Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama
(S.Ag)
Oleh:
Siti Maimunah
11140340000242
i
KATA PENGANTAR
Bismillāhirrahmānirrahīm
Assalamu‘alaikum Warahmatullaah Wabarakātuh
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan
kesabaran, kasih sayang-Nya Yang Maha Luas dan Maha Besar, berkat
mungkin. Shalawat dan salam tak lupa saya haturkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah mengubah zaman dari zaman jahiliyah menuju
zaman islamiyah, terang benderang menuju Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Beliaulah Nabi akhir zaman yang telah memberikan cahaya di atas cahaya, manusia
paling sempurna, dan petunjuk jalan yang benar dan abadi kepada umat Islam untuk
pedoman hidup, serta do’an untuk para keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para
dengan baik. Skripsi merupakan salah satu tugas akhir yang harus dikerjakan oleh
setiap mahasiswa/wi untuk mendapatkan gelar sarjana (S-1), yang disusun dengan
berbagai sumber-sumber dari karya-karya orang yang sesuai dengan judul skripsi
Penulisan skripsi ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan, dukungan,
motivasi, dorongan, dan support dari berbagai pihak dan orang-orang terdekat saya.
Maka dari itu, pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih dan peng-apresiasi-
ii
an yang terbaik dan setinggi-tingginya kepada mereka semua yang telah membantu
Terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih dan doa yang selalu dipanjatkan
untuk mereka, yaitu kepada Ibunda tercinta, Ustazah Dra Yulia dan Ayah tercinta,
penulis dapat menggunakan waktu dengan sebaik mungkin dan disiplin. Begitupula
dengan kesabaran, kelembutan, dan kasih sayang Mama, penulis banyak bersabar
dalam menulis skripsi ini. Banyak pelajaran hidup yang telah penulis dapati dari
mereka, arahan yang baik, dan contoh yang patut diaplikasikan. Semoga Allah
mereka, dan selalu dalam lindungan dan keselamatan-Nya, Aamiin Yaa Robbal
‘Alamiin.
besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Masri Mansoer, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN
3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA, selaku ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an
Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Serta seluruh dosen dan staff
Tafsir yang telah meluangkan waktu dan tenaganya, berbagi ilmu dan
iii
pengalaman yang bermanfaat kepada penulis. Semoga amal kebaikan
kesehatan, Amiin.
iv
8. Teman-teman seperjuangan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Angkatan 2014.
9. Teman-teman KKN Semut Merah 102 UIN Jakarta, satu bulan bersama
silaturahmi.
penulis kunjungi, baik yang berada di UIN Jakarta maupun yang di luar
skripsi berlangsung.
v
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman transliterasi ini mengacu pada pedoman alih aksara versi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, sesuai keputusan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
nomor: 507 tahun 2017 tentang pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan
disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Padanan Aksara
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:
Huruf Huruf
Keterangan
Arab Latin
ب B Be
ت T Te
ث Ts te dan es
ج J Je
خ Kh ka dan ha
د D De
ر R Er
ز Z Zet
س S Es
ش Sy es dan ye
vi
ض ḏ de dengan garis bawah
غ Gh ge dan ha
ف F Ef
ق Q Ki
ك K Ka
ل L El
م M Em
ن N En
و W We
ھ H Ha
ء ` Apostrof
ي Y Ye
2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal,
ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
َـــ A Fathah
vii
َـــ I Kasrah
َـــ U Damah
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
ـــَي Ai a dan i
ـــَو Au a dan u
3. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
viii
4. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf
kamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.
5. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda ( َ ) ـــdalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan
menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang
yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata ( ) الضرورةtidak ditulis ad-
darûrah melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.
6. Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat
contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti
oleh kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti
kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat
contoh 3).
1 طریقة Tarîqah
7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih
aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan
permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain.
ix
Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital
tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.
Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-
Kindi.
Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam
alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak
tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka
demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari
dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya
berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd
al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.
Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Namaَ
orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialihaksarakan.َ
x
Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nûr Khâlis Majîd; Mohamad Roem, bukanَ
Muhammad Rûm; Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Rahmân.
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ..........................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................... 8
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ........................................... 6
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 9
F. Metode Penelitian ................................................................................ 11
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 13
xii
A. Kesimpulan .................................................................................... 97
B. Saran ...................................................................................... ........ 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... ........ 99
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pernikahan antar lawan jenis, laki-laki dengan perempuan, tidak semata untuk
kaum homoseksual dan lesbian tidak akan menghasilkan anak. Selain itu akan
Seks adalah salah satu potensi terbesar yang diberikan Tuhan kepada
seks dan melahirkan keturunan. Dengan potensi seks tersebut, kelestarian hidup
melalui hubungan seks yang normal antara pria dan wanita. Seluruh agama
telah menetapkan ketentuan pernikahan yang sah agar sakralitas hubungan seks
manfaatnya bagi manusia. Namun, sikap dan perilaku manusia yang selalu
1
Mukti Ali, “Agama-agama di dunia”, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Pres), h.55
1
2
Allah Swt telah berfirman didalam Al Qur’an surat Al Hujurāt (49) ayat
13:
itu telah diciptakan dalam dua jenis, yakni laki-laki dan perempuan. Penciptaan
manusia dalam jenis laki-laki dan perempuan ini, tentunya memiliki alasan dan
ideologi dan lain sebagainya. Hal inilah yang semakin menjadikan manusia
sebagai makhluk yang unik dan menarik untuk dipelajari, disamping keunikan
Di era sekarang ini sangat marak sekali kaum homoseksual yang terjadi
Indonesia. Mereka pada saat ini sudah tidak malu-malu dan sembunyi-
2
Ustman ath-Thawil, Ajaran Islam Tentang Fenomena Seksual, penerjemah Saefuddin
Zuhri (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 68-74.
3
Mukti Ali, “Agama-agama di dunia”, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Pres), h.56.
3
sembunyi untuk melakukan hubungan mereka. Lesbian dan Gay telah mengukir
seks sesama jenis pada zaman dahulu memang ada dan menjadi salah satu
bagian dari pola seks manusia. Berbagai kitab suci seperti Al-Qur’an, Injil, dan
Taurat telah menjelaskan tentang kaum Nabi Luth AS.4 Maraknya homoseks
tidak hanya pada sejarah terdahulu, melainkan pada era modern ini terdapat
telah memasukkan homoseks sebagai dosa yang besar dan beliau berkata:
“Sungguh Allah telah menyebutkan kepada kita kisah kaum Luth dalam
akibat perbuatan keji mereka. Kaum muslimin dan selain mereka dari kalangan
pemeluk agama yang ada, bersepakat bahwa homoseks termasuk dosa besar.
Hal ini ditunjukkan bagaimana Allah menghukum kaum Nabi Luth yang
membalikkan tanah tempat tinggal mereka, dan di akhiri hujanan batu yang
ayat 74:
ََس َجٰي و
َ َحجافوة ََّذ
َ
ٰ َِقأٰي َا ٰم أ أ
اَأن ٰأّطأٰ أّ أ
َ وأجل ٰقّاأَِاََيها
اَساوقأ أا أ
أأ أ أأ أ
4
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran (Ciputat: UIN Jakarta Pres,
2004), h. 345.
5
Adian Husaini, LGBT di Indonesia: Perkembangan dan Solusinya. Jakarta: INSIST (Instute
for the Study of Islamic Thought and Civilization), 2015, h.98.
6
Al-Imam Abu Abdillah Adz-Dzahabi Rahimahullah “Al-Kabair”, h.40
4
“Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami
hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.” (Al-Hijr/15: 74)
Dimulai pada penciptaan Nabi Adam yang disusul oleh kehadiran Siti Hawa.
Ketika pertama kali tercipta, hal mendasar yang mereka lakukan adalah mencari
melakukan itu adalah guna menutupi kemaluan atau aurat mereka. Akan tetapi,
seksual yang dilarang oleh Allah Swt. Hal tersebut membuktikan bahwa secara
naluriah atau kodrati, manusia memiliki rasa etika dan estetika dalam
menyikapi anugrah yang telah diberikan Allah Swt dalam wujud nafsu birahi
maupun bentuk fisik anatomi tubuh manusia itu sendiri. Namun demikan, yang
terjadi pada dasawarsa dan masa modern terakhir di Indonesia maupun dunia
peristiwa empiris pada Nabi Adam AS dan Siti Hawa seperti yang disebut di
atas.
Para wanita tidak merasa malu lagi ketika berpakaian minim dan para
pria tidak lagi merasa ragu-ragu atas menggunakan jasa prostitusi. Bahkan, apa
yang terjadi pada kaum Sodom (umat Nabi Luth) yakni homoseksualitas (baik
gay maupun lesbian), sudah menjadi hal yang biasa. Luar biasa anehnya lagi,
dikeluarkannya hukum politik atas perkawinan antara para kaum gay atau
lesbian.
Indonesia.
Islam, homoseksual lebih dikenal dengan nama “al-Liwāth” yang diambil dari
kata “Lūth” nama seorang Nabi Allah. Mengapa dinisbatkan kepada Nabi Allah
tersebut? Sebab perbuatan semacam itu dilakukan oleh kaumnya. (kadang juga
“Tidak ada satu dari perbuatan maksiat pun yang kerusakannya lebih besar
tindakan pembunuhan.
7
Istilah liwat dan sodomi merupakan nama lain dari homoseksual. Lihat Muhammad bin
Ibrahim Az-Zulfi, Bahaya HomoSeksual Terhadap Kehidupan Manusia (Jakarta: Mizan Publika, 2005),
h. 6.
6
Allah Swt tidak pernah menguji dengan ujian yang seberat ini kepada
siapapun umat di muka bumi ini selain umat Nabi Lūth. Dia memberikan
siksaan kepada mereka dengan siksaan yang belum pernah dirasakan oleh umat
manapun. Hal ini terlihat dari beraneka ragamnya adzab yang menimpa mereka,
langit. Ini tak lain karena demikian besarnya dosa perbuatan tersebut. Dinamika
homoseksual tersebut, secara gari besar akan penulis uraikan dalam skripsi ini.
B. Identifikasi Masalah
atas.
1. Pembatasan Masalah
8
Kecaman ialah teguran yang keras, kritikan, celaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
7
pandang tiga kitab tafsir yaitu, Tafsir Ibnu Katsir karya Imam Ibnu Katsir,
dalam kitab tafsir ini lebih mementingkan riwayat-riwayat yang otentik dan
akan membatasi penelitian ini dalam tiga surah saja yang tercantum pada
2. Perumusan Masalah
8
1. Tujuan Penelitian
dilakukan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Praktis
peneliti.
digunakan
E. Tinjauan Pustaka
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017 dengan judul skripsi
Mulia”.
Jakarta”.
Imam Hanafi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, dengan judul
Tino Pratama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta,
Jakarta”.
Dita Permana Putri Fakultas Psikologi UIN Jakarta dengan judul skripsi
F. Metode Penelitian
ini. Dengan penelitian ini, data-data yang diperoleh berkaitan dengan hal-
Dalam hal ini penulis merujuk kepada dua sumber, yakni sumber utama
akan diteliti dengan merujuk pada data-data yang ada (baik primer maupun
12
masing.
pokok bahasan.
9
Berdasarkan macamnya, tafsir maudhu’i terbagi menjadi dua macam. Pertama, mengkaji
sebuah surat dengan kajian universal (tidak parsial), yang di dalamnya dikemukakan misi awalnya,
lalu misi utamanya; serta kaitan antara satu bagian dengan bagian yang lain, sehingga wajah surat
itu mirip seperti bentuk yang sempurna dan saling melengkapi. Kedua, menghimpun seluruh ayat
al-Qur’an yang berbicara tentang tema yang sama. Semuanya diletakkan di bawah satu judul, lalu
ditafsirkan dengan metode maudu’i.18 Bagian kedua inilah yang menjadi fokus pembicaraan dalam
skripsi ini. Lihat Abdul Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i, Penerjemah Rosihon Anwar
(Bandung: Pustaka Anwar, 2002), h. 43-44.
