Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.

1, September 2019

PENGARUH AKUPRESUR TERHADAP PRODUKSI AIR SUSU IBU (ASI)


Aydia Suci Wulandari1, Oswati Hasanah2, Febriana Sabrian3
1,2,3
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Riau Jalan Pattimura No 9 Gedung G Pekanbaru Riau
Kode Pos 28125 Indonesia
email aydiasuciwulandari18@gmail.com

Abstrak

Produksi ASI yang sedikit dapat mengganggu proses menyusui. Akupresur adalah salah satu tindakan
alternatif meningkatkan produksi ASI. Penekanan oleh akupresur berpengaruh dalam proses stimulasi
hormon prolaktin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap produksi air susu
ibu (ASI). Desain penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan non-randomized
control group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru
dari tanggal 26 Maret 2019 sampai 12 April 2019 pada jam 08.45am-11.45am. Sampel dipilih menggunakan
purposive sampling dengan jumlah 34 orang responden, yang dibagi menjadi 17 kelompok eksperimen dan
17 kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan akupresur selama 3 hari, satu hari dilakukan 2 sesi
dalam waktu 15 menit. Untuk melihat produksi ASI peneliti menggunakan lembar observasi yang terdiri dari
indikator produksi ASI. Hasil penelitian ini menggambarkan ibu berusia 20-35 tahun (88,2%), sebagian
besar berpendidikan SMA (47,1%), sedangkan profesi bekerja dan tidak bekerja sama besar (50,0%). Hasil
analisis uji Mann-Whitney dengan p value 0,000 < α (0,05), yang bermakna ada pengaruh akupresur terhadap
produksi ASI. Selanjutnya, uji Wilcoxon pada kelompok eksperimen menunjukkan p value < α (0,05), pada
kelompok kontrol p value > α (0,05), bermakna bahwa akupresur dapat meningkatkan produksi ASI sebesar
3,00 poin. Berdasarkan hasil penelitian ini, akupresur pada titik ST 15, ST 16 dan LI 4 dapat
direkomendasikan bagi ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI.

Kata kunci : Akupresur, Hormon Prolaktin, Produksi ASI

Abstract

Insufficient breast milk production can interfere breastfeeding process. Acupressure is an alternative therapy
to increase breast milk production. The pressures influence hormone prolactin stimulation process. The aim
of this research was to determine the influence of acupressure on breast milk production. This research used
quasi experiment research method with non-randomized control group pretest-posttest design. This research
was conducted in Harapan Raya Pekanbaru Health Center in Pekanbaru from march 26, 201 until april 12,
2019 at 08.45am-11.45am. The sampling used was purposive sampling with 34 respondents, divided into
experimental and control group. The experimental group was given an acupressure for 3 days, 2 sessions
were done in 15 minutes in one day. This research used an observation sheet consisting of indicators of
breast milk production to see breast milk production. The result of the show that mayority mother’s aged
between 20-35 years (88.2%), most of them was a high school graduate (47.1%), while an even percentage
was found between employed and unemployed (50.0%). The results of Mann-Whitney test showed p value
0,000 < α (0,05), it means there was an influence of acupressure on breast milk production. The Wilcoxon
test on the experimental group showed p value < α (0,05), in control group showed p value > α (0,05), it
means an acupressure could increase breast milk production for 3.00 points. Based on this research
acupressure at the ST 15, ST 16 and LI 4 point is highly recommended for mothers to increase breast milk
production.

