Skripsi
Oleh:
Pramudita Suciati
NIM. 11140340000046
FAKULTAS USHULUDDIN
1440 H/ 2018 M
Abstrak
Kata kunci: Faḍīlah al-Qur‟ān, Bibliografi, Pemetaan karya, Tradisi Umat Islam.
i
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah Swt penulis panjatkan atas segala karunia, taufiq,
dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw rasul pilihan
yang membawa cahaya penerang dengan ilmu pengetahuan. Semoga untaian doa
tetap tersurahkan kepada keluarga, sahabat serta seluruh pengikutnya sampai akhir
zaman.
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh study di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA, selaku dekan Fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA dan Dra. Banun Binaningrum, M.Pd, selaku
ketua jurusan dan sekretaris jurusan Ilmu al-Qur‟ān dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karena beliau telah
membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis melanjutkan studi
S1. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan dari setiap langkah ibu.
4. Dr. Eva Nugraha, MA, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing, memberikan arahan untuk segera terselesaikannya skripsi
ini. Semoga bapak dan keluarga sehat selalu, panjang umur, dan murah
rejeki.
5. Segenap dosen program Ilmu al-Qur‟ān dan Tafsir, penulis mengucapkan
banyak terima kasih karena telah sabar dan ikhlas mendidik serta banyak
ii
memberikan berbagai macam ilmu kepada penulis. Semoga ilmu yang
penulis dapatkan bermanfaat dunia dan akhirat.
6. Teruntuk orangtuaku ayahanda Drs. H. Abdillah Hamta M.Si, (al-
marhuma) ibunda Fatimah binti KH. Saih Romli dan Hj. Eem Ermawati
yang telah, membesarkan dan selalu memberikan arahan, dukungan tiada
henti baik moril maupun materil tak lupa pula doa yang tiada henti.
Sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan
sampai lulus. Kepada kakak penulis Fatahillah Hamta S.sos beserta istri
Lidya, Anna Riziani S.pd, Dedeh Nurhaidah Amd, Kep. Ajat Sudrajat
S.sos berserta istri Eya, adik penulis Ali Akbar Fahamta, Robby Erdi
Hamta dan dua keponakan penulis Vino dan Ratu yang selalu memberikan
semangat yang membara. Semoga Allah selalu meridhoi setiap
langkahnya dan selalu melimpahkan Raḥmān dan Raḥīm-Nya kepada
mereka. Amin Ya Rabbal’alamin.
7. Pustakawan Fakultas Ushuluddin, Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Umum Islam Iman Jama
yang telah banyak memberikan pinjaman buku-buku yang menjadi
rujukan peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kawan-kawan penulis Apoy, Ulfah, Umda, Laila, Muaw, Ayun, Elis,
Susan, kawan-kawan Th.b 2014, FKMA (Forum Komunikasi Mahasiswa
Attaqwa), HMI Komfuf, Kohati Komfuf, Kkn Sejuta Hambaro, dan
kawan-kawan jurusan Ilmu al-Qur‟ān dan Tafsir angkatan 2014 yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang rela berbagi ilmu, tawa, canda serta
support kepada penulis.
iii
Peneliti tulisan ini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi kepada para
pembaca, sehingga bisa memotivasi untuk mengamalkan Sunah Nabi Muhammad
Saw.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
ب Ba‟ B Be
ت Ta‟ T Te
ث Tsa‟ Ṡa Te dengan titik di atas dan
a
ج Jim J Je
ح Ḥa‟ Ḥ Ha dengan titik di bawah
خ Kha‟ Kh Ka dan Ha
د Dal D De
Dzal Dz De dan zet
ر Ra‟ R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy Es dan ye
ص Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah
ض Ḍad Ḍ De dengan titik di bawah
ط Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah
ظ Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawah
ع „Ain „ Koma terbalik
غ Ghain Gh Ge dan ha
v
ف Fa F Fa
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha‟ H Ha
ء Hamzah „ Apstrof
ي Ya‟ Y Ye
B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, terdiri dari vocal tunggal atau monoftong, vocal
rangkap atau diftong dan vocal panjang. Ketiganya adalah sebagai berikut:
1. Vokal Tunggal
2. Vokal rangkap
vi
ىي Fatḥaḥ dan Ya’sakun Ai A dan I
ىو Fatḥaḥ dan Wau sakun Au A dan U
Contoh:
3. Vokal panjang
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
viii
1. Fase Diwaktu mana Penulisan Dikatagorikan Sedikit Menerbitkan Karya-
karya Faḍīlah al-Qur‟ān ............................................................................. 52
2. Fase Diwaktu mana Penulisan Dikatagorikan banyak atau berkembang
Menerbitkan Karya-karya Faḍīlah al-Qur‟ān ............................................ 54
B. Berdasarkan Isi Karya-karya Faḍīlah al-Qur‟ān.................................. 55
1. Bentuk Penyajian Berdasarkan klasifikasi konten
1.1. Bentuk penyajian berdasarkan Surah ............................................ 55
1.2. Bentuk Penyajian berdasarkan Ayat ............................................. 66
C. Penggunaan Surah Yang Keutamaan Al-Qur‟ān Terbanyak Dan Relasinya
Dengan Tradisi Umat Islam Atas Pembacaan Surah Tersebut.………… 70
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faḍīlah adalah istilah yang untuk menunjukan kelebihan, keutamaan1. Banyak
karya yang membahas tentang keutamaan al-Qur’ān di antaranya adalah dalam buku
yang diterbitkan oleh Lajnah Pentahshihan Muṣhaf al-Qur’ān. Orang yang melakukan
penelitian atas bagaimana seseorang berinteraksi dengan al-Qur’ān karena di dalam
al-Qur’ān terdapat keutamaannya sudah banyak dilakukan di antaranya adalah
Isnawati,2 Damsiki,3 Mereka mengatakan bahwa ada sejumlah orang yang ia
membaca al-Qur’an karena ada Faḍīlah di antaranya yaitu dalam Q.S. al-Fātiḥah,
Q.S. al-Kahfi, Q.S. Maryam, Q.S. Luqmān, Q.S. Yāsīn, Q.S. Ar-Raḥmān, Q.S. al-
Wāqi’ah, Q.S. ad-Dhuhā, Q.S. al-Ikḥlās, Q.S. al-Falaq, Q.S. an-Nās, ayat tersebut
yang digunakan ibu hamil dengan berbagai khasiat tersendiri, sebagaimana ditulis
oleh Isnawati dalam penelitian di Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar.
Kemudian ada pula bahwa membaca surah-surah yang ada dalam al-Qur’ān dengan
bertujuan untuk mendatangkan kemanfaatan bagi dirinya, selain sebagai ibadah
mereka juga ada maksud untuk mendapat khasiat dari surah yang dibacanya
sebagaimana yang dikatakan oleh Damsiki, dalam penelitiannya di Pondok Pesantren
MISS Hadiru al-Ulūm.
Selanjutnya dalam karya Ibrahīm Eldeeb yang berjudul Be A Living Qur‟ān:
Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat al-Qur‟ān dalam kehidupan Sehari-hari,
membahas tentang kajian al-Qur’ān yang menjelaskan keutamaan surah dan ayat
tertentu. Pertama, surah al-Fātiḥah adalah surah yang paling mulia di antara surah-
surah al-Qur’ān. Salah satu namanya asy-syāfiyāh, yaitu yang menyembuhkan.
Kedua, QS. al-Baqarah adalah puncak al-Qur’ān dan QS. Ali’Imrān keduanya
disebut sebagai az-zahrāwanī yang apabila dibaca dalam sebuah rumah, maka rumah
1
Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997).
2
Isnawati, Studi Living Qur‟an amalan ibu hamil di kec. Beruntung, baru kabupaten banjar.
3
Damsiki, Tradisi Pembacaan Surat yāsīn di Pondok Pesantren Miss Hadirul Ulum
Tasikrejo Ulujami Pemalang (Studi Living Qur‟ān). Undergraduate thesis, STAIN Pekalongan.
1
2
tersebut tidak akan dimasuki setan. Ketiga, Ayat Kursi yang paling agung dalam al-
Qur’ān. Keempat, Beberapa ayat penutup surah al-Baqarah ayat ini diturunkan dari
sebuah sumber yang berada di bawah Arsy. Kelima, QS. al-Mulk surah ini dapat
memberikan syafa‟at bagi seseorang sampai diampuni oleh Allah SWT. Keenam, QS.
al-Ikhlās surah ini sebanding dengan sepertiga al-Qur’ān dan al-Mu‟awwidzatain
tidak ada orang yang memohon perlindungan kepada Allah dengan cara lain yang
lebih baik daripada membaca kedua surah ini 4. Al-Bukhārī Rahimahullah
menyampaikan pembahasan keutamaan-keutamaan al-Qur’ān setelah tafsīr al-Qur’ān,
karena penjelasan al-Qur’ān lebih penting, karena itu ia memulai pembahasannya
dengan menyampaikan tafsīrnya.
Metode semacam ini bertujuan untuk membangkitkan semangat menghafalkan
al-Qur’ān, memahami dan mengamalkan kandungannya. Allah-lah Dzat yang patut
dimintai pertolongan5. Bila hal itu sudah ada dalam kajian al-Qur’ān, Mengapa tidak
menjadikan satu materi kajian dalam mata kuliah ulūm al-Qur‟ān. Oleh karenanya
bila kajian tersebut ini belum ada, padahal dari penelitian penulis ada sejumlah buku-
buku terkait Faḍīlah yang beredar di Indonesia dan ada juga kaum muslim yang
membaca al-Qur’ān karena terdapat Faḍīlah-di dalamnya.
Selama ini kajian ulūm al-Qur‟ān lebih cenderung pada tafsīr atau ilmu-ilmu al-
Qur’ān. Sebagaimana dapat kita lihat dalam berbagai penelitian yang berkembang di
Jurusan Tafsīr Ḥadīs, seperti yang berbentuk skripsi lebih dominasi oleh bentuk
penelitian yang memfokuskan diri pada interpretasi teks (al-Qur’ān) dengan model
mawdhu‟i. Penelitian atas karya tafsīr pun demikian, yaitu mengungkap wawasan-
wawasan tertentu secara spesifik yang ada dalam karya tafsīr, bukan menyingkap
keterpengaruhannya dengan episteme sosial-budaya dimana karya tafsīr itu muncul.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rifqi Muhammad Fatkhi dengan judul
Popularitas Tafsīr Ḥadīs di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kajian ini dilakukan
4
Ibrahim Eldeeb, Be A Living Quran: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat al-Qur‟an
dalam kehidupan Sehari-hari (Jakarta: Lentera Hati, 2009), h.86.
5
Ibnu Katsir, Faḍīlah al-Qur‟ān: Keajaiban & Keutamaan Al-Qur‟ān, penerjemah. Ahmad
Hapid (Jakarta: Pustaka Azzam, 2012), h.36.
3
untuk melihat peta kajian Tafsīr dan Ḥadīs pada skripsi mahasiswa Tafsīr Ḥadīs
Fakultas Uṣuluddīn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta6.
Selain itu, tema-tema skripsi yang melakukan kajian bibliografi masih sangat
sedikit di antaranya adalah yang berjudul “Indeks Al-Qur‟ān Di Indonesia (Studi
Komparatif Buku-buku Indeks Al-Qur‟ān di Indonesia 1984-2007”. Oleh Ahmad
Syārif Hidayatullah dan “Kajian Bibliografi Karya-karya „Ulūm Al-Qur‟ān Di
Indonesia Dari Tahun 1953-2008, oleh Muhsīn.
Padahal aspek lain dari al-Qur’ān itu ada yang masih belum dikaji salah satunya
adalah tentang keutamaan al-Qur’ān, selama ini baru ada tulisan tentang keutamaan
al-Qur’ān misalnya pada keutamaan al-Qur‟ān yang diterbitkan oleh Lajnah
Pentahshihan Muṣhaf al-Qur’ān, tahun 2016 ini melengkapi daftar bacaan/bibliografi
dan penyusunannya, sesuai dengan tradisi keilmuan. Hanya saja belum ada yang
membuat pemetaan mengenai seberapa banyak tulisan orang tentang keutamaan al-
Qur’ān telah dilakukan di Indonesia.
Kenapa ini penting?, karena studi bibliografis ini baru dilakukan oleh Howard M.
Federsiel Kajian al-Qur‟ān di Indonesia. Howard M. Federspiel melakukan studi
literatur tentang karya-karya popular orang Indonesia yang mengkaji al-Qur’ān.
Federspiel berusaha memeriksa latar belakang pengarang, tujuan penulisan serta
penyajian dan sumber-sumber rujukan. Lewat penelusuran literatur yang tidak
terbatas pada buku-buku yang membahas al-Qur’ān, cara membaca al-Qur’ān, dan
indeks al-Qur’ān. Dia membuktikan bahwa cara historis Islam di Indonesia lebih
artikulatif dan menempati kedudukan penting dibanding Islam yang hidup di kawasan
berbahasa melayu lainnya 7. Itu artinya bahwa orang Islam di Indonesia sudah maju
dibanding Islam yang hidup di kawasan berbahasa Melayu lainnya.
Studi bibliografis ini juga dilakukan oleh Islah Gusmian pada bukunya yang
berjudul Khazanah Tafsīr Indonesia. Penelitian yang dilakukan Islah Gusmian dalam
bukunya merupakan usaha-usaha akademis yang mencoba mengawali penelitian atas
6
Rifqi Muhammad Fatkhi, Popularitas Tafsir Hadis Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (Ciputat: HIPIUS, 2012).
7
Howard M. Federspiel, Kajian AL-Qur‟an di Indonesia, Dari Mahmud Yunus hingga
Quraish Shihab (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), cet.1.
4
8
Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia, dari Hermeneutia hingga Ideologi,
(Yogyakarta: LKiS, 2013), Cet.1.
5
Indonesia. Oleh karena itu maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana pemetaan
atas buku-buku yang menjelaskan tentang Faḍīlah al-Qur’ān di Indonesia Tahun
1991-2016.
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini, ialah:
1. Untuk mengetahui perkembangan kajian al-Qur’ān di Indonesia.
2. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana
stara1 (S1) dalam Fakultas Uṣuluddīn Program Studi Ilmu al-Qur’ān dan Tafsīr.
Adapun manfaat dari penelitian ini, secara teoritis, penelitian ini diharapkan
bisa memberikan konstribusi Tersusunnya bibliografi buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān
dari tahun 1991-2016. Serta terinventarisasi, terkoleksinya buku-buku tersebut. Dan
untuk mengetahui perkembangan kajian al-Qur’ān di Indonesia. Secara praktis,
kegunaan penelitian ini adalah penulis berharap penelitian ini dapat memberikan
wawasan pengetahuan dan informasi yang memadai kepada para peminat pemerhati
kajian al-Qur’ān serta kepada masyarakat umum mengenai perkembangan kajian al-
Qur’ān di Indonesia saat ini karena terhimpunnya data dan informasi yang akurat
tentang judul buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān. Dengan demikian tumpah tindih masalah
yang menjadi objek kajian penulis dapat terhindari dan penataan bagi pengembangan
ilmu dalam bidang pemikiran Islam dapat dilakukan.
