Anda di halaman 1dari 92

FAḌĪLAH AL-QUR’ĀN

Studi Bibliografis Buku-buku Keutamaan Al-Qur’ān Di Indonesia Tahun


1991-2016

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Pramudita Suciati
NIM. 11140340000046

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/ 2018 M
Abstrak

Pramudita Suciati, Nim :11140340000046. Judul Skripsi “FAḌĪLAH AL-QUR’ĀN


Studi Bibliografis Buku-buku Keutamaan Al-Qur‟ān Di Indonesia Tahun 1991-
2016”.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua metode, pertama metode
Library research. Kedua, metode Bibliografi buku. Metodologi yang digunakan
dalam penelitian ini secara keseluruhan ada tiga yaitu metode pegumpulan data,
metode pembahasan, metode penulisan. Penulisan ini menggunakan bibliografi
subjek, karena penelitian yang dilakukan adalah bidang ilmu tertentu sesuai dengan
definisinya. Langkah-langkahnya yaitu penentuan judul bibliografi, pengumpulan
bahan pustaka/penulusuran informasi, pengelompokan/klasifikasi, penyusunan indeks
(penyusunan indeks yang dilakukan dalam karya ini tidak ada), pengetikan naskah
bibliografi.
Penulis menemukan terkait buku keutamaan al-Qur‟ān terdapat 25 buku di
antaranya yaitu karya Ahmad Sunarto, Faḍīlah dan Khasiat Surah al-An'am dan al-
Maidah, 1991. Dalam skripsi ini, penulis melakukan dua hal dalam memetakan 25
buku. Pemetaan yaitu mengklasifikasikan buku-buku keutamaan al-Qur‟ān penulis
mengklasifikasikan berdasarkan perkembangan penerbit, penulis menemukan karya
terbanyak yaitu pada tahun 1996, 2007 dan 2009. Pada bagian ini, penulis membagi
menjadi dua yaitu fase diwaktu mana penulisan dikatagorikan sedikit dan
berkembang menerbitkan karya-karya faḍīlah al-Qur‟ān. Kedua, berdasarkan isi buku
yaitu terkait surah dan ayat yang paling banyak digunakan dalam karya/buku, pada
bagian ini penulis menemukan bahwa surah yang mendominasi dalam 25 karya yaitu
surah al-Fātiḥah yaitu ada 12 buku, surah al-Kahfi yaitu 10 buku kemudian surah
Yasin, buku dan ayat yang mendominasi adalah ayat kursi dan ayat 62 dalam surah
al-Isra dari 25 buku. Ketiga, berdasarkan tradisi masyarakat membaca al-Qur‟ān
karena terdapat keutamaan al-Qur‟ān dengan buku-buku keutamaan al-Qur‟ān yang
tersebar di Indonesia, pada bagian ini penulis menarik kesimpulan bahwa adanya
keterkaitan atau hubungan tulisan-tulisan kajian Faḍīlah al-Qur‟ān dengan tradisi
umat Islam saat ini yaitu membaca al-Qur‟ān karena didalamnya terdapat keutamaan
yaitu sebab kecenderungan sejumlah muslim terhadap Faḍīlah al-Qur‟ān pengalihan
dari kurangnya usaha tapi dapat rezeki, sedikit usaha tapi ingin kaya dan ingin sukses
jadi dicarilah jalan keluarnya dari hal tersebut. Apakah fenomena ini karena para
penulis masih melihat perlu menyediakan sejumlah bahan dimana orang tua membaca
al-Qur‟ān karena terdapat keutamaanya dan sejenak melepaskan susahnya mencari
rezeki kemudian dari itu adanya ketenangan. Pada masyarakat yang rasional tidak
hanya sebatas di bacakan, bisa banyak dijelaskan contohnya dengan cara baca yang
berbeda. Itu artinya ini fenomena apa para penulis menulis Faḍīlah al-Qur‟ān karena
pada waktu itu masyarakat selalu menggunakan buku tersebut. Ini artinya bahwa
pasar lah yang memainkan ini semua. Para pengarang terlalu banyaknya menerbitkan
buku sehingga tidak jarang banyak yang melanggar peraturan percetakan.

Kata kunci: Faḍīlah al-Qur‟ān, Bibliografi, Pemetaan karya, Tradisi Umat Islam.

i
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah Swt penulis panjatkan atas segala karunia, taufiq,
dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw rasul pilihan
yang membawa cahaya penerang dengan ilmu pengetahuan. Semoga untaian doa
tetap tersurahkan kepada keluarga, sahabat serta seluruh pengikutnya sampai akhir
zaman.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa terselesaikan skripsi


ini tidaklah semata atas usaha sendiri, namun berkat bantuan motivasi dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh study di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA, selaku dekan Fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA dan Dra. Banun Binaningrum, M.Pd, selaku
ketua jurusan dan sekretaris jurusan Ilmu al-Qur‟ān dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karena beliau telah
membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis melanjutkan studi
S1. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan dari setiap langkah ibu.
4. Dr. Eva Nugraha, MA, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing, memberikan arahan untuk segera terselesaikannya skripsi
ini. Semoga bapak dan keluarga sehat selalu, panjang umur, dan murah
rejeki.
5. Segenap dosen program Ilmu al-Qur‟ān dan Tafsir, penulis mengucapkan
banyak terima kasih karena telah sabar dan ikhlas mendidik serta banyak

ii
memberikan berbagai macam ilmu kepada penulis. Semoga ilmu yang
penulis dapatkan bermanfaat dunia dan akhirat.
6. Teruntuk orangtuaku ayahanda Drs. H. Abdillah Hamta M.Si, (al-
marhuma) ibunda Fatimah binti KH. Saih Romli dan Hj. Eem Ermawati
yang telah, membesarkan dan selalu memberikan arahan, dukungan tiada
henti baik moril maupun materil tak lupa pula doa yang tiada henti.
Sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan
sampai lulus. Kepada kakak penulis Fatahillah Hamta S.sos beserta istri
Lidya, Anna Riziani S.pd, Dedeh Nurhaidah Amd, Kep. Ajat Sudrajat
S.sos berserta istri Eya, adik penulis Ali Akbar Fahamta, Robby Erdi
Hamta dan dua keponakan penulis Vino dan Ratu yang selalu memberikan
semangat yang membara. Semoga Allah selalu meridhoi setiap
langkahnya dan selalu melimpahkan Raḥmān dan Raḥīm-Nya kepada
mereka. Amin Ya Rabbal’alamin.
7. Pustakawan Fakultas Ushuluddin, Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Umum Islam Iman Jama
yang telah banyak memberikan pinjaman buku-buku yang menjadi
rujukan peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kawan-kawan penulis Apoy, Ulfah, Umda, Laila, Muaw, Ayun, Elis,
Susan, kawan-kawan Th.b 2014, FKMA (Forum Komunikasi Mahasiswa
Attaqwa), HMI Komfuf, Kohati Komfuf, Kkn Sejuta Hambaro, dan
kawan-kawan jurusan Ilmu al-Qur‟ān dan Tafsir angkatan 2014 yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang rela berbagi ilmu, tawa, canda serta
support kepada penulis.

Peneliti menyadari bahwa keilmuan dan wawasan peneliti masih sedikit,


bilamana tulisan ini masih terdapat kekeliruan mohon dimaafkan. Akan tetapi peneliti
sudah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada untuk
menyelesaikan skripsi ini.

iii
Peneliti tulisan ini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi kepada para
pembaca, sehingga bisa memotivasi untuk mengamalkan Sunah Nabi Muhammad
Saw.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb

iv
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin ysng digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada


buku “Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hail keputusan bersama
(SKB) Menteri Agama & Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158
Tahun 1987 dan Nomor : 0543b/u/1987.

A. Konsonan

ARAB NAMA LATIN KETERANGAN

‫ا‬ Alif - Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba‟ B Be
‫ت‬ Ta‟ T Te
‫ث‬ Tsa‟ Ṡa Te dengan titik di atas dan
a
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ Ḥa‟ Ḥ Ha dengan titik di bawah
‫خ‬ Kha‟ Kh Ka dan Ha
‫د‬ Dal D De
Dzal Dz De dan zet
‫ر‬ Ra‟ R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ Syin Sy Es dan ye
‫ص‬ Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah
‫ض‬ Ḍad Ḍ De dengan titik di bawah
‫ط‬ Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah
‫ظ‬ Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawah
‫ع‬ „Ain „ Koma terbalik
‫غ‬ Ghain Gh Ge dan ha

v
‫ف‬ Fa F Fa
‫ق‬ Qaf Q Qi
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫م‬ Mim M Em
‫ن‬ Nun N En
‫و‬ Wau W We
‫ه‬ Ha‟ H Ha
‫ء‬ Hamzah „ Apstrof
‫ي‬ Ya‟ Y Ye

B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, terdiri dari vocal tunggal atau monoftong, vocal
rangkap atau diftong dan vocal panjang. Ketiganya adalah sebagai berikut:

1. Vokal Tunggal

Tanda Nama Latin Keterangan


Vokal
َ‫ا‬ Fatḥaḥ A A
َ‫ا‬ Kasraḥ I I
َ‫ا‬ Ḍammaḥ U U
Contoh:

‫ نصر‬: Naṣaara dan ‫ كتب‬: Kataba

2. Vokal rangkap

Tanda Nama Latin Keterangan


Vokal

vi
‫ىي‬ Fatḥaḥ dan Ya’sakun Ai A dan I
‫ىو‬ Fatḥaḥ dan Wau sakun Au A dan U

Contoh:

َ‫ ليس‬: Laisa َ‫حول‬: ḥaula

3. Vokal panjang

Tanda Nama Latin Keterangan


Vokal
‫با‬ Fatḥaḥ dan Ba Ā A dengan garis di atas
‫بي‬ Kasrih dan Ba Ī I dengan garis di atas
‫بو‬ Ḍammah dan Ba Ū U dengan garis di atas

vii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................. 4
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ........................................... 5
D. Kajian Pustaka ...................................................................................... 6
E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan........................................................................... 11

BAB II SEKILAS MENGENAI FAḌĪLAH AL-QUR’ĀN ........................ 13


A. Sejarah Pengumpulan buku faḍīlah al-Qur‟ān .................................... 13
B. Pengertian faḍīlah al-Qur‟ān ............................................................... 15
C. Anjuran dan Keutamaan Membaca al-Qur‟ān .................................... 17
D. Tujuan faḍīlah al-Qur‟ān, Keutaman dan Posisial-Qur‟ān .................. 20
E. Ayat dan Surah diutamakan membacanya pada waktu tertentu........... 22

BAB III REVIEW BUKU-BUKU FAḌĪLAH AL-QUR’ĀN ……………. 24


A. Deskripsi Buku-buku Keutamaan al-Qur‟ān tahun 1991-2016 ………. 24
B. Kajian bibliografi terhadap buku-buku faḍīlah al-Qur’ān
a) Berdasarkan Beberapa surah .......................................................... 24
b) Berdasarkan Satu Surah ................................................................. 34
c) Berdasarkan Satu Ayat ................................................................... 41
BAB IV Karakter Pemilihan atau Klasifikasi Karya-karya Faḍīlah al-Qur’ān52
A. Berdasarkan Perkembangan Penerbitan Karya-karya Faḍīlah al-Qur‟ān….52

viii
1. Fase Diwaktu mana Penulisan Dikatagorikan Sedikit Menerbitkan Karya-
karya Faḍīlah al-Qur‟ān ............................................................................. 52
2. Fase Diwaktu mana Penulisan Dikatagorikan banyak atau berkembang
Menerbitkan Karya-karya Faḍīlah al-Qur‟ān ............................................ 54
B. Berdasarkan Isi Karya-karya Faḍīlah al-Qur‟ān.................................. 55
1. Bentuk Penyajian Berdasarkan klasifikasi konten
1.1. Bentuk penyajian berdasarkan Surah ............................................ 55
1.2. Bentuk Penyajian berdasarkan Ayat ............................................. 66
C. Penggunaan Surah Yang Keutamaan Al-Qur‟ān Terbanyak Dan Relasinya
Dengan Tradisi Umat Islam Atas Pembacaan Surah Tersebut.………… 70

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 72


A. Kesimpulan .......................................................................................... 72
B. Saran-Saran .......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Faḍīlah adalah istilah yang untuk menunjukan kelebihan, keutamaan1. Banyak
karya yang membahas tentang keutamaan al-Qur’ān di antaranya adalah dalam buku
yang diterbitkan oleh Lajnah Pentahshihan Muṣhaf al-Qur’ān. Orang yang melakukan
penelitian atas bagaimana seseorang berinteraksi dengan al-Qur’ān karena di dalam
al-Qur’ān terdapat keutamaannya sudah banyak dilakukan di antaranya adalah
Isnawati,2 Damsiki,3 Mereka mengatakan bahwa ada sejumlah orang yang ia
membaca al-Qur’an karena ada Faḍīlah di antaranya yaitu dalam Q.S. al-Fātiḥah,
Q.S. al-Kahfi, Q.S. Maryam, Q.S. Luqmān, Q.S. Yāsīn, Q.S. Ar-Raḥmān, Q.S. al-
Wāqi’ah, Q.S. ad-Dhuhā, Q.S. al-Ikḥlās, Q.S. al-Falaq, Q.S. an-Nās, ayat tersebut
yang digunakan ibu hamil dengan berbagai khasiat tersendiri, sebagaimana ditulis
oleh Isnawati dalam penelitian di Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar.
Kemudian ada pula bahwa membaca surah-surah yang ada dalam al-Qur’ān dengan
bertujuan untuk mendatangkan kemanfaatan bagi dirinya, selain sebagai ibadah
mereka juga ada maksud untuk mendapat khasiat dari surah yang dibacanya
sebagaimana yang dikatakan oleh Damsiki, dalam penelitiannya di Pondok Pesantren
MISS Hadiru al-Ulūm.
Selanjutnya dalam karya Ibrahīm Eldeeb yang berjudul Be A Living Qur‟ān:
Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat al-Qur‟ān dalam kehidupan Sehari-hari,
membahas tentang kajian al-Qur’ān yang menjelaskan keutamaan surah dan ayat
tertentu. Pertama, surah al-Fātiḥah adalah surah yang paling mulia di antara surah-
surah al-Qur’ān. Salah satu namanya asy-syāfiyāh, yaitu yang menyembuhkan.
Kedua, QS. al-Baqarah adalah puncak al-Qur’ān dan QS. Ali’Imrān keduanya
disebut sebagai az-zahrāwanī yang apabila dibaca dalam sebuah rumah, maka rumah

1
Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997).
2
Isnawati, Studi Living Qur‟an amalan ibu hamil di kec. Beruntung, baru kabupaten banjar.
3
Damsiki, Tradisi Pembacaan Surat yāsīn di Pondok Pesantren Miss Hadirul Ulum
Tasikrejo Ulujami Pemalang (Studi Living Qur‟ān). Undergraduate thesis, STAIN Pekalongan.

1
2

tersebut tidak akan dimasuki setan. Ketiga, Ayat Kursi yang paling agung dalam al-
Qur’ān. Keempat, Beberapa ayat penutup surah al-Baqarah ayat ini diturunkan dari
sebuah sumber yang berada di bawah Arsy. Kelima, QS. al-Mulk surah ini dapat
memberikan syafa‟at bagi seseorang sampai diampuni oleh Allah SWT. Keenam, QS.
al-Ikhlās surah ini sebanding dengan sepertiga al-Qur’ān dan al-Mu‟awwidzatain
tidak ada orang yang memohon perlindungan kepada Allah dengan cara lain yang
lebih baik daripada membaca kedua surah ini 4. Al-Bukhārī Rahimahullah
menyampaikan pembahasan keutamaan-keutamaan al-Qur’ān setelah tafsīr al-Qur’ān,
karena penjelasan al-Qur’ān lebih penting, karena itu ia memulai pembahasannya
dengan menyampaikan tafsīrnya.
Metode semacam ini bertujuan untuk membangkitkan semangat menghafalkan
al-Qur’ān, memahami dan mengamalkan kandungannya. Allah-lah Dzat yang patut
dimintai pertolongan5. Bila hal itu sudah ada dalam kajian al-Qur’ān, Mengapa tidak
menjadikan satu materi kajian dalam mata kuliah ulūm al-Qur‟ān. Oleh karenanya
bila kajian tersebut ini belum ada, padahal dari penelitian penulis ada sejumlah buku-
buku terkait Faḍīlah yang beredar di Indonesia dan ada juga kaum muslim yang
membaca al-Qur’ān karena terdapat Faḍīlah-di dalamnya.
Selama ini kajian ulūm al-Qur‟ān lebih cenderung pada tafsīr atau ilmu-ilmu al-
Qur’ān. Sebagaimana dapat kita lihat dalam berbagai penelitian yang berkembang di
Jurusan Tafsīr Ḥadīs, seperti yang berbentuk skripsi lebih dominasi oleh bentuk
penelitian yang memfokuskan diri pada interpretasi teks (al-Qur’ān) dengan model
mawdhu‟i. Penelitian atas karya tafsīr pun demikian, yaitu mengungkap wawasan-
wawasan tertentu secara spesifik yang ada dalam karya tafsīr, bukan menyingkap
keterpengaruhannya dengan episteme sosial-budaya dimana karya tafsīr itu muncul.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rifqi Muhammad Fatkhi dengan judul
Popularitas Tafsīr Ḥadīs di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kajian ini dilakukan

4
Ibrahim Eldeeb, Be A Living Quran: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat al-Qur‟an
dalam kehidupan Sehari-hari (Jakarta: Lentera Hati, 2009), h.86.
5
Ibnu Katsir, Faḍīlah al-Qur‟ān: Keajaiban & Keutamaan Al-Qur‟ān, penerjemah. Ahmad
Hapid (Jakarta: Pustaka Azzam, 2012), h.36.
3

untuk melihat peta kajian Tafsīr dan Ḥadīs pada skripsi mahasiswa Tafsīr Ḥadīs
Fakultas Uṣuluddīn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta6.
Selain itu, tema-tema skripsi yang melakukan kajian bibliografi masih sangat
sedikit di antaranya adalah yang berjudul “Indeks Al-Qur‟ān Di Indonesia (Studi
Komparatif Buku-buku Indeks Al-Qur‟ān di Indonesia 1984-2007”. Oleh Ahmad
Syārif Hidayatullah dan “Kajian Bibliografi Karya-karya „Ulūm Al-Qur‟ān Di
Indonesia Dari Tahun 1953-2008, oleh Muhsīn.
Padahal aspek lain dari al-Qur’ān itu ada yang masih belum dikaji salah satunya
adalah tentang keutamaan al-Qur’ān, selama ini baru ada tulisan tentang keutamaan
al-Qur’ān misalnya pada keutamaan al-Qur‟ān yang diterbitkan oleh Lajnah
Pentahshihan Muṣhaf al-Qur’ān, tahun 2016 ini melengkapi daftar bacaan/bibliografi
dan penyusunannya, sesuai dengan tradisi keilmuan. Hanya saja belum ada yang
membuat pemetaan mengenai seberapa banyak tulisan orang tentang keutamaan al-
Qur’ān telah dilakukan di Indonesia.
Kenapa ini penting?, karena studi bibliografis ini baru dilakukan oleh Howard M.
Federsiel Kajian al-Qur‟ān di Indonesia. Howard M. Federspiel melakukan studi
literatur tentang karya-karya popular orang Indonesia yang mengkaji al-Qur’ān.
Federspiel berusaha memeriksa latar belakang pengarang, tujuan penulisan serta
penyajian dan sumber-sumber rujukan. Lewat penelusuran literatur yang tidak
terbatas pada buku-buku yang membahas al-Qur’ān, cara membaca al-Qur’ān, dan
indeks al-Qur’ān. Dia membuktikan bahwa cara historis Islam di Indonesia lebih
artikulatif dan menempati kedudukan penting dibanding Islam yang hidup di kawasan
berbahasa melayu lainnya 7. Itu artinya bahwa orang Islam di Indonesia sudah maju
dibanding Islam yang hidup di kawasan berbahasa Melayu lainnya.
Studi bibliografis ini juga dilakukan oleh Islah Gusmian pada bukunya yang
berjudul Khazanah Tafsīr Indonesia. Penelitian yang dilakukan Islah Gusmian dalam
bukunya merupakan usaha-usaha akademis yang mencoba mengawali penelitian atas

6
Rifqi Muhammad Fatkhi, Popularitas Tafsir Hadis Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (Ciputat: HIPIUS, 2012).
7
Howard M. Federspiel, Kajian AL-Qur‟an di Indonesia, Dari Mahmud Yunus hingga
Quraish Shihab (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), cet.1.
4

karya tafsīr di Indonesia secara metodologis kritis yang sangat mempertimbangkan


aspek sosio-historis. Ia membedah sejarah interpretasi dalam konteks ruang-ruang
sosial dimana suatu karya tafsīr muncul dan berada serta bagaimana pergumulan
penulisnya dengan lingkungan sosial, budaya, politik dan agama yang ada di
sekelilingnya8.
Seiring maraknya jumlah buku-buku yang mengarahkan orang baca dan
mengamalkan keutamaan al-Qur’ān itu sudah banyak, namun belum ada
pemetaannya. Oleh karena itulah apa yang penulis lakukan adalah melakukan
pemetaan atas buku-buku yang menjelaskan tentang Faḍīlah al-Qur’ān dari tahun
1991-2016.
Maka dari itu penulis mengangkat Penelitian yang berjudul Faḍīlah al-Qur’ān
(Studi Bibliografis buku-buku Keutamaan al-Qur’ān di Indonesia Tahun1991-2016)
bertujuan untuk mengisi khazanah pemikiran dalam studi kajian al-Qur’ān di
Indonesia dan membantu para peminat kajian bidang ilmu al-Qur’ān dan Tafsīr dalam
menganalisa beberapa tulisan atau penelitian yang berkaitan dengan kajian ini.
B. Identifikasi, pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Tafsīr tentang ayat-ayat yang bermuatan keutamaan al-Qur’ān. Mengapa
sebagian ayat ada keutamaannya, mengapa sebagian lain tidak?
2. Bisa dilihat dari riwayat-riwayat yang menjelaskan Faḍīlah al-Qur’ān,
apakah semua riwayat yang menjelaskan Faḍīlah al-Qur’ān ṣahīh?
3. Siapa saja yang suka membaca al-Qur’ān dan alasannya karena ada Faḍīlah
didalamya, apakah mereka hanya membaca ayat-ayat yang terkait dengan
Faḍīlah-nya saja?
4. Untuk kasus di Indonesia ada banyak kitab dan buku dalam bahasa Indonesia
yang menjelaskan tentang keutamaan al-Qur’ān, apa saja buku-buku yang
telah diterbitkan dan menjelaskan tentang keutamaan kandungan al-Qur’ān?
Dari empat poit di atas penulis memilih poin 4, isinya adalah mempertanyakan
tentang apa saja buku-buku yang menjelaskan keutamaan al-Qur’ān yang ada di

8
Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia, dari Hermeneutia hingga Ideologi,
(Yogyakarta: LKiS, 2013), Cet.1.
5

Indonesia. Oleh karena itu maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana pemetaan
atas buku-buku yang menjelaskan tentang Faḍīlah al-Qur’ān di Indonesia Tahun
1991-2016.
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini, ialah:
1. Untuk mengetahui perkembangan kajian al-Qur’ān di Indonesia.
2. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana
stara1 (S1) dalam Fakultas Uṣuluddīn Program Studi Ilmu al-Qur’ān dan Tafsīr.
Adapun manfaat dari penelitian ini, secara teoritis, penelitian ini diharapkan
bisa memberikan konstribusi Tersusunnya bibliografi buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān
dari tahun 1991-2016. Serta terinventarisasi, terkoleksinya buku-buku tersebut. Dan
untuk mengetahui perkembangan kajian al-Qur’ān di Indonesia. Secara praktis,
kegunaan penelitian ini adalah penulis berharap penelitian ini dapat memberikan
wawasan pengetahuan dan informasi yang memadai kepada para peminat pemerhati
kajian al-Qur’ān serta kepada masyarakat umum mengenai perkembangan kajian al-
Qur’ān di Indonesia saat ini karena terhimpunnya data dan informasi yang akurat
tentang judul buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān. Dengan demikian tumpah tindih masalah
yang menjadi objek kajian penulis dapat terhindari dan penataan bagi pengembangan
ilmu dalam bidang pemikiran Islam dapat dilakukan.
D. Kajian pustaka
Adapun sebagai bahan perbandingan bagi penulisan dan untuk mendukung
kevalidan dalam skripsi ini, maka akan penulis sampaikan beberapa karya yang
mungkin terkait dengan skripsi yang penulis bahas antara lain: setelah melakukan
penelitian dan eksplorasi pustaka, penulis banyak menemukan literatur ataupun karya
ilmiah yang secara khusus membahas terkait perkembangan kajian al-Qur’ān di
Indonesia. Penelusuran ini dilakukan untuk melihat konstelasi tulisan-tulisan tentang
tema yang diangkat dan meletakan posisi skripsi ini di antara tulisan-tulisan yang
pernah ada serta untuk mendukung kevalidan dalam skripsi ini.
6

Perbedaan skripsi ini berjudul Faḍīlah al-Qur’ān (Studi Bibliografis buku-buku


Keutamaan al-Qur’ān di Indonesia Tahun1991-2016). Penelitian Skripsi ini bertujuan
untuk memberikan Peta kajian al-Qur’ān di Indonesia berdasarkan karya-karya ilmiah
terkait Faḍīlah al-Qur’ān di Indonesia dari tahun 1991-2016 dan mengumpulkan
kajian bibliografi karya- karya Faḍīlah al-Qur’ān di Indonesia dari tahun 1991-2016.
Serta melengkapi karya ilmiah yang telah dilakukan oleh M. Federspiel yang berjudul
Kajian al-Qur‟ān Dari Mahmud Yunus hingga Quraish Syihab. Sedangkan skripsi
orang lain membahas Buku-buku Indeks al-Qur’ān, Kajian Bibliografi Karya-karya
ulūm Al-Qur’ān, Bibliografi Skripsi Jurusan Aqidah dan Filsafat Fakultas Uṣuluddīn
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1985-1993), di antaranya sebagai berikut,
berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan, terdapat skripsi dengan judul Indeks Al-
Qur‟ān Di Indonesia (study komparatif Buku-buku Indeks al-Qur‟ān di Indonesia
1984-2007) Oleh Ahmad Syarif Hidayatullah, tahun 2009. Penelitian Skripsi ini
menjelaskan bahwa tujuan awal indeks adalah sebagai salah satu panduan dalam
memudahkan pencarian ayat-ayat al-Qur’ān.
Skripsi dengan judul Kajian Bibliografi Karya-karya Ulūm Al-Qur‟ān Di
Indonesia Dari Tahun 1953 Hingga 2008 oleh Muhsīn, tahun 2009. Penelitian
Skripsi ini bertujuan untuk memberikan Peta kajian al-Qur’ān di Indonesia
berdasarkan karya-karya ilmiah dalam bidang ulūm al-Qur‟ān di Indonesia dari tahun
1953-2008 dan mengumpulkan kajian bibliografi karya-karya Ulūm al-Qur‟ān di
Indonesia dari tahun 1953-2008.
Pada Keutamaan al-Qur‟ān dalam kesaksian al-Qur‟ān dan hadis yang
diterbitkan oleh Lajnah Pentahshihan Muṣhaf al-Qur’ān. Dalam Tafsīr ini melengkapi
daftar bacaan/bibliografi dan penyusunannya, sesuai dengan tradisi keilmuan.
Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Rifqi Muhammad Fatkhi dengan judul
Popularitas Tafsīr Ḥadīs di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kajian ini dilakukan
untuk melihat peta kajian Tafsīr dan Ḥadīs pada skripsi mahasiswa Tafsīr Ḥadīs
Fakultas Uṣuluddīn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.9

9
Rifqi Muhammad Fatkhi, Popularitas Tafsir Hadis Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, (Ciputat: HIPIUS, 2012).
7

Laporan Penelitian Oleh M.Yunan Yusuf dengan judul Bibliografi Skripsi


Jurusan Aqidah dan Filsafat Fakultas Uṣuluddīn IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(1985-1993), tahun 1994. Kajian ini merupakan langkah strategis agar tidak
terjadinya tumpah tindih judul dan masalah yang menjadi objek kajian penulisan
skripsi di lingkungan Jurusan Aqidah filsafat dapat dihindari dan penataan bagi
perkembangan ilmu dalam bidang pemikiran Islam dapat di lakukan.
Penelitian oleh Muhammad Ismail, dengan judul Studi Bibliografis Sosiologi
Agama di Indonesia. Tahun 2004. Dalam penelitian ini dibagi menjadi empat tema
besar salah satunya yaitu tentang buku-buku yang mengkaji pemahaman Sosiologi
Agama, dan Sosiologi Umum, dan tokoh-tokoh sosiologi. Dan penelitian ini
bertujuan agar membantu para peminat kajian bidang sosiologi agama dalam
menganalisa beberapa tulisan atau penelitian yang berkait.
Kumpulan tulisan penelitian Peta Kajian al-Qur’ān dan Ḥadīs yang dikaji
akademisi dari berbagai dosen PTKIN 10 di Indonesia dalam Seminar Tahunan Qur’an
and Hadith Academic Society (QUHAS) 201511. Penelitian ini diusung karena
tanggapan terhadap kajian Ḥadīs bahwa minimnya ilmuan yang berminat terhadap
kajian Ḥadīs, minimnya perkembangan kajian Ḥadīs yang variatif, selama ini kajian
Ḥadīs hanya sebatas dari segi normatif dan tidak ada jurnal yang terbit.
Penelitian Musfaturrahman, dengan judul skripsi I‟jaz al-Qur‟ān dalam segi
pengobatan (Analisis surah al-Fātiḥah, Ayat Kursi, dan al-Mu‟awwidzatain dalam
praktek Ruqyah. Kesimpulan dari skripsi ini adalah penulis lebih menjelaskan tentang
praktek Ruqyah dengan cara membaca beberapa surah diantaranya termasuk Ayat
kursi, yang mengaitkan antara kajian penulis dengan skripsi ini adalah terdapat di
dalam skripsi tersebut tentang Ayat kursi.

