Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah
(S.Sy)
Oleh:
Andre Irawan
1111043100006
JAKARTA
1437 H / 2016 M
Transliterasi dan Singkatan
A. Transliterasi
1. Konsonan:
Hamzah ( ) ءyang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun,
dengan tanda: ( ‘ ). Ada pun alif ( ) اselalu ditulis menurut vokalnya,
kecuali alif dengan maddat (panjang) dan alif maqsûrat ditulis (â).
2. Vokal dan Diftong:
Vokal atau bunyi (a), (i) dan (u) ditulis dengan ketentuan sebagai
berikut:
Pendek panjang
fathat a â
kasrat i î
dammat u û
Diftong yang sering dijumpai dalam transliterasi ialah (ay) dan (aw),
misalnya, ghayb dan lawh.
3. Kata sandang (al) ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika terletak pada
permulaan kalimat , awal nama diri, tempat dan judul buku.
4. Ta”marbûthat ( ) ةpada umumnya ditulis dengan (t), kecuali akhir
nama diri dan tempat ditulis dengan (h).
ii
5. Kata atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata atau kalimat arab yang belum sama se
Adapun kata-kata dan kalimat-kalimat yang sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia, atau su
B. Singkatan
iii
ABSTRAK
Andre Irawan, NIM: 1111043100006, Pandangan Hukum Islam Tentang
Operasi Keperawanan Sebagai Alasan Untuk Mempermudah Pernikahan.
Konsentrasi Perbandingan Madzhab Fiqih Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembimbing : Dr. H. Fuad Thohari, M.Ag. dan Dra. Hj. Afidah Wahyuni, M.Ag.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah member
Shalawat teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung, Nabi Muhammad
mendapatkan syafa’at-Nya kelak.
mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D. Dekan Fakultas Syariah dan
Perbandingan Madzhab dan Hukum. Juga kepada Ibu Hj. Siti Hanna,
ii
i
yang selama ini telah memberikan nasehat serta bimbingannya kepada penulis selama masih dal
Bapak Dr. H. Fuad Thohari, M.Ag dan Ibu Dra. Hj. Afidah Wahyuni, M.Ag. Dosen Pembimbing
Seluruh Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah membekali dengan ilmu yang berharga,
Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu
6. Orang tua tercinta, Ayahanda Paijan dan Ibunda Suharti yang sangat
penuh kesabaran dan pengertian. Serta tiada henti memberikan do’a dan
Adik tercinta Reno Ramadhani, dan Giska Putri Maharani, yang senantiasa mendoakan dan mem
Ust. H. Ahmad Muzakki Kamali. Lc. dan Teman-teman Sahabat Sholawat, Yang senantiasa men
Teman-teman PMF angkatan 2011 yang selalu membantu, mendukung dan menemani selama p
Terimakasih kepada Nurhayati yang selalu memberikan semangat,
11. Semua pihak yang telah membantu, serta memberi nasehat, sehingga
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa dan berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca, dan semoga mereka yang telah
(Penulis)
BAB I
PENDAHULUAN
Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi
menurut bahasa al-jam’u dan al-dhamu yang artinya kumpul.2 Makna nikah
oleh Rahmat Hakim, kata nikah berasal dari Bahasa Arab nakaha – yankihu –
nikahun yang merupakan masdar atau asal kata dari kata kerja fil’il madhi
perkawinan berasal dari kata kawin, yang menurut bahasa, artinya membentuk
1
Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat 1, (Bandung: Pustaka Setia,
1999), hal. 9.
2
Sulaiman Al-Mufarraj, Bekal Pernikahan: Hukum, Tradisi, Hikmah, Kisah, Syiar,
Wasiat, Kata Mutiara, Alih Bahasa, Cipta Persada, (Jakarta: Qisthi press, 2003), hal. 5.
3
Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hal.
11.
1
2
segala makhluk yang ada di bumi ini. Setiap makhluk yang diciptakan-Nya
makhluk ini terdiri dari dua jenis yang saling berpasang-pasangan. Bagi
makhluk nabati dan hewani ada jenis jantan dan betina, sedangkan pada
segala jenis makhluk ini agar saling membutuhkan dan memerlukan sehingga
Dalam ajaran Islam, pernikahan merupakan suatu hal yang fitrah dan
pada kedudukan yang mulia guna mengatur hubungan antara laki-laki dengan
makhluk yang mulia. Dengan adanya ikatan tali pernikahan, keduanya dapat
4
Amir Taat Nasution, Rahasia Perkawinan Dalam Islam (Jakarta: Pedoman Ilmu
jaya, 1994), hal. 1-2.
3
saling membutuhkan, saling mengisi dan berbagi perasaan suka maupun duka
dalam kehidupan berumah tangga. Semuanya ini Allah SWT jadikan antara
dan jiwa yang sempurna serta dapat membangun keluarga yang penuh
pulau yang menjadikan tujuan. Dalam mengarungi samudera ini tentu banyak
pada orang tertentu, tetapi setiap insan yang bernafas baik yang telah
5
Dwi Novie, Pengaruh Seks Bebas Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja.
diakses tanggal 12 maret 2015 dari http://ceria.bkkpn.go.id/penelitian/detail/209
4
tidak perawan atau sudah pernah melakukan hubungan intim. Dari jumlah
kalangan siswa cukup tinggi. Pada tahun 2005-2006, jumlah siswa tidak
perawan masih berkisar 47,54%. Jadi dalam kurun dua tahun saja telah
6
Dwi Novie. Pengaruh Seks Bebas Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja.
diakses tanggal 12 maret 2015 dari http://ceria.bkkpn.go.id/penelitian/detail/209
7
Dwi Novie. Pengaruh Seks Bebas Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja.
diakses tanggal 12 maret 2015 dari http://ceria.bkkpn.go.id/penelitian/detail/209
5
duniawi sesaat justru berdampak bagi kehilangan kehormatan diri. Untuk itu
Alllah SWT berpesan kepada umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan,
mengaitkan sikap menjaga kemaluan ini dengan Azka (lebih suci) bagi
pesan Islam untuk pergaulan Remaja, orang yang tidak sanggup menjaga
kesucian dan kehormatan, maka ia adalah pribadi yang buruk dan hina, mudah
goyah, dan kemungkinan besar tidak akan dapat menjaga rumah tangganya.8
menjaga kehormatan dan beberapa hal yang harus dilakukan secara praktis
agar dapat tetap terjaga kehormatannya. Ini bisa dimengerti mengingat kaum
8
Jefry Al-Bukhari,Sekuntum Mawar Untuk Remaja; Pesan Islam untuk Pergaulan
Remaja, (Jakarta: Pustaka al Mawardi, 2006) cet, ke-8 hal. 151.
6
(TKWI), ke luar negeri yang jauh dari keluarga, merupakan peluang besar
dunia, maka berbagai cara dilakukan untuk mengobati dan pencegahan sejak
hadiah kepada para perempuan yang masih perawan. Larangan itu ditetapkan
jambul, sebuah lencana tanda perawan dalam adat masyarakat Swazi lencana
9
Jefry Al-Bukhari,Sekuntum Mawar Untuk Remaja; Pesan Islam untuk Pergaulan
Remaja cet, ke 8 hal. 151.
