Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN HIPERTENSI

Dosen Pembimbing : Ns.Yuni Sapto Edhy Rahayu,M.Kep

Disusun guna memenuhi nilai tugas


Disusun Oleh :

NURUL AULIA DEWI


( 106115060 )

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah mata kuliah Aplikasi Keperawatan dengan judul “Laporan Pendahuluan Hipertensi”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT membalas
setiap kebaikan yang diberikan dan senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Cilacap, 12 April 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Tujuan ............................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertensi............................................................................................ 5
B. Etiologi Hipertensi............................................................................................ 5
C. Faktor Predisposisi Hipertensi .......................................................................... 5
D. Patofisiologi Hipertensi .................................................................................... 5
E. Tanda dan Gejala Hipertensi ............................................................................ 6
F. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi .................................................................. 7
G. Penata Laksanaan Hipertensi ............................................................................ 7
H. Patways Hipertensi.. ......................................................................................... 8
I. Pengkajian Hipertensi.. ..................................................................................... 9
J. Diagnosa Keperwatan Hipertensi.. ................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem
peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang
ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya
tekanan darah.
Hipertensi sering menjadi masalah dan sulit dikendalikan karena banyak
faktor yang mempengaruhi timbulnya hipertensi. Tidaklah cukup dengan
obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit hipertensi. Namun melingkupi
banyak hal, seperti pola hidup, emosi, diit, dan obat. Untuk itu diperlukan
asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menyelesaikan masalah
hipertensi kepada pasien.

B. Tujuan
Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dengan hipertensi
diharapkan :
a. Mengetahui dan memahami lebih dalam tentang hipertensi, penyebab,
masalah dan penatalaksanaan dari hipertensi.
b. Mampu memberikan asuhan keperawatan dengan melalui tahap
pengkajian, analisa data, menentukan diagnosa keperawatan,
perencanaan, melakukan tindakan keperawatan dan evaluasi kepada
pasien dengan hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg. Hipertensi adalah
gangguan sistemik yang mempengaruhi seluruh organ, hipertensi ditandai dengan
kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 kali pengukuran
berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg (Syaifuddin, 2002). Menurut
WHO hipertensi adalah bila tekanan darah lebih dari 150 mmHg untuk sistolik dan
diastolik lebih dari 90 mmHg.
B. Etiologi
Penyebab hipertensi sebagian besar tidak diketahui penyebabnya dengan jelas.
Kira-kira 10 % dari seluruh kasus hipertensi disebabkan karena penyakit : Ginjal,
pembuluh darah, dan kelainan hormon.
C. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus
Faktor resiko seseorang mendapat hipertensi :
- kegemukan / obesitas
- kurang olah raga
- stres
- minum banyak alkohol dan kopi
- merokok
- makan banyak garam dan lemak
- keturunan
D. Patofisiologijk
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer.
Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama pada
peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena
vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila
hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan
struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi
tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot
jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat
diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.
Kenaikan tekanan darah dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan curah jantung
ataupun resistensi pembuluh darah sistemik. Peningkatan curah jantung bisa disebabkan
oleh peninglatan kontraktilitas dari jantung ataupun peningkatan frekuensi denyut
jantung. Resistensi pembuluh darah sistemik dapat disebabkan oleh penyempitan
pembuluh karena penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah, ataupun spasme
pembuluh darah. Terjadinya spasme pembuluh darah arteriola menuju organ penting
dalam tubuh dapat mengakibatkan :
a. Gangguan metabolisme jaringan.
Terjadinya metabolisme anaerobic lemak dan protein, pembakaran yang tidak
sempurna menyebabkan pe4mbentukan badan keton dan asidosis.
b. Gangguan peredaran darah.
Gangguan peredaran darah dapat menimbulkan nekrosis atau kematian jaringan,
perdarahan dan oedem jaringan. Apabila terjadi pada otak misalnya bisa
mengakibatkan otak kekurangan oksigen, ataupun iskemia otak, nekrosis, ataupun
infark yang menimbulkan gejala nyeri kepala. Ataupun apabila tekanan yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak dan terjadi
perdarahan di otak.
c. Mengecilnya aliran darah.
Mengecilnya aliran darah dalam sirkulasi menimbulkan gangguan pertukaran
nutrisi, CO2, dan O2 yang dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, dan infark
jaringan.
Akibat hipertensi pada organ lain:
-penebalan dinding pembuluh darah
-penyakit jantung koroner, payah jantung
-gangguan fungsi ginjal / gagal ginjal
-sumbatan pembuluh darah otak / stroke
-gangguan penglihatan, perdarahan

E. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala hipertensi yang paling sering terjadi adalah :
- Sakit kepala, pusing, vertigo
- Mudah marah
- Telinga berdengung
- Tengkuk terasa berat
- Perubahan penglihatan, mata berkunang – kunang
- Mudah lelah
- Sukar tidur
- Perdarahan hidung
- Mual muntah
- Kesemutan pada kaki dan tangan
- Sesak nafas
- Kejang atau koma
- Nyeri dada
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
¤ Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan (viskositas).
¤ BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.
¤ Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar
katekolamin (meningkatkan hipertensi).
¤ Kalsium serum
¤ Kalium serum
¤ Kolesterol dan trygliserid
¤ Px tyroid
¤ Urin analisa
b. ECG
c. Foto Thorak
G. Penatalaksanaan
a. Konservatif
- Mengurangi faktor risiko
- Pola hidup sehat
- Olah raga
- Pola makan sehat/diit
b. Farmakologi
c. Pencegahan
Upaya pencegahan hipertensi :
- kurangi berat badan
- olah raga teratur
- mengubah kebiasaan hidup : kurangi kopi/ alkohol, hindari stres, berhenti
merokok, dan berusaha hidup santai
- mengurangi makanan yang banyak garam / lemak
- kontrol teratur ke PKM atau petugas kesehatan lainnya.

H. Tugas kesehatan keluarga dalam mengatasi keluarga yang hipertensi


Menurut Freedman ( 1981) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas memelihara
kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit hipertensi
yaitu :

1. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga tentang


gejala hipertensi
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap angota
keluarga yang menderita penyakit hpertensi
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya
5. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat
mengatasi penyakit hipertensi.
I. Pathway

- kegemukan/ makan banyak keturunan - stres


besitas garam dan - minum banyak alkohol
- kurang olah lemak dan kopi
raga - merokok

hiperlipidemia Perubahan struktur


pembuluh darah

Penyempitan pembuluh darah

Resistensi pembuluh
darah

Hipertensi

penebalan tunika interna dan Lambung ; mual, nek,


hipertropi tunika media sakit perut

sirkulasi darah dalam otot


jantung tidak mencukupi Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

sklerosis koroner & anoksia

a. Gangguan metabolisme
jaringan.
b. Gangguan peredaran
darah.
c. Mengecilnya aliran
darah. Hidung: perdarahan,
epitaksios
PK : Perdarahan

Otak : Infark, nekrosis, Mata: perdarahan,


iskemia, perdarahan, oedem penglihatan kabur

Nyeri, Pusing, sakit kepala Gangguan persepsi sensori;


pemglihtan
J. Fungsi perawat dalam terhadap pasien hipertensi

Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran
perawat diperlukan sebagai berikut :
1. Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit hipertensi
2. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi
Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan perawatan dan
memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
3. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang
menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah
dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit
yang sedang dihadapi
4. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah
pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif
pemecahanya .
5. Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari
perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit hipertensi
6. Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap
keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

K. Pengkajian
Data dasar pengkajian klien dengan hipertensi
a. Aktifitas/ istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda: Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung
b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner.
Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disarythmia.
c. Integritas Ego
Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress.
Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang.
d. Eliminasi
Riwayat penyakit ginjal, obstruksi.
e. Makanan/ cairan
Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol),
mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan
diuretik.
Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.
f. Neurosensori
Gejala: Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan
penglihatan.
Tanda: Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan
retina optik.
Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
h. Pernafasan
Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk
dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.
Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat
bantu pernafasan.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi, cara brejalan.
L. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut/kronis sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang, anoreksia
c. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan
yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin
muncul dan perubahan gaya hidup.
d. Gangguan sensori persepsi

M. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Nyeri akut/kronis sakit NOC : NIC :


kepala b/d peningkatan  Pain Level,
Pain Management
tekanan vaskuler serebral  Pain control,
 Comfort level  Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
Kriteria Hasil :
 Mampu lokasi, karakteristik, durasi,

mengontrol nyeri frekuensi, kualitas dan faktor

(tahu penyebab presipitasi

nyeri, mampu  Observasi reaksi nonverbal

menggunakan dari ketidaknyamanan

tehnik  Gunakan teknik komunikasi

nonfarmakologi terapeutik untuk mengetahui

untuk pengalaman nyeri pasien

mengurangi  Kaji kultur yang

nyeri, mencari mempengaruhi respon nyeri

bantuan)  Evaluasi pengalaman nyeri

 Melaporkan masa lampau

bahwa nyeri  Evaluasi bersama pasien dan

berkurang tim kesehatan lain tentang

dengan ketidakefektifan kontrol nyeri

menggunakan masa lampau

manajemen nyeri  Bantu pasien dan keluarga

 Mampu untuk mencari dan

mengenali nyeri menemukan dukungan

(skala, intensitas,  Kontrol lingkungan yang

frekuensi dan dapat mempengaruhi nyeri


tanda nyeri) seperti suhu ruangan,
 Menyatakan rasa pencahayaan dan kebisingan
nyaman setelah  Kurangi faktor presipitasi
nyeri berkurang nyeri
 Tanda vital  Pilih dan lakukan penanganan
dalam rentang nyeri (farmakologi, non
normal farmakologi dan inter
personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
 Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
 Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
 Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
 Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)

2. Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :


kurang dari kebutuhan  Nutritional Status : Nutrition Management
tubuh berhubungan food and Fluid  Kaji adanya alergi makanan
dengan intake yang Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi
kurang, anoreksia Kriteria Hasil : untuk menentukan jumlah
 Adanya kalori dan nutrisi yang
peningkatan berat dibutuhkan pasien.
badan sesuai  Anjurkan pasien untuk
dengan tujuan meningkatkan intake Fe
 Berat badan ideal  Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan meningkatkan protein dan
tinggi badan vitamin C
 Mampu  Berikan substansi gula
mengidentifikasi  Yakinkan diet yang dimakan
kebutuhan nutrisi mengandung tinggi serat
 Tidak ada tanda untuk mencegah konstipasi
tanda malnutrisi  Berikan makanan yang terpilih
 Tidak terjadi ( sudah dikonsultasikan
penurunan berat dengan ahli gizi)
badan yang berarti  Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan
berat badan
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
 Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
 Monitor lingkungan selama
makan
 Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
 Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan intake
nuntrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

3. Kurang pengetahuan b/d NOC : NIC :


keterbatasan pengetahuan  Kowlwdge : Teaching : disease Process
penyakitnya, tindakan disease process 1. Berikan penilaian tentang
yang dilakukan, obat  Kowledge : tingkat pengetahuan pasien
obatan yang diberikan, health Behavior tentang proses penyakit yang
komplikasi yang mungkin Kriteria Hasil : spesifik
muncul dan perubahan  Pasien dan 2. Jelaskan patofisiologi dari
gaya hidup. keluarga penyakit dan bagaimana hal
menyatakan ini berhubungan dengan
pemahaman anatomi dan fisiologi, dengan
tentang penyakit, cara yang tepat.
kondisi, 3. Gambarkan tanda dan gejala
prognosis dan yang biasa muncul pada
program penyakit, dengan cara yang
pengobatan tepat
 Pasien dan 4. Gambarkan proses penyakit,
keluarga mampu dengan cara yang tepat
melaksanakan 5. Identifikasi kemungkinan
prosedur yang penyebab, dengna cara yang
dijelaskan secara tepat
benar 6. Sediakan informasi pada
 Pasien dan pasien tentang kondisi, dengan
keluarga mampu cara yang tepat
menjelaskan 7. Hindari jaminan yang kosong
kembali apa yang 8. Sediakan bagi keluarga atau
. dijelaskan SO informasi tentang
perawat/tim kemajuan pasien dengan cara
kesehatan yang tepat
lainnya. 9. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan
datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

4. Gangguan persepsi sensori NOC : NIC :


¤ Sensory function: Neurologik monitoring:
hearing 1. Monitor tingkat neurologis
¤ Sensory function: klien
vision 2. Monitor fungsi neurologis

¤ Sensory function: klien

taste dan smell 3. Monitor respon neurologis


4. Monitor reflek-reflek

Kriteria hasil : meningeal

• Klien menunjukan 5. Monitor fungsi sensori dan

tanda dan gejala persepsi : penglihatan,

persepsi dan penciuman, pendengaran,

sensori baik; pengecapan, rasa.

