Disusun oleh:
Novitasari Rahayu
106024000942
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ANALISIS DIKSI PADA BAB NIKAH BUKU
TERJEMAHAN KITAB FAT AL-QARIB
Disusun oleh:
Novitasari Rahayu
106024000942
Dibawah Bimbingan
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
2
3
SURAT PERNYATAAN
NIM : 106024000942
Jurusan : Tarjamah
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berupa pencabutan gelar.
Penulis
Novitasari Rahayu
4
ABSTRAK
Nama : Novitasari Rahayu. NIM : 106024000942. Judul : “ Analisis Diksi Pada Bab
Nikah Buku Terjemahan Kitab Fath al-Qarib”. Jurusan Tarjamah, Fakultas Adab
dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui model terjemahan yang
digunakan penerjemah kitab Fath al-Qarib, dan (2) mengetahui ketepatan penerjemah
memilih diksi yang sesuai dengan Bahasa Sumbernya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif-kualitatif dengan mengumpulkan berbagai data dari beberapa
literatur yang berhubungan erat dengan masalah yang diteliti. Sedangkan penelitian
ini difokuskan hanya pada penggunaan kata bersinonim, penggunaan kata umum dan
khusus, penggunaan kata abstrak dan konkrit, analisis ketepatan pilihan kata dan
analisis kesesuaian pilihan kata. Penelitian ini juga hanya dibatasi pada bab Nikah
saja yaitu pada buku terjemahan kitab Fath al-Qarib karya Imron Abu Amar.
Temuan penelitian sebagai berikut. adanya penggunaan kata yang tidak baku,
adanya ketidaktepatan diksi, adanya penggunaan istilah asing, dan adanya kalimat
yang tidak lengkap.
Sehingga penulius menyimpulkan bahwa diksi yang digunakan oleh
penerjemah belum umum dipergunakan dimasyarakat Indonesia. Sebagian
terjemahannya masih mengikuti bahasa sumbernya.
5
KATA PENGANTAR
semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan
segala nikmat iman dan Islam, karena atas kehendak dan kuasanyalah, penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Diksi Pada Bab Nikah
Buku Terjemahan Kitab Fath al-Qarib”. Shalawat dan salam tidak lupa penulis
panjatkan kepada kekasih Allah Nabi Muhammad SAW, suri tauladan dalam
Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai
Karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga untuk segenap pihak yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini. Sebagai rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adan dan
3. Bapak Dr. Akhmad Syaehudin selaku Ketua Jurusan Tarjamah Adab dan
6
4. Bapak Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan
waktu luang, tenaga dan pikiran untuk memberikan ilmu dan bimbingan
5. Bapak Drs. H. Ikhwan Azizi, M.Ag selaku Penguji skripsi ini, yang telah
6. Seluruh Dosen Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
8. Ayahku Nimung Miang dan Ibuku Tati Haryati. Terima kasih atas segala
materil yang sangat berperan dalam hidup, semoga Bapak dan Mama selalu
kalian. Kepada adikku, Nurabdillah, Ayah Aang dan Mama Aang, Papa
Mama Fahira, Kakekku Bapak Miang dan Nenekku Ibu Murni, dan
7
sepupuku Desi Arisandi yang selalu memberikan perhatian dan
hari yang paling berat, dan untuk seseorang yang sangat berarti dalam hidup
Indrawati terima kasih atas segalanya, Melly, Wulan, Iyum, Nubzah, Fufu,
yuyun, dan yang lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Terima kasih atas kerjasamanya selama 4 tahun lebih ini kita saling
Mengakhiri kata pengantar ini, atas semua bantuan yang telah diberikan,
penulis hanya dapat memanjatkan Do‟a kepada Allah SWT semoga kebaikan
yang telah diberikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.
Penulis,
Novitasari Rahayu
8
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
A. Vokal tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
َ---- a Fathah
9
----ِ i Kasrah
-----ُ u Dammah
B. Vokal rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي---َ ai a dan i
و---َ au a dan u
C. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu :
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي/ا----َ â a dengan topi di atas
ِي---- î i dengan topi di atas
ُو--- û u dengan topi di atas
3. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan
huruf, yaitu ال, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf
syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh : al-rijâl bukan ar-
rijâl, al-dîwân bukan ad- dîwân.
4. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda---ّ dalam alih aksara ini dilambangkan dengan
huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah
itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda
syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
syamsiyyah. Misalnya, kata الضّرورةtidak ditulis ad-darûrah melainkan
al- darûrah, demikian seterusnya.
10
5. Ta Marbûtah
Jika huruf Ta Marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (contoh no.1). hal yang
sama juga berlaku, jika Ta Marbûtah tersebut diikuti oleh (na‟t) atau kata
sifat (contoh no.2). namun jika huruf Ta Marbûtah tersebut diikuti kata
benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (contoh
no.3)
No. Kata Arab Alih Aksara
1 طريقة Tarîqah
2 الجامعة اإلسالمية al-jâmi’ah al-islâmiyah
3 وحدة الوجود wihdat al-wujûd
6. Huruf kapital
Mengikuti EYD bahasa Indonesia. Untuk proper name (nama diri, nama
tempat, dan sebagainya), seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
“al” a tidak boleh kapital.
11
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 6
E. Metode Penelitian .............................................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 7
x
h. Penerjemahan Komunikatif .................................................................... 21
B. Diksi ................................................................................................................... 22
1. Definisi Diksi ............................................................................................... 22
2. Masakah Pilihan Kata Dalam Penerjemahan ............................................... 23
3. Piranti Diksi ................................................................................................. 24
a. Penggunaan Kata Bersinonim ................................................................ 24
b. Penggunaan Kata Umum dan Khusus .................................................... 25
c. Penggunaan Kata Abstrak dan Konkrit .................................................. 26
4. Ketepatan Pilihan Kata ................................................................................. 27
a. Persoalan Ketepatan Pilihan Kata .......................................................... 27
b. Persyaratan Ketepatan Pilihan Kata ....................................................... 28
5. Kesesuaian Pilihan Kata ............................................................................... 30
a. Persoalan Kesesuaian Pilihan Kata ........................................................ 30
b. Persyaratan Kesesuaian Pilihan Kata ..................................................... 31
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lain-lain.
Contoh kecilnya seperti meletakan fi‟l dan fa‟l, kebanyakan kata fi‟l
fath al-Qarib yang diterjemahkan oleh Drs. Imron Abu Amar, beliau
lain dengan kata perkata, sehingga dengan cara itu menjadikan para santri
dengan baik.
ciri khusus, misalnya saja dalam penulisannya. Penulisan kitab kuning tidak
mengenal tanda baca seperti koma, titik, tanda tanya, tanda seru, dan
sebagainya. Kesan bahasanyapun berat dan tanpa harakat. Begitu juga dalam
1
2
formatnya yang terdiri dari 2 bagian yaitu matan dan syarah. Matan selalu
topik dalam kitab kuning tidak menggunakan alinea baru, tetapi dengan pasal-
Dewasa ini, kitab-kitab klasik seperti kitab fiqh yang telah diterjemahan
ke dalam bahasa Indonesia telah banyak beredar, dan tidak sedikit dari kitab-
kitab itu yang dicetak ulang beberapa kali, seperti kitab Fiqh as-Sunah karya
Sayyid Sabiq yang sangat terkenal, hal ini menandakan bahwa karya-karya
dalam mengartikan kata dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa).
terangkum dalam upaya mencari padanan kata-kata satu bahasa dengan kata-
dengan padanannya yang paling wajar dan paling dekat di dalam bahasa
penerima, baik dari urusan arti maupun dari urusan langgam atau gaya.1
1
Anton, M.Moeliono, Kembar Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1989), h. 195
3
dalam linguistik disebut diksi. Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras
diharapkan).4 Menurut Groys Keraf, ” pilihan kata adalah atau diksi adalah
yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
mereka. Diksi bukan hanya pilih memilih kata. Istilah diksi bukan hanya
2
Rochayah , Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 17
3
Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-„An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia (Tangerang: Penerbit Dikara, 2009), cet. 3, h. 17
4
Alwi dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed. 3, cet.
