SKRIPSI
Oleh
Arfan Akbar
NIM: 107034001786
i
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah penulis
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
penulis atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Penulis,
(Arfan Akbar)
ii
OLAHRAGA DALAM PERSPEKTIF HADIS
SKRIPSI
Oleh
Arfan Akbar
NIM: 107034001786
Pembimbing
Dr. Bustamin, M. Si
NIP: 196307011998031003
iii
iv
Abstrak
Olahraga merupakan sebuah budaya dan juga merupakan sebuah
keharusan yang sangat dibutuhkan oleh umat manusia, maka dari itu, skripsi ini
mencoba mengkaji tentang olahraga lebih dalam lagi dilihat dari segi perspektif
hadis dengan secara umum, seperti definisi olahraga, karakteristik olahraga,
manfaat olahraga dan jenis-jenis olaharaga.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allâh SWT, yang menyinari hamba-Nya
dengan cahaya yang terang, dan menjadikan al-Qur’ân dan Hadis sebagai obat
bagi penyakit hati, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang, sehingga dengan
diselesaikan. Demikian juga, salawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk
Sebagai karya tulis hamba yang dha’îf, tentunya di dalam penelitian ini
masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, yang kelak ditemukan oleh
mereka yang mau menelaahnya dengan teliti. Segala kesalahan tersebut tak lain
terhadap beberapa masalah yang kelihatannya sepele namun penting untuk dikaji
kembali sebagai bentuk pemahaman yang lebih mendalam lagi terkait Olahraga.
Penulis juga menyadari bahwa, penelitian ini tak luput dari jasa lembaga dan
orang-orang tertentu yang telah membantu penulis, baik secara moril maupun
materil. Atas segala bantuan tersebut penulis sampaikan banyak terima kasih;
khususnya kepada:
vi
2. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr.
4. Kedua orang tua, Ayahanda tercinta Husin, S.Pd dan Ibunda tercinta
wanafa’anâ bi ’ulûmihim)
vii
al-Syarawey.S.Th.i, Rusli al-Gondola.S.Th.i, Maiel al-Famart.S.Th.i,
M.Berbudi, Fikri Ilhami, Budi pers, Ibad Ciputat, yang telah membantu
satu persatu dalam ungkapan yang singkat ini. Jazâkumullâh ahsan al-
Ttd,
ARFAN AKBAR
Penulis
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
ب B ظ Zh
ت T ع ‘
ث Ts غ Gh
ج J ف F
ح H ق Q
خ Kh ك K
د D ل L
ذ Dz م M
ر R ن N
ز Z و W
س S هـ H
ش Sy ء `
ص S ي Y
ض Dh
ix
B. Vokal
Alif lam ta’rîf ( )الdalam lafaz atau kalimat, baik yang bersambung dengan
huruf qamariyyah maupun syamsiyyah ditulis dengan huruf kecil (al), dan diikuti
dengan kata penghubung ” – “. Namun, jika terletak diawal kalimat, maka ia
ditulis dengan huruf besar (Al). Contoh:
1. “al” ditulis dengan huruf kecil
D. Singkatan
M = Masehi W = Wafat
x
E. Lain-lain
xi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ............................................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................... 52
B. Saran-saran ....................................................................... 52
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis Nabi SAW dalam pandangan umat Islam merupakan salah satu
sumber ajaran Islam. Secara structural hadis menduduki posisi setelah al-Qurân.
Qurân. Ini artinya hadis mempunyai posisi yang sangat signifikan dan strategis
dalam menjelaskan ayat-ayat al-Qurân yang masih global. Oleh karena itu,
sebagai umat Islam sangat berkepentingan untuk menggali butir-butir ajaran Islam
Hadis adalah ucapan, perbuatan, taqrîr dan hal ihwal Nabi Muhammad
SAW, menduduki tempat yang tinggi dalam jiwa umat Islam. Dalam kaitannya
dengan fungsi dan kedudukan hadis Nabi terhadap al-Qurân, Allah SWT telah
muffasir al-Qurân. Allah SWT telah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 44 :
Dari ayat di atas, jelaslah bahwa tugas Rasulullah SAW ialah menjelaskan
baik dengan lisan atau perbuatan, hal-hal yang masih global dan sebagainya yang
terdapat dalam al-Qurân. Tugas ini berdasarkan perintah Allah SWT, tentu saja
1
Sayid Agil Husein al-Munawar, Studi Hadis Nabi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001),
Cet. Ke-1, h. 8.
2
Al-Qur’an dan Terjemahannya, DEPAG RI.,1997. (QS. An-Nahl : 44)
1
2
ayat-ayatnya yang masih memerlukan penjelasan praktis dan itu sudah dilakukan
oleh Rasulullah SAW, karenanya Rasulullah SAW tidak bisa dilepaskan begitu
saja dari tugas ini, menolak penjelasan Rasulullah SAW sama artinya menolak al-
Qurân.3
hadis sebagai pedoman umat Islam, bukan saja berisi masalah-masalah hukum,
tetapi juga mencakup pada kehidupan sosial, baik berupa masalah politik,
Rabbani yang kuat dan sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim
Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim yang
meragukan manfaat olahraga bagi kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul
“Pemeliharaan Kesehatan Dalam Islam” oleh dr. Mahmud Ahmad Najib (Guru
olahraga sangat berguna bagi kesehatan manusia jika dia mau sehat. Karena
menuju kesehatan fisik dan batin. Selain itu juga bisa merilekskan jiwa dan raga
kita serta mengeluarkan zat-zat jahat ditubuh dengan jalur keringat-keringat yang
3
M.M Azami, Hadis Nabawi, Sejarah dan Kodifikasinya, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
1994), h. 27.
4
Manfaat olahraga bagi tubuh manusia lih. Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan
Dalam Syari`at Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. I h. 83.
3
Olahraga banyak macamnya mulai dari jalan kaki, lari, sepak bola,
memanah, berkuda, berenang dan lain sebagainya. Dari olahraga yang mahal
sampai termurah bahkan gratis tidak memerlukan biaya. Akan tetapi olahraga
.
Artinya : “Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Ahmad bin Husain
al-Qadli telah mengabarkan kepada kami Abu Ja`far Muhammad bin
Ali’Athar, mengabarkan kepada kami Ayahku, meriwayatkan kepada kami
Qais dari Lais dari Mujahid dari Ibn Umar berkata: bersabda Rasulullah:
“Ajarilah anak-anak kalian berenang, memanah, dan menenun bagi anak
perempuan.” (HR Imam al-Baihaqi). 5
.