penglihatan, 6. monitor tanda dan gejala

pendengaran, penurunan neurologis klien

makan dan minum Eye Care


baik 1. Kaji fungsi penglihatan klien

• Klien mampu 2. Jaga kebersihan mata

mengungkapkan 3. Monitor penglihatan mata

fungsi persepsi dan 4. Monityor tanda dan gejala

sensori dengan kelaianan penglihatan

tepat 5. monitor fungsi lapang


panmdang, penglihatan, visus
klien
Ear Care
1. Kaji fungsi pendengaran
pasien
2. Jaga kebersihan telinga
3. Monitor respon
pendengaran klien
4. monitor tanda dan gejala
penurunan pendengaran
klien
5. monitor fungsi
pendengaran klien
Monitoring vital sign
 Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
 Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan
abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
 identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

N. TERKONTROLNYA TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI


BERDASARKAN POLA DIET DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DI PADANG
TAHUN 2011

Resiko Hipertensi di Indonesia termasuk tinggi, perubahan gaya hidup menyebabkan


peningkatan prevalensi Hipertensi.
pola diet dan kebiasaan berolahraga dapat menstabilkan tekanan darah. Riskesda tahun
2007 prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%.
Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan pola diet dan kebiasaan berolahraga dengan
terkontrol nya tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Padang Pasir tahun
2011. Jumlah responden pada penelitian ini78 orang. Data pola diet,kebiasaan
berolahraga di kumpulkan menggunakan kuesioner, pengukuran tekanan darah
menggunakan tensirneter.
Penelitian dengan desain cross sectional dilaksanakan pada bulan Januari sampai
Agustus 2011. Pengambilan sampel purposif sampling.Hasil penelitian ini 82,1%
responden tekanan darahnya tidak terkontrol,56,4% mempunyai pola diet kurang baik,
80,8% kebiasaan berolahraga tidak baik. Analisa bivariat terdapat hubungan yang
signifikan antara pola diet dengan terkontrol nya tekanan darah pada penderita hipertensi,
(p<0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan berolahrga dengan
terkontrolnya tekanan darah penderita hipertensi dengan (p< 0,05).
Disarankan kepada pimpinan puskesmas Padang Pasir untuk melaksanakan konseling
diet, penyuluhan tentang olahraga dan upaya deteksi dini penderita hipertensi.
Menurut peneliti pola diet yang kurang baik pada penderita hipertensi disebabkan karena
kurangnya informasi yang didapatkan oleh penderita hipertensi tentang pola diet
hipertensi,juga disebabkan kebiasaan Pola diet yang kurang baik,tekanan darah nya tidak
akan terkontrol. Tekanan darah yang tidak terkontrol persentasenya lebih tinggi pada
responden yang mempunyai pola diet yang kurang baik yaitu sebanyak 42 orang dari 44
orang (95.5%) dibandingkan dengan responden yang mempunyai pola die baik yaitu
sebanyak 22 orang dari 34 orang (64.7%). Hasil uji statistik antara pola diet dengan
terkontrolnya tekanan darah pada penderita hipertensi diperoleh nilai p< 0,05 yang
berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pola diet dengan terkontrolnya tekanan
darah pada penderita hipertensi di Puskesma Padang Pasir.
Penelitian ini lebih tinggi dengan penelitian Frilyan (2010) terdapat hubungan antara
konsumsi buah dan sayur dalam satu hari dengan hipertensi, bahwa responden yang
konsumsi buah dan sayurnya kurang, (69,1%) ter diagnosis hipertensi. Hasil penelitian
dari pertanyaan kuesioner tentang pola diet bahwa sebagian besar (69.23%) responden
menjawab pertanyaan sering mengkonsumsi yang banyak mengandung lemak
(kolesterol) setiap minggu. Kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan
kolesterol. Hal ini akan menyumbat pembuluh darah dan mengganggu peredaran darah
sehingga memper berat kerja jantung dan memperparah hipertensi.
Kebiasaan berolahraga penderita hipertensi di puskesmas Padang Pasir tahun 2011,
dapat dilihat bahwa sebagian besar (80,8%) penderita memiliki kebiasaan berolahraga