Ke-3, h. 264
4
ketepatannya.
Diartikan:
pernikahan”.
Bsu, padahal kata „lafadz‟ bisa diganti dengan „kata‟. Kemudian kata „menurut
pengertian syara‟, menurut penulis juga tidak sesuai, dalam kamus al-
„hukum‟.
”Talak syarikh yaitu talak yang tidak mengandung selain talak itu
sendiri. Talak kinayah yaitu talak yang mengandung pula kepada selain
talak”.
sesuai, tetapi bila dipahami dengan bahasa sasarannya akan mejadi sulit
dipahami.
5
tetapi juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih sudah dapat diterima.
Sebuah kata yang tepat untuk menyatakan suatu maksud tertentu, belum tentu
dapat diterima oleh para publik atau orang yang kita ajak berbicara.
Masyarakat yang diikat oleh berbagai norma, menghendaki pula agar setiap
kata yang digunakan itu cocok atau serasi dengan norma-norma masyarakat
di atas sebagai analisis dalam penelitian kali ini. Dengan judul: ”ANALISIS
akan hanya membatasi pada Bab Nikah saja karena mengingat sangat
1. Model terjemahan apa yang digunakan oleh penerjemah kitab Fath al-
Qarib?
5
Goyrs Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta: Gramedia Utama, 2006), h. 24
6
tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetaui bagaimana para
Qarib.
Bahasa Sumbernya.
serta teks-teks lain. Sedangkan bagi jurusan Tarjamah, agar penelitian ini
D. Tinjauan Pustaka
Sejauh yang penulis teliti, ada beberapa skripsi yang sudah meneliti
tentang judul ini di antaranya, pada tahun 2004, oleh Euis Maemunah dengan
judul analisis diksi pada bab zakat buku terjemahan Fath al-Qarib, kemudian
Khairul Fajri (2006), dengan judul Analisis Diksi Pada Bab Haji Buku
bab Riba terjemahan buku Bulugh al-Maram ”versi A. Hasan”, Rachmat Joeni
Agama surat Al-Waqi‟ah, Elang Satya Nagara (2007) menganalisis diksi pada
7
bab puasa buku terjemehan Fath al-Qarib, Ana Saraswati (2008) diksi dalam
Tasawuf, dan Asep Saepullah (2010) Ketepatan diksi dalam terjemahan kitab
E. Metode Penelitian
berbagai literatur yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti.
berpedoman pada buku ‟Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
F. Sistematika Penulisan
yaitu berisi tentang alasan penulis mengambil judul ANALISIS DIKSI PADA
8
Pada bab kedua, penulis meletakan kerangka teori yang berisi seputar
kesesuaian pilihan kata yang akan menjadi landasan teori bagi penelitian.
Pada bab kelima, yaitu bab terakhir yang mencakup tentang penutup
KERANGKA TEORI
A. Penerjemahan
1. Difinisi Penerjemahan
Seorang teknisi yang sedang memesan instrumen tertentu, seperti apa yang
gagasan yang ada pada benaknya ke dalam bahasa Matematika juga adalah
dalam arti yang lebih luas dapat diartikan sebagai kegiatan manusia dalam
mengalihkan makna atau pesan, baik verbal maupun non-verbal, dari satu
suatu proses pengalihan pasan yang terdapat di dalam teks bahasa pertama
9
10
padanannya yang paling wajar dan paling dekat di dalam bahasa penerima,
baik dari urusan arti maupun dari urusan langgam atau gaya7.
bahasa yang satu (bahasa sumber {Bsu}; source language [SL]; al-lughah
a. Penerjemah harus menguasai BSa dan BSu. Penguasaan BSa dan BSu
6
Suhendra Yusuf, Teori Terjemah, Pengantar Ke Arah Pendekatan Linguistik dan
Sosiolinguistik, (Bandung : mandar maju, 1994), cet-1, h 8
7
Anton M.Moeliono, Kembar Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1989), h. 195
11
diterjemahkan.
pada BSu.
hendak diterjemahkan.
BSu.