Keywords: Acupressure, Breast Milk Production, Prolactin Hormones

PENDAHULUAN melalui proses menyusui (Khasanah, 2011). ASI


ASI merupakan cairan berwarna putih tidak dapat digantikan dengan apapun termasuk
yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu

51
Aydia Suci Wulandari1, Oswati Hasanah2, dan Febriana Sabrian3, Pengaruh Akupresur
terhadap Produksi Air Susu Ibu (ASI)
susu formula, karena nutrisi yang terkandung bayi juga meningkat karena didalam ASI
tidak sama dengan ASI. terdapat bakteri Bifidobacteria dan
ASI mengandung karbohidrat, lemak, Lactobacillus yang dapat mencegah
dan protein (IDAI, 2010). Pada hari pertama pertumbuhan organisme merugikan (IDAI,
sampai hari ketiga atau keempat ASI 2010). Manfaat ASI eksklusif bagi ibu dapat
mengandung kolostrum yang berwarna memulihkan diri dari proses persalinan,
kekuningan, produksi kolostrum 10-100 cc mengurangi perdarahan, dan tempat
pada hari pertama, dan meningkat setiap hari mencurahkan kasih sayang kepada bayi
hingga 150ml/24 jam (Astutik, 2014). (Kristiyanasari, 2011).
Kolostrum ini mengandung 1,195 gr protein, Persentase pemberian ASI eksklusif
0,3 gr garam mineral, 2,59 gr lemak, 6,5 gr pada bayi 0-6 bulan di Provinsi Riau pada tahun
laktosa, 57,0 kg kla energi, leukosit, dan 2015 sebesar 68,80%. Capaian ini lebih tinggi
vitamin A, B, C, D, E, K dalam jumlah yang dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar
sedikit (Kristiyanasari, 2011). Kolostrum 56,22%, ini membuktikan capaian persentase
mengandung immunoglobulin (antibodi), pemberian ASI eksklusif pada bayi belum
antibodi dalam ASI bisa bertahan di dalam meningkat dan tidak mencapai target 80%
saluran pencernaan dan membuat lapisan pada (Dinkes, 2016).
mukosanya, sehingga dapat mencegah Proses menyusui bukan hal yang
enterovirus maupun bakteri pathogen masuk mudah, ada beberapa hal yang dapat
ke mukosa usus (Astutik, 2014). Bayi yang menghambat produksi ASI, diantaranya ASI
mendapatkan ASI memiliki keuntungan karena sedikit, puting lecet/ pecah-pecah, payudara
mengandung sel imun yang dapat bengkak, saluran susu tersumbat, dan nyeri
mempertahankan kekebalan tubuh bayi payudara (Astutik 2014). Untuk memproduksi
sehingga bayi tahan terhadap bakteri dan virus. ASI ibu harus mendapatkan rangsangan pada
Untuk meningkatkan manfaat ASI, bayi payudara, respon dari rangsangan tersebut
diberikan ASI selama 6 bulan pertama akan dikirim ke hipofisis untuk pengeluaran
kehidupannya (ASI eksklusif) dan setelah bayi dan produksi air susu yang disebut laktasi
berumur 6 bulan pemberian ASI dapat (Ariani, 2009). Pada proses laktasi hipofisis
bersamaan dengan makanan padat (MP ASI) bagian depan akan mengeluarkan hormon
(Khasanah, 2011). prolaktin dan menimbulkan refleks prolaktin
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yang terlibat dalam produksi ASI (Pabrik
selama enam bulan dapat terlindungi dari ASI), hipofisis bagian belakang akan
penyakit sehingga menurunkan angka kematian mengeluarkan hormon oksitosin dan
bayi (Khasanah, 2011). Sistem kekebalan tubuh menimbulkan refleks okstiosin (let down