10
Di antaranya adalah, Prof. Dr. Arifuddin Ahmad, M.Ag. (UIN Alauddin Makassar), Dr.
Muhammad Alfatih Suryadilaga, M.Ag (UIN SunanKalijaga Yogyakarta), Farah NurilIzzah, LC., MA
(IAIN Purwokerto) Dan Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Mereka
termasuk sesi tentang Kajian al-Qur’an dan Hadis di Institusi Pendidikan Islam di Indonesia.
11
Makalah Seminar Tahunan Qur’an and Hadith Academic Society (QUHAS) Peta kajian
AL-Qur’an dan Hadits di Indonesia tanggal 3 Desember 2015 (Ciputat: Sekolah Pasca Sarjana UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015) h.9.
8

Penelitian Isnani Sholeha, dengan judul skripsi Pembacaan Surah-surah pilihan


dari al-Qur‟ān dalam Tradisi Mujahadah (Studi Living Qur‟an di Pondok Pesantren
Putri Nurul Ummahat Kotagede, Yogyakarta) fakultas Uṣuluddīn dan Pemikiran
Islam Universitas Islam Negri Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini adalah membahas
mengenai tradisi atau amalan pembacaan al-Qur’ān yang dilahirkan dari praktik-
praktik komunal yang menunjukan pada resepsi sosial masyarakat atau komunitas
tertentu terhadap al-Qur’ān. Seluruh santri di pondok pesantren Nurul Ummahat
diwajibkan mengikuti mujahadah yang rutin dilaksanakan setelah shalat isya
diantaranya surah-surah pilihan di antaranya seperti surah al-Ikhlas 100 kali dan ayat
kursi 17 kali. Hasil penelitian dalam penulisan ini, praktek tersebut dilaksanakan
dengan rutin dan penggunaan makna tersebut dari makna suatu tindakan teori
sosiologi pengetahuan Karl Manheim, yaitu Ekspresive adalah sebagai bentuk
pembelajaran, Faḍīlah dan ketenangan jiwa serta documenter sebagai suatu
kebudayaan yang menyeluruh.
E. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan sebuah karya ilmiah harus menggunakan metodologi penelitian.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal12. Metode penelitian penulis akan melakukan dua hal, pertama metode
library research. Kedua, metode bibliografi buku. Hal ini dilakukan agar mendapat
informasi sebanyak mungkin dari buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān yang ditemukan
penulis.
Dalam skripsi ini penulis menggunakan tiga aspek metode penelitian yaitu:
1. Metode Pegumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis akan menggunakan katalog pada setiap
perpustakaan. Kemudian mencari buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān berdasarkan tahun

12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), h.147.
9

terbitnya. Setelah itu disusun berdasarkan tahun terbitnya. Setelah data terkumpul
maka penulis akan melakukan kajian bibliografi13.
Bibliografi jika ditinjau dari segi penyajian terbagi dalam dua bagian, yaitu
bibliografi deskripsif14 dan bibliografi evaluatif 15. Dalam hal ini penulis
menggunakan bibliografi evaluatif. Karena penelitian yang akan dilakukan berkaitan
dengan buku-buku keutamaan al-Qur’ān yang berada di Indonesia.
Segi cakupan bibliografi terbagi dalam lima cabang yaitu retrospektif 16, current
(terkini)17, selektif,18 subjek,19 dan nasional20. Penulisan akan menggunakan
bibliografi subjek, karena penelitian yang dilakukan adalah bidang ilmu tertentu
sesuai dengan definisinya. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Penentuan Judul Bibliografi.
Dalam penentuan judul ini penulis menentukan beberapa aspek di dalamnya
diantaranya, aspek komuditas maksudnya yaitu objek kajiannya hanya pada buku-
buku Faḍīlah al-Qur’ān. Kemudian aspek waktu yaitu penulis akan menentukan
waktu penerbitan buku mulai tahun 1991-2016. Setelah itu aspek wilayah, penulis
dalam hal ini hanya membahas buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān yang berada di
Indonesia.
b. Pengumpulan Bahan Pustaka/ Penulusuran Informasi.
Pengumpulan yang akan dilakukan penulis ialah penulusuran secara langsung,
artinya penulusuran berdasarkan katalog perpustakaan. Setelah itu penulis melakukan
peninjauan terhadap nama pengarang, judul buku, sumber informasi buku tersebut,
nomor ISBN dan data terbitan buku, jumlah halaman, jumlah daftar pustaka,
penempatan rujukan, sistematikanya dan hal-hal yang berkaitan dengan studi
bibliografi.
13
Bibliografi adalah daftar buku, daftar pustaka. Dilihat pada Kamus Bahasa Indonesia
Modern, Dar yanto S.S (Surabaya: Apollo Lestari), h.44.
14
Deskriptif yaitu jenis bibliografi yang menggambarkan secara singkat terhadap gambar
fisik atau tertulis dalam bahan pustaka.
15
Evaluatif yaitu jenis bibliografi yang memberikan penilaian terhadap suatu bahan pustaka.
16
Yaitu penjelasan bahan pustaka yang sudah lampau.
17
Yaitu mencatat bahan pustaka yang sedang atau masih terbit saat ini.
18
Yaitu mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu.
19
Yaitu mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang illmu dan subjek tertentu.
20
Yaitu bibliografi mencatat terbitan Negara atau regional tertentu.
10

c. Pengelompokan/ Klasifikasi.
Pengelompokan yang akan penulis lakukan yaitu pengelompokan buku-buku
Faḍīlah al-Qur’ān yang telah dikumpulkan. Cara yang dilakukan penulis yaitu setiap
buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān, diurutkan kemudian dikelompokan sesuai dengan
buku yang paling banyak menggunakan Faḍīlah al-Qur’ān, dan diurutkan dari tahun
terkecil terlebih dahulu.
d. Penyusunan Indeks.
Indeks dilakukan guna untuk memudahkan pencarian buku-buku Faḍīlah al-
Qur‟ān. Penyusunan indeks yang dilakukan dalam karya ini tidak ada.
e. Pengetikan Naskah Bibliografi
Ini merupakan bagian terakhir, setelah terkumpul buku-buku Faḍīlah al-
Qur‟ān menurut tahun dan serta nama pengarang dan dilengkapi dengan daftar
pustaka. Maka Penulisan karya ini menjadi baik dan bermanfaat bagi kajian Ulūm al-
Qur‟ān di Indonesia 21. Setelah data terkumpulkan penulis memberikan pembahasan
terhadap buku-buku Faḍīlah al-Qur‟ān yang telah dikumpulkan. Pembahasannya
diawali dengan latar belakang, sistematika penulisan, referensi yang digunakan,
jumlah penyusun, kota terbit, dan tahun terbit.
Metode pembahasan ini akan dilakukan agar bisa melihat, perbedaan karya
satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menunjukan sebuah karya yang layak untuk
dibaca, diterbitkan dan digunakan dalam bidang akademisi.
2. Metode Pembahasan
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksploratif, deskriptif, analitis, dan komparatif. Dengan metode ini penulis berupaya
menggali sejauh mungkin informasi yang terdapat dalam buku-buku Faḍīlah al-
Qur‟ān karya sarjana muslim Indonesia baik yang bersifat primer yakni buku-buku
Faḍīlah al-Qur‟ān yang ditulis langsung oleh para penulisnya maupun sekunder yang
terdiri dari karya-karya lain yang masih relevan denga pembahasan ini. Data-data

21
Suni Triani dan Sri Susanti Petunjuk penyusunan Bibliografi (Bogor: Pusat Perpustakaan
dan Penyebaran Departemen Pertanian, 2000) h.1-26.
11

yang diperoleh dari berbagai literatur tersebut kemudian dideskripsikan secara


lengkap serta dianalisis dengan menggunakan pedekatan sejarah (historis).
Oleh karena penelitian ini merupakan studi naskah, maka proses analisisnya
digunakan teknik analisis isi (content analysis)22 secara kualitatif. Analisis isi yang
dilakukan mencakup upaya-upaya pertama, melakukan pemetaan terhadap
metodologi dan teknis penulisan indeks yang mencakup sistematika penyajian dan
bentuk penyajian. Selain itu, juga akan pemetaan sifat dan sumber-sumber rujukan.
Kedua, Menggunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai untuk menjawab pokok
masalah, untuk mempertajam bahasan serta untuk menghasilkan temuan.
3. Metode penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kepustakaan
library research yaitu tehnik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah
terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
sehingga diperoleh data yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang
dipecahkan23. Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman
penulisan skripsi, Tesis, dan Disertasi”, yang diterbitkan oleh UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007.24
F. Sistematika penulisan
Untuk memberikan gambaran secara besar dari keseluruhan melalui
penafsiran ulama tentang permasalahan yang di bahas agar terarah, serta
memudahkan pembaca dalam menelaahnya, maka penulis membagi skripsi ini dalam
lima bab, sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini dimulai dengan latar belakang
masalah yang merupakan argument penulis, mengapa penelitian ini penting dilakukan

22
Analisis ini dipergunakan untuk menelaah maksud isi suatu bentuk informasi yang termuat
dalam dokumen sebagai naskah kuno, atau untuk mempelajari isi buku-buku, majalah, Koran, syair,
lukisan, pidato tertulis, naskah peraturan atau perundang-undangan secara lebih baik. Abdurrahman,
Sekitar Penerapan Metode Content Analysis, Makalah pada seminar Metodologi Penelitian di IAIN
Antasari, Banjarmasin, 1990, h.13-16.
23
Muhammad Nazir, Metode Penulisan, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), h.24.
24
CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi,
Tesis, Disertasi), 2007.
12

kemudian memaparkan batasan dan perumusan, tujuan, manfaat dan kegunaan


penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua adalah kajian teoritis. Bab ini membahas tentang pembahasan
Faḍīlah al-Qur‟ān itu sendiri, diawali dengan sekilas tentang Faḍīlah al-Qur‟ān,
pengertiannya, kemudian anjuran dan keutamaan membaca al-Qur’ān serta tujuan
dari keutamaan Faḍīlah al-Qur‟ān di Indonesia.
Bab ketiga adalah karya-karya yang penulis kumpulkan, kemudian
memberikan gambaran terhadap buku-buku tersebut setelah mendeskripsikan buku-
buku Faḍīlah al-Qur‟ān yang digunakan. Pada bab ini penulis akan melakukan kajian
bibliografi terhadap karya-karya yang dikumpulkan.
Bab keempat yaitu Dinamika Penerbitan Buku Keutamaan al-Qur’ān seperti
berdasarkan Perkembangan penerbit, berdasarkan Isi karya keutamaan al- Qur’ān dan
terakhir yaitu relasinya dengan tradisi masyarakat.
Bab kelima, merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran serta
kritik yang dilakukan oleh penulis berdasarkan kajian yang telah dilakukan. Ini
berisikan kesimpulan bahkan saran-saran yang masuk guna memperbaiki karya ini.
BAB II
Sekilas tentang Faḍīlah al-Qur’ān

A. Sejarah Pengumpulan Buku Faḍīlah al-Qur’ān


Para ulama semenjak generasi awal telah berupaya mengungkapkan
keutamaan al-Qur‟ān dengan cara mengumpulkan ḥadiṡ-ḥadiṡ yang berkenaan
dengan itu. Orang yang pertama sekali menyusun buku tentang Faḍā‟il al-Qur‟ān
(keutamaan al-Qur‟ān) adalah Muḥammad bin Idris al-Syāfi‟ī (w.204 H/820 M)1.
Akan tetapi karyanya tidak ditemukan. Adapun karya tertua Faḍā‟il al-Qur‟ān yang
sampai di tangan kita adalah karya Abū „Ubayd al-Qāsim2.
Usaha ini kemudian diikuti oleh ulama-ulama sesudah Muḥammad bin Idris
asy-Syāfi‟ī, di antara karangan-karangan tentang tema ini adalah, Faḍā‟il al-Qur‟ān
karangan Diyā‟uḍin al-Maqdisī, Faḍā‟il al-Qur‟ān wa Ma‟anihi karangan Abū
„Ubayd al-Qāsim bin Salām, Faḍā‟il al-Qur‟ān karangan al-Firyābī (w.301 H/924
M), Faḍā‟il al-Qur‟ān karangan Abū Aḅas al-Mustagfirī (w.432 H/1041 M). Kajian
ini juga terdapat dalam kitab al-ḥadiṡ. Para pengarang buku ḥadiṡ yang otoritatif
semisal Imam al-Bukhārī, Muslīm, Abū Dāwud, at-Tirmizī dan yang lainnya pada
umumnya membuat bab yang berisi ḥadiṡ-ḥadiṡ tentang keutamaan al-Qur‟ān dan
surah-surahnya.
Dalam beberapa literatur kitab klasik maupun modern kerap kali banyak
ditemukan yang membahas tentang keutamaan al-Qur‟ān, seperti dalam Faḍā‟il
al-Qur‟ān karya „Ubayd al-Qāsim bin Salām (awal abad ketiga)3, kitāb Faḍā‟il al-
Qur‟ān karya Ibn al-Durays (akhir abad ke 3 H), kitab Faḍā‟il al-Qur‟ān karya al-
Nasā‟ī (akhir abad ke 3 H), kitab al-Māhif karya Ibn Abī Dāwud4 dan al-Itqān karya

1
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI,
Keutamaan al-Qur‟ān dalam kesaksian hadis,Penjelasan Seputar Surah dan ayat al-Qur‟ān (Jakarta:
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟ān. h. xviii.
2
Lihat Al-Firyabī, Kitab Fada‟il al-Qur‟ān, h.14-15; Asma Afsaruddin, “The Excellences of
the American Oriental Society, 112.1,2002, h.2.
3
„Ubayd al-Qāsim bin Salām Faḏa‟îl al-Qur‟ān (Beirut: Dar Ibn Katsir,1995).
4
Ibn Abī Dawud Abū Bakr„ Abdullah b. Sulayman b. al-As‟at al-Sijistani al-Hanbali, Kitāb
al-Masahif, tahqiq dan naqd Muhid al-Din„Abd al-Subhan Waiz (Beirut: Dar al-Basa‟ir al-Islamiyyah,
2002), cet.2.

13
14

al-Suyūṭī5. Faḍā‟il al-Qur‟ān karya Ibnu katsīr6, keistimewaan-keistimewaan al-


Qur‟ān karya Sayyid Muḥammad Alawi al-Maliki7, yuk, Baca al-Qur‟ān karya Syāikh
Ja‟fār Hadi8, al-Itqān fi Ulum al-Qur‟ān karya al-Imām Jalāl al-Din al-Suyutī pada
bab Afdal al-Qur‟ān wa Faḍīlīhi9, Jawahir al-Qur‟ān karya al-Imām Abī Hamīd al-
Ghazalī10.
Di antara referensi yang membahas tentang Faḍā‟īl al-Qur‟ān adalah sebuah
artikel Rafiq. Ia mencoba menjelaskan serta mengklasifikasi bagaimana macam
bentuk karya faḍā‟īl al-Qur‟ān yang ada. Termaksud dalam mengklasifikasinya
menjadi faḍā‟īl al-Qur‟ān yang bersifat Ukhrawi/duniawi dan juga dalam bentuk
transformasinya dari satu kitab faḍā‟īl al-Qur‟ān yang satu ke kitab-kitab yang lain.
Dalam artikel tersebut pun memaparkan karya faḍā‟īl al-Qur‟ān masa klasik,
mulai dari karya Abū „Ubaid al-Qāsim (w.224 H), Ibnu Kasīr dan faḍāil al-Qur‟ān
oleh Syi‟ah. Selain itu Asma seperti ingin menunjukan bahwa karya-karya faḍā‟īl al-
Qur‟ān adalah karya-karya yang jarang disentuh dengan penelitian yang mendalam.
Karenanya, Asma memaparkan bagaimana posisi qāri pada masa awal, bagaimana
tanggapan-tanggapan mereka terhadap pembukuan al-Qur‟ān, cara pembacaan dan
yang lainnya.
Mengamalkan sebuah dalil baik itu al-Qur‟ān maupun al-sunah sangat
berperan besar dalam membentuk akhlak baik manusia. Terlebih jika di iringi dengan
meninggalkan perkara-perkara yang tercela dan melakukan hal-hal yang utama11.
Keutamaan-keutamaan ini sama sekali tidak boleh diremehkan, karena ia bisa

5
Abū al-Fadhl Jalāl al Dīn „And al-Rahman Ibn Abī Bakr al-Suyūṭī, al-Itqan Fi „Ulum al-
Qur‟ān, tahqiq Markaj al-Dirasat al-Qur‟āniyyah (Madinah: Maktab al-Malik Fahd li Tiba‟ah al-
Mushaf al-Syarif, t.t.).
6
Abī Fidā‟i Ismail bin katsīr al-Kurasi al-Dimasyaqi, Faḏa‟îl al-Qur‟ān, (Beirut: Dar al-
Andalusi, 1461 H).
7
Sayyid Muḥammad Alwi al-Maliki, Keistimewaan-keistimewaan al-Qur‟ān terj. Nur Faizin
(Yogyakarta: Mitra Pustaka,2001), h. 225.
8
Syaikh Ja‟far Hadi, Yuk, Baca al-Qur‟ān (Jakarta: al-Huda, 2007), h. 207.
9
Al-Imam Jalāl al-Dīn al-ṣuyutī, al-Itqān fi Ulūm al-Qur‟ān (Beirut: Dar al-Kutub
al‟Ilmiyyah, 2010), h. 541.
10
Al-Imām Abī Hamid al-Ghazali, Jawahir al-Qur‟ān (Beirut: Dar Ihya al-Ulum,t,th), h.62.
11
Hal ini seiring engan sabda Rasulullah yang artinya “orang yang paling baik diantara
kalian adalah yang paling baik akhlaqnya”. Jika dalil-dalil tentang keutamaan-keutamaan tersebar dan
diamalkan, maka ia akan menjadi sebab atas tercegahnya penyebaran berbagai macam keburukan yang
mewabah di berbagai penjuru bumi.
15

menguatkan, mengukuhkan, dan menyuburkan iman secara terus menerus. Oleh


karena itu, seorang mukmin mewarisi surga dan selamat dari api neraka. Bahkan juga
meninggikan derajat dan menambahkan kebaikan-kebaikan yang berguna di hari yang
tak berguna lagi harta dan anak-anak, kecuali yang datang kepada Allah dengan
membawa hati yang bersih. Iman seorang mukmin sangat sulit akan tetapi menjadi
sempurna dan kuat manakala meremehkan keutamaan-keutamaan ini.
Menurut Abū Abdullah Ali bin Muḥammad al-Maghribī, kaum muslim harus
didorong untuk berpegang teguh pada jalan orang-orang yang melakukan perbaikan.
Mereka harus dibimbing untuk meninggalkan tujuan-tujuan yang merusak kemudian
diarahkan menuju tujuan-tujuan yang baik yang menjanjikan banyak pahala. Selain
itu kaum muslim harus di dorong untuk terus berusaha mewujudkan keutamaan hal
tersebut. Sebab, seseorang itu sudah terbiasa melakukan apa yang berguna bagi
dirinya. Ayat-ayat dan ḥadiṡ-ḥadiṡ Faḍā‟il a‟mal dan amal-amal ṣalih adalah
penyebab kenapa hamba selalu berharap dan berbaik sangka kepada Allah, khususnya
saat sedang menghadapi kematian dimana ruh akan langsung kepada penciptanya 12.
B. Pengertian Faḍīlah al-Qur’ān
Al-Qur‟ān adalah inti agama, menjaga dan menyebarkan berarti menegakan
agama, sehingga sangat jelas keutamaan mempelajari dan mengajarkan itu lebih
utama daripada segalanya 13. Al-Qur‟ān bukan sekedar kitab dan bacaan belaka,
namun al-Qur‟ān adalah bacaan yang paling mulia dan penuh hikmah. Setiap surah
dan setiap ayat dalam al-Qur‟ān mempunyai keistimewaan yang khas 14. Al-Qur‟ān
adalah mukjizat abadi yang tidak akan berakhir, mukjizat al-Qur‟ān berlaku dalam
segala hal dalam ilmu-ilmu dan rahasia-rahasia yang dikandungnya, serta dalam
fungsinya dalam petunjuk, bukti dan pengetahuan15.