10
Analisa, Tuntutan Memprtahankan Kegadisan Kian Marak di Afrika.” Edisi rabu,
22 Mei 2002.
7
ini memiliki remaja 17 persen dari 24 juta penduduk Uganda. “tetap perawan
tak jarang kaum laki-laki yang tak mau menjamahnya. Apalagi menikahinya,
lantaran keperawanan masih dinilai begitu penting dan berharga. Bagi mereka
keperawanan menjadi syarat mutlak dan harga mati bagi perempuan yang
dibohongi bila perempuan yang dinikahi tidak lagi perawan, padahal isterinya
11
Analisa, Tuntutan Memprtahankan Kegadisan Kian Marak di Afrika.” Edisi rabu,
22 Mei 2002.
12
Armaidi Tanjung, Free Sex No, Nikah Yes, (Jakarta: Amzah, 2007), hal. 37.
8
gilirannya, hal ini membuat takut dan khawatir kaum perempuan karena hal
begitu saja karena dianggap telah hilang kecusian dan kehormatan dirinya.
Posisi perempuan yang tidak perawan lagi senantiasa berada di pihak yang
salah dan dipersalahkan.13 Untuk menutupi aib itu, sedikit sekali kaum
dengan operasi kecil tak lebih dari 20 menit, keperawanan itu akan kembali
22 Mei 2002.
14
Ilham Radiansyah, Operasi Vagina Gaya Hidup Baru Kaum Hawa Makasar,
Diakses pada tanggal 1 September 2015 dari http://www.lkpk.org/operasi-vagina-gaya-hidup-
baru-kaum-hawa-makassar/
9
predikat wanita suci, baik, dan sebagainya. Kian hari, fenomena operasi
selaput darah” kian menjamur dan kian diminati kaum perempuan. Dengan
kondisi ini memunculkan kekhawatiran. Jika hal ini dilegalkan secara bebas,
Soalnya, bagi wanita yang telah kehilangan keperawanan, mereka mudah saja
dianggap selesai, tentu, ini tentu menjadi efek negatif dari kebolehan
keperawanan bagi wanita yang melakukan zina tidak ada manfaatnya, bahkan
diperbolehkan.16
15
Amalia Fauziah dan Yunianti Chuaifah, Apakah Islam Agama untuk Perempuan,
(Jakarta: PBB UIN Jakarta dan KAS, 2003), hal. 26.
16
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, (Jakarta: Pustaka al kautsar, 2008), hal. 294.
1
secara “gagap” oleh agama. Bahkan, seringkali ada kesan agama dan
permasalahan ini ke dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan
1. Pembatasan Masalah
2. Rumusan Masalah
2. Apa dalil ahkam yang digunakan oleh para ulama tentang operasi
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
Islam
Dalam Pernikahan Tinjauan Hukum Islam” yang ditulis oleh Ahmad Farhan,
Bahwa selaput dara merupakan selaput atau membran tipis yang terletak pada
bagian luar dengan organ reproduksi bagian dalam. Bahwa hukum pemakaian
selaput dara tiruan ini tergantung dari penyebab robeknya selaput dara, jika
(mubah), karena operasi ini untuk mempertegas dan memperjelas alat kelamin
yang sudah ada dan dalam hal kewarisannya Status hukum perkawinan setelah
skripsi yang ditulis ini berbeda dengan skripsi di atas. Jika di skripsi pertama
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data Primer dalam penelitian ini adalah Sumber data primer
adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli, data primer
dapat berupa opini subjek secara individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap sesuatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
17
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2011), hal. 33-35.
1
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) data sekunder umunya berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
informasi yang berkaitan dengan tema, objek dan masalah penelitian yang
akan dilakukan. 18
bentuk yang lebih mudah dibaca atau mudah dipahami dan diinformasikan
kepada orang lain.19 Pada tahapan analisis data, data diolah dan
5. Teknik Penulisan
F. Sistimatika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab, yang
masing-masing bab terdiri dari sub bab yang disesuaikan dengan isi dan
maksud tulisan ini. Pembagian ke dalam beberapa bab dan sub bab adalah
BAB I PENDAHULUAN
melakukan pernikahan.
1
KEPERAWANAN
hilangnyakeperawanan,alasan-alasanmelakukanoperasi
BAB V PENUTUP
A. Pengertian Nikah
Sedangkan menurut istilah syariat, nikah berarti akad antara pihak laki-laki
dan wali perempuan yang karenanya hubungan badan menjadi halal. Nikah
berarti akad dalam arti yang sebenarnya dan berarti hubungan badan dalam
arti majazi (metafora). Jadi, hubungan badan itu tidak boleh dilakukan hanya
dengan izin semata. Di pihak yang lain, Abu Hanifah berpendapat, nikah itu
berarti hubungan badan dalam arti yang sebenarnya, dan berarti akad dalam
ََّ
َ ّم ْ ن َ َ ج ََ َلق ْد اَْر َسْ لَنا ُر
رُّر
َلُْم َْاَزا َلِ ك ْع لَنا.َْق ُساًل
:{ الرعد..ًَ
ًجا ََ
17
1
keturunan.”
berasal dari kata nikah yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling
sendiri sering dipergunakan untuk arti persetubuhan, juga untuk arti akad.4
kebolehan hubungan seksual dengan lafaz nikah atau dengan kata-kata yang
semakna dengannya.5
2
Dep Dikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hal.
456.
3
Muhammad bin Ismail Al-Kahlaniy, Subul al Salam, (Bandung: Dahlan, 1988), hal.
109.
4
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1989), hal.
29.
5
Abd Rahman Ghazali, Fikih Munakahat, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hal. 8.
1
ْع ِدُلوا.ِخ َََّ َت ِث َُثال َرَب ۖ فَإ.ْ الِّن م ِ َطا َل ُك ِ
ََ ُ َ َ َ ُ َفاْن ك
فُت م ل ْن ح م َب ْم م ساِ ء ى ن َث َع
ْ َ
َن وا ا
.ًََََْرْح
ِ ِ ِ ََِم ْن َخَل َق
َ َن َم.ْي.ج ع َِ َب
َ َ ََ ُ ف س ُك ْم ََْزاَ ًجا لَت ْس.م ْن َْن
ُك ْم و َها.ُكُنوا إَِْلي َآ َل ُك ْم
ًَدة
يتِه َ ْن
2
rohani, antara duniawi dan ukhrawi, antara materil dan spiritual. Oleh sebab
hadisnya menyatakan6:
suatu perjanjian suci antara seorang pria dan wanita untuk membentuk
ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri
8
Anwar Haryono, Hukum Islam, Keluasaan dan Keadilannya, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1968), hal. 219.
2
dengan keturunan, pemeliharaan, dan pendidikan anak yang menjadi hak dan
Adapun makna atau arti kata nikah (kawin) menurut arti asli ialah
hubungan seksual tetapi menurut arti majazi (mathaporic) atau arti hukum
suami istri antara seseorang pria dengan seorang wanita. Di dalam suatu
pernikahan, itu terdapat aqad yang mana ketika sudah di ucapkan aqad maka
calon suami dan istri menjadi suami istri yang sah menurut agama Islam. Pada
aqad inilah bisa dikatakan sebagai tanda halal atau peresmian suami istri
memberi perhatian khusus dalam hal ini. Adapun hukum nikah di sekelompok
ulama, yaitu jumhur berpendapat bahwa nikah itu sunah. Ahli zhahir
dari mazhab Maliki berpendapat bahwa nikah itu untuk sebagian orang
hukumnya wajib, untuk sebagian yang lain sunah dan untuk sebagian lain lagi
9
H. E. Hassan Saleh, kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, hal. 298.
2
ََُثال َث
ث.ْ َم ط َب ِ الِّن َ َ ُ َتاَ م فَاْن.سطوا ِف ْالَي
ُ ِ َََّ ََإِ ْن ِخ
ْق ى ِك ح م ا َل ُك م م.ُت فُت م ل
ىن َساِ ء ْ ى ْ
َن وا ا
) ٣ :٤:(سورة النساء
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih
dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (Qs. Al-Nisa (4) 3.
yang banyak di hadapan umat-umat lain.” (HR. Shahih dan Ibnu Majah).
