Anda di halaman 1dari 6

Efektivitas Teknik Akupresur Titik LI 4 Dan Aromaterapi Lavender Terhadap

Penurunan Nyeri Pasca Operasi Sectio Caesarea


The Effectiveness of Acupressure Technique Point LI 4 and Lavender Aromatherapy on
Reducing Postoperative Pain of Sectio Caesarea
Zahro Firdausa Rafi1), Sri Mukhodim Farida Hanum2)

1)
Program Studi S1 Kebidanan & Profesi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
*Email : zahrorafi@gmail.com
2)
Program Studi S1 Kebidanan & Profesi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
*Email : srimukhodimfaridahhanum@umsida.ac.id

Abstrak : Kejadian persalinan SC telah meningkat secara global. Nyeri pasca operasi
menyebabkan terganggunya aktivitas ibu untuk merawat bayinya. Salah satu metode untuk
mengurangi nyeri adalah dengan akupresur titik LI 4 dan pemberian aromaterapi lavender. Tujuan
penelitian mengetahui efektivitas teknik akupresur dan aromaterapi lavender terhadap penurunan
nyeri. Sampel penelitian sebanyak 46 responden yang dibagi menjadi 2 yaitu kelompok kontrol dan
intervensi. Desain penelitian quasi eksperimen dengan desain two-group pretest and posttest
menggunakan kuisioner NRS untuk menilai skala nyeri sebelum dan sesudah intervensi. Analisis data
menggunakan paired sample t-test dilanjutkan dengan analisis independent sample t-test. Didapatkan
hasil nilai mean kelompok akupresur mengalami penurunan skala nyeri lebih besar dengan selisih
rerata delta (1,94) dibandingkan kelompok kontrol aromaterapi dengan selisih rerata delta (0,94).
Simpulan dari penelitian ini akupresur lebih efektif dalam membantu menurunkan nyeri pasca operasi.
Saran penelitian akupresur dapat diaplikasikan dalam manajemen nyeri pasca operasi SC.
Kata Kunci : nyeri, akupresur, aromaterapi lavender, sectio caesarea
Abstract : The incidence of SC childbirth has increased globally. Postoperative pain causes
disruption of the mother's activities to care for her baby. One method to reduce pain is by acupressure
point LI 4 and lavender aromatherapy. The purpose of the study was to determine the effectiveness of
acupressure techniques and lavender aromatherapy on pain reduction. The research sample was 46
respondents divided into 2, namely the control and intervention groups. The quasi-experimental study
design with a two-group pretest and posttest design used NRS questionnaires to assess pain scales
before and after the intervention. Data analysis using paired sample t-test followed by independent
sample t-test analysis. The mean value of the acupressure group decreased the pain scale with a
difference in mean delta (1.94) compared to the aromatherapy control group with a mean difference of
delta (0.94). The conclusion of this study is that acupressure is more effective in helping to reduce
postoperative pain. Acupressure research suggestions can be applied in SC postoperative pain
management.
Keywords : pain, acupressure, lavender aromatherapy, sectio caesarea
I.PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Operasi caesar (SC) adalah prosedur operasi untuk melahirkan janin dengan membuat sayatan
yang membuka dinding perut dan dinding rahim atau histerektomi untuk mengeluarkan janin dari
rahim ibu.[1] Menurut penelitian terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kejadian operasi
caesar terus meningkat secara global, kini mencakup lebih dari satu dari lima kelahiran (21%).
Penelitian menunjukkan kejadian ini akan mengalami peningkatan selama dekade berikutnya,
dengan hampir sepertiga (29%) dari seluruh kelahiran yang mungkin terjadi melalui operasi
caesar pada tahun 2030.[2]

Berdasarkan data survei nasional, angka operasi caesar di Indonesia adalah 927.000 dari
4.039.000 kelahiran, atau sekitar 23%.[3] Di Provinsi Jawa Timur, jumlah kelahiran sesar pada
tahun 2019 sebanyak 124.586 dari total 622.930 atau sekitar 20% dari seluruh kelahiran
[Kemenkes RI, 2020]. Hasil studi berdasarkan data dari rekam medis ruang bersalin RSU Al
Islam H.M. Mawardi menunjukkan data ibu melahirkan melalui operasi caesar pada tahun 2020
sebesar 53%, tahun 2021 sebesar 68% dan tahun 2022 sebesar 78%. Selama tiga tahun terakhir,
jumlah kelahiran sesar terus meningkat setiap tahunnya, dengan puncaknya terjadi pada tahun
2022 sebesar 78% atau 825 dari 1.054 kelahiran.