D. Kajian pustaka
Adapun sebagai bahan perbandingan bagi penulisan dan untuk mendukung
kevalidan dalam skripsi ini, maka akan penulis sampaikan beberapa karya yang
mungkin terkait dengan skripsi yang penulis bahas antara lain: setelah melakukan
penelitian dan eksplorasi pustaka, penulis banyak menemukan literatur ataupun karya
ilmiah yang secara khusus membahas terkait perkembangan kajian al-Qur’ān di
Indonesia. Penelusuran ini dilakukan untuk melihat konstelasi tulisan-tulisan tentang
tema yang diangkat dan meletakan posisi skripsi ini di antara tulisan-tulisan yang
pernah ada serta untuk mendukung kevalidan dalam skripsi ini.
6
9
Rifqi Muhammad Fatkhi, Popularitas Tafsir Hadis Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, (Ciputat: HIPIUS, 2012).
7
10
Di antaranya adalah, Prof. Dr. Arifuddin Ahmad, M.Ag. (UIN Alauddin Makassar), Dr.
Muhammad Alfatih Suryadilaga, M.Ag (UIN SunanKalijaga Yogyakarta), Farah NurilIzzah, LC., MA
(IAIN Purwokerto) Dan Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Mereka
termasuk sesi tentang Kajian al-Qur’an dan Hadis di Institusi Pendidikan Islam di Indonesia.
11
Makalah Seminar Tahunan Qur’an and Hadith Academic Society (QUHAS) Peta kajian
AL-Qur’an dan Hadits di Indonesia tanggal 3 Desember 2015 (Ciputat: Sekolah Pasca Sarjana UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015) h.9.
8
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), h.147.
9
terbitnya. Setelah itu disusun berdasarkan tahun terbitnya. Setelah data terkumpul
maka penulis akan melakukan kajian bibliografi13.
Bibliografi jika ditinjau dari segi penyajian terbagi dalam dua bagian, yaitu
bibliografi deskripsif14 dan bibliografi evaluatif 15. Dalam hal ini penulis
menggunakan bibliografi evaluatif. Karena penelitian yang akan dilakukan berkaitan
dengan buku-buku keutamaan al-Qur’ān yang berada di Indonesia.
Segi cakupan bibliografi terbagi dalam lima cabang yaitu retrospektif 16, current
(terkini)17, selektif,18 subjek,19 dan nasional20. Penulisan akan menggunakan
bibliografi subjek, karena penelitian yang dilakukan adalah bidang ilmu tertentu
sesuai dengan definisinya. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Penentuan Judul Bibliografi.
Dalam penentuan judul ini penulis menentukan beberapa aspek di dalamnya
diantaranya, aspek komuditas maksudnya yaitu objek kajiannya hanya pada buku-
buku Faḍīlah al-Qur’ān. Kemudian aspek waktu yaitu penulis akan menentukan
waktu penerbitan buku mulai tahun 1991-2016. Setelah itu aspek wilayah, penulis
dalam hal ini hanya membahas buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān yang berada di
Indonesia.
b. Pengumpulan Bahan Pustaka/ Penulusuran Informasi.
Pengumpulan yang akan dilakukan penulis ialah penulusuran secara langsung,
artinya penulusuran berdasarkan katalog perpustakaan. Setelah itu penulis melakukan
peninjauan terhadap nama pengarang, judul buku, sumber informasi buku tersebut,
nomor ISBN dan data terbitan buku, jumlah halaman, jumlah daftar pustaka,
penempatan rujukan, sistematikanya dan hal-hal yang berkaitan dengan studi
bibliografi.
13
Bibliografi adalah daftar buku, daftar pustaka. Dilihat pada Kamus Bahasa Indonesia
Modern, Dar yanto S.S (Surabaya: Apollo Lestari), h.44.
14
Deskriptif yaitu jenis bibliografi yang menggambarkan secara singkat terhadap gambar
fisik atau tertulis dalam bahan pustaka.
15
Evaluatif yaitu jenis bibliografi yang memberikan penilaian terhadap suatu bahan pustaka.
16
Yaitu penjelasan bahan pustaka yang sudah lampau.
17
Yaitu mencatat bahan pustaka yang sedang atau masih terbit saat ini.
18
Yaitu mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu.
19
Yaitu mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang illmu dan subjek tertentu.
20
Yaitu bibliografi mencatat terbitan Negara atau regional tertentu.
10
c. Pengelompokan/ Klasifikasi.
Pengelompokan yang akan penulis lakukan yaitu pengelompokan buku-buku
Faḍīlah al-Qur’ān yang telah dikumpulkan. Cara yang dilakukan penulis yaitu setiap
buku-buku Faḍīlah al-Qur’ān, diurutkan kemudian dikelompokan sesuai dengan
buku yang paling banyak menggunakan Faḍīlah al-Qur’ān, dan diurutkan dari tahun
terkecil terlebih dahulu.
d. Penyusunan Indeks.
Indeks dilakukan guna untuk memudahkan pencarian buku-buku Faḍīlah al-
Qur‟ān. Penyusunan indeks yang dilakukan dalam karya ini tidak ada.
e. Pengetikan Naskah Bibliografi
Ini merupakan bagian terakhir, setelah terkumpul buku-buku Faḍīlah al-
Qur‟ān menurut tahun dan serta nama pengarang dan dilengkapi dengan daftar
pustaka. Maka Penulisan karya ini menjadi baik dan bermanfaat bagi kajian Ulūm al-
Qur‟ān di Indonesia 21. Setelah data terkumpulkan penulis memberikan pembahasan
terhadap buku-buku Faḍīlah al-Qur‟ān yang telah dikumpulkan. Pembahasannya
diawali dengan latar belakang, sistematika penulisan, referensi yang digunakan,
jumlah penyusun, kota terbit, dan tahun terbit.
Metode pembahasan ini akan dilakukan agar bisa melihat, perbedaan karya
satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menunjukan sebuah karya yang layak untuk
dibaca, diterbitkan dan digunakan dalam bidang akademisi.
2. Metode Pembahasan
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksploratif, deskriptif, analitis, dan komparatif. Dengan metode ini penulis berupaya
menggali sejauh mungkin informasi yang terdapat dalam buku-buku Faḍīlah al-
Qur‟ān karya sarjana muslim Indonesia baik yang bersifat primer yakni buku-buku
Faḍīlah al-Qur‟ān yang ditulis langsung oleh para penulisnya maupun sekunder yang
terdiri dari karya-karya lain yang masih relevan denga pembahasan ini. Data-data
21
Suni Triani dan Sri Susanti Petunjuk penyusunan Bibliografi (Bogor: Pusat Perpustakaan
dan Penyebaran Departemen Pertanian, 2000) h.1-26.
11
22
Analisis ini dipergunakan untuk menelaah maksud isi suatu bentuk informasi yang termuat
dalam dokumen sebagai naskah kuno, atau untuk mempelajari isi buku-buku, majalah, Koran, syair,
lukisan, pidato tertulis, naskah peraturan atau perundang-undangan secara lebih baik. Abdurrahman,
Sekitar Penerapan Metode Content Analysis, Makalah pada seminar Metodologi Penelitian di IAIN
Antasari, Banjarmasin, 1990, h.13-16.
23
Muhammad Nazir, Metode Penulisan, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), h.24.
24
CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi,
Tesis, Disertasi), 2007.
12
1
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI,
Keutamaan al-Qur‟ān dalam kesaksian hadis,Penjelasan Seputar Surah dan ayat al-Qur‟ān (Jakarta:
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟ān. h. xviii.
2
Lihat Al-Firyabī, Kitab Fada‟il al-Qur‟ān, h.14-15; Asma Afsaruddin, “The Excellences of
the American Oriental Society, 112.1,2002, h.2.
3
„Ubayd al-Qāsim bin Salām Faḏa‟îl al-Qur‟ān (Beirut: Dar Ibn Katsir,1995).
4
Ibn Abī Dawud Abū Bakr„ Abdullah b. Sulayman b. al-As‟at al-Sijistani al-Hanbali, Kitāb
al-Masahif, tahqiq dan naqd Muhid al-Din„Abd al-Subhan Waiz (Beirut: Dar al-Basa‟ir al-Islamiyyah,
2002), cet.2.
13
14
5
Abū al-Fadhl Jalāl al Dīn „And al-Rahman Ibn Abī Bakr al-Suyūṭī, al-Itqan Fi „Ulum al-
Qur‟ān, tahqiq Markaj al-Dirasat al-Qur‟āniyyah (Madinah: Maktab al-Malik Fahd li Tiba‟ah al-
Mushaf al-Syarif, t.t.).
6
Abī Fidā‟i Ismail bin katsīr al-Kurasi al-Dimasyaqi, Faḏa‟îl al-Qur‟ān, (Beirut: Dar al-
Andalusi, 1461 H).
7
Sayyid Muḥammad Alwi al-Maliki, Keistimewaan-keistimewaan al-Qur‟ān terj. Nur Faizin
(Yogyakarta: Mitra Pustaka,2001), h. 225.
8
Syaikh Ja‟far Hadi, Yuk, Baca al-Qur‟ān (Jakarta: al-Huda, 2007), h. 207.
9
Al-Imam Jalāl al-Dīn al-ṣuyutī, al-Itqān fi Ulūm al-Qur‟ān (Beirut: Dar al-Kutub
al‟Ilmiyyah, 2010), h. 541.
10
Al-Imām Abī Hamid al-Ghazali, Jawahir al-Qur‟ān (Beirut: Dar Ihya al-Ulum,t,th), h.62.
11
Hal ini seiring engan sabda Rasulullah yang artinya “orang yang paling baik diantara
kalian adalah yang paling baik akhlaqnya”. Jika dalil-dalil tentang keutamaan-keutamaan tersebar dan
diamalkan, maka ia akan menjadi sebab atas tercegahnya penyebaran berbagai macam keburukan yang
mewabah di berbagai penjuru bumi.
15
12
Abū Abdullah Ali bin Muḥammad al-Maghribi, Shahih Fadhậil A‟mậl (Jakarta: Pustaka
Ibnu Katsir, 2014), h.19-20.
13
Maulana Muḥammad Zakariyya Al-Kandahlawi rah.a, Faḍilāh al-Qur‟ān (Yogyakarta:
Ash-Shaff, 2006), h.10.
14
Subhi as-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur‟ān (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), h.482.
15
Haidar Ahmad al-A‟raji, Faḍīlah dan khasiat Surah-surah al-Qur‟ān (Jakarta: Zahra,
2007), h.18.
16
16
Bahkan dalam sebuah ḥadiṡ Rasulullah Saw, bersabda bahwa orang yang membaca satu
huruf dari ayat al-Qur‟ān akan diberikan balasan oleh Allah 10 kali lipat. Dan Rasulullah Saw
bersabda: “barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur‟ān, maka ia mendapat satu kebaikan,
dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alīf lām mīm
sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lām satu huruf dan mīm satu huruf”. (HR.Bukhārī).
dilihat, Amirulloh Syarbini & Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca Al-Qur‟ān (Jakarta: PT.
Kawah media, 2012). h.5.
17
Ensiklopedi Islam 1 ( Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, cet.2001)
18
Syeikh Abdur Rahman As-Sadi, Tahqiq, Abdurrahman Bin Mu‟ala al-Luwaihiq, Taisir
Karim al-Rahman fī Tafsir Kalam al-Manan (Saudi Arabia: Daar Ibnu Hazm Saudi Arabia, th).h.178-
179.
19
QS. Thaha: 1-2.
20
Al-Firyābī, kitab Fada‟il al-Qur‟ān, h.14.
17
21
Al-Faryābiī, Faḍā‟il al-Qur‟ān h.19.
22
Al-Faryābī, Faḍā‟il al-Qur‟ān h.21.
23
Yang artinya, “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb negri ini (Mekkah) yang
telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya lah segala sesuatu dan aku diperintahkan supaya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri. Dan supaya aku membaca al-Qur‟ān (kepada manusia).
24
Yang artinya,“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka,
baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang
tiada akan merugi”.
25
Yang artinya,“Dan apAbīla dibacakan al-Qur‟ān maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.
26
Yang artinya,“Apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur‟ān ataukah hati mereka
terkunci”.
27
Yang artinya, “Dan kami turunkan dari al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur‟ān itu tidaklah menambah kepada orang-orang
dzalim selain kerugian.”
28
Imam Musbikin menyebutkan dalam bukunya bahwa Keutamaan membaca al-Qur‟ān dan
Mempelajarinya yaitu Pertama, orang yang membaca al-Qur‟ān dan orang yang mendengarkannya
sama-sama mendapat pahala. Kedua, membaca al-Qur‟ān merupakan Ibadah, maka membacanya pun
akan mendapat pahala. Ketiga, Membaca al-Qur‟ān sebagai obat bagi orang yang sedang susah sebagai
obat penenang hati. Keempat, Orang yang suka membaca al-Qur‟ān akan diberi syafaat pada hari
kiamat. Kelima, berkumpul dengan para malaikat di akhirat. Lihat: Imam Musbikin, Mutiara al-
Qur‟ān Khazanah Ilmu Tafsir dan al-Qur‟ān (Madiun: Jaya Star Nine, 2014), h.363.
29
Arifin dan Suhendri Abū Faqih, Al-Qur‟ān sang mahkota cahaya (Jakarta: PT elex media
komputindo, 2010), h.xx-xxi.
18
30
Contoh individu yang mengkhususkan membaca al-Qur‟ān pada waktu tertentu dan pada
tempat-tempat tertentu, misalnya pada malam jum‟at di masjid atau di makam tokoh tertentu. Dan
contoh kelompok yang mengkhususkan membaca al-Qur‟ān ada waktu dan tempat-tempat tertentu
misalnya, membaca surah yasīn pada malam jum‟at hingga melahirkan tradisi Yasīnan. Lihat:
Muḥammad, Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi Dengan al-Qur‟ān Dalam Sahiron
Syamsuddin Metodologi Penelitian Living Qur‟ān dan Ḥadīṡ (Yogyakarta: Teras, 2007), h.14-15.
31
Nur Khalish Rif‟ani, Dahsyatnya Surah Yasiin, al-Waqi‟ah, al-Kahfi, dan Ayat Kursi
(Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2013), h.22.
32
Allah SWT memuji dan menyanjung orang yang mempunyai kebiasaan seperti itu. Fiman-Nya
“mereka membaca ayat-ayat Allah (al-Qur‟ān) pada beberapa waktu pada malam hari” (QS Ali Imran
:113).
