Skripsi
Oleh:
Hurinʻin AM
NIM: 1110034000007
ي
أسأل اهلل أن ميتعهما بالصحة والعافية.مجيع التسهيالت والتشجيعات
وأرجو من اهلل أن ينفعين هبا.وأن جيزيهما أحسن اجلزاء يف الدنيا واآلخرة
ويبارك يل فيها ويهديين ولنا إىل ما حيبّو ويرضاه
Hurinʻin AM
iii
PEDOMAN TRANSLITERASI
diterbitkan tahun 1991 dari American Library Association (ALA) dan Library
Congress (LC).
ب B B ظ Ẓ Ẓ
ت T T ع ‘ ʻ
ث Ts Th غ Gh Gh
ج J J ؼ F F
ح Ḥ Ḥ ؽ Q Q
خ Kh Kh ؾ K K
د D D ؿ L L
ذ Dz Dh ـ M M
ر R R ف N N
ز Z Z ك W W
س S S ق H H
ش Sy Sh ء ’ ’
ص Ṣ Ṣ م Y Y
ض Ḍ Ḍ ة H H
Vokal
Ā Ā Ū Ū
اَا ُ وْأ ك
¦ِإ ْوم Ī Ī
َأ وْا ك Aw Aw
Ay Ay ا-َل Á Á
َأا ْوم
vi
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah
C.Tā’ Marbūṭah)ة( ع
َِّد ادة
M : Masehi
H : Hijriyah
QS : al-Qur’an: Surat
HR : Hadis Riwayat
h. : Halaman
vii
ABSTRAK
Hurinʻin AM.
Bahasa Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tersanjung hanya bagi Allah Swt. yang dengan
ini dapat terselesaikan. Demikian juga, ṣalawat serta salam semoga selalu
dan kesalahan. Segala kesalahan tersebut adalah bukti keterbatasan saya di dalam
melakukan penelitian ini. Penelitian ini juga tak luput dari keterlibatan beberapa
pihak yang memberikan kontribusi dalam terselesainya penulisan ini, baik itu
berupa motivasi, bantuan pikiran, material dan moral serta spiritual. Untuk itu
Tafsir-Hadis yang telah banyak berbagi ilmu kepada saya, sehingga saya
wa-nafaʻanā bi-„ulūmihim).
ix
4. Kedua orangtua saya yang selalu memberi motivasi, bimbingan, serta kasih
„umūrahumā fī ṭāʻatik).
5. Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.; khādim maʻḥad Darus-Sunnah,
selaku orangtua kedua saya yang telah mendidik dengan penuh kesabaran
6. Kakak dan adik saya tersayang (Ahmad Baha’uddin & Qurratul A’yuni)
kala suka maupun duka. (Allāhumma allif baynanā fī khayr dunyānā wa-
ukhrānā).
7. Keluargaku di Pamulang (Abah, Umi, Teteh, mbak Nea, dan dek Aal) yang
al-Jazā‟).
Ida, Halimah, Mbak Nurul, dll). (Allāhumma allif baynanā fī khayr dunyānā
wa-ukhrānā).
10. Keluarga besar HIMABI yang telah memberikan pelajaran berharga dan
x
11. Teman-teman saya di mana pun berada, atas semua kebersamaan serta
kebaikan, tidak ada sesuatu yang dapat saya sampaikan, kecuali ucapan
terima kasih yang tak terhingga, serta do’a; semoga amal kebaikan kita
semua dibalas dan diterima oleh Allāh SWT. Jazākumullāh aḥsan al-jazā‟,
Āmīn…!
Hurinʻin AM
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................iv
PENGESAHAN PENGUJI.....................................................................................v
PEDOMAN TRANSLITERASI.............................................................................vi
ABSTRAK.................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR..............................................................................................ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................xii
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM......................................................................xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 10
D. Studi Terdahulu yang Relevan .................................................... 11
E. Metodologi Penelitian ................................................................. 13
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 16
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................72
B. Rekomendasi.....................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................74
LAMPIRAN..............................................................................................................79
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM
xiii
BAB I
PENDAHULUA
kebiasaan (sunah) Nabi Saw. sebagai landasan hukum Islam. Sejarawan Muslim
yang pertama mulai menuliskan riwayat hidup Nabi Saw. yaitu: Muḥammad ibn
Isḥāq (767 H), Muḥammad ibn „Umar al-Wāqidī (820 H), Muḥammad ibn Saʻd
(845 H) dan Ibn Jarīr al-Ṭabarī (310 H).1 Para sejarawan ini tidak sekedar
mengupayakan rekonstruksi sejarah yang serius. Semua ini tidak lain adalah
karena peran dan posisi Nabi Saw. yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
umat Islam di saat Nabi Saw. sebagai individu maupun sebagai seorang
pemimpin.
dengan ucapan Nabi Saw. melalui pendekatan rumus (a formulaic approach) yang
dia sebut dengan structural formula. Rumus ini merupakan sebuah struktur
sintaksis yang terus diulang dan selalu mempunyai tujuan yang sama. Ada
beberapa keseragaman ucapan dalam penggunaan rumus tersebut. Dari sini dia
1
Untuk mencapai sebuah kesimpulan yang kemudian menimbulkan interpretasi atas
peristiwa-peristiwa di masa lalu tentang sejarah Nabi Saw. Karen Amstrong melakukan sebuah
analisis mengenai foktor-faktor teologis, sosial, ekonomi, militer dan kultural yang membentuk
sosok sang Nabi. Dia mencoba merespon terhadap fatwa Ayatullah Khomeini terhadap Salman
Rushdie. Dimana kebanyakan literatur Barat menggambarkan Nabi Saw. sebagai penipu ulung.
Dalam bukunya dia mengajak orang Barat memahami Nabi Saw. tanpa perasangka dan kebencian.
Lihat Karen Amstrong, Muhammad Prophet for Our Time. Penerjemah Yuliani Liputo (Bandung:
Mizan, 2007), h. 34.
1
2
Bahasa Nabi Saw. berbeda dengan para penyair atau penulis (sebelum
rancu dan dibuat-buat sehingga maknanya sulit dimengerti. Dengan adanya hadis
Nabi Saw. maka para penyair merujuk kepada ucapan Nabi Saw. sehingga
syairnya tidak sulit untuk dipahami. Hal ini menjadikan hadis Nabi Saw. sebagai
sekolah tinggi bahasa dan sastra kedua setelah al-Qur‟an yang dapat mendidik
Muhammad Faiz al-Math mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang
lebih fasih dari Nabi Saw. Allah Swt. mengaruniainya cara-cara berbicara dan
belum pernah bergaul dengan mereka seluruhnya. Hal ini disebabkan Allah akan
Adakalanya sebagai manusia biasa, sebagai pribadi, suami, utusan Allah, kepala
perkara. Keberadaan ini menjadi acuan pemahaman hadis berkaitan dengan posisi
2
Rumus deklaratif yang dimaksud adalah sebuah bentuk penegasan sederhana baik secara
harfiah maupun kiasan.
3
Rumus ini terdiri dari pernyataan yang mengandung sebuah perintah atau larangan.
4
Rumus ini menekankan bahwa hadis merupakan cerita kehidupan Nabi Saw. yang menjadi
teladan bagi kehidupan masyarakat.
5
R. Marston Speight, “Oral Traditions of the Prophet Muḥammad a Formulaic Approach,”
Oral Tradition IV, no.1-2 (Januari 1989): h. 31.
6
Muḥammad Faiz al-Math, Min Muʻjizāt al-Islām (Amman: Dār al-Baṣīr, 1990), h. 36.
7
Al-Math, Min Muʻjizāt al-Islām, h. 47.
3
dan peran apa yang sedang Nabi Saw. “mainkan”. Oleh karenanya penting sekali
Bagaimanapun pemahaman yang kaku dan statis akan menutup eksistensi Islam
nabi (hadis) yang merupakan sumber kedua agama Islam mengandung ajaran
menyebutkan bahwa ucapan dan perbuatan Nabi Saw. memiliki fungsi sesuai
kondisinya, antara beliau sebagai pemimpin, hakim, dan pemberi fatwa atau
penyampai ajaran dari Allah Swt.9 Hal ini berpengaruh pada keumuman hukum
Rao11 (seorang filosof Hindu terkemuka), mereka membedakan fungsi diri Nabi
Saw. sebagai seorang Nabi, pejuang, negarawan, orator, pembaru, penolong anak
yatim, pelindung budak, pembebas kaum perempuan, hakim yang adil, dan
manusia suci. Sebagaimana catatan sejarah, Nabi Saw. berperan dalam banyak
fungsi, antara lain sebagai Rasulullah, kepala negara, panglima perang, hakim, 12
tokoh masyarakat, suami dan pribadi hingga sebagai model (teladan) yang
8
Syuhudi Ismail, Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual Telaah Ma’ani al-Hadis
Tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal (Jakarta: Bulan Bintang, 2009), h. 4.
9
Syihāb al-Dīn Aḥmad ibn Idrīs ibn „Abdurraḥmān al-Sanhaji al-Qarrāfī, Kitāb al-Furūq
atau Anwār al-Burūq fī Anwā’ al-Furūq (Kairo: Dār al-Salām, 2008), h. 346.
10
Baca selengkapnya W. Montgomory Watt, Muhammad Prophet and Statesmen (London:
Oxford University Press, 1969).
11
Ramakrishna Rao, Muhammad: The Prophet of Islam (Inggris: Wipe, 1989), h. 32.
12
Lihat Philip K. Hitti, History of the Arabs (London: The Macmillan Press, 1974), h. 139.
4
bahwa dalam sosok Nabi Saw. dunia telah menyaksikan fenomena paling langka
Pemimpin yang sangat unik, inspiratif dan luar biasa serta perlu dikaji
adalah Nabi Saw. yang menempati peringkat Nomor Satu menurut Michel Hart. 13
Alasan Hart menempatkan Nabi Saw. di posisi teratas dalam daftar orang paling
yang sangat berhasil baik pada tataran agama maupun sekuler. Sebagaimana hasil
review dari beberapa sumber klasik yang dilakukan oleh Marc H. Applebaum
Thomas Carlyle (1881 M), salah seorang pemikir terkemuka abad XIX
mengatakan bahwa Nabi Saw. adalah pria yang jujur dan taat, jujur dalam
perbuatan, perkataan dan pikiran. Seorang pria yang agak pendiam, diam ketika
tidak ada yang perlu dikatakan tapi tegas, bijak, tulus ketika berbicara, selalu
berbagai tipe orang yang berpengaruh baik itu negarawan, raja, komandan militer,
pemimpin politik, pemimpin agama maupun CEO bisnis. Dalam sejarah manusia,
13
Michel Hart, The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History (New York:
Hart Publishing Company, 1978), h. 33. Hart dikenal sebagai sejarawan, matematikawan, dan ahli
astronomi Amerika.
14
Marc H. Applebaum, “A Phenomenological Psychological Study of Muslim Leaders
Attitudes Toward Connection with The Prophet Muhammad,” (Dissertation of Doctor in Faculty
of Psychology, Saybrook Graduate School and Research Center San Fransisco, 2009), h. 16.
15
Thomas Carlyle, The Hero as Prophet (Maynard: Merrill & Company, 1882), h. 76.
16
Ismail Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad (Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2011),
h. 67.
5
meletakkan tiga standar objektif untuk menilai kebesaran para pemimpin, dia
berkata bahwa pemimpin harus memenuhi tiga fungsi: Pertama, pemimpin harus
pemimpin atau calon pemimpin harus menyediakan suatu organisasi sosial yang
yang terbesar sepanjang waktu adalah Nabi Saw. yang mengombinasikan ketiga
fungsi tersebut.17
Penilaian yang berbeda muncul dari kalangan orientalis yang distortif secara
umum berawal akhir abad XVIII dan awal abad XIX. Sebagaimana Washington
Irving18 (1859 M) yang menganggap Nabi Saw. mempunyai penyakit ayan dan
sex, bernafsu ganas, selalu mengejar kenikmatan seks belaka. Seorang manusia
yang tidak puas beristri satu dan oleh karena itu ia mempunyai istri lebih dari
sepuluh.19 Tuduhan miring terhadap Nabi Saw. juga dilakukan Jean Damascene
yang menganggap Nabi Saw. sebagai perampok, yang selalu merampas unta-unta
17
Zakiyyah Wajihah El Amin, “The Leadership of Muhammad the Prophet of Islam: An
Integral Analysis,” (Dissertation of Doctor in Faculty of Human Development, Fielding Graduate
University United States, 2008), h. 107.
18
Dia adalah penulis terkemuka kebanggaan Amerika yang hidup pada abad XIX, yang
menulis sejarah hidup Nabi Saw. dengan retorika penulisan yang begitu mengagumkan. Meskipun
dalam penulisannya terlihat sedikit kejujuran tapi masih banyak penilaiannya yang penuh
prasangka dan tidak toleran. Baca selengkapnya Washington Irving, Mohammed (London:
Wordsworth Editions, 2007).
19
Lihat Yusma Laela, “Kritik Husain Haekal Terhadap Penilaian Orientalis tentang
Muhammad,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2007), h. 5.
6
Begitu juga dengan Robert Spencer21 yang menyatakan bahwa Nabi Saw.
merupakan pendiri agama paling tidak toleran di dunia. Dalam bukunya dikatakan
bahwa Nabi Saw. merupakan seorang Nabi pedofil, seorang pembenci wanita dan
penuh dengan kekerasan. Bahkan dia mengatakan bahwa perkataan dan perbuatan
menjadi resah. Hal ini dikarenakan umat Islam menganggap Nabi Saw. sebagai
panutan dan pemimpin spiritual tertinggi mereka yang nyaris sempurna. Meskipun
tidak dianggap sebagai Tuhan, Nabi Saw. ditempatkan dalam penghormatan yang
setinggi mungkin. Dia tidak boleh digambar, dan bagi orang-orang yang saleh,
menyebut namanya akan menjamin limpahan rahmat Ilahi bagi diri yang berdo‟a.
Istri-istrinya disebut sebagai ibu-ibu orang yang beriman. Setiap rincian riwayat
Hal yang menjadi permasalahan adalah posisi Nabi Saw. yang berkaitan
20
Shabir Akhtar, Mengungkap Kelicikan Barat Sekuler Dengan Kasus Ayat-ayat Setan
Salman Rushdie. Penerjemah Usman Efendi (Jakarta: CV. Firdaus, 1992), h. 8.
21
Seorang pengarang dan narablog Amerika Serikat yang dikenal karena kritiknya terhadap
Islam dan penelitian tentang terorisme Islam dan jihad. Ia telah menerbitkan dua belas buku,
dengan karya terkenalnya The Truth About Muhammad: Founder of the World’s Most Intolerant
Religion (2006).
22
Robert Spencer, The Truth About Muhammad: Founder of the World’s Most Intolerant
Religion (United States: Regnery Publishing, 2006), h. 172.
23
Akhtar, Mengungkap Kelicikan Barat Sekuler Dengan Kasus Ayat-ayat Setan Salman
Rushdie, h. 3.
7
memengaruhi pemahaman suatu hadis. Segi-segi yang berkaitan erat dengan diri
Bisa saja suatu hadis tertentu lebih tepat dipahami secara tekstual, sedang hadis
pemahaman sebuah hadis. Hal ini karena intensitas posisi Nabi Saw. sebagai
seorang pemimpin memiliki berbagai motif ketika bersabda. Hal ini juga
dikarenakan bahwa ucapan atau perkataan Nabi Saw. telah diakui dan sangat
bernilai tinggi. Semua ini tampak ketika beliau berkomunikasi dengan para
anjuran serta penghargaan yang tersirat dari gaya bahasa beliau sebagai seorang
pemimpin.
