SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)
Oleh:
Ahmad Fauzi Maldini
NIM: 1112034000086
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah
penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda
nabi besar Muhammad Saw. dan keluarga beserta para sahabatnya, dan semoga
semua diakui sebagai umatnya dan mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak.
Amin.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat rampung
tanpa izin Allah Swt. dan juga bimbingan, arahan, dukungan serta kontribusi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA. selaku Rektor UIN
2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, MA. selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur`an dan
4. Bapak Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Al-
ii
5. Bapak Drs. Ahmad Rifqi Mukhtar, MA. selaku dosen pembimbing yang
perkuliahan.
7. Bapak Ibu seluruh dosen Jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir maupun
8. Kedua orang tua penulis, Bapak M. Nurdin Sucipto dan Ibu Kustini,
yang telah sabar dan hati-hati mendidik penulis dan selalu mendoakan
menyelesaikan studi.
selama proses belajar di Jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir sampai akhir
Sasmitha.
11. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
iii
Skripsi ini adalah sebagai upaya penulis untuk memberikan sumbangsih
dan minimnya pengetahuan penulis sehingga penelitian ini jauh dari kata
Penulis memohon maaf kepada berbagai pihak atas segala kekeliruan dan
kesalahan yang pernah penulis perbuat, dan penulis memohon ampunan kepada
Allah Swt. atas dosa dan kekhilafan yang telah penulis lakukan. Semoga taufiq,
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………...…………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….v
PEDOMAN TRANSLITERASI…………………………………………vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………1
A. Pengertian Tabayyun……………………..………………………12
B. Ruang Lingkup Tentang Tabayyun………………………………16
C. Tabayyun dalam Al-Quran…………………………………….....19
D. Tafsir Ayat Al-Quran tentang Tabayyun…………………………19
E. Pandangan Mufassir Klasik dan Modern tentang Tabayyun ......... 21
BAB III MUTAWALLI AL-SYA’RAWI DAN QURAISH SHIHAB
BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN………………………………………....24
A. Kesimpulan……………………………………………………...47
B. Saran-saran……………………………………………………....48
DAFTAR PUSTAKA ....................................... …………………….........49
v
PEDOMAN TRANSLITERASI
hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
A. Padanan Aksara
ب b Be
ت t Te
ث ts Te dan es
ج j Je
خ kh Ka dan ha
د d De
ر r Er
ز z Zet
س s Es
vi
ش sy Es dan ye
غ gh Ge dan ha
ف f Ef
ق q Qi
ك k Ka
ل l El
م m Em
ن n En
و w We
هـ h Ha
ء ` Apostrof
ي y Ye
vii
B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih
َ a Fathah
َ i Kasrah
َ u Dammah
َي ai a dan i
َو au a dan u
C. Vokal Panjang
Alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab dilambangkan
viii
ـــــــي î i dengan topi di atas
D. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu alif dan lam, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf
bukan ad-dîwân.
E. Syaddah (tasydid)
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda (َ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang
ix
F. Ta Marbûtah
Transliterasi untuk ta marbûtah ada dua, yaitu: ta marbûtah yang hidup atau
mendapat harkat fathah, kasrah atau dammah maka transliterasinya adalah /t/.
adalah /h/.
Jika pada kata yang berakhir dengan ta marbûtah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta
G. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (`) hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di
awal kata maka ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
شيء: syai`un
أمرت: umirtu
H. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih
aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan
yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara
lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,
nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang
ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal
x
atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-
dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak
ditulis ‘Abd al-Samad al-Palimbânî, Nuruddin al-Raniri tidak ditulis Nûr al-Dîn
al-Rânîrî.
Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism), maupun huruf (harf)
ditulis secara terpisah. Berikut adalah contoh alih aksara atas kalimat-kalimat
xi
BAB I
PENDAHULUAN
SWT maupun ajaran Islam. Dimensi tersebut tidak hanya berbicara tentang Islam
Tuhan melainkan mengatur hubungan antar manusia serta manusia terhadap alam
dengan eksistensi manusia di dunia dan akhirat. Dengan kata lain Al-Quran dapat
dipandang sebagai kumpulan konsep yang dibutuhkan oleh manusia bisa sebagai
arus globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
yang tersebar melalui TV, radio, koran, media sosial, dan saluran lainnya adalah
manusia dengan penyajian informasi tanpa batas dan terkadang tidak bisa
dipertanggungjawabkan.
1
Hasby Ash-Shiddieqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran, (Jakarta: Bulan Bintang,
1986). Hal. 205.
2
Muhyar Fanani, Membumikan Hukum Langit, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008). Hal.
60.
1
2
positif juga berpengaruh negatif khususnya informasi hoax, fitnah, dan kepalsuan
lainnya. Tidak dipungkiri bahwa realitas ini dapat mengacaukan pikiran manusia .
maksiat, dan menyiarakan keburukan manusia sebagai hal yang biasa di muka
sampai perpecahan yang didasarkan pada informasi yang tidak benar atau penuh
teroris yang berada di Timur Tengah. Salah satu upaya untuk menguatkan
media sosial untuk melakukan aksi terorisme dan radikal lainnya yang
mengancam dunia. ISIS memiliki Al-Hayat Media Center sebagai sayap media
dengan banyaknya anggota baru. Sebanyak 130 warga negera Kanada, 1.200
warga negara Perancis, 600 warga negara Inggris, warga negera Australia
3
M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007). Hal.