10
Sejauh penulis teliti, semua ayat tentang Homoseksual (Kaum Nabi Luth as) tidak ada
asbab al-nuzulnya.
13
atau pemaksaan.11
G. Sistematika Penulisan
menyusunnya dalam 5 bab, dimana antara bab satu dengan yang lainnya
penulisan.
11
Abdul Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i, h. 43-44.
14
Bab Tiga: Pada bab ini, penulis akan memaparkan ayat-ayat yang
ayat-ayat Homoseksual menurut para Mufassir. Pada bab ini, penulis akan
Bab lima: Kesimpulan, dalam bab ini akan dipaparkan seluruh kajian
pada latar belakang masalah, dan juga akan dianjutkan kepada permohonan
A. Pengertian Homoseksual
jenis kelamin yang sama.1 Kata homoseksual berasal dari kata homo dan
seksual. Kata homo berasal dari Bahasa Yunani yang berarti sama dan seksual
Indonesia kata homoseks ini mengalami peyoratif yaitu menunjuk pada kaum
Kata lesbian berasal dari kata ‘lesbos’ Bahasa Yunani yang diambil dari
nama sebuah pulau yang hanya dihuni wanita. Homoseksual pria juga disebut
‘gay’. Istilah gay ini lebih halus dan lebih mengacu pada orientasi seksual.2
homoseksual adalah keadaan tertarik terhadap orang dari jenis kelamin yang
1
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
2001), h.563
2
Easter Borny Uliarta Tobing, Eskalasi Hubungan Percintaan Pasangan Homoseksual
(Tahapan Pengembangan Komunikasi Antar Pribadi Gay Timur dan Barat) (Tesis S2 Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu oliti, Universitas Indonesia, 2003), h.73.
3
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2000), h. 353
15
16
adalah kecenderungan untuk tertarik kepada orang lain yang sejenis. (Anton
Mulyono, 2007).
adalah sodomi dan liwath. Sodomi dalam istilah kedokteran berarti hubungan
seks melalui anus, yakni hubungan seks yang sering dihubungkan dengan
orang-orang yang homoseks, gay dan waria.4 Sedangkan liwath ialah kata yang
akarnya sama dengan kata Lūth. Perbuatan homoseks sesama pria itu disebut
liwath.5 Namun, dalam lisan al-Arab, liwath adalah perbuatan yang dilakukan
oleh kaum Nabi Lūth.6 Menurut sejarah kaum yang pertama kali melakukan
perbuatan homoseks di dunia ini adalah kaum Nabi Luth as. yang menempati
pada interaksi seksual dan/atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin
diantara orang-orang berjenis kelamin yang sama, yang bisa jadi tidak
4
Nina Surtiretna, Remaja dan Problem Seks: Tinjauan Islam dan Medis (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006), h. 114
5
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jild. 3, h. 563
6
Abi al-Fadl Jamal al-Din Muhammad bin Makram Ibn Mandzur, Lisan al-Arab, Jild. 7 (Beirut:
Dar Sadâr, 1990), h. 1536.
7
Faizah Ali Syibromalisi, “Homoseksual, Gay, dan Lesbian Dalam Perspektif Al-Qur’an”, di
dalam Majalah BEM Fakultas Ushuluddin, h.1
17
dan biseksualitas. Istilah gay adalah suatu istilah yang digunakan untuk
merujuk kepada pria pelaku homoseks. Sedangkan lesbian adalah istilah yang
digunakan untu merujuk kepada wanita yang melakukan hubungan sex dengan
dalam bidang ilmu pengetahuan tentang identitas seksual secara luas, selain
orientasi seks sesama jenis (SSA)10, sekaligus aktivitas atau tindakan seksual
sesama jenis. Sebagian besar negara menggunakan kata ini untuk menunjukkan
seseorang yang tertarik kepada sesama jenis dan lebih berfokus kepada seks
semata. Jadi, lebih cenderung kepada aktivitas seks sesama jenis. Kebanyakan
yaitu hubungan seks antara orang yang berbeda jenis kelamin) dan pertama kali
dicetak pada tahun 1869 oleh penulis Hungaria Karoly Maria Kertbeny (1824-
8
Heteroseksual merupakan ketertarikan seorang pada lawan jenis yang berbeda. Lihat
Ensiklopedi Psikologi, Alih Bahasa Ediati Kamil (Jakarta: Arcan, 1996), h. 6
9
Biseksual ialah ketertarikan seks kepada sesama jenis dan lain jenis secara bersamaan (Lih.
Sinyo “Anakku Bertanya Tentang LGBT” Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia,
2014, h. 8).
10
SSA adalah kecendrungan (hasrat) melakukan aktivitas seks dengan sesama jenis, SSA
digunakan untuk memaparkan bahwa seseorang mempunyai rasa ketertarikan seksual dengan sesama
jenis, baik secara total atau sebagian.
11
Sinyo, “Anakku Bertanya tentang LGBT: Panduan Lengkap Orangtua Muslim tentang Dunia
LGBT”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia, 2014, h.7
18
adalah sodomi, sodomi sendiri dalam istilah kedokteran berarti hubungan seks
melalui anus, yakni hubungan seks yang sering dilakukan oleh orang-orang
ketertarikan yang cenderung pada sesama jenis, baik itu sesama pria maupun
lebih sering digunakan untuk seks sesama pria di sebut gay dan untuk seks
sesama wanita disebut lesbian.12 Akan tetapi dalam penyusunan dalam judul
skripsi ini menggunakan kata sesama jenis, yang selanjutnya digunakan dalam
pemahasan skripsi ini mengacu pada persamaan dari kata homoseksual dan
homoseksualitas.13
jenis. Gejala ini terdapat juga di Indonesia walaupun tidak sebanyak yang kita
12
Abdul Haqsyawqi Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta
2009. Skripsi berjudul: Kawin Sesama Jenis dalam Pandangan Siti Musdah Mulia (untuk kau pria
disebut gay sedangkan wanita disebut lesbian. Kaum gay dalam melakukan senggama biasanya
dalam memanipulasi alat kelamin pasanganya dengan measukan penis kedalam mulut (oral
erotisme), dengan menggunakan bibir (fellatio), dan lidah (cunnilingus) untuk menggelitik.
Sedangkan lesbian atau lesbianisme merupakan istilah yang diambil dari sebuah nama pulau lesbos,
yang mana perempuanya didaerah tersebut menyukai sesama jenis. Sehingga seorang wanita
mengalami lesbos/lesbi. Marzuki Umar Sa’abah, seks dan kita cet. Ke-1 (Jakarta: Gema Isnani Press,
1998), hlm 146) h. 1
13
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka), 1989, h.102.
19
masyarakat kita, adat istiadat tradisional kita tidak menyetujui homoseksual dan
kehidupan homoseksual. Saat ini ada 204 negara didunia yang menganggap
biseksual. Akan tetapi, homoseksual juga mempunyai arti orientasi seks sesama
seseorang yang tertarik kepada sesama jenis dan lebih berfokus kepada seks
semata (boleh jadi ada cinta sesama jenis atau tidak). Jadi, lebih cenderung
kepada aktivitas seks sesama jenis. Kebanyakan masyarakat Inggris sampai saat
B. Sejarah Homoseksual
14
Musti’ah, Lesbian, Gay, Biseksual, and Transgender (LGBT): Pandangan Islam, Faktor
Penyebab dan Solusinya, Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol.3, No 2, Desember 2016. h.45.
15
Sinyo, “Anakku Bertanya tentang LGBT: Panduan Lengkap Orangtua Muslim tentang
Dunia LGBT”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia, 2014, h.7
20
diantara kisah-kisah umat nabi-nabi yang durhaka dan dijatuhi hukuman oleh
Allah, yaitu kisah umat nabi Luth. Informasi al-Qur’an tentang homoseks,
َ ُ ۡ َ َ ۡ ُ َّ َ َ َٰ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ُ ََ َ َ َ َ َۡ َ ََُۡ َ َ َ ۡ ً َُ
ِ َٰوطا إِذ قال ل ِق ۡو ِمهِۦ أتأتون ٱلف
إِنكم َلأتون٠٨ حشة ما سبقكم بِها مِن أح ٖد مِن ٱلعل ِمي ول
َ ُ ۡ ُّ ٞ ۡ َ ۡ ُ َ ۡ َ َ ُ َٗ ۡ َ َ َ
٠٨ ۡسفون
ِ م مو ق م نت أ لب ِ ءاسِ لنٱ ون
ِ د ِن
م ةلرجال شهو ِ ٱ
perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di
melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini
dari suatu keburukan.16 Tidak diragukan lagi bahwa perbuatan ini merupakan
perbuatan yang sangat buruk. Tambahan kata “al” dalam firman Allah “al-
Apa yang dilakukan oleh penduduk Sadum (kaum Nabi Luth as.) tidak
menegaskan, bahwa keburukan yang paling besar dan yang tiada taranya dari
Di ayat ini, dijelaskan bunyi teguran Nabi Luth as. kepada mereka,
bahwa perbuatan mereka yang keji, buruk dan busuk itu belum pernah
dikerjakan oleh seorangpun seisi alam yang ada waktu itu. Sehingga bisa
dunia ini adalah kaum Nabi Luth as. yang menempati wilayah di sekitar laut
16
Selain liwat dan sodomi, al-Qur’an juga menggunakan kata fâhisyah untuk menunjukan
perbuatan homoseks karena homoseksual merupakan perbuatan yang sangat buruk. Lihat M. Quraish
Shihab, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an), vol. 5 (Jakarta: Lentera Hati,
2004), h. 161. Menurut Imam Raghib al-Isfahani (w. 502 H/1108 M), ahli kamus al- Qur’an yang
termasyhur, mengatakan bahwa baik al-fahsy, al-fahsya maupun al-fâhisyah mengandung arti yang
sama, yaitu sesuatu yang kekotoran atau kejijikannya luar biasa besar, baik berupa perbuatan maupun
perkataan. Sebagian ulama mengartikan fâhisyah sebagai sesuatu yang ditolak oleh naluri yang sehat,
serta dianggap sebagai sesuatu yang tidak sempurna menurut akal yang sehat. Lihat Nina Surtiretna,
Remaja dan Problem Seks: Tinjauan Islam dan Medis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 126.
22
menyenangi sesama jenis, bukan lawan jenis. Perbuatan mana tidak pernah
َ ُ َ ۡ َ ُ َٰ َ ۡ َ ۡ
نت ۡم ق ۡو ٌم
ُ ُّ َ ۡ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ۡ َ َ َ ۡ ُّ َ ُ ۡ َ َ
ِ وتذرون ما خلق لكم ربكم مِن أزو٨٦١ أتأتون ٱذلكران مِن ٱلعَٰل ِمي
جكم بل أ
َ ُ
٨٦٦ ََعدون
bahkan kamu adalah orang- orang yang melampaui batas". (166). (QS. Asy-
baik yaitu hubungan seks dalam payung pernikahan yang suci, tetapi apa
23
yang dilakukan oleh penduduk Sadum, yaitu hubungan seks sesama jenis
tersebut.17
seks yang menyimpang dari para laki-laki kepada laki-laki. Namun Hamka
kecendrungan sex sesama jenis semacam ini bisa pula berjangkit di kalangan
pengikut kaum Luth ini semakin menggila, bahkan dengan dalih Hak Asasi
sebagai sebuah pilihan hak asasi atas dasar hak hidup yang merata bagi setiap
orang. Sikap mereka itu persis seperti sikap dan pandangan sementara orang
didunia ini. Bahkan beberap negara, di Barat dewasa ini telah membenarkan
secara hukum hubungan seks pria dengan pria atau pernikahan pria dengan
pria, dan menganggapnya sebagai suatu hal yang normal serta bagian dari
17
Mustaqim, Abdul. Homoseksual dalam Perspektif al-Qurán Pendekatan Tafsir Kontekstual
al-maqasidi. Artikel Jurnal, 2016, h.37
18
Hamka, Tafsir al-Azhar Juz VIII, (Jakarta: Pustaka Panjimas), 1984, h.288
24
dengan yang lain. Dua pria yang satu berperan sebagai sisi maskulin
sedangkan yang satu lagi berperan dalam sisi yang feminin. Mereka
normal.20
19
Sulistiowati Budi Santoso, “Tingkat Homoseksual pada Narapidana Ditinjau dari Lama
Menjalani Pidana Penjara”, (Semarang: Unika Soegijapranata), 2000, h.34.