52
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

reflex) yang membantu untuk pengeluaran ASI diwilayah Puskesmas Harapan Raya berjumlah
(IDAI, 2010). 1.427 orang. Setelah melakukan wawancara di
Terdapat beberapa teknik atau metode wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya
lain untuk merangsang produksi ASI didapatkan 15 orang ibu yang memiliki bayi
diantaranya adalah dengan mengkonsumsi berusia 0-6 bulan. Dari 15 ibu, 11 ibu
daun katuk dan teknik akupresur yang dapat mengatakan pernah menyusui ASI tetapi tidak
menstimulasi prolaktin dan oksitosin (Wong, eksklusif dan dibantu susu formula. 7 ibu dari
2012). Akupresur tersebut dapat memberikan sebelas ibu yang memberikan susu formula
perintah kepada hipofisis untuk mengeluarkan karena produksi ASI yang sedikit dan 4 ibu
hormon prolaktin dan oksitosin. karena puting lecet.
Menurut hasil penelitian Cholifah, Tujuan penelitian ini dapat
Setyowati dan Mareta (2015) bahwa terdapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
perbedaan signifikan antara ibu yang diberikan dijadikan intervensi bagi ibu menyusui untuk
akupresur dengan tidak diberikan akupresur meningkatkan produksi ASI dengan teknik
yaitu 82% dengan 47%. Hasil penelitian ini akupresur.
didukung oleh Rahayu, Budi dan Yunitasari
(2015) bahwa terdapat perbedaan produksi METODE PENELITIAN
ASI antara kelompok yang mendapatkan Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
intervensi akupresur dengan yang tidak kerja Puskesmas Harapan Raya Kota
mendapatkan intervensi. Pekanbaru yang dimulai dari bulan Januari
Akupresur adalah pengobatan sampai Mei 2019. Penelitian ini merupakan
tradisional Indonesia yang berasal dari budaya penelitian kuantitatif dengan metode Quasi
Cina dengan memberikan penekanan pada titik Experiment dengan rancangan Non-
tertentu menggunakan jari (Murtie, 2013). Randomized Control Group Pretest-Postest.
Efek penekanan titik akupresur dapat Populasi dari penelitian ini adalah
merangsang hipofisis yang berada di otak seluruh ibu menyusui yang berada di wilayah
untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru
hormon oksistosin kedalam darah sehingga dengan kriteria inklusi: ibu postpartum yang
produksi ASI meningkat. Selain itu akupresur berdomisili di wilayah kerja Puskesmas
dapat meningkatkan endorfin yang dapat Harapan Raya, bersedia menjadi responden
mengurangi nyeri dan membuat tubuh rileks penelitian, memiliki bayi usia 0-2 bulan,
(Rahayu, 2015). memiliki ASI sedikit. Sampel berjumlah 34
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan orang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 17
pada tahun 2018, ibu hamil yang berada

53
Aydia Suci Wulandari1, Oswati Hasanah2, dan Febriana Sabrian3, Pengaruh Akupresur
terhadap Produksi Air Susu Ibu (ASI)
kelompok eksperimen dan 17 kelompok meliputi usia, pendidikan terakhir dan status
kontrol. pekerjaan serta gambaran dari rata-rata
Terdapat 4 prosedur pelaksanaan dalam produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan
melakukan akuprerur yaitu: cuci tangan akupresur.
peneliti, melepaskan baju ibu bagian atas dan
Tabel 1
pada area payudara ditutupi dengan handuk
Distribusi data demografi responden
kecil, minta ibu terlentang, lakukan akupresur Kelompok Kelompok
Karakteris P
eksperime kontrol Jumlah
tik value
n (n=17) (n=17)
pada titik ST 15, ST 16, dan Li 4 selama 30
n % N % n %
kali sesi pertama dan 30 kali sesi kedua Usia:
a. 20-35
16 94,1 14 82,4 30 88,2 1,000
dengan diberi jarak 10 menit. tahun
b. >35
1 5,9 3 17,6 4 11,8
Alat ukur yang digunakan tahun
Jumlah 17 100 17 100 34 100
menggunakan indikator produksi ASI, yang Pendidikan