33
Imam Al-Suyūtī meyebutkan dalam bukunya bahwa salah satu riwayat yang menjelaskan
keutamaan orang yang membaca al-Qur‟ān diantaranya adalah: Pertama, dalam Shahīh al-Bukhārī
dan Shahīh Muslīm disebutkan riwayat Ibn Umar, NAbī Muḥammad Saw, bersabda “Tidak dibenarkan
untuk bersikap hasud (iri) kecuali pada dua hal, satu diantaranya terhadap orang yang di anugerahi
Allah Swt. (kemampuan membaca) al-Qur‟ān, kemudian dia selalu membacanya beberapa waktu di
malam dan siang hari”. (HR. Bukharī dan Muslīm). Kedua, Imam At-Turmudzī juga meriwayatkan
hadis dari Ibn Mas‟ud, Rasulullah Saw, bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah
(al-Qur‟ān), baginya dicatat satu kebaikan dan (pahala) kebaikan itu akan dilipatgandakan sampai
sepuluh kali lipat.” (HR. al-Turmudzī). Ketiga, Imam Muslim meriwayatkan dari Abū Umamah,
Rasulullah Saw, bersabda, “Bacalah al-Qur‟ān karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi
syafaat (pertolongan) bagi yang membacanya” (HR.Muslim). lihat: Samudra Ilmu-ilmu al-Qur‟ān,
Ringkasan Kitab al-Itqan fii ulum al-Qur‟ān karya al Imam Jalal al-din al-Suyuthi, diterj. Zubdah al-
19
Rasulullah Saw, ialah: Menjadi manusia yang terbaik 34, kenikmatan yang tiada
bandingnya35, Al-Qur‟ān memberi syafaat di hari kiamat36, pahala berlipat
ganda,37dikumpulkan bersama para malaikat,38.
Dari keterangan di atas, dapat dimengerti bahwa al-Qur‟ān merupakan sumber
pokok ajaran Islam yang menjadi kebutuhan bagi setiap umat muslim, banyak ilmu
dan pelajaran penting yang dapat diambil dari al-Qur‟ān. Sehingga, seluruh ajaran
umat Islam yang menjadi kebutuhan bagi setiap umat Islam yang ada dimuka bumi
ini di anjurkan untuk membaca serta mempelajarinya 39.
Sebagian ulama meyebutkan beberapa hikmah keistimewaan membaca al-
Qur‟ān yang pahalanya bisa diperoleh kendati tidak memahaminya, di antaranya
sebagai faktor penting untuk menjaga keutuhan dan keaslian al-Qur‟ān dari
perubahan dan campur tangan manusia seperti yang menimpa kitab-kitab
sebelumnya. Membentuk persatuan kaum muslimin secara bahasa, memperkuat
persatuan agama dan memudahkan sarana komunikasi di antara mereka serta
memperkokoh barisan mereka. Dan sebagai langkah pertama bagi pembaca al-Qur‟ān
untuk tadabbur, memahami dan mengamalkan al-Qur‟ān. Imam Abdurrahmān al-
Auza‟ī rahimahullāh berkata: Ada lima yang selalu di pegang para sahabat nabi dan
Itqan fi ulum al-Qur‟ān, karya Dr. Muḥammad ibn Alawi al-Maliki al-Hasani, (Bandung: Penerbit
Arasy PT Mizan Pustaka 2003), H. 57-58.
34
Dari Utsman bin Affan RA, dari NAbī, beliau bersabda : “ Sebaik-baik kamu adalah orang
yang mempelajari al-Qur‟ān dan mengajarkannya”. HR. al-Bukhari.
35
Dari Abdullah bin Umar RA, dari NAbī, Beliau bersabda: “Tidak boleh ghibah
(menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal: orang yang
diberikan Allah SWT keahlian tentang al-Qur‟ān, maka dia melaksanakannya (membaca dan
mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan seorang yang diberi oleh Allah SWT
kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam”. Muttafaqun alaih.
36
Dari Abū Umamah al-Bahili RA, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Bacalah al-Qur‟ān, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat bagi ahlinya
(yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya). HR. al-Bukhari.
37
Dari Ibnu Mas‟ud rad, ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu
huruf dari al-Qur‟ān maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh
kali lipat, Saya tidak mengatakan ali laam miim satu huruf, akan tetapi aliif satu huruf , laam satu huruf
dan miim satu huruf”. HR. At-Tirmidzi.
38
Dari Aisyah RA iya berkata, NAbī Muḥammad bersabda : “Orang yang membaca al-Qur‟ān dan
ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti.
Sedangkan orang yang membaca terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat
dua pahala, Muttafaqun alaih. Muslich Shabīr, Terjemahan Riyadhus Shalihin II…, h.54
39
Muḥammad Iqbal A.Gazali, Keutamaan Membaca al-Qur‟ān dan menghafal al-Qur‟ān,
(T.t: Islam house, 2010). h.2-4
20
para tabi‟in yang mengikuti langkah mereka dalam kebaikan: selalu berjama‟ah kaum
muslim, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, dan membaca al-Qur‟ān dan
ijtihad fi sabilillah40.
D. Tujuan Faḍīlah al-Qur’ān, Keutamaan dan Posisi al-Qur’ān.
Menurut Maulana Muḥammad Zakariyya Al-Kandahlawi menyebutkan
bahwa tujuan Faḍīlah al-Qur‟ān adalah untuk menumbuhkan kembali kecintaan kita
terhadap al-Qur‟ān, sebab jika kita mencintai kalamullah yang mulia, kita juga akan
cinta kepada yang lainnya. Manusia diciptakan di dunia ini semata-mata agar dapat
mengenal-Nya. oleh karena itu, hendaknya manusia mempelajari ketaatan dan
menunaikan tugas-tugasnya. Al-Qur‟ān lebih tinggi daripada seluruh keutamaan
benda-benda lainnya yang dicintai di dunia ini. Biasanya, seseorang ingin
mendapatkan balasan cintanya dari cinta yang ia cintai. Sangat banyak keutamaan al-
Qur‟ān yang dapat diberikan kepada orang yang mencintainya. Secara umum,
keutamaan al-Qur‟ān diatas segala apapun yang dapat menyebabkan ketergantungan
dan kecintaan pada sesuatu. jika seseorang mencintai orang lain karena ingin
memperoleh keuntungan dari cintanya, Allah Swt berjanji akan memberi lebih
banyak kepada para pembaca Al-Qur‟ān daripada mereka yang berdoa41.
Menurut Fahd bin Abdurahman menyebutkan bahwa karakteristik yang
dimiliki al-Qur‟ān itu sangat banyak, baik yang berkaitan dengan keutamaan,
kelebihan dan kedudukannya. Penjabaran dari karakteristik tersebut adalah
keutamaan al-Qur‟ān42, syafaat bagi pembacanya 43, sebagai obat atau penyembuh44.
40
Ibid, h.5
41
Faḍīilah al-Qur‟ān, Maulana Muḥammad Zakariyya Al-Kandahlawi rah.a, (Yogyakarta:
Ash-Shaff, 2006), h.10.
42
Keutamaan Al-Qur‟ān yang dimiliki al-Qur‟ān bisa memberikan kemudahan kepada orang
yang mempelajarinya sehingga mengerti ilmu syariah, tiang agama, sumber hikmah, tanda-tanda
risalah, serta sebagai cahaya mata dan akal. Al-Qur‟ān adalah kalam yang agung, jalan Allah yang
lurus serta undang-undang Allah yang kokoh, bisa memberikan kebahagiaan, juga merupakan rahmat
Allah yang luas. Keutamaan al-Qur‟ān bukan sembarang keutamaan yang tidak bernilai, dan tidak ada
posisikitab lain yang lebih tinggi dari al-Qur‟ān. Fahd bin Abdurahman, Ulumul Qur‟an, studi
kompleksitas al-Qur‟ān, diterjemahkan oleh Amirul Hasan & Muḥammad Halabī (Yogyakarta: Titian
Ilahi, 1996). h. 86-87, cet. 1.
43
Di antara keistimewaan yang dimiliki al-Qur‟ān adalah bahwa ia bisa memberi syafa‟at
pada hari kiamat kepada orang yang membaca dan mengkajinya. Hal ini berdasarkan hadis yang
diriwayatkan Abū Umamah al-Bahili, bahwa Rasulullah bersabda: Bacalah al-Qur‟ān, ia akan datang
pada hari kiamat sebagai pemberi Syafaat kepada ashhab-nya (Muslim, I, 1400: 553).
21
masyarakat Indonesia. Sebenarnya komplek namun penulis menangkap satu hal yaitu
berjuangnya itu cenderung mengalah. Masyarakat Indonesia itu petarung tapi ketika
ada kendala struktural, lebih baik bersabar dari pada berhadapan, entah ke orangtua,
guru, ke orang yang lebih dituakan, ke struktural dan negara, biasanya cenderung
mengalah. Dalam konteks tersebut yang masyarakat mempunyai keinginan tetapi
terhalang dengan banyaknya halangan-halangan itu, faḍīlah al-Qur‟ān semacam jalan
untuk menenangkan masyarakat tersebut, agar tetap fokus terhadap cita-cita, sabar,
menerima halangan-halangan tersebut. Namun bukan berarti umat islam itu seperti
mengharapkan durian jatuh, ini fenomena umat islam berarti umat islam tetap
berusaha tapi ingin bertahan dari segi kesulitan dengan membaca faḍīlah al-Qur‟ān
dari membaca faḍīlah al-Qur‟ān ada energy baru yang membuat masyarakat lebih
konsisten, lebih sabar, lebih tekun.
E. Ayat dan Surah diutamakan membacanya pada waktu tertentu.
Imam al-Nawāwī menyebutkan dalam bukunya bahwa disunahkan membaca
ayat kursi diberbagai tempat dan kesempatan juga jika akan tidur, membaca al-
Ikhlās, al-Mu‟awwidzatain setelah melakukan shalat49. Adapula yang menyebutkan
bahwa disunahkan ketika akan tidur juga diberbagai tempat dan kesempatan
membaca ayat kursi, al-Ikhlās, al-Mu‟awwidzatain dan akhir surah al-Baqarah50.
Selanjutnya, tentang apa yang dibacakan untuk orang sakit 51 dan tentang apa yang
49
Sebuah hadis dari U‟qbah bin Amir r.a, mengatakan “Rasulullah saw. Menyuruhku untuk
membaca al-Mu‟awwidzatain setelah setelah setiap shalat. Diriwayatkan oleh Abū Dawud no.1523
mengenai Shalat, bab Istigfar, Turmudzī no. 2905 mengenai keutamaan dan pahala Al-Qur‟ān, bab:
Al-Mu‟awwidzatayn. Kata Turmudzi “ Ini adalah hadis hasan gharib”; Nasa‟i Vol.III: 68 mengenai
Al-Sahwu (lupa dalam shalat), bab: Perintah Membaca Al-Mu‟awwidzat Setelah Selesai Mendirikan
Shalat.
50
Ini amalan yang perlu diperhatikan. Diriwayatkan berkenaan dengannya menelusuri hadis-
hadis shahih dari Abū Mas‟ud Al-Badri ra bahwarasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang
membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah dalam suatu malam maka kedua ayat itu
mencakupinya (melindunginya dari gangguan pada malam tersebut)”.
51
Sunnah membaca al-Fātihah disamping orang yang sakit berdasarkan sabda NAbī saw
dalam hadis shāhih berkenaan dengan perkara tersebut: “Tahukah kamu bahwa Al-Fātihah itu ruqya
(Obat). Sunah membaca al-Ikhlas, al-Mu‟awwidzatain untuk orang sakit dengan meniup pada kedua
telapak tangan. Hal tersebut diriwayatkan dalam shahihain dari perbuatan Rasulullah saw yang telah
dijelaskan dalam bab meniup diakhir bagian sebelum ini. Di riwayatkan dari Thalhah bin Mutharif,
katanya: “Jika al-Qur‟ān dibaca didekat orang sakit, dia merasa lebih ringan. “Pada suatu hari aku
memasuki kamar seseorang yang sakit” aku berkata: “Aku melihatmu hari ini dalam keadaan baik.”
Dia berkata: karna telah ada yang membacakan Al-Qur‟ān di dekatku.” Diriwayatkan oleh Bukhari
23
dibacakan di samping mayat. Para ulama berkata, sunah membaca surah yasīn di
dekatnya berdasarkan ḥadiṡ Mā‟qil bin Yasār r.a. bahwa Nabi bersabda: “Bacalah
surah Yasīn untuk mayatmu52.” Diriwayatkan oleh Mujahid dari Asy-Sya‟bī berkata:
Kaum Ansor apabila hadir di dekat mayat, mereka membaca surah Al-Baqarah53.”
Al-Qur‟ān menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam, salah
satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus dibaca, dipelajari54. Al-Qur‟ān
dijadikan sebagai pedoman bagi setiap umat muslim, setiap muslim dianjurkan untuk
membacanya serta memahami isi dari kandungan ayat tersebut. Maka dari itu perlu
bagi kita untuk mempelajari al-Qur‟ān, baik belajar membaca, menulis maupun
mempelajari isi dari kandungan al-Qur‟ān tersebut. Bagi orang yang beriman,
kecintaannya kepada Al-Qur‟ān akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan
semakin bersemangat membacanya setiap waktu, mempelajari isi kandungan dan
memahaminya. Selanjutnya, akan mengamalkan al-Qur‟ān dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun dengan lingkungan
sekitarnya55.
Vol.IV: 375 mengenai Al-Ijarah, bab: Yang Diberikan Sebagai Ruqyah; mengenai Keutamaan Al-
Qur‟ān, bab: Fatihat Al-Kitab; Al-Thibb (Kedokteran), bab : Ruqyah degan Al-Fatihah. Muslim no.
2201 mengenai Al-Salam, bab: Boleh Mengambil Upah atas Ruqyah dengan al-Qur‟ān dan Zikir-zikir,
Abū Dawud no.3418 mengenai bahasan Al-Buyu‟ (Jual Beli), bab: Kasab para Dokter; Turmudzi no.
2064 dalam Al-Tibb, bab: Mengambi Upah dari Memberikan Perlindungan (Al-Ta‟widz); dan Ibn
Majah no. 2156 dalam bahasan Al-Tijarat, bab: Pahala Orang yang Mengobati.
52
Diriwayatkan oleh Abū Dawud no.3121 dalam bahasan Al-Jana‟iz, bab: Membaca Al-
Qur‟ān terhadap Mayat; Ahmad dalam Al-Musnad-nya Vol.V: 26-27; Ibn Majah no. 1448 mengenai
al-Jana‟iz, bab: Apa yang Dibacakan Terhadap yang Sakit Jika akan Meninggal dari hadis Abdullah
bin Mubarak dari Sulaiman bin Tharkhan Al-Taimi dari Abū Usman, tetapi bukan (Abū Usman) Al-
Nahdi, dari ayahnya dari Ma‟qil bin Yasar r.a. Tetapi, Abū Usman dan ayahnya itu termaksuk yang
tidak dikenal Majhulani dan tidak masyhur, sehingga hadis tersebut lemah.
53
Imām Nawāwī, Menjaga kemulian Al-Qur‟ān, adab dan tata caranya (Bandung: Al-Bayan,
1996), h.165-169.
54
Aminudin, et. All, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2005), h.45.
55
Amrullah, Ilmu Al-Qur‟ān untuk Pemula, h.66.