Pentingnya posisi Nabi Saw. ini membuat para ulama khususnya ahli Ilmu
Kalam, Ushul Fiqh dan Hadis merumuskan konsep pemilahan posisi Nabi Saw.
Kelompok ahli hadis memfokuskan hal ini pada pemahaman hadis, sedangkan ahli
Ushul Fiqh lebih mengulasnya pada perbuatan Nabi Saw. 24 Perhatian yang ekstra
terhadap posisi Nabi Saw. ini tampaknya dilatarbelakangi oleh upaya menjaga
kemurnian ajaran agama (syarīʻah) karena sebagian dari perbuatan Nabi Saw.
Ketika dilihat dari bentuk matannya, hadis Nabi Saw. ada yang berupa jawāmiʻ
24
Baca selengkapnya M. Khoirul Huda, “Memahami Hadis Melalui Pemilahan Posisi Nabi
Saw,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
8
analogi (qiyāsi), dan lain-lain.25 Klasifikasi yang terlepas dari keadaan yang
tumpang tindih memang sering sulit dihindari dalam pembagian hadis dilihat dari
Oleh karena itu, kajian ini akan difokuskan pada kepemimpinan Nabi Saw.
serta bahasa yang digunakan. Lewat kajian matan hadis saya akan menganalisa
B. Permasalahan
Bila diidentifikasi maka masalah yang muncul dari topik di atas mempunyai
a. Bagaimana memisahkan makna ketika Nabi Saw. sebagai seorang Nabi dan
bersabda?
e. Apa yang menjadi sifat dan motif Nabi Saw. dalam bersabda?
25
Ismail, Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual Telaah Maʻani al-Hadis tentang
Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal, h. 9.
9
larangan?
i. Apakah ada sebuah teori khusus yang membuktikan bahwa itu adalah
j. Faktor apa saja yang bersinggungan dari bahasa Nabi yang positif maupun
difokuskan pada kajian tentang gaya bahasa Nabi Saw. sebagai pemimpin. Oleh
terkait dengan gaya bahasa Nabi Saw. yakni: Bagaimana bentuk bahasa
Pembatasan ini didasarkan pada asumsi bahwa posisi Nabi Saw. sebagai
seorang pemimpin dapat dilihat dari bahasa yang digunakan. Dalam hal ini, saya
akan berupaya menelusuri dan menganalisa bahasa Nabi Saw. sebagai seorang
karena ingin membantah pandangan orientalis yang menyatakan bahwa Nabi Saw.
26
Pertanyaan yang tidak saya pilih karena telah dibahas oleh M. Khoirul Huda dan
Zakiyyah Wajihah El Amin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Khoirul Huda menyimpulkan
bahwa sebuah hadis bisa dipahami dengan melakukan pemilahan posisi Nabi Saw. melalui
pendekatan maqāṣid al-syarīʻah yang telah dimodifikasi oleh Ibn „Āsyūr dari model pembacaan
diferensiatif al-Qarrāfī terhadap sabda-sabda Nabi Saw. sehingga melahirkan maqāṣid al-nabī atau
maqāṣid al-rasūl. Sedangkan Zakiyyah Wajihah El Amin dalam disertasinya memberikan
10
pertanyaan utama, yaitu: Bagaimana gaya bahasa Nabi Saw. ketika menjadi
seorang pemimpin?
Pertanyaan ini saya pilih karena untuk melihat bagaimana pola bahasa yang
penelusuran ini terkait dengan kajian bahasa kepemimpinan Nabi Saw. yaitu
Terkait dengan tujuan yang terealisasi, diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat ke dalam dua kategori, yaitu bersifat akademis dan praktis:
1. Manfaat akademis:
kesimpulan kecil bahwa pemimpin harus memenuhi tiga fungsi: Pertama, pemimpin harus
menyediakan kesejahteraan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Kedua, pemimpin atau calon
pemimpin harus menyediakan suatu organisasi sosial yang orang-orang merasa nyaman di
dalamnya. Ketiga, pemimpin harus menyediakan suatu keyakinan/nilai bagi pengikutnya. Dalam
analisis dan penelitiannya tentang tokoh-tokoh hebat dalam sejarah, dia menyimpulkan bahwa
pemimpin yang terbesar sepanjang waktu adalah Nabi Muhammad Saw.
11
2. Manfaat praktisnya:
Beberapa studi terdahulu yang dianggap relevan dengan kajian ini antara
lain adalah artikel tentang bahasa manajerial yang ditulis oleh beberapa
(Majid Daneshgar, Faiṣal ibn Aḥmad Syah, Zulkifli ibn Mohd Yusof, Gholamreza
Nuei, Musṭafā ibn „Abdullah dan Jilani ibn Touhami Meftah) yang juga
bekerjasama dengan Azar Mirzaei yang merupakan peneliti pusat studi al-Qur‟an
manajerial yang sesuai dengan bahasa manajerial dalam Islam yang dalam hal ini
menggunakan tipologi French and Raven (1959) dan teori powernya Naderi
(2005). Artikel ini menganggap bahwa bahasa manajerial dalam Islam berasal dari
12
tiga sudut pandang yaitu al-Qur‟an, Hadis dan ijtihad ulama. 27 Terlebih, artikel ini
mengajarkan cara berbicara antara seseorang dengan lainnya. Artikel ini belum
Kajian lain juga pernah dilakukan oleh R. Marston Speight dalam salah satu
proyek penelitiannya. Artikel yang ia tulis berjudul Oral Traditions of the Prophet
yang terkait dengan ucapan Nabi Saw. melalui pendekatan rumus (a formulaic
approach) yang dia sebut dengan structural formula. Pendekatan melalui rumus
keaslian teks yang berasal langsung dari Nabi Saw. Prosedur ini merupakan
tahapan terhadap sebuah analisis retorika. 29 Artikel ini memiliki kemiripan dengan
masalah yang saya angkat. Hanya saja, dalam artikel ini hanya dijelaskan
Penelitian yang masih dalam satu tema juga telah diteliti Marc H.
27
Majid Danesghar, dkk., “A Study on Managerial Language of Islam,” Procedia Social
and Behavioral Sciences, no. 70 (Januari 2013): h. 501-507.
28
Speight, Oral Traditions of the Prophet Muḥammad a Formulaic Approach, h. 27-37.
29
Analisis retorika hadis adalah salah satu dari proyek penelitian R. Marston. Pada tahun
1985, dia mempresentasikan karyanya yang berjudul “Rhetorical Features of Pronouncement
Stories in the Ḥadīth Literature Islam”.
13
sikap pemimpin Muslim yang dihubungkan dengan Nabi Saw. Kontribusi dari
disertasi ini adalah memberikan pemahaman psikologi Nabi Saw. untuk seorang
Kajian lain tentang kepemimpinan Nabi Saw. juga pernah dilakukan oleh
pada tahun 2008 ini fokus pada kajian analisis integral seorang pemimpin.
E. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah hadis qawlī yang terdapat dalam
kitab al-Jāmiʻ al-Ṣaghīr karya Jalāl al-Dīn al-Suyūṭī. Kitab ini dipilih karena
merupakan kitab kumpulan hadis-hadis qawlī. Pemilihan hadis qawlī ini bertujuan
menelusuri secara langsung pola bahasa Nabi Saw. Kemudian dari hadis-hadis
qawlī tersebut dibatasi hanya pada kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī yang terkait dengan
kriteria Nabi Saw. sebagai seorang pemimpin. Pembatasan ini dikarenakan hadis-
hadis yang terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī sudah mendapatkan legitimasi
30
Disertasi ini kemudian diterbitkan oleh UMI Microform ProQuest LLC pada tahun 2009.
31
El Amin, The Leadership of Muhammad Prophet of Islam, h. 199-225.
14
dari para ulama‟ hadis bahwa hadis tersebut ṣaḥīḥ terhindar dari cacat dan
ditulis oleh Barbara Kellermen pada tahun 1986. Barbara, memasukkan satu
pembahasan khusus pada bab The Bases of Social Power mengenai landasan atau
dasar utama menjadi seorang pemegang kekuasaan (pemimpin) yang ditulis oleh
John R. P. French, Jr., dan Bertram Raven. French dan Raven mengatakan bahwa
seorang pemimpin harus memiliki lima basis kekuasaan, yaitu reward, coercive,
legitimate, referent, dan expert. Tipe ini merupakan lima landasan terkuat dan
terbaik dari seorang pemimpin kekuasaan.32 Selain itu, lima landasan ini
merupakan teori tertua yang telah disepakati bersama dan dijadikan tolak ukur
dalam bidang kepemimpinan. Oleh karenanya, buku ini menjadi rujukan utama
tulisan yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku, jurnal, ataupun artikel dari
internet yang menguraikan pembahasan berkaitan dengan yang diteliti. Dalam hal
Toward Connection with The Prophet Muhammad karya Marc H. Applebaum dan
Zakiyyah Wajihah. Serta sebuah artikel yang berjudul Oral Traditions of The
32
Lihat lebih lanjut Barbara Kellerman, Political Leadership (Mich: University of
Pittsburgh, 1986), h. 300.
15
data-data itulah dijadikan bahan dalam mengelola dan mengkaji penelitian ini.
Dalam hal pengumpulan data, saya mengumpulkan hadis qawlī dalam kitab
al-Jāmiʻ al-Ṣaghīr yang berjumlah 29.025 hadis. Kemudian dari ribuan hadis ini
diperoleh sebanyak 815 hadis yang terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī.
Terakhir, hadis tersebut didapat hanya 159 hadis yang dinilai menggunakan gaya
bahasa kepemimpinan.
Indikator dari bahasa seorang pemimpin sendiri bisa dilihat ketika memberi
perintah dan larangan. Bahasa perintah di sini bisa dideteksi dengan melihat
bentuk lafal yang digunakan, dalam hal ini menggunakan fiʻil ʻamr. Sedangkan
dalam bentuk bahasa larangan bisa dideteksi dengan melihat adanya penggunaan
lam nahī.
French, Jr., dan Bertram Raven tentang manajerial bahasa yang berjudul The
Karya ini merupakan pengenalan serta pemaparan dari basis tipologi kekuasaan
dalam berinteraksi. Teori tipologi ini digunakan karena merupakan teori tertua dan
Psikologi Sosial.
33
Teori ini merupakan teori terbaik yang telah mendapatkan legitimasi oleh para sarjana
yang mengkaji secara khusus mengenai hal ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh D. Cartwright,
Studies in Social Power (Michigan: Institute for Social Itsearch, 1959), h. 155.
16
3. Metode Penulisan
yang pertama kali diterbitkan tahun 1991 dari American Library Association
F. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini akan disusun secara keseluruhan terdiri dari
lima bab, sebuah bab pendahuluan dan tiga bab isi, kemudian ditutup dengan
posisi Nabi Saw. sebagai seorang pemimpin. Permasalahan yang menjadi konsen
utama penelitian ini adalah seputar pola bahasa kepemimpinan Nabi Saw. Dengan
disertakan studi terdahulu yang relevan bertujuan untuk memposisikan studi ini di
antara studi-studi terkait lainnya yang pernah dilakukan atau searah dengan
penelitian ini. Kemudian diuraikan metode penelitian yang akan saya pakai untuk
sistematika pembahasannya. Pada bab ini menguraikan secara umum alur tulisan
dengan batasan-batasannya.
Bab ketiga merupakan teori untuk melacak gaya bahasa seorang pemimpin.
Pada bab ini memberikan penjelasan tentang teori kekuasaan pemimpin yang
Bab keempat merupakan bab analisis. Bagian ini difokuskan pada analisa
Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan jawaban dari
rumusan masalah dalam penelitian ini, serta menemukan apa saja yang bisa
segi ciri, perilaku pribadi dan sifat. Hal ini saya lakukan dengan cara menelusuri
diharapkan dapat memunculkan suatu gambaran yang jelas tentang kriteria dan
Kepemimpinan berasal dari bahasa Inggris leadership yang berasal dari kata
leader. Kata leader muncul pada tahun 1300-an sedangkan kata leadership
muncul kemudian, yaitu sekitar tahun 1700-an.1 Ada banyak definisi pemimpin,
sebagai seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial
orang lain, kekuasaan atau posisi. Sedangkan dalam pengertian sempit yakni
1
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta:
Rajawali Press, 2012), h. 6.
2
Dia adalah seorang pendidik serta sosiolog terkemuka dari Amerika, bahkan ia pernah
menjabat sebagai Presiden Bidang Kemasyarakatan di Amerika. Dia banyak menulis tentang
hubungan ras, aborsi, kontrasepsi dan imigrasi.
18
19
Nabi Saw. dikirim sebagai rahmat untuk menunjukkan kepada umatnya jalan yang
lurus serta mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, keimanan dan
Ayat tersebut secara definitif (pasti) menyatakan bahwa Nabi Saw. diutus
Allah Swt. sebagai rahmat bukan hanya kepada manusia melainkan untuk seluruh
makhluk di muka bumi. Kasih sayang Nabi Saw. bukan hanya kepada manusia,
Di sisi lain definisi pemimpin pun tidak mudah dirumuskan. Gary Yukl
3
Syamsul Arifin, Leadership Ilmu dan Seni Kepemimpinan (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2012), h. 1.
4
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial, Kelompok dan Terapan (Jakarta: PT. Balai
Pustaka, 1999), h. 35.
20
Tabel 1.
Definisi Kepemimpinan Menurut Yukl
Konsep yang Luas Konsep yang Terbatas
1. Seseorang yang memengaruhi 1. Seseorang yang pengaruhnya
anggota kelompok. kuat terhadap anggota
2. Seseorang yang memengaruhi kelompok lain (kepemimpinan
anggota kelompok dalam segala terarah).
hal. 2. Seseorang yang secara
3. Seseorang yang memengaruhi sistematis memengaruhi
anggota-anggota kelompok agar perilaku anggota ke arah
menaati kehendaknya, baik secara pencapaian tujuan kelompok.
sukarela maupun tidak. 3. Seseorang yang mendapatkan
komitmen yang antusias dari
anggota kelompok untuk
melaksanakan kehendaknya.
suatu bentuk dari cara memimpin.5 Bisa diartikan dengan keseluruhan tindakan
atau kemampuan untuk memengaruhi atau mengajak orang lain sebagai pengikut
menuju kepada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan. Tidak jauh berbeda
adalah tindakan perilaku yang dapat memengaruhi tingkah laku orang-orang lain
yang dipimpinnya.6
Pengertian pengaruh di sini adalah daya yang ada atau yang timbul dari seseorang
yang ikut membentuk watak dan kepercayaan orang lain atas perbuatan seseorang
tersebut. Kemudian ada pula pengaruh yang bersifat karismatik, yaitu daya pikat
5
Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), h. 612.
6
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 114.
21
atau pesona yang diilhami oleh Ilahi yang terekspresi pada pola pikir, keyakinan,
Hal ini terlihat dalam kepemimpinan Nabi Saw. yang berhasil memberi
umat dan membangun rasa persaudaraan di dalamnya. Selain itu, Nabi Saw.
membuktikan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah yang mendorong para
pengikutnya agar melayani orang lain untuk bisa unggul dalam kehidupan. Seperti
7
Abū Dāwud Sulaymān ibn al-Asyʻats ibn Isḥāq ibn Basyīr ibn Syaddād ibn ʻAmr al-Azdī
al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, Muḥaqqiq: Muḥammad Muḥyi al-Dīn ʻAbd al-Ḥamīd, vol. III
(Beirut: al-Maktabah al-ʻAṣriyah, t.t), h. 135.
8
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi. Penerjemah Tim Indeks (Jakarta: Indeks, 2003),
h. 50.
9
Richard L. Daft, Manajemen. Penerjemah Emil Salim dan Iman Karmawan (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 50.