terdiri dari 7 indikator ASI cukup atau tidak a. SD 0 0 1 5,9 1 2,9


b. SMP 1 5,9 1 5,9 2 5,9
yaitu: payudara ibu terasa tegang sebelum 1,000
c. SMA 8 47,1 8 47,1 16 47,1
d. Perguru
menyusui, frekuensi menyusui >8 kali/hari, an 8 47,1 7 41,2 15 44,1
tinggi
bayi tertidur setelah menyusui 2-3 jam, ibu Jumlah 17 10 17 100 34 100
meraskan reflex pengeluaran air susu, bayi Pekerjaan
a. Bekerja 10 58,8 7 41,2 17 50,0 0,493
BAK 6-8 kali selama 24 jam, ASI merembes b. Tidak
7 41,2 10 58,8 17 50,0
Bekerja
dengan sendiri, ibu merasakan bayi menghisap Jumlah 17 100 17 100 34 100
dan menelan dengan kuat dan irama perlahan.
Analisa data menggunakan analisa Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa

univariat dan analisa bivariat. Analisa sebagian besar berada pada rentang usia 20-35

univariat mendeskripsikan data demografi (88,2%), sebagian besar berpendidikan SMA

responden seperti umur, pendidikan, dan (47,1%), untuk pekerjaan memiliki persentase

pekerjaan. Anailisa bivariat digunakan untuk sama besar antara responden yang bekerja dan

mengetahui apakah ada pengaruh akupresur tidak bekerja yaitu 50,0%.

terhadap produksi air susu ibu dengan Uji homogenitas didapatkan hasil

menggunakan uji alternatif Wilcoxon dan semua karakteristik responden yang terdiri dari

Mann Whitney. usia, pendidikan, dan pekerjaan, pada


kelompok eksperimen dan kontrol adalah
HASIL PENELITIAN homogen dengan p value > α (0,05).
A. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk
mendapatkan gambaran masing-masing
variabel dari data demografi responden yang
54
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

Berdasarkan tabel 3, hasil uji


Tabel 2
normalitas data dengan signifikansi shapiro-
Rata-rata jumlah produksi ASI pre-test dan
post-test pada kelompok eksperimen dan wilk didapatkan data jumlah produksi ASI pre-
kelompok control
Kelompok Mean Median SD Min-
test dan post-test pada kedua kelompok
responden Maks memiliki p value < α (0,05), maka dapat
Eksperimen
Pre-test 3,06 3,00 0,748 2-4 dikatakan data tidak terdistribusi normal,
Post-test 5,76 6,00 0,970 4-7 sehingga harus digunakan uji alternatif. Untuk
Kontrol
Pre-test 3,24 3,00 0,437 3-4 data tidak berpasangan uji alternatif yang
Post-test 3,24 3,00 0,437 3-4 digunakan adalah uji Mann-Whitney.
Sedangkan untuk data berpasangan uji
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat nilai
alternatif yang digunakan adalah uji Wilcoxon.
median jumlah produksi ASI sebelum
dilakukan akupresur pada kelompok
Tabel 4
eksperimen yaitu sebesar 3,00 poin, sedangkan Perbedaan jumlah produksi ASI pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
nilai median jumlah produksi ASI sesudah
sebelum dan sesudah dilakukan akupresur
(post-test) dilakukan intervensi pada kelompok Varia N Median SD P
bel value
eksperimen sebesar 6,00 poin. Nilai median Kelompok Pre- 17 3,00 0,748
eksperimen test
jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah 0,000
Post- 17 6,00 0,970
test
pada kelompok kontrol sama besar yaitu 3,00
Kelompok Pre- 17 3,00 0,437
poin (SD=0,437). Peneliti melihat nilai median kontrol test
1,000
Post- 17 3,00 0,437
dikarenakan data tidak terdistribusi normal. test

