Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT TIDAK MENULAR


“EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI”

KELOMPOK I

JURUSAN FISIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah akhirnya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (PTM) Hipertensi” ini dengan baik tepat
pada waktunya.

Tidak lupa saya sampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan makalah ini.

Meskipun sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


penyusunan makalah ini, namun saya menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah disusun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga
saya mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya
makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, saya berharap agar makalah ini bisa
memberikan banyak manfaat bagi pembaca.

Makassar, 14 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A.DEFINISI PARKINSON..................................................................................3
B.KLASIFIKASI PARKINSON..........................................................................3
C.TINGKATAN PARKINSON...........................................................................4
D.ETIOLOGI PARKINSON................................................................................4
E.PATOGENESIS PARKINSON........................................................................6
F.PATOFISIOLOGI PARKINSON.....................................................................7
G.GEJALA KLINIS DARI PARKINSON..........................................................8
H.PEMERIKSAAN PARKINSON....................................................................11
I.DIAGNOSIS PARKINSON............................................................................12
J.PEMERIKSAAN PENUNJANG....................................................................13
K.TINDAKAN/TATALAKSANA FISIOTERAPI PADA PARKINSON.......14
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
A. KESIMPULAN...........................................................................................15
B. SARAN.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami
peningkatan darah di atas normal. Hal ini ditunjukkan oleh angka systolic (bagian
atas) dan angka diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tekanan darah
menggunakan alat pengukur yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer)
ataupun alat digital lainnya.

Nilai normal tekanan darah seseorang dengan tinggi dan berat badan,
tingkat aktifitas normal serta kesehatan pada umumnya adalah 120/80 mmHg.
Dalam aktifitas sehari-hari, tekanan darah normalnya berada pada angka kisaran
stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah akan turun saat
tidur dan saat beraktifitas akan sebaliknya.

Hipertensi merupakan gejala penyakit yang ditandai dengan peningkatan


tekanan darah dalam jangka panjang yang dapat merusak organ- organ target
tertentu seperti otak, ginjal, retina, jantung, pembesaran ventrikel kiri / bilik kiri,
gagal jantung kronik, kerusakan retina mata / kebutaan.

B. KLASIFIKASI HIPERTENSI

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi 2


golongan, hipertensi essensial atau primer dan hipertensi sekunder.

1. Hipertensi Primer adalah suatu kondisi di mana tekanan darah tinggi


terjadi akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang
dengan pola makan tidak terkontrol akan berdampak pada kelebihan berat badan
atau bahkan obesitas. Hal ini juga dianggap sebagai pencetus awal penyakit
tekanan darah tinggi. Lingkungan dengan tingkat stressor tinggi sangat berdampak
pada seseorang sehingga mereka akhirnya mengidap penyakit tekanan darah
tinggi, terlebih mereka yang kurang berolahraga.

2
2. Hipertensi Sekunder adalah suatu kondisi dimana meningkatnya
tekanan darah disebabkan oleh penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal
ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Pada ibu hamil, khususnya pada
wanita dengan berat badan di atas rata-rata, tekanan darah umumnya meningkat
saat kehamilan berusia 20 minggu.

C. ETIOLOGI HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan:
1. Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi
(Kemenkes.RI, 2014).
2. Hipertensi Sekunder
Prevalensi hipertensi sekunder sekitar 5-8% dari seluruh penderita
hipertensi. Penyebab hipertensi sekunder yaitu ginjal (hipertensi renal), penyakit
endokrin dan obat. turnover katekolamin yang memacu stres oksidatif.

D. PATOFISIOLOGI HIPERTENSI

Dimulai dengan arterosklerosis, gangguan struktur anatomi pembuluh


darah perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan
pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan kemungkinan pembesaran
plaque yang menghambat gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan dan
kelambanan aliran darah menyebabkan baban jantung bertambah berat yang
akhirnya dikompensasi dengan peningkatan upaya pemompaan jantung yang
memberikan gambaran peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi
(Bustan,2007).

E. EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI
a) KARAKTERISTIK HIPERTENSI
1. Faktor Resiko

3
Hipertensi disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi atau
dikendalikan serta faktor yang tidak dapat dimodifikasi.