22
anggota kelompok.13
mungkin; tanpa orang yang dipimpin, semua mutu kepemimpinan dari seorang
besar.
10
Brantas, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 125.
11
Ricky W. Griffin, Manajemen. Penerjemah Gina Gania (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 68.
12
Ralph M. Stogdill, Bass & Stogdill‟s Handbook of Leadership: Theory, Research&
Managerial Application (Binghamton: Free Press, 1990), h. 37.
13
James A.F Stoner, Manajemen. Penerjemah Alexander Sindoro (Jakarta: PT.
Prenhallindo, 1996), h. 161.
23
mungkin dalam sejarah dikenang sebagai penjahat, atau lebih jelek lagi.
pilihan yang telah dipertimbangkan kalau tiba saatnya memberikan respons pada
yang mengordinir semua fungsi ini, yang menentukan kebijaksanaan (policy) dan
penanggungjawab dari semua proses dan kegiatan suatu organisasi atau satuan
rumah tangga.
14
Stoner, Manajemen, h. 161.
24
amat erat dengan dan penting bagi manajemen, kepemimpinan dan manajemen
Seseorang dapat menjadi manajer yang efektif tetapi kurang dalam keterampilan
menyalurkan energi yang mereka timbulkan dalam diri orang lain. Dengan
memimpin.
pemberian bimbingan dan teladan, proses pemberian tugas dan fasilitas untuk
15
Mochtar Effendy, Kepemimpinan Menurut Ajaran Islam (Palembang: al-Mukhtar, 1997),
h. 40.
16
Stoner, Manajemen, h. 162.
25
untuk mencapai tujuan dengan menggunakan daya pengaruh, potensi yang ada –
baik yang memimpin maupun yang dipimpin- secara bersama-sama, dinamis, dan
harmonis.
Pemimpin dan kepemimpinan adalah ibarat sekeping mata uang logam yang
tidak bisa dipisahkan, dalam artian bisa dikaji secara terpisah namun harus dilihat
dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki dari seorang pemimpin tidak bisa diperoleh
dengan cepat dan segera namun sebuah proses yang terbentuk dari waktu ke
waktu hingga akhirnya mengkristal dalam sebuah karakteristik. Dalam artian ada
sebagian orang yang memiliki sifat kepemimpinan namun dengan usahanya yang
tersebut.17
yang dimilikinya bukan hanya sekedar berusaha untuk melaksanakan tugas dan
berbagai rutinitas pekerjaan saja, namun lebih dari itu merupakan simbol dari
organisasinya. Dan bagi banyak pihak, simbol tersebut telah berubah secara lebih
17
Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus dan Sosial (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 58.
18
Lihat Aan Komariah, Kepemimpinan Visioner dan Corporate Culture di Perguruan
Tinggi. Dalam Buchari Alma, Corporate University (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 237.
26
bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya menjadi masalah, tetapi
Berpijak dari beberapa definisi, kita bisa melihat bahwa pada diri Nabi
Saw. terdapat faktor seorang pemimpin yang disebutkan dari beberapa tokoh
pemimpin umat, pemimpin para nabi dan rasul-Nya, dan pemimpin seluruh alam
telah mengeluarkan bangsa Arab khususnya dan manusia pada umumnya dari
potensi-potensi dirinya tidak hanya diakui oleh kalangan umat Islam saja, tetapi
juga datang dari banyak ilmuwan Barat, seperti Michael H. Hart yang
menempatkan Nabi Saw. pada urutan pertama di antara seratus tokoh yang paling
Hal yang paling dominan pada diri kepemimpinan Nabi Saw. adalah bentuk
beliau terpadu tiga komponen yang mutlak dibutuhkan oleh para calon pemimpin:
Tabel 2.
Komponen Calon Pemimpin
VISION VALUE VITALITY
Mampu menjelaskan Memimpin dengan cinta. Memiliki daya vitalitas
arah dan tujuan serta Menggerakkan orang lain atau energi yang sangat
alasannya. Memiliki dengan keteladanan. kuat sehingga mampu
kemampuan untuk Memiliki prinsip-prinsip menggerakkan orang
berpikir secara divergen nilai (integrity). lain. Memiliki daya
(mencari alternatif) dan tahan secara fisik
mengartikulasikan maupun mental.
sesuatu yang bersifat
19
Rachmat Ramadhana al-Banjari, Prophetic Leadership (Bandung: Diva Press, t.t.), h. 116.
20
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 103.
27
menjaga harkat dan martabat manusia dan tidak pernah memaksakan kehendaknya
kepada orang lain. Bukti-bukti yang terkait telah dikumpulkan oleh Rifqi
Muhammad Fatkhi melalui sejumlah riwayat hadis yang terkait. 21 Salah satu di
antaranya sebagaimana riwayat Abū Dāwūd (275 H) dari ʻAbdullāh ibn ʻAbbās
(68 H) bahwa ada seorang perempuan yang tidak memiliki anak, kemudian ia
para sahabat bertanya kepada Nabi Saw. berkenaan dengan anak-anak dan saudara
mereka yang masih beragama Yahudi, Nabi pun terdiam, kemudian turunlah ayat
lā ikrāha fī al-dīn (al-Baqarah: 256) lalu Nabi Saw. menjawab: “Biarkan keluarga
kalian memilih, jika mereka memilih kalian, maka mereka termasuk kalian
(Islam). Jika mereka memilih tetap, maka mereka bagian dari mereka (Yahudi).22
Beliau dapat meyakinkan pengikutnya agar mau dengan suka rela untuk
21
Rifqi Muhammad Fatkhi, “Interaksi Nabi Muhammad dengan Yahudi dan Kristen,”
Refleksi Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin XII, no. 3 (April, 2012): h. 248.
22
Abū Dāwūd, Sunan Abī Dāwūd, vol. III, h. 92.
28
pemerintahan kepada Abū Mūsā al-Asyʻarī dan Muʻādz ibn Jabal, sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abū Burdah, Nabi Saw. bersabda:
ِ هلل
أَ و َ يا، ْ َ ت ُ مو َسى، َْأو ََّل َن ْسَتَف ْع ِمُل ََ على َ ع َملَِنا ِ َم ْن ََأرَا دُه، «َل ْن:َا لã َ َف
َْعب َد ا َوَل ك ِن ا ْذ َى ب َيا َأَبا
َأْن
2
» (رواه مسلم عن أيب بردة. ٍ ْب َن َقْفي
Artinya: ).3
“Kemudian beliau bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya saya tidak akan
memberikan jabatan kepada orang yang justru menginginkannya, sekarang
pergilah kamu wahai Abū Mūsā atau „Abdullāh ibn Qays!” (HR. Muslim).
kebenaran sehingga beliau menolak dua orang untuk minta diangkat menjadi
Justru beliau mengangkat dua orang sahabat dari golongan Anshar yang
dalam kepribadian Nabi Saw. bahkan memberikan pemahaman bahwa Nabi Saw.
Tidak disangsikan lagi bahwa Nabi Saw. adalah model pemimpin umat yang
juga karena memang anugrah Allah yang menjadikannya manusia pilihan (al-
23
Muslim ibn al-Ḥajjāj Abū al-Ḥasan al-Qusyairīy al-Naisābūrīy, Ṣaḥīḥ Muslim, vol. III
(Beirut: Dār Iḥyā‟ al-Turāts al-„Arabī, t.t.), h. 1456.
29
saja tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan apakah itu
yang dimilikinya.
seperti vitalitas dan stamina fisik, kecerdasan dan kearifan dalam bertindak,
dengan orang lain, kebutuhan untuk berprestasi, mampu memotivasi dan memberi
fleksibilitas.24
، ِإ ان اه َلل َكَت َ ِب ْا ِ ِإل ْح َسا َِن ََ على ُك ِّل َ ش ٍْي ء:ِ قال النيب ﷺ
َْتفلَ ة َوإ َذاã َفإَذا قَتَفلُْت ْم َفَأ ْح سُنوا اْل
َذ
بُت ْ ْم
َفَأ ْح ِسُنوا ال ِّل
)25 (رواه مسلم. َذبِْي َ~َتُو,ْ ِ َُُْو َول:رaَ بَ ة َوْلُي ِ~ اد َأ َح ُُد ك ْم َ ْش
“Nabi Saw. bersabda: Allah telah memerintahkan agar segala sesuatunya
dilakukan dengan cara yang lebih baik. Kemudian ketika kalian membunuh dalam
(binatang) untuk korban, lakukanlah dengan cara yang baik. Kalian harus
24
Rivai dan Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, h. 19.
25
Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, vol. III, h. 1548.
30
menajamkan pisau, lalu sembelihlah binatang itu agar mati dengan tidak terlalu
pemimpin adalah seorang yang dapat dijadikan suri teladan yang baik untuk
menuju perubahan dalam suatu organisasi. Hal ini telah disebutkan dalam firman
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Aḥzāb: 21).
Usaha sistematis pertama yang dilakukan oleh ahli psikologi dan para
peneliti lain untuk memahami kepemimpinan adalah usaha untuk mengenali sifat
jelas dan konsisten membedakan pemimpin dari pengikut. Memang benar bahwa
kelompok pemimpin lebih cerah, lebih terbuka, dan lebih percaya diri daripada
bukan pemimpin. Mereka juga cenderung untuk lebih tinggi. Tetapi walaupun
jutaan orang memiliki sifat-sifat ini, kebanyakan mereka tidak pernah mencapai
posisi pemimpin.26
tiga rumus untuk mengenali bahasa yang digunakan oleh seorang pemimpin.
Pertama, definisi atau klarifikasi. Hal ini bisa dilihat ketika dia memberikan
contoh dalam bentuk pernyataan negatif yang biasanya digunakan untuk partikel
pengecualian: “tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan
26
Stoner, Manajemen, h. 162.
31
Allah”. Kedua, kekuasaan. Rumus ini terdiri dari pernyataan yang mengandung
sebuah perintah dan larangan. Seperti dalam contoh: “jangan berdusta atas
merupakan cerita kehidupan Nabi Saw. yang menjadi teladan bagi kehidupan
masyarakat.
pemimpin, bukti sejauh ini mengatakan bahwa orang yang tampil sebagai
bukan pemimpin.
Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain
tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis
lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu
saling diuntungkan.
3.) Wewenang: wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan
dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak
mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka
pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak
untuk mencapai kondisi yang lebih baik. Perubahan ke arah yang lebih baik bisa
27
Altruistis adalah bersifat mendahulukan kepentingan orang lain. Lihat TIM KBI, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, h. 45.
33
kesejahteraan orang lain terutama umat. Prinsip ini menunjukkan suatu sikap
menyayangi dan berbagi, sikap peduli dan tidak egois atas kesejahteraan yang
Alasan yang mendasari konsep manajemen altruistis adalah bahwa jika kita
berbuat baik kepada orang lain, jika kita menghargai orang lain, jika kita
Nabi Saw. membuktikan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah yang
mendorong para pengikutnya agar melayani orang lain untuk bisa unggul dalam
Seorang pemimpin bisa jadi adalah seorang ayah, seorang imam, seorang
yang berpengaruh. Nabi Saw. menegaskan bahwa setiap orang diberi kepercayaan
28
Ismail Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad (Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2011),
h. 33.
29
Hal ini bisa dilihat dari hadis Nabi Saw. yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan
posisi pemimpin yang adil dihadapan Allah Swt. Sebagaimana riwayat Abū Saʻīd ra. Bahwa Nabi
Saw. pernah bersabda: “Dari semua orang yang paling dekat dan dikasihi Allah pada hari kiamat
adalah pemimpin yang adil, dan yang paling buruk di mata Allah dan paling jauh dari-Nya
adalah pemimpin yang tidak adil.”
34
Begitu juga dalam riwayat Ibn „Umar meriwayatkan bahwa Nabi Saw.
bersabda:
َ ع ْن
« ُكُّل ُك ْم َرٍا ع:لى اه ُلل َعَلْيِ و َو َسلا َم َقَا لa َ ع ِن الاِن ِّيب َ ا،َ عن اْب ِن عُ َمَر َر ِ عنَف يه اهمللا
َ ُ َْ َ
ُّ
َُوكل ُك ْم َم ْسُئٌول
َواملْ رَأُة َرا َِعيةٌ ََعلى َبَْفي ِت،َ َعلى َْأ ىِ ل َبَفْيتِ و َوالار، َواَألِم ُ َرٍا ع،َ ِر عياتِ و
َف ُكُّل ُك ْم َرٍا ع،َْزِوَج ها ََووَل ِِد ه ُجُل َرٍا ع
.30 » رواه البخاري.وكُّل ك م م َ ع ْن َِر عياتِ و
َ ْ ُ ُ َ
Artinya:
ْسُئٌول
“Dari Ibn „Umar ra. Dari Nabi Saw. bersabda: Setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
dipimpinnya. Seorang Amir adalah pemimpin. Seorang suami juga pemimpin atas
keluarganya. Seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-
anaknya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. al-Bukhārī).
leadership).31
30
Muḥammad ibn Ismāʻīl Abū „Abd Allāh al-Bukhārī, al-Jāmiʻ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ al-
Mukhtaṣar min Umūri Rasulillāh ṣalla Allāh „alayh wa-sallam wa-sunanih wa-ayyāmih.
Muhaqqīq: Muḥammad Zuhair ibn Nāṣir al-Nāṣir, vol. VII (Damaskus: Dār Ṭawq al-Najāh, 1422),
h. 31.
31
Selengkapnya baca Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Leadership & Manajemen
35
Muhammad Saw: The Super Leader Super Manager (Jakarta: Tazkia, 2009).
36
Diagram 1.
Karakter Kepemimpinan Nabi Saw.
Self
Leadership
Business Military
Religious Legal
Family Spirituality Develop ment
Dakwah Educator
Social &
Politics
(kepemimpinannya diakui lebih 1,3 miliar manusia) dan proven (sudah terbukti 15
terbuka terhadap gagasan orang lain untuk mewujudkan visi atau tujuannya.
Beliau mampu meyakinkan orang lain dan gagasannya menjadi inspirasi para
pengikutnya.
disimpulkan bahwa Nabi Saw. menerapkan tiga gaya pokok kepemimpinan Islam:
37
perang Uḥud, arti penting syūrā dan pengabaian penerapannya diberi penekanan.
dikenal sebagai pemimpin dan hakim yang tidak pernah diragukan lagi serta
yang bertikai sehingga hukum dan aturan bisa ditegakkan di Negara Madinah.
Dalam penerapan kesetaraan, Nabi Saw. selalu memberikan hak dan kesempatan
yang sama kepada semua warga tanpa memandang ras, keyakinan, atau asal-usul.
Semua orang memiliki akses yang sama dalam kegiatan ekonomi, pendidikan,
32
Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, h. 39.
38
untuk menyuarakan kepedulian, persetujuan, atau saran atas suatu persoalan yang
hal menangani berbagai masalah yang dibawa ke hadapan beliau. Bahkan dalam
sesi ḥalaqah, Nabi Saw. mendengarkan pandangan orang lain dengan sungguh-
lagi bahkan oleh pengamat Barat dan non-Muslim. Karakteristik yang ada pada
pemimpin, baik dalam mengelola sebuah keluarga, tim, pasukan, organisasi atau
kepemimpinan yang baik bagi semua orang. Sebagaimana yang dikatakan oleh
bagi berbagai tipe orang berpengaruh baik itu negarawan, raja, komandan dan
yang menyatakan bahwa pengaruh dan elements kekuasaan merupakan hal yang
dipakai secara adil dan dengan cara etis untuk mencapai tujuan organisasi,
33
Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, h. 42.
34
Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, h. 46.
35
Lihat Noor, Manajemen Kepemimpinan Muhammad, h. 67.
36
Burton S. Kaliski, Encyclopaedia of Business and Finance (USA: MacMillan Reference,
2001), h. 62.
