Mariatul Kiftia 1
1
Magister Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, E-mail : mariatul_myself@yahoo.com
Abstrak
Pijat Oksitosin disebut juga dengan rolling massage merupakan salah satu terapi relaksasi yang bertujuan menstimulasi
saraf pusat pada hipofisisposterior dan anterior sehingga dapat meningkatkan produksi ASI khususnya pada ibu post
partum dan memberikan kenyamanan dan rileksasi setelah persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Darussalam. Adapun penelitian ini bersifat quasi eksperimen dengan pre and post test without control group
design.Metode pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling, didapatkan sebanyak 18 orang yang menjadi
responden. Analisa statistik menggunakan Wilcoxon Rank Test. Hasil hipotesa penelitian P value 0,001 < 0,05, yang
menunjukkanadanya perbedaan yang signifikan nilai rata-rata sebelum dan setelah dilakukan terapi pijat oksitosin,
maka dapat disimpulkan bahwa terapi pijat oksitosin ini efektif digunakan pada ibu post partum hari ke 4-10 paska
persalinan.
Abstract
Oxytocin massage, which is also called a rolling massage, is one of the relaxation therapies which aims to stimulate
central nervous on the posterior and anterior pituitary so that the therapy is able to increase the production of breast
milk, especially on postpartum mothers, and to give comfort and relaxation after childbirth. However,This reseach
aimed to find out the effectivity of oxytocin massage on breast milk production of postpartum mothers in working area
of Community Health Center Darussalam Subdistrict. The research was a quasi experimental with pre and post test
without control group design. The sampling methods used was pusposive samplingwith 18 who became respondents.
Method of collecting breast milk production yield used in this research was observation by the reaserch. Statistical
analysis used was Wilcoxon Rank Test. The hypothesis result of this research can be look at p value 0,001<0,005,
which showed thatthere was a significant difference of average value before and after the oxytocin massage therapy
was done. There fore, it can be concluded that the oxytocin massage therapy was effective to be used on postpartum
mothers at days 4 10 of post partum.
42
JurnalIlmuKeperawatan
ISSN: 2338-6371 Kiftia
43
Metode tampung dengan menggunakan botol susu
atau gelas ukur, ASI yang ditampung yaitu
Desain penelitian
ASI sebelum dan sesudah pemijatan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam
Dimana payudara dikosongkan terlebih
penelitian ini adalah penelitian eksperimen
dahulu 2 jam sebelum pemijatan,
semu (quasi experiment) dengan
kemudian ASI diperah dan ditampung
rancangan pretes and posttest without
(pretest) kemudian dilakukan pemijatan
control group.
15-20 menit, setelah dipijat kemudian di
diperah dan ditampung kembali 2 jam
Populasi merupakan seluruh subjek atau
setelah pemijatan selain itu peneliti juga
objek dengan karakteristik tertentu yang
menggunakan Standar Operasional
akan diteliti (Hidayat, 2007) populasi
Prosedur Tindakan Pijat Oksitosin
dalam penelitian ini adalah ibu hamil
yangberdasarkan Departemen Kesehatan
trimester III atau diatas 28 minggu,
Tahun 2007.
sedangkan sampel pada penelitian ini yaitu
ibu post partum hari ke 4-10, yang
berjumlah 18 orang dengan tehnik Hasil
44
Normal 15 83,3 antara satu responden dengan responden
Sectio caesaria 3 16,7
7 Berat Badan Lahir Bayi
lainnya berbeda.
2500 4000 gr 17 94,4
4000 gr 1 5,6
8 Taksiran persalinan Tabel 2.Distribusi produksi ASI sebelum dan
Mei 7 38,9 sesudah dilakukan intervensi pijat oksitosindi
Juni 2014 4 22,2 wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Darussalam
Juli 2014 7 38,9 Kabupaten Aceh Besar (N=18)
Total 18 100,0 Kelompok Mean Median Standar Min
deviasi Max
Pre 11,33 10,00 5,456 5-25
intervensi
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
Post 18,06 15,00 10,855 5-40
distribusi frekuensi dari umur responden intervensi
rata pekerjaan responden IRT dengan (mean) adalah 11,33 dengan standar
jumlah sebanyak 13 orang (72,2%), untuk deviasi sebesar 5,456 dengan jumlah ASI
riwayat kehamilan responden dengan yang terendah 5 ml dan jumlah ASI yang
berjumlah 7 orang (38,9), dengan jumlah didapatkan hasil rata-rata (mean) 18,06
anak terbanyak atau jumlah paritas 1 dengan standar deviasi sebesar 10,855
riwayat persalinan terbanyak secara dan jumlah ASI yang tertinggi 40 ml.