8
http://kafeilmu.com/tema/etika-seorang-penerjemah.html
12
disenangi.
penerjemah sendiri.
terjemahannya.
3. Proses Penerjemahan
Untuk menghasilkan pesan teks Bsa yang sesuai dengan pesan yang
9
http://kafeilmu.com/tema/etika-seorang-penerjemah.html
13
mulai dari struktur luar Bsu, sehingga menjadi struktur luar bahasa Bsa,
a. Struktur luar Bsu berarti teks masih berupa teks sumber (Tsu), belum
makna.
10
Moch., Syarif, Hidayatullah, Tarjim Al-An:Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia , (Tangerang: Penerbit Dikara, 2009) cet.3, h. 13
14
Tsa.
g. Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi trasportasi pada diri penerjemah
Tsa.
kepekaan makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa, sehingga dapat
dihadapannya.
Tsa.
tepat kalimat dalan konteks tertentu, yang tentu saja akan berbeda
itulah yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi.
sumber.
16
d. Pendiksian adalah mencari istilah dan ungkapan dalam Bsa yang tepat,
penerjemah senior.
5. Metode Penerjemahan
Contohnya:
11
Suhendra yusuf. Teori Terjemah, Pengantar Ke arah Pendekatan Linguistik dan
Sosiolinguistik, (Bandung : Mandar Maju, 1994), cet-1, h.28
17
ثالثح ورةٞػٕذٚ
beberapa hal yang pokok antara lain: bahasa aslinya tetap mendapat
tertentu saja, seperti naskah (Suci) dan sesuai untuk naskah yang
pendek.
seperti makna yang dilihat dari konteksnya sering tidak tepat, terutama
keterangan tambahan.
b. Penerjemahan Harfiah
12
Moch. Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, h. 5
18
aslinya.13
terjemah yang kurang luwes ketika dibaca. Penuh kekakuan dan seperti
dipaksakan.
Contoh :
c. Penerjemahan Setia
sumber, sehingga hasilnyapun terasa agak kaku dan asing. Metode ini
pengalihan.
13
Suhendra Yusuf, h.56-57
14
Rofi‟i, Dalil Fi al-Tarjamah: Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia, (Jakarta: Persada
Kemala), h.1
19
Contohnya:
ش اٌشِاد١ وثٛ٘
d. Penerjemahan Semantis
Contoh:
e. Penerjemahan Bebas
Biasanya metode ini berbentuk parafrasa yang dapat lebih panjang atau
15
Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-„An, h. 32
20
Terjemah bebas semacam ini oleh Savory (1968) disebut pula sebagai :
Contoh:
َْٓ١ِط أَجَّْؼ
ِ َا ِج إٌَا١َي اٌْفَسَا ِد ٌِذ
ِ ْٛ ُٓ أُص
ْ ِِ ٌُْ١ًِ ػَظ
ٌصْ َي أ
َ ْ اٌَّْا
َ َ أِٟف
f. Penerjemahan Adaptasi
penting dalam Tsu, seperti tema, karakter, atau alur, metode ini sering
Contohnya:
16
Nurachman Hanafi, Teori dan Seni Menerjemahkan. (Ende-Flores-NTT : Nusa Indah,
1986), h.58
17
Moch. Syarif, Tarjim Al-„An, h. 33
21
Artinya:
“Dia hidup jauh dari jangkauan, di atas gemericik air sungai yang
terdengar jernih”.18
g. Penerjemahan Idiomatis
Contohnya:
Artinya:
h. Penerjemahan Komunikatif
Contohnya:
18
Moch. Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, (Tangerang
: UIN Syarif Hidayatullah, 2007), h. 4
19
Ibid, h. 5
22
Artinya:
“Kita tumbuh dari mani, lalu segumpal darah, dan kemudian segumpal
daging (awam).20
B. Diksi
1. Definisi Diksi
sesam شmanusia. Hal itu disebabkan karena manusia yang sejak lahir
kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah
kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar pesan yang
berperan.