20
Tobing, Eskalasi Hubungan Percintaan Pasangan Homoseksual, h. 5
26
21
Coleman, dkk, “Abnormal Psychology and Modern Life”, Scoot Foresman and Company,
1980, h.76
27
homoseksual itu.
5. Biseksual (Bisexual)
heteroseksual.22
Seks adalah sesuatu yang fitri, suci, dan merupakan kebutuhan asasi
sejak lahir. Karena itu, seks tidak bisa dinafikan tetapi perlu dikendalikan.
melibatkan satu orang pelaku melainkan juga melibatkan pihak lain sebagai
22
Tobing, Eskalasi Hubungan Percintaan Pasangan Homoseksual, h. 56-58
23
Ceramah Nasaruddin Umar pada Acara Peringatan Hari Kartini, Kamis 3 Mei 2007.
29
emosi, perasaan, kepribadian, serta sikap sosial, dan terjalin erat dengan
akan dipaparkan aturan hubungan seksual yang sah dalam agama Islam
Penyaluran hasrat seks yang sah ialah cara halal dan suci untuk
sangat besar. Karena jima’ dalam ikatan nikah adalah jalan halal
24
Siti Musdah Mulia, dkk, Meretas Jalan Kehidupan Awal Manusia Modul Pelatihan Untuk
Pelatih Hak-hak Reproduksi dalam Perspektif Pluralisme, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender
dan The Ford Foundation, 2003) h. 93.
30
berjalan kaki, agar jika suatu saat harus melakukannya tidak akan
25
Sayyid Muhammad Ridhwi, Perkawinan dan Seks Dalam Islam, 1997, h.94
31
karena air sumur saja bila tidak digunakan akan kering sendiri.26
Rasulullāh Saw.27
26
Sayyid Muhammad Ridhwi, Perkawinan dan Seks Dalam Islam, 1997, h.96
27
Ahmad Zaky, “Menjadi Wanita yang Dicintai Allah”, h.159
28
https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-tuntunan-hubungan-seks-yang-benar-dalam-
agama.html
32
kriminal. Pernikahan itu pun ada ketentuan syarat dan hukum yang
perbuatan kriminal.29
2. Melalui Mimpi
hukumnya.30
baligh saja. Akan tetapi justru mimpi mempunayai arti dan makna
29
https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-tuntunan-hubungan-seks-yang-benar-dalam-
agama.html
30
Ibn Qayyim, Jangan Dekati Zina (Terj. Tim Darul Haq), Yayasan al-Sofwah Jakarta, Cet. I,
2000, h.78
33
berwudhu.
lainnya.31
Maidah ayat 6: “Jika kalian junub maka mandilah”. Juga hadis Nabi
31
Karomah al Hisni, Khulasah Kifayatul Akhyar, h.134
34
wajib.32
shahih.
tertidur sampai terbangun, dari orang gila sampai dia sembuh, dari
‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq, Abu Qatadah, ‘Ali bin Abu
Thalib, ‘Umar bin Khaththab, ‘Abdullah bin ‘Abbas, Sidad bin Aus,
32
https://jihadsabili.wordpress.com/2011/03/23/mimpi-basah-dalam-pandangan-islam/
33
Ibn Qayyim, Jangan Dekati Zina (Terj. Tim Darul Haq), Yayasan al-Sofwah Jakarta, Cet. I,
2000, h.78
35
34
Karomah al Hisni, Khulasah Kifayatul Akhyar, h.136
36
Penyaluran hasrat seks yang tidak sah yakni tidak sesuai dengan ajaran
sesama jenis atau biasa disebut dengan homoseksual atau lesbi (hubungan
seksual wanita dengan wanita). Atau dalam bahasa sekarang biasa disebut
ajaran Islam.
berdampak negatif. Seperti contoh Seks anal atau menyetubuhi istri melalui
35
Ibn Qayyim, Jangan Dekati Zina (Terj. Tim Darul Haq), Yayasan al-Sofwah Jakarta, Cet. I,
2000, h.80
37
dubur ataupun ketika istri sedang haid. Seks anal adalah menyetubuhi istri
pada duburnya (anus). Kita tahu bersama bahwa anus adalah tempat
berakibat fatal bagi alat seksual saat berhubungan. Dari sinilah di antara
dalam Islam bersepakat haramnya menyetubuhi istri pada duburnya baik saat
wanita tersebut haid atau suci”. Ulama Syafi’iyah pun berpendapat, “Tidak
seperti itu dalam keadaan apa pun itu. Hadits yang mendasari larangan ini
-صلى هللا عليه وسلم- اهنًا فَ َق ْد َك َفَر ِِبَا أُنْ ِزَل َعلَى ُُمَ َّم ٍد
ِ من أَتَى حائِضا أَ ِو امرأًَة ِِف دب ِرها أَو َك
ْ َ ُُ َْ ً َ َْ
“Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid atau menyetubuhi wanita di
duburnya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”38
36
Munawar Ahmad Anees, Islam Dan Biologis (Terj. Rahmani Astuti), Mizan, Bandung cet
IV 1994, h.89
37
HR. Ahmad 2: 479. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits tersebut hasan
38
HR. Tirmidzi no. 135, Ibnu Majah no. 639. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih.
38
ُ اْلَْر
Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, ‘ث ْ ’ dalam ayat tersebut
bermakna tempat bercocok tanam. Artinya, anak itu tumbuh dari hubungan di
kemaluan dan bukan di dubur. Jadi maksud ayat tersebut adalah setubuhilah
istri kalian pada kemaluannya, tempat tumbuhnya janin. Sedangkan makna ‘ ََّن
َّ أ
ِ yaitu sesuka kamu bagaimana variasi hubungan seks, mau dari arah depan
’شْئ تُ ْم
atau belakang, atau antara keduanya, atau pun dari arah kiri. Dalam ayat
ladang tersebut yaitu pada kemaluannya. Selain atsar disebutkan bahwa seks
anal semacam ini termasuk bentuk liwath shugro (sodomi yang ringan). Dalam
adalah tempat yang keluarnya najis mughollazoh (najis yang berat). Seks anal
tidak dipungkiri lagi termasuk jenis liwath (sodomi). Menurut mazhab Abū
Hanīfah, Syāfi’iyah, pendapat Imam Ahmad dan Hambali, perbuatan seks anal
ini haram, tanpa adanya perselisihan di anatara mereka. Demikian pula hal ini
di saat wanita menstruasi (haid). Padahal dari sisi kesehatan pun sangat tidak
dinding rahim bagian dalam) yang mengandung berbagai macam protein serta
asam amino. Namun, jika ternyata tidak terjadi pembuahan, maka endometrium
tersebut bisa menjadi media yang sangat baik bagi pertumbuhan berbagai
penyakit. Nah, bisa dipastikan kuman penyakit yang masuk ke endometrium ini
masuk melalui pintu vagina. Selain vagina, penis juga bisa membawa kuman
Dari segi dalil dan pendapat ulama, hubungan seksual saat haid terlarang.
39
Majmu’ Al Fatawa, 32: 267-268
40
Munawar Ahmad Anees, Islam Dan Biologis (Terj. Rahmani Astuti), Mizan, Bandung cet
IV 1994, h.93
40
اهنًا فَ َق ْد َك َفَر ِِبَا أُنْ ِزَل َعلَى ُُمَ َّم ٍد صلى هللا عليه وسلم
ِ من أَتَى حائِضا أَ ِو امرأًَة ِِف دب ِرها أَو َك
ْ َ ُُ َْ ً َ َْ
disebutkan,
ِ ٍِ
َ اصنَ عُوا ُك َّل َش ْىء إَلَّ النِّ َك
اح ْ
41
(Al Majmu’, 2: 359)
42
(Majmu’ Al Fatawa, 21: 624)
43
(HR. Tirmidzi no. 135, Ibnu Majah no. 639. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih). Al Muhamili dalam Al Majmu’ (2: 359) menyebutkan bahwa Imam Asy
Syafi’i rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid, maka ia telah terjerumus
dalam dosa besar.”
44
Imam Muslim, “Shahih Muslim” No 302
41
اَّللِ صلى هللا عليه وسلم أَ ْن َّ ول ُ فَأ ََر َاد َر ُس، ضا ِ
ً ت َحائ ْ َت إِ ْح َد َاَن إِذَا َكانْ َت َكان
ِ
ْ ََع ْن َعائ َشةَ قَال
ِ ِ ِ أَمرها أَ ْن تَتَّ ِزر ِِف فَوِر حي، اشرها ِ
ُّ ُِ إِ ْربَهُ َك َما َكا َن الن
َِّ ُ ت َوأَيُّ ُك ْم يَْل
ْ َ قَال. ضت َها ُُثَّ يُبَاش ُرَها
َ َْ ْ َ َ َ َ َ َ َيُب
ِ
ُُ إِ ْربَهُ صلى هللا عليه وسلم يَْل
45
(HR. Bukhari no. 302 dan Muslim no. 293). Imam Nawawi menyebutkan judul bab dari
hadits di atas, “Bab mencumbu wanita haid di atas sarungnya”. Artinya di selain tempat keluarnya darah
haid atau selain kemaluannya.
BAB III
Lūth. Karena homoseksual terjadi pertama kali pada masa Nabi Lūth. Kisah tentang
Nabi Lūth sangat banyak dalam Al-Qur’an, namun di sini penulis akan mengumpulkan
ayat yang berkaitan dengan homoseksualnya saja yaitu tertera dalam 8 surat pada Al-
Qur’an dan 66 ayat. Berikut ini ialah ayat-ayat Al-Qur’an yang menceritakan tentang
homoseksual.
A. Al-A’rāf/7: 80-84
Dan (Kami juga telah mengutus) Lūth, ketika dia berkata kepada kaumnya,
“Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh
seorang pun sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh kamu telah melampiaskan
syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar
kaum yang melampaui batas. (Al-A'rāf/7: 81-84)
1. Makna Ijmali
Lūth, yang dimaksud ialah Lūth bin Harān. Yaitu kemenakan Ibrāhīm
as. Ia lahir di Ourlkaldaniyin, di ujung timur selatan Irak, yang dulu disebut
tanah Babil. Setelah orang tuanya meninggal dunia, Lūth merantau bersama
pamannya, Ibrāhīm ke daerah yang terletak antara dua sungai yang disebut
42
43
Jazirah Qaura. Dan di sanalah letak kerajaan Asyūr. Oleh Ibrāhīm kemudian
sana cukup baik. Dan di tempat itu, yaitu tempat yang disebut ‘Umqus Sadim
dekat laut mati atau laut Lūth, terdapat lima perkampungan. Lūth tinggal di
salah satu antara lima perkampungan itu, yang disebut Sadum. Penduduk
tanda-tanda yang menunjukkan di mana letak Sadum itu secara pasti. Tetapi
sebagian orang mengatakan bahwa Sadum itu telah digenangi laut. Namun
2. Mufradāt Lughawiyah
لُوطًاadalah Lūth bin Haran bin Azir. Dia adalah anak dari saudara Nabi
dengan tanah Babilonia. Dia meninggalkan kota itu setelah kematian ayahnya
terdapat kerajaan Asyur. Kemudian dia pergi bersama Nabi Ibrāhīm ke negeri
Syami, di mana dia ditempatkan oleh Nabi Ibrāhīm di timur Yordan. Dia tinggal
di suatu tempat yang bernama pedalaman Sadim, dekat Laut Mati atau Laut
Lūth. Di sana terdapat lima desa. Lūth tinggal di salah satunya yang dinamakan
1
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 8, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.361.
44
dan melarang mereka kemungkaran dan perbuatan keji yang mereka lakukan
yang belum pernah dilakukan oleh siapapun dari anak Adam atau lainnya.