BAB III
DESKRIPSI KARYA-KARYA FAḌĪLAH AL-QUR’ĀN
24
25
1
Tidak ditemukan adanya publikasi tentang biografi Sami Muhammad
26
menyatakan lembaga. Dan dari sisi pembaca 6 atau 75% menyatakan untuk kaum
muslim, 2 atau 25% pembaca ditunjukan untuk pelajar atau penuntut ilmu.
c) Ringkasan
Dalam bab ini penulis membahas sembilan karya berdasarkan beberapa surah
yaitu Karya Ahmad Sunarto yang berjudul Faḍīlah dan Khasiat surah al-An'am dan
al-Maidah merupakan solusi berbagai kodisi masyarakat yang mengalami kesulitan
seperti kesulitan ekonomi, kurang kewibawaan, sering sakit-sakitan dan bahkan
kadang jiwanya terancam. Ia memberi solusi dengan hadirnya karya ini adalah sebuah
petikan surah atau ayat-ayat al-Qur’ān yang biasa dibaca sehari-hari dan di dalamnya
mengandung khasiat yang besar sekali, yang sangat berguna bagi setiap orang di
dalam mengarungi bahtera hidup. Menurut Ahmad Sunarto tentu ini perlu dihadapi
dengan penuh ketaqwaan serta tawakal kepada Allah, untuk itulah kemudian
disajikan kepada para pembaca untuk menghadapi hal-hal yang telah disebutkan di
atas dengan mengamalkan ayat-ayat al-Qur’ān yang mudah dihafal, tetapi
mengandung khasiat yang besar, kita akan mendapatkan dua keberuntungan
mendapat pahala membaca al-Qur’ān dan berhasil menghadapi hal-hal yang
menimpah pada diri kita dengan jalan yang di ridhoi oleh Allah.
2
QS. Fatir: 29-30 yang artinya "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah
dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan. Mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan
merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala dan menambah kepada mereka dari
karuniaNya. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha mensyukuri".
3
Hadīs Nabi yang artinya "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’ān , maka ia
akan mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan suatu kebaikan (pahala) adalah sepuluh kebaikan. Aku
tidak mengatakan bahwa Alīf Lām Mīm satu huruf, tapi Alīf adalah satu huruf, Lām satu huruf, begitu
juga mīm adalah satu huruf”.
28
dari Said al-Khudzri4. Keutamaan al-Qur’ān adalah di atas segala perkataan seperti
keutamaan Allah di atas makhlukNya 5.
4
Said al-Khudzri meriwayatkan yang artinya “Barangsiapa yang lupa terhadap zikir
kepada-Ku karena sibuk dengan al-Qur’ān , maka dia akan Ku berikan sesuatu yang paling utama
dari sesuatu yang Aku berikan kepada orang yang meminta”.
5
Ahmad Sunarto, Faḍīlah dan Khasiat Surah al-An'am dan al-Maidah (Surabaya: Mutiara
Ilmu, 1991).
6
Maulana Muḥammad Zakariyya al-Kandahlawī, Himpunan Faḍīlah Amal (Yogyakarta:
Ash-Shaff, 2006).
29
7
Muḥammad Naṣiruddin al-Bani, Ringkasan Ṣahīh Bukhārī (Jakarta: Pustaka Azam, 2007).
Jilid. IV.
8
Dari Abū Sa'id al-Khudri bahwa seseorang laki-laki mendengar laki-laki lain membaca
Qullhuwallahu ahad dengan mengulang-ulangnya, ketika subuh Rasulullah datang lalu hal itu
disampaikan kepada beliau. Saat itu, laki-laki tadi seakan-akan mengganggap bacaan itu terlalu sedikit.
Maka Rasul bersabda "Demi dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, bacaan itu sama dengan
sepertiga al-Qur’ān”.
9
Riwayat dari Aisyah, bahwa Nabi jika hendak berbaring di tempat tidur, beliau mengatupkan
kedua telapak tangannya dan meniupnya, kemudian beliau membaca Qul huwallahu ahad, Qul audzu
birabbil Falaq, Qul audzu birabbilnass, setelah itu, beliau mengusap telapak tangan itu ke seluruh
bagian tubuh yang memungkinkan, usapan itu dimulai dari kepala dan wajah serta bagian tubuhnya
yang lain. hal itu dilakukan sebanyak tiga kali. Ketika beliau merasa sakit, beliau menyuruhku untuk
melakukan hal itu. Yunus berkata "Aku melihat Ibnu Syihab melakukan itu ketika berbaring di tempat
tidurnya."
10
Athiq bin Ghaits al-Balady, Keutamaan-keutamaan al-Qur’ān, menurut ḥadīs-ḥadīs
Rasulullah (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2008).
11
Ad-Darimy Juz II / 437).
30
12
Imam Bukhari dalam kita Shahihnya menyebutkan, juz ke II halaman 326, sesungguhnya
Rasulullah apabila mengadu kesakitan, maka beliau membaca dalam dirinya dengan surat
Mua’wizatain dan berbisik-bisik, maka ketika sakitnya semakin berat aku membacakannya dan aku
mengusapkan tangannya untuk mengharapkan barakahnya.
13
QS. al-Anfal:24 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan
seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberikan Kehidupan kamu”.
14
Raghib as-Sirjani adalah cendikiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir. Raghib
as-Sirjani lahir pada tahun 1964, di Provinsi Gharbiyyah, Mesir. Ia lulus dari Fakultas Kedokteran
Universitas Kairo dengan predikat Summa Cumlaude tahun 1988. Kemudian meraih Master di
Universitas yang sama tahun 1992. Raghib As- Sirjani, Mukjizat Menghafal al- Qur’ān, Panduan
Cepat dan Mudah Menghafal al-Qur’ān (Semarang: CV.Toha Putra, 2009).
15
Diriwayatkan dari Umar bin Khatab, bahwa Nabi bersabda “Sesungguhnya Allah akan
mengangkat kaum-kaum dengan kitab ini (al-Qur’ān) dan dengannya pula Allah merendahkan kaum
yang lain”, Imam Muslim, 1988: I: 360: Nomor 817.
16
Diriwayatkan dari Anas bin Malik “Berapa banyak orang yang membaca al-Qur’ān
sedangkan al-Qur’ān mengutuknya. karena tidak mengamalkannya”.
17
Abū Muhammad al-Darimi dengan isnad Abū Said al-Khudri ra, dinyatakan bahwa
"Barangsiapa yang membaca surah al-Kahfi pada malam jum'at, ia disinari oleh cahaya dari bawah
kakinya sampai ke atasa langit yang akan meneranginya kelak pada hari kiamat, serta dosa-sosanya
diantara dua jumat akan diampuni”.
18
Dari Abū Hurairah, Nabi bersabda "Sesungguhnya ada satu surah dalam al-Qur’ān yang
terdiri dari tiga puluh ayat, ia akan memberi syafaat kepada seseorang hingga diampuni, yaitu surah
Tabarakalladzi bi yadihil mulk ( surah al-mulk)" .
31
19
Eldeeb Ibrahīm, Be A Living al-Qur’ān, Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat al-Qur’ān
dalam Kehidupan Sehari-hari (Jakarta: Kultum Media, 2009).
20
Abu Umamah ia berkata bahwa aku telah melihat Rasul bersabda Bacalah al-Qur’ān
karena akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya
(HR.Muslim).
21
Utsman ra. dari Rasulullah, beliau bersabda:“Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari
al-Qur’ān dan mengamalkannya” (HR.Bukhari).
22
Umar bin Khatab r.a, Rasul bersabda Sesungguhnya Allah mengangkat derajat orang-
orang dengan al-Qur’ān dan merendahkan derajat orang lain juga dengan al-Qur’ān (HR.Muslim).
23
Ibn Mas'ud Rasul bersabda, Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’ān , maka
ia akan mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan suatu kebaikan (pahala) adalah sepuluh kebaikan,
aku tidak mengatakan Alif lam mim satu huruf, tetapi alīf satu huruf lām satu huruf mīm satu huruf
(HR. Muslim).
24
Riwayat Imam Darimi meriwayatkan dengan sanadnya sendiri dari Abdullah bin Mas’ud
dari Nabi saw, beliau bersabda “Bacalah al-Qur’ān karena sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa
hati yang memahami al-Qur’ān dan sesungguhnya al-Qur’ān ini adalah hidayah Allah, barangsiapa
yang memasukinya akan merasa aman dan barang siapa yang mencintai al-Qur’ān maka ia akan
berbahagia.
32
sebagai penguat hukum-hukum yang telah dijelaskan al-Qur’ān. Oleh karena itu, agar
dapat mengetahui keutamaan al-Qur’ān tidak akan mungkin terlepas dari keterangan
ḥadis Nabi. Dan juga mengemukakan bahwa realitas sekarang ini yang sudah
mengakar kuat, yaitu kecenderungan sebagian masyarakat Muslim yang melihat al-
Qur’ān secara parsial dan memperlakukan secara diskriminatif karena adanya
keyakinan perbedaan keutamaan di antara surah-surahnya akibatnya, mereka hanya
membaca surah-surah tertentu yang di yakini mempunyai keutamaan lebih dibanding
surah yang lain, tidak ada upaya untuk membaca surah-surah yang lain atau surah-
surah al-Qur’ān secara keseluruhan hingga tamat (khatam). Kehadiran karya ini
setidaknya dapat membantu masyarakat Islam dalam memahami berbagai cara Nabi
nenempatkan al-Qur’ān sebagai bacaan yang mulia proporsional dan menyeluruh.
Semua surah dalam al-Qur’ān mempunyai nilai yang sama jika dibaca.
Buku Keutamaan al-Qur’ān dalam kesaksian ḥadīs oleh Tim Lajnah
Petashihah mushaf al-Qur’ān25 menjelaskan bahwa al-Qur’ān telah menyatakan
dirinya sebagai kitab petunjuk (hudan) yang dapat menuntun umat manusia ke jalan
yang benar, menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat. Selain itu juga
berfungsi sebagai pembeda (furqan) antara yang benar dan yang batil. Sebagai kitab
suci terakhir yang diturunkan pada nabi yang terakhir dan memiliki keutamaan lebih
banyak dibandingkan kitab-kitab sebelumnya, di antaranya yang disebutkan dalam
buku ini adalah riwayat dari Ibn Mas'ud26, at-Tirmidzi27, Abū Umamah al-Bahili28.
Ibrahim Ali as-sayyid Ali Isa memaparkan tentang al-Qur’ān adalah ruh umat
Islam. Ia menjadi sumber kehidupan, kebesaran dan kemuliaan bagi manusia.
Tanpanya, mereka menjadi mati, tanpa kehidupan, nilai, maupun kualitas. Sedangkan
ḥadis Nabi memerinci maksud yang masih global, karena itulah di setiap masa Allah
menciptakan orang-orang yang menjaga ḥadis Nabi dari pemaknaan menyimpang
25
Lajnah Petashihah mushaf al-Qur’ān, Keutamaan al-Qur’ān dalam kesaksian ḥadīs
(Ciputat: Penerbit Lentera Hati, 2009).
26
Dari Ibn Mas'ud Rasul bersabda, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’ān ,
maka ia akan mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan suatu kebaikan (pahala) adalah sepuluh
kebaikan".
27
Riwayat at-Tirmidzi, syafaat bagi pembacanya.
28
Abū Umamah al-Bahili, bahwa Rasul bersabda: "Bacalah al-Qur’ān , ia akan datang pada
hari kiamat sebagaimana pemberi syafaat kepada ashhabnya (Muslim,1,1400:553).
33
kaum radikal dan penjiplakan para pendusta. Para ulama telah memberikan perhatian
besar dan mencurahkan segenap kemampuan mereka untuk menjaga dan untuk
mempertahankan ḥadis Nabi, baik dengan cara mengumpulkan, meneliti, mengkritisi
dan mempelajari sanad-sanadnya atau mengambil ishtinbat hukum. Buku ini
merupakan bagian dari upaya di atas. Buku ini pada mula nya adalah disertasi
doctoral di Universitas al-Azhar, Cairo berisi tentang ḥadis-ḥadis dan atsar yang
terkait dengan keutamaan surah-surah dalam al-Qur’ān, isi buku ini mencakup ḥadis
dan atsar yang shahih, hasan, daif namun ke-daif-annya masih bisa ditoleransi,
disertai dengan tajhrij dan penjelasan Ayat.
Ibrahim Ali as-Sayyid Ali Isa29 menjelaskan bahwa al-Qur’ān adalah petujuk
yang berfungsi untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya dari
gelapnya kekufuran, syirik kebodohan menuju cahaya iman, tauhid, ilmu dan al-
Qur’ān adalah ruh umat Islam karena kehidupan, kemuliaan, ketinggian derajat
tergantung padanya. Al-Qur’ān adalah ruh yang memancarkan menggerakkan,
mengembangkan kehidupan dalam hati serta dalam kehidupan alam nyata. Suatu
umat yang tidak berpegang pada al-Qur’ān adalah umat yang hancur, tanpa
kehidupan, nilai dan tidak ada harganya sama sekali menurut Ibrahim Ali as-Sayyid
Ali Isa30.
Buku Faḍa’īl A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan oleh Muhammad Sami31
mengungkapkan bahwa Rasulullah membaca dua surah yaitu QS. al-Mulk dan QS.
as-Sajdah sebelum tidur, sebagaimana pada ḥadis yang berbunyi siapa yang yang
membaca keduanya sebelum tidur, dia mendapatkan pahala lebih dari 28.700
kebaikan. Semua itu tentu atas izin Allah. Adapun dalam bacaan QS. al-Baqarah,
pahalanya lebih banyak dari seperempat juta kebaikan. Pahala ini kalau satu kebaikan
dikalikan sepuluh lipat, bisa jadi satu kebaikan dilipatkan dua puluh, tiga puluh,
29
Ibrahim Ali as-Sayyid Ali Isa, Ḥadis-ḥadis dan Atsar yang menjelaskan tentang
Keutamaan QS.-QS. al-Qur’ān (Jakarta:PT. Sahara intisains, 2010).
30
Ibrahim Ali as-Sayyid Ali Isa, Hadis-hadis keutamaan surah-surah al-Qur’ān (Jakarta:
Sahara Publishers, 2010).
31
Muhammad Sami, Faḍa’īl A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan (Solo: Tinta Medina,
2014).
34
seratus, tujuh ratus atau bahkan lebih. Jumlahnya bervariasi berkisar antara sepuluh
sampai tujuh ratus atau bahkan lebih, ini terserah kepada Allah SWT. Kebenaran itu
berdasarkan sabda Rasulullah saw, Allah berfirman, jika seorang hambaku ingin
melakukan kejahatan maka janganlah kalian catat hingga ia melakukannya dan jika ia
melakukannya maka catatlah semisalnya.