Artinya : “Telah meriwayatkan kepada kami Abu Hasan Ahmad bin
Muhammad bin Abdus al-Tharaifi, telah meriwayatkan kepada kami
Utsman bin Sa’id, telah meriwayatkan kepada kami Zaid bin Abdu
Rabbah, telah meriwayatkan kepada kami Baqiyah dari Isa bin Ibrahim,
dari al-Zuhri dari Abi Sulaiman, Maula Abu Rafi’ dari Abu Rafi’ berkata:
bertanya kepada Rasulullah: wahai Rasulullah apakah seorang anak
mempunyai hak atas kami, sebagaimana kami mempunyai hak atas
mereka? Rasulullah menjawab: ia. Hak anak-anak atas orang tuanya,
5
Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syu’bal Iman al-Baihaqi, Bab fi Huquqi wal
Auladina wa Ahlina wa Hiya Qiyam, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyah, 1989), juz VI, Cet. I, hadis
8664, h. 401.
4
.
Artinya : “Telah meriwayatkan kepada kami Musa bin Harun,
meriwayatkan kepada kami Ishaq bin Rahawiyah, di dalam sanad yang
lain telah menceritakan kepada Ja’far bin Muhammad al-Faryabi, dan
telah menceritakan kepada kami Abu al-Asbaghi Abdul Aziz bin Yahya al-
Harani, keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Salamah bin Abdul Rahim, dan dari Abdul Wahab bin Bakhat, dari
Atha’ bin Abu Rabah berkata: saya melihat Jabir bin Abdullah dan Jabir
bin Umair al-Anshari latihan memanah, lalu salah seorang diantara
mereka merasa jenuh lalu temannya berkata engkau itu malas: Aku
pernah mendengar Rasulullah bersabda: setiap sesuatu yang bukan
merupakan dzikir kepada Allah adalah permainan dan kelalaian,kecuali
empat perkara yaitu: “seorang laki-laki berjalan diantara dua sasaran
(untuk memanah), seseorang yang melatih kudanya, belaian seorang
suami terhadap istrinya, mengajar/belajar berenang.”(HR. Imam at-
Thabrani). 7
6
Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syu’bal Iman al-Baihaqi, Bab fi Huquqi wal
Auladina wa Ahlina wa Hiya Qiyam, Juz VI, hadis 8665, h. 401.
7
Sulaiman bin Ahmad bin Ayub Abu al-Qasyim at-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir fi Bab
Jim, (al-Maushul: Maktabah al-Ulum wal Hikam, 1983), Juz II, h. 193.
5
tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu
Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (Q.S. al-
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan
Anfaal:60).
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu
Artinya : “Orang mukmin yang kuat lebih disukai oleh Allah Swt dari
pada orang mukmin yang lemah. Namun begitu, kedua-duanya sama-sama
mempunyai kelebihan. Jagalah agar kamu dalam keadaan (situasi) yang
bermanfaat bagi dirimu dan mohonlah selalu pertolongan kepada Allah
Ta’ala, dan jangan bosan. Jika engkau mendapat cobaan, jangan berkata
: “seandainya (tadi) aku perbuat begini dan begitu (tentu tidak akan
8
Jhon Huocks, (terj), Teori Olah Tubuh dan Efektifitasnya, (Jakarta:Media Pustaka,
1990), cet. II, h. 55.
9
Al-Qur’an dan Terjemahannya, DEPAG RI.,1997. (Q.S. al-Anfaal:60)
6
Hadis diatas dapat dipahami bahwa orang mukmin yang jasmaninya dan
rohaninya kuat akan lebih cinta kepada Allah dari pada orang mukmin yang
lemah.
sama tentang hukum olahraga menurut ajaran Islam, bahwa hukum olahraga
bertentangan dengan syariat Islam seperti memakai pakaian yang membuka aurat
tetapi apabila situasi dan kondisi dari pelaksanaan olahraga itu berubah, maka
hukumnya juga berubah sesuai dengan situasi dan kondisi dari orang yang
hukum olahraga bisa menjadi wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah.
Dari latar belakang pemikiran diatas, maka penulis mencoba meneliti dan
Hadis”
10
Ma’mur Daud, terjemah Hadis Shahih Muslim, (Malaysia: KLANG BOOK CENTRE,
1995), Cet ke-2, Jilid VIII, hadis 6945, h. 56.
7
B. Perumusan Masalah
supaya tidak melebar kemana-mana. Dari latar belakang yang ada, penulis
Perspektif Hadis ?
C. Kajian Pustaka
Adapun skripsi yang penulis tulis ini lebih memfokuskan kepada analisa
hadis tentang olahraga disertai dengan pandangan dan pendapat para ulama.
Adapun kitab-kitab yang menjadi rujukan dalam penulisan skripsi ini antara lain
al-Kutub al-Tis’ah dan kitab hadis lainnya yang mendukung dengan pembahasan
skripsi ini.
E. Metodologi Penelitian
yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Kemudian dari bacaan
9
bentuk tulisan.11
deskriptis analisis, yang dalam hal ini diharapkan dapat memahami dan
memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan isi
skripsi ini. Demikian juga agar penulis dapat menyusun dalam bentuk yang
sistematis sehingga nantinya dapat mengena pada inti permasalahan dan dapat
Adapun data primer yang penulis pakai dalam penulisan skripsi ini adalah
: al-Kutub al-Tis’ah, dan kitab-kitab yang berkaitan dengan tema yang di bahas.
relevansinya dengan pembahasan skripsi ini. Semua itu dilakukan melalui proses
pengumpulan data-data, pendapat para ulama ahli fiqih dan hadis untuk kemudian
tahun 2007 yang dianjurkan Fakultas Ushuluddin dan juga rujukan penulisan ayat-
F. Sistematika Penulisan
11
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1996), Cet. Ke-1, h.10
10
Ada empat bab dalam skripsi ini, setiap bab terdiri dari sub-sub bab, hal
Bab pertama adalah pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,
olahraga.
tematik tentang olahraga, asbabul Al-Wurud Hadis, analisa matan hadis dan
saran.
BAB II
A. Definisi Olahraga
1. Menurut Bahasa
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, olahraga mempunyai dua suku kata yaitu :
supaya menjadi lain atau menjadi lebih sempurna. Sedangkan “Raga” adalah badan,
fisik atau tubuh manusia.2 Kalau dilihat dari penggabungan kata olahraga beararti
Kalau dilihat dari unsur kesehatan, olahraga adalah salah satu bagian yang
menyehatkan. Menurut ilmu kesehatan dan kedokteran, sistem olahraga tubuh yang
membawa manusia kearah kebugaran fisik (Airobik) dan mental tubuh.4 Olahraga
ini mengandung gerak sehat, gerak olah otot tubuh membakar lemak, dan mengatur
sebagainya.5 Tujuan setiap olahraga adalah gerak, pada akhirnya yaitu pencapaian
1
Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwîr versi Indonesia-arab, (Surabaya :
Pustaka Progressif, 2007), cet I, hal. 613.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1988), cet. I, hal. 624-625.
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. I, hal. 719.
4
R.H. Su`dan M.D., S.K.M, Al-Qurân dan panduan kesehatan masyarakat, (Jakarta:
Diknas,1978), hal. 57
5
Y.S. Santosa Giriwijoyo. DKK, Olahraga dan olahraga kesehatan, (Bandung:
FPOK/IKIP Press, 1991), hal. 57.