39
memengaruhi tingkah laku dari para pegawai untuk suatu kebaikan dari organisasi
umatnya dapat terbaca dengan jelas. Nabi Saw. memiliki karakter teladan
kepemimpinan yang baik bagi semua orang. Beliau adalah seorang pemimpin
yang sangat berpengaruh bagi manusia. Pada kepemimpinan beliau terpadu tiga
komponen: vision, value, dan vitality yang mutlak dibutuhkan oleh para calon
pemimpin.
BAB III
Dalam bab ini, saya bermaksud memaparkan teori dan dasar kekuasaan
pemimpin. Dengan demikian akan diketahui ciri bahasa yang digunakan oleh
pemimpin. Di samping itu, saya akan menyajikan beberapa contoh ayat al-Qur’an
yang bersinggungan dengan teori kekuasaan tersebut. Hal ini saya lakukan agar
A. Tipologi Kekuasaan
sebagai hal yang penting untuk memengaruhi bawahan, kawan sejawat, atasan dan
orang dan posisinya, yang merupakan dasar bagi kemampuan pemimpin untuk
memengaruhi orang lain. Kata “kekuasaan” pada dasarnya melekat pada diri
manusia sebagai manusia politik (zoon politicon). Kekuasaan secara umum dapat
1
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h.
6.
2
James A. F. Stoner, Manajemen. Penerjemah Alexander Sindoro (Jakarta: PT.
Prenhallindo, 1996), h. 36.
39
40
memastikan hasil dari suatu keinginan dan untuk menghambat mereka yang tidak
Manajer yang baik adalah pemimpin yang baik. Premis tersebut membuat
Namun, pandangan Beekun dan Badawi ini dinilai tidak memberikan kerangka
beberapa referensi penting bagi para peneliti selanjutnya terhadap implikasi dan
Banyak para sarjana Muslim seperti Naderi Qomi (2005) yang menulis buku
banyak sosial manajer yang terdapat dalam al-Qur’an. Karenanya, teori ini
al-Qur’an.
3
John W. Gardner, Leadership and Power (Washington, DC: Independent Sector, 1986), h.
3.
4
Rafik Issa Beekun dan Jamal A. Badawi dalam karyanya Leadership an Islamic
Perspective (Amana Publications, 1999), h. 125. Mereka mencoba memberikan sebuah pendekatan
teori dan praktek kepemimpinan dari perspektif Islam. Tujuan mereka terfokus pada aspek moral
dan etika seorang pemimpin.
5
Beverley Metcalfe dan Fouad Mimouni, Leadership Development in the Middle East
(Saudi Arabia: Edward Elgar Publishing, 2011), h. 165.
41
Salah satu teori manajerial yang berkaitan dengan ini adalah tipologi
kekuasaan manajerial tahun 1959 yang dibuat oleh French dan Raven. Teori ini
French dan Raven adalah seorang sarjana yang mana menjelaskan secara
detail dan yang memperkenalkan pertama kali tentang teori kekuasaan. Salah satu
fungsi teori ini adalah membantu kita membuat generalisasi. Teori kuasa
Dengan kata lain, orang atau orang-orang yang memiliki akses terhadap sumber
informasi, dan efisiensi, didasarkan juga pada kekuasaan yang dirasakan oleh
6
Majid Danesghar, dkk., “A Study on Managerial Language of Islam,” Procedia Social and
Behavioral Sciences, no. 70 (Januari 2013): h. 501-507. Artikel ini menganggap bahwa bahasa
manajerial dalam Islam berasal dari tiga sudut pandang yaitu al-Qur’an, Hadis dan ijtihad ulama.
7
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial, Kelompok dan Terapan (Jakarta: PT. Balai
Pustaka, 1999), h. 40.
8
Barbara Kellerman, Political Leadership (Mich: University of Pittsburgh, 1986), h. 300.
Barbara memasukkan satu pembahasan khusus pada bab The Bases of Social Power mengenai
landasan atau dasar utama menjadi seorang pemegang kekuasaan (pemimpin) yang ditulis oleh
John R. P. French, Jr., dan Bertram Raven.
42
akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain
menemukan kepuasan. Dalam deskripsi konkret adalah “jika anda dapat menjamin
atau memberi kepastian gaji atau jabatan saya meningkat, anda dapat
Kekuasaan paksaan ini adalah kekuasaan yang didasarkan atas rasa takut.
dalam kelompok atau hirarki keorganisasian. Seorang pemimpin diakui oleh para
anggotanya memiliki kekuasaan yang sah. Dalam contoh yang nyata, jika
seseorang dianggap lebih tua, memiliki senioritas dalam organisasi, maka orang
9
Kellerman, Political Leadership, h. 306.
10
Kellerman, Political Leadership, h. 307.
43
tinggi. Kekuasaan ini tidak terikat pada urutan tingkatan. Misalnya, dalam shalat
berjama’ah dalam agama Islam yang dijadikan pemimpin shalat (imam) adalah
yang paling fasih membaca ayat al-Qur’an. Di sebuah kapal atau pesawat udara,
muʻalim atau penerbang yang paling terampil yang dijadikan nahkoda atau
kapten.12
11
Kellerman, Political Leadership, h. 308.
12
Kellerman, Political Leadership, h. 313.
13
Tipologi ini dikembangkan oleh John R.P. French dan Brtram Raven “The Bases of Social
Power” edisi Darwin Cartwight dan A. F. Zander. Lihat James L. Gibson, Organisasi dan
Manajemen. Penerjemah Djoerban Wahid (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 261.
44
Tabel 3.
Kategorisasi Kekuasaan Menurut French dan Raven
Seorang anggota taat agar ia mendapat
Kekuasaan Menghargai penghargaan yang diyakininya atau dikendalikan
oleh pemimpin
Seorang anggota taat agar ia terhindar dari
Kekuasaan Memaksa
hukuman yang diyakininya diatur oleh pemimpin
Seorang anggota taat karena ia yakin bahwa
pemimpin mempunyai hak untuk membuat
Kekuasaan Sah
ketentuan atau peraturan bahwa anggota
mempunyai kewajiban untuk taat
Seorang anggota taat karena ia yakin atau
Kekuasaan keahlian percaya bahwa pemimpin mempunyai
pengetahuan khusus
tentang cara yang terbaik untuk melakukan sesuatu
Seorang anggota taat karena ia memuji pemimpin
Kekuasaan rujukan atau mengidentifikasikan dirinya dengan pemimpin
dan mengharapkan persetujuannya
Dalam kajian ini, teori kekuasaan yang telah saya paparkan di atas akan
saya aplikasikan dalam beberapa contoh ayat al-Qur’an, yang nantinya akan
Jenis kekuasaan ini telah disebutkan dalam al-Qur’an. Point yang menarik
maksud dari ayat di atas adalah Allah Swt. menjanjikan kepada hamba yang
membenarkan Allah Swt. dan Rasul-Nya, mengakui apa yang datang dari Tuhan
mereka dan menjalankan apa yang diikatkan Allah Swt. kepada mereka, serta
memenuhi janji ketika mereka berkata, kami benar-benar akan mendengarkan dan
taat kepada Allah Swt. serta Rasul-Nya, sehingga mereka mendengarkan perintah
dan larangan Allah Swt., kemudian menaati-Nya dengan cara menjalankan apa
Jika dilihat dari penjelasan teori sumber kekuasaan di atas, maka dalam
ayat ini terdapat imbalan yang dilakukan oleh Allah Swt. Siapa yang mematuhi
Allah Swt. dan beramal saleh, maka akan diampuni segala dosa dan mendapatkan
pahala yang besar, baik di dunia lebih-lebih di akhirat sebagai buah dan imbalan
amal-amal baik mereka. Ayat ini menekankan pada reward power. Maksudnya
bahwa seorang manajer atau pemimpin boleh menyediakan imbalan untuk para
14
Abū Ja’far Muḥammad ibn Jarīr al-Ṭabarī, Jāmiʻ al-Bayān an Ta’wīl āy al-Qur’ān, vol. X
46
g
Ayat ini menurut asbāb al-nuzūlnya ditujukan kepada orang kafir Makkah
semua umat manusia yang bersikap dan bertindak seperti yang telah dilakukan
yang telah diutus Allah kepada mereka. Padahal rasul-rasul dan nabi-nabi itu telah
Jatuhnya kebinasaan atas mereka dari ayat ini disebabkan oleh dua hal.
Pertama, karena mereka berbuat kezaliman yang tidak dapat ditoleransi, yakni
mengetahui bahwa kezaliman itu akan terus berlanjut sehingga mereka sekali-kali
tidak mau beriman, walau sampai kapan pun. Penambahan huruf lām pada kata
(li-yu’minū) yang dinamai ahli bahasa lām al-juḥud bukan sekedar kata (yu’minū)
15
Departemen Agama RI, al-Qur’ān dan Tafsirnya, vol. XII (Jakarta: Departemen Agama
RI, 2009), h. 274.
48
tapi menekankan pada kata-kata atau ucapan bahwa seorang manajer dapat
balasan kepada orang-orang yang zalim dan mengerjakan perbuatan dosa. Hal ini
merupakan peringatan keras dari Allah kepada orang-orang musyrik Makkah yang
utama adalah adanya sebuah ucapan deklarasi: lā ilāha illa-Allāh (Tidak ada tuhan
Artinya:
“Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-
buat, baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak
16
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbaḥ: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, vol. V
49
menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu
hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah
selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS. Yūsuf: 40).
Salah satu prinsip yang paling penting dalam konsep manajerial adalah
terkait dengan keahlian. Seseorang yang ahli memiliki peran penyelamat dalam
suatu organisasi. Misalnya, Allah menjelaskan keahlian Nabi Nūh dalam Surah
Hūd: 37-38.
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah memerintahkan Nabi Nūḥ as., supaya
membuat kapal yang akan dipergunakan untuk menyelamatkan Nabi Nūḥ as., dan
pengikutnya yang beriman dari topan yang akan melanda dan menenggelamkan
permukaan bumi sebagai azab di dunia ini kepada orang-orang kafir dari kaumnya
yang selalu membangkang dan durhaka. Nabi Nūḥ as., diperintahkan membuat
17
Departemen Agama RI, al-Qur’ān dan Tafsirnya, vol. XII, h. 416.
52
Dengan begitu, ayat ini menjelaskan keahlian Nabi Nuh as., dalam
membangun kapal. Sehingga Nabi Nūh as., bisa menyelamatkan umat-nya dari
Kekuasaan rujukan memiliki spesifikasi dan ciri khas yang berguna dalam
karakter seorang manajer, dan hal ini menjadikan salah satu cara komunikasi yang
Muhammad Saw. memberikan teladan yang baik bagi seluruh umat manusia.
Artinya:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Aḥzāb: 21).
keteladanan yang terdapat pada diri rasul. Pertama dalam arti kepribadian beliau
secara totalitasnya adalah teladan. Kedua dalam arti terdapat dalam kepribadian
mengeluarkan mereka dari kegelapan dan godaan setan menuju jalan yang benar.
Terlebih Nabi Saw. memiliki karisma yang menjadikan daya tarik bagi
pengikutnya. Selain itu, beliau bijak dan berpengetahuan sehingga bisa membuat
18
M. Quraish Shihab, Tafsīr al-Miṣbāḥ, vol. X, h. 439.
53
seorang yang bisa berpengaruh dan memiliki kekuasaan penuh. Oleh karenanya,
untuk membuktikan bahwa Nabi Saw. adalah seorang pemimpin, saya akan
menganalisa gaya bahasa Nabi Saw. melalui lima teori kekuasaan French dan Raven:
A. Bahasa Penghargaan
Analisa yang saya dapatkan, gaya bahasa penghargaan Nabi Saw. dalam kitab
Ṣaḥīḥ al-Bukhārī sebanyak 54 hadis.1 Saya akan menampilkan tiga hadis yang
ْ ẽَ ﷺ
و ¦َ ْ َ ْن َلُوhَْşِ ْ ,ِ p›e وşِبşَ’ ‡ِ ن َ ع ْن َ س ْهِ ل ْب ِن َ ع ْن
». ااَ َّ َن َ َ ْ َْ َ ْ َ
½ َ ََْب ½ َََْبe ›َ َ! ْنe َ« :َ› ا النيب ،َس ْع ٍد
.2›ي,اه البخ,p
Artinya:
“Dari Sahl ibn Saʻd dari Nabi Saw. bersabda: Barangsiapa dapat menjamin
bagiku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara kedua
kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya surga.” (HR. al-Bukhārī).
1
Lebih jelasnya lihat lampiran 1, h. 79.
2
Abū ʻAbdullāh Muḥammad ibn Ismāʻīl al-Bukhārī, al-Jāmiʻ al-Ṣaḥīḥ min Umūr Rasūl Allāh
ṣallāllāh „alayh wa-sallam wa-Sunanihī wa-Ayyāmih. Muḥaqqiq: Muḥammad Zahīr ibn Nāṣir al-
Nāṣir, vol. VIII (Damaskus: Dār Ṭawq al-Najāh, 1422), h. 100.
51
52
Hadis di atas dapat kita lihat bahwa Nabi Saw. akan memberikan sebuah
reward berupa jaminan surga bagi para umatnya yang dapat menjaga lisan agar tidak
melontarkan perkataan yang tidak baik secara syar‟i dan tidak dibutuhkan oleh yang
Man yaḍman (siapa yang menjamin). Kata ini dibentuk dari kata al-ḍamān
Artinya, siapa yang melaksanakan hak lisan yang diwajibkan atas dirinya, dengan
mengucapkan yang wajib untuk diucapkan atau tidak mengatakan ucapan yang tidak
berguna, serta memenuhi hak kemaluan dengan menempatkannya pada yang halal
Laḥyayhi (kedua tulang pipinya). Maksud lafaz ini berarti tulang di kedua sisi
bibir. Dengan demikian yang dimaksud dengan “apa yang ada di antara kedua
bibirnya” adalah lisan serta perkataan yang terlahir dari lisan, sedangkan yang
dimaksud dengan “apa yang ada di antara kedua kaki” adalah kemaluan.4
Ibn Baṭṭāl (449 H) mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan “apa yang ada
di antara kedua tulang pipinya” adalah mulut. Dia berkata, “itu mencakup bertutur
kata, makan, minum dan semua perbuatan yang dilakukan dengan mulut. Barangsiapa
yang bisa menjaganya, maka dia terpelihara dari semua keburukan, karena yang
3
Abū Muḥammad Maḥmūd ibn Aḥmad ibn Mūsā ibn Aḥmad ibn Ḥusayn al-Ghītābī al-Ḥanafī
Badr al-Dīn al-ʻAynī, ʻUmdat al-Qārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. XXIII (Beirut: Dār Iḥyā‟ al-Turāts
al-ʻArabī, t.t.), h. 71.
4
Ibn Baṭṭāl Abū al-Ḥasan ʻAlī ibn Khalaf ibn „Abd al-Malik, Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī.
Muhaqqiq: Abū Tamīm Yāsir ibn Ibrāhim, vol. X (Riyad: Maktabah al-Rusyd, 1423), h. 185.
53
terisisa tinggal pendengaran dan penglihatan”. Di sini dia tidak menyebutkan kedua
tangan. Sebenarnya yang dimaksud oleh hadis ini adalah ucapan dengan lisan
merupakan pangkal terjadinya setiap yang dicari, maka bila tidak menggunakannya
kecuali untuk kebaikan maka dia selamat. Ibn Baṭṭāl berkata, “hadis ini menunjukkan
bahwa bencana terbesar bagi manusia di dunia adalah lisannya dan kemaluannya.