377.
4
Gracia Yobel, Propaganda Media ISIS: Taktik Pembesaran Skala ISIS dengan
Pemanfaatan Sifat Natural Media, Fakultas Ilmu Politik, Universitas Katolik Parahyangan, 2016.
Hal. 5.
3
sebanyak 60 orang, dan lebih dari 600 warga negara Jerman telah terpengaruh
untuk bergabung dengan ISIS.5 Pada 2017 di Indonesia sebanyak 524 orang pria
dan 147 orang perempuan berada di kamp ISIS. Sebanyak itu juga menyatakan
kesetiannya pada ISIS untuk berjihad dan melakukan aksi terorisme. Mereka
dapat terpengaruh melalui video dan pesan yang diakses melalui youtube dan
twitter.6
memberikan berita palsu atau hoax. Al-Quran sendiri memberikan solusi terhadap
masalah global ini yakni melalui tabbayun. Tindakan tersebut berupa memberikan
ِِ ٍ ِ ِ ِ ِ
٦ ي
َ ْ اعلَى َمافَ َع ْلتُ ْم نَادم ْ ُيَا اَيُّ َها الَّذيْ َن َآمنُ ْواإِ ْن َجاءَ ُك ْم فَاس ٌق بِنَبٍَإ فَتَبَ يَّ نُ ْوااَ ْن تُصْيبُ ْواقَ ْوًماِبَ َهالَة فَت
َ صبِ ُح ْو
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman jika datang kepada kamu seorang
fasik membawa suatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya,
supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini
dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya)–sehingga menjadikan kamu
menyesali apa yang telah kamu lakukan.
5
Gracia Yobel, Propaganda Media ISIS: Taktik Pembesaran Skala ISIS dengan
Pemanfaatan Sifat Natural Media, Fakultas Ilmu Politik, Universitas Katolik Parahyangan, 2016.
Hal. 5.
6
Yusmadi, “Ini Jumlah Warga Indonesia yang Bergabung dengan ISIS”, Artikel diakses
pada 12 Mei 2019 dari www.tribunnews.com
4
kisahnya al-Walid Ibn Uqbah Abi Mu’ith yang mendapatkan tugas dari Nabi
Muhammad SAW. Tugas tersebut mengharuskan al-Walid pergi menuju Bani al-
perintah tersebut sebab menduga dirinya akan diserang. Sehingga dirinya kembali
kepada Rasullulah bahwa akan ada penyerangan dari Bani al-Musthalaq. Padahal
kejadian seperti ini sudah sering terjadi di masyarakat luas tanpa adanya
yang berbeda. Dimana penafsiran tersebut dipengaruhi dengan realitas dunia yang
tertentu terkait kebenaran atau fakta secara seksama dan penuh kehatian. Perintah
tabayyun digunakan bagi umat muslim ketika hendak berjihad untuk melakukan
7
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: PT. Lentera Hati, 2009). Hal. 587.
8
Basri Iba Asghary, Solusi Al-Quran tentang Problema Sosial Politik Budaya, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1994). Hal. 225.
5
penyelidikan dan pengumpulan informasi terkait pihak yang diperangi.9 Selain itu
Surah Al-Hujurat Ayat 6 diartikan oleh Aidh al-Qani bahwa tabayyun sebagai
upaya untuk tidak mempercayai jika tidak mengetahui kebenaran dan memberikan
pemilahan informasi tentang sesuatu yang penting atau tidak dan dapat dipercaya
atau tidak. Orang beriman tidak dituntut dalam penyelidikan informasi dari
siapapun yang tidak penting dan didengar tidak wajar. Hal tersebut hanyalah
membuat waktu bagi umat muslim. Kemudian tabayyun dapat diselesaikan dari
pihak lain yang jujur dengan integritas tinggi dalam penyampaian hal yang wajar,
benar, dan dapat dipercaya. Tujuan dari tabayyun adalah untuk menghindari atau
mencegah prasangka buruk dari individu yang tidak dapat bertanggung jawab. 11
kharismatik di Mesir, Arab, dan negara Timur Tengah lainnya. Tidak luput dari
pandangan layar kaca dan sering dijadikan rujukan karya-karyanya oleh ulama
besar dan akademisi. Tafsirannya terhadap ayat Al-Quran khususnya Surah Al-
9
Amirah, Metode dan Corak Tafsir Muyassar Karya Aidh al-Qarni, Skripsi, Semarang,
2015. Hal. 70.
10
Aidh al-Qarni, Tafsir Al-Muyassar, (Jakarta: Qisti Press, 2008). Hal. 153.
11
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009). Hal. 609.
12
Achmad, Metode Penafsirannya: Studi atas Surah al-Maidah Ayat 27-34, Jurnal al-
Daulah, Volume 1, Nomor 2, Juni 2013. Hal. 122.