11
12
kesehatan yang hakiki, baik kesehatan yang dinamis, atraktis dan rekreatis yang
Kalau dilihat dari segi unsurnya olahraga Airobik dapat dikatagorikan masuk ke
dalam olahraga yang cukup terjangkau oleh masyaakat dengan kata lain olahraga
tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat dari golongan bawah, menengah sampai
golongan atas. 6
B. Karakteristik Olahraga
Menurut H.J.S Husdarta dalam buku Sejarah Dan Filsafat Olahraga, yang
dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, perkembangan olahraga semakin pesat
dengan keanekaragaman ciri yang terdapat pada masing-masing cabang
olahraga. Perkembangan macam-macam olahraga ini tidak terlepas dari
pengaruh keadaan sosial, budaya, politik, ekonomi, geografis, dan politik.
Meskipun demikian tetap ada beberapa karakter pokok yang tidak dapat
dihilangkan dari kegiatan yang disebut olahraga. Berikut ini merupakan
karakter atau ciri suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai olahraga :
1. Kegiatan Fisik
Orientasi fisik merupakan ciri utama dalam kegiataan yang disebut dengan
olahraga. Orientasi fisik dalam hal ini seperti aspek motorik, daya tahan,
kecepatan, kekuataan, dan keterampilan yang merupakan unsur intern dari
kegiatan olahraga. Oleh karena itu kegiatan olahraga selalu menampakan
diri dalam wujud nyata kehadiran fisik, peragaan diri secara sadar, dan
disertai dengan penggunaan alat-alat yang konkrit. Setiap bentuk permainan
sejati dalam olahraga terdiri atas kegiataan yang lebih menekan aspek gerak
sehingga unsur jasmaniah menjadi sangat dominan.7
2. Permainan
Menurut Dini Rosdiani dalam buku Dinamika Olahraga Dan Pengembangan
Nilai, yang dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu: permainan adalah bentuk
kegiatan yang dikerjakan dengan mengikuti aturan tertentu yang biasa
disebut aturan permainan. Agar menjadi jelas permainan biasanya
dibandingkan dengan pekerjaan. Perbedaan dari keduanya dapat dilihat dari
makna atau tujuan kegiatan tersebut. Dalam bekerja selalu diharapkan hasil
pekerjaan, yaitu sebagai akibat dari kegiatan yang telah dilakukan.
6
Wasis Ekyono DKK, Teori Olahraga, (Jakarta: CV. Karya, 1981), cet. IV, hal. 10.
7
H.J.S. Husdarta,Sejarah Dan Filsafat Olahraga (Bandung : Alfabeta, 2010) hal. 137.
Dikutip oleh Mohammad Hasan “Olahraga Perspektif Hadis (Studi Ma’ani al-Hadis)”,Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tanggal 14 Januari 2013.
13
3. Realitas Olahraga
Menurut H.J.S Husdarta dalam buku Sejarah Dan Filsafat Olahraga, yang
dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, perilaku dalam olahraga sering
digambarkan bukan hanya bersifat artifisial, imaginer, atau hanya ilusi,
sebaliknya olahraga dikatakan sebagai kegiatan yang real dan nyata.
Keterlibatan seseorang dalam olahraga tidak semata-mata terpaku mengikuti
peranan yang telah ditetapan melainkan dia bersama pemain yang lain
memainkan permainan yang real dalam konteks permainan.9 Dengan kata
lain seseorang yang sedang melakukan kegiatan olahraga dituntut untuk
berjuang dengan sungguh-sungguh. Hal ini karena ada tantangan yang harus
dilawan dan diatasi. Seorang atlet baru akan merasa puas jika bisa bermain
lebih baik dari lawannya, hal ini kerana dalam olahraga selalu ada tantangan
yang harus dijawab oleh seorang atlet dengan prestasi yang lebih baik dari
lawannya.
5. Dimensi Sosial
Menurut H.J.S Husdarta dalam buku Sejarah Dan Filsafat Olahraga, yang
dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, olahraga tidak mungkin dilakukan
seorang diri. Hal ini karena dalam olahraga apa prinsip permainan dan
prinsip pestasi. Dengan dua prinsip tersebut akan selalu ada pihak lain yang
harus ditandingi permainan dan prestasinya. Bahkan untuk olahraga yang
8
Dini Rosdiani, Dinamika Olahraga Dan Pengembangan Nilai (Bandung : Alfabeta, 2012)
hal. 78. Dikutip oleh Mohammad Hasan “Olahraga Perspektif Hadis (Studi Ma’ani al-
Hadis)”,Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tanggal 14 Januari 2013.
9
H.J.S. Husdarta,Sejarah Dan Filsafat Olahraga (Bandung : Alfabeta, 2010) hal. 138.
10
H.J.S. Husdarta,Sejarah Dan Filsafat Olahraga (Bandung : Alfabeta, 2010) hal. 139.
14
hanya bersifat single misalnya, seperti angkat besi tetap ada pihak lain yang
(lawan) yang harus diungguli prestasinya. Artinya dalam olahraga akan
mungkin terjadi interaksi sosial yang akan membentuk kelompok sosial.
Prinsip dimensi social ini juga ada kaitannya dengan ciri olahraga yang
terakhir yaitu sikap fairplay (sportif atau ksatria).11
C. Jenis-Jenis Olahraga
1. Olahraga Pendidikan
Olahraga pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem keolahragaan Nasional didefinisikan sebagai
pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,
kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga
pendidikan diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan yang
dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui
kegiatan intrakurikuler/ekstrakurikuler. Olahraga pendidikan dimulai sejak
usia dini dan pada jalur pendidikan formal dilaksanakan pada setiap jenjang
pendidikan. Olahraga pendidikan merupakan olahraga yang dilakukan di
lembaga pendidikan atau sekolah sebagai bagian dari proses pendidikan
untuk membentuk kepribadian siswa. Olahraga ini identik dengan aktivitas
11
H.J.S. Husdarta,Sejarah Dan Filsafat Olahraga (Bandung : Alfabeta, 2010) hal. 140
12
Dini Rosdiani, Dinamika Olahraga Dan Pengembangan Nilai (Bandung : Alfabeta,
2012) hal. 80.