Nyeri pasca operasi sectio caesarea akibat kerusakan jaringan, merupakan sumber keluhan
utama pasien yang perlu ditangani segera agar ibu dapat pulih secara fungsional dengan cepat
untuk optimalisasi tahap awal interaksi ibu-anak.[4] Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan
terhadap 10 pasien di ruang nifas RSU Al Islam H.M. Mawardi, 10% responden merasakan nyeri
ringan, 30% merasakan nyeri sedang dan 60% sisanya merasakan nyeri berat pada 2-4 jam setelah
operasi dan setelah efek anestesi habis. Dampak nyeri pasca operasi section caesarea
mempengaruhi tanda-tanda vital seperti denyut jantung, tekanan darah dan frekuensi pernapasan
meningkat. [5]. Pasien sering kali meringis, mengernyitkan dahi, menggigit bibir, gelisah,
imobilisasi mengalami ketegangan otot, melakukan gerakan melindungi bagian tubuh sampai
dengan menghindari percakapan, menghindari kontak sosial, dan hanya fokus pada aktivitas
menghilangkan nyeri. [5]. Berkaitan dengan hal tersebut, pengendalian nyeri sangat diperlukan
untuk meminimalisir komplikasi yang lebih serius pada pasien pasca operasi caesar.

Akupresur adalah terapi yang dilakukan dengan menerapkan tekanan pada berbagai titik di
permukaan tubuh agar sirkulasi energi seimbang pada kasus gejala nyeri.[6] Teknik penekanan
akupresur ini bertujuan mengembalikan sistem keseimbangan (homeostasis) tubuh akibat adanya
aliran qi yang harmonis dan teratur pada titik meridian, sehingga dapat meningkatkan daya tahan
tubuh dari penyebab suatu penyakit.[7]

Selain akupresur, aromaterapi dapat membantu mengendalikan intensitas nyeri untuk pasien
bedah perut. Pada pasien yang menerima blok saraf regional, peningkatan yang signifikan dalam
tingkat nyeri terjadi karena efek dari blok berkurang.[8] Aromaterapi lavender yang dihirup akan
meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam otak yang membantu kita merasakan
ketenangan. Hal ini terjadi karena aromaterapi mampu memberikan sensasi yang menenangkan
diri dan otak, serta stress yang dirasakan.[9] Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Dian et al.,(2016) didapatkan bahwa akupresur lebih efektif menurukan nyeri daripada
aromaterapi, namun pada penelitian tersebut menggunakan dua titik akupresur yaitu HT 6 dan LI
4, sedangkan pada penelitian ini hanya mengguakan satu titik LI 4 untuk megurangi nyeri.
Berdasarkan pengamatan di atas, maka tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan
efektivitas teknik akupresur dan aroma lavender dalam mengurangi nyeri pasca operasi caesar.