10
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid. Penerjemah Imam Ghazali Said dan Achman
Zaidun, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), hal. 1-2.
2
Imam Ibnu Hazm berkata, “wajib hukumnya bagi orang yang normal
nikah itu untuk sebagian orang yang wajib hukumnya, untuk sebagian yang
lain sunah, dan untuk sebagian lainnya mubah, mereka melihat kepada
kemaslahatan. Ini termasuk jenis qiyas yang disebut mursal, yaitu qiyas yang
tidak memiliki asal tertentu yang dijadikan sandaran. Banyak dari ulama yang
demikian.11
Pertama, orang yang takut terjerumus dalam pelanggaran jika dia tidak
jalannya adalah dengan cara menikah. Kedua, orang yang disunnahkan untuk
11
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid. Penerjemah Imam Ghazali Said dan Achman
Zaidun, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), hal. 1-2.
2
Menurut pendapat Ashabur Ra’yi, menikah dalam keadaan seperti itu adalah
lebih utama dari pada menjalankan ibadah sunnah. Dan itu pula yang menjadi
Ketiga, orang yang tidak mempunyai nafsu birahi, baik karena lemah syahwat
atau sebenarnya ia mempunyai nafsu birahi tetapi hilang karena penyakit atau
karena hal lainnya. Dan mengenai hal tersebut terdapat dua pendapat:
dikemukakan di atas. Kedua, tidak menikah adalah lebih baik baginya, karena
untuk dapat menikah dengan laki-laki yang lebih memenuhi syarat. Dengan
demikian ia telah memenjarakan wanita tersebut. Pada sisi yang lain, ia telah
kewajiban12
menikah bagi yang sudah Ba’ah (mampu), dan dengan keras beliau melarang
haram. Seandainya membujang itu lebih baik dari pada menikah, maka hal itu
12
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga Panduan Membangun Keluarga Sakinah
Sesuai Syariat (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hal. 31.
2
sendiri telah menikahi wanita dan bahkan lebih dari satu orang, hal itu juga
dilakukan oleh para sahabat beliau. Sedangkan beliau dan juga para
sahabatnya tentu tidak akan menyibukkan diri kecuali dengan hal-hal yang
lebih baik.13
tidak menikah, maka dalam hal ini ia wajib menikah. Dan ia berdosa kalau
sampai meninggalkannya.14
1. Rukun Pernikahan
Rukun yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah dan tidak
sahnya suatu pekerjaan (ibadah), dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian
pekerjaan itu, seperti membasuh muka untuk wudhu dan takbirratul ihram
untuk shalat atau adanya calon pengantin laki-laki dan perempuan dalam
pernikahan. Syarat yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah
13
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga Panduan Membangun Keluarga Sakinah
Sesuai Syariat, hal. 33.
14
Syaikh Hafizh Ali Syuaisyi, Kado Pernikahan, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar,
2010), hal. 13.
2
tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu itu tidak termasuk dalam
rangkaian pekerjaan itu, seperti menutup aurat untuk shalat, atau, calon
2. Adanya wali dari pihak calin pengantin wanita. Akad nikah dianggap
3. Adanya dua orang saksi, pelaksanaan akad nikah akan sah apabila dua
4. Sighat akad nikah, yaitu ijab Kabul yang diucapkan oleh wali atau
Imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima macam, yaitu:
2. Mahal (maskawin)
Imam Syafi’i berkata bahwa rukun itu ada lima macam, yaitu:
Wali
Pendapat mengatakan yang mengatakan bahwa rukun itu ada empat, karena calon pengantin laki-la
Di dalam buku lain membahas mengenai rukun pernikahan ini ada
1. Sighat (akad), yaitu perkataan dari pihak wali perempuan, seperti kata
Karena maksud yang sama. Tidak sah akad nikah kecuali dengan lafaz
16
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, hal. 48.
3
dan dalam Al-Qur’an tidak disebutkan selain dua kalimat itu (nikah dan
tazwij), maka harus dituruti agar tidak salah. Pendapat yang lain
mengatakan bahwa akad sah dengan lafaz yang lain, asal maknanya sama
dengan dua lafaz tersebut, karena asal lafaz akad tersebut ma’qul makna,
SAW.
ُح َجا ْج ِم َقاَلُه ا ِّ َل م ُا م َا ََْل َّ ْس.. ِص ِْي َع ِع ْكِ َرم
َن ُال ْزهِ ري ْ َ َع ْن َد ُا َْدْب ِن احُل
َم ْع ْن
.َْْح ُد
َع ِن َ عُه َعَْليِ ه ُسَْلي َما َن ْب ُ ْم و َسي.َ ق ْد َت ب. ف.َقاَلُه َعادبن ا ُل ْزهِ ري
ا ُلْْزهِ ري َع.َه وثَِّق ِن
ُ َ َُ
ِن
ََب ِط ِ لب َْ ف ِذ ( ََلِ َّي ها َفنِ َكا.ََعائِ َش ْ ُْع ََرة
.ُِ)احل ّدث ُح َها ا ن
َيا ْاِ َمراِ ة نِ َك َح ْت بِ َْغِياِْ ر ِن َع
17
Ahmad bin Yazid Abu Abdullah, Ibnu Hajar, (Beirut, Dâr al Fikr, 1989), hal. 605.
18
Ahmad bin Yazid Abu Abdullah, Ibnu Hajar, hal. 447.
3
Apabila terpenuhi maka perkawinan itu sah dan menimbulkan adanya segala
hak dan kewajiban sebagai suami istri. Pada garis besarnya syarat-syarat
untuk selamanya.
pengantin perempuan
Beragama Islam
Bukan mahram
Wanita itu tidak dalam ikatan perkawinan dan tidak masih dalam ‘iddah
Tidak terpaksa/ikhtiyar
saksi bertanggung jawab atas sahnya akad pernikahan, oleh karena itu, tidak
semua orang dapat diterima menjadi wali atau saksi, tetapi hendaklah orang-
1. Beragama Islam
3. Berakal
4. Merdeka
Daruqutni di atas
19
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, hal. 49.
3
6. Adil
persyaratan atau kriteria pada di atas. Maka sebuah pernikahan yang akan
ا ْسَتَطا َع
ِ مع ِ „ َع ْن َ ْعَ ب
َ ْ َ َ ( َم ْس ُْع و دَقا َلنا َر هلال ص
َ َشرال َََّشا ب م قَا َل ُ ْس وُ ل:َل ِ ِد
هلال ِن
ِن, ي
Dari hadis ini Rasulullah SAW, jelas dapat dilihat bahwa perkawinan
itu di anjurkan karena berfaedah bukan saja untuk diri sendiri tetapi juga
20
Rasyid Sulaiman H, Fiqh Islam, (Jakarta, Attahiriyah 1954), hal. 260.