persalinan terbanyak pada bulan mei dan bertujuan menjawab hipotesa penelitian
(38,9%). Berdasarkan data demografi oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu
diatas dapat disimpulkan bahwa varian post partum di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh
45
Besar, untuk itu dilakukan uji normalitas artinya data post intervensi terdistribusi
yang mana uji ini dilakukan untuk secara normal,maka dapat disimpulkan
mengetahui apakah data terdistribusi bahwa data produksi ASI sebelum dan
secara normal atau tidak, jika data tersebut setelah dilakukan intervensi tidak
tidak normal, maka uji yang digunakan berdistribusi normal, sehingga uji yang
dengan menggunakan Wilcoxon Rank Rest, dapat digunakan dengan uji nonparametrik
tetapi jika data terdistribusi secara normal yaitu Wilcoxon Rank Test
maka uji yang digunakan adalah uji t test,
adapun uji kenormalan data yang Tabel 4. Distribusi Perbedaan rata-rata produksi
ASI sebelum dan sesudah pijat oksitosin pada ibu
digunakan adalahhasil pembagian nilai post partum di wilayah kerja puskesmas kecamatan
Darussalam Kabupaten Aceh Besar (N=18)
skewnes dibagi nilai St. Eror skewnes, dan Produksi Sum Z P value
ASI
hasil pembagian nilai kurtosis dibagi St.
Eror kurtosis, dimana jika nilai hasil Pre - 0,00 0,00
intervensi - 3,306 0,001
pembagian skewnes 2 maka data tersebut Post 7,50 105,0
intervensi
terdistribusi normal, namun jika 2.
Berikut tabel hasil uji normalitas
Berdasarkan Tabel 4 di atas diketahui
Tabel 3. Hasil uji normalitas produksi ASI sebelum
dan sesudah di lakukan pijat oksitosin pada ibu post bahwa nilai rata-rata produksi ASI
partum di wilayah kerja Puskesmas
KecamatanDarussalam Kabupaten Aceh Besar sebelum dilakukan intervensi (dipijat)
(N=18) dengan nilai p value 0,00 dengan jumlah
Kelompok Skewnes Kurtosis Nilai
rata-rata 0,00. Sedangkan setelah
Pre 2.311 1.21 2
intervensi intervensi pijat oksitosin nilai p value 7,50
Post 1.292 -0,82 2
intervensi dengan jumlah rata-rata 105,0, sehingga
dapat terlihat adanya peningkatan rata-rata
Berdasarkan Tabel 3 hasil uji kenormalan produksi ASI sebelum dan setelah
data diatas maka dapat disimpulkan dilakukan terapi pijat oksitosin, selain itu
bahwasebelum intervensi didapatkan nilai didapatkan nilai Z sebesar -3,306 atau p
p hitung hasil uji normalitas nilai value 0,001 (p <0,05), oleh sebab itu dapat
skewnesnya 2, 311 yang mana lebih besar dianalisa bahwa ada perbedaan produksi
dari atau (2) artinya data tidak ASI yang signifikan antara sebelum dan
berdistribusi secara normal, sedangkan sesudah pijat oksitosin.
data setelah dilakukan intervensi
didapatkan 1,292 yang mana nilai
skewnesnya lebih kecil dari 2 atau (2)
46
Pembahasan yang mudah terjadi penegangan otot ketika
kelelahan sehingga pemijatan ini dapat
Berdasarkan hasil univariat diatas dapat meningkatkan produksi ASI.