Yakni mendatangi laki-laki bukan perempuan. Ini adalah sesuatu yang belum
dikenal oleh anak Adam, tidak pula dianggap baik. Sampai dibuat oleh
menggauli perempuan itu. ُّم ْسرفُو َن Melampaui yang halal menuju haram.
وهم
ُ َخر ُج
ْ أLūth dan para pengikutnya. يَتَطَ َّه ُرو َنTerhadap dubur laki-laki. ين
َ الْغِٰب
3. Tafsir Ayat
“Yang tak pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu di zaman
apapun”. Tapi, perbuatan itu termasuk hal-hal baru yang kamu buat dalam soal
yang jahat, sehingga kalian akan mendapatkan dosanya dan dosa dari siapapun
kiamat.
bukan kepada wanita. Ini adalah perbuatan yang melampaui batas. Ini
2
Wahbah az-Zuhaili, “Tafsir al-Munir”, Jilid 4, (Jakarta: Gema Insani), 2014, h. 514
45
telah dikenal, sesuai dengan tuntunan fitrah antara suami istri yang disebabkan
B. Hūd/11: 77-83
َ
َو َجا َءهُۥ ق ۡو ُم ُهۥ٧٧ يب ٞ اق به ۡم َذ ۡر ٗٗع َوقَ َال َهَٰ َذا يَ ۡو ٌم َعص َ َ َ ۡ َ
ض و م ه ب ء ِس ِ ا
ٗ ُ َ ُ ُ ُ ۡ َ َ َّ َ َ
وط ولما جاءت رسلنا ل
ِ ِِ ِِ
ْ ُ َّ َ ۡ ُ َ ُ َ ۡ َ َّ ُ َ لسيات قَ َال َي َٰ َق ۡو ِم َ َٰٓه ُؤ ََّلءِ َب َ ُ ۡ ْ ُ َ َُۡ َ َ ُ ۡ
اِت هن أطهر لكمۖۡ فٱتقوا ِ ن ِ ِ َّ ُيه َرعون إ ِ ۡلهِ َومِن ببل َكنوا َيم َملون ٱ
َ َ َ قَالُوا ْ لَ َق ۡد َعل ِۡم٧٠ ِيد ٞ َّ ٞ ُ َ ۡ ُ ََ َ ُ ۡ ُ َ َ َ َّ
ت َما َلَا ِِف َب َنات ِك م ِۡن ون ِِف ض ۡي ِفۖٓ أليۡ َس مِنكم رجل رش ِ ٱّلل وَّل ُتز
وط ُ ُ قَالُوا ْ َيَٰل٠٨ كن َش ِديد ۡ ُ َٰ َ
ر ِل إ ي او َ
ء وۡ َك ۡم قُ َّوةً أ ُ َّ َ ۡ َ َ َ ُ ُ َ ُ َ ۡ َ َ َ َّ َ
ٖ ٖ ِ ِ ِ ِ قال لو أ٧٧ ح ٖق ِإَونك َلملم ما نرِيد
ب ِل ن
َ َ َ َ ۡ َّ ٌ َ َ ۡ ُ ۡ ك فَأَ ۡۡس بأَ ۡهل َِك بق ۡطع م َِن ٱ َّ ۡلل َو ََّل يَ ۡل َتف َ َ ْ ُ َ َ َ َ ُ ُ َّ
ۡۖ ك ت أر مٱ َّلِ إ د ح أ م ِنك م ت ِ ِ ٖ ِِ ِ ِ ۡۖ إِنا ُرسل ربِك لن ي ِصلوا إ ِ ۡل
ۡ َ َ ََ َ ُ ۡ ُّ َ ۡلص ۡب ُح َألَي ُّ اب ُه ۡم إ َّن َم ۡوع َِد ُه ُم ٱ َ يب َها َما أَ َصُ إنَّ ُهۥ ُم ِص
فل َّما َجا َء أ ۡم ُرنا َج َمل َنا٠٨ يب ٖ ِ ِر ق ب حب لص ٱ س ۡۚ ِ ۡۚ ِ
َ َ َ ً َ َّ َ ُّ ُ َّ َٗ َ َ
َ َعَٰل َِي َها َساف ِلَ َها َوأ ۡم َط ۡرنَا َعلَ ۡي
ِه م َِن َ ِ ك ۖۡ َو َما
ِ مسومة عِند رب٠٨ يل منضو ٖد ٖ ِج
ِ س ِن م ةار ِج ح ا ه
َ لظلِم َٰ َّ
٠٨ ي ب ِ َبمِي ٖد ِ ٱ
3
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, “Tafsir Ath-Thabari”, Jilid XII, (Jakarta:
Pustaka Azzam), 2009, h. 548.
4
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 8, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.362.
46
Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) itu datang kepada Lut, dia merasa
curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan)nya. Dia (Lut) berkata,
"Ini hari yang sangat sulit.
Dan kaumnya segera datang kepadanya. Dan sejak dahulu mereka selalu
melakukan perbuatan keji. Lut berkata, "Wahai kumku! Inilah putri-putri
(negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan
janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di
antaramu orang yang pandai?"
Mereka menjawab, "Sesungguhnya engkau pasti tahu bahwa kami tidak
mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu; dan engkau tentu
mengetahui apa yang (sebenarnya) kami kehendaki."
Dia (Lut) berkata, "Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu)
atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)."
Mereka (para malaikat) berkata, "Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para
utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu
pergilah bersama keluargamu pada akhir bersama keluargamu pada akhir
malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang,
kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa
mereka. Sesunggunya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu
subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?"
Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum
Lut, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang
terbakar,
yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang
zalim. (QS. Hūd/11: 77-83)
1. Makna Ijmali
memberi kabar gembira kepada kepada Lūth, bahwa kaumnya takkan dapat
2. Mufradāt Lughawiyah
para Malaikat itu. َذ ْر ًعا : Puncak kekuatan. Orang berkata: Māli bihi zar’um
diartikan bergegasa disertai dengan gemetar karena dingin atau marah atau
3. Tafsir Ayat
5
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 12, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.124.
6
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 12, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.119.
48
اق ِب ْم ذَ ْر ًعا
َ ضَ َو (dan merasa sempit dadanya karena kedatangan
Asalnya bahwa menekan dengan kakinya saat berjalan sesuai dengan lebar
banyak, yakni hari yang dibenci karena berhimpunnya keburukan pada saat
yang bersepakat.
pada posisi nashab sebagai hal. Makna يُ ْهَرعُو َن adalah bergegas-gegas
bahwa
ُاإل ْهَراء adalah tergesa-gesa yang disertai dengan gemetar atau
49
secara paksa.”7
۟
السئََِّات
َّ ( َومن قَ ْب ُل َكانُوا يَ ْع َملُو َنdan sejak dahulu mereka selalu melakukan
lelaki (sodomi).
perbuatan itu terhadap para tamu beliau, Lūth mencegah mererka. ال يٰ َق ْوم
َ َق
( ٰٓه ُؤََلء بَنَاتى ُه َّن أَطْ َه ُر لَ ُك ْمLūth berkata, “Hai kaumku, inilah puteri-puteri
7
Imam Asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, (Jakarta: Pustaka Azzam), 2011, h.417
50
ُ َ( ُه َّن أَطْ َهر لmereka lebih suci bagimu) maksudnya adalah lebih
Makna ك ْم
ُ
halal dan lebih suci. Adalah mensucikan dari yang tidak halal. Kata ini tidak
۟
َ فَاتَّ ُقوا هللاَ َوَال ُُتُْزون ِف
ضْيف ٓى (maka bertakwalah kepada Allah dan
namaku dan mendatangkan aib di hadapan tamuku. Kata (tamu) bisa untuk
َر ُجل َّرشيد (tidak adakan di antaramu seorang yang berakal?). ini
ك م ْن َح ِّق
َ ( لَنَا ِف بَنَاتmereka menjawab, “sesungguhnya kamu telah tahu
maksudnya adalah kami tidak berminat terhadap mereka dan tidak butuh
يد
ُ َّك لَتَ ْعلَ ُم َما نُر
َ ( َوإنdan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang
beliau tahu bahwa mereka tetap bertahan untuk melakukan perbuatan keji
itu dan tidak mau meninggalkan apa yang mereka cari itu, َّ ال لَ ْو أ
َن ِل ب ُك ْم َ َق
قُ َّوًة (Lūth berkata, “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk
dan mencegah kalian dari mereka. Ini ungkapan beliau AS dalam bentuk
yang kuat (tentu aku lakukan). Yang dimaksud dengan adalah keluarga dan
apa saja yang dapat melindunginya dan orang-orang yang bersamanya dari
mereka. Ada juga yang mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan adalah
anak, dan yang dimaksud dengan adalah yang dapat menolongnya selain
anaknya.
52
۟ ۟
ك يَلإ ا وُل صي نَل
َ ْ ٓ َ َ َِّ ُ ُ ُ ك ب
ر ل سر َّ
َّن إ ط
ُ وُل ي
ٰ ا ( قَالُوpara utusan malaikat berkata, “Hai
Redaksi ini menjelaskan yang sebelumnya karena bila mereka itu diutus
dari sisi Allah kepadanya, tentu musuhnya tidak akan sampai kepadanya
َحد
َ ت من ُك ْم أ
ْ ( َوَال يَْلتَفdan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang
adalah agar mereka tidak melihat adzab kaum mereka dan kedasyatan yang
mereka ialah di waktu subuh). Kalimat ini adalah penyempitan dari perintah
adalah waktu yang ditetapkan terjadinya adzab atau yang dimaksud di sini
نضود
ُ ( َج َع ْلنَا ٰعليَ َها َسافلَ َها َوأ َْمطَْرََّن َعلَْي َها ح َج َارةً ِّمن س ِّجيل َّمKami jadikan negeri
kaum Lūth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), yakni bagian atas
C. Al-Hijr/15: 71-79
Dalam ayat ini Allah sepintas menyinggung ringkasan apa yang telah
yang bertaubat dan ingin kembali kepadaNya. Dan siksa-Nya sangat pedih
8
Asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, (Jakarta: Pustaka Azzam), 2011, h.415
55
kaum Lūth karena mereka melakukan maksiat dan kejahatan yang teramat
besar. Yaitu melakukan kekejian yang belum pernah dilakukan oleh seorang
2. Mufradāt Lughawiyah
ٰٓه ُؤََلء بَنَات ٓى Yang dimaksudkan dengan kata banātī (anak-anak
setiap umat adalah laksana bapak bagi mereka. Atau maksudnya adalah
لَ َع ْم ُرَك Kata ini dibaca dengan huruf ‘ain dibaca fathah ketika digunakan
dalam konteks qasam (sumpah). Ini adalah qasam dari Allah Swt dengan
لَفى َسكَْرِت ْم Benar-benar berada dalam kesesatan mereka. يَ ْع َم ُهو َن
9
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 14, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.53.
