Disusun Oleh :
Pengaruh Pijat Oksitosin Populasi dalam penelitian ini Pijat oksitosin terhadap Membandingkan Berdasarkan tabel output April, 2020
Terhadap Kelancaran Asi adalah ibu Nifas yang kelancaran asi pada ibu antara kelompok Independent Samples Test pada
Pada Ibu Nifas Di menyusui bayinya sebanyak 34 nifas intervensi yang bagian Equal variances assumed
Puskesmas Sitinjo orang. Sampel dalam diberikan diketahui bahwa nilai p value
Kabupaten Dairi Tahun penelitian ini adalah kelompok perlakuan pijat sebesar 0,045<0,05 maka untuk
2019 intervensi 17 orang dan oksitosin dan pengambilan keputusan dalam uji
kelompok kontrol: 17 orang. kelompok kontrol independent sample t-test dapat
Problem : 7 dari 10 responden yang tidak disimpulkan bahwa H0 ditolak
diantaranya mengatakan diberikan dan Ha diterima. Dengan
bahwa ASI nya tidak keluar perlakuan demikian dapat disimpulkan
dengan lancar dan ibu nifas bahwa ada perbededaan yang
juga belum mengetahui signifikan (nyata) antara rata-rata
tentang pijat oksitosin itu kelancaran ASI dengan
sendiri. Sedangkan 3 di menggunakan group eksperimen
antaranya sudah pernah dan group kontrol berarti ada
mendengarkan pijat oksitosin, Pengaruh pijat oksitosin terhdap
tetapi belum mengetahui apa kelancaran ASI pada ibu nifas Di
manfaatnya dan bagaimana Puskesmas Sitinjo Kabupaten
melakukan pijatan pijatan Dairi tahun 2019.
tersebut.
Pengaruh Pijat Oksitosin Penelitian ini adalah seluruh Pijat oksitosin terhadap Membandingkan Terdapat perbedaan yang Agustus
Terhadap Pengeluaran ASI pasien ibu post partum pengeluaran ASI pada ibu antara kelompok signifikan pada kelompok 2019
Pada Ibu Post Partum primipara sebanyak 181 post partum dengan cara ieksperimen yang eksperimen dan kelompok kontrol
Primipara Di RSIA Srikandi respoden, sampelnya memijat area di sekitar diberikan dengan P. value 0.001 yang
IBI berjumlah 36 responden (18 punggung (vertebra pars perlakuan pijat berarti P<0.05. Terdapat
kelompok eksperimen dan 18 thoratica) oksitosin dan perbedaan pada jumlah frekuensi
kelompok kontrol). kelompok kontrol yang dilakukan pijat dengan yang
Problem : kendala ibu tidak yang tidak tidak dilakukan pijat oksitosin.
menyusui bayinya pada hari diberikan
pertama karena adanya perlakuan
ketakutan ibu yang tidak
memiliki cukup ASI, puting
rata, payudara bengkak, abses
pada payudara, puting lecet
atau pecah-pecah.
Pengaruh Pijat Oksitosin Populasi dalam penelitian ini Pijat oksitosin terhadap Tidak ada Berdasarkan hasil penelitian Juli 2020
Terhadap Produksi ASI Ibu adalah seluruh ibu menyusui produksi ASI ibu perbandingan menggunakan uji statistik
Menyusui di Wilayah Kerja yang ada di wilayah kerja menyusui selama 3 hari dalam jurnal ini Wilcoxon didapatkan nilai p-
Puskesmas Sidomulyo Rawat Puskesmas Sidomulyo Rawat berturut-turut dalam value frekuensi menyusu sebesar
Jalan Pekanbaru Jalan Pekanbaru. Pengambilan waktu 10- 15 menit. 0.000 pada α 5% dan didapatkan
sampel menggunakan dengan Selanjutnya pada hari ke- p-value frekuensi buang air kecil
purposive sample sebanyak 16 4 peneliti melakukan sebesar 0.000 pada α 5%, yang
responden, dimana 16 observasi posttest pada berarti bahwa p-value < 0.05. Jadi
responden diberikan intervensi kelompok yang diberikan dapat disimpulkan ada pengaruh
pijat oksitosin. intervensi. pijat oksitosin terhadap produksi
Problem : 6 dari 10 ibu ASI ibu menyusui di wilayah
mengatakan bahwa ia kerja Puskesmas Sidomulyo
mengalami stres setelah Rawat Jalan Pekanbaru.
melahirkan dan mengeluh air
susu tidak lancar sehingga
berdampak terhadap produksi
ASI.
Pengaruh Pijat Oksitosin Populasi pada penelitian ini Pijat oksitosin untuk Tidak ada Hasil Uji T pada pengaruh pijat Juni 2021
Untuk Meningkatkan adalah ibu yang melahirkan meningkatkan produksi perbandingan oksitosin pre tes dan post test
Produksi Asi Di Ruang Nifas (bersalin). Sampel yang ASI dalam jurnal ini memiliki nilai signifikan p value
Rumah Sakit digunakan 15 orang 0,000 <0,5. Pada produksi ASI
Problem : ASI merupakan sebelum dan sesudah dilakukan
kebutuhan yang harus di pijat oksitosin menunjukan nilai p
penuhi, akan tetapi dalam value 0,000<0,5 artinya ada
pelaksanaannnya mengalami perbedaan sebelum di lakukan
banyak kendala. ASI yang di pijat oksitosin dan sesudah
produksi kurang maksimal dilakukan pijat oksitosin.
membuat ibu merasa putus asa,
ibu merasa bingung harus
menggunakan berbagai cara
untuk meningkatkan produksi
ASI.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PIJAT OKSITOSIN
Pengertian Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebra)
sampai tulang belakang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk
merangsang hormone prolactin dan oksitosin setelah melahirkan.
Indikasi Dilakukan pada klien yang baru melahirkan
Kontra -
Indikasi
Tujuan 1. Untuk merangsang reflex oksitosin atau reflek let down adalah
memberikan kenyamanan pada ibu
2. Mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI
3. Merangsang pelepasan hormone oksitosin, mempertahankan produksi
ASI
Pengkajian Kaji payudara ibu (bentuk, puting, produksi ASI)
Persiapan 1. Cek kebutuhan pasien
Pasien 2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
4. Memperhatikan privacy
Persiapan 1. Ruangan yang hangat
Alat 2. Air hangat dan dingin
3. Baby oil/ minyak secukupnya
4. Handuk
5. Bantal
6. Kursi
Prosedur A. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan tindakan
3. Menjelaskan langkah prosedur
4. Menanyakan kesiapan
5. Kontrak waktu
B. Fase Kerja
1. Melepaskan baju ibu bagian atas, ibu miring ke kanan maupun ke kiri,
lalu memeluk bantal, memasang handuk, melumuri kedua telapak
tangan dengan minyak atau baby oil
2. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan
menggunakan dua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk ke depan
3. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-
gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya
4. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah
bawah dari leher kearah tulang belikat, selama 2-3 menit. Mengulang
pemijatan hingga 3 kali
5. Membersihkan punggung ibu dengan washlap air hangat dan dingin
secara bergantian
6. Merapihkan pasien dan alat
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi hasil
2. Rencana tindak lanjut
3. Dokumentasi
Sumber - Rina Delfina/2021/Keperawatan Maternitas/rdelfina@unib.ac.id
Rujukan - Depkes. RI. (2007)