(bahasa Inggris yang kata dasarnya diction) yang berarti perihal pemilihan
kata. Dalam Websters (Edisi ketiga, 1996) diction diuraikan sebagai choice
20
Ibid
21
Kushartanti, dkk., Pesona Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), Cet. 2,
h. 3
23
pendengar. Ketiga, pilihan kata atau diksi yang tepat dan sesuai hanya
perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata
yang terdpat dalam bahasa sumber (Bsu) secara tepat dan utuh ke dalam
22
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), (Bandung: Refika
Aditama, 2007), Cet. Ke 1, h. 75
23
Gorys Keraf , Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Utama, 2006), Cet. Ke 16,
h. 25
24
bahasa sasaran (Bsa), kegiatan ini juga tidak hanya sebatas itu saja,
kebahasaan.
Diksi atau pilihan kata dalam sebuah penerjemahan adalah suatu langkah
persoalan yang tidak perlu dibicarakan atau dipelajari, karena akan terjadi
3. Piranti Diksi
yang berarti „nama‟ dan kata Syn yang berarti „dengan‟, secara
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada dasarnya mempunyai
sama dengan bentuk lain. Dalam bahasa ِrab biasa disebut muradif.
Mungkin tidak ada dua kata dalam perbendaharaan suatu bahasa yang
24
Gorys Keraf, h. 23
25
J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1995),
Cet. Ke-20, h. 132
26
E Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa,
1988), Cet. Ke-3, h. 147
25
menggantikan ada pula yang tidak. Karena itu, kita harus memilihnya
secara tepat dan seksama. Misalnya, kata asas bersinonim dengan kata
lain.28
lain, menyebabkan lahirnya istilah kata umum dan khusus. Makin luas
ruang lingkup acuan makna sebuah kata, makin umum sifatnya. Makin
Umum Khusus
27
J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III, (Jakarta: Gramedia,1989), Cet.
Ke-2, h. 51
28
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), (Bandung: Refika
Aditama, 2007), Cet. Ke-1, h. 10
26
Menonton (Film/Wayang/Drama)
Menatap ( Muka/Gambar)
Menyaksikan ( Pertandingan)
Meninjau (Daerah-daerah)
Longsor (Tanah)
dsb.29
berupa objek yang dapat diamati. Kata abstrak lebih sulit difahami
sebuah tulisan yang akan dideskripsikan adalah suatu fakta, maka yang
29
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Stuktur, dan Logika), (Bandung: Refika
Aditama, 2007), cet. Ke-1, h. 11
27
Contoh:
kekurangan gizi.30
kita medengar seseorang menyebut kata roti, maka tidak ada seorang
pun yang berpikir tentang sesuatu barang yang terdiri dari unsur-unsur:
tepung, air, ragi, dan mentega yang telah dipanggang. Semua orang
30
Ida Bagus Putrayasa, Kalmat Efektif ( Diksi, Struktur, dan Logika), ( Bandung: Refika
Aditama, 2007), cet. Ke-1, h. 14-15
31
Gorys Keraf, Diksi Dan Gaya Bahasa, ( Jakarta: Gramedia Pustaka utama,2006), cet.
Ke-16, h. 87
28
berpikir kepada esensinya yang baru, yaitu sejenis makanan, entah itu
disebut roti, bread, brot, brood, pain, pains, atau apa saja istilahnya.
Bunyi yang kita dengar atau bentuk (rangkaian huruf) yang kita baca
tentang sesuatu hal: dan makna sebuah kata pada dasarnya diperoleh
Dengan kata lain, kata adalah persetujuan atau konvensi umum tentang
yang diwakilinya).32
gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa
32
Ibid, h. 88
29
itu, maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah
sebagainya.
jumlah kata baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa setiap orang
sudah dikenal.
33
Ibid, h. 89
31
yang hadir.34
yang formal.
kata popular.