12
Abū Abdullah Ali bin Muḥammad al-Maghribi, Shahih Fadhậil A‟mậl (Jakarta: Pustaka
Ibnu Katsir, 2014), h.19-20.
13
Maulana Muḥammad Zakariyya Al-Kandahlawi rah.a, Faḍilāh al-Qur‟ān (Yogyakarta:
Ash-Shaff, 2006), h.10.
14
Subhi as-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur‟ān (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), h.482.
15
Haidar Ahmad al-A‟raji, Faḍīlah dan khasiat Surah-surah al-Qur‟ān (Jakarta: Zahra,
2007), h.18.
16

Menurut Maulanā Muḥammad Zakariyya al-Kandaḥlawī membaca al-Qur‟ān


merupakan sebuah ibadah dan akan mendapatkan pahala. Inilah salah satu
karakteristik sekaligus keistimewaan yang dimilik oleh al-Qur‟ān16. Faḍīlah ialah
istilah yang dipergunakan untuk menunjukan kelebihan, keistimewaan, kehebatan,
dan keunggulan seseorang dari yang lainnya, satu tempat dari yang lainnya, dan suatu
amal ibadah dari yang lainnya 17. Faḍā‟īl adalah bentuk jama dari kata Faḍīlah yang
dalam bahasa Arab mengandung arti “Kedudukan yang tinggi dalam keutamaan” atau
dalam arti keistimewaan. Dengan demikian, secara sederhana Faḍīlah al-Qur‟ān
dapat dipahami sebagai suatu yang berkaitan dengan keunggulan-keunggulan,
keutamaa-keutamaan atau keistimewaan-keistimewaan yang dikandung oleh ayat
maupun surah-surah dalam al-Qur‟ān18. Keterkaitan kita terhadap sesuatu (atau tidak)
bergantung pada ilmu kita tentang kelebihan atau kegunaan sesuatu itu. Agar manusia
tertarik kepada al-Qur‟ān, Rasulullah pun memberi banyak Faḍīlah al-Qur‟ān.
Walaupun demikian, ketertarikan manusia kepada pun sangat bergantung pada iman
dan kenyakinannya pada janji Allah dan Rasul-Nya. misalnya Umar ibn Khattab
tertarik pada al-Qur‟ān saat dibacakan firman Allah, artinya : “ṭāha, tidaklah kami
turunkan al-Qur‟ān ini agar kamu sengsara”19.
Faḍā‟īl al-Qur‟ān itu terdiri dari ḥadiṡ-ḥadiṡ, namun karya Faḍā‟īl al-Qur‟ān
sangat erat hubungannya dengan ilmu al-Qur‟ān dan tafsir. Hal ini setidaknya karena
beberapa alasan. Pertama, termaksud dalam jajaran ilmu-ilmu al-Qur‟ān20. Kedua,
salah satu tujuan dari penulisan karya Faḍā‟il al-Qur‟ān adalah untuk memahami al-
Qur‟ān, seperti yang diturunkan kepada Rasulullah saw. Karena didalam karya

16
Bahkan dalam sebuah ḥadiṡ Rasulullah Saw, bersabda bahwa orang yang membaca satu
huruf dari ayat al-Qur‟ān akan diberikan balasan oleh Allah 10 kali lipat. Dan Rasulullah Saw
bersabda: “barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur‟ān, maka ia mendapat satu kebaikan,
dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alīf lām mīm
sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lām satu huruf dan mīm satu huruf”. (HR.Bukhārī).
dilihat, Amirulloh Syarbini & Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca Al-Qur‟ān (Jakarta: PT.
Kawah media, 2012). h.5.
17
Ensiklopedi Islam 1 ( Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, cet.2001)
18
Syeikh Abdur Rahman As-Sadi, Tahqiq, Abdurrahman Bin Mu‟ala al-Luwaihiq, Taisir
Karim al-Rahman fī Tafsir Kalam al-Manan (Saudi Arabia: Daar Ibnu Hazm Saudi Arabia, th).h.178-
179.
19
QS. Thaha: 1-2.
20
Al-Firyābī, kitab Fada‟il al-Qur‟ān, h.14.
17

Faḍā‟il al-Qur‟ān terdapat pembahasan tentang Qira‟at, tadabur, cara memahami


dan meningkatkan kepercayaan terhadap al-Qur‟ān, serta mengamalkan al-Qur‟ān
bahagia di dunia dan akhirat21. Sehingga alasan ketiga, adalah bahwa terdapat
hubungan yang erat antara Faḍā‟īl al-Qur‟ān dengan tafsīr22.
C. Anjuran dan Keutamaan Membaca al-Qur’ān.
Banyak sekali anjuran dan keutamaan membaca al-Qur‟ān, baik dari al-
Qur‟ān maupun dari ḥadits, di antaranya adalah : Terdapat dalam QS. an-Naml: 91-
92,23 QS. QS. Fathir: 29,24 al-A‟raf: 204,25 QS. Muḥammad: 24,26dan QS. Al-Isrā:
82.27 Al-Qur‟ān sebagai petunjuk dan pedoman bagi kehidupan manusia. Ada
beberapa keutamaan bagi orang yang membaca dan mempelajari al-Qur‟ān
keutamaannya.28
Menurut Imām Musbikin, Membaca al-Qur‟ān sangat besar keutamaannya dan
juga merupakan investasi yang mudah hanya cukup berkeinginan kuat mencari
keridhaan Allah SWT dengan membaca al-Qur‟ān, maka sudah sepantasnya umat
muslim untuk lebih giat membaca, mempelajari dan mengamalkan al-Qur‟ān29.

21
Al-Faryābiī, Faḍā‟il al-Qur‟ān h.19.
22
Al-Faryābī, Faḍā‟il al-Qur‟ān h.21.
23
Yang artinya, “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb negri ini (Mekkah) yang
telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya lah segala sesuatu dan aku diperintahkan supaya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri. Dan supaya aku membaca al-Qur‟ān (kepada manusia).
24
Yang artinya,“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka,
baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang
tiada akan merugi”.
25
Yang artinya,“Dan apAbīla dibacakan al-Qur‟ān maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.
26
Yang artinya,“Apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur‟ān ataukah hati mereka
terkunci”.
27
Yang artinya, “Dan kami turunkan dari al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur‟ān itu tidaklah menambah kepada orang-orang
dzalim selain kerugian.”
28
Imam Musbikin menyebutkan dalam bukunya bahwa Keutamaan membaca al-Qur‟ān dan
Mempelajarinya yaitu Pertama, orang yang membaca al-Qur‟ān dan orang yang mendengarkannya
sama-sama mendapat pahala. Kedua, membaca al-Qur‟ān merupakan Ibadah, maka membacanya pun
akan mendapat pahala. Ketiga, Membaca al-Qur‟ān sebagai obat bagi orang yang sedang susah sebagai
obat penenang hati. Keempat, Orang yang suka membaca al-Qur‟ān akan diberi syafaat pada hari
kiamat. Kelima, berkumpul dengan para malaikat di akhirat. Lihat: Imam Musbikin, Mutiara al-
Qur‟ān Khazanah Ilmu Tafsir dan al-Qur‟ān (Madiun: Jaya Star Nine, 2014), h.363.
29
Arifin dan Suhendri Abū Faqih, Al-Qur‟ān sang mahkota cahaya (Jakarta: PT elex media
komputindo, 2010), h.xx-xxi.
18

Membaca al-Qur‟ān dikalangan muslim kadangkala dilakukan sendiri-sendiri dan


kadangkala dilakukan bersama-sama. Orang-orang yang mengikuti kegiatan tersebut
mungkin memiliki motivasi yang beragam, baik motivasi keagamaan untuk
memperoleh faḍīlah maupun motivasi sosial, sekedar untuk media pergaulan, dan
sebagainya30.
Menurut Nur Khalish Rif‟ani, Jiwa yang kering itu harus cepat diobati dengan
al-Qur‟ān, dengan banyak membaca al-Qur‟ān, tidak saja menjadikan jiwa kita
terobati, namun juga bisa menjadikan ingatan kita lebih tajam. Hal ini terbukti, karena
menurut hasil penelitian, ketika membaca al-Qur‟ān setelah magrib akan dapat
meningkatkan kecerdasan otak sampai 80%, karena disana ada pergantian dari siang
ke malam. Di samping itu, ada tiga aktifitas sekaligus membaca, melihat dan
mendengar31. Al-Imām Jalāl al-Dīn al-Suyuṭī menyebutkan bahwa Keutamaan
membaca al-Qur‟ān itu sangat dianjurkan bagi setiap muslim untuk membaca dan
memang sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk membaca dan memahami
kandungan al-Qur‟ān32. Selain itu, banyak riwayat menjelaskan keutamaan orang
yang membaca al-Qur‟ān33. Di antara keutamaan membaca al-Qur‟ān juga dari ḥadiṡ

30
Contoh individu yang mengkhususkan membaca al-Qur‟ān pada waktu tertentu dan pada
tempat-tempat tertentu, misalnya pada malam jum‟at di masjid atau di makam tokoh tertentu. Dan
contoh kelompok yang mengkhususkan membaca al-Qur‟ān ada waktu dan tempat-tempat tertentu
misalnya, membaca surah yasīn pada malam jum‟at hingga melahirkan tradisi Yasīnan. Lihat:
Muḥammad, Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi Dengan al-Qur‟ān Dalam Sahiron
Syamsuddin Metodologi Penelitian Living Qur‟ān dan Ḥadīṡ (Yogyakarta: Teras, 2007), h.14-15.
31
Nur Khalish Rif‟ani, Dahsyatnya Surah Yasiin, al-Waqi‟ah, al-Kahfi, dan Ayat Kursi
(Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2013), h.22.
32
Allah SWT memuji dan menyanjung orang yang mempunyai kebiasaan seperti itu. Fiman-Nya
“mereka membaca ayat-ayat Allah (al-Qur‟ān) pada beberapa waktu pada malam hari” (QS Ali Imran
:113).
33
Imam Al-Suyūtī meyebutkan dalam bukunya bahwa salah satu riwayat yang menjelaskan
keutamaan orang yang membaca al-Qur‟ān diantaranya adalah: Pertama, dalam Shahīh al-Bukhārī
dan Shahīh Muslīm disebutkan riwayat Ibn Umar, NAbī Muḥammad Saw, bersabda “Tidak dibenarkan
untuk bersikap hasud (iri) kecuali pada dua hal, satu diantaranya terhadap orang yang di anugerahi
Allah Swt. (kemampuan membaca) al-Qur‟ān, kemudian dia selalu membacanya beberapa waktu di
malam dan siang hari”. (HR. Bukharī dan Muslīm). Kedua, Imam At-Turmudzī juga meriwayatkan
hadis dari Ibn Mas‟ud, Rasulullah Saw, bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah
(al-Qur‟ān), baginya dicatat satu kebaikan dan (pahala) kebaikan itu akan dilipatgandakan sampai
sepuluh kali lipat.” (HR. al-Turmudzī). Ketiga, Imam Muslim meriwayatkan dari Abū Umamah,
Rasulullah Saw, bersabda, “Bacalah al-Qur‟ān karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi
syafaat (pertolongan) bagi yang membacanya” (HR.Muslim). lihat: Samudra Ilmu-ilmu al-Qur‟ān,
Ringkasan Kitab al-Itqan fii ulum al-Qur‟ān karya al Imam Jalal al-din al-Suyuthi, diterj. Zubdah al-
19

Rasulullah Saw, ialah: Menjadi manusia yang terbaik 34, kenikmatan yang tiada
bandingnya35, Al-Qur‟ān memberi syafaat di hari kiamat36, pahala berlipat
ganda,37dikumpulkan bersama para malaikat,38.
Dari keterangan di atas, dapat dimengerti bahwa al-Qur‟ān merupakan sumber
pokok ajaran Islam yang menjadi kebutuhan bagi setiap umat muslim, banyak ilmu
dan pelajaran penting yang dapat diambil dari al-Qur‟ān. Sehingga, seluruh ajaran
umat Islam yang menjadi kebutuhan bagi setiap umat Islam yang ada dimuka bumi
ini di anjurkan untuk membaca serta mempelajarinya 39.
Sebagian ulama meyebutkan beberapa hikmah keistimewaan membaca al-
Qur‟ān yang pahalanya bisa diperoleh kendati tidak memahaminya, di antaranya
sebagai faktor penting untuk menjaga keutuhan dan keaslian al-Qur‟ān dari
perubahan dan campur tangan manusia seperti yang menimpa kitab-kitab
sebelumnya. Membentuk persatuan kaum muslimin secara bahasa, memperkuat
persatuan agama dan memudahkan sarana komunikasi di antara mereka serta
memperkokoh barisan mereka. Dan sebagai langkah pertama bagi pembaca al-Qur‟ān
untuk tadabbur, memahami dan mengamalkan al-Qur‟ān. Imam Abdurrahmān al-
Auza‟ī rahimahullāh berkata: Ada lima yang selalu di pegang para sahabat nabi dan

Itqan fi ulum al-Qur‟ān, karya Dr. Muḥammad ibn Alawi al-Maliki al-Hasani, (Bandung: Penerbit
Arasy PT Mizan Pustaka 2003), H. 57-58.
34
Dari Utsman bin Affan RA, dari NAbī, beliau bersabda : “ Sebaik-baik kamu adalah orang
yang mempelajari al-Qur‟ān dan mengajarkannya”. HR. al-Bukhari.
35
Dari Abdullah bin Umar RA, dari NAbī, Beliau bersabda: “Tidak boleh ghibah
(menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal: orang yang
diberikan Allah SWT keahlian tentang al-Qur‟ān, maka dia melaksanakannya (membaca dan
mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan seorang yang diberi oleh Allah SWT
kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam”. Muttafaqun alaih.
36
Dari Abū Umamah al-Bahili RA, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Bacalah al-Qur‟ān, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat bagi ahlinya
(yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya). HR. al-Bukhari.
37
Dari Ibnu Mas‟ud rad, ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu
huruf dari al-Qur‟ān maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh
kali lipat, Saya tidak mengatakan ali laam miim satu huruf, akan tetapi aliif satu huruf , laam satu huruf
dan miim satu huruf”. HR. At-Tirmidzi.
38
Dari Aisyah RA iya berkata, NAbī Muḥammad bersabda : “Orang yang membaca al-Qur‟ān dan
ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti.
Sedangkan orang yang membaca terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat
dua pahala, Muttafaqun alaih. Muslich Shabīr, Terjemahan Riyadhus Shalihin II…, h.54
39
Muḥammad Iqbal A.Gazali, Keutamaan Membaca al-Qur‟ān dan menghafal al-Qur‟ān,
(T.t: Islam house, 2010). h.2-4
20

para tabi‟in yang mengikuti langkah mereka dalam kebaikan: selalu berjama‟ah kaum
muslim, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, dan membaca al-Qur‟ān dan
ijtihad fi sabilillah40.
D. Tujuan Faḍīlah al-Qur’ān, Keutamaan dan Posisi al-Qur’ān.
Menurut Maulana Muḥammad Zakariyya Al-Kandahlawi menyebutkan
bahwa tujuan Faḍīlah al-Qur‟ān adalah untuk menumbuhkan kembali kecintaan kita
terhadap al-Qur‟ān, sebab jika kita mencintai kalamullah yang mulia, kita juga akan
cinta kepada yang lainnya. Manusia diciptakan di dunia ini semata-mata agar dapat
mengenal-Nya. oleh karena itu, hendaknya manusia mempelajari ketaatan dan
menunaikan tugas-tugasnya. Al-Qur‟ān lebih tinggi daripada seluruh keutamaan
benda-benda lainnya yang dicintai di dunia ini. Biasanya, seseorang ingin
mendapatkan balasan cintanya dari cinta yang ia cintai. Sangat banyak keutamaan al-
Qur‟ān yang dapat diberikan kepada orang yang mencintainya. Secara umum,
keutamaan al-Qur‟ān diatas segala apapun yang dapat menyebabkan ketergantungan
dan kecintaan pada sesuatu. jika seseorang mencintai orang lain karena ingin
memperoleh keuntungan dari cintanya, Allah Swt berjanji akan memberi lebih
banyak kepada para pembaca Al-Qur‟ān daripada mereka yang berdoa41.
Menurut Fahd bin Abdurahman menyebutkan bahwa karakteristik yang
dimiliki al-Qur‟ān itu sangat banyak, baik yang berkaitan dengan keutamaan,
kelebihan dan kedudukannya. Penjabaran dari karakteristik tersebut adalah
keutamaan al-Qur‟ān42, syafaat bagi pembacanya 43, sebagai obat atau penyembuh44.

40
Ibid, h.5
41
Faḍīilah al-Qur‟ān, Maulana Muḥammad Zakariyya Al-Kandahlawi rah.a, (Yogyakarta:
Ash-Shaff, 2006), h.10.
42
Keutamaan Al-Qur‟ān yang dimiliki al-Qur‟ān bisa memberikan kemudahan kepada orang
yang mempelajarinya sehingga mengerti ilmu syariah, tiang agama, sumber hikmah, tanda-tanda
risalah, serta sebagai cahaya mata dan akal. Al-Qur‟ān adalah kalam yang agung, jalan Allah yang
lurus serta undang-undang Allah yang kokoh, bisa memberikan kebahagiaan, juga merupakan rahmat
Allah yang luas. Keutamaan al-Qur‟ān bukan sembarang keutamaan yang tidak bernilai, dan tidak ada
posisikitab lain yang lebih tinggi dari al-Qur‟ān. Fahd bin Abdurahman, Ulumul Qur‟an, studi
kompleksitas al-Qur‟ān, diterjemahkan oleh Amirul Hasan & Muḥammad Halabī (Yogyakarta: Titian
Ilahi, 1996). h. 86-87, cet. 1.
43
Di antara keistimewaan yang dimiliki al-Qur‟ān adalah bahwa ia bisa memberi syafa‟at
pada hari kiamat kepada orang yang membaca dan mengkajinya. Hal ini berdasarkan hadis yang
diriwayatkan Abū Umamah al-Bahili, bahwa Rasulullah bersabda: Bacalah al-Qur‟ān, ia akan datang
pada hari kiamat sebagai pemberi Syafaat kepada ashhab-nya (Muslim, I, 1400: 553).
21

Menurut Syaikh Manna‟Al-Qathathan, keistimewaan al-Qur‟ān itu


memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan di berbagai segi kehidupan, baik yang
berkaitan dengan masalah kejiwaan, jasmani, sosial, ekonomi maupun politik, dengan
pemecahan yang penuh bijaksana, karena ia diturunkan oleh yang Maha Bijaksana
lagi Maha Terpuji. Untuk menjawab problem yang ada, al-Qur‟ān meletakan dasar-
dasar umum yang dapat dijadikan landasan oleh manusia, yang relevan di segala
zaman. Al-Qur‟ān akan selalu actual di setiap waktu dan tempat. Sebab, Islam adalah
agama abadi45. Salah satu keistimewaan al-Qur‟ān, disamping kitab hidayah, juga
berfungsi sebagai mukjizat. Hal ini berbeda dengan kitab-kitab suci sebelumnya yang
hanya bersifat hidayah. Sementara kemukjizatannya terletak di luar dirinya 46. Barang
siapa yang membaca Surah al-Waqī‟ah pada malam hari, maka kefakiran tidak akan
menimpahnya47. Model-model ḥadiṡ seperti diatas tergolong dalam ḥadiṡ dengan
nuasa Faḍā‟il al-Qur‟ān. Yaitu ḥadiṡ-ḥadiṡ yang mengabarkan tentang keutamaan-
keutamaan al-Qur‟ān, baik ayat surah, maupun al-Qur‟ān secara keseluruhan baik
tertulis maupun tidak. Setidaknya ada tiga unsur yang menjadi bagian dari pengertian
Faḍā‟il al-Qur‟ān yaitu adanya al-Qur‟ān, pembacanya dan balasan atau keuntungan
yang didapatkan48.
Menurut penulis jika dilihat dari sisi sosiologis bahwa Faḍīlah al-Qur‟ān
adalah pengalihan dari kurangnya usaha tetapi ingin mendapatkan uang, sedikit usaha
ingin kaya raya dan sukses. Jadi dicarilah jalan keluarnya dari hal tersebut, yaitu
membaca surah-surah yang terdapat keutamaannya. Dari segi perkembangan sosial
kemasyarakatan Indonesia, hubungannya karya Faḍīlah al-Qur‟ān dengan
kesejahteraan masyarakat Indonesia, penulis menangkap satu hal yaitu cara hidup
44
Di antara sekian banyak keutamaan yang dimiliki al-Qur‟ān adalah sebagai obat atau
penyembuh, sebagaimana firman Allah: Dan kami turunkan dalam al-Qur‟ān ayat-ayat yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-Isra:82).
45
Syaikh Manna‟ Al-Qathathan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟ān (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2006), h. 15, cet.1.
46
Didik Suharyo, Mukjizat huruf-huruf al-Qur‟ān, Memahami makna al-Qur‟ān melalui
Kode dan Tinjauan Sains (Ciputat: Salima, 2012), h.9, cet.1.
47
Abū Ubaid al-Qasim, Faḏa‟îl al-Qur‟ān wa Ma‟alimuhu wa AdAbūhu, Muhaqiq Ahmad
bin Abd al-Wahid al-Khayyati (Maroko: Wizarah al-Auqaf wa al-Syu‟un al-Islamiyyah, 1995), Jilid 2,
h.67.
48
Ahmad Rafiq, Faḏa‟îl al-Qur‟ān, dalam Abdul Mustaqim, dkk, Melihat Kembali Studi al-
Qur‟ān: Gagasan, Isu dan Tren Terkini (Yogyakarta: Idea Press, 2015), h.46.
22

masyarakat Indonesia. Sebenarnya komplek namun penulis menangkap satu hal yaitu
berjuangnya itu cenderung mengalah. Masyarakat Indonesia itu petarung tapi ketika
ada kendala struktural, lebih baik bersabar dari pada berhadapan, entah ke orangtua,
guru, ke orang yang lebih dituakan, ke struktural dan negara, biasanya cenderung
mengalah. Dalam konteks tersebut yang masyarakat mempunyai keinginan tetapi
terhalang dengan banyaknya halangan-halangan itu, faḍīlah al-Qur‟ān semacam jalan
untuk menenangkan masyarakat tersebut, agar tetap fokus terhadap cita-cita, sabar,
menerima halangan-halangan tersebut. Namun bukan berarti umat islam itu seperti
mengharapkan durian jatuh, ini fenomena umat islam berarti umat islam tetap
berusaha tapi ingin bertahan dari segi kesulitan dengan membaca faḍīlah al-Qur‟ān
dari membaca faḍīlah al-Qur‟ān ada energy baru yang membuat masyarakat lebih
konsisten, lebih sabar, lebih tekun.
E. Ayat dan Surah diutamakan membacanya pada waktu tertentu.
Imam al-Nawāwī menyebutkan dalam bukunya bahwa disunahkan membaca
ayat kursi diberbagai tempat dan kesempatan juga jika akan tidur, membaca al-
Ikhlās, al-Mu‟awwidzatain setelah melakukan shalat49. Adapula yang menyebutkan
bahwa disunahkan ketika akan tidur juga diberbagai tempat dan kesempatan
membaca ayat kursi, al-Ikhlās, al-Mu‟awwidzatain dan akhir surah al-Baqarah50.
Selanjutnya, tentang apa yang dibacakan untuk orang sakit 51 dan tentang apa yang

49
Sebuah hadis dari U‟qbah bin Amir r.a, mengatakan “Rasulullah saw. Menyuruhku untuk
membaca al-Mu‟awwidzatain setelah setelah setiap shalat. Diriwayatkan oleh Abū Dawud no.1523
mengenai Shalat, bab Istigfar, Turmudzī no. 2905 mengenai keutamaan dan pahala Al-Qur‟ān, bab:
Al-Mu‟awwidzatayn. Kata Turmudzi “ Ini adalah hadis hasan gharib”; Nasa‟i Vol.III: 68 mengenai
Al-Sahwu (lupa dalam shalat), bab: Perintah Membaca Al-Mu‟awwidzat Setelah Selesai Mendirikan
Shalat.
50
Ini amalan yang perlu diperhatikan. Diriwayatkan berkenaan dengannya menelusuri hadis-
hadis shahih dari Abū Mas‟ud Al-Badri ra bahwarasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang
membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah dalam suatu malam maka kedua ayat itu
mencakupinya (melindunginya dari gangguan pada malam tersebut)”.
51
Sunnah membaca al-Fātihah disamping orang yang sakit berdasarkan sabda NAbī saw
dalam hadis shāhih berkenaan dengan perkara tersebut: “Tahukah kamu bahwa Al-Fātihah itu ruqya
(Obat). Sunah membaca al-Ikhlas, al-Mu‟awwidzatain untuk orang sakit dengan meniup pada kedua
telapak tangan. Hal tersebut diriwayatkan dalam shahihain dari perbuatan Rasulullah saw yang telah
dijelaskan dalam bab meniup diakhir bagian sebelum ini. Di riwayatkan dari Thalhah bin Mutharif,
katanya: “Jika al-Qur‟ān dibaca didekat orang sakit, dia merasa lebih ringan. “Pada suatu hari aku
memasuki kamar seseorang yang sakit” aku berkata: “Aku melihatmu hari ini dalam keadaan baik.”
Dia berkata: karna telah ada yang membacakan Al-Qur‟ān di dekatku.” Diriwayatkan oleh Bukhari
23

dibacakan di samping mayat. Para ulama berkata, sunah membaca surah yasīn di
dekatnya berdasarkan ḥadiṡ Mā‟qil bin Yasār r.a. bahwa Nabi bersabda: “Bacalah
surah Yasīn untuk mayatmu52.” Diriwayatkan oleh Mujahid dari Asy-Sya‟bī berkata:
Kaum Ansor apabila hadir di dekat mayat, mereka membaca surah Al-Baqarah53.”
Al-Qur‟ān menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam, salah
satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus dibaca, dipelajari54. Al-Qur‟ān
dijadikan sebagai pedoman bagi setiap umat muslim, setiap muslim dianjurkan untuk
membacanya serta memahami isi dari kandungan ayat tersebut. Maka dari itu perlu
bagi kita untuk mempelajari al-Qur‟ān, baik belajar membaca, menulis maupun
mempelajari isi dari kandungan al-Qur‟ān tersebut. Bagi orang yang beriman,
kecintaannya kepada Al-Qur‟ān akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan
semakin bersemangat membacanya setiap waktu, mempelajari isi kandungan dan
memahaminya. Selanjutnya, akan mengamalkan al-Qur‟ān dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun dengan lingkungan
sekitarnya55.

Vol.IV: 375 mengenai Al-Ijarah, bab: Yang Diberikan Sebagai Ruqyah; mengenai Keutamaan Al-
Qur‟ān, bab: Fatihat Al-Kitab; Al-Thibb (Kedokteran), bab : Ruqyah degan Al-Fatihah. Muslim no.
2201 mengenai Al-Salam, bab: Boleh Mengambil Upah atas Ruqyah dengan al-Qur‟ān dan Zikir-zikir,
Abū Dawud no.3418 mengenai bahasan Al-Buyu‟ (Jual Beli), bab: Kasab para Dokter; Turmudzi no.
2064 dalam Al-Tibb, bab: Mengambi Upah dari Memberikan Perlindungan (Al-Ta‟widz); dan Ibn
Majah no. 2156 dalam bahasan Al-Tijarat, bab: Pahala Orang yang Mengobati.
52
Diriwayatkan oleh Abū Dawud no.3121 dalam bahasan Al-Jana‟iz, bab: Membaca Al-
Qur‟ān terhadap Mayat; Ahmad dalam Al-Musnad-nya Vol.V: 26-27; Ibn Majah no. 1448 mengenai
al-Jana‟iz, bab: Apa yang Dibacakan Terhadap yang Sakit Jika akan Meninggal dari hadis Abdullah
bin Mubarak dari Sulaiman bin Tharkhan Al-Taimi dari Abū Usman, tetapi bukan (Abū Usman) Al-
Nahdi, dari ayahnya dari Ma‟qil bin Yasar r.a. Tetapi, Abū Usman dan ayahnya itu termaksuk yang
tidak dikenal Majhulani dan tidak masyhur, sehingga hadis tersebut lemah.
53
Imām Nawāwī, Menjaga kemulian Al-Qur‟ān, adab dan tata caranya (Bandung: Al-Bayan,
1996), h.165-169.
54
Aminudin, et. All, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2005), h.45.
55
Amrullah, Ilmu Al-Qur‟ān untuk Pemula, h.66.
BAB III
DESKRIPSI KARYA-KARYA FAḌĪLAH AL-QUR’ĀN

Bab ini merupakan deskripsi data mengenai buku-buku terkait dengan


keutamaan al-Qur’ān dari hasil penemuan penulis, penulis menemukan ada 25 buku.
Hal ini berdasarkan sistem katalogisasi yang dilakukan penulis dalam mencari karya-
karya di beberapa perpustakaan Jakarta, pada bagian ini penulis membagi kelompok
menjadi empat bagian. Pertama, menjelaskan buku faḍīlah al-Qur’ān berdasarkan
Beberapa surah ada 9 karya. Kedua, berdasarkan satu surah ada 7 karya. Ketiga,
berdasarkan satu ayat ada 3 karya. Dan keempat, berdasarkan yang ada di buku ulūm
al-Qur’ān ada 6 karya.
A. Deskripsi Karya-karya Faḍīlah al-Qur’ān Berdasarkan Beberapa Surah
1. Literatur yang Dianalisis dalam bab ini Beberapa Surah
a) Sunarto Ahmad, Faḍīlah dan Khasiat Surah al-An'am dan al-Maidah, Mutiara
Ilmu, Surabaya, 1991.
b) Muḥammad Zakariyya al-Kandahlawī Maulana, Himpunan Faḍīlah Amal, Ash-
Shaff, Yogyakarta, 2006.
c) Naṣiruddin al-Bani Muḥammad, Ringkasan Ṣahīh Bukhārī, Pustaka Azam,
Jakarta, 2007, Jilid. IV.
d) Bin Ghaits al-Balady Athiq, Keutamaan-keutamaan al-Qur’ān, menurut ḥadīs-
ḥadīs Rasulullah, Pustaka Fahima, Yogyakarta, 2008.
e) As- Sirjani Raghib, Mukjizat Menghafal al- Qur’ān, Panduan Cepat dan
Mudah Menghafal al-Qur’ān, CV.Toha Putra, Semarang, 2009.
f) Eldeeb Ibrahīm, Be A Living al-Qur’ān, Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat
al-Qur’ān dalam Kehidupan Sehari-hari, Kultum Media, Jakarta, 2009.
g) Lajnah Petashihah mushaf al-Qur’ān, Keutamaan al-Qur’ān dalam kesaksian
ḥadīs, Penerbit Lentera Hati, Ciputat, 2009.
h) Ibrahim Ali as-Sayyid Ali Isa, Ḥadis-ḥadis dan Atsar yang menjelaskan tentang
Keutamaan surah-surah al-Qur’ān, PT. Sahara intisains, Jakarta, 2010.