56
Terombang-ambing. ُحة
َ الصْي
َّ Pekikan dahsyat Malaikat Jibril, yaitu shā’iqah
mulai terbit.
bagian atas terbalik menjadi di bawah dan bagian bawah menjadi di atas.
mengeras dan dan membatu yang dimasak atau dibakar dengan api. Ini
dan mengambil pelajaran. َوإ ََّّنَاNegeri kaum Lūth. لَبسبيل ُّمقيمBerada di jalan
َ
pergi ke Syām, dalam keadaan yang masih terlihat jelas, jejak dan bekasnya
57
masih ada dan tidak terhapus, selalu dilewati orang-orang dan mereka pun
َٰ
melihatnya. Apakah mereka tidak mengambil pelajaran dari semua itu? ًاليَة
3. Tafsir Ayat
Allah mengirimkan tiga macam azab kepada kaum Lūth yaitu, pertama,
petir yang dasyat dan suara yang mengejutkan serta menakutkan. Kedua,
D. Asy-Syu’arā/26: 165-173
َ ُ َ ۡ َ ُ َٰ َ ۡ َ ۡ
نت ۡم ق ۡو ٌم
ُ ُّ َ ۡ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ۡ َ َ َ ۡ ُّ َ ُ ۡ َ َ
جكم بل أ ِ وتذرون ما خلق لكم ربكم مِن أزو٨٧٧ أتأتون ٱذلكران مِن ٱلعَٰل ِمي
٨٧٠ ِي َ ِكم م َِن ٱلۡ َقالُ ََ َ َ
قال إ ِ ِّن ل ِممل٨٧٧ ي َ ون َّن م َِن ٱل ۡ ُم ۡخ َرج
َ ُ َ َ ُ ُ َٰ َ َ َ ۡ َّ َ ْ ُ َ َ ُ
قالوا لئِن لم تنتهِ يلوط َلك٨٧٧ َٗعدون
ِ
َ َ ُ
ث َّم د َّم ۡرنا٨٧٨ ين ٗ ُ َ َّ
َ وزا ِف ٱ ۡل َغَِٰب َ َ ۡ َ ُ َ ۡ َ َ ُ َ ۡ َّ َ َ َ ُ َ ۡ َ َّ ََۡ َ َ
ِِ ِ إَِّل عج٨٧٨ فنجينَٰه وأهلهۥ أۡجمِي٨٧٧ جن ِِن وأه ِِل مِما يمملون ِ ب ِ ر
َ ُ ۡ ُ َ َ َ َ َ ٗ َ َّ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ
َ نذر َ َ
٨٧٨ ين ِ وأمطرنا علي ِهم مطراۖۡ فساء مطر ٱلم٨٧٨ ٱٓأۡلخ ِرين
"Mengapa kalian mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kalian
tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhan kalian untuk kalian, bahwa kalian
adalah orang-orang yang melampaui batas.” Mereka menjawab, "Hai Luth,
sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang
yang diusir.” Luht berkata, "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatan
kalian.” (Luth berdoa), "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku
dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” Lalu Kami selamatkan ia beserta
10
Wahbah az-Zuhaili, “Tafsir al-Munir”, Jilid 7, (Jakarta: Gema Insani), 2014, h. 313.
58
Di dalam ayat-ayat ini Allah mengisahkan Lūth putra Haran putra Azar
besar di Sodom dan kota-kota sekitarnya di negeri Gaur dekat Baitul Maqdis.
Lūth menyeru mereka untuk beribadah kepada Allah semata dan taat kepada
yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum mereka. Namun,
mengirim belerang dan api dari langit, lalu membakar negeri mereka dan
ُ فَلَ َّما َجآءَ أ َْم ُرََّن َج َع ْلنَا ٰعليَ َها َسافلَ َها َوأ َْمطَْرََّن َعلَْي َها ح َج َارًة ِّمن س ِّجيل َّم
نضود
11
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 21, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.175
59
لَ ُك ْم Untuk kesenangan kalian. ِّم ْن أ َْزٰوج ُكم Dari qubul perempuan-
fitrah yang murni dari hal yang halal menuju yang hal yang haram. لَئن ََّّلْ تَنتَه
ط
ُ يٰ لُوJika kamu tidak berhenti wahai Lūth dari pada mengingkari kami. م َن
ي
َ الْ ُم ْخَرجTermasuk orang yang diusir dan diasingkan dari negeri kami. ي
َ الْ َقال
Orang-orang yang sangat membenci perbuatan kalian. ِمَّا يَ ْع َملُو َنDari adzab
adzab bagi mereka kecuali orang lemah yang merupakan istri Nabi Lūth. ِف
ين
َ الْغِٰبDi dalam orang-orang yang tertinggal dan tersiksa dan terkena adzab.
Ia tertimpa batu di jalan lalu mati hal itu karena ia condong kepada kaumnya
dan ridha atas perbuatan mereka. Dikatakan ia termasuk orang yang tersisa di
negeri, ia tidak keluar bersama Nabi Lūth. ين ٰ ْ َد َّم ْرََّن
َ اال َخر Kami binasakan
60
dengan sekuat-kuatnya. َوأ َْمطَْرََّن َعلَْيهم َّمطًَراKami hujani mereka dengan hujan,
mereka. ين
َ فَ َسآءَ َمطَُر الْ ُمن َذرJeleklah hujan mereka orang-orang orang-orang
yang telah diberi peringatan. Alif lam dalam lafal الْ ُمن َذرينmenunjukkan jenis
َ
sehingga mudhaf ilaihi bias menduduki fa’il nya sa’a, sedangkan makhsus
3. Tafsir Ayat
dan meninggalkan apa yang diciptakan Tuhan untuk kalian dari istri-istri
keji).13
12
Wahbah az-Zuhaili, “Tafsir al-Munir”, Jilid 10, (Jakarta: Gema Insani), 2014, h. 202.
13
Wahbah az-Zuhaili, “Tafsir al-Munir”, Jilid 10, (Jakarta: Gema Insani), 2014, h. 203.
61
ادو َن
ُ بَ ْل أَنتُ ْم قَ ْوم َعsungguh kalian adalah kaum yang berhak untuk disifati
melampaui batas yang diterima oleh akal dan dibolehkan oleh syari’at, karena
kalian melakukan perbuatan dosa yang tidak pernah terlintas dalam benak
E. An-Naml/27: 54-55
ال َش ْه َوًة ِّمن ِّ أَئنَّ ُك ْم لَتَأْتُو َن٤٥ :ال ل َق ْومهٓۦ أ َََتْتُو َن الْ ٰفح َشةَ َوأَنتُ ْم تُْبص ُرو َن ﴿النمل
َ الر َج َ ََولُوطًا إ ْذ ق
٤٤:ُدون النِّ َسآء ۚ بَ ْل أَنتُ ْم قَ ْوم ََْت َهلُو َن ﴿النمل
Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika Dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu
mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu memperlihatkan(nya)?”.
“Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan
(mendatangi) wanita? sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui
(akibat perbuatanmu)”. (QS. An-Naml/27: 54-55)
1. Makna Ijmali
pernah dilakukan sebelumnya oleh seorang pun di antara seluruh alam. Yakni,
kepada mereka dengan mengirimkan batu-batu dari tanah kering (sijjīl) kepada
beriman itu diselamatkan oleh Allah di waktu dini hari. Dan mereka tidaklah
62
2. Mufradāt Lughawiyah
َولُوطًاatau َواذْ ُك ْر لُْوطًاatau َوأ َْر َس ْلنَا لُْوطًاkarena adanya petunjuk dari kisah
kalimat sebelumnya, takdirnya adalah اُذْ ُك ْر. Sebagai dzarf, takdirnya adalah
َوأَنتُ ْم تُْبص ُرو َن kalian mengetahui kekejiannya. Berasal dari ص ُرالْ َق ْلب
ْ َب
melihat dengan mata hati karena orang yang mengetahui bahwa suatu
sebagian dari kalian melihat sebagian lain berbuat keji dan mereka
14
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 19, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.277.
63
atas hasrat birahi. النِّسآء ِّمن ُدونbukan mendatangi perempuan yang diciptakan
َ
orang yang tidak mengetahui bahwa kekejian perbuatannya, atau orang yang
3. Tafsir Ayat
ال ل َق ْومهٓۦ أ َََتْتُو َن الْ ٰفح َشةَ َوأَنتُ ْم تُْبص ُرو َن
َ َ َولُوطًا إ ْذ قceritakanlah kepada kaummu
perkataan Lūth kepada kaumnya ketika dia berkata kepada mereka seraya
oleh seorang pun, padahal kalian mengetahui keburukannya menurut akal dan
lebih buruk.
ال َش ْه َوةً ِّمن ُدون النِّ َسآء ۚ بَ ْل أَنتُ ْم قَ ْوم ََْت َهلُو َن ِّ أَئنَّ ُك ْم لَتَأْتُو َنPatutkah kalian
َ الر َج
mendatangi laki-laki dan mengikuti hawa nafsu untuk itu, serta meninggalkan
15
Wahbah az-Zuhaili, “Tafsir al-Munir”, Jilid 10, (Jakarta: Gema Insani), 2014, h. 297.
64
Sesungguhnya kalian adalah kaum yang jahil.16 Kalimat ini juga merupakan
F. Al-Ankabūt/29: 28-30
1. Makna Ijmali
Nya kepadanya. Selanjutnya pada ayat-ayat ini Allah menyajikan kisah Lūth
yang hidup semasa dengannya, tetapi lebih dahulu dari padanya dalam menyeru
16
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 19, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.278.
17
Wahbah az-Zuhaili, “Tafsir al-Munir”, Jilid 10, (Jakarta: Gema Insani), 2014, h. 298.
18
Sebagian mufassir mengartikan taqta ‘unas sabil dengan “melakukan perbuatan keji terhadap
orang-orang yang dalam perjalanan”, karena mereka sebagian besar melakukan homoseksual itu dengan
tamu-tamu yang datang ke kampung mereka. Ada pula yajg mengartikan dengan “merusak jalan”
keturunan karena mereka berbuat homoseksual
65
kepada Allah. Kaum Lūth telah dicoba dalam suatu perbuatan yang belum
pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum mereka, dan para malaikat yang
menimpakan adzab kepada negeri Sodom datang bertamu kepada Ibrāhīm as.19
2. Mufradāt lughawiyah
َولُوطًاdan ingatlah Luth. الْ ٰفح َش َةPerbuatan buruk yang dijauhi oleh jiwa-
jiwa yang mulia. Yakni mendatangi dubur laki-laki. َحد ِّم َن
َ َما َسبَ َق ُكم ِبَا م ْن أ
ي
َ الْ ٰعلَم Adalah kalimat pembuka yang menetapkan kekejian perbuatan itu di
يل
َ السب
َّ Memotong jalan untuk orang lewat dengan cara membunuh, mengambil
harta atau perbuatan keji sehingga jalan-jalan menjadi terputus. ََّندي ُك ُمDalam
majelis-majelis yang khusus untuk kalian, atau tempat ngobrol kalian. الْ ُمن َكَر
Perkara yang bertentangan dengan syara’, yang jauh dari tabiat manusia yang
lurus, seperti homoseksual dan berbagai macam perbuatan keji. نت م َن
َ إن ُك
19
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 20, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.233.
66
ي ِّٰ Jika kalian termasuk orang-orang yang benar dalam menganggap jelek
َ الصدق
انص ْرن
ُ Dalam menurunkan adzab. ين
َ َعلَى الْ َق ْوم الْ ُم ْفسد Yang berbuat
3. Tafsir Ayat
ي َ ال ل َق ْومهٓۦ إنَّ ُك ْم لَتَأْتُو َن الْ ٰفح َش َة َما َسبَ َق ُكم ِبَا م ْن أ
َ َحد ِّم َن الْ ٰعلَم َ ََولُوطًا إ ْذ ق
Sodom yang dia tinggal bersama mereka lalu mereka menjadi kaumnya.
dilakukan oleh mereka dan belum pernah ada seorang pun sebelum mereka
mengingkarinya:
menikmati wanita.
20
Wahbah az-Zuhaili, “Tafsir al-Munir”, Jilid 10, (Jakarta: Gema Insani), 2014, h. 481.