34
Ibid, h. 103
32
tertentu saja.36
yang mati)
35
Ida Bagus Putrayasa, Kalmat Efektif ( Diksi, Struktur, dan Logika), ( Bandung: Refika
Aditama, 2007), cet. Ke-1, h. 16
36
ibid
BAB III
PENERJEMAH
Kitab Fath al-Qarib ditulis sebagai penjelasan dari isi sebuah kitab yang
bernama Taqrib dengan tujuan agar dapat berguna bagi orang yang
Sebenarnya sebutan nama kitab ini ada dua macam, yaitu: Taqrib dan
Ghayatul Ikhtisar. Fath al-Qarib adalah syarakh dari kitab Taqrib, sedangkan
al-Qaulul Mukhtar adalah syarakh dari kitab Ghayatul Ikhtisar. Kitab ini
merupakan kitab fiqh yang ringkas, dan padat isinya, hukum-hukum Islam
lengkap diterangkan di dalamnya yang cukup untuk bekal hidup bagi seorang
Sulamut Taufik, dan lainnya, kitab ini lebih ringkas dalam pembahasan serta
tidak terlepas dari kekurangan dan kelebihan. Kekurangan kitab ini adalah
dimengerti.
33
34
Abu Syuja‟ Ahmad bin Husain bin Ahmad al-Ashfihani. beliau lahir pada
tahun 433 H jauh sebelum eranya Imam Nawawi maupun Rofi‟i bahkan
sebelum imam Ghozali. Beliau mendapat karunia umur panjang hingga 160
“Aku selalu berusaha menjaga anggota badanku sejak kecil tidak pernah aku
negeri hingga dikenal luas. Kesibukan dan tugasnya sebagai Qodhi tidak
melupakan semangat taqorrub dan ibadahnya pada Allah SWT. Setiap hari
sebelum keluar dari rumah beliau melakukan sholat dan membaca Alqur‟an.
kebenaran tanpa khawatir akan celaan dan cercaan orang, tiada mengenal
kelapangan sisi ekonomi. Tentang kekayaan beliau ini ada riwayat yang
(melepaskan diri dari urusan dunia dan mengabdikan diri semata-mata karena
ini, kendati pernah menjabat sebagai menteri, Abu Syuja' tak malu melakukan
hari. Tugas ini dilakukannya, setelah salah seorang petugas Masjid Nabawi
593 Hijriah.37
Penulis kitab Fahtul Qarib adalah Ibnu Qasim Alghazi. Nama lengkap
Alghazi. Lahir pada tahun 859 H di kota Ghuzah yang menjadi bagian wilayah
37
www. Biografi-ulama-pengarang-kitab-kitab.html /diakses pada Tanggal 10-03-2011
38
Ibid
36
D. Biografi Penerjemah
Drs. H. Imron Abu Amar lahir di kota Kudus, pada tanggal 12 Juni
Akhlak yang diasuh oleh ayahnya sendiri yaitu K.H. Abu Amar. Sekaligus
ini ada 15 buku tang telah beredar dimasyarakat yang merupakan buku
terjemahan kitab kuning dan yang bukan terjemahan dari sebuah kitab.
diantaranya adalah:
2. Kifayatul Akhyar
39
Elang Satya Nagara, Analisis Diksi Pada Bab Puasa Buku Terjemahan Fath Qarib, (
Jakarta: 2007)
BAB IV
penguasaan‟.43 Dalam arti kedua kata tersebut, tidak ditemukan arti „sebab
menggunakan kekuasaan”.
40
Imron Abu Amar, Terjemahan Fat-hul Qarib, (Kudus: Menara Kudus,1983), h. 65
41
Ibid, h. 65
42
Atabik Ali, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika,
1996), h.2038
43
atabik, h. 525
37
38
ٍَاٌْىَفَاسَ ُج ػِرْكُ سَلَثَ ٍح ُِإَِِْٕحٍِ ُِسٍَِّْحٚ ِٗ ٌَِْْٛ لَِٟا فِْٙث١َِاَْ ذَشْذ١ََرَوَ َش اٌُّْصَِٕف تٚ
َِاٌْىَسْةٚ ً
ِ ََّب اٌُّْضِشَجِ تِاٌْؼ
ِ ُْٛ١ُٓ اٌْؼ
َ ِِ ٍَّْح١ٍَِاَ سْٙ٠ََْٛ تِاٍِسْالََِ اًَدَذِ اًَتٌََٛٚ
ًِٕا١َضِشَاسًا ت
Dalam arti kedua kata tersebut tidak ditemukan arti usaha seperti yang
44
Imron Abu Amar, Terjemahan Fat-hul Qarib, (Kudus: Menara Kudus,1983), h. 74
45
Atabik, h. 1322
46
Atabik, h. 1505
47
Ibid, h 22
39
ك
ِ ٍِط
َ ٌُّْ اٞ
ِ َا ِِْٕ ُٗ َأٙػ َذ ِذ
ِ ُِأْ ِمضَاء
48
Ibid
49
Alwi Hasan,dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.