A. Deskripsi Karya-karya faḍīlah al-Qur’ān berdasarkan Satu Surah
1. Literatur yang Dianalisis dalam bab ini
a) Mansur bin Maṣadi Muḥammad, Khasiat dan mukjizat Surah al-Fātiḥah,
Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1995.
b) Ḥuzaifah Abū, Yāsīn, Tahlīl, Khasiat Yāsīn, Doa-doa, Manzīl, Cahaya Ilmu,
Petaling Jaya, 1995.
c) Zadah Hamamī, Tafsir Yāsīn, Era Ilmu SDN, BHD, Kuala Lumpur, 1996.
d) Albani Muḥammad, Dahsyatnya Surah al-Kahfi, sejata Ampuh Penangkal
Dajjal, Mumtaza, Solo, 2007.
e) Muhammad Abū, Faḍīlah Surah Yāsīn dan Tahlil, Khasiat Lengkap Tiap Ayat
QS. Yāsīn, Tata Cara, Manfaat dan Khasiatnya, Zahra, Jakarta, 2008.
f) Syāfi'ī al-Bantanī Muḥammad, Mukjizat al-Fātiḥah, Menggapai Kesuksesan
dan Kebahagiaan dalam Kehidupan, Zikrul Hakim, Jakarta, 2009.
g) Alcaff Muhammad, Zikir al-Fātiḥah, Menyembuhkan segala macam penyakit
dan Mengabulkan semua hajat sebagaimana diamalkan dan diajarkan oleh
Nabi Muhammad SAW, Zahra Pustaka, Jakarta, 2010.
2. Ikhtisar Literatur
a. Pengarang dan Pembaca
Ikhtisar literatur berdasarkan satu surah ada 7 namun lima pengarang tidak
ditemukan biografinya 32.
32
Tidak ditemukan adanya publikasi tentang biografi Muḥammad Mansur bin Maṣadi,
Hamamī Zadah, Abū Muhammad, Muḥammad Syāfi'ī al-Bantanī.
35
Indonesia 31 - -
Jumlah 63 59 73
Sumber: Referensi-referensi yang terdapat dalam bibliografi, catatan kaki, dan teks
dari karya-karya yang dibahas
Tabel 3.6. Sumber-sumber yang Umum Digunakan
c. Ringkasan
Dalam bab ini penulis membahas tujuh karya berdasarkan satu surah yaitu
pertama, Buku Khasiat dan mukjizat surah al-Fātiḥah oleh Muḥammad Mansur bin
Maṣadi33 menjelaskan tentang keutamaan mengamalkan surah al-Fatihah ia
mengatakan kita semua sepakat bahwa setiap orang Islam harus menghafalkan surah
ini bahkan anak-anak yang masih kecil pun sudah biasa menghafal surah ini. Setelah
menghafal lalu memahami terjemahannya disertai juga tafsirannya dan mengajarkan
serta mengamalkan Faḍīlah surah al-Fatihah. Muḥammad Mansur menyebutkan
sebagai berikut. Sholat sunah dua rakaat dan beristigfar, hadiahkan al-Fatihah sekali
kepada Rasul berserta keluarga dan sahabatnya, kepada wali-wali Allah dan
khususnya Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, kepada guru-guru, kedua orang tua, kepada
diri sendiri dan hajat atau keinginan kita setelah itu membaca al-Fatihah dan berdoa
kepada Allah. Yang dipaparkkan dalam buku ini antara lain yaitu dalam kitab Shahih
34
Bukhari Diriwayatkan dari Abū Said al- Khudri , diriwayatkan dari Ibnu Abbas35,
33
Muḥammad Mansur bin Maṣadi, Khasiat dan mukjizat Surah al-Fātiḥah (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1995).
34
Diriwayatkan oleh Abū Said al-Khudri, “sejumlah sahabat Nabi datang ke salah suatu
kampung orang Arab dan mereka tidak diterima sebagai tamu. Ketika mereka dalam keadaan
37
lalu dalam kitab Ibnu Katsir36, diriwayatkan ad-Daruquthni dan al-Hakim dan
Ubadah bin as-Shamit r.a37 .
Abū Ḥuzaifah38 menjelaskan beberapa amalan dalam QS. Yasīn, tahlil, ayat
ayat manzil dan lain sebagainya. Abū Ḥuzaifah memaparkan bahwa Nabi bersabda
tentang surah yasin mempunyai kelebihan. Ini Salah satu yang disukai Allah adalah
berdoa kepadanya, doa adalah ibu segala ibadah. Allah amat suka kepada para
hamba-Nya yang berdoa dan mengajukan permintaan mereka kepadaNya, manakala
berdoa melalui bacaan surah Yasīn mempunyai banyak kelebihan, diriwayatkan dari
Anas ra39 dan Jundub ra40. Karya Abū Ḥuzaifah yang berjudul Yāsīn, Tahlīl, Khasiat
Yāsīn, Doa-doa, Manzīl ini berangkat dari ḥadīs Nabi bahwa sesungguhnya sesuatu
itu mempunyai hati dan surah. Yasīn itu adalah hatinya al-Qur’ān. Sesungguhnya
surah Yasīn ini memiliki banyak khasiat, hikmah dan kelebihan bagi orang yang
mengamalkan.
Buku Yāsīn, Tahlīl, Khasiat Yāsīn, Doa-doa, Manzīl oleh Hamamī Zadah
menjelaskan bahwa surah Yāsīn menjadi petunjuk dan saksi atas kerasulan Nabi
Muhammad maka tidak diragukan lagi bahwa surah Yāsīn menjadi hati al-Qur’ān,
demikian, pemimpin masyarakat kampung itu disengat binatang. Orang kampung bertanya. "Apakah
kamu mempunyai obat atau adakah diantara kamu yang pandai menbaca mantera?". Para sahabat
menjawab "Mereka lalu memberikan beberapa ekor kambing. Lalu salah seorang dari mereka
membacakan surah al-Fātiḥah , setelah itu ia sembuh. Mereka menyerahkan kambing. Para sahabat
berkata. "Kita tanya dahulu kepada Nabi, baru para sahabat ambil."
35
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Di tempat mengambil air ada seorang laki-laki disengat
binatang berbisa, lalu salah seorang sahabat membacakan surah al-Fātiḥah dengan upah seekor
kambing.
36
Kitab Ibnu Katsir, Juz 1 halaman 9, menerangkan perihal rahasia. Faḍīlah dan hikmah dari
surah al-Fātiḥah, bahwa Nabi bersabda: "al-Fātiḥah, dialah tujuh ayat yang di ulang-ulang dan Qur'an
yang di bepadaku".
37
Diriwayatkan ad-Daruquthni dan al-Hakim dan Ubadah bin as-Shamit r.a, berkata rasul
bersabda: Ummu al-Qur'an adalah pengganti dari yang lainnya, dan tiadalah yang lainnya sebagai
pengganti daripadanya. Terdapat dalam kitab Khazinatul Asrar, h.109.
38
Abū Ḥuzaifah adalah seorang editor di Penerbit al-Qowam serta di Kelompok Penerbit
Zamzam, Solo. Dan juga ia seorang penerjemah buku-buku islami, puluhan buku telah
diterjemahkannya diantaranya, Ensklopedia Fatwa Syaikh al-bani dan Kunci-kunci Tadabbur al-
Qur’ān. Abu Huzaifah, Yasīn, tahlil, ayat ayat manzil, Munjizat, Syifa serta sholat dan doa jenazah
(Pelitang Jaya: Cahaya Ilmu, 1995).
39
Diriwayatkan dari Anas ra, Rasulullah bersabda Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu itu
mempunyai hati dan hati al-Qur’ān adalah surah Yasin.
40
Diriwayatkan dari Jundub ra. Rasul bersabda Barangsiapa membaca Yāsīn pada suatu
malam dengan niat untuk memperolehi keriidhaan Allah, maka ia akan diampunkan oleh Allah.
38
41
Hamamī Zadah, Tafsir Yāsīn (Kuala Lumpur: Era Ilmu SDN, BHD, 1996).
42
Muḥammad Albani adalah seorang imam Ahlus Sunnah, ia tidak hanya dikenal sebagai
ulama ahli hadits akan tetapi ia juga salah seorang diantara barisan para ulama yang mendapat predikat
sebagai pembaharu Islam (Mujaddid al-Islam), ia lahir tahun 1914 M di ibukota al-bania. Biografi
singkat yang disadur dari kitab al-Imam al-Mujaddid al-Allamah al-Muhadits Muhammad
Nashiruddin al-Bani, oleh Umar Abu Bakar.
39
43
Albani Muḥammad, Dahsyatnya Surah al-Kahfi, sejata Ampuh Penangkal Dajjal (Solo:
Mumtaza, 2007).
44
Syāfi'ī al-Bantanī Muḥammad, Mukjizat al-Fātiḥah, Menggapai Kesuksesan dan
Kebahagiaan dalam Kehidupan (Jakarta: Zikrul Hakim, 2009).
45
Diriwayatkan dari Abū Hurairah, Nabi bersabda "Sesungguhnya ada satu surah dalam al-
Qur’ān yang terdiri dari tiga puluh ayat, ia akan memberi syafaat kepada seseorang hingga
diampuni, yaitu surah Tabarakalladzi bi yadihil mulk ( surah al-mulk)"
40
riwayatkan dari Umar bin Khatab46, Anas bin Malik47, Abū Muhammad al-Darimi
dengan isnad Abū Said al-Khudri ra48, dari Abū Hurairah. Abū Muhammad
menjelaskan bahwa membaca surah Yāsīn dan Tahlil adalah dua amalan mustajab
yang manfaatnya luar biasa besar bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat
maupun bagi orang-orang yang terkasih yang telah berpulang ke rahmatulllah,
terdapat dalam ḥadīs "Barangsiapa yang membacanya sebelum berpergian, maka
siang itu termasuk orang-orang yang dijaga dan diberi rezeki, jika wafat diluaskan
kuburannya hingga seluas pandangannya, diamankan dari impitan kubur, saat dia
keluar dari kuburnya, malaikat mengiringinya, dan dia bersama para nabi berhenti
di hadapan Allah tanpa rasa khawatir, tidak merasa sedih dan tidak pula gelisah”.
Rasul bersabda, apa yang kalian sedekahkan untuk orang mati, niscaya, dan orang
yang menyinari tujuh langit. kemudian roh diatas pusara sambil berkata, Salam
sejahtera atas kalian wahai para penghuni kubur, keluarga anda telah mengirim
hadiah untuk kalian. "Lalu lintas itu masuk ke dalam kubur si mayit"49. Karya
Muhammad Abū yang berjudul Faḍīlah surah Yāsīn dan Tahlil, Khasiat Lengkap
Tiap Ayat QS. Yāsīn, Tata Cara, Manfaat dan Khasiatnya, berasumsi dari membaca
surah yasin dan tahlil adalah dua amalan mustajab yang manfaatnya luar biasa besar
bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat maupun bagi orang-orang terkasih yang
telah berpulang ke rahmatullah.
Buku Zikir al-Fātiḥah, Menyembuhkan segala macam penyakit dan
Mengabulkan semua hajat sebagaimana diamalkan dan diajarkan oleh Nabi
Muhammad, oleh Muhammad Alcaff mengatakan bahwa mukjizat surah al-Fātiḥah
telah terbukti kemampuannya dalam menyembuhkan penyakit sahabat-sahabat mulia
46
Diriwayatkan dari Umar bin Khatab, bahwa Nabi bersabda Sesungguhnya Allah akan
mengangkat kaum-kaum dengan kitab ini (al-Qur’ān ) dan dengannya pada pula Allah merendahkan
kaum yang lain. (Imam Muslim, 1988: I:360: Nomor 817).
47
Diriwayatkan dari Anas bin Malik "Berapa banyak orang yang membaca al-Qur’ān
sedangkan al-Qur’ān mengutuknya. karena tidak mengamalkannya”.
48
Abū Muhammad al-Darimi dengan isnad Abū Said al-Khudri ra, dinyatakan bahwa
"Barangsiapa yang membaca surah al-Kahfi pada malam jum'at, ia disinari oleh cahaya dari bawah
kakinya sampai ke atasa langit yang akan meneranginyakelak pada hari kiamat, serta dosa-dosanya
diantara dua jumat akan diampuni.
49
Abū Muhammad, Faḍīlah Surah Yāsīn dan Tahlil, Khasiat Lengkap Tiap Ayat QS. Yāsīn,
Tata Cara, Manfaat dan Khasiatnya (Jakarta: Zahra, 2008).
41
Rasulullah, karena surah al-Fātiḥah adalah raja segala obat dan kunci menuju gerbang
kesuksesan, kemakmuran dan kebahagiaan. Karya ini juga mengungkapkan
kedasyatan surah al-Fātiḥah, pembaca dituntun secara mudah dan praktis untuk
menyelesaikan problem hidup dengan bertawasul melalui kedudukan surah al-Fātiḥah
sehingga dengan mengamalkan buku ini, penyakit akan sembuh, hajat akan terpenuhi,
kesulitan hidup akan teratasi, segala macam musibah akan menjauhi diri seseorang
serta mendapat keberkahan dan kedamaian. Karya Muhammad Alcaff, Zikir al-
Fātiḥah Menyembuhkan segala macam penyakit dan Mengabulkan semua hajat
sebagaimana diamalkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad, ini berangkat dari
asumsi pengarang bahwa mukjizat surah al-Fātiḥah telah terbukti kemampuannya
dalam menyembuhkan penyakit sahabat-sahabat mulia Rasulullah, karena surah al-
Fātiḥah adalah raja segala obat dan kunci menuju gerbang kesuksesan, kemakmuran
dan kebahagiaan. Karya ini juga mengungkapkan kedasyatan QS. al-Fātiḥah,
pembaca dituntun secara mudah dan praktis untuk menyelesaikan problem hidup
dengan bertawasul melalui kedudukan surah al-Fātiḥah, sehingga dengan
mengamalkan buku ini, penyakit akan sembuh, hajat akan terpenuhi, kesulitan hidup
akan teratasi, segala macam musibah akan menjauhi diri seseorang serta mendapat
keberkahan dan kedamaian50.
A. Deskripsi Karya-karya faḍīlah al-Qur’ān berdasarkan Satu Ayat
1. Literatur yang Dianalisis dalam bab ini
a) Ilahy Fadh, Faḍīlah dan tafsīr ayat kursi, Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 1996.
b) Muḥammad al-Syarqawi Aḥmad, Ayat Kursi, Makna dan Khasiat, Pustaka
Azam, Jakarta, 2007.
c) Al-Suyuṭi Jalāl al-Dīn, Dahsyatnya Ayat Kursi, PT. Serambi Ilmu Semesta,
Jakarta, 2007.
2. Ikhtisar Literatur
a. Pengarang dan Pembaca
Ikhtisar literatur berdasarkan satu surah ada tiga yaitu sebagai berikut:
50
Alcaff Muhammad, Zikir al-Fātiḥah, Menyembuhkan segala macam penyakit dan
Mengabulkan semua hajat sebagaimana diamalkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW
(Jakarta: Zahra Pustaka, 2010).