15
3. Olahraga Prestasi
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem keolahragaan Nasional dari http://www.pendidikan-
diy.go.id/file/uu/uu 3 2005. pdf, yang dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu
olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara berencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui
kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan. Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya
untuk meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka
meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Olahraga prestasi dilakukan oleh
setiap orang yang memiliki bakat, kemampuan, dan potensi untuk mencapai
prestasi. Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan
pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan
dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.15
hanya untuk kelompok tertentu. Fungsi dari olahraga kesehatan ini adalah
untuk memulihkan kesehatan pasien dari penyakit-penyakit tertentu seperti
penyakit jantung koroner, penderita asma, penyembuhan setelah cedera, dan
penyakit lainya yang dianjurkan oleh dokter. Oleh karena itu olahraga
rehabilitasi ini biasanya hanya berkembang di pusat-pusat rehabilitasi dan di
rumah sakit.16
Darihttp://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR_PEND_OLAHRAGA/1976030820
05011SUHERMAN_SLAMET/modul_bermain_08/bab_6_teori_bermain,pdf
yang dikutip oleh Mohammad Hasan, Olahraga pendidikan dan olahraga
rekreasi disebut juga dengan olahraga amatir yaitu olahraga yang dilakukan
atas dasar kecintaan atau kegemaran berolahraga. Sedangkan olahraga prestasi
adalah nama lain dari olahraga profesional yaitu olahraga yang dilakukan untuk
memperoleh pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan
atas kemahiran berolahraga. Selain berdasarkan tujuannya, olahraga yang
berkembang pada saat ini dapat digolongkan menurut cabang-cabang olahraga
sejenis ditinjau dari sifat, peraturan, tempat penyelenggara, dan musim.17
Klasifikasi olahraga menurut sifatnyan adalah :
16
H.J.S. Husdarta,Sejarah Dan Filsafat Olahraga (Bandung : Alfabeta, 2010) hal. 149.
17
Slamet Suherman “bab 6 teori bermain” dalam bentuk PDF didownload dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR_PEND_OLAHRAGA/197603082005011SUHERMAN_SLA
MET/modul_bermain_08/bab_6_teori_bermain,pdf pada 15 Mei 2012 jam 10.57 WIB.
17
Menurut Ginanjar Atmasubrata dalam buku Serba Tahu Dunia Olahraga yang
dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, olahraga dibedakan menjadi dua yaitu
pemainan yang lapangnnya dipisahkan oleh net/jarring (seperti bulu tangkis)
dan permainan yang lapangannya tidak dipisahkan oleh net/jarring (seperti
sepakbola). Menurut penyelenggaraannya olahraga dibagi menjadi olahraga
darat, air, dan udara. Kemudian menurut musimnya ada dua macam jenis
olahraga, yaitu olahraga musim panas dan olahraga musim dingin. Klasifikasi
olahraga yang terakhir ini ada kaitannya juga dengan olimpiade yang juga
dibedakan menjadi olimpiade musim panas dan olimpiade musim dingin.18
D. Manfaat Olahraga
Menurut Ginanjar Atmasubrata dalam buku Serba Tahu Dunia Olahraga yang
dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, Olahraga pada dasarnya berisi kegiatan
yang berorientasi pada gerak dan pelaksanaannya tergantung pada kemampuan
dan tujuan apa yang hendak dicapai oleh pelakunya, seperti yang dijelaskan
oleh Giriwijoyo, “Melalui aktivitas jasmani akan terjadi perubahan berupa
pengaruh positif terhadap kesehatan. Sebaliknya, akibat yang negatif akan
diperoleh jika olahraga itu dilakukan dengan cara yang salah”.19 Hal ini
mengindikasikan bahwa kegiatan olahraga secara teratur dapat menunjang
kehidupan manusia sehari-hari. Berbagai manfaat olahraga bagi manusia dalam
kehidupan sehari-hari penulis klasifikasikan sebagai berikut :
a. Meningkatkan Kesehatan
Menurut Mohammad Hasan dalam skripsinya yang dikutip dari
www.kompas.com yaitu olahraga dapat mengurangi risiko berbagai
penyakit, khususnya yang terkait dengan obesitas. Berbagai penelitian
menunjukan, obesitas meningkatkan risiko terjadinya penyakit
degenerative, seperti jantung, stroke, dan diabetes, pada usia yang
lebih muda. Belum termasuk lebih mudah terkena infeksi dan risiko
kanker.20
c. Memperbaiki Penampilan
18
Ginanjar Atmasubrata, Serba Tahu Dunia Olahraga (Surabaya : Dafa Publishing, 2012)
hal. 9.
19
Santosa Giriwijiyo,Olahraga kesehatan (bandung : UPI Bandung, 2005) hal. 80
20
Dikutip dari “Enam manfaat olahraga bagi anak” dalam www.kompas.com diakses pada
28 Mei 2012 jam 15.48 WIB.
18
c. Merasa Bahagia
Menurut Mohammad Hasan dalam skripsinya ketika berolahraga,
tubuh melepaskan zat kimia yang dikenal sebagai endorfin yang
21
Prita Daneswari “Cara Olahraga Tingkatkan Kepercayaan Diri Kita” dalam
www.mediaindonesia.com diakses pada 22 Mei 2012 jam 11.58 WIB. Dikutip oleh Mohammad
Hasan “Olahraga Perspektif Hadis (Studi Ma’ani al-Hadis)”,Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Tanggal 14 Januari 2013.
22
Dikutip dari “Mengapa Olahraga Bikin Bahagia” dalam www.kompas.com diakses pada
16 februari 2012 jam 07.35 WIB.
23
Dikutip dari “Mengapa Olahraga Bikin Bahagia” dalam www.kompas.com diakses pada
16 februari 2012 jam 07.35 WIB.
24
Dikutip dari “Mengapa Olahraga Bikin Bahagia” dalam www.kompas.com diakses pada
16 februari 2012 jam 07.35 WIB.
19
a. Membantu Bersosialisasi
Menurut Mohammad Hasan dalam skripsinya yaitu, Apakah itu
bergabung dengan gym, berjalan di taman, mengikuti yoga atau kelas
tari, olahraga member ruang dan kesempatan untuk bertemu orang lain
dan membentuk ikatan. Sosialisasi tentunya akan menambah
kepercayaan diri seseorang.
b. Menjadi Kompotitif
Menurut Mohammad Hasan dalam skripsinya yang dikutip dari
www.mediaindonesia.com yaitu Berolahraga mungkin menimbulkan
keinginan untuk menantang diri sendiri atau orang lain. Hal ini
termasuk dari salah satu esensi olahraga yaitu bermain, latihan fisik,
dan kompetisi. Dengan begitu, seseorang akan merasa tertantang dan
bila berhasil dalam kompetisi akan merasa berada di puncak dunia.26
E. Tujuan Olahraga
28
Dikutip dari “Manfaat Lain Olahraga” dalam www.mediaindonesia.com diakses pada 24
Mei 2012 jam 20.21 WIB
BAB III
memanah, berkuda, gulat dan lain-lain. Olahraga sangatlah penting apalagi kalau
dilihat dari unsur tujuan dan manfaatnya, dari segi pendidikan anak usia dini atau
terhadap penyakit dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya olahraga
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan
Ibnu Numair mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami
'Abdullah bin Idris dari Rabi'ah bin 'Utsman dari Muhammad bin Yahya
bin Habban dari Al A'raj dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Orang mukmin kuat lebih disukai
oleh Allah Swt dari pada mukmin yang lemah. Namun begitu, kedua-
duanya sama-sama mempunyai kelebihan. Jagalah agar kamu dalam
1
Departemen Agama RI, Al-Qurân dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul 'Ali -
ART, 2007).
