. Eliminasi
Riwayat penyakit ginjal, obstruksi.
e. Makanan/ cairan
Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol),
mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan
diuretik.
Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.
f. Neurosensori
Gejala: Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan
penglihatan.
Tanda: Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan
retina optik.
Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
h. Pernafasan
Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk
dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.
Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat
bantu pernafasan.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi, cara brejalan.
L. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut/kronis sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang, anoreksia
c. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan
yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin
muncul dan perubahan gaya hidup.
d. Gangguan sensori persepsi
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama
makan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg. Hipertensi adalah gangguan
sistemik yang mempengaruhi seluruh organ, hipertensi ditandai dengan kenaikan tekanan
darah diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 kali pengukuran berjarak 1 jam atau
tekanan diastolik sampai 110 mmHg (Syaifuddin, 2002). Menurut WHO hipertensi adalah
bila tekanan darah lebih dari 150 mmHg untuk sistolik dan diastolik lebih dari 90 mmHg.
B. Saran
Semoga pembaca dapat jadikan ini sebagai ilmu pengetahuan dalam memperdalam
pengertian tentang Infeksi Oportunistik.Agar lebih mengerti sebagai seorang mahasiswa
keperawatan kita harus Melibatkan diri langsung dalam proses praktikum agar mahasiswa
dapat lebih paham.
DAFATAR PUSTAKA
http://askep33.com/2015/12/14/laporan-pendahuluan-hipertensi/
https://www.academia.edu/17020959/Laporan_Pendahuluan_LP_Hipertensi
https://id.scribd.com/doc/226311845/79745502-LAPORAN-PENDAHULUAN-
HIPERTENSI-pdf
http://dokumen.tips/documents/lp-hipertensidoc-562d109180afd.html
http://riantosukses.blogspot.co.id/2010/10/hipertensi.html
https://giarjovian.wordpress.com/2014/04/22/asuhan-keperawatan-dan-laporan-pendahuluan-
hipertensi/