42
Buku Ayat Kursi, Makna dan Khasiat oleh Ahmad Muḥammad al-Syarqawi
mengatakan bahwa betapa pentingnya makna ayat kursi, ayat kursi termasuk ayat
yang paling mulia, dan karena mencakup masalah-masalah prinsip agama, selain
mendapat pahala besar juga di simpulkan bahwa setiap muslim perlu memahami
51
Fadh Ilahy adalah seorang ulama dan peneliti senior yang dikenal luas oleh dunia Islam.
Fadh Ilahy, Muhammad SAW Sang Guru Yang Hebat, Sirah Nabi sebagai guru berdasarkan al-
Qur’ān dan hadits shohih Penerbit Pustaka Elba.
52
Ilahy Fadh, Faḍīlah dan tafsīr ayat kursi (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1996).
44
makna ayat ini, serta mengetahui keutamaan dan faedahnya. Ia juga mengungkapkan
bahwa seseorang dengan membaca ayat kursi bertambahlah keimanan, ketaatan,
keyakinan, keteguhan, hidayah, pengetahuan, ketinggian, dan kemuliaan kepada
tangan-tangan penerima, jalan-jalan penerima, derajat taqarub, serta kedudukan cinta
dan kasih. Setiap kali ia membaca ayat kursi dan berkeliling di seluruh penjurunya
serta di cakrawalanya, semakin bertambah penjagaan dan perlindungan dari iblis
terlaknat dan bala tentaranya dari golongan setan 53. Ia memulai karyanya karena
beranjak dari pentingnya makna ayat kursi, Ayat Kursi termasuk ayat yang paling
mulia dan karena mencakup masalah-masalah prinsip agama, selain mendapat pahala
besar juga di simpulkan bahwa setiap muslim perlu memahami makna ayat ini, serta
mengetahui keutamaan dan faedahnya, 54 karya ini adalah karya terkemuka imam Jalāl
al-Dīn al-Suyuṭi55 beranjak dari menjawab persoalan rasa penasaran tentang
keutamaan dan pahala dari ayat kursi.
Buku Al-Suyuṭi Jalāl al-Dīn, Dahsyatnya Ayat Kursi, menjelaskan bahwa ayat
kursi disebut juga dengan penghulu ayat ayat al-Qur’ān dan yang terbesar di
dalamnya. Ayat kursi turun pada malam hari, lalu Rasulullah saw, memanggil Zaid
untuk menulisnya. Ayat kursi mengandung sepuluh kalimat yang berdiri sendiri dan
mengandung pengakuan akan keesaan Allah dan sifat-sifatnya yang tinggi. Dalam
ayat kursi disebutkan bahwa Allah mahatinggi, ia merupakan puncak masalah
ketuhanan dimana cahaya-cahaya sifat yang tinggi terbit pada permukaannya. Dan
didalamnya telah terhimpun dasar-dasar sifat uluhiyah, wahdaniyah, al-hayah, al-
ilmu, al-mulku, al-Qudratu al-iradatu dan mencakup delapan belas tempat yang di
dalamnya disebutkan nama Allah, yang tampak pada sebagiannya dan tertutup pada
sebagian yang lain. Ayat kursi adalah ayat yang mengandung kaidah-kaidah
53
Muḥammad al-Syarqawi Aḥmad, Ayat Kursi, Makna dan Khasiat (Jakarta: Pustaka Azam,
2007).
54
Ahmad Muḥammad al-Syarqawi, Ayat Kursi, Makna dan Khasiat (Jakarta: Pustaka Azam,
2007).
55
Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi ialah seorang yang menempati kedudukan di antara deretan orang-
orang besar dari para ahli tafsir, ahli hadits, ahli bahasa, fikih dan ushul fikih. Nama lengkapnya adalah
Abu Bakar bin Muhammad bin Sbiq al-Dīn bin al-Fakhri Utsman bin Nadhir al-Dīn al-Humam al-
Khudairi al-Suyuṭi. Kelahirannya di daerah Suyuṭh, setelah magrib malam Ahad pada hilal bulan Rajab
tahun 849 H. Ia wafat pada hari kami 19 Jumadi al-Ula tahun 911 H. Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi, Asbab
Wurud al-Hadits (Jakarta: Tim Pustakan As-Sunnah, 2009).
45
56
Al-Suyuṭi Jalāl al-Dīn, Dahsyatnya Ayat Kursi (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007).
57
Tidak ditemukan adanya publikasi tentang biografi Ali Aziz Muhamad, Qasīm Asyūr,
Deden Zaenal Mutaqin.
46
Malikī Muslim
Muḥammad
Ulama al-Nawāwī Kaum
Muslim
Ulama Fahd Ar-Rumi Kaum
Muslim
Jumlah 3
pembaca
Sumber: kata pengantar karya yang di kutip
c. Ringkasan
Buku Ulūm al-Qur’ān, Studi Kompleksitas al-Qur’ān, Fahd Bin Abdurrahman
Ar-Rumi58 menjelaskan bahwa tidak diragukan lagi bahwa keutamaan al-Qur’ān
sangat banyak, karena al-Qur’ān merupakan kitab yang dijadikan Allah untuk
membebaskan umat ini dari kebodohan dan kesesatan. Ia juga mengungkapkan bahwa
karakteristik yang dimiliki al-Qur’ān sangat banyak, baik yang berkaitan dengan
keutamaan, kelebihan dan kedudukannya. Penjabaran dari karakteristik tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut. Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi mengatakan
sudah jelas bahwa keutamaan yang dimiliki al-Qur’ān bisa memberikan kemudahan
kepada orang mempelajarinya sehingga mengerti dasar ilmu syariah. Al-Qur’ān ialah
tiang agama sumber hikmah, tanda-tanda risah serta sebagai cahaya mata menuju ke
jalan Allah. Keutamaan al-Qur’ān bukan sembarang keutamaan yang tidak bernilai,
dan tidak ada posisi kitab yang lebih tinggi dari al-Qur’ān. Sebagaimana disebutkan
al-Qur’ān dan ḥadis yaitu diantara keistimewaan yang dimiliki al-Qur’ān adalah ia
bisa membri syafaat bagi pembacanya 59, sebagai penyembuh firman Allah QS al-Isra:
58
Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi adalah guru besar pada studi al-Qur’ān dan Fakultas
pengajaran. Riyadh, Saudi Arabia. Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulūm al-Qur’ān, Studi
Kompleksitas al-Qur’ān (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996).
59
"Diriwayatkan dari Abū Umamah al-Bahili, bahwa Rasul bersabda: "Bacalah al-Qur’ān , ia
akan datang pada hari kiamat sebagaimana pemberi syafaat kepada ashhabnya” (Muslim, 1,
1400:553).
48
8260, QS. Fushshilat61, QS.Yunus:5762. Karya ini adalah terjemahan dari kitab
Dirasat Fi Ulūm al-Qur’ān, di terjemahkan oleh Amirul Hasan dan Muhammad
Halabi. Karya ini muncul berawal dari keindahan latar belakang turunnya al-Qur’ān,
baik yang di Mekkah maupun di Madinah, sebab-sebab turunnya al-Qur’ān dari awal
hingga berakhirnya, upaya pengumpulan dan lain sebagainya merupakan hal yang
sangat menarik untuk dipelajari dan dikembangkan menjadi suatu yang selalu aktual
dan sagat luas kandungan ilmiahnya. Dari hal-hal ini lah muncul pembahasan tentang
ilmu-ilmu al-Qur’ān secara luas, pengarang berfikir untuk menuliskan sesuatu yang
berkaitan dengan pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’ān, agar bisa diikuti atau dicerna
dengan mudah, karya ini di alih bahasakan kedalam bahasa indonesia demi
mempermudah para pencinta ilmu untuk memperoleh keberhasilan dalam memahami
al-Qur’ān.
Buku 1001 Tanya Jawab Tentang al-Qur’ān Qasīm Asyūr63 menjelaskan
makna dan kandungan al-Qur’an disajikan dalam bentuk Tanya jawab agar mudah
dipahami. Qasīm Asyūr memaparkan ḥadis tentang keutamaan al-Qur’ān diantaranya
yaitu dua ayat memberikan kecukupan bagi seorang Muslim64, QS. yang nilainya
sama dengan satu pertiga al-Qur’ān65, QS. yang paling menyentuh bagi Allah66, satu
ayat yang mengantarkan ke surga yaitu ayat kursi67, QS. yang membuat setan lari
60
QS al-Isra: 82yang artinya “Dan kami turunkan dalam al-Qur’ān ayat-ayat yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
61
QS. Fushshilat yang artinya "Katakanlah al-Qur’ān itu petunjuk dan penawar”.
62
QS.Yunus:57 yang artinya "Hai manusi, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dada”.
63
Qasīm Asyūr, 1001 Tanya Jawab Tentang al-Qur’ān (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000).
64
Diriwayatkan dari Nu'man bin Basyir, Rasulullah bersabda Sesungguhnya Allah telah
menulis sebuah kitab dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Kitab itu berada di
Arsy dan darinya Dia telah menurunkan dua ayat, yang dengan keduanya Dia menutup surah al-
Baqarah. Tidaklah kedua ayat tersebut dibaca di dalam suatu rumah selama tiga malam, melainkan
rumah tersebut tidak di dekati oleh setan. Rasul bersabda Dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah,
barangsiapa membacanya pada malam hari, maka keduanya akan memberikan kecukupan baginya.
65
Rasul bersabda "Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu membaca sepertiga
al-Qur’ān pada setiap malam? Sesungguhnya barangsiapa membaca, Qul huwaallahu ahad,
Allahush shomad) pada suatu malam berarti ia telah membaca pada malamnya itu sepertiga al-
Qur’ān ".
66
Diriwayatkan Uqbah bin Amir, Rasul bersabda "Engkau tidak akan membaca suatu pun
yang lebih menyentuh bagi Allah melebihi surah Qul a'udzubirabbil falaq".
67
Nabi bersabda Barangsiapa yang membaca ayat kursi pada setiap selesai shalat, maka
tidak ada penghalang antara dirinya dengan masuk surga selain kematian.
49
yaitu QS. al- baqarah68, berlindung dari dajjal adalah QS. al-Kahfi69, penyembuh
segala macam penyakit QS. al-Fātiḥah70. Asyūr Qasīm, 1001 Tanya Jawab Tentang
al-Qur’ān, Karya ini adalah terjemahan dari kitab Qabasatun Min al-Qur’ān al-
Majid (Fi 1000 Su'al wa Jawab). Penerjemah M. Abdul Ghoffar E.M. karya ini
muncul dalam rangka membantu agar setiap orang lebih mudah untuk memahami al-
Qur’ān, semakin jauhnya masa kita dari masa kenabian, maka semakin dibutuhkan
pula pembahasan al-Qur’ān yang lebih rinci dan lebih jelas, baik orang arab maupun
bangsa-bangsa lain di luar arab memiliki kepentingan yang sama terhadap al-Qur’ān
yaitu mengambil hidayah dan keutamaannya dengan cara membacanya dan
memahaminya, namun tidak bisa memahaminya kecuali jika al-Qur’ān di jelaskan
secara rinci dan mendetail oleh para ulama yang terpercaya dan berkompeten dalam
bidangnya. Pembahasan karya ini cukup sederhana sehingga memudahkan pembaca
untuk memahami isinya, pembahasannya dikemas dalam bentuk tanya jawab.
Buku Samudra Ilmu-ilmu al-Qur’ān, Ringkasan Kitab al-Itqan Fī Ulūm Al-
Qur’ān Karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi Muhammad Ibn Alawī al-Malikī menjelaskan
tentang ḥadīs Nabi yaitu dari Ibn Mas'ud71, diriwayatkan dari Said al-Khudzri72.
Keutamaan al-Qur’ān adalah di atas segala perkataan seperti keutamaan Allah di atas
makhlukNya73. Ibn Alawī al-Malikī Muḥammad, Samudra Ilmu-ilmu al-Qur’ān,
Ringkasan Kitab al-Itqan Fī Ulūm Al-Qur’ān Karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi Karya ini
adalah terjemahan dari kitab Zubdah al-Itqan Fi Ulūm al-Qur’ān, penerjemah
68
Yaitu al-Baqarah berdasarkan ḥadīs yang diriwayatkan Imam Ahmad, Imam Muslim,
Imam Tirmidzi dan an-Nasa'i dari Suhail bin Abi Shalih dari ayahnya, dari Abū Hurairah, bahwa Rasul
bersabda "Janganlah menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. sesungguhnya rumah yanga ada
dibacakan surah al-Baqarah tidak akan dimasuki setan.
69
Rasul bersabda "Barangsiapa menghafal sepuluh ayat awal surah al-Kahfi, ia akan
dilindungi dari fitnah dajjal. (lihat buku Silsilatul al-Hadits ash- Shaghir wa Ziyadatuh, al-bani,
4873,4874).
70
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan ad-Darimi, ia menceritakan bahwa Rasulullah
pernah bersabda, "Dalam surah al-Fātiḥah terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit".
71
Rasul bersabda, Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’ān , maka ia akan
mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan suatu kebaikan (pahala) adalah sepuluh kebaikan.
72
Barangsiapa yang lupa terhadap zikir kepada-Ku karena sibuk dengan al-Qur’ān , maka dia
akan Ku berikan sesuatu yang paling utama dari sesuatu yang Aku berikan kepada orang yang
meminta.
73
Ibn Alawī al-Malikī Muḥammad, Samudra Ilmu-ilmu al-Qur’ān , Ringkasan Kitab al-Itqan
Fī Ulūm Al-Qur’ān Karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi (Bandung: Penerbit Arasy PT. Mizan Pustaka, 2003).
50
Tarmana Abdul Qosim. Karya ini memuat beberapa pembahasan tentang ilmu-ilmu
al-Qur’ān yang penyusun ringkas dari kitab al-Itqan fii Ulūm al-Qur’ān karya Jalāl
al-Dīn al-Suyuṭi74, tujuan meringkas karya ini untuk menyerderhanakan dan
memudahkan pemahaman kandungan buku karya Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi tersebut.
Karya ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi para pengkaji al-
Qur’ān, khususnya mereka yang sedang belajar bersama penulis di Makkah al-
Mukarramah.
Buku Mengakrabi Al-Qur’ān Deden Zaenal Mutaqin menjelaskan bahwa QS.
al-Fātiḥah itu menjelaskan seluruh kandungan al-Quran, jika diringkas kandungan al-
Qur’ān dapat dibagi tiga yaitu tauhid, akidah dan muamalah dan al-Fātiḥah mencakup
ketiga pokok tersebut, wajib dibaca dalam shalat, sebagai kifayah/ yang mencukupi75.
Aziz Muḥammad Ali76 menjelaskan bahwa Allah mengangkat kemuliaan
bangsa yang berpedoman dengan al-Qur’ān begitupun sebaliknya, dalam ḥadīs
Rasulullah yang di riwayatkan dari Umar bin Khatab77 dan penolong bagi
pembacanya78. Karya Deden Zaenal Mutaqin yang berjudul Mengakrabi Al-Qur’ān79,
berawal dari keinginan penulis untuk memudahkan masyarakat agar dapat memahami
dan mengerti tentang pemahamannya terhadap ajaran Islam dan yang lebih penting
mampu memotivasi diri untuk terus mengamalkan isi kandungan al-Qur’ān.