Barangsiapa yang dapat menjaga dirinya dari keburukan kedua organ tersebut maka
:›ُل اẽَ ،» ¦ََ ْنe َ £ َ ن ااَ َّ َن ِ¦َّنhُ ُ ½ !َْ دeِ « ُ’ ُّلل ُ¦َّن:َ› اẽَ ،ع ن ىر!َبرَة َ¦ َّنن ﷺ
ْ ُ َ
ْنpeَ َ ، ُس َا اهلل,َ ›َ! َْ¦ِِب َ َ النيب
اه,p ». ¦ََ ْدã َبeَ › َ › َ َل ااََّن َ َ ع َ ِ›اbَ ¦َ ْنe َ« :َ› اíَْ ẽَ َ!
Artinya: . ›ي,البخ
6
ْنpeَ َ ½ َِع
“Dari Abū Hurayrah bahwa Nabi Saw. bersabda: “Setiap umatku masuk surga
selain yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasūlullāh, lantas siapa yang
enggan?” Nabi Saw. menjawab: “Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa
yang membangkangku berarti ia enggan.” (HR. al-Bukhārī).
Hadis di atas terlihat jelas bahwa Nabi Saw. akan memberikan sebuah reward
berupa surga bagi para umatnya yang mau mengikuti ajaran serta sunnah Nabi Saw.
Kalimat (Setiap umatku masuk surga selain yang enggan). Maksudnya, tidak
mau masuk. Secara tekstual, cakupan umum berlangsung terus, karena masing-
masing dari mereka tidak ada yang menahan diri dari masuk surga. Oleh sebab itu,
para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan itu wahai Rasulullah?” Maka Nabi Saw.
5
Ibn Baṭṭāl, Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. X, h. 185.
6
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. IX, h. 92.
54
tentang sikap mereka yang tidak mau mengikuti sunnah Nabi Saw. yaitu bermaksiat
kepada Nabi Saw. Orang-orang yang akan dikatakan enggan masuk surga ini bila
kafir maka dia tidak masuk surga sama sekali. Namun bila dia adalah muslim maka
maksudnya tidak masuk surga bersama orang-orang yang memasukinya sejak awal,
Letak reward dalam hadis ini terletak pada lafal (ia berhak mendapat
yang mengucapkannya dibalas dengan mendapat syafaat. Secara lahiriah do‟a ini
diucapkan saat mendengar adzan tanpa menungu selesai. Akan tetapi ada
kemungkinan yang dimaksud adalah ketika adzan telah sempurna. Sebab sesuatu
7
Aḥmad ibn „Alī ibn Ḥajar Abū al-Faḍl al-„Asqalānī al-Syāfiʻī, Fatḥ al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-
Bukhārī. Muḥaqqiq: Muḥammad Fu‟ād ʻAbd al-Bāqī, vol. XIII (Beirut: Dār al-Maʻrifah, 1379), h. 36.
8
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. I, h. 126.
55
berpendapat bahwa hal itu hanya didapatkan oleh mereka yang mengucapkannya
dengan ikhlas serta diiringi rasa pengagungan terhadap Nabi Saw. bukan untuk
mereka yang mengucapkannya hanya karena mengharap pahala atau lainnya. Al-
Muhallab (82 H) berkata bahwa dalam hadis ini terdapat anjuran untuk berdo‟a pada
surga tanpa hisab dan sebagainya. Ringkasnya, setiap orang mendapatkan syafaat
yang sesuai.
B. Bahasa Hukuman
Gaya bahasa hukuman Nabi Saw. yang terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī
sebanyak 32 hadis.10 Tiga hadis yang dianggap bisa mewakili penjelasan hadis-hadis
َنe ِ ع َدُهeْ ãَ ْ¦ ت َب ّنşhَ ْبeَ تََب ع ِّن ًداe ُ hَ عe « :! اã ﷺ مسعت النيب:اẽ› عن املغرية
َ َ
اه,p ,».ِ ›الَّن ْن َ’ َّنذ َب َّن .11›ي,البخ
9
Ibn Baṭṭāl, Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. II, h. 242.
10
Lebih detailnya lihat lampiran 2, h. 81.
56
Artinya:
“Dari al-Mughīrah berkata: Aku mendengar Nabi Saw. bersabda: Barangsiapa
yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia bersiap-siap
(mendapat) tempat duduknya di neraka.” (HR. al-Bukhārī).
Dari sini jelas terlihat bentuk ancaman yang diberikan kepada orang yang
sindiran atau do‟a bagi orang yang melakukan kebohongan. Artinya, Allah akan
menyediakan suatu tempat bagi mereka (neraka). Menurut al-Kirmānī (129 H), kata
perintah ini lebih cenderung menunjukkan arti yang sebenarnya. Artinya barangsiapa
yang berbohong atas nama Nabi maka dia harus memerintahkan dirinya untuk
mengandung isyarat untuk sengaja melakukan dosa dan balasannya. Dalam arti jika
orang tersebut telah berniat untuk berbohong, maka dia juga telah berniat untuk
Ancaman orang yang berbuat dusta ada dua kategori, dusta terhadap Nabi Saw.
dengan dusta terhadap selainnya. Pertama, dusta terhadap Nabi Saw. yang dilakukan
dengan sengaja, pelakunya dihukumi kafir menurut sebagian ulama, seperti al-
Juwaynī (478 H). Sedangkan Ibn Munīr (548 H) berpendapat bahwa orang yang
berdusta atas nama Nabi Saw. untuk menghalalkan yang haram misalnya, maka hal
yang haram itu tidak akan berubah menjadi halal, dan yang menghalalkan yang haram
11
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. II, h. 80.
12
Al-ʻAsqalānī, Fatḥ al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. I, h. 382.
57
adalah kufur, dan sesuatu yang menyebabkan kekufuran adalah kufur. Adapun
jumhur ulama mengatakan bahwa pelakunya tidak dihukumi kafir kecuali ia meyakini
Kedua, dusta terhadap Nabi Saw. adalah termasuk perbuatan dosa besar,
sedangkan dusta terhadap selainnya termasuk dosa kecil. Untuk itu ancaman
keduanya tidaklah sama, demikian juga dengan lamanya berada dalam neraka
pelakunya tidak akan keluar dari neraka, karena dia tidak mempunyai tempat selain
neraka. Hanya saja dalil yang qaṭʻī mengatakan bahwa yang kekal dalam neraka
adalah khusus orang-orang kafir, maka Nabi Saw. membedakan antara dusta
Ibn Ḥajar al-„Asqalānī (852 H) menyebutkan bahwa berdusta atas nama Nabi
Saw. baik dalam keadaan sadar atau tidur adalah sama hukumnya. Dusta adalah
sebuah kemaksiatan, kecuali dusta yang bertujuan untuk memperbaiki dan lainnya,
اه,p ». ٍمẽَ› ِb sُ ,َ ِu َ َ« !َْ د ُ ُل ااََّن£ :ا النيب ﷺẽ› :اẽ› اهلل عنو , طعمe عن ُ بري بن
.15 ›ي,البخ
Artinya:
13
Al-„Aynī, „Umdat al-Qārī Syarḥ Saḥīḥ al-Bukhārī, vol. II, h.
146. 14 Al-ʻAsqalānī, Fatḥ al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. I, h.
382. 15 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. VIII, h. 5.
58
“Dari Jubayr ibn Muṭʻim r.a berkata: Nabi Saw. bersabda: Tidak akan masuk
surga orang yang memutus tali silaturrahmi.” (HR. al-Bukhārī).
Lewat hadis ini, Nabi Saw. memperingati kepada umatnya agar tidak
memutuskan tali silaturahim. Dengan begini, umat Nabi Saw. bisa terhindar dari
(256 H) menyebutkan dalam kitab al-Adab al-Mufrad dari Abī Aufā (86 H) yang
dinisbatkan kepada Nabi Saw. (sesungguhnya rahmat tidak turun kepada kaum yang
„rahmat‟ di sini adalah hujan. Hujan tidak diturunkan kepada manusia secara umum
اهp,
. َ ِغّنر ẽُ َ ِبَغ›ِئ ٍط ¦ َ ِشّنرhَ َْبã ِ ا الhُ ِبã َتَْبw ْ َ« َت£ :ن َمhَّ َسp َ وhَْşِن َ عhaَّ َ ِ ِا الَّننã َِل
ْ
»ُب ا p ¦َْ ا لل ه ا ˛ يب
َل ِك ْنp َ ، ََْب ٍاp ُ ِّن
. ›ي,البخ
17
Artinya:
“Nabi Saw bersabda: Janganlah kalian menghadap kiblat saat buang air besar
atau kecil, akan tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat.” (HR. al-Bukhārī).
16
Al-Asqalānī, Fatḥ al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. XIX, h. 54.
17
Al-Bukhārī, vol. I, h. 88.
59
Hadis ini menunjukkan dalil yang jelas tentang adanya larangan yang diberikan
oleh Nabi Saw. Letak pelarangan tersebut tampak pada lafal lā tastaqbilū yang
mengandung unsur lā nahi. Ibn Ḥajar al-ʻAsqalānī mengatakan bahwa lafal tersebut
khusus bagi penduduk Madinah serta penduduk negeri-negeri yang apabila mereka
menghadap timur atau barat tidak membelakanginya atau menghadap kiblat. Adapun
mereka yang berada di timur maka kiblatnya berada di arah barat, demikian pula
sebaliknya.18
C. Bahasa Legitimasi
Bahasa legitimasi Nabi Saw. yang terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī
sebanyak 56 hadis.19 Saya akan menampilkan tiga hadis yang dianggap bisa mewakili
َلppَ َ الِ ِِد هp َ ْنe ِ وşِْ َّت َ¦ ’ َّ نب ِ¦َلu نe !َب ِؤ:«£ َ› ا ﷺẽ :َ› اẽ ، ٍ ¦َ ع ن
ُ َ ُْ ُ َ َّن َ َ َ ْ َ
الَّن› ِسp َ د هِ ِ u َ َ¦ َ ن ، ُُد ’ ْمu َ ¦َ الَّنِ ُّليب
اه,p ½».َ َِ¦ ْ ع
َ
Artinya: . ›ي,البخ
20
“Dari Anas ra., berkata: Nabi Saw. bersabda: “Tidaklah beriman seorang
dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan dari
manusia seluruhnya.” (HR. al-Bukhārī).
bahwa hal ini menjadikan sebuah legitimasi Nabi Saw. untuk dicintai. Menurut al-
18
Al-ʻAsqalānī, Fatḥ al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. III, h. 94.
19
Lihat lampiran 3, h. 82.
20
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. I, h. 12.
60
Nawāwī (676 H), hadis ini mengisyaratkan masalah nafsu amarah (nafsu yang
cenderung melakukan hal-hal yang dilarang) dan nafsu muṭmainnah (nafsu yang
cenderung melakukan hal-hal yang baik dan dapat menenangkan hati). Maka orang
yang nafsu muṭmainnahnya lebih dominan dalam dirinya, ia akan lebih mencintai
Nabi Saw. demikian juga sebaliknya dengan orang yang dikuasai oleh nafsu
muṭmainnah.21
Hadis ini juga mengisyaratkan keutamaan berfikir, sebab cinta yang telah
disebutkan dapat diketahui dengan berfikir. Hal itu dikarenakan apa yang dicintai
dari manusia dapat berupa dirinya atau hal-hal lain. Adapun apa yang dicintai dari
dan bencana, dan itulah sebenarnya hakikat yang diinginkan, sedangkan apa yang
dicintai dari selain dirinya, adalah tercapai suatu manfaat yang diinginkannya. Untuk
itu orang yang memikirkan manfaat yang diperoleh dari Nabi Saw. yang telah
akan mengetahui bahwa manfaat yang diperoleh dari Nabi Saw. akan lebih besar
“Setiap orang yang beriman kepada Nabi Saw. dengan sebenar-benarnya iman, maka
dirinya tidak akan pernah hampa dari rasa cinta kepadanya, meskipun kecintaan
mereka berbeda-beda”.22
21
Zayd al-Dīn ʻAbd al-Raḥmān ibn Aḥmad ibn Rajab ibn al-Ḥasan, Fatḥ al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ
al-Bukhārī. Muḥaqqiq: Maḥmūd ibn Syuʻbān ibn ʻAbd al-Maqṣūd, vol. I (Madinah: Maktabah al-
Ghurabā‟ al-Atsariyah, 1996), h. 48.
22
Al-„Aynī,„Umdat al-Qārī Syaraḥ Saḥīḥ al-Bukhārī, vol. I, h. 145.
61
Hadis ini merupakan sebuah legitimasi mukjizat Nabi Saw. yang paling agung
yakni al-Qur‟an. Hadis ini menjelaskan bahwa al-Qur‟an merupakan mukjizat paling
agung, paling bermanfaat, dan paling abadi. Ia mengandung dakwah, dalil, serta
manfaat berkesinambungan hingga akhir masa. Oleh karena tidak ada yang
¦َ ، اهلل£ ِ¦ ََل و ِ¦َّن£َ ا َ¦ ْنpه ُدwَْ َ! َّنَّتu َ َ¦ ر ُتeِْ«ُ¦ِ :َ› اẽَ َ¦ َّنن النيب ﷺ،َ ع ِن اْب ِن عُ َ َر
َّنن ُُمَ َّن ًداpَ ›ت َل الَّن› َسẽَ ¦ُ ْن
pَْeَ¦َ َا ُى ْمe › َ›ِ ُ َ َع hُ َب عeَ إَذاeَِ ،ُْب ؤُت ا اَلّنزَ›َ’ ةpَ!َ ، ُس ُ ا َّ ن ا َل ة, َ
ا p ِşã ! ،اهلل
َا ½ ِّنe ِ ا ِ
ا َذل َك ُ ُ َ
َِِب ِّنق£ُْل م ِ¦َّن اه,p ».˛ اهللhَ َ ع pَِ ،ال ا ِإل ْساَلِم
.25 ›ي,البخ َُب ه ْمu ›w َ
Artinya:
62
23
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. IX, h. 92.
24
Ibn Baṭṭāl, Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. X, h. 329.
25
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. I, h. 14.
63
“Dari Ibn ʻUmar ra., bahwa Nabi Saw. bersabda: “Aku diperintahkan untuk
memerangi manusia hingga mereka bersaksi tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan salat, menunaikan
zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan
harta mereka dariku kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka pada Allah.”
(HR. al-Bukhārī).
Inti dari hadis ini yakni ingin menunjukkan sebuah perintah untuk beriman
kepada Allah dan Nabi-Nya dengan menjalankan apa yang diperintahkan dan
meninggalkan apa yang dilarang. Penekanan bahasa legitimasi terletak pada kalimat
umirtu an uqātila al-nās (aku diperintahkan untuk memerangi manusia). Hadis ini
juga terdapat bahasa penghargaan yang terletak pada kalimat fa-idzā fa-ʻalū dzālik
ʻaṣamū minnī dimā‟ahum (Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah
suatu risalah berarti meyakini semua yang berasal darinya. Ada beberapa pernyataan
Pertama, hadis ini bersifat umum yang dikhususkan. Karena suatu perintah
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga apabila ada hukum lain yang
tidak sama dengan hukum yang bersifat umum dengan alasan tertentu, maka hal itu
tidak akan mengurangi atau mengubah nilai hukum yang bersifat umum tersebut.
26
Al-„Aynī,„Umdat al-Qārī Sharaḥ Saḥīḥ al-Bukhārī, vol. I, h. 179.
64
Kedua, konteks hadis itu bersifat umum yang mempunyai maksud tertentu.
Seperti maksud kata “al-Nās (manusia)” dalam kalimat “Uqātilā al-Nās” adalah
Ketiga, maksud dari syahadah dan lainnya yang disebutkan dalam hadis
Tujuan ini terkadang dapat dicapai dengan berperang, membayar jizyah atau dengan
mu‟ahadah.