Berdasarkan tabel 4 di atas, nilai


B. Analisis Bivariat median pre test dan post-test produksi ASI
Analisis bivariat digunakan untuk pada kelompok eksperimen adalah 3,00 dan
melihat perbedaan jumlah produksi ASI pada 6,00 poin dengan standar deviasi 0,748 dan
kelompok eksperimen dan kontrol. 0,970. Hasil analisis kelompok eksperimen
Tabel 3 dengan uji wilcoxon p value = 0,000 < α
Uji normalitas jumlah produksi ASI pada
kelompok eksperimen dan kontrol (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
Kelompok N P value
pengaruh akupresur terhadap produksi air susu
Eksperimen Pre-test 17 0,004
ibu, dimana akupresur dapat meningkatkan
Post-test 17 0,000
Kontrol Pre-test
produksi ASI sebesar 3,00 poin.
17 0,010
Post-test 17 0,000 Sedangkan median pre-test dan post-
test produksi ASI pada kelompok kontrol tidak
ada perubahan yaitu 3,00 poin dengan standar
deviasi 0,437. Hasil analisis dengan uji
55
Aydia Suci Wulandari1, Oswati Hasanah2, dan Febriana Sabrian3, Pengaruh Akupresur
terhadap Produksi Air Susu Ibu (ASI)
Wilcoxon diperoleh p value = 1,000 > α (0,05) menerima dan informasi yang diperoleh
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada mengenai ASI, sedangkan usia kurang dari 20
pengaruh akupresur terhadap produksi air susu tahun dianggap belum matang secara mental,
ibu. fisik, dan psikologis dalam menghadapi
kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI.
Tabel 5 Usia lebih dari 35 tahun beresiko, karena telah
Perbedaan jumlah produksi ASI pada
terjadinya penurunan fungsi alat reproduksi
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
setelah dilakukan akupresur (post-test) (Wadud, 2013).
Variabel N Median SD P
value b. Pendidikan terakhir
Eksperimen 17 6,00 0,970
0,00 Berdasarkan hasil penelitian responden
Kontrol 17 3,00 0,437
mayoritas dengan pendidikan SMA (47,1%).
Hasil uji bivariat pada tabel 5 diperoleh
Pendidikan terakhir belum dapat menjadi
p value = 0,00 < α (0,05) yang bermakna Ha
pedoman utama bagi responden. Faktor
diterima disimpulkan bahwa ada pengaruh
ekonomi keluarga menjadi salah satu alasan
akupresur terhadap produksi air susu ibu.
yang berkaitan untuk mendapatkan status

PEMBAHASAN pendidikan yang lebih tinggi. Tingkat

1. Karakteristik responden pendidikan seseorang tidak dapat dijadikan

a. Usia acuan bahwa seseorang bisa berhasil dalam

Berdasarkan hasil penelitian proses laktasi, tapi seberapa banyak dan benar

didapatkan usia responden sebagian besar pada informasi yang didapatkan ibu mengenai

rentang usia 20-35 (88,2%). Hasil penelitian proses menyusui, karena ibu yang

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan berpendidikan rendahpun bisa memperoleh

oleh Wijayanti dan Nuryanti (2013) yang informasi yang benar tentang proses menyusui

mendapatkan hasil sebagian besar responden (Mardiyaningsih, 2010). Hal ini sesuai dengan

ibu postpartum berada pada rentang usia 20-35 hasil penelitian Raharjo (2014) bahwa ibu

tahun sebanyak 84,3%. Hal ini sejalan yang mendapatkan informasi dan motivasi

dengan Cuningham (2016) bahwa usia tentang ASI memiliki memiliki kecederungan

reproduksi sehat dan subur pada wanita antara lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif

20-35 tahun. dibandingkan dengan ibu yang tidak

Kementerian Kesehatan Republik mendapatkan informasi dan motivasi.