475
50
Alwi, Hasan, dkk., h. 385
51
Imron Abu Amar, Terjemahan Fat-hul Qarib, (Kudus: Menara Kudus,1983), h. 69
40
mentalaknya”.
diri sendiri”.
َٔ َف َم ٍحَٚ َْ ٍشَّٙ جذُ اًُْ٘ َث َر ُٗ َو٠ِ َٚ َ طْ ِءَٛ ٌٍِْ ِٗ س
ِ ْْ َلاِْ َٔفْٛ ِٗ ِت َر١ٌَذْ َراجُ ِا٠َ َّْٓ ٌِ ٌَذة
ِ اٌّ ِٕ َىاحُ ُِسْ َرَٚ
ُة ٌَ ُٗ إٌِىَاح
َ ذ
ِ سْ َر٠َ ٌَُْ ألْ٘ َث ُح
ُ َْف ِاْْ َف ِم َذ ا
52
Atabik, h. 777
53
Ibid, h. 49
54
Ibid
55
Ibid, h. 22
56
Atabik, h. 1401
57
Ahmad Warson Munawwir, h. 1066
41
karena hawa nafsunya kuat untuk untuk hubungan seksual dan sudah
memiliki biaya seperti untuk membayar mas kawin dan memberi nafkah.
ُة ٌَ ُٗ إٌِىَاح
َ َِسْرَذ٠ ُْ ٌَ ُفَاِْْ فَمِ َذ ْاألُْ٘ثَح
58
Atabik, h. 269
59
Ahmad Warson munawwir, h. 45
42
ٓ
َ ْ٠خ ِش
َ ٓ َأ
ِ ْ١ط
َ ْشش
َ ف
ُ ِٕص
َ ُّ ٌْن ا
َ َذ َشَٚ
Artinya:
kata mushanif yang hanya dimengerti oleh beberapa pembaca yang memang
ٍَ َذش
َ ُِ ْ ِش١غ
َ ً
ٍ ْْ ُوذٚطؼَاٍَ َأ
َ ْْٚ َأ
ٍ ْ َت َذٟٓ اسْ ِرؼَّْاٌِ ِٗ ِف
ِ ِِ ْٞة َأ
ِ ْ١ِٓ اٌط
َ ِِ ُإلِْ ِرَٕاع
ِ ْاَٚ
Artinya:
“Dan menahan diri dari wangi-wangian dalam arti memakainya di
badan, pakaian, makanan, atau bercelak yang tidak diharamkan.60
60
Imron Abu Amar, Terjemahan Fat-hul Qarib, (Kudus: Menara Kudus,1983), h.87
43
sebagai berikut:
atau jimak, dan akad. Dan diucapkan menurut istilah, yaitu suatu akad
sendiri”.
61
Ibid, h 22
62
Ibid, h. 22
63
Imron Abu Amar, Terjemahan Fat-hul Qarib, (Kudus: Menara Kudus,1983), h. 58
44
iddah, sebab suaminya meninggal dunia atau karena ditalak bain atau
atas menyatakan bahwa subjek dalam hal ini pengarang sedang berpendapat
ٌطٍَ َمح
َ ُِ َٚ ٌد طَاٌِك
ِ َْٔأَٚ ه
ِ طٍَمْ ُر
َ ك ِِْٕ ُٗ َو
َ َِا اشْ ُرَٚ ق
ُ ال
َ َال َث ُح َأٌْفَاظٍ اٌط
َ خ َث
ُ ْ٠فَاٌصَ ِش
“ Talak sharikh yaitu ada tiga lafadz(kata) yaitu kata: cerai dan yang
dimusytaqkan dari padanya, seperti ucapan : Aku mentalakmu dan kamu
adalah orang yang lepas dan ditalak”.66
karena kata tersebut tidak terdapat dalam KBBI dan tidak umum digunakan
oleh masyarakat.
