Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST


PARTUM PRIMIPARA DI RSIA SRIKANDI IBI

Disusun Oleh:
Susan Lumingkewas
1904012

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH MANADO
2020
ANALISIS JURNAL

JUDUL

Judul : Pengaruh Pijat Oksitisin Terhadap Pengeluaran ASI

Judul Asli : Pengaruh Pijat Oksitisin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Post
Partum Primipara di RSIA Srikandi IBI

Penulis : Kholisotin, Zainal Munur, Lina Yulia Astutik

Di Publikasikan : Agustus 2019

I. LATAR BELAKANG
a. Latar Belakang Penelitian Jurnal
Asi menjadi makanan pertama dan terbaik yang harus diberikan untuk bayi
karena mengandung zat gizi yang sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan serta mengandung immunoglobulin yang merupakan zat
kekebalan tubuh, Dimana zat ini tidak di miliki susu formula.
Pemberian ASI eksklusif di dunia masih sangat rendah berdasarkan data dari
UNICEF tahun 2015 yaitu 40% keberhasilan pemberian ASI ekslusif didunia, menurut
data dari KEMENKES tahun 2015 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif 68,9% data
ini masih jauh di bawah target 80%.
Kendala ibu tidak menyusui bayinya pertama karena adanya ketakutan ibu yang
tidak cukup memiliki ASI, putting rata, payudara bengkak, putting lecet atau pecah-
pecah.

b. Latar Belakang Penelitian Kasus


Pengeluaran ASI dapat dipercepat dengan tindakan non farmakologi yaitu pijat
oksitosin yang dapat merangsang pengeluaran ASI

II. TUJUAN
a. Tujuan Review Jurnal
Lebih mengenalkan akan manfaat tindakan pijat oksitosin yang sesuai penelitian
sebelumnya efektif merangsang pengeluaran ASI, Tindakan ini bayi saya bisa di
lakukan oleh tenaga kesehatan atau orang terdekat ibu.
b. Tujuan Penelitian
Pemberian tindakan pijat oksitosin pada ibu post partum primipara untuk
meningkatkan untuk peningkatan produksi ASI
P
III. METODE
a. Desain Penelitian
Pra eksperimen, dengan 2 kelompok. Kelompok satu dilakukan perlakuan dan
kelompok lainya tanpa perlakuan
b. Sampel
36 responden
c. Kriteria sampel
Primipara

IV. HASIL
Berdasarkan hasil penelitian pada ibu post partum primipara yang dilakukan pijat
oksitosin didapatkan nilai P<0.05 berarti terdapat pengaruh pijat oksitosin terhadap
pengeluaran ASI ibu post partum primi para pada kelompok eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian pada ibu post partum primipara yang tidak
dilakukan pijat oksitosin didapkan hasil P< 0.001 menunjukan terdapat perbedaan pada
kelompok kontrol

V. PEMBAHASAN
Analisa responden sesudah dilakukan pijat oksitosin pada kelompok eksperimen
ibu post partum primipara didapatkan adanya pengaruh terhadap pengeluaran ASI, pijat
oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflks let down saat bayi menghisap. areola yang
akan mengirimkan stimulus ke neurohiposis untuk memproduksi dan melepaskan oksitosin
secara intermiten. Oksitosin akan masuk ke aliran darah ibu dan merangsang sel otot
disekeliling alveoli sehingga berkontraksi dan membuat ASI yang telah terkumpul
didalamnya mengalir ke saluran duktus.
Penelitian ini dikuatkan oleh penelitian sebelumnyayang menunjukan bahwa
terdapat pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum
dibuktikan dengan P Value 0.03 ( Wijayanti, 2014). Bahwasanya pijat oksitosin
berpengaruh terhadap pengeluaran ASI dan dapat mempercepat produksi ASI pada ibu post
partum. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya berjudul pengaruh pijat oksitosin
terhadap waktu pengeluaran kolostrum pada post partum sectio Caesar ( Reza Fahliani
Zamzara & Dwiernawati, 2015 ).
Berdasarkan hasil penelitian pada ibu post partum primipara yang tidak dilakukan
perlakuan atau tidak dilakukan pijat oksitosin menunjukan terdapat perbedaan signifikan
pada kelompok control, bahwasanya responden yang tidak dilakukan pijat oksitosin
terdapat penurunan ASI, ASI yang keluar tidak lancer.
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
persalinan, masa pasca persalinan dini dan pasca persalinan lanjut. Masalah pada bayi
umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi sehingga bayi sering menjadi binggung /
menanggis sehingga di intrepetasikan oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat buat
bayinya( Dewi, 2014).