Indonesia (2017) menjelaskan bahwa usia 25- c. Status Pekerjaan

35 tahun adalah rentang usia produktif Berdasarkan penelitian yang telah

terbanyak dan sangat mendukung dalam dilakukan, didapatkan hasil responden pada

pemberian ASI eksklusif karena ibu mudah kelompok eksperimen dan kontrol yang

56
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu 2. Pengaruh akupresur terhadap produksi
sebanyak 50,0% dan yang bekerja 50,0%. Hal ASI
ini berkaitan dengan tingkat pendidikan yang Hasil analisa dengan menggunakan uji
dimiliki ibu yaitu pendidikan SMA (47,1%) Mann Whitney median produksi ASI setelah
yang membuat peluang untuk mendapatkan perlakuan ataupun tanpa perlakuan pada
pekerjaan kecil atau setara dengan ibu rumah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tangga. dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara
Status ekonomi merupakan salah satu produksi ASI pada kelompok eksperimen yang
faktor yang mempengaruhi status kesehatan mendapatkan perlakuan dengan kelompok
pada masyarakat, salah satu hal yang kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Hasil
berpengaruh terhadap status ekonomi adalah penelitian ini sejalan dengan penelitian Djanah
pekerjaan. Faktor ekonomi mempengaruhi dan Muslihatun (2015) terdapat perbedaan
reaksi klien dengan menghadapi sakit untuk antara produksi air susu ibu yang diberikan
mengakses sistem pelayanan kesehatan yang akupresur dibandingkan dengan tidak
berkaitan erat dengan faktor ekonomi (Potter diberikan akupresur.
& Perry, 2010). Hal ini sejalan juga dari hasil penelitian
Bekerja merupakan suatu kegiatan Susilawati dan Halim (2018) bahwa terdapat
ekonomi yang dilakukan untuk memperoleh perbedaan terhadap produksi ASI sebelum dan
pendapatan. Bekerja tidak hanya dilakukan setelah dilakukan intervensi akupresur yang
oleh laki-laki tetapi juga perempuan. Ibu yang meningkat menjadi 46,8%. Akupresur atau
tidak bekerja ketika masa menyusui penekanan merupakan salah satu intervensi
mempunyai peluang sebesar 0,396 kali lebih atau penatalaksanaan non farmakologis untuk
besar untuk memberikan ASI (Bahriyah, merangsang pengeluaran hormon prolaktin
2017). menurut Rahayu, Santoso dan Yunitasari
Bekerja bukan alasan untuk tidak (2015).
memberikan ASI eksklusif, dengan Penelitian ini dilakukan dengan
perlengkapan memerah ASI yang benar dan pemberian akupresur selama 2 sesi dalam
pengetahuan tentang cara menyusui ibu yang waktu 15 menit dapat meningkatkan produksi
bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif ASI pada ibu karena penekanan pada titik
(Mardiyaningsih, 2010). Hal ini sejalan akupresur dapat menstimulasi refleks
dengan penelitian yang menyatakan bahwa ibu prolaktin. Hipotalamus menstimulasi saraf
bekerja dapat memberikan ASI eksklusif untuk menyekresi prolaktin ke dalam darah
setelah mendapakan konseling dari perawat dalam interval waktu sepuluh sampai dua puluh
(Rejeki, 2010). menit setelah mendapatkan rangsangan (Ward,