21
22
Banyak sekali hadis yang penulis temukan di dalam kitab al-Kutub al-
dari kata terdapat 4 hadis, sedangkan kata terdapat 13 hadis dan dari
bawah ini:
2
Ma‟mur Daud, Terjemah Hadis Shahih Muslim. (Malaysia : KLANG BOOK
CENTRE,1995). cet ke-II. jilid IV, No.2287. hal. 244.
23
Sunan at-Tirmidzi,
7 Memanah
Juz 5, hal. 270.
Sunan ad-Darimi,
Memanah
8 Juz 2, hal. 269.
18
:
Sunan ibnu Majah,
Berkuda
Juz 2, hal. 940.
.
28
Sunan ad-Darimi,
23 Berkuda
Juz 2, hal. 269.
.
Artinya : “ Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Ahmad bin
Husain al-Qadli telah mengabarkan kepaada kami Abu Ja‟far Muhammad
bin Ali‟ bin Dahim as-Syaibani saya Ahmad bin Ubaid bin Ishak bin
Mubarrak al-Athar, mengabarkan kepada kami Ayahku, meriwayatkan
kepada kami Qais dari Lais dari Mujahid dari Ibn Umar berkata:
bersabda Rasulullah Saw: ajarilah anak-anak kalian berenang, memanah,
menenun bagi anak perempuan.” (HR Imam al-Baihaqi). 4
Secara umum, isi kandungan (maksud dan makna ) hadis di atas adalah
bentuk dari kontinuitas tradisi bangsa Arab (Arab pra-Islam) yang dinilai tidak
3
Al-Hafizh Abi Abdillah Muhammad ibn Yazid Al-Qazwiniy (Al-Qazwiniy), Sunan
Ibnu Mājah, (Beirut : Dar al-Ihya al-Kutub al-„Arabiyah), juz. II, h. 940.
4
Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syu‟bal Iman al-Baihaqi, Bab fi Huquqi wal Auladina
wa Ahlina wa Hiya Qiyam, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyah, 1989), juz VI, Cet. I, hadis 8664, h.
401.
31
adapun jenis olahraga pada waktu itu didominasi dengan kegiatan memanah,
berkuda, dan bermain pedang. Pada waktu itu orang-orang tangguh diperlukan
ketangakasan serta fisik yang kuat, olahraga yang bisa dicapai yaitu dengan
berkuda dan bermain pedang, demikian juga dengan memanah. Barang siapa yang
pandai bermain kuda, bermain pedang, ataupun memanah maka ia dapat direkrut
apa? padahal pada waktu itu secara geografis, negara Arab pada saat itu
merupakan dataran yang tandus, kering dan tidak ada sungai yang mengalir. Dari
maksud hadis tersebut dapat dipahami bahwa Nabi sungguh luar biasa, yang
maksud anjuran Nabi saw itu pasti relevan dan sesuai dengan konteks kehidupan
zaman.6
.
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (Qs.al-
Qashas: 26).7
5
Khamdan, dkk. Studi Hadis: Teori dan Metodologi (kritik terhadap hadis-hadis
pendidikan), (Yogyakarta: Idea Press, 2012). hal.241
6
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), hal.13
7
Departemen Agama RI, Al-Qurân dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul 'Ali -
ART, 2007).
32
para ahli dalam bidang pendidikan islam telah membagi dalam tiga term, dari
ketiga term tersebut memiliki kesamaan makna, namun secara esensial memiliki
perbedaan baik secara tekstual maupun secara kontekstual. Yaitu: al-Tarbiyah, al-
8
Departemen Agama RI, Al-Qurân dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul 'Ali -
ART, 2007).
9
Khamdan, dkk. Studi Hadis: Teori dan Metodologi (kritik terhadap hadis-hadis
pendidikan), (Yogyakarta: Idea Press, 2012). hal. 243.
33
mempelajari renang dan memanah, sesuai hadis diatas dan Qs. Al-
Anfal:60.
pernafasan dan melatih kekuatan-kekuatan baik tangan maupun kaki, yang akan
menjadikan badan sehat dan bugar. Selain itu dari segi pendidikan, berenang
kehidupan ini, tanpa bergerak seseorang akan mati dan tidak akan mendapatkan
simbol dari fokus atau kosentrasi dan istiqomah. Maksudnya, bahwa dalam hidup
ini harus mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas, upaya untuk mencapainya
10
Arif Rohman Hakim, S.Ag, Studi Hadis: Teori dan Metodologi, (Yogyakarta: Idea
Press). hal. 245
34
yang baik. Begitu juga dalam hidup ini, bila ingin mendapatkan hasil yang
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Dengan adanya
hadis ini, sekarang banyak cabang olahraga dan tidak hanya diperuntukan laki-laki
.
Artinya : Telah meriwayatkan kepada kami Abu al-Qasyim Abdur-Rahman
bin Muhammad al-Siraj, saya Abu Hasan Ahmad bin Muhammad bin
Abdus al-Tharaifi, telah meriwayatkan kepada kami Zaid bin Abdu
Rabbah, telah meriwayatkan kepada kami Baqiyah dari Isa bin Ibrahim,
dari al-Zuhri dari Abi Sulaiman, Maula Abu Rafi‟ dari Abu Rafi‟ berkata:
bertanya kepada Rasulullah: wahai Rasulullah apaah seorang anak
mempunyai hak atas mereka? Rasulullah menjawab: iya. Hak anak-anak
atas orang tuanya, diajarkan menulis, berenang, memanah, dan diberi
sesuatu yang baik-baik.”(HR. Imam al-Baihaqi). 11
11
Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syu‟bal Iman al-Baihaqi, Bab fi Huquqi wal
Auladina wa Ahlina wa Hiya Qiyam, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyah, 1989), juz VI, Cet. I, hadis
8665, h. 401.
35
Hadis di atas menjelaskan berenang dan memanah termasuk hak anak atas
orang tuanya. Definisi Hak al-walad 'ala al-wâlid adalah sesuatu yang harus
diberikan orang tua terhadap anaknya. Menurut hemat penulis, secara tekstual ada
tiga aspek yang dapat diambil dari hadis Nabi mengenai kewajiban orang tua
dalam mendidik anak yaitu al-kitabah (menulis), al-Sibâhah (berenang) dan al-
Rimâyah (memanah). Tetapi yang akan penulis bahas disini adalah al-Sibâhah
Menurut penulis, ada dua hal yang bisa dipahami dari kata as-sibâhah. Pertama,
penjelajahan lautan. Bahwa hidup bukan hanya di darat semata, itu adalah hal
yang pasti. Karena itu, pemahaman tentang kelautan sekaligus kaitannya dengan
ilmu pengetahuan tidaklah sedikit. Bahari sebagai dunia (unsur bumi) lain dari
daratan ini memiliki banyak fungsi yang harus dikuak lewat pendidikan. Lahirnya
ilmu kelautan bisa dijadikan contoh tentang pentingnya laut. Dengan kata lain,
harus mampu menyebrangi samudra yang luas. Inilah mengapa dalam hadis lain
Nabi menganjurkan agar mencari ilmu ke negri China.13 Suatu Negara yang
dipisah oleh jarak laut yang sangat luas. Karena itu, memaknai "berenang" bukan
merupakan kelanjutan jalan menuju Allah (thariqah dan bahkan hakikat). Jalan-
jalan ini bisa ditemukan dengan kecerdasan mencari hikmah di balik dunia ini.