VI. ANALISIS JURNAL


a. Kelebihan dari jurnal:
1. Penelitian sudah menjelaskan pentingnya tindakan pijat oksotosin
2. mengunakan metode eksperimen sehingga terlihat jelas perbedaan dilakukan pijat
oksitosin dengan yang tidak dilakukan pijat
3. Meminimalkan pengunaan terapi farmakologi(obat-obatan) serta biaya bagi klien.
b. Kekurangan dari jurnal
1. Pada jurnal ini tidak menjelaskan detail langkah tindakan pijat oksitosin
2. Jurnal tidak meyampaikan apakah ada kontraindikasi tindakan pijat oksitosin

VII. IMPLIKASI KEPERAWATAN


Pijat oksitosin merupakan salah satu tindakan keperawatan mandiri / terapeutik
yang bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan ataupun bisa di ajarkan oleh orang terdekat
klien seperti suami. Tentu saja tindakan ini membutuhkan dukungan penuh dari pasangan
atau orang terdekat pasien, agar keberhasilan pijat oksitosin menjadi efektif.
Factor penting lainya meningkatkan rasa percaya diri klien dengan membina
hubungan saling percaya, mengajarkan cara menyusui, perawatan bayi, nutrisi bayi yaitu
ASI yang merupakan makan pokok bayi yang mengandung zat pertumbuhan
perkembangan serta zat kekebalan tubuh yang tidak di dapat pada susu formula. dengan
demikian ibu merasa diperhatikan sehingga tidak terjadi stress pada ibu primipara
merupakan pengalaman pertama melahirkan yang dapat menstimulasi penurunan ASI
serta tindakan pijat oksitasi lebih mudah di lakukan agar hasil yang diharapkan yaitu ASI
ekslusif dapat terpenuhi.

VIII. APLIKASI DI RUMAH SAKIT


1. Perawat
Sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
pemberian tindakan keperawatan mandiri / terpeutik, dan mengaplikasikan kemampuan
dalam pemberian tindakan keperawatan pijat oksotosin
2. Rumah Sakit
Menambah tingkat kepuasan pasien akan pelayanan rumah sakit dan sebagai
informasi baru mengenai terapi non farmakologi untuk melancarkan ASI serta bisa
menjadi bahan sop tindakan keperawatan maternitas

IX. HAMBATAN DAN SOLUSI APLIKASI JURNAL


1. Klien tidak percaya diri karena malu
2. Tidak ada dukungan dari suami/keluarga dekat
3. Tenaga kesehatan di instansi pelayanan tidak memberikan edukasi atau mengajarkan
pijat oksitosin pada klien
4. Belum semua instansi pelayanan kesehatan memiliki SOP tindakan pijat oksitosin
Sebagai solusi dengan memberikan edukasi dan penjelasan yang mudah di mengerti
kepada klien serta keluarga, menjamin privasi klien.
X. KESIMPULAN
Pengeluaran ASI dapat di percepat dengan tindakan non farmakologi yaitu melalui pijat
oksitosin dengan cara memicat area di sekitar punggung yang bertujuan untuk
merangsang keluarnya ASI, sehingga ibu akan merasa puas, bahagia, pecaya diri dan
perasaan positif lainya akan membuat refleksoksitosin bekerja. Terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok eksperimen yang diberikan pijat oksitosin dan kelompok
control.

Anda mungkin juga menyukai