6
Maka dari itu peneliti tertarik untuk menganalisis masalah ini secara
yang tidak terbatas dan tidak adanya alat untuk melihat kebenaran di dalamnya.
1. Identifikasi Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Pembatasan Masalah
Hujurat Ayat 6.
1. Tujuan Penelitian
2. Tujuan Akademik
3. Manfaat Penelitian
beredar.
D. Kajian Pustaka
jurnal, skripsi, dan tulisan lainnya. Tujuan kajian pustaka adalah memastikan
bahwa penelitian yang akan dilakukan tidak sama atau belum pernah dikerjakan
sebelumnya. Selain itu bisa juga dijadikan sebagai rujukan atau pedoman untuk
1. Jurnal Studi Quran, Studia Quranika dengan judul Studi Metodologi Tafsir
solusi atau gejala yang meletakkan Islam dan Al-Quran sebagai shalih
2. Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Analisis atas Perlindungan Anak) oleh Yovik Iryana. Tujuan penelitian ini
3. Tesis UIN Alauddin Makassar oleh Nasrul Hidayat dengan judul Konsep
E. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
dengan melihat beberapa karya dan pemikiran baik dari Mutawalli Al-
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan tersusun dalam beberapa bagian yang dikenal dengan
yakni :
Shihab.
A. Pengertian Tabayyun
Segi bahasa kata tabayyun sebagai masdar dari tabayyana. Adapun kata
dasarnya adalah bana, bayan yang artinya jelas dal al-Qamas al-Muhit. Berbeda
dengan kata tabayyana dalam al-Munjid Fi al-Lughah berarti jelas dan tampak.
3. Ibnu Manzur menjelaskan kata tabayyana sebagai sesuatu yang nyata atau
tanda sesuatu.14
bermakna jelas atau nyata (kata kerja intransitif) dan aktivitas untuk mendapatkan
13
Majduddin al-Fairuzabadi, Al-Qamus Al-Muhit, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,
2009). Hal. 1192.
14
Muhammad Ibn Mukrim Ibn Manzur al-Ansari, Lisan al-Arab, (Beirut: Dar al-Kutub
al-Ilmiyyah, 2005). Hal. 664.
12
13
kejelasan dan mencari tanda (kata kerja transitif). Berbeda dengan kata tabayyun
diputuskan kebenarannya. 15
menguji kebenaran.16
secara istilah sebagai penyelidikan atau seleksi informasi secara hati-hati untuk
melalui fatwanya pada Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Hukum dan Pedoman
15
Mawardi Siregar, Tafsir Tematik Tentang Seleksi Informasi, Jurnal At-Tibyan, Volume
2, Nomor 1, Januari 2017. Hal. 152.
16
Kaserun A.S. Rahman, Kamus Modern Indonesia-Arab Al-Kamal, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 2010). Hal. 188.
14
informasi atau fakta yang beredar di masyarakat luas. Sementara itu, tabayyun
17
Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah
Melalui Media Sosial.
15
7. Terhindar dari kebohongan dan dosa besar sebab tidak ikut serta
menyebarkan kepalsuan atau hoax.18
kebenaran dari banyaknya informasi atau data yang sudah tersebar di lapangan.
Nantinya umat muslim akan memutuskan berita yang dapat dikatakan valid atau
tidak valid. Islam sendiri memiliki beberapa cara tabayyun melalui riset, sebagai
berikut :
1. Riset Bayani
alam melalui pola dan prosesnya. Bentuk ini melihat bagaimana mahkluk
hidup atau proses alam tertentu dapat terjadi dengan penyebab tertentu.
2. Riset Istiqra’i
sosial.
3. Riset Jadali
4. Riset Burhani
18
Mawardi Siregar, Tafsir Tematik Tentang Seleksi Informasi, Jurnal At-Tibyan, Volume
2, Nomor 1, Januari 2017. Hal. 145.
16
5. Riset Irfani
yang harus dijalankan sebagai bukti ketaatan kepada Allah SWT. Al-Quran
mendefinisikan tabayyun sebagai teliti terhadap berbagai berita yang diterima dari
pihak lain meskipun berasal dari mukmin. Adapun berita yang disebarkan oleh
individu atau kelompok yang tidak menyukai Islam sangat diharuskan melalui
proses tabayyun. Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam untuk tidak
mengikuti segala berita atau informasi yang diketahui secara jelas. Hal tersebut
disebabkan segala sesuatu yang keluar dari mulut manusia akan dipertanggung
jawabkan di depan Allah SWT.20 Kata tabayyun dalam artinya memiliki beberapa
19
Siti Aminah, Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1993).
Hal. 15.
20
Muhammad Ibn Mukrim Ibn Manzur al-Ansari, Lisan al-Arab, (Beirut: Dar al-Kutub
al-Ilmiyyah, 2005). Hal. 660.