Buku At-Tibyān, Adab Penghafal Al-Qur’ān Abū Zakaria Yahya bin Syaraf
al-Nawāwī menjelaskan bahwa kita disunahkan membaca QS. al-Kahfi di malam
74
Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi termasuk salah seorang ulama besar yang muncul pada akhir masa
pertengahan yaitu tokoh abad keenam belas. Kemauannya sangat kuat, ilmunya sangat luas dan
peninggalannya sangat banyak. Mulai dari mengarang dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan ketiak
berumur tujuh belas, ketiak meninggal dunia pada usia enam puluh tahun, ia meninggalkan kurang
lebih tiga ratus buku dan tulisan-tulisan kecil.
75
Zaenal Mutaqin Deden, Mengakrabi Al-Qur’ān (Depok: Gema Insani, 2007).
76
Muḥammad Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’ān (Jakarta: Pustaka Azam, 2012).
77
Bahwa Nabi bersabda Sesungguhnya Allah akan mengangkat kaum-kaum dengan kitab ini
(al-Qur’ān) dan dengannya pada pula Allah merendahkan kaum yang lain. (Imam Muslim,
1988:I:360: Nomor 817).
78
"Diriwayatkann dari Abū Umamah al-Bahili, bahwa Rasul bersabda: "Bacalah al-Qur’ān ,
ia akan datang pada hari kiamat sebagaimana pemberi syafaat kepada ashhabnya (Muslim,
1,1400:553).
79
Deden Zaenal Mutaqin, Mengakrabi Al-Qur’ān (Depok: Gema Insani, 2007).
51
jumat sebagaimana yang diriwayatkan dari Abū Said al-Khudri ra 80, dari Uqbah bin
Amir81, dan diriwayatkan dari Ibn Abi Dawud82. Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawāwī
Abū, At-Tibyān, Adab Penghafal Al-Qur’ān83 Karya ini beranjak dari banyak tokoh
dan ulama terkemuka yang telah menulis kitab-kitab mengenai keutamaan membaca
al-Qur’ān, akan tetapi keinginan untuk menghafalnya bahkan untuk menelaahnya
telah melemah, sehingga bacaan itu tidak bermanfaat kecuali bagi segelintir orang
yang benar-benar mengerti. Pengarang melihat penduduk negeri Damaskus banyak
yang memperhatikan, mempelajari, mengajarinya bacaan al-Qur’ān baik secara
kelompokan maupun secara individual, mereka bersungguh-sungguh sepanjang
waktu. Tujuannya agar menambah semangat pada mereka yang mempelajarinya dan
mengajarkannya juga dalam melaksanakan bentuk ketaatan lain, dengan harapan
melihat wajah pemilik kemuliaan dan keagungan. itulah yang mendorong penulis
dalam adab-adab pengajaran al-Qurān, serta adab bagi orang yang menghafalkan dan
mempelajarinya dan juga permohonan maaf pengarang apabila terdapat kesalahan.
Muḥammad Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’ān Latar belakang pengarang
adalah Buku-buku tentang al-Qur’ān menurut penulis kebanyakan dalam bahasa
Arab, setidaknya terjemahan dari buku-buku berbahasa arab. Banyak istilah Arab
yang dibiarkan begitu saja, akibatnya pembaca tidak mengerti bahasa Arab
mengalami kesulitan, bahkan jenuh mempelajarinya. dalam buku ini istilah-istilah
Arab yang menyulitkan tersebut, diganti dengan istilah Indonesia, agar mudah
dipahami oleh pembaca dari berbagai kalangan. Buku ini menolong anda ketika
menghadapi pertanyaan tentang al-Qur’ān 84.
80
Abū Said al-Khudri ra, menyatakan bahwa "Barangsiapa yang membaca surah al-Kahfi
pada malam jum'at, ia disinari oleh cahaya, anatara dirinya dan ka'bah. Disunahkan membaca
Muawwidzatain setiap selesai shalat.
81
Rasul menyuruhku membaca Muawwidzatain setiap selesai shalat. (HR. Abū Daud,
Tirmidzi, Nasai, berkata ḥadīs hasan shahih) disunahkan membaca ayat kursi menjelang tidur. Abū
Said al-Badri bahwa Rasulullah bersabda "Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surah al-
Baqarah, pada suatu malam, pastilah mencukupinya (kafatahu) yaitu cukup untuk mengisi ibadah
malam/ ia akan terhindar dari bahaya pada malam itu
82
"Aku tidak melihat seseorang yang berakal masuk islam, dan seidak membaca waktu tidur
tidur tidak membaca ayat kursi.
83
Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawāwī Abū, At-Tibyān, Adab Penghafal Al-Qur’ān (Solo:
Maktabah Ibnu Abbas, 2016).
84
Muḥammad Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’ān (Jakarta: Pustaka Azam, 2012).
BAB IV
Karakter Pemilihan atau Klasifikasi Karya-karya Faḍīlah al-Qur’ān
Tabel 4.1
No Tahun Pengarang Judul Buku Status Jumlah
karangan karya
1 1991 A. Sunarto Faḍīlah dan Karangan 1 karya
Khasiat surah al- sendiri
52
53
An'am, al-Maidah
2 1995 M. Mansur Mukjizat Surah Karangan 2 karya
al-Fātiḥah sendiri
3 1995 Abū Yāsīn,Tahlīl, Karangan
Ḥuzaifah Khasiat Yāsīn, sendiri
4 2000 Qasīm Asyūr 1001 Tanya Terjemahan 1 karya
Jawab Tentang
al-Qur’ān
5 2003 M. Ibn Alawī Samudra Ilmu- Terjemahan 1 karya
ilmu al-Qur’ān
6 2006 Al- Himpunan Saduran 1 karya
Kandahlawī Faḍīlah Amal
7 2008 Athiq bin Keutamaan- Karangan 2 karya
Ghaits keutamaan al- sendiri
Qur’ān,
8 2008 Abū Faḍīlah Surah Karangan
Muhammad Yāsīn dan Tahlil, Tim
9 2010 M. Al-caff Zikir al-Fatihah, Karangan 2 karya
Tim
10 2010 Ibrahim Ali Hadis-hadis dan Terjemahan
Atsar Keutamaan
al-Qur’ān
11 2012 M. Ali Aziz Mengenal Tuntas Karangan 1 karya
al-Qur’ān sendiri
12 2014 Sami M. Faḍa’īl Amal Terjemahan 1 karya
13 2016 Imam al- At-Tibyān Saduran 1 karya
Nawāwī
Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 25 buku yang telah diteliti
berdasarkan fase yang paling sedikit menerbitkan buku keutamaan al-Qur’an yaitu
28% menyatakan bahwa tahun 1991, 2000, 2003, 2006, 2012, 2014, dan 2016
menerbitkan satu karya, kemudian 24% menyatakan bahwa tahun 1995, 2008, 2010
menerbitkan 2 karya.
setahun. Hal ini menunjukan bahwa pembahasan mengenai Faḍīlah al-Qur’ān sangat
dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia.
Tabel 4.2
Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 25 buku yang telah diteliti
berdasarkan fase yang paling banyak menerbitkan buku keutamaan al-Qur’an yaitu
12% menyatakan bahwa tahun 1996 menerbitkan tiga karya, kemudian 20%
menyatakan bahwa tahun 2007 menerbitkan 5 karya dan 16% menyatakan bahwa
tahun 2009 menerbitkan 4 karya.
55
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari kedua fase ini yang paling dominan
adalah fase yang paling sedikit menerbitkan karya yang membahas tentang
keutamaan al-Qur’an yaitu satu tahun satu atau dua karya saja yakni 52% dan fase
yang paling banyak muncul penerbitan yaitu 48%.
Saīd bin
Mansur dan
Alī bin Abī
Thalib.
4 QS. Al- Sami Fadail Amal, 2014 Riwayat Ibn
Fātiḥah Muhammad Kumpulan Abbas, Abū
hadis-hadis Hurairāh,
keutamaan Abū Said,
Annas bin
Malik
5 QS. Al- Lajnah Keutamaan al- 2009 Abū Said b.
Fātiḥah Pentashihan Qur’ān dalam Mulla,
Mushaf al- Kesaksian Annas b.
Qur'ān Ḥadīs Malik,
Ubay b.
Kaab,
Abdullah b.
Jabir, Abū
Hurairah,
Ibn Abbas.
6 QS. Al- Ibrahīm Be A Living 2009 Riwayat
Fātiḥah Eldeeb al-Qur’ān Abū
Umāmah,
Utsman,
Umar bin
Khattab,
Aisyah
7 QS. Al- Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Anas bin
Fātiḥah as-Sayyid Ali dan Atsar yang Malik
Isa menjelaskan
Keutamaan al-
Qur’an
8 QS. Al- Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat
Fātiḥah Ghaits al- keutamaan al- Abū Said
Balady Qur’ān bin Mulla,
Abū Said
bin Khudri,
Abū
Hurairah,
Ibnu Abbas,
Ubadah bin
Shamid,
Qutaibah
9 QS. Al- Deden Zaenal Mengakrabi 2007 Riwayat
57
Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 12 buku yang telah diteliti dari
sisi surah al-Fātiḥah bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat
Saīd al-Khudrī yaitu menyatakan bahwa 24% atau 6 karya, kemudian riwayat Ibnu
Abbas menyatakan bahwa 24% atau 6 karya, Ibn Mas’ūd menyatakan bahwa 8% atau
2 karya, Abū Hurairāh menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Annas bin Malik
menyatakan bahwa 12% atau 3 karya, Umar bin Khatab menyatakan bahwa 8% atau
2 karya, Abū Said bin Mu’alla menyatakan bahwa 16% atau 4 karya, Utsman bin
Affan, Jabir bin Abdillah, Saīd bin Mansur, Ali bin Abī Thalib, Abū Umāmah dan
Āisyah, Ubadah bin Shamid, Ubay bin Kaab, Qutaibah masing-masing dari mereka
menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.
Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 9 buku yang telah diteliti dari sisi
surah al-Kahfi bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Said
al-Khudri yaitu menyatakan bahwa 20% atau 5 karya, kemudian riwayat Qatadah
menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Abū Umāmah menyatakan bahwa 8% atau 2
karya, Abū Darda menyatakan bahwa 16% atau 4 karya, Usaid bin Hudhair dan Al-
Bara’ menyatakan bahwa 8% atau 2 karya Umar bin Khatab, Utsman, Aisyah, Abū
Hurairāh, Muadz bin Annas masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau
1 karya.
Amir
Al- ikhlas, Sami Faḍāil Amal 2014 Riwayat
4 Muawidza Muhammad Ibnu Abbas,
tain Muadz,
Ubay bin
Ka’ab,
Uqbah bin
Amir
5 Al- Qasīm 1001 Tanya 2000 RiwayatUq
ikhlas, Asyūr Jawab bah bin
Muawidza Tentang al- Amir,
tain Qur’ān Aisyah,
Anas bin
Malik
Al- ikhlas, Naṣiruddin Ringkasan 2007 Riwayat
6 Muawidza al-Bani Ṣahīh Aisyah
tain Bukhārī
Al- ikhlas, Deden Mengakrabi 2007 Uqbah bin
7 Muawidza Zaenal Al-Qur'ān Amir Ibn
tain Mutaqin Abis al-
Juhani,
Aisyah,
Abū
Hurairāh
8 Al- ikhlas, Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat
Muawidza Ghaits al- keutamaan Aisyah,
tain Balady al-Qur’ān Uqbah b.
Amir,
Muhammad
b.
Qudamah,
Abū Darda,
Abū
Hurairah,
Annas b.
Malik
Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 8 buku yang telah diteliti dari sisi
surah Al- ikhlas dan Muawidzatain bahwa yang paling banyak digunakan dalam
karya yaitu riwayat Uqbah bin Amir yaitu menyatakan bahwa 24% atau 6 karya,
kemudian riwayat Aisyah menyatakan bahwa 24% atau 6 karya, Anas bin Malik, Abū
61
Hurairāh, Abū Darda menyatakan bahwa 12% atau 3 karya, Abū Said al-Khudri,
Umāmah Utsman, Umar bin Khattab, Ibn Hibban, Ibnu Abbas, Muadz, Ubay bin
Ka’ab, Ibn Abis al-Juhani, Muhammad bin Qudamah masing-masing dari mereka
menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.
Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 9 buku yang telah diteliti dari sisi
surah Yasīn bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Said al-
Khudrī yaitu menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, kemudian riwayat Anas bin Malik
menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Athā bin Rabbah menyatakan bahwa 12% atau 3
karya, Abū Hurairah menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Ja’far ash-Shīdiq, Umar
bin Khatab, Utsman, Ibnu Abbas, Ibn Mas’ud Uqbah bin Amir, Ma’qil b. Yassar,
Annas, Syahr b. Hausyab, masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1
karya.
Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 6 buku yang telah diteliti dari sisi
surah Al-Mulk bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Abū
Hurairāh menyatakan bahwa 16% atau 4 karya, Ibn Mas’ud, Ibn Abbas, Anas bin
Malik masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 12% atau 3 karya. Abū
Umāmah, Utsman, Umar bin Khattab, Aisyah, Ibn Mas’ud, Abū Hurairāh, Anas bin
Malik, Qatadah masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.
Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 7 buku yang telah diteliti dari sisi
surah al- Anam bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat
Anas bin Malik, menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Umar bin Khattab menyatakan
bahwa 8% atau 2 karya, Abū Hurairāh, Abī Said al-Khudri, Aisyah masing-masing
dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.
Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 3 buku yang telah diteliti dari sisi
surah as-sajdah bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Jabir
menyatakan bahwa 12% atau tiga karya, kemudian riwayat Ibn Umar dan Abū
Hurāirah menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, riwayat Thawus, Abū Ubaid, Al-
Musayyab bin Rafi’, Khalid bin Ma’dan, Aisyah, Thawus, Abdullah bin Abbas
masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.
Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 3 buku yang telah diteliti dari sisi
surah ar-Rahman bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Al-
Bihaqi, Asma binti Abū Bakr, Annas Jabir, Abdullah bin Umar, Anas bin Malik
masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.
Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 2 buku yang telah diteliti dari sisi
surah Qaf bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Ummu
Hisyam menyatakan bahwa 8% atau 2 karya, Riwayat Ubaidillah bin Abdullah,
Quthaibah bin Malik, Jabir bin Samurah, binti Haritsah bin an-Nu’man, Umar bin
Khattab, Aisyah masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.
Tabulasi diatas dapat diketahui bahwa dari 2 buku yang telah diteliti dari sisi
surah al-Maidah bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat
67
Aisyah, Abū Abdurrahman, Jubair bin Nufa’ir, Atiyyah bin Qais, Abdullah bin Amr,
masing-masing dari mereka menyatakan bahwa 4% atau 1 karya.