24
25

i) Muhammad Sami, Faḍa’īl A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan, Tinta Medina,


Solo, 2014.
2. Ikhtisar Literatur
a) Pengarang dan Pembaca
Ikhtisar literatur berdasarkan beberapa surah ada sembilan namun satu
pengarang tidak diberdasarkan temukan biografinya1
Tabel 3.1 Pengarang dan Pembaca
Pengarang Pembaca Jumlah Present
(orang) ase %
Status Nama Kaum Pelajar/
pengarang pengarang Muslim Penuntut
ilmu
Penerjemah Ahmad Kaum - 1 12.5%
Sunarto Muslim
Ulama Al- Muslim - 3 37.5%
Kandahlawī
Ulama Naṣiruddin Kaum - - -
al-Banī Muslim
Ulama Athiq Kaum - - -
Muslim
Guru besar Raghib - Penuntut 3 37.5%
Sirjani Ilmu
Guru besar Eldeeb - Penuntut - -
Ibrahīm Ilmu
Guru besar Ibrahim Ali Kaum - - -
Muslim
Lembaga Lajnah Kaum - 1 12.5%
Muslim
Jumlah 6 / 75% 2 / 25% - 100%
pembaca
Sumber: kata pengantar karya yang di kutip

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa pengarang 8 karya Faḍīlah al-Qur’ān


yang telah diteliti berdasarkan pengarang dan pembacanya, 1 pengarang atau 12.5%
menyatakan dirinya penerjemah, 3 pengarang atau 37.5% menyatakan dirinya ulama,
3 pengarang atau 37.5% menyatakan dirinya guru besar, 1 pengarang atau 12.5%

1
Tidak ditemukan adanya publikasi tentang biografi Sami Muhammad
26

menyatakan lembaga. Dan dari sisi pembaca 6 atau 75% menyatakan untuk kaum
muslim, 2 atau 25% pembaca ditunjukan untuk pelajar atau penuntut ilmu.

b) Sumber-sumber yang Digunakan Dalam Literatur


Sumber-sumber bacaan yang dikutip oleh para penulis kelompok ini juga
menunjukan adanya penghargaan yang tinggi terhadap karya-karya berbahasa Arab,
karena kebanyakan dari kutipan-kutipan berasal dari buku-buku berbahasa tersebut.
Di antara sumber-sumber lain ada pula kutipan-kutipan dari buku berbahasa
Indonesia. Dan terdapat beberapa kesamaan dalam menggunakan sumber-sumber
yang berbahasa Arab.
Tabel 3.2: Ringkasan Statistik Tentang Sumber-sumber
Jumlah penulis yang Jumlah buku yang
Bahasa
dikutip dikutip
Arab 133 133 -
Indonesia 2 2 -
Jumlah 135 135 135
Sumber: Referensi-referensi yang terdapat dalam bibliografi, catatan kaki dan
teks dari karya-karya yang dibahas
Tabel 3.3. Sumber-sumber yang Umum Digunakan
No Judul karya Pengarang Bahasa
1 Al-Qur’ān dan Departemen Agama Bahasa Indonesia
Terjemahan
2 Tafsir Ibn Katsir Ibn Katsir Bahasa Arab
3 Fathu al-Barri Ibnu Hajar al-Asyqolani Bahasa Arab
4 Shahih Bukhari Imam al-Bukhari Bahasa Arab
5 Sunan Muslim Imam Muslim Bahasa Arab
6 Sunan At- Imam At-Tirmidzi Bahasa Arab
Tirmidzi

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa sumber-sumber yang umum


digunakan terbagi menjadi dua, sumber rujukan berbahasa arab di antaranya adalah
Tafsir Ibn Katsīr karya Ibn Katsīr, Fathu al-Barrī karya Ibnu Hajar al-Asyqolani,
Shahih Bukhari karya Imam al-Bukhari, Sunan Muslim karya Imam Muslim dan
Sunan at-Tirmidzi karya Imam At-Tirmidzi. Kemudian sumber rujukan berbahasa
Indonesia yaitu al-Qur’ān dan terjemahan karya Departemen Agama.
27

c) Ringkasan

Dalam bab ini penulis membahas sembilan karya berdasarkan beberapa surah
yaitu Karya Ahmad Sunarto yang berjudul Faḍīlah dan Khasiat surah al-An'am dan
al-Maidah merupakan solusi berbagai kodisi masyarakat yang mengalami kesulitan
seperti kesulitan ekonomi, kurang kewibawaan, sering sakit-sakitan dan bahkan
kadang jiwanya terancam. Ia memberi solusi dengan hadirnya karya ini adalah sebuah
petikan surah atau ayat-ayat al-Qur’ān yang biasa dibaca sehari-hari dan di dalamnya
mengandung khasiat yang besar sekali, yang sangat berguna bagi setiap orang di
dalam mengarungi bahtera hidup. Menurut Ahmad Sunarto tentu ini perlu dihadapi
dengan penuh ketaqwaan serta tawakal kepada Allah, untuk itulah kemudian
disajikan kepada para pembaca untuk menghadapi hal-hal yang telah disebutkan di
atas dengan mengamalkan ayat-ayat al-Qur’ān yang mudah dihafal, tetapi
mengandung khasiat yang besar, kita akan mendapatkan dua keberuntungan
mendapat pahala membaca al-Qur’ān dan berhasil menghadapi hal-hal yang
menimpah pada diri kita dengan jalan yang di ridhoi oleh Allah.

Karya yang dibahas oleh Ahmad Sunarto mengemukakan bahwa al-Qur’ān


adalah wahyu Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad sebagai sumber hukum dan pedoman hidup bagi pemeluk Islam, jika
dibaca menjadi ibadah kepada Allah. Ahmad Sunarto menyebutkan mengenai dalil-
dalil yang menunjukan keutamaan al-Qur’ān atau ḥadis-ḥadis nabi yaitu dalam
QS.Fatir: 29-302, berdasarkan ḥadīs Nabi3, selanjutnya ḥadis Nabi yang diriwayatkan

2
QS. Fatir: 29-30 yang artinya "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah
dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan. Mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan
merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala dan menambah kepada mereka dari
karuniaNya. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha mensyukuri".
3
Hadīs Nabi yang artinya "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’ān , maka ia
akan mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan suatu kebaikan (pahala) adalah sepuluh kebaikan. Aku
tidak mengatakan bahwa Alīf Lām Mīm satu huruf, tapi Alīf adalah satu huruf, Lām satu huruf, begitu
juga mīm adalah satu huruf”.
28

dari Said al-Khudzri4. Keutamaan al-Qur’ān adalah di atas segala perkataan seperti
keutamaan Allah di atas makhlukNya 5.

Zakariyya al-Kandahlawī menyatakan bahwa karyanya ini di tulis dalam


kondisi agak tergesa-gesa oleh Muhammad Zakariya. Ia kumpulkan faḍīlah-faḍīlah
al-Qur’ān untuk memenuhi perintah seseorang yang perkataannya merupakan
undang-undang bagi dirinya dan mengikutinya adalah sesuatu yang mendatangkan
keberuntungan dan mengungkapkan dalam karyanya bahwa membaca satu huruf
mendapat satu kebaikan dan pahala kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali lipat,
tidak akan terbakar kulit seseorang seandainya al-Qur’ān diletakan dalam kulitnya.
Muḥammad Zakariyya al-Kandahlawī menjelaskan tentang faḍīlah al-Qur’ān yaitu
dengan memaparkan empat puluh hadits keutamaan al-Qur’ān, lalu ia mengumpulkan
empat puluh ḥadis secara ringkas yang diriwayatkan dari Rasulullah, kemudian empat
puluh ḥadis tersebut terdapat dalam kitab Kanzu al-Ummal dilengkapi dengan
keterangan para ḥadis terdahulu, keterangan para ulama seperti Maulana Qutbuddin
Muhajir Makki. Maulana Muḥammad Zakariyya menerangkan tentang ḥadīs
Rasulullah bahwa “barangsiapa yang beriman dan beramal dengan al-Qur’ān,
niscaya Allah akan mengangkat derajatnya dengan memuliakannya di dunia dan
akhirat dan Allah menghinakan siapa saja yang tidak mengamalkannya”. Dan dalam
firman Allah QS. al-Baqarah: 26, QS. al-Isra: 82, QS. al-An'am:160, QS. al-Baqarah:
261, QS. al-Fath: 4 dan QS. al-Hujarat: 136.

Naṣiruddin al-Bani, mengemukakan bahwa sebaik-baik perkataan adalah


kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad,
seburuk-buruk perkara dalam agama adalah yang diada-adakan dalam agama adalah
bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan semua kesesatan akan berakhir di neraka.

4
Said al-Khudzri meriwayatkan yang artinya “Barangsiapa yang lupa terhadap zikir
kepada-Ku karena sibuk dengan al-Qur’ān , maka dia akan Ku berikan sesuatu yang paling utama
dari sesuatu yang Aku berikan kepada orang yang meminta”.
5
Ahmad Sunarto, Faḍīlah dan Khasiat Surah al-An'am dan al-Maidah (Surabaya: Mutiara
Ilmu, 1991).
6
Maulana Muḥammad Zakariyya al-Kandahlawī, Himpunan Faḍīlah Amal (Yogyakarta:
Ash-Shaff, 2006).
29

Buku Ringkasan Ṣahīh Bukhārī oleh Muḥammad Naṣiruddin al-Bani7 menjelaskan


tentang keutamaan al-Qur’ān di antaranya yaitu dimulai dari penjelasan bagaimana
turunnya wahyu dan ayat yang pertama kali turun lalu keutamaan QS. al-Baqarah,
QS. al-Kahfi, QS. al-Fath, QS. al-Ikhlas dan al-Muawwdzaatain. Seperti bacaan QS.
al-Ikhlas dalam buku ini dikatakan sama seperti dengan sepertiga bacaan al-Qur’ān
sebagaimana ḥadīs Rasulullah yaitu dari Abū Sa'id al-Khudri8 dan menjelaskan
keutamaan al-Muawwidzatain sebagaimana ḥadis Rasul yang diriwayatkan dari
Aisyah9.

Athiq bin Ghaits al-Balady10 mengemukakan bahwa buku ini membahas


sekitar keutamaan-keutamaan al-Qur’ān berdasarkan ḥadis Rasul, menurutnya
mengingat pembahasannya bertumpu sepenuhnya pada ḥadis-ḥadis Rasul, maka
dalam edisi terjemahan Indonesia ini Dia menyempurnakan judulnya awalnya Fadaīl
al-Qur’ān menjadi keutamaan-keutamaan al-Qur’ān menurut ḥadis-ḥadis Rasul. Athiq
bin Ghaits al-Balady menjelaskan keutamaan al-Qur’ān secara umum di antaranya
yaitu tentang sebaik-baik manusia adalah yang mempelajari al-Qur’ān dan
mengajarkannya11 lalu menjelaskan keutamaan-keutamaan sebagian surah dan ayat
al-Qur’ān. Seperti keutamaan muawwidzatain, menurut Athiq bin Ghaits al-Balady

7
Muḥammad Naṣiruddin al-Bani, Ringkasan Ṣahīh Bukhārī (Jakarta: Pustaka Azam, 2007).
Jilid. IV.
8
Dari Abū Sa'id al-Khudri bahwa seseorang laki-laki mendengar laki-laki lain membaca
Qullhuwallahu ahad dengan mengulang-ulangnya, ketika subuh Rasulullah datang lalu hal itu
disampaikan kepada beliau. Saat itu, laki-laki tadi seakan-akan mengganggap bacaan itu terlalu sedikit.
Maka Rasul bersabda "Demi dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, bacaan itu sama dengan
sepertiga al-Qur’ān”.
9
Riwayat dari Aisyah, bahwa Nabi jika hendak berbaring di tempat tidur, beliau mengatupkan
kedua telapak tangannya dan meniupnya, kemudian beliau membaca Qul huwallahu ahad, Qul audzu
birabbil Falaq, Qul audzu birabbilnass, setelah itu, beliau mengusap telapak tangan itu ke seluruh
bagian tubuh yang memungkinkan, usapan itu dimulai dari kepala dan wajah serta bagian tubuhnya
yang lain. hal itu dilakukan sebanyak tiga kali. Ketika beliau merasa sakit, beliau menyuruhku untuk
melakukan hal itu. Yunus berkata "Aku melihat Ibnu Syihab melakukan itu ketika berbaring di tempat
tidurnya."
10
Athiq bin Ghaits al-Balady, Keutamaan-keutamaan al-Qur’ān, menurut ḥadīs-ḥadīs
Rasulullah (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2008).
11
Ad-Darimy Juz II / 437).
30

banyak ḥadis yang menjelaskan tentang keutamaan keduanya, diantaranya yaitu


Imam Bukhari dalam kita Shahihnya menyebutkan, juz ke II halaman 326 12.

Raghib as-Sirjani mengemukakan bahwa dalam QS. al-Anfal:24.13 Ia


menyatakan bahwa menurut ayat ini, seolah-olah manusia yang tidak menyambut
kalamullah (al-Qur’ān) dan kalam Rasul (ḥadis Nabi) adalah manusia yang mati tiada
kehidupan padanya. Oleh karena itu pengarang berupaya menyajikan faktor-faktor
yang dapat membantu terealisasinya perkara yang agung dan cita-cita yang mulia
yaitu menghafal al-Qur’ān. Buku Mukjizat Menghafal al- Qur’ān, Panduan Cepat
dan Mudah Menghafal al-Qur’ān, oleh Raghib as-Sirjani14 menjelaskan tentang
faktor-faktor yang dapat membantu terealisasinya menghafal al-Qur’ān namun
disamping itu ia mengungkapkan bahwa bukan berhenti pada hafalan al-Qur’ān saja
tapi yang lebih penting ialah mengamalkan apa yang sudah dihafalkan yaitu al-
Qur’ān. Selanjutnya Raghib as-Sirjani juga menjelaskan hadīs Rasulullah yang di
riwayatkan dari Umar bin Khatab15, Anas bin Malik16, Abū Muhammad al-Darimi
dengan isnad Abū Said al-Khudri ra17, dari Abū Hurairah18.

12
Imam Bukhari dalam kita Shahihnya menyebutkan, juz ke II halaman 326, sesungguhnya
Rasulullah apabila mengadu kesakitan, maka beliau membaca dalam dirinya dengan surat
Mua’wizatain dan berbisik-bisik, maka ketika sakitnya semakin berat aku membacakannya dan aku
mengusapkan tangannya untuk mengharapkan barakahnya.
13
QS. al-Anfal:24 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan
seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberikan Kehidupan kamu”.
14
Raghib as-Sirjani adalah cendikiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir. Raghib
as-Sirjani lahir pada tahun 1964, di Provinsi Gharbiyyah, Mesir. Ia lulus dari Fakultas Kedokteran
Universitas Kairo dengan predikat Summa Cumlaude tahun 1988. Kemudian meraih Master di
Universitas yang sama tahun 1992. Raghib As- Sirjani, Mukjizat Menghafal al- Qur’ān, Panduan
Cepat dan Mudah Menghafal al-Qur’ān (Semarang: CV.Toha Putra, 2009).
15
Diriwayatkan dari Umar bin Khatab, bahwa Nabi bersabda “Sesungguhnya Allah akan
mengangkat kaum-kaum dengan kitab ini (al-Qur’ān) dan dengannya pula Allah merendahkan kaum
yang lain”, Imam Muslim, 1988: I: 360: Nomor 817.
16
Diriwayatkan dari Anas bin Malik “Berapa banyak orang yang membaca al-Qur’ān
sedangkan al-Qur’ān mengutuknya. karena tidak mengamalkannya”.
17
Abū Muhammad al-Darimi dengan isnad Abū Said al-Khudri ra, dinyatakan bahwa
"Barangsiapa yang membaca surah al-Kahfi pada malam jum'at, ia disinari oleh cahaya dari bawah
kakinya sampai ke atasa langit yang akan meneranginya kelak pada hari kiamat, serta dosa-sosanya
diantara dua jumat akan diampuni”.
18
Dari Abū Hurairah, Nabi bersabda "Sesungguhnya ada satu surah dalam al-Qur’ān yang
terdiri dari tiga puluh ayat, ia akan memberi syafaat kepada seseorang hingga diampuni, yaitu surah
Tabarakalladzi bi yadihil mulk ( surah al-mulk)" .
31

Ibrahīm Eldeeb19 mengemukakan bahwa karya ini memberikan petunjuk-


petunjuk praktis yang bertujuan untuk membangun basis pengetahuan tentang al-
Qur’ān yang memungkinkan dan memaparkannya dengan baik kepada orang lain,
selain itu membekali pembaca dengan kemampuan dan etika para sahabat Nabi dalam
berinteraksi, mengembangkan diri, dan berakhlaq dengan akhlaq al-Qur’ān. Menurut
Ibrahīm Eldeeb karya ini merupakan rujukan yang tepat, bukan saja mereka yang
membutuhkan cara-cara praktis dalam menerapkan nilai-nilai Qur'ani, tetapi juga bagi
mereka ingin mengembangkan diri dan hidup bersama al-Qur’ān.
Ibrahīm Eldeeb menerangkan sepuluh yang menekankan keutamaan membaca
dan mempelajari al-Qur’ān baik ayat maupun ḥadis yaitu QS. Fathir :29, riwayat dari
Abu Umamah20, Utsman ra21, Umar bin Khatab r.a22, Ibn Mas'ud23, Imam Darimi
meriwayatkan dengan sanadnya sendiri dari Abdullah bin Mas’ud24, dan dalam
sebuah ḥadis Nabi bersabda bahwa “sesungguhnya hati itu berkarat seperti besi”
lalu ditanya “Wahai Rasulullah, bagaimanakah cara membersihkannya?” beliau
menjawab “Dengan membaca al-Qur’ān dan mengingat kematian”.
Tim Lajnah Pentashihah Mushaf al-Qur’ān, Badan Litbang dan Diklat
Kementrian Agama RI mengemukakan bahwa dalam kajian keislaman, kaitan antara
al-Qur’ān dan ḥadis sangatlah erat. Terkadang ḥadis Nabi berfungsi sebagai penjelas
ayat-ayat yang maknanya masih umum atau masih samar, dan terkadang ia berfungsi

19
Eldeeb Ibrahīm, Be A Living al-Qur’ān, Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat al-Qur’ān
dalam Kehidupan Sehari-hari (Jakarta: Kultum Media, 2009).
20
Abu Umamah ia berkata bahwa aku telah melihat Rasul bersabda Bacalah al-Qur’ān
karena akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya
(HR.Muslim).
21
Utsman ra. dari Rasulullah, beliau bersabda:“Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari
al-Qur’ān dan mengamalkannya” (HR.Bukhari).
22
Umar bin Khatab r.a, Rasul bersabda Sesungguhnya Allah mengangkat derajat orang-
orang dengan al-Qur’ān dan merendahkan derajat orang lain juga dengan al-Qur’ān (HR.Muslim).
23
Ibn Mas'ud Rasul bersabda, Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’ān , maka
ia akan mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan suatu kebaikan (pahala) adalah sepuluh kebaikan,
aku tidak mengatakan Alif lam mim satu huruf, tetapi alīf satu huruf lām satu huruf mīm satu huruf
(HR. Muslim).
24
Riwayat Imam Darimi meriwayatkan dengan sanadnya sendiri dari Abdullah bin Mas’ud
dari Nabi saw, beliau bersabda “Bacalah al-Qur’ān karena sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa
hati yang memahami al-Qur’ān dan sesungguhnya al-Qur’ān ini adalah hidayah Allah, barangsiapa
yang memasukinya akan merasa aman dan barang siapa yang mencintai al-Qur’ān maka ia akan
berbahagia.
32

sebagai penguat hukum-hukum yang telah dijelaskan al-Qur’ān. Oleh karena itu, agar
dapat mengetahui keutamaan al-Qur’ān tidak akan mungkin terlepas dari keterangan
ḥadis Nabi. Dan juga mengemukakan bahwa realitas sekarang ini yang sudah
mengakar kuat, yaitu kecenderungan sebagian masyarakat Muslim yang melihat al-
Qur’ān secara parsial dan memperlakukan secara diskriminatif karena adanya
keyakinan perbedaan keutamaan di antara surah-surahnya akibatnya, mereka hanya
membaca surah-surah tertentu yang di yakini mempunyai keutamaan lebih dibanding
surah yang lain, tidak ada upaya untuk membaca surah-surah yang lain atau surah-
surah al-Qur’ān secara keseluruhan hingga tamat (khatam). Kehadiran karya ini
setidaknya dapat membantu masyarakat Islam dalam memahami berbagai cara Nabi
nenempatkan al-Qur’ān sebagai bacaan yang mulia proporsional dan menyeluruh.
Semua surah dalam al-Qur’ān mempunyai nilai yang sama jika dibaca.
Buku Keutamaan al-Qur’ān dalam kesaksian ḥadīs oleh Tim Lajnah
Petashihah mushaf al-Qur’ān25 menjelaskan bahwa al-Qur’ān telah menyatakan
dirinya sebagai kitab petunjuk (hudan) yang dapat menuntun umat manusia ke jalan
yang benar, menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat. Selain itu juga
berfungsi sebagai pembeda (furqan) antara yang benar dan yang batil. Sebagai kitab
suci terakhir yang diturunkan pada nabi yang terakhir dan memiliki keutamaan lebih
banyak dibandingkan kitab-kitab sebelumnya, di antaranya yang disebutkan dalam
buku ini adalah riwayat dari Ibn Mas'ud26, at-Tirmidzi27, Abū Umamah al-Bahili28.
Ibrahim Ali as-sayyid Ali Isa memaparkan tentang al-Qur’ān adalah ruh umat
Islam. Ia menjadi sumber kehidupan, kebesaran dan kemuliaan bagi manusia.
Tanpanya, mereka menjadi mati, tanpa kehidupan, nilai, maupun kualitas. Sedangkan
ḥadis Nabi memerinci maksud yang masih global, karena itulah di setiap masa Allah
menciptakan orang-orang yang menjaga ḥadis Nabi dari pemaknaan menyimpang

25
Lajnah Petashihah mushaf al-Qur’ān, Keutamaan al-Qur’ān dalam kesaksian ḥadīs
(Ciputat: Penerbit Lentera Hati, 2009).
26
Dari Ibn Mas'ud Rasul bersabda, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’ān ,
maka ia akan mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan suatu kebaikan (pahala) adalah sepuluh
kebaikan".
27
Riwayat at-Tirmidzi, syafaat bagi pembacanya.
28
Abū Umamah al-Bahili, bahwa Rasul bersabda: "Bacalah al-Qur’ān , ia akan datang pada
hari kiamat sebagaimana pemberi syafaat kepada ashhabnya (Muslim,1,1400:553).
33

kaum radikal dan penjiplakan para pendusta. Para ulama telah memberikan perhatian
besar dan mencurahkan segenap kemampuan mereka untuk menjaga dan untuk
mempertahankan ḥadis Nabi, baik dengan cara mengumpulkan, meneliti, mengkritisi
dan mempelajari sanad-sanadnya atau mengambil ishtinbat hukum. Buku ini
merupakan bagian dari upaya di atas. Buku ini pada mula nya adalah disertasi
doctoral di Universitas al-Azhar, Cairo berisi tentang ḥadis-ḥadis dan atsar yang
terkait dengan keutamaan surah-surah dalam al-Qur’ān, isi buku ini mencakup ḥadis
dan atsar yang shahih, hasan, daif namun ke-daif-annya masih bisa ditoleransi,
disertai dengan tajhrij dan penjelasan Ayat.
Ibrahim Ali as-Sayyid Ali Isa29 menjelaskan bahwa al-Qur’ān adalah petujuk
yang berfungsi untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya dari
gelapnya kekufuran, syirik kebodohan menuju cahaya iman, tauhid, ilmu dan al-
Qur’ān adalah ruh umat Islam karena kehidupan, kemuliaan, ketinggian derajat
tergantung padanya. Al-Qur’ān adalah ruh yang memancarkan menggerakkan,
mengembangkan kehidupan dalam hati serta dalam kehidupan alam nyata. Suatu
umat yang tidak berpegang pada al-Qur’ān adalah umat yang hancur, tanpa
kehidupan, nilai dan tidak ada harganya sama sekali menurut Ibrahim Ali as-Sayyid
Ali Isa30.
Buku Faḍa’īl A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan oleh Muhammad Sami31
mengungkapkan bahwa Rasulullah membaca dua surah yaitu QS. al-Mulk dan QS.
as-Sajdah sebelum tidur, sebagaimana pada ḥadis yang berbunyi siapa yang yang
membaca keduanya sebelum tidur, dia mendapatkan pahala lebih dari 28.700
kebaikan. Semua itu tentu atas izin Allah. Adapun dalam bacaan QS. al-Baqarah,
pahalanya lebih banyak dari seperempat juta kebaikan. Pahala ini kalau satu kebaikan
dikalikan sepuluh lipat, bisa jadi satu kebaikan dilipatkan dua puluh, tiga puluh,

29
Ibrahim Ali as-Sayyid Ali Isa, Ḥadis-ḥadis dan Atsar yang menjelaskan tentang
Keutamaan QS.-QS. al-Qur’ān (Jakarta:PT. Sahara intisains, 2010).
30
Ibrahim Ali as-Sayyid Ali Isa, Hadis-hadis keutamaan surah-surah al-Qur’ān (Jakarta:
Sahara Publishers, 2010).
31
Muhammad Sami, Faḍa’īl A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan (Solo: Tinta Medina,
2014).
34

seratus, tujuh ratus atau bahkan lebih. Jumlahnya bervariasi berkisar antara sepuluh
sampai tujuh ratus atau bahkan lebih, ini terserah kepada Allah SWT. Kebenaran itu
berdasarkan sabda Rasulullah saw, Allah berfirman, jika seorang hambaku ingin
melakukan kejahatan maka janganlah kalian catat hingga ia melakukannya dan jika ia
melakukannya maka catatlah semisalnya.
A. Deskripsi Karya-karya faḍīlah al-Qur’ān berdasarkan Satu Surah
1. Literatur yang Dianalisis dalam bab ini
a) Mansur bin Maṣadi Muḥammad, Khasiat dan mukjizat Surah al-Fātiḥah,
Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1995.
b) Ḥuzaifah Abū, Yāsīn, Tahlīl, Khasiat Yāsīn, Doa-doa, Manzīl, Cahaya Ilmu,
Petaling Jaya, 1995.
c) Zadah Hamamī, Tafsir Yāsīn, Era Ilmu SDN, BHD, Kuala Lumpur, 1996.
d) Albani Muḥammad, Dahsyatnya Surah al-Kahfi, sejata Ampuh Penangkal
Dajjal, Mumtaza, Solo, 2007.
e) Muhammad Abū, Faḍīlah Surah Yāsīn dan Tahlil, Khasiat Lengkap Tiap Ayat
QS. Yāsīn, Tata Cara, Manfaat dan Khasiatnya, Zahra, Jakarta, 2008.
f) Syāfi'ī al-Bantanī Muḥammad, Mukjizat al-Fātiḥah, Menggapai Kesuksesan
dan Kebahagiaan dalam Kehidupan, Zikrul Hakim, Jakarta, 2009.
g) Alcaff Muhammad, Zikir al-Fātiḥah, Menyembuhkan segala macam penyakit
dan Mengabulkan semua hajat sebagaimana diamalkan dan diajarkan oleh
Nabi Muhammad SAW, Zahra Pustaka, Jakarta, 2010.
2. Ikhtisar Literatur
a. Pengarang dan Pembaca
Ikhtisar literatur berdasarkan satu surah ada 7 namun lima pengarang tidak
ditemukan biografinya 32.