17
memberikan informasi. Jika tidak mengetahuinya maka jawablah tidak tahu atau
bukan pada bidangnya. Ini pernah terjadi ketika Nabi Muhammad SAW ditanya
terkait masalah pertanian namun beliau Nabi menjawab “Kalian lebih mengetahui
urusan dunia kalian (daripada aku)”. Begitupun saksi janganlah tidak berani atau
dosa.22
berbagai berita penting terkait kebenaran atau tidaknya. Umat muslim tidak
21
Siti Aminah, Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1993).
Hal. 5.
22
M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007). Hal.
360.
23
Siti Aminah, Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1993).
Hal. 10.
18
diwajibkan untuk mendapatkan kebenaran dari suatu informasi yang bersifat tidak
penting atau masih diragukan. Begitupun dalam kehidupan manusia yang ditandai
beragam interaksi antar individu harus dilakukan dengan jelas. Hal tersebut tidak
lepas dari kekurangan manusia terbatas dalam menjangkau informasi yang begitu
luas.24 Realitas ini tidak lepas dari arus globalisasi yang ditandai dengan adanya
berkembang juga isu atau informasi yang tidak valid atau tidak benar.
1. Mengalami kelupaan
sebagai proses untuk memastikan kebenaran akan informasi yang sudah tersebar
24
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009). Hal. 588.
25
Mawardi Siregar, Tafsir Tematik Tentang Seleksi Informasi, Jurnal At-Tibyan, Volume
2, Nomor 1, Januari 2017. Hal. 130.
19
dua kali yakni Surah an-Nisa Ayat 94 dan Surah Al-Hujurat Ayat 6. Adapun kata
ِِ ٍ ِ ِ ِ ِ
٦ ي
َ ْ اعلَى َمافَ َع ْلتُ ْم نَادم ْ ُيَا اَيُّ َها الَّذيْ َن َآمنُ ْواإِ ْن َجاءَ ُك ْم فَاس ٌق بِنَبٍَإ فَتَبَ يَّ نُ ْوااَ ْن تُصْيبُ ْواقَ ْوًماِبَ َهالَة فَت
َ صبِ ُح ْو
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
26
Ilmi Zadeh Fu’ad Abd Al Baqiy¸Fathurrahman Litalib Ayat al-Quran, (Bandung:
Diponegoro, 2007). Hal. 64.
20
Makna orang fasik dalam ayat tersebut bermakna individu yang keluar dari
batasan agama. Berasal dari kata fasaqar rutabu berarti kurma keluar dari
kulitnya. Kata penting lainnya adalah meneliti dalam mencari kejelasan tentang
pengetahuan tertentu.
Turunnya surah ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor. Salah satu yang
terbaik adalah riwayat Imam Ahmad dari jalur kepala suku Bani Mushthaliq, al-
Harits Ibu Dhirar al-Khuza’i, Ayah dari Juwairiyah Binti al-Harits Ummil
Aku berkata : “Wahai, Rasulullah. Aku akan pulang untuk mengajak mereka
berislam juga berzakat. Siapa yang menerima, aku kumpulkan zakatnya, dan
silahkan kirim utusan kepadaku pada saat ini dan itu, agar membawa zakat yang
namun tidak datang atau menahan diri. Al-Harits berpikiran bahwa ada hal yang
tidak berkenan di hati Rasulullah SAW sebab utusannya tidak kunjung datang. Al-
Harits juga berpikiran buruk kepada dirinya dan kaumnya. Padahal Rasulullah
SAW sudah mengirim utusan bernama al-Walid namun ditengah jalan mengalami
ketakuan dan mengatakan jika al-Harits tidak memberikan zakat dan hendak
dan al-Harits.
27
Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghi Juz XXVI, Hal. 209.
21
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabannya.”
28
Qomarudin Saleh, dkk, Asbab Nuzul (Latar Belakang Histori Turunnya Ayat-ayat al-
Quran), (Bandung: Diponegoro, 1988). Hal. 468.
22
tertentu.
29
Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghi Juz XXVI, Hal. 209.
30
Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azam, 2009). Hal. 27.
23
informasi tersebut.
BAB III
DAN PEMIKIRAN
bertepatan dengan penguasaan Inggris di Mesir pada 15 April 1911 M atau berada
Mesir dan wafatnya pada Hari Rabu 22 Juni 1998 pada usia 87 tahun. Ayahnya
Syeikh Abdul Majid Pasha. Pada usia 11 tahun dirinya telah hafal dan menguasai
ketika kuliah pada 1937 dan berhasil menyelesaikannya pada 1941. Bersamaan itu
1943. Al-Syarawi dipandang sangat cerdas dan berbakat jika dilihat dari usia
27
M. Yunus Badruzzaman, Tafsir Asy-Sya’rawi: Tinjauan Terhadap Sumber, Metode,
dan Ittijah, Disertasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004. Hal. 40,
24
25
Ramadhan.28
Beberapa sekolah yang pernah diajar oleh Al-Sya’rawi, seperti Ma’had al-
sebagai ketua misi al-Azhar di al-Jazair pada 1966 dan menjadi dosen di jurusan
Tafsir Hadits di Fakultas Syariah Universitas Malik Abdul Aziz di Makkah pada
1950. Profesinya menjadai dosen berjalan selama sembilan tahun dan menjadi
dimulai ketika sudah mulai terkenal sebagai da’i pada 1961 dan menjadi pengisi
hadits yang tertuang pada Tafsir asy-Sya’rawi ditakhrij oleh Ahmad Umar
pada 1991. Dengan kata lain kitab tafsir tersebut merupakan kumpulan ceramah
atau pidato yang dituangkan dalam bentuk tulisan oleh muridnya. Adapun
28
M. Yunus Badruzzaman, Tafsir Asy-Sya’rawi: Tinjauan Terhadap Sumber, Metode,
dan Ittijah, Disertasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004. Hal. 45,
29
Kong Chian, Tokoh Islam di Mesir Meninggal, National Library Singapore, 1998. Hal.