disimpulkan nilai p value 0,001 atau (p
0,05) sehingga dapat diketahui bahwa Hal ini diperkuat oleh penelitian
terdapat perbedaan yang signifikan (Mardiyaningsih dkk, tahun 2011) bahwa
produksi ASI sebelum dan setelah intervensi pijat oksitosin dengan
dilakukan intervensi pijat oksitosin, hal ini kombinasi tehnik marmet terhadap
sesuai dengan teori yang menjelaskan produksi ASI pada ibu post partum dengan
bahwa pijat oksitosin sangat post sectio sesarea, bahwa adanya
mempengaruhi ASI karena efek dari perbedaan proporsi kelancaran produksi
fisiologis pijat oksitosin untuk merangsang ASI antara kelompok yang diberi
hipofisis anterior dan posterior untuk intervensi memiliki peluang 11,5 kali lebih
mengeluarkan hormon oksitosin ( Pillitery besar produksi ASInya lebih lancar dengan
2003). p-value 0,000 di bandingkan dengan
kelompok kontrol, hal ini dapat diasumsi
Pemijatan atau massage merupakan salah bahwa perlu adanya rangsangan untuk
satu intervensi atau penatalaksanaan non dapat meningkatkan jumlah ASI itu sendiri
farmakologis untuk mengurangi menurut perinasia (2010) bahwa perlu
ketidaknyaman pada pasien dan membantu dilakukan stimulasi reflek oksitosin
pasien relaksasi, relaksasi ini bertujuan sebelum ASI dikeluarkan atau diperah,
menurunkan kadar epinefrin dan non selain itu dapat disimpulkan bahwa
epinefrin dalam darah sehingga adanya beberapa terapi juga dapat dikombinasi
keseimbangan (equilibrium), selain itu dan dimodifikasi sehingga terapi yang
pemijatan pada bagian punggung dapat dilakukan dapat lebih efektif. Untuk itu
merangsang pengeluaran hormon terapi yang dapat digunakan untuk
endorphin menurut Guyton & Hall (2008), merangsang produksi ASI semakin banyak
sedangkan endorphin sendiri berfungsi maka dapat digunakan terapi pijat
sebagai ejektor dan rasa rileks dan oksitosin dimana terapi ini merangsang
menimbulkan ketenangan, sehingga hipothalamus yaitu pada bagian hipofisis
pemijatan atau massage dapat menurunkan posterior dan anteriorsehingga dapat
ketegangan otot, dalam penelitian ini memberikan kenyaman dan merileksasikan
pemijatan dilakukan sepanjang tulang tubuh, selain terapi pijat oksitosin jumlah
belakang yang mana merupakan daerah ASI juga dipengaruhi oleh hisapan dan
47
frekwensi menyusui hal ini diperkuat oleh Kesimpulan
pendapat Lawrence, 1994 bahwa
menjelaskan bahwajumlah ASI yang Adanya perbedaanyang signifikan
diproduksi atau jumlah prolaktin yang produksi ASI pada ibu post partum
disekresi berkaitan besarnya dengan sebelum dan setelah dilakukan terapi pijat
stimulus isapan, frekwensi, intensitas, dan oksitosin pada hari 4-10 pasca persalinan
lama bayi menghisap (Garza, Hopkinson, di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
1998; Lawrence, 1994: Worthington- Darussalam Tahun 2014.
Roberts, 1993).
Referensi
Pada pelaksanaan penelitian ini, terdapat
beberapa keterbatasan diantaranya Arikunto, S.,( 2006), Prosedur Penelitian
responden penelitian ini hanya berjumlah ;Suatu Pendekatan Praktik.
EdisiRevisiVI, Jakarta Rineka
18 orang,calon responden memilih tempat Cipta.
tinggal yang berbeda pada saat akan
bersalin dan lebih memilih untuk dirawat Ahluwalia, I.B., Morrow, B., & Hsia, J.
(2005). Why do women stop
oleh orangtuanya sendiri atau diluar breastfeeding Finding from
kecamatan darussalam sehingga peneliti the pregnancy risk assessment
and monitoring system.
kesulitan dalam mengunjungi responden, Journal Pediatrics, 116,
kurangnya keaktifan dan partisipasi kader 1408-1412.B
49