tidak baik, hal ini akan meningkatkan risiko terkena hipertensi. Olahraga dan aktifitas
fisik teratur bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga kebugaran tubuh.
Olahraga seperti jogging, berenang baik dilakukan untuk penderita hipertensi.
Dianjurkan untuk olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu, dengan demikian dapat
menurunkan tekanan darah.
Tekanan darah yang tidak terkontrol persentasenya lebih tinggi pada responden yang
memiliki kebiasaan berolahraga tidak baik yaitu sebanyak 63 orang (100%)
dibandingkan dengan responden yang memiliki kebiasaan berolahraga yang baik yaitu
sebanyak 1 orang(6.7%). Hasil uji statistik antara kebiasaan berolahraga dengan
terkontrolnya tekanan darah pada penderita hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 yang
berarti ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan terkontrolnya
tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil penelitian ini sebanding dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Fitri (2005) di Puskesmas Nanggalo Padang Bahwa
terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan berolahrga dengankejadianhipertensi.
Hasilpenelitianini menemukan kebiasaan berolahragarespondenyangtidak
baikberdasarkan jawaban responden padakuesioner,sebagianbesar (78.20%) responden
tidak suka berolahraga, sebagian besar (79.48%) responden jarang melakukan olahraga,
sebagian besar (79.48%) responden melakukan olahraga kurang dari 20menit setiap
minggu dan sebagian besar (80.76%) responden tidak mengeluarkan keringat setelah
berolahraga.
Berdasarkan hasil penelitian faktor risiko terjadinya hipertensi di kabupaten karang
anyar tahun 2007 oleh Aris Sugiarto pada orang yang tidak biasa berolahraga memiliki
risiko terkenahipertensi. Olahraga secara teratur juga di anjurkan untuk penderita
hipertensi karena olahraga terbukti dapat merombak lemak yang berbahaya. Olahraga
juga dapat menghindari terjadinya penimbunan lemak di dinding pembuluh darah.
Apabila penderita hipertensi jarang melakukan olahraga maka penimbunan lemak di
dinding pembuluh darah tidak dapat dihindari, akibatnya terjadi peningkatan tekanan
darah(hipertensi).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
lebih dari separuh (56.4%) penderita hipertensi melakukan pola diet yang kurang baik.
Sebagian besar (80,8 %) penderita hipertensi memiliki kebiasaan berolahraga tidak baik.
Sebagian besar (82.1%) penderita hipertensi tekanan darahnya tidak terkontrol.Terdapat
hubungan yang bermakna antara pola diet dengan terkontrolnya tekanan darah pada
penderita hipertensi.Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga
dengan terkontrolnya tekanan darah pada penderita hipertensi.
Disarankan kepada pimpinan Puskesmas Padang Pasir melalui perawat untuk
melaksanakan konseling diet, penyuluhan tentang diet hipertensi, olahraga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg. Hipertensi adalah gangguan
sistemik yang mempengaruhi seluruh organ, hipertensi ditandai dengan kenaikan tekanan
darah diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 kali pengukuran berjarak 1 jam atau
tekanan diastolik sampai 110 mmHg (Syaifuddin, 2002). Menurut WHO hipertensi adalah
bila tekanan darah lebih dari 150 mmHg untuk sistolik dan diastolik lebih dari 90 mmHg.

B. Saran
Semoga pembaca dapat jadikan ini sebagai ilmu pengetahuan dalam memperdalam
pengertian tentang Infeksi Oportunistik.Agar lebih mengerti sebagai seorang mahasiswa
keperawatan kita harus Melibatkan diri langsung dalam proses praktikum agar mahasiswa
dapat lebih paham.
DAFATAR PUSTAKA

http://askep33.com/2015/12/14/laporan-pendahuluan-hipertensi/

https://www.academia.edu/17020959/Laporan_Pendahuluan_LP_Hipertensi

https://id.scribd.com/doc/226311845/79745502-LAPORAN-PENDAHULUAN-
HIPERTENSI-pdf
http://dokumen.tips/documents/lp-hipertensidoc-562d109180afd.html
http://riantosukses.blogspot.co.id/2010/10/hipertensi.html
https://giarjovian.wordpress.com/2014/04/22/asuhan-keperawatan-dan-laporan-pendahuluan-
hipertensi/

Anda mungkin juga menyukai