32
Tidak ditemukan adanya publikasi tentang biografi Muḥammad Mansur bin Maṣadi,
Hamamī Zadah, Abū Muhammad, Muḥammad Syāfi'ī al-Bantanī.
35

Tabel 3.4. Pengarang dan Pembaca


Pengarang Pembaca Jumlah
pengarang
Status Nama Kaum Pelajar/
pengarang pengarang Muslim Penuntut
ilmu
Editor Abu Ḥuzaifah Kaum Penuntut 1
Muslim ilmu
Ulama Muḥammad Kaum - 1
Albani Muslim
Pengasuh Muḥammad - Penuntut 1
Mediasi Alcaff ilmu
Spiritual Tapak anggota
Sunah Mediasi
Spiritual
Jumlah 2 1 3
pembaca
Sumber: kata pengantar karya yang di kutip

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa 3 pengarang dan pembacanya atau


100% karya Faḍīlah al-Qur’ān yang telah diteliti berdasarkan satu surah, 1 pengarang
menyatakan dirinya editior, 1 pengarang menyatakan dirinya ulama, 1 pengarang
menyatakan dirinya pengasuh mediasi spiritual tapak sunah Dan dari sisi pembaca 2
menyatakan untuk kaum muslim, 1 pembaca ditunjukan untuk pelajar atau penuntut
ilmu.

b. Sumber-sumber Yang Digunakan Dalam Literatur


Sumber-sumber bacaan yang dikutip oleh para penulis kelompok ini juga
menunjukan adanya penghargaan yang tinggi terhadap karya-karya berbahasa Arab,
karena kebanyakan dari kutipan-kutipan berasal dari buku-buku berbahasa tersebut.
Diantara sumber-sumber lain ada pula kutipan-kutipan dari buku berbahasa
Indonesia. dan terdapat beberapa kesamaan dalam menggunakan sumber-sumber
yang berbahasa Arab.
Tabel 3.5. Ringkasan Statistik Tentang Sumber-sumber
Bahasa Jumlah Jumlah karya yang
pengarang dikutip
Arab 32 - -
36

Indonesia 31 - -
Jumlah 63 59 73
Sumber: Referensi-referensi yang terdapat dalam bibliografi, catatan kaki, dan teks
dari karya-karya yang dibahas
Tabel 3.6. Sumber-sumber yang Umum Digunakan

No Judul buku Pengarang Bahasa


1 Al-Qur’ān dan Departemen Agama Indonesia
Terjemahan
2 Shahih Bukhari Imam al-Bukhari Arab
3 Sunan Muslim Imam Muslim Arab
4 Tafsir Ibnu Ibnu Katsir Arab
Katsir
5 Samudra al- Bey Arifin Indonesia
Fatihah
6 Tafsir Fi Dzilali Sayyid Quthb Arab
al-Qur’ān

c. Ringkasan
Dalam bab ini penulis membahas tujuh karya berdasarkan satu surah yaitu
pertama, Buku Khasiat dan mukjizat surah al-Fātiḥah oleh Muḥammad Mansur bin
Maṣadi33 menjelaskan tentang keutamaan mengamalkan surah al-Fatihah ia
mengatakan kita semua sepakat bahwa setiap orang Islam harus menghafalkan surah
ini bahkan anak-anak yang masih kecil pun sudah biasa menghafal surah ini. Setelah
menghafal lalu memahami terjemahannya disertai juga tafsirannya dan mengajarkan
serta mengamalkan Faḍīlah surah al-Fatihah. Muḥammad Mansur menyebutkan
sebagai berikut. Sholat sunah dua rakaat dan beristigfar, hadiahkan al-Fatihah sekali
kepada Rasul berserta keluarga dan sahabatnya, kepada wali-wali Allah dan
khususnya Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, kepada guru-guru, kedua orang tua, kepada
diri sendiri dan hajat atau keinginan kita setelah itu membaca al-Fatihah dan berdoa
kepada Allah. Yang dipaparkkan dalam buku ini antara lain yaitu dalam kitab Shahih
34
Bukhari Diriwayatkan dari Abū Said al- Khudri , diriwayatkan dari Ibnu Abbas35,

33
Muḥammad Mansur bin Maṣadi, Khasiat dan mukjizat Surah al-Fātiḥah (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1995).
34
Diriwayatkan oleh Abū Said al-Khudri, “sejumlah sahabat Nabi datang ke salah suatu
kampung orang Arab dan mereka tidak diterima sebagai tamu. Ketika mereka dalam keadaan
37

lalu dalam kitab Ibnu Katsir36, diriwayatkan ad-Daruquthni dan al-Hakim dan
Ubadah bin as-Shamit r.a37 .
Abū Ḥuzaifah38 menjelaskan beberapa amalan dalam QS. Yasīn, tahlil, ayat
ayat manzil dan lain sebagainya. Abū Ḥuzaifah memaparkan bahwa Nabi bersabda
tentang surah yasin mempunyai kelebihan. Ini Salah satu yang disukai Allah adalah
berdoa kepadanya, doa adalah ibu segala ibadah. Allah amat suka kepada para
hamba-Nya yang berdoa dan mengajukan permintaan mereka kepadaNya, manakala
berdoa melalui bacaan surah Yasīn mempunyai banyak kelebihan, diriwayatkan dari
Anas ra39 dan Jundub ra40. Karya Abū Ḥuzaifah yang berjudul Yāsīn, Tahlīl, Khasiat
Yāsīn, Doa-doa, Manzīl ini berangkat dari ḥadīs Nabi bahwa sesungguhnya sesuatu
itu mempunyai hati dan surah. Yasīn itu adalah hatinya al-Qur’ān. Sesungguhnya
surah Yasīn ini memiliki banyak khasiat, hikmah dan kelebihan bagi orang yang
mengamalkan.

Buku Yāsīn, Tahlīl, Khasiat Yāsīn, Doa-doa, Manzīl oleh Hamamī Zadah
menjelaskan bahwa surah Yāsīn menjadi petunjuk dan saksi atas kerasulan Nabi
Muhammad maka tidak diragukan lagi bahwa surah Yāsīn menjadi hati al-Qur’ān,

demikian, pemimpin masyarakat kampung itu disengat binatang. Orang kampung bertanya. "Apakah
kamu mempunyai obat atau adakah diantara kamu yang pandai menbaca mantera?". Para sahabat
menjawab "Mereka lalu memberikan beberapa ekor kambing. Lalu salah seorang dari mereka
membacakan surah al-Fātiḥah , setelah itu ia sembuh. Mereka menyerahkan kambing. Para sahabat
berkata. "Kita tanya dahulu kepada Nabi, baru para sahabat ambil."
35
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Di tempat mengambil air ada seorang laki-laki disengat
binatang berbisa, lalu salah seorang sahabat membacakan surah al-Fātiḥah dengan upah seekor
kambing.
36
Kitab Ibnu Katsir, Juz 1 halaman 9, menerangkan perihal rahasia. Faḍīlah dan hikmah dari
surah al-Fātiḥah, bahwa Nabi bersabda: "al-Fātiḥah, dialah tujuh ayat yang di ulang-ulang dan Qur'an
yang di bepadaku".
37
Diriwayatkan ad-Daruquthni dan al-Hakim dan Ubadah bin as-Shamit r.a, berkata rasul
bersabda: Ummu al-Qur'an adalah pengganti dari yang lainnya, dan tiadalah yang lainnya sebagai
pengganti daripadanya. Terdapat dalam kitab Khazinatul Asrar, h.109.
38
Abū Ḥuzaifah adalah seorang editor di Penerbit al-Qowam serta di Kelompok Penerbit
Zamzam, Solo. Dan juga ia seorang penerjemah buku-buku islami, puluhan buku telah
diterjemahkannya diantaranya, Ensklopedia Fatwa Syaikh al-bani dan Kunci-kunci Tadabbur al-
Qur’ān. Abu Huzaifah, Yasīn, tahlil, ayat ayat manzil, Munjizat, Syifa serta sholat dan doa jenazah
(Pelitang Jaya: Cahaya Ilmu, 1995).
39
Diriwayatkan dari Anas ra, Rasulullah bersabda Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu itu
mempunyai hati dan hati al-Qur’ān adalah surah Yasin.
40
Diriwayatkan dari Jundub ra. Rasul bersabda Barangsiapa membaca Yāsīn pada suatu
malam dengan niat untuk memperolehi keriidhaan Allah, maka ia akan diampunkan oleh Allah.
38

sebagaimana Hamamī Zadah menyebutkan beberapa ḥadis yaitu pertama “Surah


Yāsīn merupakan hati al-Qur’ān, sabda Rasul "Sesungguhnya bagi tiap sesuatu ada
hatinya dan hati al-Qur’ān adalah Yāsīn, dan barangsiapa membacanya sekali,
niscaya Allah memuliakan baginya membaca al-Qur’ān sepuluh kali". Kedua,
"Sesungguhnya Allah, telah membaca surah Yāsīn dan Thaha sejak dua ribu tahun
yang lalu sebelum dia menciptakan langit dan bumi", ketiga, "Sesungguhnya ahli
surga tidak membaca suatu dari al-Qur’ān kecuali surah thaha dan Yāsīn dan ar-
Rahman. Keempat, "Siapa saja, baik laki-laki muslim maupun perempuan muslim,
yang ketika dalam keadaan sakaratul maut dibacakan Yāsīn di sampingnya niscaya
akan turun kepadanya (bersamaan dengan setiap huruf dari Yāsīn) sepuluh malaikat
yang berdiri berbaris di hadapannya seraya memohonkan rahmat ampunan baginya
menyaksikan pemandiannya, dan menghantarkan jenazahya". Kelima, Perbanyaklah
membaca surah ini, karena terdapat kekhususan (khasiat) yang banyak 41. Hamamī
memaparkan tentang surah Yāsīn, arti Yāsīn yang terdapat pada permulaan surah ini
yaitu Allah mengisyaratkan bahwa sesudah huruf tersebut akan dikemukakan hal-hal
yang penting antara lain Allah bersumpah dengan al-Qur’ān bahwa Muhammad
benar-benar seorang Rasul utusan-Nya kepada kaum yang belum diutus kepada
mereka rasul-rasul.
Buku Dahsyatnya Surah al-Kahfi, sejata Ampuh Penangkal Dajjal oleh Karya
Muḥammad Albani42 melontarkan bahwa menunggu memiliki kesempurnaan ilmu
yang berlimpah baru kemudian berkomitmen menjejakan langsung di dunia dakwah
merupakan pilihan sikap yang kurang tepat. Semua harus seimbang antara belajar dan
menyampaikan ilmu yang kita miliki kepada sesama. Untuk itu hadir lah karya ini,
salah satu dari dakwah yang hendak di tranfer kepada para pembaca di dalam karya
ini ialah al-Qur’ān kalam Allah yang akan memberi keberkahan, selanjutnya ialah
mentadaburi al-Qur’ān, QS. al-Kahfi termasuk salah satu surah yang memiliki

41
Hamamī Zadah, Tafsir Yāsīn (Kuala Lumpur: Era Ilmu SDN, BHD, 1996).
42
Muḥammad Albani adalah seorang imam Ahlus Sunnah, ia tidak hanya dikenal sebagai
ulama ahli hadits akan tetapi ia juga salah seorang diantara barisan para ulama yang mendapat predikat
sebagai pembaharu Islam (Mujaddid al-Islam), ia lahir tahun 1914 M di ibukota al-bania. Biografi
singkat yang disadur dari kitab al-Imam al-Mujaddid al-Allamah al-Muhadits Muhammad
Nashiruddin al-Bani, oleh Umar Abu Bakar.
39

keistimewaan khusus, diantaranya mampu menyelamatkan diri dari fitnah dajjal di


akhir zaman43. Karya ini berangkat dari mengusung semangat nabawi ballighu anni
walau āyah sampaikanlah yang datang dari aku walaupun satu ayat. Menurut
pengarang menunggu memiliki kesempurnaan ilmu yang berlimpah baru kemudian
berkomitmen menjejakan langsung di dunia dakwah merupakan pilihan sikap yang
kurang tepat. Semua harus seimbang antara belajar dan menyampaikan ilmu yang kita
miliki kepada sesama. Untuk itu hadir lah karya ini, salah satu dari dakwah yang
hendak ditranfer kepada para pembaca di dalam karya ini ialah al-Qur’ān kalam Allah
yang akan memberi keberkahan, selanjutnya ialah mentadaburi al-Qur’ān, surah al-
Kahfi termasuk salah satu surah yang memiliki keistimewaan.
Karya Syāfi'ī al-Bantanī44 yang berjudul Mukjizat al-Fātiḥah, Menggapai
Kesuksesan dan Kebahagiaan dalam kehidupan45, karya ini muncul berawal dari ada
perbincangan tentang keistimewaan al-Fatihah, ada satu pertanyaan yang mungkin
menggelitik kita semua, yaitu apakah ada yang lebih istimewa suatu surah atau ayat
dalam al-Qur’ān dibandingkan dengan surah atau ayat lainnya? Bolehkan suatu surah
atau ayat dianggap lebih mulia dan penting dari surah atau ayat lainnya. Ada yang
berpendapat tidak boleh atau melarang keras salah satunya adalah Abu Hasan Al-
Asyari dan ulama besar lainnya yang sezaman dengan beliau, namun ada juga yang
menyakini bahwa setelah diteliti sejumlah ḥadis yang menerangkan tentang
keistimewaan al-Qur’ān, berpendapat bahwa memang ada keistimewaan suatu surah
atau ayat lainnya dalam al-Qur’ān, salah satunya adalah pendapat Izzuddin bin
Abdissalam. Maka dari itu untuk mengkaji lebih dalam tentang keistimewaan surah
pembuka dalam al-Qur’ān ini buku ini hadir.
Buku Faḍīlah QS. Yāsīn dan Tahlil, Khasiat Lengkap Tiap Ayat Surah Yāsīn,
Tata Cara, Manfaat dan Khasiatnya, memaparkan tentang ḥadīs Rasulullah yang di

43
Albani Muḥammad, Dahsyatnya Surah al-Kahfi, sejata Ampuh Penangkal Dajjal (Solo:
Mumtaza, 2007).
44
Syāfi'ī al-Bantanī Muḥammad, Mukjizat al-Fātiḥah, Menggapai Kesuksesan dan
Kebahagiaan dalam Kehidupan (Jakarta: Zikrul Hakim, 2009).
45
Diriwayatkan dari Abū Hurairah, Nabi bersabda "Sesungguhnya ada satu surah dalam al-
Qur’ān yang terdiri dari tiga puluh ayat, ia akan memberi syafaat kepada seseorang hingga
diampuni, yaitu surah Tabarakalladzi bi yadihil mulk ( surah al-mulk)"
40

riwayatkan dari Umar bin Khatab46, Anas bin Malik47, Abū Muhammad al-Darimi
dengan isnad Abū Said al-Khudri ra48, dari Abū Hurairah. Abū Muhammad
menjelaskan bahwa membaca surah Yāsīn dan Tahlil adalah dua amalan mustajab
yang manfaatnya luar biasa besar bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat
maupun bagi orang-orang yang terkasih yang telah berpulang ke rahmatulllah,
terdapat dalam ḥadīs "Barangsiapa yang membacanya sebelum berpergian, maka
siang itu termasuk orang-orang yang dijaga dan diberi rezeki, jika wafat diluaskan
kuburannya hingga seluas pandangannya, diamankan dari impitan kubur, saat dia
keluar dari kuburnya, malaikat mengiringinya, dan dia bersama para nabi berhenti
di hadapan Allah tanpa rasa khawatir, tidak merasa sedih dan tidak pula gelisah”.
Rasul bersabda, apa yang kalian sedekahkan untuk orang mati, niscaya, dan orang
yang menyinari tujuh langit. kemudian roh diatas pusara sambil berkata, Salam
sejahtera atas kalian wahai para penghuni kubur, keluarga anda telah mengirim
hadiah untuk kalian. "Lalu lintas itu masuk ke dalam kubur si mayit"49. Karya
Muhammad Abū yang berjudul Faḍīlah surah Yāsīn dan Tahlil, Khasiat Lengkap
Tiap Ayat QS. Yāsīn, Tata Cara, Manfaat dan Khasiatnya, berasumsi dari membaca
surah yasin dan tahlil adalah dua amalan mustajab yang manfaatnya luar biasa besar
bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat maupun bagi orang-orang terkasih yang
telah berpulang ke rahmatullah.
Buku Zikir al-Fātiḥah, Menyembuhkan segala macam penyakit dan
Mengabulkan semua hajat sebagaimana diamalkan dan diajarkan oleh Nabi
Muhammad, oleh Muhammad Alcaff mengatakan bahwa mukjizat surah al-Fātiḥah
telah terbukti kemampuannya dalam menyembuhkan penyakit sahabat-sahabat mulia

46
Diriwayatkan dari Umar bin Khatab, bahwa Nabi bersabda Sesungguhnya Allah akan
mengangkat kaum-kaum dengan kitab ini (al-Qur’ān ) dan dengannya pada pula Allah merendahkan
kaum yang lain. (Imam Muslim, 1988: I:360: Nomor 817).
47
Diriwayatkan dari Anas bin Malik "Berapa banyak orang yang membaca al-Qur’ān
sedangkan al-Qur’ān mengutuknya. karena tidak mengamalkannya”.
48
Abū Muhammad al-Darimi dengan isnad Abū Said al-Khudri ra, dinyatakan bahwa
"Barangsiapa yang membaca surah al-Kahfi pada malam jum'at, ia disinari oleh cahaya dari bawah
kakinya sampai ke atasa langit yang akan meneranginyakelak pada hari kiamat, serta dosa-dosanya
diantara dua jumat akan diampuni.
49
Abū Muhammad, Faḍīlah Surah Yāsīn dan Tahlil, Khasiat Lengkap Tiap Ayat QS. Yāsīn,
Tata Cara, Manfaat dan Khasiatnya (Jakarta: Zahra, 2008).
41

Rasulullah, karena surah al-Fātiḥah adalah raja segala obat dan kunci menuju gerbang
kesuksesan, kemakmuran dan kebahagiaan. Karya ini juga mengungkapkan
kedasyatan surah al-Fātiḥah, pembaca dituntun secara mudah dan praktis untuk
menyelesaikan problem hidup dengan bertawasul melalui kedudukan surah al-Fātiḥah
sehingga dengan mengamalkan buku ini, penyakit akan sembuh, hajat akan terpenuhi,
kesulitan hidup akan teratasi, segala macam musibah akan menjauhi diri seseorang
serta mendapat keberkahan dan kedamaian. Karya Muhammad Alcaff, Zikir al-
Fātiḥah Menyembuhkan segala macam penyakit dan Mengabulkan semua hajat
sebagaimana diamalkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad, ini berangkat dari
asumsi pengarang bahwa mukjizat surah al-Fātiḥah telah terbukti kemampuannya
dalam menyembuhkan penyakit sahabat-sahabat mulia Rasulullah, karena surah al-
Fātiḥah adalah raja segala obat dan kunci menuju gerbang kesuksesan, kemakmuran
dan kebahagiaan. Karya ini juga mengungkapkan kedasyatan QS. al-Fātiḥah,
pembaca dituntun secara mudah dan praktis untuk menyelesaikan problem hidup
dengan bertawasul melalui kedudukan surah al-Fātiḥah, sehingga dengan
mengamalkan buku ini, penyakit akan sembuh, hajat akan terpenuhi, kesulitan hidup
akan teratasi, segala macam musibah akan menjauhi diri seseorang serta mendapat
keberkahan dan kedamaian50.
A. Deskripsi Karya-karya faḍīlah al-Qur’ān berdasarkan Satu Ayat
1. Literatur yang Dianalisis dalam bab ini
a) Ilahy Fadh, Faḍīlah dan tafsīr ayat kursi, Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 1996.
b) Muḥammad al-Syarqawi Aḥmad, Ayat Kursi, Makna dan Khasiat, Pustaka
Azam, Jakarta, 2007.
c) Al-Suyuṭi Jalāl al-Dīn, Dahsyatnya Ayat Kursi, PT. Serambi Ilmu Semesta,
Jakarta, 2007.
2. Ikhtisar Literatur
a. Pengarang dan Pembaca
Ikhtisar literatur berdasarkan satu surah ada tiga yaitu sebagai berikut:
50
Alcaff Muhammad, Zikir al-Fātiḥah, Menyembuhkan segala macam penyakit dan
Mengabulkan semua hajat sebagaimana diamalkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW
(Jakarta: Zahra Pustaka, 2010).
42

Tabel 3.7 Pengarang dan Pembaca


Pengarang Pembaca Jumlah
buku/karya
Status Nama pengarang Kaum Pelajar
pengarang Muslim
Guru Fadh Ilahy Kaum 1
Muslim
Ulama Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi Kaum 2
Muslim
Ulama Ahmad Muḥammad al- Kaum
Syarqawi Muslim
Jumlah 3
pembaca
Sumber: kata pengantar karya yang di kutip

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa 3 pengarang dan pembacanya atau


100% karya Faḍīlah al-Qur’ān yang telah diteliti berdasarkan Ayat kursi 1 pengarang
menyatakan dirinya guru, 2 pengarang menyatakan dirinya ulama. Dan dari sisi
pembaca 3 pembaca menyatakan untuk kaum muslim.

b. Sumber-sumber Yang Digunakan Dalam Literatur


Sumber-sumber bacaan yang dikutip oleh para penulis kelompok ini juga
menunjukan adanya penghargaan yang tinggi terhadap karya-karya berbahasa Arab,
karena kebanyakan dari kutipan-kutipan berasal dari buku-buku berbahasa tersebut.
Diantara sumber-sumber lain ada pula kutipan-kutipan dari buku berbahasa
Indonesia. dan terdapat beberapa kesamaan dalam menggunakan sumber-sumber
yang berbahasa Arab.
Tabel 3.8. Ringkasan Statistik Tentang Sumber-sumber
Bahasa Jumlah Jumlah karya yang
pengarang dikutip
Arab 183 - -
Indonesia - - -
Jumlah 183 156 167
Sumber: Referensi-referensi yang terdapat dalam bibliografi, catatan kaki, dan
teks dari karya-karya yang dibahas
Tabel 3.9. Sumber-sumber yang Umum Digunakan

Pengarang Judul buku Bahasa


Departemen Agama Al-Qur’ān dan terjemahan Indonesia
43

Muhammad shalih Tafsir Ayat kursi Arab


Imam al-Alusi Tafsir Al-Alusi Arab
Imam ath- Thobari Tafsir ath-Thobari Arab

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa sumber-sumber yang umum


digunakan terbagi menjadi dua, sumber rujukan berbahasa arab diantaranya adalah
Tafsir Ayat kursi karya Syaikh Muhammad shalih, Tafsir Al-Alusi karya Imam al-
Alusi, Tafsir ath-Thobari karya Imam ath-Thobari. Kemudian sumber rujukan
berbahasa Indonesia yaitu al-Qur’ān & terjemahan karya Departemen Agama.
c. Ringkasan
Buku Faḍīlah dan tafsīr ayat kursi oleh Karya Fadh Ilahy51 mengemukakan
bahwa ayat kursi termasuk ayat yang paling besar dan afdhal itu sebabnya kita harus
memperhatikan baik itu membaca menelaah menyimak mengimani mengamalkan
maupun menyampaikannya. Ayat kursi adalah ayat yang paling agung di dalam al-
Qur’ān, di dalam ayat kursi terdapat Asma Allah yang agung, setan menghindari
orang yang membaca ayat kursi, orang yang membaca ayat kursi setelah shalat wajib
berada dalam lindungan Allah hingga shalat berikutnya lagi dan tidak ada jarak yang
memisahkan antara orang yang membaca ayat kursi setelah sholat wajib dan surga
kecuali kematian dan bab kedua Tafsir Ayat Kursi yang menjadi sepuluh topik
bahasan52. Karya ini berasumsi dari ayat kursi yang mempunyai kedudukan agung
dan tempat yang tinggi, karena ia mengandung dzikir yang mulia dan pengetahuan
yang utama, berupa pengesaan Allah, keagungan, sifat-sifatnya, tidak ada dzikir dan
pengetahuan yang lebih besar dari pada dzikir dan pengetahuan tentang Allah.