3
perkawinan itu akan terhindarlah seseorang dari godaan syaithan, baik godaan
melalui penglihatan mata maupun melalui alat kelamin atau syahwat, nafsu
dan sebagainya. Apabila engkau tidak sanggup menikah wajib bagimu puasa
Dan janganlah kamu takut atau khawatir bahwa dengan pernikahan itu
kamu akan bangkrut atau miskin akan terlantar. Bahwa dengan melakukan
21
Rasyid Sulaiman H, Fiqh Islam, (Jakarta, Attahiriyah 1954), hal. 260.
22
Rasyid Sulaiman H, Fiqh Islam, (Jakarta, Attahiriyah 1954), hal. 260.
BAB III
Operasi dalam bahasa arab adalah jirahah diambil dari kata jarh yang
tetapi jarh bisa juga jamaknya adalah jirahah. Makna kebahasan jirahah ath
mencari sumber penyakit, memotong anggota tubuh dengan alat operasi dan
pisau operasi yang hukumnya seperti senjata dan bekasnya seperti bekas
senjata.1
Operasi secara bahasa ialah, bedah atau bedel (untuk mengobati penyakit
keperawanan wanita dalam istilah bahasa Arab adalah ritqu ghisy al-bikârah.
1
Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassan, Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al Maram,
diterjemahkan oleh Thahirin Suparta “Syarah Bulughul Maram” jilid 1, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2006), hal. 46.
33
3
Sedangkan ghisyya al bikârah berarti selaput klitoris atau selapit dara yaitu
permukaan daging tipis dan lembut yang terletak pada kelamin wanita. Ia
dalam bahasa Inggris, perawan disebut sebagai Virginity.6 Kata perawan atau
virgin berasal dari kata virgo dalam bahasa Yunani dan Latin yang berarti
ini secara jumlah, kalimat ritqu ghisyya al-bikârah dapat diartikan menjadi
“mengembalikan selaput dara atau selaput keperawanan yang telah sobek atau
4
Ibrohim Unais, al Mu’jam al Wasîth, (Mesir: Dâr el Mârif, 1972), hal. 267.
5
Dorlan, W.A. Newman, Kamus Kedokteran Dorland, alih bahasa, dr. Huriawati
Hartanto, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002), edisi-29, hal. 2398
6
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2000), cet. 24, hal. 630
3
relative. Yaitu diukur dari ada tidaknya pendarahan pada saat berhubungan
suami-istri pada pertama kali. Padahal, pendarahan atau tidaknya pada saat
pertama kali berhubungan sangat bergantung dari jenis hymen (selaput dara).
Mr. P ke dalam Miss. V), maka wanita sudah dianggap melakukan hubungan
suami-istri dan sudah tidak perawan lagi. Terlepas apakah terjadi pendarahan
atau tidaknya9. Selaput dara mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dari yang
7
Hendrawan Nadesu, Cara Sehat Menjadi Perempuan, (Jakarta, Kompas 2008), hal.
30
8
Budi Santoso, SpOG(K), Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita, (Jakarta: Books
Distribution), cet. I. Hal. 151
9
Budi Santoso, SpOG(K), Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita, cet. I. Hal. 152
3
Kekuatan selaput dara pun berbeda-beda, mulai yang kaku sampai yang lunak
sekali. Hiatus himenalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang seujung
jari sampai yang mudah dilalui oleh kedua ujung jari. Umumnya selaput dara
ini robek saat berhubungan intim, namum kecelakaan atau benturan keras
yang mengenai vagina bisa berakibat pendarahan dalam vagina, luka dan
pengoyakan hymen.10
bahkan pada hubungan seks sekalipun. Ada juga yang sangat tipis dan sangat
rapuh, sehingga sangat mudah robek lewat aktivitas lain. Kalau seorang
ada beberapa kemungkinan, mungkin hymen itu sudah robek, tapi darahnya
tidak banyak, jadi tidak mudah terlihat oleh mata kita. Banyak orang mengira
kalau selaput dara robek maka dara akan keluar banyak. Sebetulnya hymen itu
10
Pribakti B, ApOG(K), Tips dan Trik Merawat Organ Intim Panduan Praktis
Kesehatan Reproduksi Wanita, (Yogyakarta: Pustaka Banua, 2008), cet. I, hal. 60
11
Pribakti B, ApOG(K), Tips dan Trik Merawat Organ Intim Panduan Praktis
Kesehatan Reproduksi Wanita, cet. I, hal. 61
3
percaya diri masih perawan itulah yang membuat sejumlah klinik terapi
wanita, baik yang masih berusia remaja (belum menikah) maupun mereka
yang sudah berkeluarga. Sejumlah pakar menyebutkan ada dua metode yang
hymen. Maka tidak ada cara alami yang bisa dilakukan dengan tindakan
dijahit kembali dengan sekali jahitan. Jahitan tersebut dibuat memutar dan
12
Seksualitas.net, majalah kesehatan seksual pria dan wanita,
13
Seksualitas.net, majalah kesehatan seksual pria dan wanita,
3
local atau sedasi. Teknis operasi hymenoplasti ada dua macam, yaitu simple
hanya mengalami robekan dan masih ada yang tersisa. Pada bagian yang
sehingga selaput dara kembali ke bentuk semula. Tetapi jika selaput dara
sudah rusak berat atau hilang sehingga tidak mungkin lagi dijahit, operasinya
buatan.14
yang dekat dengannya. Masalah ini adalah masalah baru yang tidak
ijtihad dengan melihat ada syariat, tujuan, kaidah secara umum dan manfaat
Jaringan vulva (bagian luar dari alat kelamin wanita) biasanya sangat
tipis dan mudah sobek sebelum pubertas. Kegiatan apa saja yang menekan
jaringan vulva bisa merusak atau merobek hymen (selaput dara). Banyak gadis
yang tidak sadar kalau selaput darahnya sobek atau hilangnya sebab aktifitas
14
Hendrawan Nadesu, Cara Sehat Menjadi Perempuan, hal. 29
15
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, (Jakarta: Pustaka al kautsar, 2008), hal. 205
3
bermastrubasi. Gadis ini tidak tahu karena mungkin tidak terjadi pendarahan
atau darah yang menetes terlalu sedikit, juga tidak terasa sakit. Atau terjadi
ketika ia masih kanak-kanak sehingga ia lupa atau tidak mengerti apa yang
rusak dan robek oleh penis yang ereksi. Hal ini bisa disertai rasa sakit atau
tidak nyaman, pendarahan, dan juga bisa tidak.17 Setiap manusia memang
dari banyak hal, mulai dari jenis kelamin, wajah hingga hal-hal yang
Selaput dara dalam bahasa Inggris disebut hymen, selaput yang ada di
mulut vagina perempuan. Selaput ini tipis dan merupakan membrane yang
membran ini memiliki beban kultural yang berat, karena keberadaan membran
hubungan seksual pertama, membran ini bisa terluka atau melentur, kerena
16
Dono Baswardono, Perawan Tiga Detik, (Jakarta: Galang Press, 2005 ), hal. 32
17
Dono Baswardono, Perawan Tiga Detik, hal. 33
18
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 207.