1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi atau dikendalikan

a. Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga


tersebut mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu dengan orang tua
hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi
daripada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

b. Jenis Kelamin

Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih


awal. Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morbiditas dan
mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan di atas umur 50 tahun hipertensi lebih
banyak terjadi pada perempuan.

c. Etnis

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang
berkulit putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun dalam orang
kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap
vasopresin lebih besar.

d. Penyakit Ginjal

Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara

1) Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah


pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah
ke normal.

2) Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi


pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah
dan tekanan darah kembali ke normal.

4
3) Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan
menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu
pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan
memicu pelepasan hormon aldosteron.

e. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan seperti beberapa obat hormon (Pil KB),


Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, dan Kayu manis (dalam jumlah
sangat besar), termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflamasi) secara terus
menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Minuman yang
mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan
terjadinya tekanan darah tinggi.

f. Preeklampsi pada kehamilan

Preeklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah


140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai
triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Preeklamsi terjadi sebagai akibat dari
gangguan fungsi organ akibat penyempitan pembuluh darah secara umum yang
mengakibatkan iskemia plasenta (ari-ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan
darah yang membawa nutrisi ke janin.

g. Keracunan timbal akut

Timbal bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, lengkung henle, serta


menyebabkan aminosiduria, sehingga timbul kelainan pada ginjal (Peradangan
dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal) bisa menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi.

2. Faktor yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan

a. Stress

Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah


jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatik. Adapun stres ini

5
dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik
personal.

b. Obesitas

Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan


dengan  tekanan darah baik pada pasien hipertensi maupun normotensi. Pada
populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak dijumpai
peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur. Obesitas terutama pada
tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah lemak pada bagian perut.

c. Nutrisi

Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial, asupan garam


yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik
yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Asupan garam
tinggi yang dapat menimbulkan perubahan tekanan darah yang dapat terdeteksi
adalah lebih dari 14 gram per hari atau jika dikonversi kedalam takaran sendok
makan adalah lebih dari dua sendok makan.

d. Merokok

Penelitian terakhir menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu faktor


risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi. Merokok merupakan faktor risiko yang
potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan hipertensi
khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia.

e. Kurang olahraga

Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan.

2. Peran Skrining
3. Peran Surveilans

b) TRANSISI PENYAKIT HIPERTENSI


1. Transisi Epidemiologi
2. Transisi demografi

6
3. Transisi Nutrisi
4. Transisi Gaya Hidup

F. DIAGNOSIS HIPERTENSI
1. Anamnesa

Hipertensi primer tidak memberikan keluhan dan tanda klinis khusus, tetapi
kadang terdapat keluhan pusing, sakit kepala, migraian, rasa berat ditengkuk,
susah tidur, kunang-kunang, mudah marah, rasa lelah, palpitasi, nokturia,
epistaksis, gelisah, muka merah. Keluhan lain sesuai organ yang terkena atau
komplikasi yang menimbulkan gejala antara lain insufisiensi sirkulasi otak dan
jantung, perdarahan pada retina, gagal jantung kiri. Diagnosis hipertensi
dilakukan jika kenaikan tekanan darah ini bersifat menetap pada pemeriksaan
ulang dalam kurun waktu 1-2 minggu. Menanyakan berapa lama, riwayat
penyakit, riwayat minum obat, riwayat penyakit jantung, riwayat keluarga.

2. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan dengan menukur tekanan darah pada kedua lengan sebanyak dua kali
atau lebih dengan interval waktu 1-2 minggu. Berdasarkan JNC (The Joint
Committee on Detection, Evaluation and Treatment of high blood pressure) VII.

3. Pemeriksaan Penunjang

G. UPAYA PENCEGAHAN DAN INTERVENSI PADA HIPERTENSI

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

8
DAFTAR PUSTAKA

Ebadi, Manuchair, dan Ronald. 2004. Parkinson’s Desease. London: CRC Press.

Noviani, E., Gunarto, U. and Setyono, J., 2014. Hubungan antara Merokok
dengan Penyakit Parkinson di RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo
Purwokerto.

Purba JS. 2012. Penyakit Parkinson. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.

Anda mungkin juga menyukai