67
2. يل
َ السب
َّ َوتَ ْقطَعُو َن Kalian berdiam di jalan-jalan untuk menghadang
3. َو ََتْتُو َن ِف ََّندي ُك ُم الْ ُمن َكَر Dan tempat-tempat pertemuan kalian
bijaksana.21
G. Adz-Dzāriyāt/51: 31-37
َٗ َ ۡ َۡ َ َ ُۡ ۡ ُّ ۡ َ َٰ َ َ ۡ ۡ ُ َّ ْ ُ َ
َ ُّمرم َ ُ َ ۡ ُ ۡ َ ُّ َ ۡ ُ ُ ۡ َ َ َ َ َ
ارة حج
ِ ل ُِنسِل علي ِهم٨٨ ِي ِ ٖ مو ق ِل ِ إ انِل
س ر أ ان ِ إ او ال ق ٨٨ ون ۞قال فما خطبكم أيها ٱلمرسل
َ َ َ ََ
ج ۡدنا فما و٨٧ ِي َ فَأ َ ۡخ َر ۡج َنا َمن ََك َن ف٨٨ ِي
َ ِيها م َِن ٱل ۡ ُم ۡؤ ِمن َ ك ل ِۡل ُم ۡۡسفَ َ َ ً َ َّ َ ُّ
ِ ِ مسومة عِند رب٨٨ ِي ٖ مِن ط
َۡ َ َ َۡ َ ُ ََ َ َوتَ َر ۡك َنا ف٨٧ يَ ۡي َب ۡيت م َِن ٱل ۡ ُم ۡسلِم
٨٧ اب ٱۡل ِل َم ِين َيافون ٱلمذ َ ِيها َءايَ ٗة ل ََِّّل ِ َ ۡ ِيها َغ
َ ف
ٖ
1. Makna Ijmali
Setelah para Malaikat itu memberi kabar gembira kepada Nabi Ibrāhīm
tentang kelahiran seorang putra, maka Nabi Ibrāhīm bertanya kepada mereka,
21
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 20, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.234.
68
apakah urusan kalian dan untuk apakah kalian datang? Para malaikat itu
binasakan mereka dengan batu-batu dari Sijjīl (tanah keras) yang ada tandanya,
Kemudian kami perintahkan orang-orang mukmin yang ada di negeri itu supaya
keluar dari negeri tersebut sehingga mereka tidak ditimpa azab yang menimpa
kaum lainnya. Kemudian kami tinggalkan di negeri itu satu tanda yang
sebagai balasan atas kefasikan dan keluarnya mereka dari keaatan kepada
Allah.22
2. Mufradāt lughawiyah
“Lalu, urusan dan kepentingan apa yang ingin kalian sampaikan wahai para
utusan?” Nabi Ibrāhīm menyampaikan hal ini kepada mereka ketika tahu bahwa
۟
َ قَالُٓوا إ ََّّن أ ُْرس ْلنَآ إ َ ِٰل قَ ْوم ُُّّْمرمMereka pun menjawab, “Sesungguhnya kami
ي
diutus kepada kaum yang kafir.” Maksudnya adalah kaum Nabi Lūth as. ح َج َارًة
22
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 27, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.6.
69
ِّمن طيTanah liat yang dimasak dan dibakar dengan api, yaitu as-Sijjīl, yaitu
tanah yang mengeras dan membatu. ً ُّمس َّوَمةYang diberi tanda. Dari akar kata as-
َ
ي
َ َخَر ْجنَا َمن َكا َن ف َيها م َن الْ ُم ْؤمن
ْ فَأDan kami mengeluarkan orang-orang yang
beriman yang berada dalam negeri kaum Lūth tersebut, karena hendak
Nabi Lūth disebutkan dengan dhamir (bukan dengan nama yang jelas), padahal
rumah dari kalangan Muslim. Mereka adalah Nabi Lūth as sendiri, kedua
tubuh mereka.
Allah Swt yang sangat menyakitkan dan memilukan sehingga mereka pun tidak
melakukan perbuatan yang pernah dilakukan oleh orang kafir yang dibinasakan
tersebut.23
3. Tafsir Ayat
۟
ي
َ ك ل ْل ُم ْسرف
َ ِّند َرب َ قَالُٓوا إ ََّّن أ ُْرس ْلنَآ إ َ ِٰل قَ ْوم ُُّّْمرم
َ ي لنُ ْرس َل َعلَْيه ْم ح َج َارًة ِّمن طي ُّم َس َّوَمةً ع
Mereka berkata kepada Ibrāhīm, sesungguhnya kami diutus kepada
kaum Lūth supaya mengazab mereka atas kedurhakaan mereka. Dan kami akan
menimpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang dibakar, seperti batu
bata yang kerasnya seperti batu. Pada batu-batu itu terdapat tanda-tanda yang
Dan oleh karena yang ingin dibinasakan oleh Allah hanyalah yang
H. Al-Qamar/54: 33-40
23
Wahbah az-Zuhaili, “Tafsir al-Munir”, Jilid 14, (Jakarta: Gema Insani), 2014, h. 50.
71
ٗ
ن ِۡم َمة م ِۡن٨٨ ٖحر َّ َّ ٓۖ إنَّا أَ ۡر َس ۡل َنا َعلَ ۡيه ۡم َحاص ًبا إ ََّّل َء َال لُوط٨٨ ت قَ ۡو ُم لُوط بٱَلُّ ُذر
َ جن ۡي َنَٰ ُهم ب َس ۡ ََك َّذب
ِ ٖ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِۢ
َ ُ َ َ ُ ْ َ
َ ۡ َ َ
َ نذ َر ُهم َب ۡط َشتَ َنا َف َت َم َ َ َ َۡ َ َ َ َ
َولق ۡد َر َٰ َودوهُ عن٨٧ ِار ۡوا ب ِٱَلُّذر ولقد أ٨٧ عِندِنا ۚۡ كذَٰل ِك جن ِزي َمن شك َر
ْ ُ َُ ٞ ٞ ك َرةً َع َذ ۡ ُ ُ َ َّ َ ۡ َ َ َ ُُ َ َ ْ ُ َُ ۡ َ َ َ
فذوقوا٨٠ اب ُّم ۡستَقِر ولقد صبحهم ب٨٧ ِض ۡيفِهِۦ ف َط َم ۡس َنا أع ُي َن ُه ۡم فذوقوا عذ ِاِب َونذر
ۡ َ ۡ َ ُ ۡ َ ۡ َّ َ ۡ َ َ َ ُُ َ َ
٨٨ ٖۡسنا ٱلق ۡر َءان ل َِّلِك ِر ف َهل مِن ُّم َّدكِر ولقد ي٨٧ ِعذ ِاِب َونذر
1. Makna Ijmali
yang beriman itu diselamatkan oleh Allah di waktu dini hari. Dan mereka
72
2. Mufradāt lughawiyah
lisan mereka. Mendustakan seorang Nabi itu artinya sama saja dengan
yaitu bebatuan seukuran kurang dari satu genggaman tangan. إََّل ءَ َال لُوط
dari waktu-waktu sahar dari suatu hari tanpa spesifik. Waktu sahar adalah
orang yang beriman kepada Kami dan Rasul Kami yang taat.
24
Ahmad Mustafa Al-Maragi, “Tafsir al-Maraghi”, juz 27, (Semarang: CV. Toha Putra
Semarang), 1986 h.165.
73
mereka. بَطْ َشتَ نَاTerhadap hukuman dan pembalasan Kami dengan adzab.
۟
فَتَ َم َارْوا ِبلنُّ ُذر Mereka pun justru meragukan, menyangsikan, tidak
ضْيفه
َ َولََق ْد ٰرَو ُدوهُ َعن Dan sungguh mereka benar-benar bermaksud
ingin melakukan perbuatan nista dan asusila dengan para tamu Nabi Lūth,
yang sebenarnya tidak lain mereka adalah para malaikat. فَطَ َم ْسنَآ أ َْعيُنَ ُه ْم
Maka kami pun membuat mata mereka menjadi buta. Atau melenyapkan
mata mereka sehingga mereka tidak memiliki mata sama sekali dan
۟
terhapus secara keseluruhan dari wajah. فَ ُذوقُوا َع َذاِب َونُ ُذرMaka kami pun
pada mereka hingga mereka binasa. Atau adzab yang terus tersambung
۟
لذ ْكر فَ َه ْل من ُّم َّدكر
ِّ َولََق ْد يَ َّس ْرََّن الْ ُق ْرءَا َن ل،فَ ُذوقُوا َع َذاِب َونُ ُذر Al-Baidhawi
menggugah kesadara, agar mereka tidak dikalahkan oleh sikap lalai, lupa,
dan abai. Seperti itu pulalah pengulangan ayat seperti, َي آالَء َربِّ ُك َما تُ َك ِّذ َِبن
ِّ فَبأ
3. Tafsir Ayat
mereka sodomi, maka Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah betapa
Seungguhnya pada esok harinya di pagi hari mereka ditimpa siksa yang
25
Wahbah az-Zuhaili, “Tafsir al-Munir”, Jilid 14, (Jakarta: Gema Insani), 2014, h. 205.
26
M.Quraish Shihab, “Tafsir al-Misbah”, (Jakarta: Lentera Hati), 2002, h.472.
BAB IV
penyakit yang wajib dicegah oleh semua pihak masyarakat. Allah Swt
berfriman:
ُ ُ ۡ ۡ ُ ۡ ۡ َٰ ُ ُ ۡ ذ
َ٠٣ََۡيَملومِني ج ِه ۡمَأ ۡوَماَملكتَأيمنهمَفإِنهمَغ ٰٓ َإ ِ ذَّل٩٢ََج ِه ۡمَحَٰفِ ُظون
َِٰ َلَعَأ ۡزو ِ و ُ وَٱ ذَّلِينََ ُه ۡمَل ُِف
ر
ُ ۡ ُ ٰٓ ْ ُ ٓ َٰ ۡ
َ ]٠٣-٩٢:َ[َالـمعارج٠٣َََغَوراءَذَٰل ِكَفأولئِكَه ُمَٱلعادَون َ فم ِنَٱبت
menjaganya untuk tidak dipergunakan pada apapun. Lafazh َإِاَّل َعل ٰٰٓى َأ ْزٰوِج ِه ْم
mereka yang sah dihalalkan Allah untuk para lelaki dengan cara menikah.
1
Syekh asy-Syarif al-Jurjani, At-Ta’rifat, h.232
75
76
ِ ُ“ فِإ اَّنُم َغَْي َملMaka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
َومي
Lafal
ُْ ْ
َ“ فم ِنَابْت غ ٰىَورآءَ ٰذلِكBarang siapa mencari yang dibalik itu”. Maksudnya
ِٰٓ ۟
dan budak perempuannya. َادون ُ “ فأُوٰلئكMaka mereka itulah orang-orang
ُ َهمَالْع ُ
batas hukum Allah dan melanggar hal-hal yang telah Allah halalkan baginya
kepada kita tentang salah satu sifat/karakteristik seorang Muslim yang memiliki
rasa takut kepada Rabb-Nya. Sifat tersebut adalah berupaya untuk menahan diri
Adapun perbuatan keji yang dimaksud adalah berzina dan semisalnya. Sifat ini
2
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam),
Cet I, Jil 15, 2009, h.674.
3
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam),
Cet I, Jil 15, 2009, h.675.