4
fleksibel.19
vibrator.
pembedahan.20
sesuatu yang tidak dikategorikan maksiat sepeti perkosaan, naik sepeda dan
sebagainya, kedua, hilangnya selaput dara karena maksiat atau berzina, dan
1. Terlalu Rapuh
19
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 207.
20
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 207.
21
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 207.
4
bersepeda.
2. Terlalu Elastis
robek pada waktu pertama kai berhubungan seksual. bahkan ada yang
pembuluh dara yang terdapat pada selaput dara tersebut. Jika selaput
darah, tetapi jika tidak keluar darah di pembuluh darah yang ada pada
sebagai berikut:
dara yang mana saja dan koyaknya tidak sampai ke tepi cincin
selaput dara.
istri. Malam tersebut memiliki daya pengaruh yang sangat besar terhadap
Hal ini terwujud dalam hubungan seksual malam pertama yang dilakukan
Abdullah Faqih, Indahnya Bercinta Sesuai Syari’ah “10 Fatwa Kontemporer
22
Hubungan Suami-Istri”. Penerjemah M. Lili Nur Aula, (Jakarta: Tarbawi Press, 2008), hal.
162-164
23
Nugraha, Problem Seks dan Solusinya, (Jakarta: ,2005), hal. 5.
4
malam pertama memberikan suatu kesan yang medalam dan kesan tersebut
akan selalu dikenang oleh keduanya. hubungan seksual yang dilakukan suami-
keturunan semata. Tetapi, dalam hal ini juga bertujuan untuk mencari
perkawinan).25
penting bagi suami-istri. Hal ini dapat dirasakan jika keduanya saling
menunjang atau antara kedua belah pihak suami-istri saling menopang guna
diperuntukkan bagi suami atau istri semata, tetapi keduanya itu berhak untuk
antara suami-istri.26
adat istiadat yang sangat ketat, keperawanan seorang wanita merupakat syarat
pernikahan dengan pria idaman hatinya. Pada masa lalu dalam rangka upacara
24
Mahmud al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, Penerjemah
Bahruddin Fannani, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), hal. 80.
Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita. Penerjemah as’ad Yasin (Jakarta:
25
membuktikan pada malam pertama adanya noda pada selembar kain putih.
hanya merupakan kelengkapan saja, tidak seperti waktu itu di mana tidak
adanya dara bisa berakibat fatal bagi mempelai wanita. Namun degan
terkikis.
dan kehidupan seks pranikah kian permisif. Sangat beresiko rentan tidak
perawan lagi. Di mata kebanyakan lelaki tidak ada maaf bagi perempuan yang
diri mereka tidak virgin, seumur hidup lelaki tak percaya. Buktinya, tak
sedikit perempuan kandas jika istri sampai kedapatan oleh suami sudah tidak
perawan.
Posisi perempuan yang tidak virgin berada di pihak yang serba salah,
mengaku kepada calon suami kalau dirinya sudah tidak perawan, kelak
kalau selaput dara istrinya sudah cacat sebelum menikah, selalu disudutkan.
4
suami merasa pantas berlaku seenaknya terhadap istri yang di anggap sudah
Jika kita lihat kepada tindakan ini dari segi pengaruhnya, dengan
melihat adat istiadat dan kebiasaan yang ada. Maka kita akan dapati beberapa
tidak, akan terjadi bencana pada dirinya. Menutup aib tidak hanya dengan
tidak menyebarluaskan aib itu kepada orang lain, ini adalah tindakan
yang dilakukan oleh dokter adalah bentuk tindakan menutup aib secara
2. Melindungi Keluarga
melindungi sebagian keluarga, yang akan dibentuk kemudian hari dari hal-
27
http://www.hrmbedahplastik.com/operasi-selaput-dara/
4
tersebut menikah, dan suaminya mengetahui hal tersebut, maka hal itu
tangga berlandasan rasa saling percaya adalah salah satu tujuan syariat.
lakukan, tidak akan menimbulkan pengaruh fisik pada tubuhnya, dan tidak
akan ada kecurigaan apa pun di sekitarnya, jika perbuatan tersebut tidak
seseorang gadis akan disalahkan secara sosial dan adat atas hilangnya
kegadisannya, meskipun tidak ada satu bukti yang diakui oleh syariat
sekalipun atas perbuatan kejinya. Begitu juga dengan wanita yang telah
menikah atau yang pernah menikah sebelumnya, seperti jana karena cerai
4
disalahkan secara social atau adat, dengan kekejian apa pun yang dia
telah ia perbuat.
5. Mendidik Masyarakat
yang mendidik pada masyarakat secara umum, dan pada si gadis secara
yang sempit sekali. Bisa jadi terbatas pada sang pelaku jika ia tidak
buruknya akan bertambah, dan akan berkurang rasa segan orang dalam
melakukan perzinahan, dan jika hal tersebut terus terjadi, maka rasa segan
ini sangatlah banyak, ada yang dilihat dari sisi positifnya dan ada juga dilihat
dari sisi negatif dari operasi keperawanan itu sendiri. Melihat banyaknya
28
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 279-283
4
melihat alasan yang dinilai dari segi positif nya saja. Mengenai alasan tersebut
menjauhkan dari perasangka seseorang kepada diri kita, selain itu juga
menjaga keluarga yang akan segera dibangun (berumah tangga) dilihat dari
keperawana tersebut.
melakukan operasi keperawanan ini hal yang sangat sensitif bagi rumah
darah ini. Di mana banyak dari kalangan wanita yang menggunakan alasan
melakukan operasi ini dengan alasan sudah bertaubat dan ingin memperbaiki
yang sudah rusak agar tidak membuat dampat yang besar bagi dirinya.29
terbukanya aurat kepada orang lain, terlihatnya aurat oleh orang lain,
penipuan terhadap orang lain, menimbulkan rasa sakit dan lain-lain. “Faidh al-
Muhammad SAW, (tidak boleh kemudharatan terhadap diri sendiri dan tidak
kedua puluh tiga, perkara yang tidak boleh ditinggal kecuali karena perkara
wajib yang lain, sebagaian ulama mengngkapkan kaedah ini dengan redaksi,
“perkara yang wajib tidak boleh ditinggalkan karena perkara sunat. Di antara
aurat dan terlihatnya aurat oleh orang lain”. Dalam al-Jami al-Shaghir terdapat
hadis, “barang siapa menipu, maka bukan termasuk golongan dari kamu”. HR.
bahwa:
1. Jika selaput dara itu rusak disebabkan oleh kecelakaan atau perbuatan
yang bukan maksiat secara syariat dan bukan hubungan seksual dalam
30
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 304-305
5
istiadat yang ada, maka operasi tersebut wajib dilakukan, karena hal itu
kebiasaan, maka dihukumi dengan hukum yang pasti, dan jika suatu
kemudharatan sering terjadi walaupun pada masa yang akan datang, maka
selaput dara itu disunnahkan, tapi tidak wajib. Kerena tindakan itu hanya
dalamnya.