57
Aydia Suci Wulandari1, Oswati Hasanah2, dan Febriana Sabrian3, Pengaruh Akupresur
terhadap Produksi Air Susu Ibu (ASI)
Clarke, & Linden, 2009). Penelitian ini pada sebagian berstatus tidak bekerja dan sebagian
laktogenesis III yang mengambil ibu menyusui bekerja (50% : 50%).
dengan bayi berusia 0-2 bulan. Dikarenakan Setelah dilakukan penelitian tentang
bayi mulai belajar menghisap di usia 0-2 bulan pengaruh akupresur terhadap pre-test dan post-
(Setiadi, 2013). Karena semakin sering bayi test produksi ASI pada kelompok eksperimen
menyusui prolaktin akan meningkat maka didapatkan hasil uji statistik menggunakan uji
produksi ASI juga akan meningkat. Wilcoxon diperoleh p value (0,000) < α (0,05).
Berdasarkan hasil penelitian ini, Hal ini berarti terdapat perbedaan antara
akupresur mempunyai pengaruh terhadap median produksi ASI sebelum dan sesudah
produksi ASI dibandingkan dengan kelompok diberikan akupresur. Peneliti kemudian
kontrol, karena penekanan yang dilakukan membandingkan hasil post-test antara
dapat mempengaruhi pelepasan hormon kelompok eksperimen dan kontrol dengan
prolaktin yang selanjutnya akan membantu menggunakan uji Mann-Whitney yang
peningkatan produksi ASI. Hal ini telah diperoleh hasil p value (0,000) < α (0,05).
dipaparkan menurut Cholifah, Setyowati dan Hasil ini membuktikan bahwa terdapat
Mareta (2014), akupresur dapat memberikan perbedaan antara median post-test produksi
rangsangan pada syaraf-syaraf kelenjar ASI pada kelompok eksperimen dan kelompok
payudara, respon dari rangsangan dikirim ke kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ha
hipotalamus untuk memproduksi hormon diterima yang berarti terdapat pengaruh
prolaktin dan dialirkan menuju hipofisis akupresur terhadap produksi air susu ibu.
anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin
menuju ke payudara. Selanjutnya hormon SARAN
prolaktin akan merangsang sel-sel alveoli 1. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
untuk pembentuk ASI. Inilah yang Akupresur dapat dijadikan sebagai
menyebabkan ada kaitannya dengan pengaruh bahan pembelajaran dan evidence based
akupresur terhadap produksi air susu ibu practice serta menjadi salah satu intervensi
(ASI). secara non farmakologis dalam menangani
masalah produksi ASI.
SIMPULAN 2. Bagi ibu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terapi ini dapat dijadikan alternatif
karakteristik responden sebagian besar berada sebagai non farmakologis untuk
pada rentang umur 20-35 tahun 30 orang meningkatkan produksi ASI. Selain itu, ibu
(88,2%), sebagian besar dengan latar belakang diharapkan mencoba terapi non farmokologi
pendidikan SMA yaitu 16 orang (47,1%),

58
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.1, September 2019

dalam mengatasi produksi ASI sebelum Cuningham, 2016. Obstetri Williams. Jakarta:
EGC.
menggunakan obat-obatan medis. Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2018). Profil
3. Bagi peneliti selanjutnya Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2018.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2016). Profil
a. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan kesehatan provinsi riau tahun 2015.
penelitian ini dapat dijadikan sebagai Diperoleh tanggal 18 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/downloads/
dasar pengembangan penelitian. PROFIL_KES_PROVINSI_2015/04_R
b. Peneliti selanjutnya dapat memodifikasi IAU_2015.pdf.
Djanah, N., & Muslihatun, W. N. (2015).
penelitian ini menggunakan titik Pc 6, Akupresur terhadap produksi asi pada
Ki 23 dan St 18 atau ibu post partum. Jurnal Photon,
8(01), 73-77. Diperoleh tanggal 02
menggabungkannya dengan titik yang Desember 2018 dari
sudah diteliti peneliti untuk http://ejurnal.umri.ac.id/index.php/phot
on/article/view/533
meningkatkan produksi ASI. IDAI. (2010). Indonesia Menyusui. Badan
c. Peneliti selanjutnya dapat Penerbit IDAI Kemenkes RI. (2012).
Peraturan Pemerintah Republik
membandingkan akupresur dengan Indonesia Nomor 33 tahun 2012
tentang Pemberian ASI Eksklusif.
terapi lain, untuk mengetahui manakah
Profil kesehatan Indonesi 2012.
terapi yang lebih efektif untuk Jakarta: Kementrian kesehatan
republic Indonesia
meningkatkan produksi ASI.
Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan
Indonesia 2016. Keputusan Menteri
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Ariani. (2009). Ibu susui aku. Bandung: Khasanah, N. (2011). ASI atau susu formula
Khazanah Intelektual ya?. Yogyakarta: Flashbooks
Astutik, R.Y. (2014). Payudara dan laktasi. Kristiyanasari, W. (2011). Asi, menyusui dan
Jakarta: Salemba Medika sadari.Yogyakarta: Nuha Medika
Bahriyah, F., Putri, M., & Jaelani, A. K. Mardiyaningsih,E. (2010). Efektifitas
(2017). Hubungan pekerjaan ibu kombinasi teknik marmet dan pijat
terhadap pemberian asi eksklusif oksitosin terhadap produksi asi ibu post
pada bayi di wilayah kerja puskesmas section caersarea dirumah sakit
sipayung. Jurnal Endurance: wilayah jawa tengah. Tesis
Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan
2(2), 113-118. Diperoleh tanggal Universitas Indonesia. Diperoleh 2 Mei
02 Mei 2019 http://ejournal.kopertis 2019 dari http://lontar.uir.ac.id/file
10.or.id/index.php/endurance/article/vi ?file=digital/20282685-T%20Enok%20
ew/1699 Nurliawati .pdf
Cholifah, S., Setyowati, H., & Mareta, R. Murtie, A. (2013). Kupas tuntas pengobatan
(2014). Akupresur pada ibu menyusui tradisional. Yogyakarta: Trans Idea
meningkatkan kecukupan asupan asi Publishing
bayi di kecamatan mungkid tahun Potter, P .A., & Perry, A.G. (2010). Buku ajar
2014. Jurnal Keperawatan fundamental keperawatan. Jakarta:
Maternitas, 3(2), 111-117. Diperoleh Salemba medika
tanggal 01 Desember 2018 dari Raharjo, B. B. (2014). Profil dan peran bidan
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ dalam praktik inisiasi menyusu dini
JKMat/article/view/4035 dan asi eksklusif. Jurnal Kesehatan