Dalam hadis yang lain dijelaskan tentang keutamaan menuntut ilmu yaitu
hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi
telah bersabda :
.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi
dan Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Muhammad bin Al 'Ala Al Hamdani -
dan lafadh ini milik Yahya- dia berkata; telah mengabarkan kepada kami,
dan berkata yang lainnya, telah menceritakan kepada kami Abu
Mu'awiyah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: “Barang
siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
jalan ke surga baginya”. (HR. Muslim). 14
sakinah), ketentraman dan rahmah baik didunia maupun diakhirat nanti. Dengan
berlandas tumpu pada pemahaman ini, maka anak didik harus diarahkan pada
14
Imam abi Husain Muslim ibnu al-Hajjaj al-Qusyairi an-Nisaburi, Muhtashor Shahih
Muslim (Bairut : al-Maktabatul Islami, 1987), hlm. 498.
37
menggantung di atas teori-teori tapi juga mendarat dalam dunia praktek prilaku
sehari-hari.
Kata Ar-Rimâyah merupakan bentuk masdar dari kata ramay yang artinya
yang identik dengan lautan, sedangkan memanah merupakan tempat yang berada
di daratan. Namun dua tempat tersebut tidak bisa dipisahkan mengingat unsur
tempat yang kita diami ini mengandung unsur daratan dan lautan. Disamping
dalam hadis itu juga dianjurkan untuk memberikan keterampilan memanah (al
rimâyah). Secara substantif kata ini juga tidak bisa hanya berhenti pada memanah
an sich tapi bisa meluas pada ranah cita-cita masa depan ataupun ketrampilan.
Diakui atau tidak, cita-cita akan memotivasi anak untuk terus mengejar
apa yang akan dicapai. Tujuan hidup yang layak baik di dunia maupun di akhirat
harus mampu dibidik oleh anak sejak dini. Sehingga arah dan orientasi hidupnya
sampai saat ini pendidikan hanya berupa pengulangan bahasa dan kata bukan
Hal inilah yang perlu dikembang suburkan dalam diri anak. Maka
membiarkan anak hanyut dalam retorika dan transfer ide merupakan penindasan
15
Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwîr versi Indonesia-arab, (Surabaya :
Pustaka Progressif, 2007), cet I, hal. 536.
38
bagai anak panah menuju masa depan yang dicita-citakannya harus terus
dikembangkan. Atau dengan kata lain, tidak boleh ada pembelengguan potensi
dari orang tua lebih-lebih dari guru terhadap anak. Karena dalam hadis lain Nabi
bersabda bahwa anak diciptakan pada suatu zaman yang sangat mungkin berbeda
jauh dengan zaman yang ditemui oleh orang tuanya.16 Ia akan terus berjalan
dengan unsur penciptaannya : jasmani, akal dan jiwa. Atau, dengan kata lain,
ada sekian banyak sikap yang dituntut oleh agama dari pemeluknya.17 Menurut
Prof. Mubyarto, seperti yang dikutip oleh Quraish shihab ada lima hal pokok
kemampuannya.
16
Adnan Hasan Shalih Baharits, Mendidik Anak Laki-laki, (Jakarta : Gema Insani, 2007),
hlm. 232.
17
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qurân : Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan. 1994) hal. 175.
39
Untuk itu orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada anak-
anaknya serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini.
Seorang pendidik, baik orang tua maupun guru hendaknya mengetahui betapa
putrinya. Semakin baik interaksi manusia dengan manusia, dan interaksi manusia
dengan Tuhan, serta interaksinya dengan alam, pasti semakin banyak yang dapat
.
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Manshur, telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb, telah mengabarkan
kepadaku 'Amr bin Al Harits dari Abu Ali Tsumamah bin Syufi Al
Hamdani, bahwa ia mendengar Uqbah ibn Amir berkata: Saya
mendengar Rasulullah SAW. bersabda ketika beliau sedang berada di
atas mimbar: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu
adalah memanah! Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah
memanah! Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah
memanah!” (HR. Abu Daud).20
18
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qurân : Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan. 1994) hal. 162.
19
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qurân : Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan. 1994) hal. 161.
20
Abu Daud Sulaiman Ibn al-Asy‟ats al-Sajatsani al-Ardi, Sunan Abu Daud, (Kairo: Dar
al-Hadits,1988). Juz . hal.
40
.
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah;
telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun; telah memberitakan
kepada kami Hisyam bin Ad Dastuwa`i dari Yahya bin Abu Katsir dari
Abu Sallam dari Abdullah bin Azraq dari Uqbah bin Amir Al Juhani dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah
akan memasukkan tiga orang ke dalam surga dengan satu anak panah;
pertama; pembuatnya, yang mana ia membuatnya dengan berharap
kebaikan, kedua; yang membidikkannya, dan ketiga; yang
membentangkannya". Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:,memanahlah dan kenderailah olehmu (kuda). Namun, memanah
lebih saya sukaidaripada berkuda. Sesungguhnya setiap hal yang menjadi
permainan seseorang adalah batil kecuali yang memanah dengan
busurnya, mendidik/melatih kudanya dan bersenang-senang dengan
istrinya, sungguh semuanya adalah hak. (HR. Ibnu Majah).
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari „Uqbah bin
21
Al-Hafizh Abi Abdillah Muhammad ibn Yazid Al-Qazwiniy (Al-Qazwiniy), Sunan
Ibnu Mājah, (Beirut : Dar al-Ihya al-Kutub al-„Arabiyah), juz. II, h. 940.
41
.
Artinya : “Telah meriwayatkan kepada kami Musa bin Harun,
meriwayatkan kepada kami Ishaq bin Rahawiyah, di dalam sanad yang
lain telah menceritakan kepada Ja‟far bin Muhammad al-Faryabi, dan
telah menceritakan kepada kami Abu al-Asbaghi Abdul Aziz bin Yahya al-
Harani, keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Salamah bin Abdul Rahim, dan dari Abdul Wahab bin Bakhat, dari
Atha‟ bin Abu Rabah berkata: saya melihat Jabir bin Abdullah dan Jabir
bin Umair al-Anshari latihan memanah, lalu salah seorang diantara
mereka merasa jenuh lalu temannya berkata engkau itu malas: Aku
pernah mendengar Rasulullah bersabda: setiap sesuatu yang bukan
merupakan dzikir kepada Allah adalah permainan dan kelalaian,kecuali
empat perkara yaitu: “seorang laki-laki berjalan diantara dua sasaran
(untuk memanah), seseorang yang melatih kudanya, belaian seorang
suami terhadap istrinya, mengajar/belajar berenang.”(HR. Imam at-
Thabrani). 22
perbuatan yang sia-sia, menurut ahli fiqih yang namanya belajar apapun
bentuknya tidak akan sia-sia sampai mempelajari ilmu-ilmu yang lain sekalipun.