2. Jika penyebab pecah selaput dara itu adalah hubungan seksual dalam
diharamkan atas janda atau wanita yang dicerai. Karena tidak ada
kerena hal itu sama saja dengan main-main. Dan dokter tidak dibolehkan
3. Jika penyebab rusak selaput dara itu dikarenakan zina yang diketahui
terkenal sebagai pelacur, maka pengembalian selaput dara dalam hal ini
5
juga diharamkan. Karena operasi itu tidak ada maslahatnya sama sekali
4. Jika penyebab rusak selaput dara itu adalah zina yang tidak diketahui oleh
masyarakat dalam artian yang sudah dijelaskan, dokter bisa memilih untuk
menghilangkan hak orang seperti yang telah dijelaskan. Menutup aib orang
yang telah berbuat maksiat wajib hukumnya jika secara nyata mengakibatkan
bertaubat dan tidak mengulangi perbuatannya dan menjadi makruh jika dia
melakukan maksiat terus menerus dan tidak bertaubat. Jika tidak diketahui apa
pelaku maksiat itu bertaubat atau tidak, maka menutui aibnya adalah boleh,
31
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 304-305
32
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 304-305
5
kecuali jika kita memikul tanggung jawab untuk memperbaiki masyarakat Islam. Namun jka pelaku
33
M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 304-305
BAB IV
perawan lagi, hal ini terlihat dari beberapa ayat Al-Qur’an yang menceritakan
lebih kepada sebuah pilihan untuk boleh dilakukan dan tidak masalah jika
Hadis riwayat Abu Nua’im dari Ibnu Umar dalam kitab “Mukhtarul
ح ˚م مد ب ¸ن ط˚´ل ح َ ب ˚ح ¸ن ´سا¸¸ل ¸ ¸ ¸
´ ˚´ ´ ˚ ´ ´ ˚م˚ن ذ ˚˚را هي¸ م ب.´ا ب
´ دث¸ ˚دال ا¸ب˚ ¸ن.´ي ¸مي.˚´حة الت ¸ن ¸رال زا¸ م ´ دث
´´
´ن ´ ر ´ن´ا
.˚ي
لَ ´و ´سل
´ ´ب´ة ب˚ن َو مي ب˚ ´ ´َ´ ال ´صا ¸ري ´ر لال¸ ´صل´ي. َن¸ ˚ب ´ت
( ¸ ´م
لال˚ ´ي ˚¸ن س دة¸ ´ن˚ ق´ا´ ل ˚س˚ و
ه ل ا
53
5
Artinya: “kawinilah perawan, karena perawan itu lebih segar mulutnya, lebih
subur, lebih hangat kemaluannya dan lebih rela dengan nafkah yang
sedikit”.1
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu di dalam kitab “Bulughul
Maram Min Adilliatil ahkam” yang ditulis Ibnu Hajar Al-Atsqalani
س م ع ¸ب ا˚´م˚ر
´ ´ ´ .˚ها. ´ها ˚س ˚ك˚ وت.˚ ´´ وا˚ ¸ذن،´ وال˚ب¸ ˚ك˚رت˚ ˚ست´ا´ م˚ ر،ها. ´ ´ول¸ي
¸ ´ي.)ل ´ي ل˚¸ل الث:وف فل ظ.(رواه مسلم
¹ ˚
´ و¸ل
وصححهانب،ي
)حبان ´و ال¸ي´ت˚¸ي´ مة˚ت˚ ˚ست´ا´ م´ر (رواه
والنسا.ابوداود
“Dari Ibnu Abbas r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “seorang janda
lebih berhak darinya dari pada walinya, sedangkan seorang gadis hendaknya
diajak bermusyawarah, dan izinya adalah dengan diamnya.” (H.R. Muslim).
Sedangkan di dalam sebuah lafazh disebutkan, “wali tidak memiliki
kekuasaan terhadap janda, dan wanita yatim hendaklah diajak
bermusyawarah”. (H.R. Abu Dawud dan An-Nasa’i. Hadis ini dishahihkan
Ibnu Hibban).2
dalam annihayah dikatakan lafazh ini asalnya huruf wawu, dari kata tsâba-
yastûbu yang artinya raja’a (kembali) dan ditujukan untuk laki-laki maupun
bentuk kalimat super latif yang berarti ikut serta dalam hak. “al-bikr”,
bikr ‘amal wal bakur: permulaanya siang, al bakurah: yang dilahirkan lebih
1
Ahmad ibn Yazid Abu Abdullah, Ibnu Hajar, (Beirut: Dâr al Fikr, 1998), hal. 598.
2
Ahmad ibn Yazid Abu Abdullah, Ibnu Hajar, hal. 415
5
awal. “Al-yatimah”. Maksudnya anak kecil yang ditinggal mati orang tuanya,
yatama. Maksudnya yatimah pada hadis ini adalah balihghah (wanita yang
sudah balig), dalam menentukan calon suami yang sekufu dan baik.3
selaput dara di karenakan selain zina atau sudah menikah. Maka dalam
sebabkan oleh aktivitas yang berlebihan, olah raga, kecelakaan medis atau
Menurut Ahmad Mukri Ajie seorang Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia,
Kabupaten Bogor, Untuk mencari pasangan yang baik harus sesuai dengan
perintah dalam Al- Qur’an dan hadis, yang mana pasangan tersebut
sebuah pernikahan, cinta adalah hal penting yang harus ada dan selalu ada
pada sebuah pasangan suami istri. Dan mawaddah berarti selalu mencintai
baik dikala senang maupun sedih. Warrahma memiliki kata dasar rahma yang
3
Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam, Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al Maram,
diterjemahkan oleh Thahirin Suparman “Syarah Bulughul Maram”, (Jakarta: Pustaka Azzam,
2006), hal. 320
5
artinya kasih sayang. Dan kata wa disini hanya sebagai kata sambung yang
maknanya dan.4
Di dalam sebuah keluarga, kasih sayang adalah hal penting yang harus
ada dan selalu di jaga agar impian menjadi keluarga bahagia bisa tercapai.
selalu diberikan kedamaian, ketentraman, selalu penuh dengan cinta dan kasih
sayang. Pasti semua keluarga yang seperti itu, kunci utama untuk
niat kita berkeluarga karena ingin mendapat ridha dari Allah. Banyak orang
yang berkeluarga dengan niat yang lurus, sehingga keluarga yang di bina akan
terkandung berbagai hikmah bagi manusia. Hikmah tersebut antara lain: untuk
4
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Mukri Ajie. Jakarta. 7 Februari 2016
5
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Mukri Ajie. Jakarta. 7 Februari 2016
6
Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, Juz I, (Kairo: Dar Al-Fikr, 1987), hlm. 10-12.
5
Bahwa di dalam Al-Quran tidak ada perintah untuk mencari calon istri
yang masih gadis atau perawan, akan tetapi perintahnya ialah menikahi wanita
pinangan perempuan ialah yang masih gadis, tetapi jika kita melihat kisah
berbegai aspeknya, dia cantik, walaupun janda kemudian kaya dan istiqamah
sebagai istri untuk mengangkat kemuliaan seorang suami. Sebagai Nabi dan
Rasul. Dalam mencari calon pasangan atau mencari calon istri, anjuran yang
5
lebih baik ialah, dia seorang yang masih gadis, jadi lelaki yang masih perjaka
dan wanita nya masih gadis maka seimbang dan setaraan pada keduanya.8
7
Ahmad bin Yazid Abu Abdullah, Ibnu Hajar, hal. 598.
8
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Mukri Ajie. Jakarta. 7 Februari 2016.