59
Aydia Suci Wulandari1, Oswati Hasanah2, dan Febriana Sabrian3, Pengaruh Akupresur
terhadap Produksi Air Susu Ibu (ASI)
Masyarakat, 1, 53-54. Diperoleh dari Wong, F. (2012). Panduan lengkap pijat.
02 Mei 2019 Jakarta: Penebar Plus
Rahayu, D., Santoso, B., & Yunitasari, E.
(2015). Produksi asi ibu dengan
intervensi acupresure point
lactation dan pijet oksitosin (The
difference in breastmilk
production between acupresure point
for lactation and oxytocin
massage). Jurnal ners, 10 (1).
Diperoleh tanggal 02 Desember
2018 dari http://e-journal.unair.ac.id/
index.php/JNERS/art icle/view/1852
Rejeki, S. (2010). Studi fenomenologi:
pengalaman menyusui eksklusif ibu
bekerja di wilayah Kendal Jawa
Tengah. Nurse Media Journal of
Nursing, 2(1). Diperoleh Tanggal 19
Mei 2019 dari https://ejournal.undip.
ac.id/index.php/medianers/article/view/
734
Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan
riset keperawatan (Edisi 2).
Yogyakarta: Graha Ilmu
Susilawati, F., & Halim, A. (2018). Pengaruh
pemberian aroma terapi rose dan
akupresur pada ibu menyusui pasca
saesar caesarea terhadap kecukupan asi
pada bayi. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Sai Betik, 14(1), 59-67. Diperoleh
tanggal 01 Mei 2019
http://www.ejurnal.poltekkestjk.ac.id/i
n dex.php/JKEP/article/view/
1009
Wadud, M.A. (2013). Hubungan umur ibu
paritas dengan pemberian ASI
eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan di
Puskesmas Pembina Palembang. Jurnal
Poltekes Palembang. Diperoleh dari 01
Mei 2019
Ward, J., Clarke, R., Linden, R. (2009). At a
glance fisiologi. Jakarta: Erlangga
Wijayanti, K., Wijayanti, F. A., & Nuryanti, E.
(2013). Gambaran faktor-faktor risiko
postpartum blues di wilayah kerja
puskesmas blora. Jurnal Kebidanan,
2(5), 57-64. Diperoleh tanggal 02 Mei
2019 http://ejournal.poltekkes-smg.ac.
id/ojs/ index.php/jurkeb/article/view/
107

60

Anda mungkin juga menyukai