Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No.

2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357


E-ISSN 2655 – 2310

PENELITIAN
EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN DAN AROMATERAPI
CLARY SAGE TERHADAP ONSET LAKTASI
Ranny Septiani*, Martini*, Lia Fitri Andini*
*Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
E-mail: koeny.rani@gmail.com

Onset laktasi tertunda tidak jarang ditemukan pada ibu postpartum karena pengeluaran ASI merupakan
suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon
yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin. Data keterlambatan onset laktasi di salah satu PMB di
Kota Metro tahun 2018 dialami oleh 73% ibu postpartum. Metode untuk mempercepat onset laktasi
dengan cara melakukan pijat oksitosin dan aromatrapi clary sage. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan
yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pendekatan non equivalent control group. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum yang belum mengeluarkan kolostrum 2 jam setelah
melahirkan dengan jumlah sampel sebanyak 38 orang yang dibagi dalam dua kelompok. Cara
pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan wawancara dan observasi. Penelitian ini menghitung
rata-rata onset laktasi pada uji univariat dan melihat perbedaan efektivitas pijat oksitosin dan aromaterapi
clary sage dibanding pijat oksitosin terhadap onset laktasi pada uji bivariat. Uji statistik yang digunakan
adalah Mann-Whitney. Hasil penelitian meunjukan rata-rata onset laktasi pada kelompok pijat oksitosin
dan aromaterapi clary sage adalah 4,21 jam, sedangkan pada kelompok pijat oksitosin adalah 6,37 jam.
Hasil uji statistik bivariat menunjukkan hasil p value 0.000 (p≤α0.05). Kesimpulan dari penelitian ini
adalah pijat oksitosin dan aromaterapi clary sage lebih efektif dibanding pijat oksitosin. Saran untuk
tenaga kesehatan terutama bidan agar menerapkan teknik pemberian pijat oksitosin dan aromaterapi clary
sage untuk mempercepat onset laktasi.