6
melakukan operasi ini secara tidak langsung wanita itu telah membohongi
calon suaminya. Agar terhindar dari hal tersebut, Islam mengharuskan kepada
setiap muslim untuk menjaga dirinya, dalam hal ini lebih dikhususkan kepada
wanita. Seorang wanita harus mampu menjaga dirinya dari hal-hal yang
berikan kepada calon suami saja, dan memiliki istri seperti Milku Al Intifaq
kecelakaan atau olahraga, menurut beliau jika alasannya seperti itu maka
dan melakukan suatu perbaikan terhadap anggota tubuh yang cacat itu
diperbolehkan. Dalam kenyataan selaput dara itu tidak mudah pecah dan
biasanya dalam waktu 3 hari baru bisa pecah selaput dara itu, kecuali
kecelakaannya saat seorang wanita itu diperkosa, jika sebab diperkosa itu
9
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Mukri Ajie. Jakarta. 7 Februari 2016.
6
itu sendiri, beda halnya dengan wanita yang sudah berpakaian dengan baik
dan tertutup lalu wanita tersebut diperkosa, maka hukum melakukan operasi
niatnya, jika niatnya untuk mengelabui seorang lelaki maka dia salah secara
hukum dan berdosa. Dan jika karena sebab kecelakaan atau atlet maka Allah
.´´و¸ِم ا ´ل ي
˚ف. ˚˚ ر ˚ض ا´ن ´خل´ ل˚´ز ˚كل ´ ها ¸ِم ˚س˚ب ´ح ´ن ال
ت ˚ و¸م ¸ ¸ ˚عل´ ˚م˚ و´ ن ´ق ا ´وا
س ه ´ ¸ا ُ̊ت˚ب
˚م ا ´ ˚ن ´ج
ل
) ٣ ٦ :٣ ٦ :( سورة يسن
Artinya: “Maha suci Tuhan yang telah Menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yasin (36):36)
dengan lelaki yang baik, begitu juga sebaliknya. Jika alasan melakukan
operasi selaput dara ini karena alasan untuk mempermudah proses pernikahan,
dengan maksud untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan ketika
10
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Mukri Ajie. Jakarta. 7 Februari 2016.
11
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Mukri Ajie. Jakarta. 7 Februari 2016.
6
keperawanan di lihat dari segi fiqih. Hampir semua fuqaha sepakat bahwa
pernikahan, jika hal itu tidak diisyaratkan oleh sang suami secara jelas.
Berdasarkan hal di atas tidak berarti seorang dokter yang melakukan operasi
membatalkan pernikahannya.12
karena haid yang melebihi batas, perawan tua, atau membawa berat, maka si
kebanyakan orang, perawan ialah yang belum pernah digauli atau belum
Maka seorang wanita, yang selaput darahnya telah hilang atau rusak
12
M. Nua’im Yasin, Fikih Kedokteran, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), hal.
289-290
13
M. Nua’im Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 289-290
6
dan ini berarti persyaratan yang lebih khusus dari pada keperawanan, yang
didambakan oleh semua orang, maka jika hal itu diisyaratkan maka syarat itu
harus dipenuhi. Dan jika tidak ada maka suami berhak untuk memilih antara
sifat lain yang disukai manusia, jika hal itu diisyaratkan dan ternyata tidak
terwujud, maka dia bisa memilih. Misalnya jika ia memilih atau mensyaratkan
istrinya harus berkulit putih dan ternyata hitam, atau mensyaratkan agar besar
sedangkan sebagian lainnya berpendapat tidak adanya hak pilih bagi suami,
meskipun ia telah mensyaratkan jika tidak bisa dibuktikan adanya aib tertentu
mensyaratkan sebelumnya.
hukum, yaitu:
14
M. Nua’im Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 290
6
1. Jika sobeknya selaput dara itu karena kecelakaan atau perbuatan yang
yang diterima oleh si gadis, operasi tersebut wajib dilakukan. Tapi jika
beberapa argumen hukum mengenai operasi selaput dara ini sebagai berikut:
15
M. Nua’im Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 292
6
mungkin saja orang lain tahu bahwa gadis tersebut sudah rusak atau hilang
selaput daranya dari pihak-pihak tertentu, sehingga tujuan untuk menutup aib
menjadi tidak terwujud. Selain itu, aurat si gadis tadi akan dilihat oleh para
dokter, padahal operasi ini bukanlah hal yang darurat. Sedangkan untuk
masyarakat atau calon suami, bahwa selaput dara yang hilang tadi akibat
16
Muhammad Khalid Mansur, Al-Ahkam Ath-Thibiyah Al-Muta’alliqah Bi An-Nisa
Fi Fiqh Al Islami, Penerjemah team Azzam, Pengobatan Wanita Dalam Pandangan Fikih
Islam, Cet 1, (Jakarta: Penerbit Cendikian Sentra Muslim, 2001), hal. 175
6
´رف´ ¸ع
´َ ˚ن السود ´َ ´َائ¸ ´َ ˚ن ال´ن¸ ˚ب ´َل˚ ´و ´سل˚ ´م ˚را.´´َ ˚ن ا´ ˚ح´ ´د ´َ ˚ن ا¸ب
´صل´ى لال˚ ´ي¸ ق´ا´ ل ´˚ن ´شة ¸ه˚ي´ م
ه
´ي¸ ق.˚´َ ˚ن الصىب ´ح´ ِت ˚َ´´تل´ ¸م ´َ ˚ن الن´ائ¸¸م ´ح´ ِت ي´ ˚ست ال´ قل´ ´م ´َ ˚ن ث´´لث¸´ة
˚و¸ ن ´ح´ ت. ˚´ظ ´و ´َ ˚ن ا ˚لمجن
.´ ˚ع¸ ق ´ل.ي
Artinya: “Telah diangkat pena (yang mencatat amal perbuatan) dari tiga
orang, anak kecil sampai ia berakal (balig), orang yang tidur sampai ia
bangun, dan orang gila sampai ia waras”.19
kepada kita untuk mengawinkan lelaki suci dengan wanita suci, dan
18
M. Nua’im Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 288
19
Imam Ahmad, Musnad Ahmad, ( Beirut: Dâr Shadir, 1989), hal. 207.
6
yang menikahi wanita pezina ialah laki-laki pezina atau musyrik. Maka yang
harus dilakukannya pertama kali adalah dia harus menjalani hukuman Allah
SWt, dan mengakui bahwa hal itu diwajibkan atasnya dulu. Jika tidak
20
M. Nua’im Yasin, Fikih Kedokteran, hal. 288
6
سورة
ت´ ´خ ل´ ّلل ´غ˚ ف ´ر¸حي ´َٰ´ذل¸ ´ك ل ´خ ال´ ˚عن´ ¸م ˚ن ´وأ
¸
)ٌر ˚ك ˚ ٌور م.˚ص¸ِب˚ ˚ي ´ م ¸ش ´ت ˚ك ˚م ˚ن
˚م ´وا وا ˚ن
ي
´
)٢٥ :النسا
“Dan barang siapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup
perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh
mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah
mengetahui keimananmu, sebagaian kamu adalah dari sebagian yang lain.
Karena itu, kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah
maskawin mereka menurut yang patut, sedang mereka pun wanita-wanita
yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula wanita yang mengambil
7
wanita jika kondisinya sempit, sedangkan budak yang dinikahinya itu dalam
keadaan suci. Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Wanita-wanita keji
untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji
pezina maka dia adalah seperti mereka. Begitu juga sejelek-jelek orang jelek
adalah orang yang menjadi suaminya pelacur dan kejelekan ini telah ada sejak
awal penciptaan.