22.
26
4. Al-Islam wa al-Mar’ah
5. Qashash Al-Qur’an
10. Al-Fatawa30
pada 16 Februari 1944. Beliau dikenal sebagai cendekiawan muslim Ilmu Al-
Qur’an dan pernah menjadi Menteri Agama pada 1998. Ayahnya bernama
Sulawesi Selatan dan menjadi guru besar di IAIN Alaudin. Sejak kecil Quraish
pengajian yang diadakan oleh ayahnya. Beberapa disipin ilmu yang dipelajari
semasa dewasanya seperti Tauhid, Akhlak, Fiqh, dan Hadits. Beliau mengakui
30
Muhammad Ali Ayazi, Mufassirun Hyatuhum wa Manhajum, (Taheran: Mu’assasah at-
Taba’ah wa an-Nasyr, 1373). Hal. 268.
27
bahwa ada dua tokoh yang mempengaruhi pemikirannya, yakni Al-Habib Abdul
Qadir bin Ahmad Bil Faqih dan Syekh Abdul Halim Mahmud.31
Sejak kecil hingga dewasa beliau sudah terlihat bakatnya untuk Bahasa
Arab sehingga ayahnya mengirimkan Quraish Shihab dan adiknya bernama Alwi
Shihab ke Al-Azhar, Kairo pada 1958. Mendapatkan gelar Lc atau strata satu pada
1967 dari Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Tafsir dan Hadits Universitas Al-
1969 dengan judul tesis (Kemukjizatan Al-Qur’an Al-karim dari Segi Hukum).
Selain itu beliau juga sering mendapatkan pendidikan informal di luar universitas
Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pasca Sarjan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai Rektor UIN Jakarta selama dua periode yakni 1992-1996 dan 1997-1998.
Setelah itu barulah diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Arab dan Mesir
31
Mahbub Junaidi, Rasionalitas Kalam M. Quraish Shihab, (Sukoharjo: Angkasa Solo,
2011). Hal. 25.
32
Mahbub Junaidi, Rasionalitas Kalam M. Quraish Shihab, (Sukoharjo: Angkasa Solo,
2011). Hal. 38.
33
Badiatur Roziqin, dkk, 101 Jejak Tokoh Islam Indonesia, (Yogyakarta: E-Nusantara,
2009). Hal. 272.
28
Kebudayaan
kegiatan ilmiah baik dalam maupun luar negeri. Aktif memberikan kuliah,
4. Al-Islam wa al-Mar’ah
5. Qashash Al-Qur’an
34
Badiatur Roziqin, dkk, 101 Jejak Tokoh Islam Indonesia, (Yogyakarta: E-Nusantara,
2009). Hal. 270.
29
10. Al-Fatawa35
mudah dapat dipahami. Mengaitkan satu ayat dengan ayat lainnya untuk
Kehidupan Masyarakat.
35
Muhammad Ali Ayazi, Mufassirun Hyatuhum wa Manhajum,
7. Tafsir al-Manar
Mempelai
Perspektif Al-Qur’an
dalam Islam
rasional dan moderat. Segala sesuatu di dunia dikontekskan dalam sudut pandang
berisikan petunjuk, akidah, dan syariah yang terdapat prinsip dari bergai persoalan
31
nasehat, dan menguatkan berbagai tandai Allah SWT. Quraish Shihab menegakan
37
Quraish Shihab, Membumikan al-Quran: Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat,
(Bandung: Mizan, 1994). Hal. 44.
BAB IV
Shihab
ketika meneliti kebenaran berita. Penyesalan akan diterima bagi individu yang
bagi individu yang menerima kabar atau informasi. Apabila tabayyun dilanggar
terhadap informasi atau berita yang berasal dari kelompok fasik. Proses tersebut
secara cermat tentang siapa yang menyampaikannya, apakah suka berdusta atau
tidak, dan dapat dipercaya atau tidak. Kemudian orang yang menyampaikan pesan
tersebut belum tentu mengetahui kebenarannyanya dan asal beritanya. Hal inilah
44
Muhammad Mutawalli al-Syarawi, Tafsir al-Syarawi, (Al-Azhar: Akhyar
Alyaum,1961). Hal. 14443.
45
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Quran,
(Jakarta: Lentera Hati, 2008). Hal. 236.