II.METODE
Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan desain two-group
pretest and posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu pasca operasi caesar yang memenuhi
kriteria inklusi penelitian yaitu usia 20 – 35 tahun, tidak mengalami kegawatdaruratan masa nifas,
mendapatkan anastesi SAB, pasien kooperatif, pasien sadar penuh, bersedia menjadi responden.
Populasi dalam penelitian adalah ibu pasca pasca operasi caesar di ruang nifas RSU Al Islam
H.M. Mawardi dengan hasil rata-rata tiap bulan sejumlah 68 orang pasien. Besar sampel yang
diperlukan dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan hasil penelitian terkait yang dilakukan
oleh Anggoro dkk (2023) dengan standar deviasi (1,063). Perhitungan besar sampel menggunakan
Power and Sample Size Program versi 3.1.2. berdasarkan perhitungan dari software tersebut
didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 21 responden untuk masing-masing kelompok.
Untuk mengantisipasi kehilangan sampel maka jumlah sampel ditambahkan 10% pada masing-
masing kelompok sehingga didapatkan jumlah sampel 23 responden per kelompok. Jadi total
sampel seluruhnya adalah 46 responden.
Penekanan dan pemijatan pada titik LI4 sebanyak 60 kali diberikan pada 4 jam post sectio
caesarea dan pada hari berikutnya ketika responden mulai mobilisasi. Sedangkan untuk kelompok
kontrol aromaterapi lavender diberikan pada tisu sebanyak 2-3 tetes lalu diberikan kepada
responden secara inhalasi dengan jarak lebih kurang 10 cm dari hidung selama 5-10 menit.
Setelah 10 menit pemberian aromaterapi lavender tingkat nyeri yang dirasakan ibu dinilai
kembali.
Alat penelitian yang digunakan yaitu lembar persetujuan responden, kuesioner nyeri NRS
(numeric rating scale), aromaterapi lavender dan tisu. Teknik pengumpulan data menggunakan
daftar pertanyaan atau kuesioner dengan NRS (Numerical Rating Scale). Selanjutnya data skala
nyeri yang telah terkumpulkan diolah dengan software SPSS for Windows versi Statistics 25.0
menggunakan uji t-test. Analisa data dilakukan secara univariat untuk mendeskripsikan
karakteristik tiap variabel penelitian meliputi usia, paritas dan skala nyeri awal. Kemudian,
analisa bivariat menganalisis pengaruh dan perbedaan rerata perubahan keluhan nyeri pada
masing-masing kelompok baik kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Penelitian ini dilakukan di RSU Al Islam H.M. Mawardi selama bulan Desember 2023
hingga bulan Januari 2024. Sebelum penelitian dimulai, peneliti melakukan uji ethical clearence
terlebih dahulu di Komite Etik Penelitian Lembaga Chakra Brahmanda Lentera (No.
144/022/XII/EC/KEP/LBCL/2023) untuk mengetahui kelayakan dari intervensi yang dilakukan
dan telah dinyatakan layak.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini data dibagi menjadi dua yakni data umum yang berupa karateristik
responden dan data khusus yang berupa usia, paritas dan skala nyeri awal responden.
Tabel 1. Frekuensi Karakteristik Responden

Variable N %

Usia
< 20 tahun -
20 – 35 46 100
Total 46 100
Paritas
- Primipara 11 24
- Multipara 35 76
- Grandemultipara -
Total 46 100
Skala nyeri awal
- Ringan 3 6,5
- Sedang 9 19,5
- Berat 32 69,5
- Tidak terkontrol 2 4,5
Total 46 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa usia responden 100% berada pada kriteria inklusi. Paritas
responden sebanyak (24%) adalah primipara, dan (76%) multipara. Untuk skala nyeri
terbanyak dirasakan pada tingkat berat (69,5%), sedang (19,5%), ringan (6,5%) dan tidak
terkontrol sebanyak (4,5%).
Gambar 1 Grafik Penurunan Rata-Rata Skala Nyeri

7.087
7
6.087
5.087

Pretest Posttest
Kontrol Intervensi

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa terjadi penurunan rerata skala nyeri sesudah
perlakuan baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji paired t-
test diperoleh nilai p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan nilai skala nyeri pada
masing-masing kelompok baik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Namun, pada
kelompok intervensi yang diberikan akupresur memiliki selisih penurunan skala nyeri lebih besar dari
pada kelompok kontrol yaitu dari 7.0870 (pre test) menjadi 5.0870 (post test) dengan selisih sebesar
(2) dengan nilai p=0,000. Sedangkan, pada kelompok kontrol yang mendapatkan aromaterapi, nilai
skala nyeri dari 7.0000 (pre test) menjadi 6.0870 (post test) dengan selisih penurunan sebesar
(0,91304) dengan nilai p=0,000.