Buku Ayat Kursi, Makna dan Khasiat oleh Ahmad Muḥammad al-Syarqawi
mengatakan bahwa betapa pentingnya makna ayat kursi, ayat kursi termasuk ayat
yang paling mulia, dan karena mencakup masalah-masalah prinsip agama, selain
mendapat pahala besar juga di simpulkan bahwa setiap muslim perlu memahami

51
Fadh Ilahy adalah seorang ulama dan peneliti senior yang dikenal luas oleh dunia Islam.
Fadh Ilahy, Muhammad SAW Sang Guru Yang Hebat, Sirah Nabi sebagai guru berdasarkan al-
Qur’ān dan hadits shohih Penerbit Pustaka Elba.
52
Ilahy Fadh, Faḍīlah dan tafsīr ayat kursi (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1996).
44

makna ayat ini, serta mengetahui keutamaan dan faedahnya. Ia juga mengungkapkan
bahwa seseorang dengan membaca ayat kursi bertambahlah keimanan, ketaatan,
keyakinan, keteguhan, hidayah, pengetahuan, ketinggian, dan kemuliaan kepada
tangan-tangan penerima, jalan-jalan penerima, derajat taqarub, serta kedudukan cinta
dan kasih. Setiap kali ia membaca ayat kursi dan berkeliling di seluruh penjurunya
serta di cakrawalanya, semakin bertambah penjagaan dan perlindungan dari iblis
terlaknat dan bala tentaranya dari golongan setan 53. Ia memulai karyanya karena
beranjak dari pentingnya makna ayat kursi, Ayat Kursi termasuk ayat yang paling
mulia dan karena mencakup masalah-masalah prinsip agama, selain mendapat pahala
besar juga di simpulkan bahwa setiap muslim perlu memahami makna ayat ini, serta
mengetahui keutamaan dan faedahnya, 54 karya ini adalah karya terkemuka imam Jalāl
al-Dīn al-Suyuṭi55 beranjak dari menjawab persoalan rasa penasaran tentang
keutamaan dan pahala dari ayat kursi.
Buku Al-Suyuṭi Jalāl al-Dīn, Dahsyatnya Ayat Kursi, menjelaskan bahwa ayat
kursi disebut juga dengan penghulu ayat ayat al-Qur’ān dan yang terbesar di
dalamnya. Ayat kursi turun pada malam hari, lalu Rasulullah saw, memanggil Zaid
untuk menulisnya. Ayat kursi mengandung sepuluh kalimat yang berdiri sendiri dan
mengandung pengakuan akan keesaan Allah dan sifat-sifatnya yang tinggi. Dalam
ayat kursi disebutkan bahwa Allah mahatinggi, ia merupakan puncak masalah
ketuhanan dimana cahaya-cahaya sifat yang tinggi terbit pada permukaannya. Dan
didalamnya telah terhimpun dasar-dasar sifat uluhiyah, wahdaniyah, al-hayah, al-
ilmu, al-mulku, al-Qudratu al-iradatu dan mencakup delapan belas tempat yang di
dalamnya disebutkan nama Allah, yang tampak pada sebagiannya dan tertutup pada
sebagian yang lain. Ayat kursi adalah ayat yang mengandung kaidah-kaidah

53
Muḥammad al-Syarqawi Aḥmad, Ayat Kursi, Makna dan Khasiat (Jakarta: Pustaka Azam,
2007).
54
Ahmad Muḥammad al-Syarqawi, Ayat Kursi, Makna dan Khasiat (Jakarta: Pustaka Azam,
2007).
55
Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi ialah seorang yang menempati kedudukan di antara deretan orang-
orang besar dari para ahli tafsir, ahli hadits, ahli bahasa, fikih dan ushul fikih. Nama lengkapnya adalah
Abu Bakar bin Muhammad bin Sbiq al-Dīn bin al-Fakhri Utsman bin Nadhir al-Dīn al-Humam al-
Khudairi al-Suyuṭi. Kelahirannya di daerah Suyuṭh, setelah magrib malam Ahad pada hilal bulan Rajab
tahun 849 H. Ia wafat pada hari kami 19 Jumadi al-Ula tahun 911 H. Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi, Asbab
Wurud al-Hadits (Jakarta: Tim Pustakan As-Sunnah, 2009).
45

gambaran keimanan, menyebutkan dan menegaskan arti keesaan yang merupakan


sifat-sifat Allah secara mendetail. Ia penjelas sifat-sifat Allah yang sempurna di
dalam hati manusia, maka Islam datang untuk menjelaskannya dimana setiap sifat
menjadi prinsip yang di atasnya berdiri gambaran Islam yang murni56.
A. Deskripsi Karya-karya faḍīlah al-Qur’ān berdasarkan Ulūm al-Qur’ān
1. Literatur yang Dianalisis dalam bab ini
a) Bin Abdurrahman Ar-Rumi Fahd, Ulūm al-Qur’ān, Studi Kompleksitas al-
Qur’ān, Titian Ilahi Press, Yogyakarta, 1996.
b) Asyūr Qasīm, 1001 Tanya Jawab Tentang al-Qur’ān, Pustaka al-Kautsar,
Jakarta, 2000.
c) Ibn Alawī al-Malikī Muḥammad, Samudra Ilmu-ilmu al-Qur’ān,
Ringkasan Kitab al-Itqan Fī Ulūm Al-Qur’ān Karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi,
Penerbit Arasy PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2003.
d) Zaenal Mutaqin Deden, Mengakrabi Al-Qur’ān, Gema Insani, Depok,
2007.
e) Muḥammad Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’ān, Pustaka Azam, Jakarta,
2012.
f) Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawāwī Abū, At-Tibyān, Adab Penghafal Al-
Qur’ān, Maktabah Ibnu Abbas, Solo, 2016.
2. Ikhtisar Literatur
a. Pengarang dan pembaca
Ikhtisar literatur berdasarkan ulum al-Qur’ān ada 7 namun tiga pengarang
tidak ditemukan biografinya 57.
Tabel 3.10 Pengarang dan Pembaca
Pengarang Pembaca Jumlah
buku/karya
Status Nama Kaum Pelajar
pengarang pengarang Muslim
Ulama Ibn Alawī al- Kaum 3

56
Al-Suyuṭi Jalāl al-Dīn, Dahsyatnya Ayat Kursi (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007).
57
Tidak ditemukan adanya publikasi tentang biografi Ali Aziz Muhamad, Qasīm Asyūr,
Deden Zaenal Mutaqin.
46

Malikī Muslim
Muḥammad
Ulama al-Nawāwī Kaum
Muslim
Ulama Fahd Ar-Rumi Kaum
Muslim
Jumlah 3
pembaca
Sumber: kata pengantar karya yang di kutip

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa 3 pengarang dan pembacanya atau


100% karya Faḍīlah al-Qur’ān yang telah diteliti berdasarkan ulum al-Qur’an, 3
pengarang menyatakan dirinya ulama. Dan dari sisi pembaca 3 pembaca menyatakan
untuk kaum muslim.

b. Sumber-sumber Yang Digunakan Dalam Literatur


Sumber-sumber bacaan yang dikutip oleh para penulis kelompok ini juga
menunjukan adanya penghargaan yang tinggi terhadap karya-karya berbahasa Arab,
karena kebanyakan dari kutipan-kutipan berasal dari buku-buku berbahasa tersebut.
Diantara sumber-sumber lain ada pula kutipan-kutipan dari buku berbahasa
Indonesia. dan terdapat beberapa kesamaan dalam menggunakan sumber-sumber
yang berbahasa Arab.
Tabel 3.11. Ringkasan Statistik Tentang Sumber-sumber
Bahasa Jumlah Jumlah karya yang
pengarang dikutip
Arab 156 - -
Indonesia - - -
Jumlah 156 138 156
Sumber: Referensi-referensi yang terdapat dalam bibliografi, catatan kaki, dan
teks dari karya-karya yang dibahas.
Tabel 3.12. Sumber-sumber yang Umum Digunakan

Pengarang Judul buku Bahasa


Imam Al-Bukhari Shahih Bukhari Arab
Imam Muslim Sunan Muslim Arab
Imam an-Nasa’i Sunan Al- Kubra Arab
Imam At-Tirmidzi Sunan At-Tirmidzi Arab
Departemen Agama Al-Qur’ān dan terjemahan Indonesia
47

Ibnu hajar al- Fathul barri Arab


Asyqolani
Ibnu Katsir Tafsir Ibnu Katsir Arab
Sumber-sumber yang umum digunakan dalam literatur secara keseluruhan karya
Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa sumber-sumber yang umum
digunakan terbagi menjadi dua, sumber rujukan berbahasa arab di antaranya adalah
Shahih Bukhari karya Imam al-Bukhari, Sunan Muslim karya Imam Muslim, Sunan
al-Kubra karya Imam an-Nasa’i, Sunan at-Tirmidzi karya Imam At-Tirmidzi. Tafsir
Ibn Katsir karya Ibn Katsir, Fathu al-Barri karya Ibnu Hajar al-Asyqolani, Kemudian
sumber rujukan berbahasa Indonesia yaitu al-Qur’ān & terjemahan karya Departemen
Agama.

c. Ringkasan
Buku Ulūm al-Qur’ān, Studi Kompleksitas al-Qur’ān, Fahd Bin Abdurrahman
Ar-Rumi58 menjelaskan bahwa tidak diragukan lagi bahwa keutamaan al-Qur’ān
sangat banyak, karena al-Qur’ān merupakan kitab yang dijadikan Allah untuk
membebaskan umat ini dari kebodohan dan kesesatan. Ia juga mengungkapkan bahwa
karakteristik yang dimiliki al-Qur’ān sangat banyak, baik yang berkaitan dengan
keutamaan, kelebihan dan kedudukannya. Penjabaran dari karakteristik tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut. Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi mengatakan
sudah jelas bahwa keutamaan yang dimiliki al-Qur’ān bisa memberikan kemudahan
kepada orang mempelajarinya sehingga mengerti dasar ilmu syariah. Al-Qur’ān ialah
tiang agama sumber hikmah, tanda-tanda risah serta sebagai cahaya mata menuju ke
jalan Allah. Keutamaan al-Qur’ān bukan sembarang keutamaan yang tidak bernilai,
dan tidak ada posisi kitab yang lebih tinggi dari al-Qur’ān. Sebagaimana disebutkan
al-Qur’ān dan ḥadis yaitu diantara keistimewaan yang dimiliki al-Qur’ān adalah ia
bisa membri syafaat bagi pembacanya 59, sebagai penyembuh firman Allah QS al-Isra:

58
Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi adalah guru besar pada studi al-Qur’ān dan Fakultas
pengajaran. Riyadh, Saudi Arabia. Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulūm al-Qur’ān, Studi
Kompleksitas al-Qur’ān (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996).
59
"Diriwayatkan dari Abū Umamah al-Bahili, bahwa Rasul bersabda: "Bacalah al-Qur’ān , ia
akan datang pada hari kiamat sebagaimana pemberi syafaat kepada ashhabnya” (Muslim, 1,
1400:553).
48

8260, QS. Fushshilat61, QS.Yunus:5762. Karya ini adalah terjemahan dari kitab
Dirasat Fi Ulūm al-Qur’ān, di terjemahkan oleh Amirul Hasan dan Muhammad
Halabi. Karya ini muncul berawal dari keindahan latar belakang turunnya al-Qur’ān,
baik yang di Mekkah maupun di Madinah, sebab-sebab turunnya al-Qur’ān dari awal
hingga berakhirnya, upaya pengumpulan dan lain sebagainya merupakan hal yang
sangat menarik untuk dipelajari dan dikembangkan menjadi suatu yang selalu aktual
dan sagat luas kandungan ilmiahnya. Dari hal-hal ini lah muncul pembahasan tentang
ilmu-ilmu al-Qur’ān secara luas, pengarang berfikir untuk menuliskan sesuatu yang
berkaitan dengan pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’ān, agar bisa diikuti atau dicerna
dengan mudah, karya ini di alih bahasakan kedalam bahasa indonesia demi
mempermudah para pencinta ilmu untuk memperoleh keberhasilan dalam memahami
al-Qur’ān.
Buku 1001 Tanya Jawab Tentang al-Qur’ān Qasīm Asyūr63 menjelaskan
makna dan kandungan al-Qur’an disajikan dalam bentuk Tanya jawab agar mudah
dipahami. Qasīm Asyūr memaparkan ḥadis tentang keutamaan al-Qur’ān diantaranya
yaitu dua ayat memberikan kecukupan bagi seorang Muslim64, QS. yang nilainya
sama dengan satu pertiga al-Qur’ān65, QS. yang paling menyentuh bagi Allah66, satu
ayat yang mengantarkan ke surga yaitu ayat kursi67, QS. yang membuat setan lari

60
QS al-Isra: 82yang artinya “Dan kami turunkan dalam al-Qur’ān ayat-ayat yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
61
QS. Fushshilat yang artinya "Katakanlah al-Qur’ān itu petunjuk dan penawar”.
62
QS.Yunus:57 yang artinya "Hai manusi, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dada”.
63
Qasīm Asyūr, 1001 Tanya Jawab Tentang al-Qur’ān (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000).
64
Diriwayatkan dari Nu'man bin Basyir, Rasulullah bersabda Sesungguhnya Allah telah
menulis sebuah kitab dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Kitab itu berada di
Arsy dan darinya Dia telah menurunkan dua ayat, yang dengan keduanya Dia menutup surah al-
Baqarah. Tidaklah kedua ayat tersebut dibaca di dalam suatu rumah selama tiga malam, melainkan
rumah tersebut tidak di dekati oleh setan. Rasul bersabda Dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah,
barangsiapa membacanya pada malam hari, maka keduanya akan memberikan kecukupan baginya.
65
Rasul bersabda "Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu membaca sepertiga
al-Qur’ān pada setiap malam? Sesungguhnya barangsiapa membaca, Qul huwaallahu ahad,
Allahush shomad) pada suatu malam berarti ia telah membaca pada malamnya itu sepertiga al-
Qur’ān ".
66
Diriwayatkan Uqbah bin Amir, Rasul bersabda "Engkau tidak akan membaca suatu pun
yang lebih menyentuh bagi Allah melebihi surah Qul a'udzubirabbil falaq".
67
Nabi bersabda Barangsiapa yang membaca ayat kursi pada setiap selesai shalat, maka
tidak ada penghalang antara dirinya dengan masuk surga selain kematian.
49

yaitu QS. al- baqarah68, berlindung dari dajjal adalah QS. al-Kahfi69, penyembuh
segala macam penyakit QS. al-Fātiḥah70. Asyūr Qasīm, 1001 Tanya Jawab Tentang
al-Qur’ān, Karya ini adalah terjemahan dari kitab Qabasatun Min al-Qur’ān al-
Majid (Fi 1000 Su'al wa Jawab). Penerjemah M. Abdul Ghoffar E.M. karya ini
muncul dalam rangka membantu agar setiap orang lebih mudah untuk memahami al-
Qur’ān, semakin jauhnya masa kita dari masa kenabian, maka semakin dibutuhkan
pula pembahasan al-Qur’ān yang lebih rinci dan lebih jelas, baik orang arab maupun
bangsa-bangsa lain di luar arab memiliki kepentingan yang sama terhadap al-Qur’ān
yaitu mengambil hidayah dan keutamaannya dengan cara membacanya dan
memahaminya, namun tidak bisa memahaminya kecuali jika al-Qur’ān di jelaskan
secara rinci dan mendetail oleh para ulama yang terpercaya dan berkompeten dalam
bidangnya. Pembahasan karya ini cukup sederhana sehingga memudahkan pembaca
untuk memahami isinya, pembahasannya dikemas dalam bentuk tanya jawab.
Buku Samudra Ilmu-ilmu al-Qur’ān, Ringkasan Kitab al-Itqan Fī Ulūm Al-
Qur’ān Karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi Muhammad Ibn Alawī al-Malikī menjelaskan
tentang ḥadīs Nabi yaitu dari Ibn Mas'ud71, diriwayatkan dari Said al-Khudzri72.
Keutamaan al-Qur’ān adalah di atas segala perkataan seperti keutamaan Allah di atas
makhlukNya73. Ibn Alawī al-Malikī Muḥammad, Samudra Ilmu-ilmu al-Qur’ān,
Ringkasan Kitab al-Itqan Fī Ulūm Al-Qur’ān Karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi Karya ini
adalah terjemahan dari kitab Zubdah al-Itqan Fi Ulūm al-Qur’ān, penerjemah

68
Yaitu al-Baqarah berdasarkan ḥadīs yang diriwayatkan Imam Ahmad, Imam Muslim,
Imam Tirmidzi dan an-Nasa'i dari Suhail bin Abi Shalih dari ayahnya, dari Abū Hurairah, bahwa Rasul
bersabda "Janganlah menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. sesungguhnya rumah yanga ada
dibacakan surah al-Baqarah tidak akan dimasuki setan.
69
Rasul bersabda "Barangsiapa menghafal sepuluh ayat awal surah al-Kahfi, ia akan
dilindungi dari fitnah dajjal. (lihat buku Silsilatul al-Hadits ash- Shaghir wa Ziyadatuh, al-bani,
4873,4874).
70
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan ad-Darimi, ia menceritakan bahwa Rasulullah
pernah bersabda, "Dalam surah al-Fātiḥah terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit".
71
Rasul bersabda, Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’ān , maka ia akan
mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan suatu kebaikan (pahala) adalah sepuluh kebaikan.
72
Barangsiapa yang lupa terhadap zikir kepada-Ku karena sibuk dengan al-Qur’ān , maka dia
akan Ku berikan sesuatu yang paling utama dari sesuatu yang Aku berikan kepada orang yang
meminta.
73
Ibn Alawī al-Malikī Muḥammad, Samudra Ilmu-ilmu al-Qur’ān , Ringkasan Kitab al-Itqan
Fī Ulūm Al-Qur’ān Karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi (Bandung: Penerbit Arasy PT. Mizan Pustaka, 2003).
50

Tarmana Abdul Qosim. Karya ini memuat beberapa pembahasan tentang ilmu-ilmu
al-Qur’ān yang penyusun ringkas dari kitab al-Itqan fii Ulūm al-Qur’ān karya Jalāl
al-Dīn al-Suyuṭi74, tujuan meringkas karya ini untuk menyerderhanakan dan
memudahkan pemahaman kandungan buku karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi tersebut.
Karya ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi para pengkaji al-
Qur’ān, khususnya mereka yang sedang belajar bersama penulis di Makkah al-
Mukarramah.
Buku Mengakrabi Al-Qur’ān Deden Zaenal Mutaqin menjelaskan bahwa QS.
al-Fātiḥah itu menjelaskan seluruh kandungan al-Quran, jika diringkas kandungan al-
Qur’ān dapat dibagi tiga yaitu tauhid, akidah dan muamalah dan al-Fātiḥah mencakup
ketiga pokok tersebut, wajib dibaca dalam shalat, sebagai kifayah/ yang mencukupi75.
Aziz Muḥammad Ali76 menjelaskan bahwa Allah mengangkat kemuliaan
bangsa yang berpedoman dengan al-Qur’ān begitupun sebaliknya, dalam ḥadīs
Rasulullah yang di riwayatkan dari Umar bin Khatab77 dan penolong bagi
pembacanya78. Karya Deden Zaenal Mutaqin yang berjudul Mengakrabi Al-Qur’ān79,
berawal dari keinginan penulis untuk memudahkan masyarakat agar dapat memahami
dan mengerti tentang pemahamannya terhadap ajaran Islam dan yang lebih penting
mampu memotivasi diri untuk terus mengamalkan isi kandungan al-Qur’ān.
Buku At-Tibyān, Adab Penghafal Al-Qur’ān Abū Zakaria Yahya bin Syaraf
al-Nawāwī menjelaskan bahwa kita disunahkan membaca QS. al-Kahfi di malam

74
Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi termasuk salah seorang ulama besar yang muncul pada akhir masa
pertengahan yaitu tokoh abad keenam belas. Kemauannya sangat kuat, ilmunya sangat luas dan
peninggalannya sangat banyak. Mulai dari mengarang dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan ketiak
berumur tujuh belas, ketiak meninggal dunia pada usia enam puluh tahun, ia meninggalkan kurang
lebih tiga ratus buku dan tulisan-tulisan kecil.
75
Zaenal Mutaqin Deden, Mengakrabi Al-Qur’ān (Depok: Gema Insani, 2007).
76
Muḥammad Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’ān (Jakarta: Pustaka Azam, 2012).
77
Bahwa Nabi bersabda Sesungguhnya Allah akan mengangkat kaum-kaum dengan kitab ini
(al-Qur’ān) dan dengannya pada pula Allah merendahkan kaum yang lain. (Imam Muslim,
1988:I:360: Nomor 817).
78
"Diriwayatkann dari Abū Umamah al-Bahili, bahwa Rasul bersabda: "Bacalah al-Qur’ān ,
ia akan datang pada hari kiamat sebagaimana pemberi syafaat kepada ashhabnya (Muslim,
1,1400:553).
79
Deden Zaenal Mutaqin, Mengakrabi Al-Qur’ān (Depok: Gema Insani, 2007).
51

jumat sebagaimana yang diriwayatkan dari Abū Said al-Khudri ra 80, dari Uqbah bin
Amir81, dan diriwayatkan dari Ibn Abi Dawud82. Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawāwī
Abū, At-Tibyān, Adab Penghafal Al-Qur’ān83 Karya ini beranjak dari banyak tokoh
dan ulama terkemuka yang telah menulis kitab-kitab mengenai keutamaan membaca
al-Qur’ān, akan tetapi keinginan untuk menghafalnya bahkan untuk menelaahnya
telah melemah, sehingga bacaan itu tidak bermanfaat kecuali bagi segelintir orang
yang benar-benar mengerti. Pengarang melihat penduduk negeri Damaskus banyak
yang memperhatikan, mempelajari, mengajarinya bacaan al-Qur’ān baik secara
kelompokan maupun secara individual, mereka bersungguh-sungguh sepanjang
waktu. Tujuannya agar menambah semangat pada mereka yang mempelajarinya dan
mengajarkannya juga dalam melaksanakan bentuk ketaatan lain, dengan harapan
melihat wajah pemilik kemuliaan dan keagungan. itulah yang mendorong penulis
dalam adab-adab pengajaran al-Qurān, serta adab bagi orang yang menghafalkan dan
mempelajarinya dan juga permohonan maaf pengarang apabila terdapat kesalahan.
Muḥammad Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’ān Latar belakang pengarang
adalah Buku-buku tentang al-Qur’ān menurut penulis kebanyakan dalam bahasa
Arab, setidaknya terjemahan dari buku-buku berbahasa arab. Banyak istilah Arab
yang dibiarkan begitu saja, akibatnya pembaca tidak mengerti bahasa Arab
mengalami kesulitan, bahkan jenuh mempelajarinya. dalam buku ini istilah-istilah
Arab yang menyulitkan tersebut, diganti dengan istilah Indonesia, agar mudah
dipahami oleh pembaca dari berbagai kalangan. Buku ini menolong anda ketika
menghadapi pertanyaan tentang al-Qur’ān 84.

80
Abū Said al-Khudri ra, menyatakan bahwa "Barangsiapa yang membaca surah al-Kahfi
pada malam jum'at, ia disinari oleh cahaya, anatara dirinya dan ka'bah. Disunahkan membaca
Muawwidzatain setiap selesai shalat.
81
Rasul menyuruhku membaca Muawwidzatain setiap selesai shalat. (HR. Abū Daud,
Tirmidzi, Nasai, berkata ḥadīs hasan shahih) disunahkan membaca ayat kursi menjelang tidur. Abū
Said al-Badri bahwa Rasulullah bersabda "Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surah al-
Baqarah, pada suatu malam, pastilah mencukupinya (kafatahu) yaitu cukup untuk mengisi ibadah
malam/ ia akan terhindar dari bahaya pada malam itu
82
"Aku tidak melihat seseorang yang berakal masuk islam, dan seidak membaca waktu tidur
tidur tidak membaca ayat kursi.
83
Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawāwī Abū, At-Tibyān, Adab Penghafal Al-Qur’ān (Solo:
Maktabah Ibnu Abbas, 2016).
84
Muḥammad Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’ān (Jakarta: Pustaka Azam, 2012).
BAB IV
Karakter Pemilihan atau Klasifikasi Karya-karya Faḍīlah al-Qur’ān

Untuk dapat melihat klasifikasi 25 buku maka penulis membagi berdasarkan


fase di waktu mana penulisan karya-karya faḍīlah al-Qur’ān berkembang, maka pada
bab ini penulis akan menjelaskan tentang bagaimana perkembangan penerbitan karya
Faḍīlah al-Qur’ān dari tahun 1991 hingga 2016. Hal ini yang nantinya akan penulis
bicarakan terkait isi karya-karya Faḍīlah al-Qur’ān dan relasinya dengan tradisi umat
Islam yaitu membaca surah dan ayat terkait Faḍīlah al-Qur’ān. Pembahasan tersebut
dilakukan guna untuk melihat adanya keterkaitan atau hubungan tulisan-tulisan kajian
Faḍīlah al-Qur’ān dengan tradisi umat Islam saat ini yaitu membaca al-Qur’ān karena
di dalamnya terdapat keutamaan.
A. Berdasarkan Perkembangan Penerbit
Pada bagian ini, penulis membagi menjadi dua klasifikasi yaitu fase diwaktu
mana penulisan dikatagorikan sedikit menerbitkan karya-karya faḍīlah al-Qur’ān dan
kedua fase diwaktu mana penulisan dikatagorikan banyak menerbitkan karya-karya
faḍīlah al-Qur’ān.
1. Fase Diwaktu mana Penulisan Dikatagorikan Sedikit Menerbitkan Karya-
karya Faḍīlah al-Qur’ān
Pada bagian ini, penulis menemukan 13 karya, memberikan gambaran bahwa
karya Faḍīlah al-Qur’ān sedikit menerbitkan buku. Hal ini menunjukan bahwa
banyaknya sarjana yang ada, tidak bisa mendedikasikan ilmunya dalam sebuah karya.
Rentang waktu 25 tahun hanya menghasilkan 13 buku dan tidak setiap tahun
menerbitkan buku Faḍīlah al-Qur’ān. Dan fase dimana penulisan kosong atau tidak
ada penerbit yang menerbitkan karya Faḍīlah al-Qur’ān yaitu 12 tahun. Di tahun
1992, 1993, 1994, 1997, 1998, 1999, 2001, 2002, 2004, 2005, 2011, 2013, 2015.