32
33
Dengan kata lain, kita bisa menyatakan bahwa seluruh berita yang sudah
tersebar harus diteliti terlebih dahulu. Terlepas dari apakah berita tersebut akan
SWT. Selain itu dua pengertian di atas menegaskan tabayyun sebagai adab dan
kebiasaan yang harus dibiasakan oleh umat Islam dalam memberikan penilaian
Shihab
ِِ ٍ ِ ِ ِ ِ
ي
َ ْ اعلَى َمافَ َع ْلتُ ْم نَادم ْ ُيَا اَيُّ َها الَّذيْ َن َآمنُ ْواإِ ْن َجاءَ ُك ْم فَاس ٌق بِنَبٍَإ فَتَبَ يَّ نُ ْوااَ ْن تُصْيبُ ْواقَ ْوًماِبَ َهالَة فَت
َ صبِ ُح ْو
٦
melihat tiga urutan nama tersebut. Terdapat hal dalam surat tersebut sebagai
sesuatu yang penting dan harus disampaikan. Kita bisa melihat surah al-Luqman
seperti yang ingin disampaikan oleh Luqman sebagai sesuatu yang penting dan
agama. fasiq dalam surah al-Hujurat Ayat 6 mengacu pada sifat yang keluar dari
barisannya atau bukan golongan Islam sebagai individu yang tidak menjalankan
perintah Allah SWT. Kelompok fasiq harus dikeluarkan dalam Islam sebab akan
Islam. Orang yang beriman sulit untuk melakukan kesalahan dan dijaga
46
Muhammad Mutawalli al-Syarawi, Tafsir al-Syarawi, (Al-Azhar: Akhyar
Alyaum,1961). Hal. 14443.
35
keimanannya dengan tujuan tidak mendapatkan kerugian atau hal yang tidak
diinginkan.
perintah Allah SWT maka individu tersebut belenggu dari kefasikan tersebut.
Fasiq diartikan sebagai tindakan bodoh yang dapat menghancurkan umat Islam.
Apabila mendapatkan kabar dari kelompok fasiq jangan langsung menerima atau
sebaliknya. Proses tabayyun harus sampai pada hal mendasar atau mengetahui apa
atau penilaian terhadap berita tersebut. Jangan tergesa-gesa untuk kabar tersebut
sebab akan melakukan tindakan yang dilarang oleh Allah SWT. Apa yang
kebodohan di masyarakat.
Allah SWT menyuruh kita untuk tabayyun sebab manusia memiliki akhlaq
yang mudah mengalami perubahan. Terkadang ada manusia yang benar memiliki
sifat jujur namun suatu hari bisa berbohong. Ada juga manusia yang sering
berbohong tapi bisa mengatakan kejujuran di lain waktu. Realitas ini sangatlah
47
Muhammad Mutawalli al-Syarawi, Tafsir al-Syarawi, (Al-Azhar: Akhyar
Alyaum,1961). Hal. 14443.
36
konteks ini hukum tabayyun adalah kewajiban bagi setiap umat Islam. Adapun
hukum dan keputusan yang diambil harus sesuai dengan fakta dari berita yang
ada. Nantinya tidak akan merasa mendzalimi atau kecerobohan terhadap orang
lain.
kepada Allah SWT. Sebab sesungguhnya orang fasik sangat mudah dalam
melakukan maksiat atau sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Orang fasik tidak
merasa bersalah atau berdosa ketika menyebarkan berita palsu atau kebohongan.
Jika menyebarkan kabar palsu akan menyesatkan atau menyalahkan orang lain.
Umat Islam yang melakukan kesalah ini maka bertobatlah sebab akan segara
Terdapat dua jenis kesalahan atau perbuatan maksiat di dalam umat Islam.
Pertama, manusia yang tanpa direncanakan melakukan maksiat (di luar perintah
Allah) atas dasar kebodohannya. Kedua, manusia yang secara sengaja dan
tobat atau meminta ampunan yang tidak diterima ketika manusia mulai datang
kematian atau sekaratul maut. Begitupun manusia yang meninggal dalam keadaan
kafir tidak akan diterima ampunan dan tobatannya. Penyesalan terhadap perbuatan
48
Muhammad Mutawalli al-Syarawi, Tafsir al-Syarawi, (Al-Azhar: Akhyar
Alyaum,1961). Hal. 14443.
37
orang fasik sebagai nasihat dan sebab turunnya ayat ini (al-Hujurat Ayat 6). 49
ِِ ٍ ِ ِ ِ ِ
ي
َ ْ اعلَى َمافَ َع ْلتُ ْم نَادم ْ ُيَا اَيُّ َها الَّذيْ َن َآمنُ ْواإِ ْن َجاءَ ُك ْم فَاس ٌق بِنَبٍَإ فَتَبَ يَّ نُ ْوااَ ْن تُصْيبُ ْواقَ ْوًماِبَ َهالَة فَت
َ صبِ ُح ْو
٦
terhadap individu atau kelompok lain khususnya terhadap orang fasik. Sebagian
besar ulama mempercayai bahwa turunnya surat ini disebabkan adanya kasus al-
Walid Ibn Uqban Ibn Abi Mu’ith yang mendapatkan tugas dari Nabi Saw.
menunggu di luar untuk menyambut Walid. Namun yang ada Walid tidak menjadi
49
Muhammad Mutawalli al-Syarawi, Tafsir al-Syarawi, (Al-Azhar: Akhyar
Alyaum,1961). Hal. 14443.