Keempat, tuntutan dari perang tersebut adalah agar mereka mengakui ajaran
tauhid atau membayar jizyah sebagai pengganti. Kelima, tujuan diwajibkannya jizyah
D. Bahasa Ahli
Saya akan menampilkan tiga hadis dari gaya bahasa ahli Nabi Saw. yang dalam
kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī terdapat 6 hadis.27 Hadis yang dianggap bisa mewakili
27
Lampiran 4, h. 85.
28
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. VII, h. 125.
65
menyukai kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang luka).”
(HR. al-Bukhārī).
Dari hadis ini bisa di ambil kesimpulan bahwa Nabi Saw. mampu memberikan
Ibn Baṭṭāl mengatakan bahwa berbekam, minum madu dan terapi besi panas
merupakan obat dari sebagian obat yang bisa menyembuhkan. Cara-cara ini bisa
dijadikan untuk pengobatan tertentu. Namun Nabi Saw. tidak suka menggunakan cara
29
Ibn Baṭṭāl, Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. IX, h. 395.
30
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. I, h. 133.
66
Dari sini bisa kita lihat bahwa Nabi Saw. mempunyai pengetahuan khusus
tentang cara agar selalu dilindungi Allah Swt. Pengetahuan yang Nabi Saw. miliki ini
merupakan keahlian khusus sehingga mampu membuat para pengikutnya percaya
dan taat kepada Nabi Saw.
Nabi Saw. menyebutkan dalam hadis ini tentang apa yang dijanjikan Allah Swt
bagi tujuh orang beriman yang bersih aqidahnya, yang bersih jiwanya, mendekati
Allah dalam keadaan rahasia dan terang-terangan, yang hatinya selalu mengingat
Allah. Maka mereka di hari kiamat mendapatkan perlindungan di sisi Allah Swt.31
ِ :ﷺ
›َ غ ْ َب
½ َك ٌم َََْبu َ ا النيبẽ› :اẽ› اهلل عنو , عن ¦ِب بكرة
اه,p ».ُن
ِ َ َ ّنã !ََْب£َ«
َىpَُ ½ اْابَنَْب .32›ي,البخ
½
Artinya:
“Dari Abū Bakrah r.a berkata: Nabi Saw bersabda: Janganlah seorang hakim
menetapkan keputusan antara dua orang saat dia dalam keadaan marah.” (HR. al-
Bukhārī).
Dari hadis ini bisa kita lihat bagaimana cara Nabi Saw. dalam memutuskan
suatu perkara ketika sebagai seorang hakim. Hadis ini terdapat larangan bagi seorang
hakim memutuskan suatu keputusan antara dua orang yang sedang bertengkar dalam
keadaan marah.
Kata ḥakam artinya hakim dan terkadang digunakan untuk pengayoman urusan
31
„Alī al-Syādzilī al-Khawlī, al-Adab al-Nabawī, vol. I, h. 225.
32
al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. IX, h.65.
67
menetapkan hukum ketika marah, karena terkadang menyeret hakim keluar dari
kebenaran. Seperti inilah pendapat yang dikatakan oleh para ahli fikih di berbagai
negeri. Ibnu Daqīq al-„id berkata, “di sini terdapat larangan menetapkan hukum saat
marah, karena ketika itu terjadi perubahan kondisi seseorang, sehingga rawan
Berdasarkan makna ini, para ahli fikih memperluas hukum tersebut, mencakup semua
perkara yang mempengaruhi konsentrasi, seperti ketika sangant lapar, sangat haus,
mengantuk berat, dan semua hal yang berkaitan dengan hati sehingga menyibukkan
pikiran untuk konsentrasi dengan cermat. Ini termasuk menganalogikan dugaan yang
E. Bahasa Rujukan
Gaya bahasa rujukan Nabi Saw. yang terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī
sebanyak 11 hadis.34 Saya akan menampilkan tiga hadis yang dianggap bisa mewakili
peَ َ ، َع ا َهللb ›َ ¦ ْدã َبeََ ½ ِ َعb ›َ ¦ ْنe َ« :ا النيب ﷺẽ› :اẽ› اهلل عنو, عن ¦ِب ىر!رة
˛ َ ْد َ عã َبeََ ْن َ ع َ ِ›ا
َتã › ُم ُ َّن ٌ !َُبe › › ا َِإلiَ نpَِّ¦َ ،ن َ!َب ْع َ ع َ ِ›اpeَ َ ،½ ِ َعb ›َ ¦ ْدã َبeََ َبرeْşَِاأل
َ s ْن !ُ ِِطpeَ َ ،ا َهلل
ائِو,pَ ْنe ِ ُل ْدã َبeَ َبرşeَِِْص األ
».نُوeِْ وhşَ ِ َ عẽَ ْنpِ ¦َ إ َّنن َلُو بَِ ذلِ َك َ¦ ْ راeَِ ع ََد اpَ ِ لهpَ!َ
ً
اه,p ُبت
إ َّننeَِ َ› ا بَِغْ ِ يِره
اãَ ر بَتَْبeَ¦َ إ ْنeَِ ، بِوã ˛ نَب
.35›ي,البخ
33
Ibn Baṭṭāl, Sharḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. VIII, h. 225.
34
Lampiran 5, h. 85.
35
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. IV, h. 50.
68
Artinya:
“Dari Abū Hurayrah ra., berkata: Nabi Saw. bersabda: Barangsiapa
menaatiku maka ia telah menaati Allah, dan Barangsiapa durhaka kepadaku maka
dia telah durhaka kepada Allah. Barangsiapa menaati pemimpin maka dia telah
menaatiku, dan barangsaiapa durhaka kepada pemimpin maka dia telah durhaka
kepadaku. Hanya saja imam adalah perisai berperang dari belakangnya dan
berlindung dengannya. Apabila dia memerintahkan untuk takwa kepada Allah dan
dia berbuat adil maka sesungguhnya dia mendapat pahala atas hal itu. Jika dia
mengatakan selain itu, maka dia menanggung dosa dari perbuatannya itu.” (HR. al-
Bukhārī).
Hadis ini mempunyai makna bahwa siapapun yang menjalankan apa yang di
larang dan di perintah oleh Nabi Saw. maka dia telah dimenangkan atasnya ketaatan
Asbāb al-Wurūd dari hadis ini yakni ketika orang Quraish membangkang dan
tidak mengetahui tentang kepemimpinan serta mereka tidak patuh selain kepada
pemimpin kabilah mereka. Oleh karenanya Nabi Saw. menjelaskan kepada mereka
hَ ب َْبẽَ ْن َ›’ َنe َ َكhَ › َىiَ ِ¦َّن، تََبرْ’ُت ُك ْمe ›َ « َ› ُع ِا:اẽَ›َ ، ع ِن ﷺ،ع ن َ¦ِِب ىر!َبرة
ِ ِ ِ ِ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ
ه ْمeا ْ تاَلp َ ؤا َل ْمwَُ ُك ْم ب ِ الَّنِ ِّنيب
ُتeíَ ْ رíَْ eٍرُت ُك ْم ِبeْ¦ََ َذاpِ ¦َ ،› ْ َتِنُب ُهeَ َ ش ْ ٍ ا ْ إ َذا ََب هeَِ ،›ئِ ه ْمşَ ˛ َ¦ ِْبhَ َ ع
اه,p ». ا ْسَت َْط عُت ْمe ›َ نُوeِْ ا ُت ُك ْم نş
َع .37›ي,البخ
Artinya:
“Dari Abū Hurayrah dari Nabi Saw. bersabda: “Biarkanlah apa yang aku
tinggalkan untuk kalian, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena
mereka gemar bertanya dan menyelisihi Nabi mereka, jika aku melarang kalian dari
36
Al-Qasṭalānī, Irsyād al-Sārī li Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. V, h. 119.
37
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. IX, h. 94.
69
sesuatu maka jauhilah, dan apabila aku perintahkan kalian dengan sesuatu maka
kerjakanlah semampu kalian.” (HR. al-Bukhārī).
kekuasaan untuk dijadikan rujukan terhadap apa yang diperintah dan apa yang
dilarangnya sebagai seorang pemimpin. Kalimat (Apa yang aku tinggalkan untuk
Begitu pula dilarang banyak bertanya karena hanya akan mempersulit diri sendiri.
Ibn Faraj (365 H) berpendapat bahwa maksud perkataan tersebut adalah jangan
banyak meminta perincian atas masalah-masalah meskipun cukup bagus ditinjau dari
satu sisi, seperti halnya mengerjakan haji adalah bagus untuk diulang-ulang namun
sepatutnya dicukupkan kepada cakupan redaksi secara umum, yaitu satu kali. Karena
(Jika aku melarang kalian dari sesuatu maka jauhilah). Larangan ini bersifat
umum untuk semua jenis larangan. Namun tidak termasuk segala sesuatu yang
38
Al-ʻAynī, ʻUmdat al-Qārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. XXV, h. 31.
70
berkata, “Komitmen dalam rangka menjauhi larangan tidak bisa dibayangkan kecuali
komitmen. Berbeda dengan perintah, siapa yang melakukan bagian minimal darinya
sebagiannya lalu dia mengerjakan yang dia mampu tersebut, maka apa yang dia tidak
mampu dilakukan menjadi gugur. Hal ini didukung oleh al-Muzannī yang berdalil
bahwa apa-apa yang wajib ditunaikan tidaklah wajib untuk diganti. Selain itu, hadis
ini dijadikan sebagai dalil yang menyatakan bahwa perhatian syariʻat terhadap
39
Al-ʻAynī, ʻUmdat al-Qārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. XXV, h. 32.
40
Al-„Asqalānī, Fatḥ al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. IX, h. 90.
71
Dari sini bisa di lihat jelas cara Nabi Saw. mengidentifikasikan dirinya sebagai
seorang pemimpin yang bisa sebagai rujukan para umatnya. Maksud dari hadis ini
adalah sesungguhnya Allah Swt memberikan kepada setiap Nabi do‟a yang
dikabulkan dan Allah selalu menepati janji-Nya. Hadis ini juga menjelaskan tentang
diuraikan sebelumnya, diperoleh sebanyak 159 hadis dari 815 hadis ṣaḥīḥ yang
bahasa dalam teori. Masing-masing jumlah kalimat dari tiap jenis gaya bahasa di
legitimate sebanyak 56 tempat (35%), expert sebanyak 6 tempat (4%), dan referent
Dari 159 hadis dengan lima gaya bahasa yang ada, gaya bahasa yang paling
dominan digunakan yaitu reward dan legitimate. Hal yang memengaruhi banyaknya
41
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. VIII, h. 67.
42
Ḥamzah Muḥammad Qāsim, Manār al-Qārī Syarḥ Mukhtaṣar Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. V
(Damaskus: Maktabah Dār al-Bayān, 1990), h. 267.
72
penggunaan gaya bahasa ini karena gaya Nabi Saw. identik dengan ajakan yang
disertai imbalan dengan membuat ketentuan agar taat dan yakin terhadap ajaran yang
Sehingga dari sini bisa saya simpulkan dalam diagram sebagai berikut:
Diagram 2.
Bahasa Kepemimpinan Nabi
Reward
Legitimate Coercive Expert Referent
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kriteria dari teori bahasa kepemimpinan yang telah dicetuskan oleh pakar
Nabi Saw. adalah benar seorang pemimpin dengan bisa dibuktikan melalui bahasa
yang digunakan.
Nabi Saw. ketika menjadi seorang pemimpin lebih dominan menggunakan gaya
yang dibuat daripada memberikan sebuah ancaman atau hukuman. Gaya bahasa
Kajian terhadap pola bahasa Nabi Saw. ini telah memunculkan paradigma
bahwa maqāṣid bahasa Nabi Saw. bisa dipahami secara berbeda, salah satunya
posisi Nabi Saw. ketika sebagai seorang Nabi Saw. (pemimpin) dan sebagai
manusia biasa. Ketika posisi Nabi Saw. dibuat longgar, yaitu cukup hanya dengan
melihat motif serta tujuan ketika bersabda, maka Nabi Saw. berarti sebuah acuan
atau pedoman, bukan sekedar sosok atau individu biasa. Berbeda halnya, jika
72
73
sudah jelas sikap para orientalis memandang sebelah mata dan hanya mengatakan
bahwa Muhammad hanyalah manusia biasa bukan sosok pemimpin yang agung.
B. Rekomendasi
Berangkat dari pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa ada beberapa hal
yang belum bisa dikemukakan, di antaranya adalah ketika bahasa Nabi Saw.
Nabi Saw. ketika berada di Mekah dengan berada di Madinah. Padahal sebagian
Al-ʻAynī, Abū Muḥammad Maḥmūd ibn Aḥmad ibn Mūsā ibn Aḥmad ibn
Ḥusayn al-Ghītābī al-Ḥanafī Badr al-Dīn. ʻUmdah al-Qārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-
Amstrong, Karen. Muhammad Prophet for Our Time. Bandung: Mizan, 2007.
Arifin, Syamsul. Leadership Ilmu dan Seni Kepemimpinan. Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2012.
t.th.
Al-Bukhārī, Abū ʻAbd Allāh Muḥammad ibn Ismāʻīl. al-Jāmiʻ al-Ṣaḥīḥ min
Muḥaqqiq: Muḥammad Zahīr ibn Nāṣir al-Nāṣir, Damaskus: Dār Ṭuq al-
Najāh, 1422.
74
75
RI, 2009.
Mukhtar, 1997.
States, 2008.
Fahmi, Irham. Manajemen Teori, Kasus dan Sosial. Bandung: Alfabeta, 2012.
1986.
Hart, Michel. The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History. New
Al-Ḥasan, Zayd al-Dīn ʻAbd al-Raḥmān ibn Aḥmad ibn Rajab. Fatḥ al-Bārī
Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Muḥaqqiq: Maḥmūd ibn Syuʻbān ibn ʻAbd al-
Hitti, Philip K. History of the Arabs. London: The Macmillan Press, 1974.
Huda, M. Khoirul. Memahami Hadis Melalui Pemilahan Posisi Nabi Saw. Skripsi
Ismail, Syuhudi. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual Telaah Maʻani al-
Hadis tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal. Jakarta:
Reference, 2001.
2008.
Al-Malik, Ibn Baṭṭāl Abū al-Ḥasan ʻAlī ibn Khalaf ibn „Abd. Syarḥ Ṣaḥīḥ al-
Bukhārī. Muhaqqiq: Abū Tamīm Yāsir ibn Ibrāhim. Riyad: Maktabah al-
Rusyd, 1423.
Al-Math, Muḥammad Faiz. Min Muʻjizāh al-Islām. Amman: Dār al-Baṣīr, 1990.
Al-Miṣrī, Aḥmad ibn Muḥammad ibn Abī Bakr ibn „Abd al-Malik al-Qasṭalānī al-
2011.
Al-Qarrāfī, Syihāb al-Dīn Aḥmad ibn Idrīs ibn „Abdurraḥmān al-Sanhaji. Kitāb
2008.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Sosial, Kelompok dan Terapan. Jakarta: PT.
Spencer, Robert. The Truth About Muhammad: Founder of the World’s Most
al-Syāfiʻī, Aḥmad ibn „Alī ibn Ḥajar Abū al-Faḍl al-„Asqalānī. Fatḥ al-Bārī
al-Ṭabarī, Abū Ja‟far Muḥammad ibn Jarīr. Jāmiʻ al-Bayān ʻan Ta’wīl āy al-
Tasmara, Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani, 2002.
Lampiran 1.