Nabi :
Artinya : “Akan datang waktu yang lima sebelum yang lima : waktu
hidupmu sebelum waktu matimu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu,
waktu kayamu sebelum waktu miskinmu, waktu mudamu sebelum waktu
tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu,” (Muttafaq „Alaih)23
22
Sulaiman bin Ahmad bin Ayub Abu al-Qasyim at-Thabrani, Al-Mu‟jam al-Kabir fi Bab
Jim, (al-Maushul: Maktabah al-Ulum wal Hikam, 1983), Juz II, h. 193.
23
Muhyiddin Abi Zakaria Yahya, Riyadu al-Shalihin, 1997, cet. ke III, jilid III, hal. 423.
42
kepada sang khaliq menurut Ahli fiqih hal tersebut yang dilarang, bahkan
diharamkan keberadaannya. Akan tetapi hal lain yang dapat berguna baik untuk
manusia itu sendiri juga orang lain, contohnya olahraga menurut ahli fiqih
berguna bagi kesehatan diri sendiri, juga orang lain. Dalam hal ini, menolong
Dalam memahami suatu hadis, tidak cukup hanya melihat teks hadisnya
saja, khususnya ketika hadis itu mempunyai Asbâb alWurûd, melainkan kita harus
melihat konteksnya. Untuk menggali pesan moral dari suatu hadis, perlu
Supaya tidak keliru dalam pemahaman suatu hadis harus memperhatikan konteks
historisnya. Sangat penting Asbâb al-Wurûd itu dalam memahami suatu hadis agar
dari kata asbâb dan al-wurûd. Kata asbâb adalah bentuk yang dapat
Sedangkan kata al-Wurûd merupakan isim masdar (kata benda abstrak) dari
24
Yusuf Al-Qardhawi, Pandangan-Pandangan Hukum Islam, (Bandung: Mizan Press,
1999), cet.II, hal. 120.
25
Said Agil Husain Munawar, Abdul Mustaqin, Asbabul Wurud (studi kritis hadis nabi
pendekatan sosio-historis-kontekstual). (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), cet. I, hal. 5-6.
43
warada, yaridu, wurudan yang berarti datang atau sampai. Dengan demikian
Asbâb al-Wurûd adalah datangnya sesuatu, maka sebab-sebab atau latar belakang
ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi SAW menurunkan sabdabya dan masa-
islam secara komperhensif. Asbab al-wurud dapat juga membantu kita mana yang
26
Said Agil Husain Munawar, Abdul Mustaqin, Asbabul Wurud (studi kritis hadis nabi
pendekatan sosio-historis-kontekstual). (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), cet. I, hal. 7
27
M.Hasbi Ash Shiddiqe, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Jakarta: Bulan Bintang ,
1993). cet.II, hal. 164.
28
Muh. Zuhri, Hadis Nabi (sejarah dan metodologi).(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Yogya,1997), cet. I, hal. 144.
44
.
Artinya : Telah meriwayatkan kepada kami Abu al-Qasyim Abdur-Rahman
bin Muhammad al-Siraj, saya Abu Hasan Ahmad bin Muhammad bin
Abdus al-Tharaifi, telah meriwayatkan kepada kami Zaid bin Abdu
Rabbah, telah meriwayatkan kepada kami Baqiyah dari Isa bin Ibrahim,
dari al-Zuhri dari Abi Sulaiman, Maula Abu Rafi‟ dari Abu Rafi‟ berkata:
bertanya kepada Rasulullah: wahai Rasulullah apaah seorang anak
mempunyai hak atas mereka? Rasulullah menjawab: iya. Hak anak-anak
atas orang tuanya, diajarkan menulis, berenang, memanah, dan diberi
sesuatu yang baik-baik.”(HR. Imam al-Baihaqi).
mendapat pertanyaan Abu Rafi‟ mengenai masalah hak dan kewajiban anak
terhadap orang tuanya dalam suatu majlis ilmu, Nabi menjawab dengan lantang
dan jelas terhadap pertanyaan tersebut, “iya, ada hak atas kedua orang tuanya,
pakaian, pendidikan yang layak, kesehatan, sesuatu yang halal dan menjaganya
29
Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syu‟bal Iman al-Baihaqi, Juz X, had. 19526, hal. 15.
30
Ibnu Hamzah al-Husain al-Hanafi al-Damasyiqi , al-Bayan Wa al-Ta‟rif fi Asbab al-
Wurud al-Hadis al-Syarif (al-Dimasyqi:al-Bayan,1980), Jil. II. 245. lihat juga terj H.M. Suwarta
45
Hal lain Nabi menjawab hak anak atas orang tuanya adalah memberi nama
yang baik, member pendidikan tentang akhlak yang baik pula, yang nantinya
menjadi anak yang shaleh yang berbakti sang penciptanya juga kepada orang
tuanya yang melahirkannya dengan susah payah, artinya tahu diri, berbakti, yang
akhirnya terpuji baik dari sang Khaliq dan manusia itu sendiri.
olahraga dengan metode kritik matan hadis. Bagian yang menjadi unsur-unsur
acuan utama yang harus dipenuhi oleh suatu matan yang berkualitas sahih adalah
Dari susunan matan hadis, bahwa semua matan hadis yang diriwayatkan
oleh tiga periwayat di atas tidak selafaz dan matannya pun berbeda, akan tetapi
mempunyai unsur makna yang dituju sama yaitu tentang keahlian olahraga.
al-Ma‟na.32
Wijaya, Zafrullah Salim, Asbabul Wurud latar belakang historis timbulnya hadis-hadis Rasul
Saw,(Jakarta: Kalam Mulia,1997), cet. II, hal. 306
31
Bustamin, M. Isa H. A. Salam, Metodologi Kritik Hadis.(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2004), cet. IV. hal. 57-58.
32
Perbedaan lafaz dan pada matan hadis yang semakna ialah karena dalam periwayatan
secara makna (al-Riwayah bi al-Ma‟na) atau sebaliknya. Menurut muhadditsin, perbedaan lafal
yang tidak mengakibatkan perbedaan makna, dapat ditoleransikan asalkan sanadnya sama-sama
sahih. Lihat dari Bustamin, M. Isa H. A. Salam, Metodologi Kritik Hadis, hal. 64-65.
46
Al-Quran.
diterapkan berbagai tolak ukur analisa penelitian matan, maka kandungan matan-
.
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya”. (Qs.al-Qashas: 26).34
menjadi sehat dan kuat, sebagaimana firman Allah Swt. yang berbunyi:
33
Al-Muqarranah adalah suatu pendekatan psikologis dengan makna dan tujuan al-
Quran yang nantinya apakah hadis Nabi Saw. yang dimaksud bertolak belakang atau tidak . lihat
dari Syuhudi Ismail, h. 130.