50
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Quran, (Jakarta:
Lentera Hati, 2008). Hal. 239.
38
jika, sebagai penjelasan terkait sesuatu yang jarang terjadi. Maksudnya orang
fasik mendatangi kaum muslimin jarang terjadi sebab kaum muslimin sulit untuk
ketika mendapatkan suatu informasi dari kelompok fasik. Kata fasiq dari fasaqa
menjelaskan lukisan buah yang telah rusak dan terkelupas dari kulitnya. Bisa
diartikan individu yang telah keluar dari agama atau disebut durhaka.51
Kata naba sebagai berita penting berbeda dengan kata khabar sebagai
sesuatu yang umum baik berita penting atau tidak penting. Maksudnya orang
muslimin tidak memiliki kewajiban untuk mencari berita yang tidak benar atau
sebagai pedoman oleh umat Islam untuk memastikan kebenaran dari suatu
51
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Quran, (Jakarta:
Lentera Hati, 2008). Hal. 236.
39
Kata tushbihu yang bermakna ‘masuk di waktu pagi’ yang lebih diartikan
nadimin berarti segara menjadi manusia yang penuh penyesalan. Maksudnya umat
muslim yang sudah menyebarkan berita atau informasi tanpa ada kebenaran maka
Kata fasiq yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kabar berita atau
kebenaran tersebut. Ditambah sulitnya mengetahui orang fasik berada maka berita
tersebut tidak wajib atau tidak penting untuk diterima. Maksudnya tidak perlu
diadakan penelusuran lebih lanjut untuk proses tabayyun. Penafsiran ini berkaitan
dengan perkataan Sayyidina Ali ra, bahwa “bila kebaikan meliputi satu masa
banyaknya yang berlaku zalim, lalu seseorang berbaik sangka terhadap orang
pihak yang dikonfirmasi. Tidak semua pihak bisa dijadikan verifikasi dari berita
melainkan harus memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi. Ayat tersebut
40
ketetapan Allah SWT. Diingatkan juga tingkat kebenaran tidak bisa ditetapkan
lainnya yang harus dikritisi. Kata tushbihu yang diartikan sebagai masuk di waktu
pagi dan bermaksud menjadi. Ayat tersebut bermaksud dampak dari penyebaran
Banyak atau sedikitnya informasi yang sudah tersebar bisa jadi sama
sekali tidak memiliki pemahaman tentang persoalan yang ada. Sebaliknya bisa
berbagai persyaratan.
terhadap tabayyun dan Surah Al-Hujurat Ayat 6 berkaitan dengan Media Sosial.
orang-orang fasik. Namun perlu diingat bahwa pelaksanaan tabayyun juga berlaku
kelompok fasik yang harus disikapi secara kehatian ketika mengirimkan berita
52
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Quran, (Jakarta: Lentera
Hati, 2008). Hal. 239.
41
atau informasi. Tabayyun juga melindungi dari berita yang bernuansa maksiat
atau tindakan yang dilarang oleh Allah SWT. Hukum bagi individu yang
penyesalan, dosa, dan menyebarkan kebodohan. Dengan kata lain Mutawalli al-
atau informasi.
wajib dilakukan proses tabayyun adalah berita yang benar. Sedangkan berita palsu
diwajibkan untuk tidak diikuti atau tidak disebarkan. Proses tabayyun harus
hukuman atau sifat pada berita tersebut. Tujuannya agar tidak mendzalimi
menyebarkan kepalsuan.
yang tersebar baik dapat dipercaya maupun tidak dipercaya sehingga potensi
kebohongannya jauh lebih besar. Dinamika seperti ini sudah suatu keharusan
untuk menerapkan tabayyun. Jika realitas ini tidak diberikan perhatian serius akan
lepas dari potensi kebohongan mulai dari sosial, ekonomi, dan politik. Aktualisasi
Indonesia terlalu malas dan enggan untuk membaca buku atau menelusuri sumber
data tersebut. Mereka cenderung memilih menjadi penerima informasi atau berita
tabayyun oleh sebagian besar ulama atau pemikir Islam klasik dan modern. Salah
berikut :
ِِ ٍ ِ ِ ِ ِ
٦ ي
َ ْ اعلَى َمافَ َع ْلتُ ْم نَادم ْ ُيَا اَيُّ َها الَّذيْ َن َآمنُ ْواإِ ْن َجاءَ ُك ْم فَاس ٌق بِنَبٍَإ فَتَبَ يَّ نُ ْوااَ ْن تُصْيبُ ْواقَ ْوًماِبَ َهالَة فَت
َ صبِ ُح ْو
setiap umat muslim untuk memeriksan suatu kebenaran dari informasi atau berita.