Tabel Identifikasi Bahasa Penghargaan
No Hadis
1. من يضمن يل ما بُت حل يو وما بُت رجليو أضمن لو اجلنة
2. ما من الناس من مسلم يتوَب لو ثالثة مل يبلغوا احلنث إال أدخلو اهلل اجلنة فب ضل رمحتو يإ اىم
3. أترون ىذه طارحة ولدىا ُب النار؟ اهلل عز وجل أرحم بعباده من ىذه بولدىا
4. أتعجبون من غَتة سعد؟ واهلل ألنا أغَت منو واهلل أغَت مٍت ومن أجل غَتة اهلل حرم الفواحش ما ظهر منها وما بطن ،وال أىد
أحب إليو العذر من اهلل من أجل ذلك بعث ادلرسُلت مبشرين ومنذرين وال أحد أحب إليو ادلدحة من اهلل ومن
أجل ذلك وعد اجلنة
5. أحب احلديث إ ّيل أصدقو
6. أحد جبل حيبنا ورمبو
7. أخذ الراية زيد فأصيب ٍب أخذىا جعفر فأصيب ٍب أخذىا عبد اهلل بن رواحة فأصيب ٍب أخذىا خالد عن غَت إمرة
فف تح اهلل عليو وما ي ُسرين أهنم عندنا أو قال يسرىم أهنم عندنا
8. ما من رجل مسلم ديوت لو ثالثة من ولده مل يبلغوا احلنث إال أدخلو اهلل اجلنة فب ضل رمحتو يإ اىم
9. إذا أدرك أحدكم سجدة من صالة العصر قبل أن تقرب الشمس فليتم صالتو وإذا أدرك سجدة من صالة الصبح قبل
أن تطلع الشمس فليتم صالتو
10. إذا أسلم العبد فحسن إسالمو يكفر اهلل عنو كل سيئة كان زلفها وكان بعد ذلك القصاص احلسنة بعشر أمثاذلا إىل
سبعمائة ضعف والسيئة دبثلها إال أن يتجاوز اهلل عنها
11 إذا خلص ادلؤمنون من النار حبسوا بقنطرة بُت اجلنة والنار فيتقاصون مظامل كانت بينهم َب الدنيا حىت إذا نقوا وىذبوا
أذن ذلم بدخول اجلنة ,فوالذى فن س حممد بيده ألحدىم دبسكنو َب اجلنة أدل منو دبسكنو كان َب الدنيا
12. إذا قال اإلمام غَت ادلغضوب عليهم وال الضالُت فقولوا :امُت ,إف نو من وافق قولو قول ادلالئكة غفرلو ما تقدم من ذنبو
13. إذا كان يوم القيامة شفعت فقلت :يا رب أدخل اجلنة من كان َب قلبو خردلة من اديان فيدخلون ٍ ,ب يقول أدخل
اجلنة من كان َب قلبو أدىن شيء
14. من آمن اب هلل ورسولو وأقام الصالة وآتى الزكاة وصام رمضان كان حقا على اهلل أن يدخلو اجلنة ىاجر ُب سبيل اهلل أو
خلف ُب أرضو اليت ولد فيها
15. إذا رأيتم الذين يتبعون ما تش با و منو فأولئك الذين مسى اهلل فاحذروىم
16. إذا عاد الرجل أخاه أو زاره ُب اهلل قال اهلل لو :طبت وطاب دمشاك وتبوأت منزال ُب اجلنة
17. صلوا أيها الناس ُب بيوتكم فإن أفضل الصالة صالة ادلرء ُب تبي و إال ادلكتوبة
18. صالة اجلماعة فت ضل صالة الفذ خبمس وعشرين درجة
19. أربعون خصلة أعالىن منحة العنز ،ال يعمل عبد خبصلة منها رجاء ثواهبا وتصديق موعودىا إال أدخلو اهلل تعاىل هبا
اجلنة
20. غفار غفر اهلل ذلا ،وأسلم سادلها اهلل
21. ُ ب اجلنة مثانية أبواب ،فيها باب يسمى الريان ال يدخلو إال الصائمون
22. اغسلها وترا ثالثا أو مخسا أو سبعا أو أكثر من ذلك إن رأينت ذلك دباء وسدر ،واجعلن ُب األخَتة كافورا أو شيئا من
كافور
79
80
23. أغلقوا األبواب وأوكئوا السقاء وأكفئوا اإلناء ومخروا اإلناء وأطفئوا ادلصباح فإن الشيطان ال يفتح غلقا وال حيل وكاء وال
يكشف إناء وإن الفويسقة تضرم على الناس بيتهم
24. أفضل الصدقة ما ترك غٌت ،واليد العليا حَت من اليد السفلى ،وابدأ دبن تعول ،تقول ادلرأة إما أن تطعمٍت وإما أن
تطلٍقت ويقول العبد أطعمٍت واستعملٍت ويقول االبن أطعمٍت إىل من تدعٍت
25. إقرأ القرآن ُب كل شهر قال :إين أجد قوة ،قال فاقرأه ُب عشرين ،قال إين أجد قوة قال فقرأه ُب عشر ،قال إين أجد
قوة قال فقرأه ُب سبع وال تزد على ذلك
26. أكثر ما يدخل الناس اجلنة تقوى اهلل وحسن اخ لق ،وأكثر ما يدخل الناس النار األجوفان الفم والفرج
27. قال يل جربيل :من مات من أمتك ال يشرك اب هلل شيئا دخل اجلنة ،قلت :وإن زىن وإن سرق؟ وإن زىن وإن سرق
28. قم يا فالن فأذن أن ال يدخل اجلنة إال مؤمن ،وأن اهلل ليؤيد الدين بالرجل الفاجر
29. كره لكم عقوق األمهات
30. كل أميت يدخلون اجلنة إال من أىب ،من أطاعٍت دخل اجلنة ،ومن عصاين فقد أىب
31. إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان اهلل ال يلقي ذلا باال يرفعو اهلل هبا درجات ،وإن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط اهلل
ال يلقي ذلا باال يهوي هبا ُب جهنم
32. من صلى قائما فهو أفضل ومن صلى قاعدا فلو نصف أجر القائم ومن صلى نائما فلو نصف أجر القاعد
33. من قال حُت يسمع النداء :اللهم رب ىذه الدعوة التامة والصالة القائمة آت حممد الوسيلة والفضيلة وابعثو مقاما
حممودا الذي وعدتو حلت لو شفاعيت يوم القيامة
34. من لقي اهلل ال يشرك بو شيئا دخل اجلنة
35. إن الناس يصَتون يوم القيامة جثا ،كل أمة بتت ع نبيها ،يقولون :يا فالن اشفع ،يا فالن اشفع ،حىت تنتهي الشفاعة إىل
حممد ﷺ فذلك يوم يبعثو اهلل ادلقام احملمود
36. آِي
يبَُو نن
تَ
نائِ
يبَُو نن َنعابِي ُدْ وَو نن
لِ
َينرب
ِّبنَ
نا َنحا يِ م ُدَو نن
37. من أعتق رقبة مسلمة فهي فداؤه من النار ،كل عظم من عظام حمرره بعظم من عظامو ،ومن أدرك أحد والديو فلم يغفر
لو فأبعده اهلل ،ومن ضم ييت ما من بُت أبوين مسلُمت إىل طعامو وشرابو حىت يغنيو اهلل وجبت لو اجلنة
38. إن ُب اجلنة لشجرة يسَت الراكب اجلواد ادلضمر السريع ُب ظلها مائة عام ما يقطعها
39. إن ُب اجلنة مائة درجة أعدىا اهلل لمجاىدين ُب سبيل اهلل ،ما بُت الدرجتُت كما بُت السماء واألرض ،فإذا سألتم اهلل
فسلوه الفردوس إف نو أوسط اجلنة وأعلى اجلنة وفوقو عرش الرمحن ومنو تفجر أهنار اجلنة
40. من أكرم سلطان اهلل ُب الدنيا أكرمو اهلل يوم القيامة ،ومن أىان سلطان اهلل ُب الدنيا أىانو اهلل يوم القيامة
41. من تعلم القرآن ُب شبيبتو اختلط القرآن بلحمو ودمو ،ومن تعلمو ُب كربه فهو يتفلت منو ،وىو يعود فيو فلو أجره مرتُت
42. من خرج يريد علما يتعلمو فتح لو باب اجلنة ،وفرشت لو ادلالئكة أكفافها ،وصلت عليو مالئكة السموات ،وحيتان
البحر ،و لعامل من الفضل على الع با د كفضل القمر ليلة البدر على أصغر كوكب ُب السماء ،إن العلماء ورثة األنبياء ،مل يو رثوا دينارا
وال درمها ولكنهم ورثوا العلم فمن أخذ بالعلم فقد أخذ حبظ وافر ،موت العامل مصيبة ال ذبرب ،وثلمة ال
تسد وه ذمم طمس موت قبيلة أيسر من موت عامل
43. من صام يوما ُب سبيل اهلل باعد اهلل بينو وبُت النار بذلك اليوم سبعُت خر في ا
44. من قتل ُب سبيل اهلل أو مات فهو ُب اجلنة
45. من يقم ليلة القدر إديانا واحتس با ا غفر لو ما تقدم من ذنبو
81
46. تعالوا بايعوين على أن ال تشركوا اب هلل شيئا وال تسرقوا وال تزنوا وال تقتلوا أوالدكم وال أت توا ببهتان فت ًتونو بُت يأ ديكم
وأرجلكم وال تعصوين ُب معروف فمن وَب منكم فأجره على اهلل ومن أصاب من ذلك شيئا فعوقب بو ُب الدنيا فهو لو
82
كفارة ومن أصاب من ذلك شيئا فسًته اهلل فأمره إىل اهلل إن شاء عاقبو وإن شاء عفا عنو
47. فت ضل الصالة اجلمع صالة أحدكم وحده خبمس وعشرين جزءا وذبتمع مالئكة الليل ومالئكة النهار ُب الصالة الفجر
48. يدخل اجلنة من أميت سبعون ألفا بغَت حساب ىم ا لذين ال يسًتقون وال يتطَتون وال يكتوون وعلى ر بهم يتوكلون
49. حبك يإ اىا أدخلك اجلنة يٍع ت :قل ىو اهلل أحد
50. يقول اهلل :إذا تقرب مٍت عبدي شربا تقربت منو ذراعا وإذا تقرب مٍت ذراعا تقربت منو باعا وإذا أتاين ماشي أتيتو ىرولة
51. حجبت النار بالشهوات وحجبت اجلنة بادلكاره
52. خَت الصدقة ما كان عن ظهري غٌت وابدأ دبن تعول
53. خَتكم من تعلم القرآن وعلمو
54. دخلت اجلنة فإذا أنا بنهر حافتاه خيام اللؤلؤ فضزبت بيدي إىل ما جيري فيو ادلاء فإذا مسك أدفر فقلت :ما ىذا يا
جربيل فقال :ىذا الكوثر الذي أعطاكو اهلل
No
Lampiran 2. Hadis
1. Bahasaبو Tabel Identifikasi
ر ا نلا نم هد ق م أ Hukumanعلي متعمدا فليت
من كذب
2. ال يدخل اجلنة قاطع رحم
3. ابدأ بنفسك فتصدق عليها ٍب على أبويك ٍب على قرابتك ٍب ىكذا ٍب ىكذا
4. ابدأن دبيامينها ومواضع الوضوء منها
5. أخرجوا ادلشركُت من جزيرة العرب وأجيزوا الوفد بنحو ما كنت أجيزىم
6. أخرجوا ادلخنثُت من بيوتكم
7. اخسأ فلن تعدو قدرك
8. إذا أنزل اهلل بقوم عذابا اصاب العذاب من كان فىهم ٍب بعثوا على اعماذلم
9. إذا رأيتم اجلنازة فقوموا فمن تبعها فال يقعد حىت توضع
10. اشتد غضب اهلل على قوم فعلوا بنبيو ،يشَت إىل رباعيتو
11. اشتد غضب اهلل على رجل يقتلو رسول اهلل ُب سبيل اهلل
12. أما علمت أن ادلالئكة ال تدخل تبي ا فيو صورة ،وأن من صنع الصور يعذب يوم القيامة ،فيقال :أحيوا ما خلقتم
13. من ترك صالة العصر حبط عملو
14. أنصر أخاك ظادلا أو مظلوما ،قيل :كيف أنصره ظادال؟ قال :ربجزه عن الظلم فإن ذلك نصره
15. من قتل معاىدا مل يرح رائحة اجلنة ،وإن ر يحها ليوجد من مسَتة أربعُت عاما
16. أبردوا اب لظهر فإ ّن شدة احلر من فيح جهنم
17. إن أىون أىل النار عذابا يوم القيامة لرجل يوضع ُب أمخص قدميو مجرتان يغلي منهما دماغو كما يغلي ادلرجل اب لقمقم
18. من لبس ثوب حرير ألبسو اهلل ثوبا من نار
19. إن الرجل ليتكلم بالكلمة من سخط اهلل ال يرى هبا بأسا فيهوي هبا ُب نار جهنم سبعُت خر في ا
20. إمنا أىلك الذين من قبلكم أهنم كانوا إذا سرق فيهم الشريف تركوه وإذا سرق فيهم الضعيف أقاموا عليو احلد واًن اهلل!
لو أن فاطمة بنت حممد سرقت لقطعت يدىا
21. ال يزين العبد حُت يزين وىو مؤمن وال يسرق حُت يسرق وىو مؤمن وال يشرب اخلمر حُت يشر بها وىو مؤمن وال يقتل
83
وىو مؤمن
22. أبغض الناس إىل اهلل ثالثة :ملحد ُب احلرمُ ،ومبتغ ُب اإلسالم سنة اجلاىلية ،ومطلب دم امرىء بغَت حق ليهريق دمو
23. ال ينظر اهلل يوم القيامة إىل من جر إزاره بطرا
24. ال يأٌب أحدكم الصالة وىو حقن حىت خيفف ومن أدخل عينو ُب بيت بغَت إذن أىلو فقد دمر ومن صلى بقوم فخص
نفسو بدعوة من دوهنم فقد خاهنم
25. بلغوا عٍت ولو آية وحدثوا عن بٍت إسرائيل وال حرج ومن كذب علي متعمدا فلتبوأ مقعده من النار
26. تسموا اب مسي وال تكنوا بكنييت ومن رآين ُب ادلنام فقد رآين فإن الشيطان ال يتمثل ُب صورٌب ومن كذب علي متعمدا
فليتبوأ مقعده من النار
27. تعالوا بايعوين على أن ال تشركوا اب هلل شيئا وال تسرقوا وال تزنوا وال تقتلوا أوالدكم وال أت توا ببهتان فت ًتونو بُت يأ ديكم وأرجلكم وال
تعصوين ُب معروف فمن وَب منكم فأجره على اهلل ومن أصاب من ذلك شيئا فعوقب بو ُب الدنيا فهو لو
كفارة ومن أصاب من ذلك شيئا فسًته اهلل فأمره إىل اهلل إن شاء عاقبو وإن شاء عفا عنو
28. تقطع يد السارق ُب ربع دينارفصاعدا
29. دخلت امرأة النار ُب ىرة ربطتها فلم تطعمها ومل تدعها تأكل من خشاش األرض حىت ماتت
30. لعن اهلل ادلسوفات
31. الذي خينق نفسو خينقها ُب النار والذي يطعنها يطعنها ُب النار
32. ما أسفل الكعبُت من اإلزار فف ي النار
No.