77
merupakan sifat ke-6 yang disebutkan Allah ta’ala dalam surat Al Ma’arij
Perlu diketahui, bahwa rasa takut kepada Allah ta’ala adalah salah satu bentuk
padahal hal itu menjadi dasar beribadah dengan benar. Allah Ta’ala berfirman,
“Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kalian
miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa
mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui
batas.”4
Terkait dengan ayat ke 30 pada surat di atas, dalam surat yang lain
dijelaskan bahwa pengertian istri-istri di sini dibatasi empat. Sehingga jika lebih
batas. Pada surat An Nisa ayat ke 3 Allah ta’ala berfirman, “Dan jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim
4
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, Jakarta: Darus Sunnah, Cet.2, 2014, h.113
78
kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu
miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
yang telah disebutkan dalam ayat di atas (istri-istri atau budak-budak) maka
hasrat biologisnya selain kepada hal-hal yang telah disebutkan tersebut, maka
dapat pula dikatakan gelombang fitnah ini lebih dahsyat dan lebih berbahaya
ini dikarenakan korban dari gelombang fitnah ini tidak merasa bahwa mereka
sesungguhnya telah menjadi korban, mereka diperangi akan tetapi mereka tidak
menjadi korban.
yang melampaui batas disebut fahisyah, akan tetapi ini khusus untuk hal yang
buruk dan tidak disukai fitrah yang normal, baik berupa perkataan maupun
tindakan. Namun, Fāhisyah yang dimaksud di sini ialah Sodomi. Allah Swt
berfirman:
ُۡ ۡ ُ ذ َٰ
ۡ ۡ ُ َٰ ۡ ُۡ ٓ ۡ ۡ ً ُ
ََإِنكمََلأتون٠٣َََحشةََماَسبقكمَبِهاَمِنَأح ٖدَمِنَٱلعل ِمني ِ وطاَإِذَقالَل ِقو ِم َهِۦََأتأتونَٱلف ول
ْ ُ ٓذ ُ ۡ ُّ ٞ ۡ ۡ ُ ۡ ٓ ُ ٗ ۡ
َ َوماََكن َجواب َق ۡو ِم َهِ َۦٓ َإَِّلَ َأنَقال ٓوا٠٣ََ ۡسفون ِ ون َٱلنِساءَِ َبل َأنتم َقوم َم ِ لرجالَ َشهوة َمِنَد
ِ ٱ
َت َمِن ٞ ك ۡم َإ ذن ُه ۡم َُأن
ۡ َفأجن ۡينَٰ ُه َوأ ۡهل ُهَ َٓۥ َإ ذَّل َٱ ۡمرأت َُهۥ ََكن٠٩َ َ اس َيتط ذه ُرون ُ ۡ ُ ُ ۡ
ِ ِ ۡۖ ِ أخ ِرجوهم َمِن َقريت
ۡ ُ ُ َوأ ۡمط ۡرناَعل ۡيه ذ٠٠َََٱ ۡلغَِٰبين
َ ]٠٨-٠٣:َ[َاألعراف٠٨ََِني َ مَمط ٗراَۖۡفَٱنظ َۡرَك ۡيفََكنَعَٰقِبةَٱل ُم ۡج ِرم ِ ِِ
Dan (Kami juga telah mengutus) Lūth, ketika dia berkata kepada
kaumnya, “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah
dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh kamu telah
melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan.
Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas. (QS. Al-A’rāf/7: 80-84)
5
Selain liwat dan sodomi, al-Qur’an juga menggunakan kata fâhisyah untuk menunjukan
perbuatan homoseks karena homoseksual merupakan perbuatan yang sangat buruk. Lihat M.
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an), vol. 5 (Jakarta:
Lentera Hati, 2004), h. 161. Menurut Imam Raghib al-Isfahani (w. 502 H/1108 M), ahli kamus al-
Qur’an yang termasyhur, mengatakan bahwa baik al-fahsy, al-fahsya maupun al-fâhisyah
mengandung arti yang sama, yaitu sesuatu yang kekotoran atau kejijikannya luar biasa besar, baik
berupa perbuatan maupun perkataan. Sebagian ulama mengartikan fâhisyah sebagai sesuatu yang
ditolak oleh naluri yang sehat, serta dianggap sebagai sesuatu yang tidak sempurna menurut akal
yang sehat. Lihat Nina Surtiretna, Remaja dan Problem Seks: Tinjauan Islam dan Medis (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006), h. 126.
80
Dalam ayat ini dibahas dua masalah, yaitu: Pertama, Firman Allah Swt,
َ“ ولُوطًا َإِ ْذ َقال َلِق ْوِم ِهDan (Kami juga telah mengutus) Lūth (kepada kaumnya).
Farrā’) mengira bahwa kata َلُْوطberasal dari Bahasa Arab, yang diambil dari
َط
ُ ي لُو-َلاط namun pendapat ini tidak benar, karena nama-nama asing itu tidak
ada yang berasal dari Bahasa Arab, seperti halnya nama Ishāk, nama ini tidak
bentuk kata tersebut hanya untuk meringankannya saja, karena kata itu terdiri
memang berasal dari Bahasa asing dan bukan berasal dari Bahasa Arab, namun
perubahan bentuk kata tersebut dari kata ألْيطatau dari bentuk ط
َُ ي لُو-َ لاطjuga
dapat dibenarkan, walaupun namanya tetap nama asing, seperti halnya nama
6
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshori al-Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkāmil Qurán,
Juz 7 h.580
81
Nūh dan Lūth itu memang nama-nama asing. Hanya saja, karena nama-nama
ini termasuk kata yang ringan untuk disebutkan, maka nama tersebut lalu
dari mafúl (objek penderita) kata أ ْرس ْلنا yang disebutkan pada ayat-ayat
sebelumnya, atau bisa juga karena ada fiíl (kata kerja) yang tidak disebutkan,
perkiraan maknanya adalah kata ingatlah. Lafazh َلِق ْوِم ِه bermakna kepada
kaumnya, dan nama kaum tempat Nabi Lūth diutus oleh Allah Swt adalah kaum
Sadum. Sedangkan nama Sadum ini diambil dari nama kemenakan Nabi
Ibrāhīm.
menggauli sesama laki-laki. Makna sebenarnya dari kata ini adalah perbuatan
keji, namun Allah Swt mengkhususkan kata ini dalam al-Qurán untuk
menerangkan makna zina, seperti yang disebutkan juga firman-Nya, َوَّل َت ْقربُو
7
Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, penerjemah, Muhyiddin Mas Rida,
Muhammad Rana Mengala, (Jakarta: Pustaka Azzam), 2009 h. 581.
82
berbeda pendapat mengenai hukuman orang yang berbuat hal itu. Mālik
berpendapat bahwa orang itu harus dirajam, entah orang itu telah menikah
mendapat hukuman yang sama apabila ia sudah menginjak usia akil baligh.8
Riwayat lain dari Mālik menyebutkan, orang itu harus dirajam apabila
ia telah menikah sebelumnya, namun apabila orang itu belum pernah menikah
tempat pembuangan. Pendapat ini juga diikuti oleh Atha’, an-Nakhā‘I, Ibnu al-
ta’zir (hukuman yang berat namun tidak seberat rajam, misalnya dengan
sependapat dengan hukuman ini), orang itu harus dihukum sesuai hukum yang
diterapkan untuk perbuatan zina, sebagai qiyas dari zina. Lalu Mālik berhujjah
8
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshori al-Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkāmil Qurán,
Juz 7 h. 582
9
Al-Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, penerjemah, Muhyiddin Mas Rida, Muhammad Rana
Mengala, (Jakarta: Pustaka Azzam), 2009 h. 581.
83
mereka dengan batu dari tanah yang keras.” (Qs. Al-Hijr/15: 54).
belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini)?”. Dia
berkata, “Tidak ada seorang lelaki yang menyetubuhi lelaki lain sampai datang
Al-Walīd bin Abdul Mālik, khalifah bani Umayyah dan pendiri masjid
mengabarkan kepada kita tentang berita kaum Nabi Luth Alaihissalam, niscaya
aku tidak akan menyangka bahwa ada lelaki menyetubuhi lelaki lainnya.” Oleh
karena itu, Nabi Luth Alaihissalam berkata kepada mereka, “Mengapa kamu
melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun
sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu
berpaling dari kaum wanita dan apa yang telah Rabb kalian ciptakan untuk
kalian dari mereka, lalu kalian beralih kepada kaum lelaki. Perbuatan tersebut
merupakan israf (sikap berlebihan) dan kebodohan dari diri kalian sendiri;
tempatnya.11 Oleh karena itu Nabi Luth Alaihissalam berkata kepada mereka
10
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, Jakarta: Darus Sunnah, Cet.2, 2014, h.110.
11
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, Jakarta: Darus Sunnah, Cet.2, 2014, h.111.
84
putrinya.
melampiaskan nafsunya kepada lelaki lain, yiatu sebagian dari mereka kepada
Mengapa disebut sebagai manusia yang kotor atau tidak suci, karena
mereka dikenal sebagai umat yang bejat, saking bejatnya, sampai nurani yang
tersebut. Karena itulah Allah menghukum umatnya Nabi Lūth dengan hukuman
ُ ۡ ُ ۡ ُۡ ُ ذ ۡ ً ُ
ََأئ ِ ذنك ۡم٩٠ََني َ حش َةَماَسبقكمَبِهاَم ِۡنَأح ٖدَمِنَٱلعَٰل ِم ِ َٰوطاَإِذَقالَل ِق ۡو ِم َهِ َۦَٓإِنك ۡمََلأتونَٱلف ول
ٓۡ ٓ ذ ۡ ُ ُۡ ال َوت ۡقط ُعون َٱ ذ ُۡ
َ ِ َِف َنادِيك ُم َٱل ُمنك َر َۖۡفماََكن َجواب َقو ِم َهِ َۦ ََإ
ََّل َأن ِ يل َوتأتونَ ِ لسب َ لرجِ ٱَ ون َلأت
85
ۡ ۡ ۡ ۡ ُ َقالَربَٱ٩٢ََِني ُ
َٰ نَكنتَمِنَٱ ذ ذ ۡ ْ ُ
َ[َ٠٣ََِين
َ سدِ نَلَعَٱلق ۡو ِمََٱل ُمف
َ ِ نُص ِ َ لص ِدق ِ ابَٱّللََِإ
ِ قالواَٱئتِناَبِعذ
َ ]٠٣-٩٠:العنكبوت
Firman Allah swt, َ“ ولُوطًاَإِ ْذَقالَلِق ْوِم ِهDan (ingatlah) ketika Luth berkata
kepada kaumnya.” Al Kisaí mengatakan makna dari ayat tersebut adalah kami
telah mengutus Nabi Luth. Al-Kisaí berkata, “Saya lebih suka dengan pendapat
ini, boleh juga mengartikan ayat tersebut dengan ‘Ingatlah ketika Luth berkata
12
Sebagian mufassir mengartikan taqta ‘unas sabil dengan “melakukan perbuatan keji terhadap
orang-orang yang dalam perjalanan”, karena mereka sebagian besar melakukan homoseksual itu dengan
tamu-tamu yang datang ke kampung mereka. Ada pula yajg mengartikan dengan “merusak jalan”
keturunan karena mereka berbuat homoseksual
86
Qiraáh َأاَئِنا ُك ْم telah dijelaskan sebelumnya dalam surat al-A’rāf. Kisah
tentang Nabi Luth dan kaumnya telah diceritakan dalam surah al-A’rāf dan
surah Hūd.
kaum nabi Lūth adalah para perampok yang suka mencegat orang yang sedang
dalam perjalanan, mereka sering membunuh dan merampas harta yang mereka
seperti yang diceritakan oleh Ibnu Syajarah. Ada yang mengatakan bahwa
kaum Nabi Luth itu memutuskan keturunan laki-laki dari perempuan atau
itu suka mencegat orang di jalan untuk merampas hartanya sebagai modal untuk
berbuat maksiat. َوَتْتُون َِف َان ِدي ُك ُم َالْ ُمْنكر ‘Dan mengerjakan kemungkaran di
13
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmadal-Anshori al-Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkāmil Qurán,
Juz 7 h.213
87
perempuan.”
Saya bertanya kepada Rasulullah Saw tentang firman Allah, َوَتْتُون َِف َان ِدي ُك ُم
yang mereka temui, itulah kemungkaran yang mereka lakukan.”14 HR. Abū
Rasulullah Saw bersabda, “Sessungguhnya kaum Nabi Luth itu sangat suka
mangkuk yang penuh dengan batu kerikil. Apabila ada orang yang lewat,
mereka lalu melemparnya dengan batu tersebut dan siapa yang bisa mengenai
orang itu maka dialah yang paling hebat.” Jadi, mereka selalu berbuat
14
HR. At-Tirmidzi, dalam pembahasan tentang tafsir (5/342), ia mengatakan bahwa hadits ini
hasan. Disebutkan oleh Ath-Thabari dalam Jami’ Al Bayan. As-Suyuthi menyebutkan juga dalam Ad-
Dur Al-Mantsur. An-Nuhas menyebutkan dalam Ma’ani Al-Qur’an (5/222). Al Mawardi menyebutkan
dalam tafsirnya (3/247). Ibnu Katsir dalam tafsirnya (3/411) dari riwayat Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu
Jarir, dan Ibnu Hatim.
88
Aisyah, Ibnu Abbas, al Qāsim bin Abū Bazzah dan al Qāsim bin
Muhammad mengatakan, bahwa kaum Lūth itu saling mengentuti satu sama
Dari Mujāhid juga dikatakan bahwa, kaum Lūth itu suka bermain
dengan burung merpati, senang mewarnai kukunya dengan pacar, suka bersiul-
siul, melempar batu kerikil dan tidak ada rasa malu dalam setiap perbuatannya.