Tujuannya untuk menghindari dari musibah atau bahaya yang akan membuat
umat muslim menyesal. Senada dengan Quraish Shihab dalam memahami makna
bagi umat muslim terhadap kelompok fasik. Surah tersebut secara tidak langsung
untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak benar sebab hal tersebut termasuk
dalam kebohongan. Hukum dari kebohongan adalah dosa yang akan membawa
bahwa surah Al-Hujurat Ayat 6 sebagai sesuatu yang akan didapat oleh umat
muslim yakni kehancuran atau kemusnahan jika menerima berita atau informasi
dapat dipertanggung jawabkan. Konsep tabayyun dalam Islam sangat sesuai untuk
modernisasi di Indonesia.
tanpa memandang umur ikut serta dalam memberikan kelancaran akan eksistensi
modernisasi. Segala sesuatu di negara lain akan mudah diketahui melalui gadget
orang mengetahui jika fenomena hoax bukanlah sesuatu yang baru melainkan
44
sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Iblis membohongi Nabi Adam AS
dan twitter adalah media sosial yang sebagian besar dimiliki oleh masyarakat
informasi secara luas dan cepat terjadi di media sosial tanpa ada batasan.
Kalangan anak-anak, remaja, dan orang tua pasti menggunakan media sosial yang
terkini, seperti berita, kejadian baru, sejarah, dan seluruh aspek kehidupan
lainnya. Misalkan, mencari data dan informasi tentang konten Al-Qur’an melalui
berbanding lurus dengan sumber yang didapat baik dapat dipercaya maupun tidak
dapat dipercaya. Maksudnya terkadang ada berita atau informasi yang dikaitkan
dengan ayat Al-Qur’an namun sumbernya tidak jelas atau tidak bisa
terus berlangsung sampai akhiru umat manusia. Hoax bisa digambarkan seperti
bom yang bisa meledak dan membunuh satu generasi manusia. Sulitnya
mengatasi masalah hoax Rasulullah SAW menegaskan kepada umat Islam untuk
53
Iffah Al-Walidah, Tabayyun di Era Generasi Millennial, Jurnal Living Hadis, Volume
2, Nomor 1, Oktober 2017. Hal. 323.
45
keaslian dan kebenaran dari informasi yang sudah tersebar. Selain itu bisa
informasi atau berita yang belum diketahui kebenarannya. Dalam konteks ini
Shihab memandang bahwa butuh orang lain untuk mengkonfirmasi berita yang
didapatkan. Tetapi, terkadang tidak semua orang yang dimintakan konfirmasi bisa
salah. Karena itu, untuk menangkal berita yang tidak benar diperlukan ilmu
54
B. Afwadzi, Membangun Integrasi Ilmu-ilmu Sosial dan Hadis Nabi, Jurnal Living
Hadis, Volume 1, Nomor 1, 2016. Hal. 135.
46
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hujurat Ayat 6 bahwa meneliti terkait kebenaran informasi atau berita bersifat
wajib. Proses mencari kebenaran tersebut adalah tabayyun yang bisa dipandang
kepada berita atau informasi yang tidak jelas akan membuat umat Islam akan
pihak yang memberikan informasi kebohongan akan mendapatkan dosa yang akan
antara Mutawalli al-Sya’rawi dan Quraish Shihab terletak pada penjelasan dan
penting maupun tidak penting harus dilakukan proses tabayyun untuk mencari
hanya diperuntukkan bagi berita yang penting. Kedua, tabayyun oleh Mutawalli
47
48
B. Saran
atau peneliti adalah lebih mengembangkan penelitian ini dengan melihat ayat lain
yang menjelaskan tentang tabayyun. Kedua, saran untuk instansi pemerintah dan
yang terjadi khususnya di Indonesia. Ketiga, saran untuk masyarakat luas agar
tidak terlalu percaya terhadap berbagai informasi yang tersebar luas tanpa ada
Akbar, Ali. “Kajian Terhadap Tafsir Ruh Al-Ma’ani Karya Al- Alusi”. Jurnal
Aminah, Siti. Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Semarang: CV. Asy-Syifa,
1993.
Amirah. Metode dan Corak Tafsir Muyassar Karya Aidh al- Qarni. Skripsi.
Semarang, 2015.
Asghary, Basri Iba. Solusi Al-Quran tentang Problema Sosial Politik Budaya.
Al-Baqiy, Ilmi Zadeh Fu’ad Abd. Fathurrahman Litalib Ayat al- Quran. Bandung:
Diponegoro, 2007.
1998.
49
50
Ilmiyyah, 2009.
Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah
Manzur, Ibnu. Lisan al-Arab. Kairo: Dar al-Mishriyah, T.th. Masyhuri. “Merajut
Sejarah Tafsir dari Abad Pertama sampai Abad Ketiga Hijriyah”. Jurnal
Shihab, M. Quraish. Secercah Cahaya Ilahi. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007.
Tim Forum Karya Ilmiah Raden. Al-Quran Kita: Studi Islam, Sejarah, dan Tafsir
Yobel, Gracia. “Propaganda Media ISIS: Taktik Pembesaran Skala ISIS dengan
Yusmadi. “Ini Jumlah Warga Indonesia yang Bergabung dengan ISIS”. Artikel