Kaab
6 Ayat kursi Ibrahīm Be A Living 2009 Riwayat
Eldeeb al-Qur’ān Abū
Umāmah
Utsman,
Umar bin
Khattab,
Aisyah
7 Ayat kursi Ibrahīm Ali Ḥadīs-ḥadīs 2010 Riwayat
as-Sayyid dan Atsar Rabi’ah al-
Ali Isa yang Jasyri, Abū
menjelaskan Hurairah,Ib
Keutamaan n Mas’ud,
al-Qur’an
8 Ayat kursi Athiq bin Keutamaan- 2008 Riwayat
Ghaits al- keutamaan Kaab, Abū
Balady al-Qur’ān Ayyub al-
Anshari,
Abdullah b.
Mas’ud,
Abū
Hurairah,
Abū
Umāmah
9 Ayat kursi Qasīm 1001 Tanya 2000 Nu’man
Asyūr Jawab Basyir, Ibn
Tentang al- Abbas, Abū
Qur’ān Hurairāh
Tabulasi di atas dapat diketahui bahwa dari 9 buku yang telah diteliti dari sisi
Ayat Kursi bahwa yang paling banyak digunakan dalam karya yaitu riwayat Abū
Umāmah menyatakan bahwa 12% atau tiga karya, kemudian riwayat Abū Hurairāh
menyatakan bahwa 8% atau 2 karya dan riwayat Asma bin Yazid, Abū Ayub al-
Ansori, Ubay bin Ka’ab, Ibn Masud, Ali bin Abi Thalib, Utsman, Umar bin Khattab,
Aisyah Nu’man Basyir, Ibn Abbas masing-masing dari mereka menyatakan nahwa
4% atau satu karya.
1
Athiq bin Ghaits al-Balady, Keutamaan-keutamaan al-Qur’an Menurut Hadis-hadis
Rasulullah (Semarang: CV. Toha Putra, 1993) h. 21-22.
2
Zakariyya al-Kandahlawī, Himpunan Faḍīlah Amal, h. 329.
3
Fahd Ar-Rumi, Ulūm al-Qur’ān, 1996. h.74.
4
Zakariyya al-Kandahlawī, Himpunan Faḍīlah Amal, h. 329.
5
Fahd Ar-Rumi, Ulūm al-Qur’ān, 1996. h.75.
70
Senada dengan hal di atas bahwa Orang yang melakukan penelitian atas
bagaimana seseorang berinteraksi dengan al-Qur’ān karena di dalam al-Qur’ān
terdapat keutamaannya sudah banyak dilakukan di antaranya adalah Isnawati, 6
Damsiki,7 Ibrahim Eldeeb,8 Musfaturrahman9, Isnani Sholeha.10 Mereka mengatakan
bahwa ada sejumlah orang yang ia membaca al-Qur’ān karena ada Faḍīlah atau
keutamaannya.
Hemat penulis, bahwa karya-karya Faḍīlah al-Qur’ān yang menjelaskan
tentang surah yang keutamaan al-Qur’ān dengan tradisi umat Islam membaca al-
Qur’an karena terdapat keutamaannya, ini memberi pengaruh positif pada umat
6
Isnawati mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa QS. al-Fātiḥah, QS. al-Kahfi, QS.
Maryam, QS. Luqmān, QS. Yāsīn, QS. Ar-Raḥmān, QS. al-Ikḥlās, QS. al-Falaq, QS. an-Nās, surah
tersebut yang digunakan ibu hamil dengan berbagai khasiat tersendiri. Isnawati, Studi Living Qur’an
amalan ibu hamil di kec. Beruntung, baru kabupaten banjar. Skripsi.
7
Dikatakan oleh Damsiki, dalam penelitiannya di Pondok Pesantren MISS Hadiru al-Ulūm
tulisannya bahwa membaca surah-surah yang ada dalam al-Qur’ān dengan bertujuan untuk
mendatangkan kemanfaatan bagi dirinya, selain sebagai ibadah mereka juga ada maksud untuk
mendapat khasiat dari surah yang dibacanya. Damsiki, Tradisi Pembacaan Surat Yāsīn di Pondok
Pesantren Miss Hadirul Ulum Tasikrejo Ulujami Pemalang (Studi Living Qur’ān). Undergraduate
thesis, STAIN Pekalongan.
8
Dalam karya Ibrahīm Eldeeb memaparkan bahwa surah al-Fātiḥah merupakan surah yang
paling mulia diantara surah-surah al-Qur’ān, salah satu namanya asy-Syāfiyāh, yaitu yang
menyembuhkan. QS. al-Baqarah adalah puncak al-Qur’ān dan QS. Ali’Imrān keduanya disebut
sebagai az-Zahrāwanī yang apabila dibaca dalam sebuah rumah, maka rumah tersebut tidak akan
dimasuki setan. Selanjutnya, Ayat Kursi merupakan ayat yang paling agung dalam al-Qur’ān.
Beberapa ayat penutup surah al-Baqarah ayat ini diturunkan dari sebuah sumber yang berada di bawah
Arsy. QS. al-Mulk surah ini dapat memberikan syafa’at bagi seseorang sampai diampuni oleh Allah
SWT. QS. al-Ikhlās surah ini sebanding dengan sepertiga al-Qur’ān dan al-Mu’awwidzatain tidak ada
orang yang memohon perlindungan kepada Allah dengan cara lain yang lebih baik daripada membaca
kedua surah ini. Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qurān: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat al-Qur’ān
dalam kehidupan Sehari-hari (Jakarta: Lentera Hati, 2009), h.86.
9
Dikatakan oleh Musfaturrahman dalam penelitiannya bahwa praktek Ruqyah yaitu dengan
cara membaca beberapa surah diantaranya termasuk Ayat kursi. Musfaturrahman, I’jaz al-Qur’ān
dalam segi pengobatan (Analisis surah al-Fātiḥah, Ayat Kursi, dan al-Mu’awwidzatain dalam praktek
Ruqyah,Skripsi.
10
Dikatakan oleh Isnani Sholeha dalam penelitiannya bahwa tradisi atau amalan pembacaan
al-Qur’ān yang dilahirkan dari praktik-praktik komunal yang menunjukan pada resepsi sosial
masyarakat atau komunitas tertentu terhadap al-Qur’ān. seluruh santri di pondok pesantren Nurul
Ummahat diwajibkan mengikuti mujahadah yang rutin dilaksanakan setelah shalat isya di antaranya
surah-surah pilihan diantaranya seperti surah al-Ikhlas 100 kali dan ayat kursi 17 kali. Hasil penelitian
dalam penulisan ini, praktek tersebut dilaksanakan dengan rutin dan penggunaan makna tersebut dari
makna suatu tindakan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim, yaitu Ekspresive adalah sebagai
bentuk pembelajaran, Faḍīlah dan ketenangan jiwa serta documenter sebagai suatu kebudayaan yang
menyeluruh. Isnani Sholeha Pembacaan Surah-surah pilihan dari al-Qur’ān dalam Tradisi
Mujahadah (Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren Putri Nurul Ummahat Kotagede, Yogyakarta,
Skripsi.
72
Islam, yang akhirnya kemudian jika dilihat dari sisi sosiologi kecenderungan
sejumlah muslim untuk membaca terhadap Faḍīlah al-Qur’ān pengalihan dari
kurangnya usaha tapi dapat rezeki, sedikit usaha tapi ingin kaya dan ingin sukses jadi
dicarilah jalan keluarnya dari hal tersebut. Apakah fenomena ini karena para penulis
masih melihat perlu menyediakan sejumlah bahan dimana orang tua baca al-Qur’ān
dan mungkin sejenak lepas dari susahnya mencari rezeki kemudian dari itu adanya
ketenangan dan sebagainya. Pada masyarakat yang rasional pemaknaaan keutamaan
al-qur’an tidak hanya sebatas di bacakan, bisa banyak dijelaskan contohnya dengan
cara baca yang berbeda. Itu artinya ini fenomena apa. para penulis menulis Faḍīlah
al-Qur’ān karena pada waktu itu masyarakat selalu banyak yang menggunakan buku
itu. Ini artinya bahwa pasar lah yang bermain jika menerbitkan buku Faḍīlah al-
Qur’ān ini tidak usah lelah mikir tetapi yang beli atau yang minat banyak. Terlalu
banyaknya menerbitkan buku-buku, tidak heran jika para penulis melanggar
peraturan keserjanaan. Perkembangan sosial kemasyarakatan Indonesia, apa
hubungannya karya ini dengan kesejahteraan masyarakat Indonesia. penulis
menangkap satu hal yaitu cara hidup masyarakat Indonesia, sebenarnya beragam
namun penulis menangkap satu hal yaitu masyarakat Indonesia berjuangnya itu
cenderung mengalah. Masyarakat Indonesia itu petarung tapi ketika ada kendala
struktural, lebih baik bersabar dari pada berhadapan, entah ke orangtua, guru, keorang
yang lebih dituakan dan ke negara, ke struktur biasanya mengalah. Dalam konteks
tersebut yang masyarakat punya keinginan tapi terhalang dengan banyaknya
halangan-halangan itu, Faḍīlah al-Qur’ān semacam jalan untuk menenangkan orang
tersebut, agar tetap fokus terhadap cita-cita, sabar, menerima halangan-halangan
tertentu. Bukan berarti umat islam itu seperti mengharapkan durian jatuh, ini
fenomena umat islam berarti umat islam tetap berusaha tapi ingin bertahan dari segi
kesulitan dengan membaca Faḍīlah al-Qur’ān dari membaca Faḍīlah al-Qur’ān ada
energy baru yang membuat masyarakat lebih konsisten, lebih sabar, lebih tekun.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
72
73
pasar lah yang memainkan ini semua. Para pengarang terlalu banyaknya menerbitkan
buku sehingga tidak jarang banyak yang melanggar peraturan percetakan.
B. Saran-saran
Penulis berharap semoga hal ini akan dilanjutkan oleh mahasiswa Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir, karena masih banyak kekurangan yang penulis rasakan.
Kekurangan yang dimaksud adalah jumlah karya dan perpustakaan tempat pencarian
karya faḍīlah al-Qur’ān.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ali Isa, Ibrahim Ali as-Sayyid, Ḥadis-ḥadis dan Atsar yang menjelaskan tentang
Keutamaan Surah-surah al-Qur’ān. Jakarta: PT. Sahara intisains, 2010.
Aminudin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005.
Al- A’raji, Haidar Ahmad, Faḍīlah dan khasiat Surah-surah al-Qur’ān. Jakarta:
Zahra, 2007.
Arifin dan Faqih, Suhendri Abū, Al-Qur’ān sang mahkota cahaya. Jakarta: PT elex
media komputindo, 2010.
Asyūr, Qasīm, 1001 Tanya Jawab Tentang al-Qur’ān, Bandung: Pustaka al-Kautsar,
2000.
Aziz, Muḥammad Ali, Mengenal Tuntas Al-Qur’ān. Jakarta: Pustaka Azam, 2012.
74
75
Damsiki, Tradisi Pembacaan Surat yāsīn di Pondok Pesantren Miss Hadirul Ulum
Tasikrejo Ulujami Pemalang (Studi Living Qur’ān). Undergraduate thesis,
STAIN Pekalongan. Skripsi.
Al-Dimasyaqi Abī Fidā’i Ismail bin katsīr al-Kurasi al-Dimasyaqi, Faḏa’îl al-
Qur’ān. Beirut: Dar al-Andalusi, 1461 H.
Ḥuzaifah, Abū, Yāsīn, Tahlīl, Khasiat Yāsīn, Doa-doa, Manzīl. Petaling Jaya Cahaya
Ilmu, 1995.
Ilahy Fadh, Faḍīlah dan tafsīr ayat kursi. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1996.
Al-Imām Abī Hamid al-Ghazali, Jawahir al-Qur’ān. Beirut: Dar Ihya al-Ulum,t,th.
Isnawati, Studi Living Qur’an amalan ibu hamil di kec. Beruntung, baru kabupaten
banjar. Skripsi.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’ān Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI, Keutamaan al-Qur’ān dalam kesaksian hadis,Penjelasan Seputar Surah
dan ayat al-Qur’ān Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’ān.
Al-Maghribi, Abū Abdullah Ali bin Muḥammad, Shahih Fadhậil A’mậl. Jakarta:
Pustaka Ibnu Katsir, 2014.
Muhammad, Abū, Faḍīlah Surah Yāsīn dan Tahlil, Khasiat Lengkap Tiap Ayat QS.
Yāsīn, Tata Cara, Manfaat dan Khasiatnya. Jakarta: Zahra, 2008.
Muhammad, Sami, Faḍa’īl A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan Solo, Tinta Medina,
2014.
Musbikin, Imam, Mutiara al-Qur’ān Khazanah Ilmu Tafsir dan al-Qur’ān Madiun:
Jaya Star Nine, 2014.
Makalah Seminar Tahunan Qur’an and Hadith Academic Society (QUHAS) Peta
kajian AL-Qur’an dan Hadits di Indonesia tanggal 3 Desember 2015. Ciputat:
Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Al-Nawāwī, Imām, Menjaga kemulian Al-Qur’ān, adab dan tata caranya. Bandung:
Al-Bayan, 1996.
Rif’ani, Nur Khalish, Dahsyatnya Surah Yasiin, al-Waqi’ah, al-Kahfi, dan Ayat Kursi
Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2013.
Al-Sirjani, Raghib, Mukjizat Menghafal al- Qur’ān, Panduan Cepat dan Mudah
Menghafal al-Qur’ān. Semarang: CV.Toha Putra, 2009.
Sunarto, Ahmad, Faḍīlah dan Khasiat Surah al-An'am dan al-Maidah. Surabaya:
Mutiara Ilmu, 1991.
Al-Suyūṭī, Abū al-Fadhl Jalāl al Dīn ‘And al-Rahman Ibn Abī Bakr, al-Itqan Fi
‘Ulum al-Qur’ān, tahqiq Markaj al-Dirasat al-Qur’āniyyah. Madinah: Maktab
al-Malik Fahd li Tiba’ah al-Mushaf al-Syarif, t.t.
Al-ṣuyutī al-Imam Jalāl al-Dīn, al-Itqān fi Ulūm al-Qur’ān. Beirut: Dar al-Kutub
al’Ilmiyyah, 2010.
Al-ṣuyuṭi Jalāl al-Dīn, Dahsyatnya Ayat Kursi. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2007.
Al-Syarqawi, Muḥammad Aḥmad, Ayat Kursi, Makna dan Khasiat. Jakarta: Pustaka
Azam, 2007.
Triani, Suni dan Susanti, Sri, Petunjuk penyusunan Bibliografi Bogor: Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Departemen Pertanian, 2000.
Yanto, Dar S.S Kamus Bahasa Indonesia Modern, Surabaya: Apollo Lestari.
bin Salām, Ubayd al-Qāsim, Faḏa’îl al-Qur’ān Beirut: Dar Ibn Katsir,1995.
Zadah, Syekh Hamamī, Tafsir Yāsīn, Kuala Lumpur: Era Ilmu SDN, BHD, 1996.
78
Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawāwī Abū, At-Tibyān, Adab Penghafal Al-Qur’ān.
Solo: Maktabah Ibnu Abbas, 2016.