Tabel 4.1
No Tahun Pengarang Judul Buku Status Jumlah
karangan karya
1 1991 A. Sunarto Faḍīlah dan Karangan 1 karya
Khasiat surah al- sendiri

52
53

An'am, al-Maidah
2 1995 M. Mansur Mukjizat Surah Karangan 2 karya
al-Fātiḥah sendiri
3 1995 Abū Yāsīn,Tahlīl, Karangan
Ḥuzaifah Khasiat Yāsīn, sendiri
4 2000 Qasīm Asyūr 1001 Tanya Terjemahan 1 karya
Jawab Tentang
al-Qur’ān
5 2003 M. Ibn Alawī Samudra Ilmu- Terjemahan 1 karya
ilmu al-Qur’ān
6 2006 Al- Himpunan Saduran 1 karya
Kandahlawī Faḍīlah Amal
7 2008 Athiq bin Keutamaan- Karangan 2 karya
Ghaits keutamaan al- sendiri
Qur’ān,
8 2008 Abū Faḍīlah Surah Karangan
Muhammad Yāsīn dan Tahlil, Tim
9 2010 M. Al-caff Zikir al-Fatihah, Karangan 2 karya
Tim
10 2010 Ibrahim Ali Hadis-hadis dan Terjemahan
Atsar Keutamaan
al-Qur’ān
11 2012 M. Ali Aziz Mengenal Tuntas Karangan 1 karya
al-Qur’ān sendiri
12 2014 Sami M. Faḍa’īl Amal Terjemahan 1 karya
13 2016 Imam al- At-Tibyān Saduran 1 karya
Nawāwī

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 25 buku yang telah diteliti
berdasarkan fase yang paling sedikit menerbitkan buku keutamaan al-Qur’an yaitu
28% menyatakan bahwa tahun 1991, 2000, 2003, 2006, 2012, 2014, dan 2016
menerbitkan satu karya, kemudian 24% menyatakan bahwa tahun 1995, 2008, 2010
menerbitkan 2 karya.

2. Fase Diwaktu mana Penulisan Dikatagorikan Banyak Menerbitkan


Karya-karya Faḍīlah al-Qur’ān
Pada bagian ini, penulis menemukan 12 karya berdasarkan fase yang paling
banyak menerbitkan buku Faḍīlah al-Qur’ān. Yaitu tahun 1996 sebanyak 3 karya,
2007 sebanyak 5 karya 1996 dan 2009 sebanyak masing-masing 4 karya dalam
54

setahun. Hal ini menunjukan bahwa pembahasan mengenai Faḍīlah al-Qur’ān sangat
dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia.
Tabel 4.2

No Tahun Pengarang Judul Buku Status Jumlah


karangan karya
1 1996 Hamamī Zadah Tafsir Yāsīn Karangan 3 karya
Sendiri
2 1996 Fadh Ilahy Faḍīlah dan tafsīr Terjemahan
ayat kursi
3 1996 Fahd Ar-Rumi Ulūm al-Qur’ān, Terjemahan
4 2007 Muḥammad al- Ayat Kursi, Terjemahan 5 karya
Syarqawi Makna & Khasiat
5 2007 Deden Zaenal Mengakrabi Al- Terjemahan
Mutaqin Qur’ān
6 2007 Jalāl al-Dīn al- Dahsyatnya Ayat Terjemahan
Suyuṭi Kursi
7 2007 Muḥammad Dahsyatnya surat Karangan
Albani al-Kahfi, sendiiri
8 2007 M.Naṣiruddin Ringkasan Ṣahīh Terjemahan
al-Bani Bukhārī
9 2009 Ibrahīm Eldeeb Be A Living al- Karangan 4 karya
Qur’ān sendiri
10 2009 Lajnah Keutamaan al- Karangan
Pentashihan Qur’ān dalam sendiri
Mushaf al- Kesaksian Ḥadīs
Qur'ān
11 2009 M.Syāfi'ī al- Mukjizat al- Terjemahan
Bantanī Fātiḥah
12 2009 Raghib as- Mukjizat Terjemahan
Sirjani Menghafal al-
Qur’ān

Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 25 buku yang telah diteliti
berdasarkan fase yang paling banyak menerbitkan buku keutamaan al-Qur’an yaitu
12% menyatakan bahwa tahun 1996 menerbitkan tiga karya, kemudian 20%
menyatakan bahwa tahun 2007 menerbitkan 5 karya dan 16% menyatakan bahwa
tahun 2009 menerbitkan 4 karya.
55

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari kedua fase ini yang paling dominan
adalah fase yang paling sedikit menerbitkan karya yang membahas tentang
keutamaan al-Qur’an yaitu satu tahun satu atau dua karya saja yakni 52% dan fase
yang paling banyak muncul penerbitan yaitu 48%.

B. Berdasarkan Isi Buku


1. Surah Yang Paling Banyak Digunakan Dalam Karya/Buku
Berdasarkan penemuan penulis bahwa surah yang paling banyak digunakan
dalam karya adalah surah al-Fātiḥah yaitu ada 12 buku, surah al-Kahfi yaitu 10 buku
kemudian surah Yasin yaitu 7 buku, surah al- ikhlas, surah Muawidzatain, surah al-
Mulk 7 buku dari 25 buku. Dan yang paling sedikit dibahas adalah surah al-Anam 4
buku, surah As-Sajdah, surah Ar-Rahman, dan surah Qaf 3 buku dari 25 buku.
Sedangkan berdasarkan Ayat, yang paling banyak digunakan dalam karya adalah
Ayat Kursi yaitu 9 karya dari 25 buku dan ayat 82 dari surah al-Isra’ yaitu 4 buku,
ayat 29-30 dari surah Fatir QS. Thaha ayat 124, QS. Ar-rad ayat 28, QS. Yunus ayat
57, QS. Fusilat ayat 44, QS. Al- Baqarah ayat 261, QS. Al-Anam ayat 160, QS. al-
Baqarah ayat 261, QS. Al-Maidah ayat 48, QS. Az-Zumar ayat 55, QS. Al-An’am
ayat 155, QS. Ali Imran ayat 113, selebihnya masing-masing dari surah tersebut
hanya 1 karya.
Tabel 4.3 QS. al-Fātiḥah
No Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
Surah Penjelasan
1 QS. Al- Muḥammad Khasiat dan 1995 Riwayat
Fātiḥah Mansur bin mukjizat Surah Abū Said
Maṣadi al-Fātiḥah al-Khudrī,
Ibnu Abbas,
Daruqutnī
dan Hakim
2 QS. Al- M. Syāfi'ī al- Mukjizat al- 2009 -
Fātiḥah Bantanī Fātiḥah
3 QS. Al- Muhammad Zikir al- 2010 Riwayat
Fātiḥah Alcaff Fatihah Jabir bin
Abdillah,
56

Saīd bin
Mansur dan
Alī bin Abī
Thalib.
4 QS. Al- Sami Fadail Amal, 2014 Riwayat Ibn
Fātiḥah Muhammad Kumpulan Abbas, Abū
hadis-hadis Hurairāh,
keutamaan Abū Said,
Annas bin
Malik
5 QS. Al- Lajnah Keutamaan al- 2009 Abū Said b.
Fātiḥah Pentashihan Qur’ān dalam Mulla,
Mushaf al- Kesaksian Annas b.
Qur'ān Ḥadīs Malik,
Ubay b.
Kaab,
Abdullah b.
Jabir, Abū
Hurairah,
Ibn Abbas.
6 QS. Al- Ibrahīm Be A Living 2009 Riwayat
Fātiḥah Eldeeb al-Qur’ān Abū
Umāmah,
Utsman,
Umar bin
Khattab,
Aisyah
7 QS. Al- Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Anas bin
Fātiḥah as-Sayyid Ali dan Atsar yang Malik
Isa menjelaskan
Keutamaan al-
Qur’an
8 QS. Al- Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat
Fātiḥah Ghaits al- keutamaan al- Abū Said
Balady Qur’ān bin Mulla,
Abū Said
bin Khudri,
Abū
Hurairah,
Ibnu Abbas,
Ubadah bin
Shamid,
Qutaibah
9 QS. Al- Deden Zaenal Mengakrabi 2007 Riwayat
57

Fātiḥah Mutaqin Al-Qur'ān Abū Said


al-Khudrī,
Abū
Hurairāh
10 QS. Al- Qasīm Asyūr 1001 Tanya 2000 Riwayat
Fātiḥah Jawab Tentang Abū Said
al-Qur’ān bin Mu’alla,
Ibn Abbas,
Said al-
Khudri, Ad-
Darimi, Ibn
Mas’ūd
11 QS. Al- Imam Abū At-Tibyan 2014 Usman bin
Fātiḥah Zakaria Affan,
Yahya bin Umar bin
Syaraf Khatab, Ibn
Mas’ūd,
Abū Said
al-Khudrī,
Ibn Abbas
12 QS. Al- Fahd bin Ulum al- 1996 Riwayat
Fātiḥah Abdurrahman Qur’ān Said bin al-
Ar-Rumi Mu’alla

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 12 buku yang telah diteliti dari
sisi surah al-Fātiḥah bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat
Saīd al-Khudrī yaitu menyatakan bahwa 24% atau 6 karya, kemudian riwayat Ibnu
Abbas menyatakan bahwa 24% atau 6 karya, Ibn Mas’ūd menyatakan bahwa 8% atau
2 karya, Abū Hurairāh menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Annas bin Malik
menyatakan bahwa 12% atau 3 karya, Umar bin Khatab menyatakan bahwa 8% atau
2 karya, Abū Said bin Mu’alla menyatakan bahwa 16% atau 4 karya, Utsman bin
Affan, Jabir bin Abdillah, Saīd bin Mansur, Ali bin Abī Thalib, Abū Umāmah dan
Āisyah, Ubadah bin Shamid, Ubay bin Kaab, Qutaibah masing-masing dari mereka
menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.

Tabel 4.4 QS. Al-Kahfi


No Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
Surah Penjelasan
58

1 Al-Kahfi M. Al-Banī Dasyatnya 2007 Riwayat


Surah Al-Kahfi Qatadah
2 Al-Kahfi Lajnah Keutamaan al- 2009 Riwayat Al-
Pentashihan Qur’ān dalam Barra, Abū
Mushaf al- Kesaksian Darda, Abū
Qur'ān Ḥadīs Sid al-
Khudri
3 Al-Kahfi Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Riwayat
as-Sayyid dan Atsar yang Said al-
Ali Isa menjelaskan Khudri,
Keutamaan al- Abū Darda,
Qur’ān Umāmah al-
Bahili,
Samurah
bin Jundub,
Abdullah
bin Umar
4 Al-Kahfi Ibrahīm Be A Living 2009 Riwayat
Eldeeb al-Qur’ān Abū
Umāmah,
Utsman,
Umar bin
Khattab,
Āisyah
5 Al-Kahfi Sami Fadail Amal, 2014 Riwayat
Muhammad Kumpulan Abū Darda,
hadis-hadis Said al-
keutamaan Khudri
6 Al-Kahfi Muḥammad Ringkasan 2007 Riwayat
Naṣiruddin Ṣahīh Bukhārī Said al-
al-Bani Khudri,
Usaid bin
Hudhair,
Al-Bara’
7 Al-Kahfi Raghib Abū Said
asSirjani al-Khudrī
8 Al-Kahfi Qasīm 1001 Tanya 2000 Riwayat
Asyūr Jawab Tentang Qatadah
al-Qur’ān
9 Al-Kahfi Ali Aziz Mengenal 2012 Abū
Tuntas al- Hurairāh
Qur’ān
10 Al-Kahfi Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat
Ghaits al- keutamaan al- Barra b.
59

Balady Qur’ān Azib, Usaid


b. Khudair,
Abū Darda,
Muadz b.
Annas

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 9 buku yang telah diteliti dari sisi
surah al-Kahfi bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Said
al-Khudri yaitu menyatakan bahwa 20% atau 5 karya, kemudian riwayat Qatadah
menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Abū Umāmah menyatakan bahwa 8% atau 2
karya, Abū Darda menyatakan bahwa 16% atau 4 karya, Usaid bin Hudhair dan Al-
Bara’ menyatakan bahwa 8% atau 2 karya Umar bin Khatab, Utsman, Aisyah, Abū
Hurairāh, Muadz bin Annas masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau
1 karya.

Tabel 4.6 QS. Al- ikhlas, Muawidzatain


No Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
Surah Penjelasan
Al- ikhlas, Ibrahīm Be A Living 2009 Riwayat
1 Muawidza Eldeeb al-Qur’ān Abū
tain Umāmah
Utsman,
Umar bin
Khattab,
Aisyah
Al- ikhlas, Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Riwayat
2 Muawidza as-Sayyid dan Atsar Anas bin
tain Ali Isa Keutamaan Malik Ibn
al-Qur’ān Hibban
Al- ikhlas, Lajnah Keutamaan 2009 Riwayat
3 Muawidza Pentashihan al-Qur’ān Abū
tain Mushaf al- dalam Hurairah,
Qur'ān Kesaksian Abū Said
Ḥadīs al-Khudri,
Abū Darda,
Aisyah,
Uqbah b.
60

Amir
Al- ikhlas, Sami Faḍāil Amal 2014 Riwayat
4 Muawidza Muhammad Ibnu Abbas,
tain Muadz,
Ubay bin
Ka’ab,
Uqbah bin
Amir
5 Al- Qasīm 1001 Tanya 2000 RiwayatUq
ikhlas, Asyūr Jawab bah bin
Muawidza Tentang al- Amir,
tain Qur’ān Aisyah,
Anas bin
Malik
Al- ikhlas, Naṣiruddin Ringkasan 2007 Riwayat
6 Muawidza al-Bani Ṣahīh Aisyah
tain Bukhārī
Al- ikhlas, Deden Mengakrabi 2007 Uqbah bin
7 Muawidza Zaenal Al-Qur'ān Amir Ibn
tain Mutaqin Abis al-
Juhani,
Aisyah,
Abū
Hurairāh
8 Al- ikhlas, Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat
Muawidza Ghaits al- keutamaan Aisyah,
tain Balady al-Qur’ān Uqbah b.
Amir,
Muhammad
b.
Qudamah,
Abū Darda,
Abū
Hurairah,
Annas b.
Malik

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 8 buku yang telah diteliti dari sisi
surah Al- ikhlas dan Muawidzatain bahwa yang paling banyak digunakan dalam
karya yaitu riwayat Uqbah bin Amir yaitu menyatakan bahwa 24% atau 6 karya,
kemudian riwayat Aisyah menyatakan bahwa 24% atau 6 karya, Anas bin Malik, Abū
61

Hurairāh, Abū Darda menyatakan bahwa 12% atau 3 karya, Abū Said al-Khudri,
Umāmah Utsman, Umar bin Khattab, Ibn Hibban, Ibnu Abbas, Muadz, Ubay bin
Ka’ab, Ibn Abis al-Juhani, Muhammad bin Qudamah masing-masing dari mereka
menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.

Tabel 4.5 QS. Yasīn


No Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
Surah Penjelasan
1 Yasīn Hamimi Tafsir Yāsīn 1996 Riwayat
Zadah Atha bin
Rabbah
2 Yasīn Abū Yāsīn,Tahlīl, 1995 Riwayat
Ḥuzaifah Khasiat Yāsīn Anas bin
Malik dan
Jundub
3 Yasīn Abū Fadilah 2008 Riwayat
Muhammad Surah Yāsīn Imam Ja’far
dan Tahlil ash-Shiidiq,
Imam
Muhammad
al-Baqir
Imam al- At-Tibyān 2009 Riwayat
4 Yasīn Nawāwī Usman bin
Affan,
Umar bin
Khatab, Ibn
Mas’ud,
Abū Said
al-Khudrī,
Ibn Abbas
5 Yasīn Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Riwayat
dan Atsar Jundub,
yang Anas bin
menjelaskan Malik, Atho
Keutamaan bin Rabbah,
al-Qur’an Ibn Abbas,
Said al-
Khudri,
Uqbah bin
Amir.
6 Yasīn Lajnah Keutamaan 2009 Riwayat
Pentashihan al-Qur’ān Abū
Mushaf al- dalam Hurairah,
62

Qur'ān Kesaksian Ma’qil b.


Ḥadīs Yassar
7 Yasīn Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat
Ghaits al- keutamaan Annas, Abū
Balady al-Qur’ān Hurairah,
Atha b.
Rabbah,
Syahr b.
Hausyab

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 9 buku yang telah diteliti dari sisi
surah Yasīn bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Said al-
Khudrī yaitu menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, kemudian riwayat Anas bin Malik
menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Athā bin Rabbah menyatakan bahwa 12% atau 3
karya, Abū Hurairah menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Ja’far ash-Shīdiq, Umar
bin Khatab, Utsman, Ibnu Abbas, Ibn Mas’ud Uqbah bin Amir, Ma’qil b. Yassar,
Annas, Syahr b. Hausyab, masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1
karya.

Tabel 4.7 QS. Al-Mulk


No Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
Surah Penjelasan
1 Al-Mulk Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat Ibn
Ghaits keutamaan Abbas, Abū
al-Qur’ān Hurairah,
Amru, Ibn
Mas’ud
2 Al-Mulk Ibrahīm Be A Living 2009 Riwayat
Eldeeb al-Qur’ān Abū
Umāmah,
Utsman,
Umar bin
Khattab,
Aisyah.
3 Al-Mulk Lajnah Keutamaan 2009 Riwatat Ibn
Pentashihan al-Qur’ān Abbas, Abū
Mushaf al- dalam Hurairah,
Qur'ān Kesaksian Annas b.
Ḥadīs Malik
4 Al-Mulk Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Riwayat
63

as-Sayyid dan Atsar Abū


Ali Isa yang Hurairah,
menjelaskan Annas b.
Keutamaan Malik,
al-Qur’ān Abdullah b.
Mas’ud, Ibn
Abbas
5 Al-Mulk Sami Faḍaīl Amal, 2014 Ibn Mas’ud,
Muhammad Kumpulan Abū
hadis-hadis Hurairāh,
keutamaan Anas bin
Malik.
6 Al-Mulk Qasīm 1001 Tanya 2000 Riwayat
Asyūr Jawab Qatadah
Tentang al-
Qur’ān

Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 6 buku yang telah diteliti dari sisi
surah Al-Mulk bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Abū
Hurairāh menyatakan bahwa 16% atau 4 karya, Ibn Mas’ud, Ibn Abbas, Anas bin
Malik masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 12% atau 3 karya. Abū
Umāmah, Utsman, Umar bin Khattab, Aisyah, Ibn Mas’ud, Abū Hurairāh, Anas bin
Malik, Qatadah masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.

Tabel 4.8 QS. al- Anam


No Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
Surah Penjelasan
1 al- Anam Ahmad Faḍīlah, 1991 Abū
Sunarto Khasiat Hurairāh,
surah al- Anas bin
An'am dan Malik, Abi
al-Maidah Said al-
Khudri
2 al- Anam Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat
Ghaits keutamaan Umar b.
al-Qur’ān Khattab &
Kaab.
3 al- Anam Lajnah Keutamaan 2009 Riwayat
Pentashihan al-Qur’ān Jabir, Ibn
Mushaf al- dalam Umar,
64

Qur'ān Kesaksian Aisyah


Ḥadīs
4 al- Anam Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Anas bin
dan Atsar Malik
Keutamaan
al-Qur’an

Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 7 buku yang telah diteliti dari sisi
surah al- Anam bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat
Anas bin Malik, menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Umar bin Khattab menyatakan
bahwa 8% atau 2 karya, Abū Hurairāh, Abī Said al-Khudri, Aisyah masing-masing
dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.

Tabel 4.9 QS. as-Sajdah


Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
No Surah Penjelasan
1 as-sajdah Athiq bin Keutamaan- 2008 Ka’ab,
Ghaits al- keutamaan Jabir,
Balady al-Qur’ān Thawus,
Abū Ubaid,
Ibn Umar
2 as-sajdah Lajnah Keutamaan 2009 Riwayat
Pentashihan al-Qur’ān Abū
Mushaf al- dalam Hurairah,
Qur'ān Kesaksian Jabir
Ḥadīs
3 as-sajdah Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Al-
as-Sayyid Ali dan Atsar Musayyab
Isa yang b. Rafi’,
menjelaskan Khalid b.
Keutamaan Ma’dan,
al-Qur’ān Jabir b.
Abdullah,
Aisyah,
Abdullah b.
Umar,
Thawus,
Kaab, Abū
Hurairah,
Abdullah b.
Abbas
65

Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 3 buku yang telah diteliti dari sisi
surah as-sajdah bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Jabir
menyatakan bahwa 12% atau tiga karya, kemudian riwayat Ibn Umar dan Abū
Hurāirah menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, riwayat Thawus, Abū Ubaid, Al-
Musayyab bin Rafi’, Khalid bin Ma’dan, Aisyah, Thawus, Abdullah bin Abbas
masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.

Tabel 4.10 QS. Ar-Rahman


No Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
Surah Penjelasan
1 Ar- Athiq bin Keutamaan- 2008 Al-Bihaqi
Rahman Ghaits al- keutamaan
Balady al-Qur’ān
2 ar- Lajnah Keutamaan 2009 Riwayat
Rahman Pentashihan al-Qur’ān Asma binti
Mushaf al- dalam Abū Bakr,
Qur'ān Kesaksian Annas
Ḥadīs
3 ar- Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Jabir,
Rahman as-Sayyid Ali dan Atsar Abdullah
Isa yang bin Umar,
menjelaskan Anas bin
Keutamaan Malik
al-Qur’ān

Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 3 buku yang telah diteliti dari sisi
surah ar-Rahman bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Al-
Bihaqi, Asma binti Abū Bakr, Annas Jabir, Abdullah bin Umar, Anas bin Malik
masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.

Tabel 4.11 QS. Qaf


No Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
Surah Penjelasan
1 Qaf Lajnah Keutamaan 2009 Riwayat
Pentashihan al-Qur’ān, Ubaidillah
Mushaf al- Kesaksian bin
66

Qur'ān Ḥadīs Abdullah,


Ummu
Hisyam
2 Qaf Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Quthaibah
as-Sayyid Ali dan Atsar bin Malik,
Isa Keutamaan Jabir bin
al-Qur’an Samurah,
Ummu
Hisyam
binti
Haritsah bin
an-Nu’man,
Umar bin
Khattab,
Aisyah

Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 2 buku yang telah diteliti dari sisi
surah Qaf bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Ummu
Hisyam menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Riwayat Ubaidillah bin Abdullah,
Quthaibah bin Malik, Jabir bin Samurah, binti Haritsah bin an-Nu’man, Umar bin
Khattab, Aisyah masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.

Tabel 4.12 QS. Al-Maidah


No Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
Surah Penjelasan
1 al-Maidah Lajnah Keutamaan 2009 Aisyah,
Pentashihan al-Qur’ān Abū
Mushaf al- Kesaksian Abdurrahm
Qur'ān Ḥadīs an
2 al-Maidah Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Jubair bin
dan Atsar Nufa’ir,
Keutamaan Atiyyah bin
al-Qur’ān Qais,
Abdullah
bin Amr

Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 2 buku yang telah diteliti dari sisi
surah al-Maidah bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat
67

Aisyah, Abū Abdurrahman, Jubair bin Nufa’ir, Atiyyah bin Qais, Abdullah bin Amr,
masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.

2. Ayat Yang Paling Banyak Digunakan Dalam Buku


Ayat yang paling banyak digunakan dalam buku yaitu Ayat kursi ada 9 buku,
Al-Isra: 82 ada 4 buku, dan QS. Al-Anam: 160, QS. Al-Baqarah: 2, QS.Yunus: 57,
QS. Fusilat: 44, QS. Fatir 29-30, QS. Thaha: 124, QS. Ar-rad: 28, QS. Al-
Baqarah:261, QS. Asy-Syu’ara:193-194, QS. Al-Maidah: 48, QS. Az-Zumar: 55, QS.
Al-An’am: 155, QS. Ali Imran: 113, penulis menemukan hanya satu buku.

Tabel 4.13 Ayat Kursi


Nama Pengarang Judul Buku Tahun Argumen
No Surah & Penjelasan
Ayat
1 Ayat kursi Fadh Ilahy Faḍīlah dan 1996 Asma bin
tafsīr ayat Yazid,
kursi Umāmah,
Abū
Hurairāh,
Abū Ayub
al-Ansori,
Ubay bin
Ka’ab,
2 Ayat kursi Aḥmad Ayat Kursi, 2007 Riwayat
Muḥammad Makna dan Abū
al-Syarqawi Khasiat Umāmah,
3 Ayat kursi Jalāl al-Dīn Dahsyatnya 2007 Riwayat Ibn
al-Suyuṭi Ayat Kursi Masud, Ali
bin Abi
Thalib
4 Ayat kursi Sami Fadail Amal, 2014
Muhammad Kumpulan
hadis-hadis
keutamaan
5 Ayat kursi Lajnah Keutamaan 2009 Riwayat
Pentashihan al-Qur’ān Abū
Mushaf al- dalam Umāmah,
Qur'ān Kesaksian Abū
Ḥadīs Hurairah,
Ubay b.
68

Kaab
6 Ayat kursi Ibrahīm Be A Living 2009 Riwayat
Eldeeb al-Qur’ān Abū
Umāmah
Utsman,
Umar bin
Khattab,
Aisyah
7 Ayat kursi Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Riwayat
as-Sayyid dan Atsar Rabi’ah al-
Ali Isa yang Jasyri, Abū
menjelaskan Hurairah,Ib
Keutamaan n Mas’ud,
al-Qur’an
8 Ayat kursi Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat
Ghaits al- keutamaan Kaab, Abū
Balady al-Qur’ān Ayyub al-
Anshari,
Abdullah b.
Mas’ud,
Abū
Hurairah,
Abū
Umāmah
9 Ayat kursi Qasīm 1001 Tanya 2000 Nu’man
Asyūr Jawab Basyir, Ibn
Tentang al- Abbas, Abū
Qur’ān Hurairāh

Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 9 buku yang telah diteliti dari sisi
Ayat Kursi bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Abū
Umāmah menyatakan bahwa 12% atau tiga karya, kemudian riwayat Abū Hurairāh
menyatakan bahwa 8% atau 2 karya dan riwayat Asma bin Yazid, Abū Ayub al-
Ansori, Ubay bin Ka’ab, Ibn Masud, Ali bin Abi Thalib, Utsman, Umar bin Khattab,
Aisyah Nu’man Basyir, Ibn Abbas masing-masing dari mereka menyatakan nahwa
4% atau satu karya.