Ibnu Athiyyah mengatakan bahwa perbuatan seperti ini telah ada dan
dilakukan oleh sebagian umat Muhammad Saw, kita harus segera mencegahnya
Makhul mengatakan bahwa pada zaman sekarang kita ini telah ada 10
macam sifat jelek seperti sifat kaum Lūth, yaitu mengunyah sesuatu dengan
suara yang keras, mengecat kuku dengan pacar, membuka sarung, bersiul
15
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmadal-Anshori al-Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkāmil Qurán,
Juz 7 h.870
89
homoseksual.
dosa yang lain selain pelacuran, yaitu mereka mendzalimi sesamanya, saling
mencaci maki di antara mereka, sering mengentuti orang lain pada setiap
perkumpulan, sering melempari orang lain dan sering bermain dengan sesuatu
yang ganjil dan aneh, memakai perhiasan yang disepuh, mengadu ayam,
pakaian wanita dan wanita memakai pakaian laki-laki, memalak orang yang
melintas.”
jugalah kaum yang pertama kali melakukan homoseksual dan lesbi. Ketika
Nabi Lūth berusaha untuk menghentikan kebiasaan buruk mereka agar mereka
bahwa Allah Swt tidak akan bisa untuk mengadzab mereka dan mereka berkata
seperti itu karena mereka yakin bahwa Nabi Lūth itu hanyalah pembohong
belaka, kemudian Nabi Lūth memohon pertolongan kepada Allah Swt dan
Allah mengirimkan para malaikat untuk mengadzab kaum Nabi Lūth yang
16
Julaahiq adalah sejenis senjata yang dipakai untuk melemparkan sesuatu (sejenis ketapel),
Julaahiq berasal dari Bahasa Persia. Lih. Lisan Árab (entri: Julhaq).
90
sebagaimana telah dijelaskan dalam surah Hūd dan surah yang lain. Inilah
dengan tanpa tasydid sedangkan yang lain membacanya dengan tasydid. Dalam
hal ini ada dua Bahasa, anja dan najja dengan arti yang sama, dan hal ini telah
satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal.” Qatadah mengatakan
bahwa yang dimaksud oleh ayat ini adalah batu-batu bekas kaum Lūth yang
masih tersisa sampai saat ini. Abū al-Áliyah juga mengatakan hal yang sama.
bahwa bukti keberadaan dari kaum Lūth adalah adanya air hitam yang
17
Imam Sayyid Quthub, Tafsir Fi Zilalil Qur’an, (Jakarta: Robbani Press), Cet I, 2009, h.572
18
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmadal-Anshori al-Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkāmil Qurán,
Juz 7 h.872.
91
tergenang di atas bumi. Semua pendapat tersebut adalah baku dan tidak ada
yang menentangnya.19
َ٣٨ََيلِج سَِن
َم
ٗ
ة ارِجح َ ۡ َفجع ۡلناَعَٰل ِيهاَساف ِلهاَوأ ۡمط ۡرناَعل ۡيه٣٠ََلص ۡيح ُةََ ُم ۡۡشق ِني
م فأخذ ۡت ُه َُمَٱ ذ
ٍ ِ ِ ِ
َ ]٣٧-٣٠:َ[َاحلجر٣٧ََيم
ُّ ِإَونهاَلبسب ذ ُ إ ذنَِفَذَٰل ِكَٓأَليَٰتَل ِۡل
ٍ يلَم ِق
ٖ ِ ِ َ٣٧ ََ نيمِ س
ِ و تَ
م ٖ ِ ِ
Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari
akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan
Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi
orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu
benar-benar terletak dijalan yang masih tetap (dilalui manusia). (QS. Al-
Hijr/15: 73-76)
pendapat, danau Lūth ada sesudah peristiwa tersebut, sesudah terbaliknya kota
Amura dan Sodom ke perut bumi, dan amblasnya tempat tersebut lalu terisi
oleh air. Tetapi, kami tidak mengatakan bahwa apa yang terjadi pada mereka
itu berupa gempa tektonik atau vulkanik yang terjadi insidentil dan bisa terjadi
19
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmadal-Anshori al-Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkāmil Qurán,
Juz 7 h.873.
92
di setiap waktu. Karena manhaj iman yang selalu kita jaga dalam zhilal ini amat
alam semesta ini. Tetapi, setiap fenomena dan peristiwa di alam semesta ini
tidak terjadi secara otomatis, melainkan terjadi sesuatu takdir khusus, tanpa ada
dengan takdir khusus terhadap setiap peristiwa. Demikian pula, kita mengetahui
yang menghancurkan negeri Lūth itu tidak harus berupa gempa tektonik atau
vulkanik biasa, karena bisa jadi Allah ingin menimpakan pada mereka apa yang
Negeri Lūth terletak di jalur antara Hijaz dan Syām yang bisa dilalui
Meskipun ayat-ayat itu tidak memberi manfaat kecuali bagi hati yang beriman,
20
Imam Sayyid Quthub, Tafsir Fi Zilalil Qur’an, (Jakarta: Robbani Press), Cet I, 2009, h.847
21
Imam Sayyid Quthub, Tafsir Fi Zilalil Qur’an, (Jakarta: Robbani Press), Cet I, 2009, h.848
93
Alaihissalam) dan pengikutnya.”. Tidak ada seorang pun dari kaumnya beriman
َ) فماَوج ْدانَفِيهاَغ ْْيَب ْيت َِمنَالْ ُم ْسلِ ِمي٥٣( ي ِ فأخرجناَمنَكانَفِيه
َ ِاَمنَالْ ُم ْؤِمن ْ ْ ْ
dalamnya (negeri kaum Luth) itu. Maka Kami tidak mendapati di dalamnya
(negeri itu), kecuali sebuah rumah dari orang-orang muslim (Luth).” (adz-
bahkan dia tetap berada di atas agama kaumnya. Dialah yang memberikan
datang kepada Luth Alaihissalam dengan Bahasa isyarat yang hanya dipahami
oleh mereka. Oleh karena itu, ketika Luth diperintahkan agar memberangkatkan
kepada istrinya dan agar tidak membawanya keluar dari negeri itu. Di antara
ulama tafsir, ada yang mengatakan bahwa bahkan istrinya mengikuti mereka.
Tetapi ketika azab itu turun, istrinya menoleh ke belakang, sehingga dia pun
tertimpa azab seperti yang telah menimpa kaumnya. Namun pendapat yang
lebih dzahir adalah bahwa istrinya tidak ikut keluar dari negeri tersebut, dan
Nabi Luth juga tidak memberitahukan kepadanya; dan bahkan istrinya tetap
bersama kaumnya. Oleh karena itu, Allah Taála berfirman di dalam ayat ini,
Yaitu tetap tinggal bersama kaumnya. Ada juga yang mengatakan bahwa dia
94
Firman Allah Taála, “Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu).”
ًََمس اوَمة ِِ ِ ِ ِ ِ
ُ ضود
ُ ف ل اماَجاءَأ ْم ُرانََجع ْلناَعالي هاَسافلهاَوأ ْمط ْرانَعلْي هاَحجارًةَم ْنَسجيلَمْن
َاَهي َِمنَالظاالِ ِميَبِبعِيد
ِ ِعْندَربِكَوم
“Dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang
terbakar. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari
orang yang zhalim.” (QS. Hūd/11: 82-83)
bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.” (84). Yaitu lihatlah wahai
rasulnya.
bahwa pelaku homoseks dikenai hukuman rajam, baik dia muhshan (sudah
menikah) maupun bukan muhshan (belum menikah). Itu adalah salah satu
22
Syaikh Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, Jakarta: Darus Sunnah, Cet.2, 2014,
h.113.
95
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abū Dāwūd, at-Tirmīdzi, dan Ibnu Mājah
perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah pelaku dan orang yang dikerjainya.”
Sedangkan menurut ulama yang lainnya, pelaku homoseks sama seperti pezina,
apabila dia seorang yang muhshan, maka dia dikenai hukuman rajam. Namun
jika dia bukan seorang yang muhshan, maka dia dikenai hukuman seratus kali
kepada kami, Sa’id menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang firman
jika kamu hendak berbuat (secara yang halal).” Nabi Lūth menyuruh mereka
putrinya.
23
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshori al-Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkāmil Qurán,
Juz 7 h.215
96
dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur dari adzab. Kata artinya, ketika
mereka memasuki waktu terbitnya matahari. Kata dan dibaca nashab karena
memasuki waktu shubuh dan waktu terbitnya matahari. Kalimat artinya mereka
dibinasakan.24
24
Imam Sayyid Quthub, Tafsir Fi Zilalil Qur’an, (Jakarta: Robbani Press), Cet I, 2009, h.850
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
di sini ialah Sodomi, dalam ayat ini juga al-Qur'an menjelaskan bahwa
pun melakukannya pada zaman itu. Dan Allah pun menamakan kaum
4. Dalam Surah al-Hijr [15] ayat 73-76 dan Surah Hud [11] ayat 82-83, Allah
kota tersebut.
5. Dalam surah al-Hujurāt [49] ayat 13, Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah
telah menciptakan manusia dari jenis laki-laki dan perempuan agar manusia
97
98
sama sekali tidak dapat menghasilkan keturunan. Maka dari itu Al-Qur’an
B. Saran
Harus penulis akui bahwa objek kajian dalam penelitian dalam skripsi
dengan tema yang relatif sama, skripsi ini sangat bisa untuk dikembangkan.
99
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti (Ed). Agama-agama di duia. Yogyakart: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988.
Anees, Munawar Ahmad, Islam Dan Biologis (Terj. Rahmani Astuti), Mizan, Bandung
cet IV 1994
Ceramah Nasaruddin Umar pada Acara Peringatan Hari Kartini, Kamis 3 Mei 2007.
Coleman, dkk, “Abnormal Psychology and Modern Life”, Scoot Foresman and
Company, 1980.
Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3, (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2001).
Ibn Mazndzur, Abi al-Fadl Jamal al-Din Muhammad bin Makram, Lisan al-Arab, Jild.
Mulia, Siti Musdah, dkk, Meretas Jalan Kehidupan Awal Manusia Modul Pelatihan
Lembaga Kajian Agama dan Gender dan The Ford Foundation, 2003)
Noor, Mohd, Kritik Hukum Islam terhadap JAKIM dan SUHAKAM tentang Golongan
Oetomo, Dede, Memberi Suara Pada yang Bisu, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2003).
Qayyim, Ibn, Jangan Dekati Zina (Terj. Tim Darul Haq), Yayasan al-Sofwah Jakarta,
Cet. I, 2000
Quthub, Sayyid, Tafsir Fi Zilalil Qur’an, Jakarta: Robbani Press, Cet I, 2009.
Sabbiq, Syaikh Sayyid, Fiqih Sunnah Jilid 4, (Jakarta: Pena Pundi Aksara), 2010.
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an), vol.
Sinyo, Anakku Bertanya tentang LGBT: Panduan Lengkap Orangtua Muslim tentang
Dunia LGBT. Jakarta: PT. Elex Media Komputino Kompas Gramedia, 2014.
Sinyo, Lo Gue Butuh Tau LGBT, (Jakarta: Gema Insani), 2016, Cet I.
Surtiretna, Nina, Remaja dan Problem Seks: Tinjauan Islam dan Medis (Bandung:
Yogyakarta 2009. Skripsi berjudul: Kawin Sesama Jenis dalam Pandangan Siti
Musdah Mulia (untuk kau pria disebut gay sedangkan wanita disebut lesbian.
2016.
102
Syibromalisi, Faizah Ali, “Homoseksual, Gay, dan Lesbian Dalam Perspektif Al-
(Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu oliti, Universitas Indonesia, 2003).
Website
https://www.kompasiana.com/jovian_057/56f67229c4afbd1508a2ac16/pandangan-
masyarakat-indonesia-tentang-lgbt-bagaimana
https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-tuntunan-hubungan-seks-yang-benar-dalam-
agama.html