7
menghakimi yang dzahir saja, yaitu, sebuah niatan yang dibarengi dengan
tindakan itulah yang menjadi seseorang itu terkena atau tidak terkenanya
hukum.
membuat malu bagi wanita dan kehilangan harga dirinya jika dia
sehingga dia berpandangan bahwa dia harus menutupi hal ini dengan
atas melakukan operasi selaput dara itu hukumnya boleh saja, selama
pecahnya atau robeknya selaput dara itu disebabkan oleh musibah atau
Artinya “hukum semua perkara itu sesuai dengan tujuan atau niatnya”21
Qa’idah ini merupakan yang terpenting dari Qa’idah-qa’idah yang lain dan
terdalam dari Fiqih Islam. Para ulama fiqih memberikan perhatian lebih pada
qa’idah ini. Demikian ini dikarenakan sebagaian besar dari hukum Syar’i
Maksud dari qa’idah ini adalah hukum yang menjadi konsekuensi atas
setiap perkara haruslah selalu sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari
perkara tersebut. Bila yang menjadi tujuan atau maksud dari suatu perkara
adalah hal yang haram meskipun tampaknya baik, maka hukum perkara
tersebut haram. Sebaliknya, apabila yang menjadi tujuan atau maksud dari
suatu perkara ialah baik meskipun terlihat biasa-biasa saja maka hukum
Kemudian Qa’idah
selanjutnya
املشقة جتلب التيسي
Artinya: “kesulitan itu bisa mendatangkan kemudahan”23
yang tidak sesuai dengan karakter dan hati nuraninya. Kemudahan dan
syari’at Islam.24
:سورة البقرة......(´ف ًساا¸ ل˚ و ˚س´ ع´ ها. ˚¸ ˚ف لال˚ ن¹ ´لي˚ ´كل
)٦٨٥
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya”
Artinya: “tidak ada halangan bagi orang buta, tidak pula bagi orang
pincang, tidak pula bagi orang sakit”.
24
Ali Ahmad Al-Nadwi, Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah, hal. 265.
7
inilah yang dipakai oleh para fuqaha sebagai titik tolak dalam merumuskan
dimaksud oleh syar’i tersebut selalu ada pada tujuh hal berikut ini. Tujuh hal
1. Sebab berpergian.
2. Sebab sakit.
3. Sebab terpaksa.
4. Sebab lupa.
25
Ali Ahmad Al-Nadwi, Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah, (Damaskus: Dar Al-Qalam,
1986), hlm. 266.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraia di atas, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Akibat kecelakaan.
adalah haram. Beda halnya dengan alasan melakukan operasi ini disebabkan
25, dan disertai juga dengan hadis-hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan
71
7
B. SARAN
yang salah tentang selaput dara, hal ini penting, karena kekuatan
besar.
hukum kiranya perlu adanya kerja sama dengan tenaga medis agar
suatu kesalahan moral dari seorang wanita. Lihat wanita dari segi
5. Untuk masyarakat, akan lebih bijak lagi jika mitos yang selama ini
selaput dara ini, bukan hanya seks semata tetapi ada penyebab
Abbas, Ahmad Sudirman, Qowa’id Fiqhiyyah, Jakarta: Pedoman ILmu Jaya, 2004,
cet. I.
Abidin, Slamet dan Aminuddin, Fiqh Munakahat 1 Bandung; Pustaka Setia, 1999.
B, Pribakti, ApOG(K), Tips dan Trik Merawat Organ Intim Panduan Praktis
Kesehatan Reproduksi Wanita, Yogyakarta: Pustaka Banua, 2008, cet. I
Bakri, Siti Nazar, Kunci Keutuhan Rumah Tangga, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,
1993.
Bassan, Abdullah bin Abdurrahman Al, Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al Maram,
diterjemahkan oleh Thahirin Suparta “Syarah Bulughul Mara” jilid 1, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2006.
Dagun, Save M., Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara(LPKN, 1997 Cet. I
Dep Dikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1994.
74
7
Fauziah, Amalia dan Yunianti Chuaifah, Apakah Islam Agama untuk Perempuan,
Jakarta; PBB UIN Jakarta dan KAS, 2003.
Haryono, Anwar, Hukum Islam, Keluasaan dan Keadilannya, Jakarta, Bulan Bintang,
1968.
Ibnu Hajar Al-Atsqalani, An-nikah,
Kahlaniy, Muhammad bin Ismail Al, Subul al Salam, Bandung, Dahlan, 1988.
Mansur, Muhammad Khalid, Al-Ahkam Ath-Thibiyah Al-Muta’alliqah Bi An-Nisa Fi
Fiqh Al Islami, Penerjemah team Azzam, Pengobatan Wanita Dalam
Pandangan Fikih Islam, Jakarta: Penerbit Cendikian Sentra Muslim, 2001.
Cet 1
Mufarraj, Sulaiman Al, Bekal Pernikahan: Hukum, Tradisi, Hikmah, Kisah, Syiar,
Wasiat, Kata Mutiara, Alih Bahasa, Cipta Persada, Jakarta: Qisthi press, 2003.
Nadwi, Ali Ahmad Al, Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah, Damaskus: Dar Al-Qalam, 1986.
Nasution, Amir Taat, Rahasia Perkawinan Dalam Islam Jakarta: pedoman ilmu jaya
1994.
Newman, Dorlan, W.A, Kamus Kedokteran Dorland, alih bahasa, dr. Huriawati
Hartanto, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002 edisi 29
Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid. Penerjemah Imam Ghazali Said dan Achman Zaidun,
Jakarta, Pustaka Azzam, 2011.
Sabiq, Sayyid, Fiqh al- Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, 1981 jilid 2.
Saleh, H. E. Hassan, kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta, PT Grafindo
Persada, 2008.
Santoso, Budi, SpOG(K), Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Books
Distribution, cet. I
Seksualitas.net, majalah kesehatan seksual pria dan wanita,
Shabbagh, Mahmud al, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, Penerjemah
Bahruddin Fannani, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung: Alfabeta, 2004.
Sulaiman, Rasyid, Fiqh Islam, Jakarta, Attahiriyah 1954.
Syenkity, Muh. Muhtar, Ahkam Jirahiyah Tibbiyah, Maktabah An-Nahdah Al-
Mishriyah, 1990.
Syuaisyi, Syaikh Hafizh Ali, Kado Pernikahan, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2010.
Syuqqah, Abdul Halim Abu, Kebebasan Wanita. Penerjemah as’ad Yasin, Jakarta:
Gema Insani Press, 1998.
Tanjung, Armaidi, Free Sex No, Nikah Yes, Jakarta: Amzah, 2007.
Unais, Ibrohim, al mu’jam al wasîth, Mesir: Dâr el Mârif, 1972.
Yasin, Muh. Nu’aim, Fikih Kedokteran, Jakarta: Pustaka al kautsar, 2008.
Zuhaili, Wahbah Al, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, Beirut, Dar al-Fikr, 1989
http://www.hrmbedahplastik.com/operasi-selaput-dara/
Novie, Dwi. Pengaruh Seks Bebas Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja. diakses
tanggal 12 maret 2015 dari http://ceria.bkkpn.go.id/penelitian/detail/209
Radiansyah, Ilham, Operasi Vagina Gaya Hidup Baru Kaum Hawa Makasar,
Diakses pada tanggal 1 September 2015 dari http://www.lkpk.org/operasi-
vagina-gaya-hidup-baru-kaum-hawa-makassar.