Berdasarkan hasil uji independen t test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
pada penurunan skala nyeri antara kelompok intervensi dan kelompok control, terlihat pada skala
nyeri post test dengan nilai p=0,025. Kedua kelompok sama-sama mengalami penurunan skala nyeri,
namun berdasarkan nilai mean kelompok intervensi yang diberikan akupresur mengalami penurunan
skala nyeri lebih besar dengan rerata 4,44 (pre test) menjadi 2,50 (post test) delta (1,94) dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang diberikan aromaterapi dengan rerata 4,56 (pre test) menjadi 3,62 (post
test) delta (0,94).

Penelitian ini menunjukkan efektivitas akupresur untuk menghilangkan rasa sakit. Ketika
tubuh merasa tegang dan tertekan, tubuh akan memproduksi endorfin yang menimbulkan obstruksi
interferential pada serabut saraf sehingga memberikan efek mengurangi rasa sakit. Rangsangan yang
diberikan pada kulit misalnya dengan pijatan atau akupresur dapat meningkatkan kadar endorfin, yang
menimbulkan efek mengurangi rasa sakit.[10] Akupresur dapat merangsang aktivasi jaringan kortikal
somatosensori termasuk korteks terkait dan area otak seperti insula, thalamus, yang mewakili dimensi
nyeri diskriminatif sensorik.[11] Pada penelitian yang dilakukan oleh Dian, Herni (2016)
menunjukkan terapi akupresur lebih efektif dalam mengatasi nyeri post sectio caesarea dengan nilai
rata-rata sebesar 1,15 lebih besar dibandingkan rata-rata aromaterapi lemon yaitu sebesar 1,10 pada
hari kedua dengan p value 0,001.[12] Penelitian yang dilakukan oleh Akgün (2020) menunjukkan
hasil bahwa kelompok akupresur mengalami tingkat nyeri pasca operasi caesar terendah dibandingkan
dengan kelompok plasebo dan kelompok kontrol (P = 0,000).[13]

Pada kelompok aromaterapi dari minyak esensial lavender yang diberikan secara inhalasi
masuk melalui indera penciuman hidung. Aromaterapi secara inhalasi adalah rute yang jauh lebih
cepat dibanding cara lain. Indera penciuman hidung memiliki reseptor saraf yang berhubungan
langsung dengan dunia luar dan otak. Kandungan minyak esensial lavender yang utama linaly acetate
dan linalool dapat menurunkan, mengendorkan, dan melemaskan ketegangan. Ketika minyak
aromaterapi masuk pada rongga hidung melalui inhalasi langsung akan bekerja lebih cepat karena
molekul-molekul minyak esensial mudah menguap yang terhirup akan membawa unsur aromatik
menuju ke puncak hidung, yang selanjutnya ditangkap oleh silia yang berfungsi sebagai reseptor akan
menghantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi yang dikonversikan berupa
pelepasan substansi neurokimia. Molekul aromatik tersebut diabsorpsi oleh mukosa bronkus dan
cabang bronkioli, yang selanjutnya akan diangkut menuju ke paru-paru melalui darah pada saat terjadi
pertukaran gas didalam alveoli. Reseptor bau yang dihasilkan akan menstimulasi sel neurokimia otak
dan thalamus untuk mengeluarkan enkefalin yang akan menditraksi sensasi nyeri sehingga rasa nyeri
berkurang.[14][15]

IV. KESIMPULAN

Luka operasi yang didapat responden setelah proses operasi sectio caesarea menimbulkan rasa
nyeri yang dapat mengganggu aktivitas. Sebanyak 69,5% dari seluruh responden yang di teliti
mengalami nyeri berat. Pemberian akupresur pada titik LI 4 dapat membantu mengurangi nyeri yang
dialami responden dengan rata-rata penurunan nyeri sebesar 2 sedangkan pemberian aromaterapi
lavender dapat membantu mengurangi nyeri dengan rata-rata penurunan nyeri sebesar 0,91.

Berdasarkan penjelasan dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa intervensi
akupresur lebih efektif dalam membantu menurunkan nyeri pasca operasi section caesarea. Saran dari
penelitian ini adalah akupresur dapat diaplikasikan dalam manajemen nyeri pasca operasi sectio
caesare karena tindakan ini minimal resiko dan bersifat non invasive.

Anda mungkin juga menyukai