Kata kunci: clary sage, onstel laktasi, pijat oksitosin, salvia sclarea

LATAR BELAKANG oleh hipofise yang berperan untuk


memeras air susu dari alveoli Onset laktasi
Onset laktasi merupakan masa tertunda yang terjadi di Indonesia
permulaan untuk memperbanyak air susu dilaporkan mencapai 31% ibu postpartum
sampai air susu keluar pertama kali atau (Puspita. L.R & Nursanti. I, 2013).
presepsi ibu kapan air susunya keluar Pemberian ASI pada masa-masa
(come in) yang ditandai dengan payudara awal sangat dianjurkan karena memberi
terasa keras, berat, bengkak sampai air manfaat kesehatan untuk ibu dan bayi.
susu atau kolostrum keluar. Onset laktasi Pemberian ASI hari pertama akan
disebut juga laktogenesis tahap II, dimulai menyelamatkan 16% kematian neonatal
sejak 24 jam postpartum, ditandai dengan dan menyusu dini 1 jam pertama akan
payudara terasa penuh, payudara terasa menyelamatkan 22% kematian balita
besar atau membengkak dan air susu pertahun (Endah. N.S & Masdinarsah. I,
merembes (Chapman & Esacamilla, 2000). 2011). Proses menyusui tidak selalu
Onset laktasi tertunda tidak jarang berjalan mulus, ada berbagai kendala yang
ditemukan pada ibu postpartum karena menghalangi atau mempersulit proses
pengeluaran ASI merupakan suatu menyusui salahsatunya adalah onset
interaksi yang sangat komplek antara menyusui yang lebih lambat.
rangsangan mekanik, saraf dan bermacam- Dampak onset laktasi salah satunya
macam hormon yang berpengaruh terhadap adalah kegagalan dalam pemberian ASI
pengeluaran oksitosin. Pengeluaran ekslusif. Persentase pemberian ASI
hormon oksitosin selain dipengaruhi oleh eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia
isapan bayi juga dipengaruhi oleh reseptor pada tahun 2012 hanya sebesar 48,6%.
yang terletak pada sistem duktus, bila Persentase pemberian ASI eksklusif
duktus melebar atau menjadi lunak maka terendah terdapat di Provinsi Papua Barat
secara reflektoris dikeluarkan oksitosin sebesar 20,57%. Persentase pemberian ASI
[211]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
eksklusif di Provinsi Lampung pada tahun Bila ibu mengalami kecemasan, stress
2012 juga hanya mencapai 40,56%.4) maka produksi oksitosin bisa terhambat
Cakupan mendapat ASI eksklusif di dan pada akhirnya akan menghambat
Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar proses keluarnya ASI. Banyak cara yang
57,70% dimana angka ini masih di bawah dilakukan untuk menjaga kondisi
target yang diharapkan 80% (Dinas psikologis ibu pada awal masa menyusui
Kesehatan Provinsi Lampung, 2015). mencegah atau mengatasi kecemasan yang
Di Kota Metro Berdasarkan laporan ibu rasakan misalnya melakukan pijatan-
pada tahun 2016 didapatkan bahwa dari pijatan lembut pada tubuh ibu atau
2.762 sasaran bayi hanya 925 bayi yang penggunaan aroma therapi melalui inhalasi
mendapatkan ASI eksklusif (48%). Angka yang juga dapat bermanfaat membuat ibu
cakupan ASI eksklusif belum mencapai merasa tenang dan rileks sehingga hormon
target yaitu sebesar 60% . Jumlah bayi oksitosin keluar, ASI diproduksi. Pijat
yang diberi ASI eksklusif di kecamatan oksitosin merupakan salah satu cara yang
Ganjar Agung adalah sebanyak 88 (32%) digunakan untuk melancarkan produksi
bayi dari jumlah keseluruhan 271 bayi usia ASI melalui pijatan pada tulang belakang
0-6 bulan (Dinas Kesehatan Kota Metro, ibu, dengan dilakukan pijatan pada tulang
2016). belakang ibu akan merasa tenang, rileks,
Salah satu penyebab kegagalan meningkatkan ambang rasa nyeri dan
pemberian ASI eksklusif pada bayi mencintai bayinya, sehingga dengan begitu
diakibatkan oleh onset laktasi yang hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat
terlambat (Hruschka,et al. 2003). Pada keluar (Wulandari. F.T,dkk, 2014).
awal masa menyusui ibu akan merasa
panik,khawatir dan cemas mendengar
tangisan bayi yang diasumsikan bayi lapar, METODE
karena ASI belum keluar maka akhirnya
ibu memutuskan memberikan susu formula Jenis penelitian kuantitatif dengan
untuk meredakan tangisan bayi. Keputusan desain quasi eksperimen. Pendekatan yang
ini tidak akan diambil jika ASI keluar pada digunakan pada penelitian ini adalah non
hari pertama atau 1 x 24 jam post partum equivalent control group, dalam rancangan
(Tantina, Umey, 2015). ini sampel dibagi menjadi kelompok
Onset laktasi yang terlambat dapat intervensi 1 dan intervensi 2.
disebabkan oleh berbagai macam faktor Dalam penelitian ini ada dua
diantaranya adanya faktor psikologis ibu, kelompok, pertama kelompok perlakuan
usia ibu postpartum, dan proses inisiasi kombinasi pijat oksitosin dengan
menyusu dini (IMD). Faktor psikologis ibu aromaterapi clary sage dan kelompok
terjadi karena ibu mengalami kecemasan, kedua perlakuan dengan pijat oksitosin.
kecemasan merupakan respon emosional Lalu dilakukan pengukuran onset laktasi
terhadap penilaian yang menggambarkan sebelum intervensi pada masing masing
khawatir, gelisah, takut, tidak tentram kelompok untuk memastikan belum
disertai berbagai keluhan fisik (Suprijati, terdapat pengeluaran kolostrum,
2014), sehingga jelas bahwa kecemasan dilanjutkan dengan intervensi sesuai
sangat mempengaruhi terjadinya dengan kelompok masing-masing
keterlambatan onset laktasi (Wulandari. kemudian dilakukan pengukuran onset
F.T,dkk, 2014). laktasi setelah intervensi pada kedua
Dalam upaya pengeluaran ASI ada 2 kelompok tersebut untuk melihat pada jam
hal yang mempengaruhi yaitu produksi dan keberapakah kolostrum keluar setelah
pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi persalinan. Uji statistik yang digunakan
oleh hormon prolaktin dan pengeluaran adalah Mann-Whitney.
ASI dipengaruhi hormon oksitosin. Ibu
menyusui penting menjaga suasana hati
dan jiwa dalam kondisi baik dan bahagia.