64
Ibid, h. 32
65
Ibid, h. 32
66
Imron Abu Amar, Terjemahan Fat-hul Qarib, (Kudus: Menara Kudus,1983), h.59
45
“Talak sharikh itu ada 3 lafaz, yaitu : kata cerai dan yang disebabkan
ditalak.
pembaca tidak memahami kata tersebut karena kata tersebut tudak terdapat
pembaca paham maksud dari kata tersebut. Seperti kalimat di bawah ini:
ِشُٙ ْألش
َ َْاخِ اْٚ ٍش ِاْْ وَأَدْ ِِْٓ َرٙش
َ ِْ اسْ ِرثْشَا ُؤَ٘ا ت
ُ ْٛ ُى١َ ْ َفَٜأ
67
Atabik, h. 132
68
Ibid
69
Atabik, h. 2025
46
“Artinya bahwa mencari kepastian sucu itu dengan satu bulan jika
ًٌ ٌَ ُٗ َا َفح
َصَ ًَ َصَِأَ ًح ِارَا د
ِج
ُ َٓ اٌش
ِ َِ َِصْ َذ ُس َصٟ
َ ِ٘ َٚ ْ
ِ ُْٕٛ ُاٌْجَٚ ِاٌْ َفمْ ِشَٚاٌضََِأَ ِح َأٚ
“ Dan berada dalam keadaan lumpuh atau fakir, dan lagi pula gila. Kata
„zamanah‟ adalah masdar dari kata „zamuna ar-rojulu zamaanatan‟
maknanya ialah ketika laki-laki telah berhasil terkena afat”.72
“ Dan berada dalam keadaan lumpuh atau fakir, dan lagi pula gila. Kata
terjemahan dia merasa bahwa yang dibaca itu bukan buku hasil terjemahan.
70
Imron Abu Amar, Terjemahan Fat-hul Qarib, (Kudus: Menara Kudus,1983), h. 92
71
Atabik, h. 92
72
Imron Abu Amar, Terjemahan Fat-hul Qarib, (Kudus: Menara Kudus,1983), h. 97
73
Atabik, h. 170
47
Tetapi untuk memilih kata yang tepatpun tidak harus terpaku oleh kamus
karena akan menyebabkan hasil terjemahan itu menjadi jaggal karena rasa
pembaca atau pendengar dalak hal ini sangat berperan penting karena mereka
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan kata lain, diksi yang digunakan oleh penerjemah belum umum
Indonesia.
B. Saran
48
49
3. Seorang penerjemah juga harus kreatif dalam mencari padanan kata yang
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali secara khusus
pada tahap diksi dan gaya bahasa yang terdapat dalam buku terjemahan Kitab
Fath al-Qarib.
Ali, Atabik, dan Ahmad Muhdlor, Zuhdi. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia.yogyakarta:
Progressif, 2002
Hasan, Alwi, dkk. Thta Bahasa Baku Bahas Indonesia. Jakarta: Balai pustaka,1998
Saepuloh, Asep. Ketepatan Diksi Dalam Terjemahan Kitab Ihya Ulumuddin . Jakarta:2010.
Tidak diterbitkan. Skripsi
Satya, Nagara, Elang. Analisis Diksi Pada Bab Puasa Buku krjemahan Fath al-earib.
Arifin,E. Zaenal. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Mediyatama Sarana perkasa, 1988
Nasuhi, Hamid, dan Fathurahman Oman, dl<k, Pedoman Penulisan Karya llmiah, Ciputat:
Ceqqda,2007
Hidayatullah, Moch. Syarif. Tari im Al -An : c ara Mudah
Me ne rj e mahkan Arab -Indone s i a.
Tangerang: Dikan,2009
Hidayatullah,200T
Aditama,2007
2007
SUMBER INTERNET
Diakses 10-0311