34
Departemen Agama RI, Al-Qurân dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul 'Ali -
ART, 2007).
47
Pada point ini hadis yang penulis analisa, menurut penulis ternyata
tidak bertentangan dengan akal sehat dan sejarah, ini terbukti Nabi Saw.
berperang pernah latihan fisik dan berlomba pacuan kuda bersama para
.
35
Departemen Agama RI, Al-Qurân dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul 'Ali -
ART, 2007).
36
Departemen Agama RI, Al-Qurân dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul 'Ali -
ART, 2007).
48
Point terakhir ini bisa kita lihat dari matan hadis yang diteliti dan di
telah memenuhi syarat untuk dapat dikatakan terhindar dari syuzuz dan
dengan hadis lain, karena pada dasarnya hadis diatas tidak bertentangan
dengan akal sehat karena sejalan dengan ilmu pendidikan (jasmani) dan
37
Riwayat Imam Bukhari, Hadis No. 2715, Juz. 3, hal. 1053.
38
M.Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang,
1992), hal. 109.
49
sumber dasar).39
mendasar tentang olahraga secara umum yang inti pemikirannya sama yaitu
masalah kesehatan diawali dengan kebersihan dan juga mengolah tubuh dan
asumsi olahraga yang tidak membawa kepada perjudian dan kema‟syiatan dan
kepada sesama manusia dan juga diri sendiri, apabila ada yang tertimpah musibah
39
Khamdan, dkk. Studi Hadis: Teori dan Metodologi (kritik terhadap hadis-hadis
pendidikan), (Yogyakarta: Idea Press, 2012). hal. 241.
40
Yusuf al-Qardhawy, Fiqh Prioritas Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qurân dan
As-Sunnah, (Jakarta: Robani Press,1996), cet. I, h. 113.
50
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan
Ibnu Numair mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami
'Abdullah bin Idris dari Rabi'ah bin 'Utsman dari Muhammad bin Yahya
bin Habban dari Al A'raj dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Orang mukmin kuat lebih disukai
oleh Allah Swt dari pada mukmin yang lemah. Namun begitu, kedua-
duanya sama-sama mempunyai kelebihan. Jagalah agar kamu dalam
keadaan (situasi) yang bermanfaat bagi dirimu dan mohonlah selalu
pertolongan kepada Allah Ta‟ala, dan jangan bosan. Jika engkau
mendapat cobaan, jangan berkata: “seandainya (tadi) aku perbuat begini
dan begitu (tentu tidak akan begini jadinya).” Tetapi ucapkanlah : “Allah
Maha Kuasa berbuat sekehendak-Nya.” Karena kata-kata “law”
(seandainya) member peluang bagi syaetan.” (HR. Muslim).
Dan ditambahkan oleh beliau yang terkait perbuatan yang sia-sia adalah
orang yang mengadu nasib, menghayal bukan yang dikaitkan hal mencari
keilmuan, ketangkasan, atau olah tubuh dalam hal ini olahraga baik secara umum
maupun olahraga tertentu seperti renang, memanah, berkuda dan juga semisalnya.
wajib dipelajari seperti olah tubuh dan ketangkasan lain yang membuat seorang
muslim itu tangguh, dan sehat dalam menjaga dirinya, juga agamanya dari hal
41
Departemen Agama RI, Al-Qurân dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul 'Ali -
ART, 2007).
42
Ma‟mur Daud, Terjemah Hadis Shahih Muslim (Malaysia: KLANG BOOK
CENTRE,1995), cet ke-II, jilid IV, hal. 244.
51
gangguan Islam dari kaum jahiliyah atau kaum kafir yang mau menghancurkan
Islam.43
Hal lain juga dapat memperoleh sebuah pahala dan sadaqah seseorang
untuk diri pribadi maupun orang lain, juga khususnya Agama, Nusa dan Bangsa.
43
Ibnu Taimiyah, Terjemah Nasehat-Nasehat Agama dan Hukum-Hukum Penafsirannya,
(Bandung: Mizan Press, 1998), cet. II, hal. 234.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
berkompetisi.
2. Matan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Abu Daud dan
Imam Baihaqi di atas tidak selafaz dan matannya pun berbeda, akan
berkualitas sahih.
B. Saran-saran
hadis Nabi Saw. dan sebagai upaya penyegaran pengetahuan bagi para
52
53
serta melestarikan olahraga, baik olahraga apa saja. Agar supaya dapat
Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syu’bal Iman al-Baihaqi, Bab fi Huquqi wal
Auladina wa Ahlina wa Hiya Qiyam, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyah,
1989), juz VI, Cet. I.
Abu Daud Sulaiman Ibn al-Asy‟ats al-Sajatsani al-Ardi, Sunan Abu Daud, (Kairo:
Dar al-Hadits,1988).
Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari`at Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), Cet. I.
Adnan Hasan Shalih Baharits, Mendidik Anak Laki-laki, (Jakarta : Gema Insani,
2007).
Arif Rohman Hakim, S.Ag, Studi Hadis: Teori dan Metodologi, (Yogyakarta:
Idea Press).
Dikutip dari “Enam manfaat olahraga bagi anak” dalam www.kompas.com diakses
pada 28 Mei 2012 jam 15.48 WIB.
54
55
Jhon Huocks, (terj), Teori Olah Tubuh dan Efektifitasnya, (Jakarta:Media Pustaka,
1990), Cet. II.
Khamdan, dkk. Studi Hadis: Teori dan Metodologi (kritik terhadap hadis-hadis
pendidikan), (Yogyakarta: Idea Press, 2012).
M.Hasbi Ash Shiddiqe, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Jakarta: Bulan
Bintang , 1993). cet.II.
Muhyiddin Abi Zakaria Yahya, Riyadu al-Shalihin, 1997, cet. ke III, jilid III,
Muh. Zuhri, Hadis Nabi (sejarah dan metodologi).(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Yogya,1997), cet. I.
Sayid Agil Husein al-Munawar, Studi Hadis Nabi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001), Cet. Ke-1.
56
Said Agil Husain Munawar, Abdul Mustaqin, Asbabul Wurud (studi kritis hadis
nabi pendekatan sosio-historis-kontekstual). (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001), cet. I.
Slamet Suherman “bab 6 teori bermain” dalam bentuk PDF didownload dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR_PEND_OLAHRAGA/1976030
82005011SUHERMAN_SLAMET/modul_bermain_08/bab_6_teori_ber
main,pdf pada 15 Mei 2012 jam 10.57 WIB.
Sulaiman bin Ahmad bin Ayub Abu al-Qasyim at-Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir
fi Bab Jim, (al-Maushul: Maktabah al-Ulum wal Hikam, 1983), Juz II.
Syihab al-Din Ahmad bin Hajar al-Ashqalani, Tahzib al-Tahzib, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1984), Juz II.
Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), cet. I
Wasis Ekyono DKK, Teori Olahraga, (Jakarta: CV. Karya, 1981), cet. IV