Lampiran 3. Hadis
1. Tabelل وال قوة إال اب هلل
Identifikasiقدير وال حو
مد وىو على كل شيءLegitimasiادللك ولو احل
Bahasa أحب الكالم إىل اهلل سبحان اهلل ال شريك لو لو
سبحان اهلل وحبمده
2. إذا أقعد ادلؤمنون َب قربه أتى ٍب شهد أن ال الو اال اهلل و ان حممد رسول اهلل فذلك قولو يبثت اهلل الذين امنوا بالقول
الثابت
3. ال يؤمن أحدكم حىت أكون أحب إليو من ولده وولده والناس أمجعُت
4. إذا قال اإلمام غَت ادلغضوب عليهم وال الضالُت فقولوا :امُت إف نو من وافق قولو قول ادلالئكة غفرلو ما تقدم من ذنبو
5. من آمن اب هلل ورسولو وأقام الصالة وآتى الزكاة وصام رمضان كان حقا على اهلل أن يدخلو اجلنة ىاجر ُب سبيل اهلل أو
خلف ُب أرضو اليت ولد فيها
6. سيد اإلستغفار أن تقول :اللهم أنت ريب ال إلو إال أنت خلقٍتت وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت ،أعوذ بك من شر
ما صنعت ،أبوء لك بنعمتك علي وأبوء لك بذنيب فاغفريل إف نو ال يغفر الذنوب إال أنت ،من قاذلا من النهار موقنا هبا فمات من يومو
قبل أن ديسي فهو من أىل اجلنة ومن قاذلا من الليل وىو موقن هبا فمات قبل أن يصبح
فهو من أىل اجلنة
7. أسعد الناس بشفاعيت يوم القيامة من قال :ال إلو إال اهلل خالصا خملصا من قلبو
8. غفار غفر اهلل ذلا ،وأسلم سادلها اهلل
9. أفضل األعمل :إديان اب هلل ورسولوٍ ،ب جهاد ُب سبيل اهللٍ ،ب حج مربور
10. أفضل الصدقة ما كان عن ظهر غٍت واليد العليا خَت من اليد السفلى وابدأ دبن تعول ،تقول ادلرأة إما أن تطعمٍت وإما
84
أن تطلٍقت ويقول العبد أطعمٍت واستعملٍت ويقول االبن أطعمٍت إىل من تدعٍت
11. أفضل العمل إديان اب هلل وجهاد ُب سبيل اهلل ،قيل :أي الرقاب أفضل؟ قال :أنفسها عند أىلها وأغالىا مثنا ،قيل :فإن مل أجد؟ قال:
تعُت صانعا أو تصنع آلخر ،قال :فإن مل أستطع؟ قال :كف أذاك عن الناس فإهنا صدقة تصدق هبا
على نفسك
12. أقضوا اهلل اف هلل أحق بالوفاء
13. أكرب الكبائر اإلشراك اب هلل ،وقتل النفس ،وعقوق الوالدين ،وشهادة الزور
14. اهلل إين أعوذ بك من عذاب القرب ،وأعوذ بك من عذاب النار ،وأعوذ بك من فتنة احمليا وادلمات ،وأعوذ بك من فتنة
ادلسيح الدجال
15. ما من األنبياء نيب إال أعطي من األيات ما مثلو أومن أو آمن عليو البشر وإمنا كان الذي أوتيت وحيا أوحاه اهلل إيل
فأرجو أين أكثركم بات عا يوم القيامة
16. قم يا فالن فأذن أن ال يدخل اجلنة إال مؤمن ،وأن اهلل ليؤيد الدين بالرجل الفاجر
18. كل أميت يدخلون اجلنة إال من أىب ،من أطاعٍت دخل اجلنة ،ومن عصاين فقد أىب
19. أمرت أن أقاتل الناس حىت يشهدوا أن ال إلو إال اهلل وأن حممد رسول اهلل ،وأن يستقبلوا قبلتنا ويأكلوا ذبيحتنا ويصلوا
صالتنا فإذا فعلوا ذلك فقد حرمت علينا دماؤىم وأمواذلم إال حبقها ،ذلم ما لمسلُمت وعليهم ما على ادلسلُمت
20. إن اٍبت ىذا سيد-سيد احلسن -ولعل اهلل أن يصلح بو بُت فئتُت عظيمتُت من ادلسلُمت
21. إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان اهلل ال يلقي ذلا باال يرفعو اهلل هبا درجات ،وإن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط اهلل
ال يلقي ذلا باال يهوي هبا ُب جهنم
22. من قال حُت يسمع النداء :اللهم رب ىذه الدعوة التامة والصالة القائمة آت حممد الوسيلة والفضيلة وابعثو مقاما
حممودا الذي وعدتو حلت لو شفاعيت يوم القيامة
23. من لقي اهلل ال يشرك بو شيئا دخل اجلنة
24. من أطاعٍت فقد أطاع ،ومن عصاين فقد عصى اهلل ،ومن يطع األمَت فقد أطاعٍت ،ومن يعص األمَت فق عصاين ،وإمنا
اإلمام جنة يقاتل من ورائو ويتقى بو ،فإن أمر بتقوى اهلل وعدل كان لو بذالك أجر ،وإن قال بغَته كان عليو منو
25. من ساءتو سيئتو وسرتو حسنتهفهي أمارة ادلؤمن
26. من قال حُت يأوي إىل فراشو وىو طاىر :احلمد هلل الذي عال فقهر واحلمد هلل الذي بطن فظهر واحلمد هلل الذي ملك
فقدر واحلمد هلل الذي ح يي ادلوتى وىو على كل شيء قدير خرج من ذنوبو كيوم ولدتو أمو
27. إن اهلل عز وجل يغفر لعبده ما مل يقع احلجاب قيل :وما وقوع احلجاب؟ قال :زبرج النفس وىي مشركة
28. ال تقوم الساعة حىت تأخذ أميت أخذ القرون قبلها شربا بشرب وذراعا بذراع قيل :يا رسول اهلل! كفارس والروم؟ قال :ومن
الناس إال أولئك؟
29. ال تقوم الساعة حىت زبرج نار من أرض احلجاز تضيء أعناق اإلبل بصرى
30. ال تقوم الساعة حىت تضطرب أليات نساء دوس حول ذي اخ لصة
31. ال تقوم الساعة حىت تقاتلوا خوزا وكرمان من األعجم محر الوجوه فطس األنوف صغار األعُت كأن وجوىهم اجملان
ادلطرقة نعاذلم الشعر
32. ال تقوم الساعة حىت يقبض العلم وتكثر الزالزل ويتقارب الزمان وتظهر الفنت ويكثر اذلرج وىو القتل
33. ال تقل لب سانك إال معروفا وال تبسط يدك إال إىل خَت
34. ال حسد إال ُب اثنتُت :رجل علمو اهلل القرآن فهو يتلوه آناء الليل وآناء النهار فسمعو جار لو فقال :ليٍتت أوتيت مثل ما
أوٌب فالن فعملت مثل ما يعمل ورجل آتاه اهلل ماال فهو يهلكو ُب احلق فقال رجل :ليٍتت أوتيت مثل أوٌب فالن فعملت
85
مثل ما يعمل
35. ال يأتيك من احلياء إال َخت
36. ال يدخل اجلنة قاطع رحم
37. إياكم والظلم فإن الظلم ظلمات يوم القيامة واتقوا الشح إن الشح أىلك من كان قبلكم محلهم أن يسفكوا دماءىم
واستحلوا حمارمهم
38. أديا رجل مسلم أعتق امرأ مسلما استنقذ اهلل بكل عضو منو عضوا من النار
39. يا بالل! قم فأذن ال يدخل اجلنة إال مؤمن وإن اهلل ليؤيد ىذا الدين بالرجل الفجر
40. يأٌب ُب آخر الزمان قوم حدثاء األسنان سفهاء األحالم يقولون من قول خَت الربية ديرقون من اإلسالم كما ديرق السهم
من الرمية ال جياوز إدياهنم حناجرىم فاقتلوىم فإن ُب قتلهم أجرا دلن قتلهم يوم القيامة
41. يا أيها الناس! إمنا األعمال اب لنيات وإمنا لكل امرئ ما نوى فمن كانت ىجرتو إىل اهلل ورسولو فهجرتو إىل اهلل ورسولو
ومن كانت ىجرتو إىل دنيا يصيبها أو امرأة يتزوجها فهجرتو إىل ما ىاجر إليو
42. بينما رجل جير إزاره من اخليالء خسف بو فهو يتجلجل ُب األرض إىل يوم القيامة
43. تعالوا بايعوين على أن ال تشركوا اب هلل شيئا وال تسرقوا وال تزنوا وال تقتلوا أوالدكم وال أت توا ببهتان فت ًتونو بُت يأ ديكم وأرجلكم وال
تعصوين ُب معروف فمن وَب منكم فأجره على اهلل ومن أصاب من ذلك شيئا فعوقب بو ُب الدنيا فهو لو
كفارة ومن أصاب من ذلك شيئا فسًته اهلل فأمره إىل اهلل إن شاء عاقبو وإن شاء عفا عنو
44. تعبد اهلل ال تشرك بو شيئا وتقيم الصالة ادلكتوبة وتؤدي الزكاة ادلفروضة وتصوم رمضان
45. ثالثة ال ينظر اهلل يوم القيامة وال يزكيهم وذلم عذاب اليم :رجل كان لو فضل ماء اب لطريق فمنعو من ابن السبيل ورجل
و إال لدنيا فإن أعطاه منها رضي وإن مل يعطو منها سخط ورجل أقام سلعة بعد العصر فقال :واهلل ا لذي ال إلو
غَته لقد أعطيت هبا كذا وكذا فصدقو رجل فأخذىا ومل يعط هبا
46. يقول اهلل :إذا تقرب مٍت عبدي شربا تقربت منو ذراعا وإذا تقرب مٍت ذراعا تقربت منو باعا وإذا أتاين ماشي أتيتو ىرولة
47. الرحم شجنة من الرمحن قال اهلل :من وصلك وصلتو ومن قطعك قطعتو
48. لعن اهلل ادلسوفات
49. لن يواُب عبد يوم القيامة يقول :ال إلو إال اهلل تيب غي هبا وجو اهلل إال حرم اهلل عليو النار
50. لوال أن أشق على أميت ألمر تهم أن يصلوىا ىكذا يٍع ت العشاء نصف الليل
51. لو أن رجال جر على وجهو من يوم ولد إىل يوم ديوت ىرما ُب طاعة اهلل عز وجل حلقر ذلك يوم القيامة ولود أنو رد إىل
الدنيا كيما يزداد من األجر والثواب
لوال أن أشق على أميت ألخرت صالة العشاء إىل ثلث الليل أو شطر الليل إف نو إذا مضى شطر الليل ينزل اهلل تعاىل إىل 52.
السماء الدنيا فيقول :ىل من مستغفر فأغفر لو ىل من تائب فأتوب عليو ىل من داع فأستجيب لو حىت يطلع الفجر
53. ليس ادلسكُت الذي ترده األكلة واألكلتان ولكن ادلسكُت الذي ليس لو غٌت ويستحيي وال يسأل الناس إحلافا
54. ليس الواصل بادلكاَبء ولكن الواصل الذي إذا انقطعت رمحو وصلها
55. ليس كما تقولون مل يلبسوا إدياهنم بظلم بشرك أو مل تسمعوا إىل قول لقمان (إن الشرك لظلم عظيم)
56. أتاين ا ليلة آت من عند ريب فقال صل ُب ىذا الوادي ادلبارك يٍع ت العقيق وقل عمرة ُب حجة
86
Lampiran 4.
Tabel Identifikasi Bahasa Ahli
No. Hadis
1. يِ ء ٍ
إِي ْون َنكا َنن ِيُب َنش ْوي ء م ْون
َأ
ن ْ ود
ِيوَي
نتِي ُك ْوم َنخوِّْيبٌرر،
َف
ن يِ في
َنش وْ رَب
نِية َنع َنس ٍءل،
َأ
نوْ و
َنش وْ رَط
ن يِ ة ِيْ وحم َنج م،
ٍء
َأ
نوْ و َلن ْوذ َنعٍ ءة ِيم ْون
َن
نا ٍءرَ ،ن َونما ُأ ِيح ُّبب َأن ْون َأن
ْوكتَ
ن يِ و َني
2. إن العبد ليعمل عمل أىل اجلنة فيما يرى الناس وإنو دلن أىل النار وإنو ليعمل عمل أىل النار فيما يرى الناس وإنو دلن
أىل اجلنة وإمنا األعمال باخلواًب وُب فل ظ :خبواتيمها
3. ال يزين العبد حُت يزين وىو مؤمن وال يسرق حُت يسرق وىو مؤمن وال يشرب اخلمر حُت يشر بها وىو مؤمن وال يقتل
وىو مؤمن
4. ال يق يضن حكم بُت اثنُت وىو غضبان
5. سبعة يظلهم اهلل ُب ظل عرشو يوم ال ظل إال ظلو :اإلمام العادل وشاب نشأ ُب عبادة اهلل ورجل قلبو معلق ُب ادلساجد
ورجالن رب با ا ُب اهلل اجتمعا عليو وتفرقا عليو ورجل دعتو دعتو امرأة ذات منصب ومجال فقال :إين أخاف اهلل رب العادلُت
ورجل تصدق بصدقة فأخفاىا حىت ال تعلم مشالو ما تنفق د ينو ورجل ذكر اهلل خاليا فف اضت عيناه
6. إن الرجل ليعمل عمل اجلنة فيما يبدوا لناس وىو من أىل النار ،وإن الرجل ليعمل عمل أىل النار فيما يبدوا لناس
وىو من أىل اجلنة
No.
Lampiran 5. Hadis
1. Tabelت ،وأعوذ بك من فتنة
Identifikasiاحمليا وادلما
Bahasaر ،وأعوذ بك من فتنة
Rujukanمن عذاب النا
اهلل إين أعوذ بك من عذاب القرب ،وأعوذ بك
ادلسيح الدجال
2. اللهم رب الناس مذىب البأس اشف أنت الشاُب ال شاُب إال أنت إشف شفاء ال يغادر سقما
3. أنصر أخاك ظادلا أو مظلوما ،قيل :كيف أنصره ظادال؟ قال :ربجزه عن الظلم فإن ذلك نصره
4. لكل نيب دعوة مستج با ة يدعو هبا ،وأريد أن أختبئ دعوٌب شفاعة ألميت ُب اآلخرة
5. إن الناس يصَتون يوم القيامة جثا ،كل أمة بتت ع نبيها ،يقولون :يا فالن اشفع ،يا فالن اشفع ،حىت تنتهي الشفاعة إىل
حممد ﷺ فذلك يوم يبعثو اهلل ادلقام احملمود
6. من أطاعٍت فقد أطاع ،ومن عصاين فقد عصى اهلل ،ومن يطع األمَت فقد أطاعٍت ،ومن يعص األمَت فق عصاين ،وإمنا
اإلمام جنة يقاتل من ورائو ويتقى بو ،فإن أمر بتقوى اهلل وعدل كان لو بذالك أجر ،وإن قال بغَته كان عليو منو
7. إمنا األعمال اب لنيات وإمنا لكل امرئ ما نوى فمن كانت ىجرتو إىل اهلل ورسولو فهجرتو إىل اهلل ورسولو ومن كانت
ىجرتو إىل دنيا يصيبها أو امرأة يتزوجها فهجرتو إىل ما ىاجر إليو
8. دعوين ما تنَ ركتكم،
ِإ
87
ّينما ىلك من كان قوبْلكم بسؤا يِ لذم
واختاَل
نفهم على أنبيائهم ،فإذا هنيتكم عن شيء
َف
ناجتنبوه ،وإذا
أمرتكم بأمر فأتوا منو ما استطعتم
9. تعبد اهلل ال تشرك بو شيئا وتقيم الصالة ادلكتوبة وتؤدي الزكاة ادلفروضة وتصوم رمضان
10. يقول اهلل :إذا تقرب مٍت عبدي شربا تقربت منو ذراعا وإذا تقرب مٍت ذراعا تقربت منو باعا وإذا أتاين ماشي أتيتو ىرولة
11. يقول اهلل تعاىل :من شغلو ذكرى عن مسأليت أعطيتو أفضل ما أعطي السائُلت