[212]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
HASIL pengeluaran oksitosin dapat berlangsung
baik. Faktor oksitosin merupakan faktor
Tabel 1: Perbedaan Efektifitas Pijat yang mempengaruhi onset laktasi, karena
Oksitosin dan Aromaterapi Clary dengan adanya oksitosin maka otot polos
Sage Dengan Pijat Oksitosin pada alveoli dapat berkontraksi dan
Terhadap Onset Laktasi mengeluarkan kolostrum. Pijat oksitosin
adalah pemijatan pada sepanjang tulang
Intervensi n Mean SD SE p value belakang sampai tulang costae kelima-
Pijat oksitosin dan keenam merupakan usaha untuk
aromaterapi clary 19 4,21 0,855 0,196
0,000 merangsang hormon prolaktin dan oksitisin
sage
Pijat oksitosin 19 6,37 1,212 0,287 setelah melahirkan. Pijat oksitosin
memberikan kenyamanan pada ibu
Hasil uji statistik yang ditunjukkan sehingga merangsang pembentukan
pada tabel di atas menunjukkan nilai p= hormon oksitosin. Minyak essensial clary
0,000. Dasar pengambilan keputusan pada sage (salvia sclarea) merupakan aroma
penelitian adalah jika p ≤ α (0,05) maka terapi yang digunakan secara inhalasi
H0 ditolak, yang ada perbedaan onset dapat menimbulkan efek rekasasi yang
laktasi antara pijat oksitosin dan kuat, dapat menurunkan kecemasan, stress
aromaterapi clary sage dengan pijat dan depresi.
oksitosin. Karena rata-rata onset laktasi Pijat oksitosin yang dikombinasikan
kelompok pijat oksitosin dan aromaterapi dengan pengunaan aromaterapi clary sage
clary sage lebih cepat dibanding pijat (salvia sclarea) dapat bekerja maksimal
oksitosin. Sehingga disimpulkan pijat untuk menghilangkan stress atau
oksitosin dan aromaterapi clary sage lebih kecemasan yang ibu rasakan sehingga
efektif dibanding pijat oksitosin. tubuh ibu mampu menghasilkan hormon
oksitosin secara maksimal. Kedua
intervensi ini bekerja secara bersama-sama
PEMBAHASAN untuk memaksimalkan pengeluaran
hormon oksitosin dari hipotalamus yaitu
Berdasarkan hasil uji analisis Mann hipofisis posterior
Whitney perbedaan antara kelompok pijat
oksitosin dan aromaterapi clary sage
terhadap onset laktasi yang dilakukan KESIMPULAN
terhadap 38 responden pada kelompok
dengan intervensi pijat oksitosin dan Berdasarkan hasil penelitian dan
aromaterapi clary sage didapatkan rata-rata pembahasan mengenai dapat disimpulkan
onset laktasi adalah 4,21 jam, sedangkan bahwa rerata waktu yang dibutuhkan onset
pada kelompok intervensi pijat oksitosin laktasi pada kelompok intervensi pijat
adalah 6,37 jam. Hasil tersebut oksitosin dan aromaterapi clary sage
menunjukkan perbedaan rata-rata waktu adalah 4,21 jam, sedangkan rerata waktu
onset laktasi, pada intervensi pijat yang dibutuhkan onset laktasi pada
oksitosin dan aromaterapi clary sage kelompok intervensi pijat oksitosin adalah
mempunyai rata-rata waktu yang lebih 6,37 jam. Sehingga intervensi dengan pijat
singkat jika dibandingkan dengan pijat okistosin dan aromaterapi berpengaruh
oksitosin saja. Hasil penelitian juga lebih cepat pada onset laktasi daripada
menyimpulkan bahwa pijat oksitosin dan intervensi pijat oksitosin saja.
aromaterapi clary sage lebih efektif Hasil uji statitik menunjukan adanya
dibanding pijat oksitosin dalam perbedaan terhadap onset laktasi setelah
mempengaruhi onset laktasi. pemberian pijat oksitosin dan aromaterapi
Produksi ASI sangat dipengaruhi clary sage dibanding pijat oksitosin
oleh kondisi psikologis ibu menyusui. Saat dengan nila p-value sebesar 0,000.
ibu menyusui merasa nyaman dan releks Sehingga disimpulkan bahwa pijat

[213]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
oksitosin dan aromaterapi lebih efektif Endah, N.S & Masdinarsah, I. (2011).
mempengaruhi onset laktasi dibandingkan Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
dengan pijat oksitosin saja. Pengeluaran Kolostrum Pada Ibu
Penelitian ini diharapkan dapat Post Prtum di Ruang Kebidanan
diterapkan oleh tenaga kesehatan terutama Rumah Sakit Muhammadiyah
bidan, mahasiswa, ibu menyusui maupun Bandung Tahun 2011, Bandung.
suami dan para pembaca untuk dapat Hruschka,et al. (2003). Delayed Onset Of
menerapkan teknik pijat oksitosin dan Lactation and Risk of Ending Full
aromaterapi clary sage untuk mempercepat Breast-Fedding Early in Rural
onset laktasi. Guatemala. The Journal Of
Nutrition.
Puspita, L.R. & Nursanti, I. (2013).
DAFTAR PUSTAKA Kecemasan Menghambat Onset
Laktasi Ibu Postpartum,Yogyakarta.
Chapman, and Esacamilla. (2000). Tantina, Umey. (2015). Pengaruh Inisiasi
Maternal Preception of Onset Menyusu Dini Terhadap Waktu
Lactation 128 Media Ilmu Kesehatan Pengeluaran ASI Pertama Pada Ibu
Vol. 2 No.3 Desember 2013, Public PostPrtum di Wilayah Kerja
Health Indicatr of Lactogenesis Puskesmas Bergas Kabupaten
Stage II. TheJournal of Nutrition. Semarang, Semarang.
Dinas Kesehatan Kota Metro. (2016). Wulandari, F.T, dkk. (2014). Pengaruh
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun Pijat Oksitosin terhadap
2016 Pengeluaran Kolostrum pada Ibu
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Post Partum di Rumah Sakit Umum
(2015). Profil Kesehatan Provinsi Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
Lampung Tahun 2015.

[214]

Anda mungkin juga menyukai