Tabel 4.14 Berdasarkan Ayat


No Nama Pengarang Judul Tahun Argumen
Surah Buku Penjelasan
1 Al-Isra: 82 Athiq bin Keutamaan- 2008 Al-Qur’an
69

Ghaits keutamaan adalah Obat1


al-Qur’ān
2 Al- Isra: 82 Zakariyya al- Himpunan 2006 Al-Qur’an
Kandahlawī Faḍīlah adalah Obat
Amal atau penawar
hati2
Al-Anam: - - - Mengerjakan
3 160 satu amal
kebaikan,
dilipat
gandakan 10
kali lipat
pahala.
4 Al-Baqarah: Fahd Ar- Ulūm al- 1996 Al-Qur’an
2 Rumi Qur’ān sebagai
petunjuk3
5 Yunus: 57 - - - Al-Qur’an
adalah Obat
atau penawar
hati
6 Fusilat: 44 - - - Penyembuh
penyakit hati4
7 Al-Isra : 9 - - - Al-Qur’an
sebagai
petunjuk dan
penawar5
8 Al- Isra: 82 - - -
9 Thaha - - -
10 Al- Isra: 82 Fahd Ar- Ulūm al- 1996 Fahd Ar-
Rumi, Ulūm Qur’ān Rumi, Ulūm
al-Qur’ān al-Qur’ān,
1996. h.75.
11 Al-An’am - - - Ad-Darimi
ayat 155 meriwayatka
n dari Ali bin
Abi Thalib
12 QS. Ali M. Ibn Alawī Samudra 2003 Riwayat Ibn
Imran al-Malikī Ilmu-ilmu Umar,Ibn

1
Athiq bin Ghaits al-Balady, Keutamaan-keutamaan al-Qur’an Menurut Hadis-hadis
Rasulullah (Semarang: CV. Toha Putra, 1993) h. 21-22.
2
Zakariyya al-Kandahlawī, Himpunan Faḍīlah Amal, h. 329.
3
Fahd Ar-Rumi, Ulūm al-Qur’ān, 1996. h.74.
4
Zakariyya al-Kandahlawī, Himpunan Faḍīlah Amal, h. 329.
5
Fahd Ar-Rumi, Ulūm al-Qur’ān, 1996. h.75.
70

ayat 113 al-Qur'an Mas’ud, Abū


Said,
Umāmah,
Aisyah,
Nu’man bin
Basyir

13 Al- Isra: 26 Zakariyya al- Himpunan 2006 Riwayat


Kandahlawī Faḍīlah Umar
Amal menjelaskan
Allah
mengangkat
beberapa
kaum
lainnya,
14 Fatir 29-30 Fahd Ar- Ulūm al- 1996
Rumi Qur’ān
Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 5 buku yang telah diteliti dari sisi satu
ayat bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Ali bin Abi
Thalib menyatakan bahwa 8% atau dua karya, kemudian riwayat Ad-Darimi, Ibn
Umar, Ibn Mas’ud, Abū Said, Umāmah, Aisyah, Nu’man bin Basyir masingmasing
dari mereka menyatakan bahwa 4% atau satu karya.

C. Surah Yang Keutamaan Al-Qur’ān Terbanyak Dan Relasinya Dengan


Tradisi Umat Islam Atas Pembacaan Surah Tersebut.

Berdasarkan hasil dari penelitian penulis, menunjukan bahwa terdapat surah


dan ayat yang terbanyak menjelaskan terkait keutamaan al-Qur’ān. Berdasarkan surah
Pertama, QS. Al-Fātiḥah yaitu 12 buku. Kedua, QS. al-Kahfi yaitu 10 buku. Ketiga,
QS. al-Ikhlas serta Muawidzatain 8 buku. Keempat, QS.Yasīn 7 buku. Kelima, QS.
al-Mulk yaitu 6 buku. Surah yang sedikit menjelaskan terkait keutamaan al-Qur’an
pertama QS. al-Anam 4 buku, QS. as-sajdah dan QS. ar-rahman 3buku, QS. Qaf dan
QS. Maidah yaitu 2 buku. Selanjutnya, berdasarkan ayat terbanyak adalah pertama,
Ayat kursi 9 buku. Kedua, ayat 82 QS. al-Isra 4 buku. Berdasarkan ayat yang sedikit
adalah 29-30 QS. Fatir, ayat 155 QS. al-Anam, ayat 57 QS. Yunus, ayat 44 QS.
Fusilat, ayat 261 QS. al-Baqarah, ayat 261 QS. al-Baqarah, QS. Al-Maidah ayat 48,
QS. Az-Zumar ayat 55, ayat 160 QS. ayat 113 QS. Ali Imran.
71

Senada dengan hal di atas bahwa Orang yang melakukan penelitian atas
bagaimana seseorang berinteraksi dengan al-Qur’ān karena di dalam al-Qur’ān
terdapat keutamaannya sudah banyak dilakukan di antaranya adalah Isnawati, 6
Damsiki,7 Ibrahim Eldeeb,8 Musfaturrahman9, Isnani Sholeha.10 Mereka mengatakan
bahwa ada sejumlah orang yang ia membaca al-Qur’ān karena ada Faḍīlah atau
keutamaannya.
Hemat penulis, bahwa karya-karya Faḍīlah al-Qur’ān yang menjelaskan
tentang surah yang keutamaan al-Qur’ān dengan tradisi umat Islam membaca al-
Qur’an karena terdapat keutamaannya, ini memberi pengaruh positif pada umat

6
Isnawati mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa QS. al-Fātiḥah, QS. al-Kahfi, QS.
Maryam, QS. Luqmān, QS. Yāsīn, QS. Ar-Raḥmān, QS. al-Ikḥlās, QS. al-Falaq, QS. an-Nās, surah
tersebut yang digunakan ibu hamil dengan berbagai khasiat tersendiri. Isnawati, Studi Living Qur’an
amalan ibu hamil di kec. Beruntung, baru kabupaten banjar. Skripsi.
7
Dikatakan oleh Damsiki, dalam penelitiannya di Pondok Pesantren MISS Hadiru al-Ulūm
tulisannya bahwa membaca surah-surah yang ada dalam al-Qur’ān dengan bertujuan untuk
mendatangkan kemanfaatan bagi dirinya, selain sebagai ibadah mereka juga ada maksud untuk
mendapat khasiat dari surah yang dibacanya. Damsiki, Tradisi Pembacaan Surat Yāsīn di Pondok
Pesantren Miss Hadirul Ulum Tasikrejo Ulujami Pemalang (Studi Living Qur’ān). Undergraduate
thesis, STAIN Pekalongan.
8
Dalam karya Ibrahīm Eldeeb memaparkan bahwa surah al-Fātiḥah merupakan surah yang
paling mulia diantara surah-surah al-Qur’ān, salah satu namanya asy-Syāfiyāh, yaitu yang
menyembuhkan. QS. al-Baqarah adalah puncak al-Qur’ān dan QS. Ali’Imrān keduanya disebut
sebagai az-Zahrāwanī yang apabila dibaca dalam sebuah rumah, maka rumah tersebut tidak akan
dimasuki setan. Selanjutnya, Ayat Kursi merupakan ayat yang paling agung dalam al-Qur’ān.
Beberapa ayat penutup surah al-Baqarah ayat ini diturunkan dari sebuah sumber yang berada di bawah
Arsy. QS. al-Mulk surah ini dapat memberikan syafa’at bagi seseorang sampai diampuni oleh Allah
SWT. QS. al-Ikhlās surah ini sebanding dengan sepertiga al-Qur’ān dan al-Mu’awwidzatain tidak ada
orang yang memohon perlindungan kepada Allah dengan cara lain yang lebih baik daripada membaca
kedua surah ini. Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qurān: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat al-Qur’ān
dalam kehidupan Sehari-hari (Jakarta: Lentera Hati, 2009), h.86.
9
Dikatakan oleh Musfaturrahman dalam penelitiannya bahwa praktek Ruqyah yaitu dengan
cara membaca beberapa surah diantaranya termasuk Ayat kursi. Musfaturrahman, I’jaz al-Qur’ān
dalam segi pengobatan (Analisis surah al-Fātiḥah, Ayat Kursi, dan al-Mu’awwidzatain dalam praktek
Ruqyah,Skripsi.
10
Dikatakan oleh Isnani Sholeha dalam penelitiannya bahwa tradisi atau amalan pembacaan
al-Qur’ān yang dilahirkan dari praktik-praktik komunal yang menunjukan pada resepsi sosial
masyarakat atau komunitas tertentu terhadap al-Qur’ān. seluruh santri di pondok pesantren Nurul
Ummahat diwajibkan mengikuti mujahadah yang rutin dilaksanakan setelah shalat isya di antaranya
surah-surah pilihan diantaranya seperti surah al-Ikhlas 100 kali dan ayat kursi 17 kali. Hasil penelitian
dalam penulisan ini, praktek tersebut dilaksanakan dengan rutin dan penggunaan makna tersebut dari
makna suatu tindakan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim, yaitu Ekspresive adalah sebagai
bentuk pembelajaran, Faḍīlah dan ketenangan jiwa serta documenter sebagai suatu kebudayaan yang
menyeluruh. Isnani Sholeha Pembacaan Surah-surah pilihan dari al-Qur’ān dalam Tradisi
Mujahadah (Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren Putri Nurul Ummahat Kotagede, Yogyakarta,
Skripsi.
72

Islam, yang akhirnya kemudian jika dilihat dari sisi sosiologi kecenderungan
sejumlah muslim untuk membaca terhadap Faḍīlah al-Qur’ān pengalihan dari
kurangnya usaha tapi dapat rezeki, sedikit usaha tapi ingin kaya dan ingin sukses jadi
dicarilah jalan keluarnya dari hal tersebut. Apakah fenomena ini karena para penulis
masih melihat perlu menyediakan sejumlah bahan dimana orang tua baca al-Qur’ān
dan mungkin sejenak lepas dari susahnya mencari rezeki kemudian dari itu adanya
ketenangan dan sebagainya. Pada masyarakat yang rasional pemaknaaan keutamaan
al-qur’an tidak hanya sebatas di bacakan, bisa banyak dijelaskan contohnya dengan
cara baca yang berbeda. Itu artinya ini fenomena apa. para penulis menulis Faḍīlah
al-Qur’ān karena pada waktu itu masyarakat selalu banyak yang menggunakan buku
itu. Ini artinya bahwa pasar lah yang bermain jika menerbitkan buku Faḍīlah al-
Qur’ān ini tidak usah lelah mikir tetapi yang beli atau yang minat banyak. Terlalu
banyaknya menerbitkan buku-buku, tidak heran jika para penulis melanggar
peraturan keserjanaan. Perkembangan sosial kemasyarakatan Indonesia, apa
hubungannya karya ini dengan kesejahteraan masyarakat Indonesia. penulis
menangkap satu hal yaitu cara hidup masyarakat Indonesia, sebenarnya beragam
namun penulis menangkap satu hal yaitu masyarakat Indonesia berjuangnya itu
cenderung mengalah. Masyarakat Indonesia itu petarung tapi ketika ada kendala
struktural, lebih baik bersabar dari pada berhadapan, entah ke orangtua, guru, keorang
yang lebih dituakan dan ke negara, ke struktur biasanya mengalah. Dalam konteks
tersebut yang masyarakat punya keinginan tapi terhalang dengan banyaknya
halangan-halangan itu, Faḍīlah al-Qur’ān semacam jalan untuk menenangkan orang
tersebut, agar tetap fokus terhadap cita-cita, sabar, menerima halangan-halangan
tertentu. Bukan berarti umat islam itu seperti mengharapkan durian jatuh, ini
fenomena umat islam berarti umat islam tetap berusaha tapi ingin bertahan dari segi
kesulitan dengan membaca Faḍīlah al-Qur’ān dari membaca Faḍīlah al-Qur’ān ada
energy baru yang membuat masyarakat lebih konsisten, lebih sabar, lebih tekun.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penulis menemukan terkait buku keutamaan al-Qur’ān terdapat 25 buku di


antaranya yaitu karya Ahmad Sunarto, Faḍīlah dan Khasiat Surah al-An'am dan al-
Maidah, 1991. Dalam skripsi ini, penulis melakukan dua hal dalam memetakan 25
buku. Pemetaan yaitu mengklasifikasikan buku-buku keutamaan al-Qur’ān penulis
mengklasifikasikan berdasarkan perkembangan penerbit, penulis menemukan karya
terbanyak yaitu pada tahun 1996, 2007 dan 2009. Pada bagian ini, penulis membagi
menjadi dua yaitu fase diwaktu mana penulisan dikatagorikan sedikit dan
berkembang menerbitkan karya-karya faḍīlah al-Qur’ān. Kedua, berdasarkan isi buku
yaitu terkait surah dan ayat yang paling banyak digunakan dalam karya/buku, pada
bagian ini penulis menemukan bahwa surah yang mendominasi dalam 25 karya yaitu
surah al-Fātiḥah yaitu ada 12 buku, surah al-Kahfi yaitu 10 buku kemudian surah
Yasin, buku dan ayat yang mendominasi adalah ayat kursi dan ayat 62 dalam surah
al-Isra dari 25 buku. Ketiga, berdasarkan tradisi masyarakat membaca al-Qur’ān
karena terdapat keutamaan al-Qur’ān dengan buku-buku keutamaan al-Qur’ān yang
tersebar di Indonesia, pada bagian ini penulis menarik kesimpulan bahwa adanya
keterkaitan atau hubungan tulisan-tulisan kajian faḍīlah al-Qur’ān dengan tradisi umat
Islam saat ini yaitu membaca al-Qur’ān karena didalamnya terdapat keutamaan yaitu
sebab kecenderungan sejumlah muslim terhadap Faḍīlah al-Qur’ān pengalihan dari
kurangnya usaha tapi dapat rezeki, sedikit usaha tapi ingin kaya dan ingin sukses jadi
dicarilah jalan keluarnya dari hal tersebut. Apakah fenomena ini karena para penulis
masih melihat perlu menyediakan sejumlah bahan dimana orang tua membaca al-
Qur’ān karena terdapat keutamaanya dan sejenak melepaskan susahnya mencari
rezeki kemudian dari itu adanya ketenangan. Pada masyarakat yang rasional tidak
hanya sebatas di bacakan, bisa banyak dijelaskan contohnya dengan cara baca yang
berbeda. Itu artinya ini fenomena apa para penulis menulis faḍīlah al-Qur’ān karena
pada waktu itu masyarakat selalu menggunakan buku tersebut. Ini artinya bahwa

72
73

pasar lah yang memainkan ini semua. Para pengarang terlalu banyaknya menerbitkan
buku sehingga tidak jarang banyak yang melanggar peraturan percetakan.

B. Saran-saran

Dalam skripsi ini belum membahas karya-karya Faḍīlah al-Qur’ān yang


berdiri sendiri seperti Lajnah Petashihah mushaf al-Qur’ān, Keutamaan al-Qur’ān
dalam kesaksian ḥadīs, Athiq bin Ghaits al-Balady, Keutamaan-keutamaan al-
Qur’ān, menurut ḥadīs-ḥadīs Rasulullah dan karya-karya lain. Perlu penelitian lebih
lanjut dalam penelitian ini karena keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian
yang hanya di kota Jakarta, sehingga karya-karya faḍīlah al-Qur’ān di kota kota lain
tidak seluruhnya ditemukan. Sehingga fakta yang dikemukakan penulis ini bisa
terbatahkan jika terdapat penelitian baru dan hal ini disadari oleh penulis.

Penulis berharap semoga hal ini akan dilanjutkan oleh mahasiswa Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir, karena masih banyak kekurangan yang penulis rasakan.
Kekurangan yang dimaksud adalah jumlah karya dan perpustakaan tempat pencarian
karya faḍīlah al-Qur’ān.

73
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Sekitar Penerapan Metode Content Analysis, Makalah pada seminar


Metodologi Penelitian di IAIN Antasari, Banjarmasin: 1990.

Abī Dawud, Abū Bakr Abdullah b. Sulayman b. al-Asy’as al-Sijistani al-Hanbali,


Kitāb al-Masahif, tahqiq dan naqd Muhid al-Din ‘Abd al-Subhan Waiz.
Beirut: Dar al-Basa’ir al-Islamiyyah, 2002, cet.2.

Ali Isa, Ibrahim Ali as-Sayyid, Ḥadis-ḥadis dan Atsar yang menjelaskan tentang
Keutamaan Surah-surah al-Qur’ān. Jakarta: PT. Sahara intisains, 2010.

Aminudin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005.

Amrullah, Ilmu Al-Qur’ān untuk Pemula. T.t.

Al- A’raji, Haidar Ahmad, Faḍīlah dan khasiat Surah-surah al-Qur’ān. Jakarta:
Zahra, 2007.

Arifin dan Faqih, Suhendri Abū, Al-Qur’ān sang mahkota cahaya. Jakarta: PT elex
media komputindo, 2010.

Asyūr, Qasīm, 1001 Tanya Jawab Tentang al-Qur’ān, Bandung: Pustaka al-Kautsar,
2000.

Aziz, Muḥammad Ali, Mengenal Tuntas Al-Qur’ān. Jakarta: Pustaka Azam, 2012.

Al-Balady Bin Ghaits Athiq, Keutamaan-keutamaan al-Qur’ān, menurut ḥadīs- ḥadīs


Rasulullah. Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2008.

Al-Bani, Muḥammad, Dahsyatnya Surah al-Kahfi, sejata Ampuh Penangkal Dajjal.


Solo: Mumtaza, 2007.

Al-Bani, Muḥammad Naṣiruddin, Ringkasan Ṣahīh Bukhārī. Jakarta: Pustaka Azam,


2007, Jilid. IV.

Al-Bantanī Syāfi'ī, Muḥammad, Mukjizat al-Fātiḥah, Menggapai Kesuksesan dan


Kebahagiaan dalam Kehidupan. Jakarta: Zikrul Hakim, 2009.

Al-caff, Muhammad, Zikir al-Fātiḥah, Menyembuhkan segala macam penyakit dan


Mengabulkan semua hajat sebagaimana diamalkan dan diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Jakarta: Zahra Pustaka, 2010.

74
75

CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,


(Skripsi, Tesis, Disertasi), 2007.

Damsiki, Tradisi Pembacaan Surat yāsīn di Pondok Pesantren Miss Hadirul Ulum
Tasikrejo Ulujami Pemalang (Studi Living Qur’ān). Undergraduate thesis,
STAIN Pekalongan. Skripsi.

Al-Dimasyaqi Abī Fidā’i Ismail bin katsīr al-Kurasi al-Dimasyaqi, Faḏa’îl al-
Qur’ān. Beirut: Dar al-Andalusi, 1461 H.

Eldeeb, Ibrahim, Be A Living Qurān: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat al-


Qur’ān dalam kehidupan Sehari-hari Jakarta: Lentera Hati, 2009.

Ensiklopedi Islam 1. Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, cet.2001.

Fatkhi, Rifqi Muhammad, Popularitas Tafsir Hadis Indonesia di UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta. Ciputat: HIPIUS, 2012.

Federspiel, Howard M, Kajian Al-Qur’an di Indonesia, Dari Mahmud Yunus hingga


Quraish Shihab. Bandung: Penerbit Mizan, 1996, cet.1.

Al-Firyabī, Kitab Fada’il al-Qur’ān, Asma Afsaruddin, “The Excellences of the


American Oriental Society, 112.1,2002.

Al-Gazali, Muḥammad Iqbal , Keutamaan Membaca al-Qur’ān dan menghafal al-


Qur’ān, T.t: Islam house, 2010.

Gusmian, Islah, Khazanah Tafsir Indonesia, dari Hermeneutia hingga Ideologi,


Yogyakarta: LKiS, 2013, Cet.1.

Hadi, Syaikh Ja’far,Yuk, Baca al-Qur’ān. Jakarta: al-Huda, 2007.

Ḥuzaifah, Abū, Yāsīn, Tahlīl, Khasiat Yāsīn, Doa-doa, Manzīl. Petaling Jaya Cahaya
Ilmu, 1995.

Ilahy Fadh, Faḍīlah dan tafsīr ayat kursi. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1996.

Al-Imām Abī Hamid al-Ghazali, Jawahir al-Qur’ān. Beirut: Dar Ihya al-Ulum,t,th.

Isnawati, Studi Living Qur’an amalan ibu hamil di kec. Beruntung, baru kabupaten
banjar. Skripsi.

Katsir, Ibnu, Faḍīlah al-Qur’ān: Keajaiban & Keutamaan Al-Qur’ān, pen.Ahmad


Hapid Jakarta: Pustaka Azzam, 2012.

Al-Kandahlawi, Maulana Muḥammad Zakariyya, Faḍilāh al-Qur’ān Yogyakarta:


Ash-Shaff, 2006.
76

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’ān Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI, Keutamaan al-Qur’ān dalam kesaksian hadis,Penjelasan Seputar Surah
dan ayat al-Qur’ān Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’ān.

Al-Maghribi, Abū Abdullah Ali bin Muḥammad, Shahih Fadhậil A’mậl. Jakarta:
Pustaka Ibnu Katsir, 2014.

Al-Maliki, Sayyid Muḥammad Alwi al-Maliki, Keistimewaan-keistimewaan al-


Qur’ān terj. Nur Faizin Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001.

Al-Malikī, Muḥammad Alawī, Samudra Ilmu-ilmu al-Qur’ān , Ringkasan Kitab al-


Itqan Fī Ulūm Al-Qur’ān Karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi. Bandung: Penerbit
Arasy PT. Mizan Pustaka, 2003.

Muḥammad, Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi Dengan al-Qur’ān


Dalam Sahiron Syamsuddin Metodologi Penelitian Living Qur’ān dan Ḥadīṡ
Yogyakarta: Teras, 2007.

Muhammad, Abū, Faḍīlah Surah Yāsīn dan Tahlil, Khasiat Lengkap Tiap Ayat QS.
Yāsīn, Tata Cara, Manfaat dan Khasiatnya. Jakarta: Zahra, 2008.

Muhammad, Sami, Faḍa’īl A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan Solo, Tinta Medina,
2014.

Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia.Surabaya: Pustaka Progressif,


1997.

Bin Maṣadi, Muḥammad Mansur , Khasiat dan mukjizat Surah al-Fātiḥah.Jakarta:


Pedoman Ilmu Jaya, 1995

Musbikin, Imam, Mutiara al-Qur’ān Khazanah Ilmu Tafsir dan al-Qur’ān Madiun:
Jaya Star Nine, 2014.

Mutaqin, Deden Zainal, Mengakrabi Al-Qur’ān. Depok: Gema Insani, 2007.

Makalah Seminar Tahunan Qur’an and Hadith Academic Society (QUHAS) Peta
kajian AL-Qur’an dan Hadits di Indonesia tanggal 3 Desember 2015. Ciputat:
Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Al-Nawāwī, Imām, Menjaga kemulian Al-Qur’ān, adab dan tata caranya. Bandung:
Al-Bayan, 1996.

Nazir Muhammad, Metode Penulisan, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003.

Ar-Rumi, Fahd bin Abdurrahman, Ulūm al-Qur’ān, Studi Kompleksitas al-Qur’ān.


Yoyakarta: Titian Ilahi Press, 1996
77

Rif’ani, Nur Khalish, Dahsyatnya Surah Yasiin, al-Waqi’ah, al-Kahfi, dan Ayat Kursi
Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2013.

As-Sadi, Syeikh Abdur Rahman, Tahqiq, Abdurrahman Bin Mu’ala al-Luwaihiq,


Taisir Karim al-Rahman fī Tafsir Kalam al-Manan. Saudi Arabia: Dār Ibnu
Hazm Saudi Arabia, th.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan


Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Al-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur’ān Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011.

Al-Sirjani, Raghib, Mukjizat Menghafal al- Qur’ān, Panduan Cepat dan Mudah
Menghafal al-Qur’ān. Semarang: CV.Toha Putra, 2009.

Suharyo, Didik, Mukjizat huruf-huruf al-Qur’ān, Memahami makna al-Qur’ān


melalui Kode dan Tinjauan Sains. Ciputat: Salima, 2012, cet.1.

Sunarto, Ahmad, Faḍīlah dan Khasiat Surah al-An'am dan al-Maidah. Surabaya:
Mutiara Ilmu, 1991.

Al-Suyūṭī, Abū al-Fadhl Jalāl al Dīn ‘And al-Rahman Ibn Abī Bakr, al-Itqan Fi
‘Ulum al-Qur’ān, tahqiq Markaj al-Dirasat al-Qur’āniyyah. Madinah: Maktab
al-Malik Fahd li Tiba’ah al-Mushaf al-Syarif, t.t.

Al-ṣuyutī al-Imam Jalāl al-Dīn, al-Itqān fi Ulūm al-Qur’ān. Beirut: Dar al-Kutub
al’Ilmiyyah, 2010.

Al-ṣuyuṭi Jalāl al-Dīn, Dahsyatnya Ayat Kursi. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2007.

Syarbini, Amirulloh & Jamhari, Sumantri, Kedahsyatan Membaca Al-Qur’ān Jakarta:


PT. Kawah media, 2012.

Al-Syarqawi, Muḥammad Aḥmad, Ayat Kursi, Makna dan Khasiat. Jakarta: Pustaka
Azam, 2007.

Triani, Suni dan Susanti, Sri, Petunjuk penyusunan Bibliografi Bogor: Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Departemen Pertanian, 2000.

Yanto, Dar S.S Kamus Bahasa Indonesia Modern, Surabaya: Apollo Lestari.

bin Salām, Ubayd al-Qāsim, Faḏa’îl al-Qur’ān Beirut: Dar Ibn Katsir,1995.

Zadah, Syekh Hamamī, Tafsir Yāsīn, Kuala Lumpur: Era Ilmu SDN, BHD, 1996.
78

Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawāwī Abū, At-Tibyān, Adab Penghafal Al-Qur’ān.
Solo: Maktabah Ibnu Abbas, 2016.

Anda mungkin juga menyukai