Anda di halaman 1dari 11

PRODUKSI ASI IBU DENGAN INTERVENSI

ACUPRESURE POINT FOR LACTATION DAN PIJAT OKSITOSIN


(The Difference in Breastmilk Production between Acupresure Point for Lactation and
Oxytocin Massage)

Dwi Rahayu*, Budi Santoso**, Esti Yunitasari***


*Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri Jalan Penanggungan No. 41A Kota Kediri
**RSUD Dr. Soetomo Surabaya/FK Universitas Airlangga Surabaya
***Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Email: alfarezapriyoputra@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Menyusui merupakan salah satu proses adaptasi yang dialami ibu postpartum. Bila seorang ibu dibantu
dengan baik pada saat mulai menyusui, ibu akan berhasil untuk terus menyusui. Produksi ASI yang sedikit pada hari-
hari pertama melahirkan menjadi kendala dalam pemberian ASI. Acupressure points for lactation merupakan solusi
untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Tindakan tersebut membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan
oksitosin, serta meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan
perbandingan antara Acupressure Points for Lactation dan pijat oksitosin dalam meningkatkan comfort dan produksi ASI
pada ibu postpartum. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan pre-post test design with
control group. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling, sebanyak 27 ibu postpartum primipara, dibagi
3 kelompok. Kenyamanan diukur dengan GCQ (General Comfort Questionarre), produksi ASI diukur dengan Weighing
Test. Data diukur sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan, kemudian dianalisa dengan ANOVA dengan α = 0,05.
Hasil: Hasil analisa untuk comfort didapatkan nilai p: 0.035 yang berarti ada perbedaan comfort yang signifi kan antara
Acupressure Points for Lactation, pijat oksitosin dan kelompok kontrol. Hasil pengukuran produksi ASI didapatkan nilai p
= 0.000 yang berarti ada perbedaan produksi ASI yang signifikan antara Acupressure Points for Lactation, pijat oksitosin
dan kelompok kontrol. Analisis dan Diskusi: Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Acupressure Points for Lactation
dapat meningkatkan comfort dan produksi ASI pada ibu postpartum di RSUD Kabupaten Kediri. Tindakan ini dapat
digunakan sebagai intervensi alternatif dalam melakukan perawatan pada Ibu Postpartum,. Perawat perlu mengajarkan
teknik ini kepada Ibi Postpartum agar lebih mandiri dalam mengatasi masalah laktasi.

Kata kunci: acupressure points for Lactation, kenyamanan, produksi ASI

ABSTRACT
Introduction: Breastfeeding is the adaptation process experienced by postpartum mothers. If she has assisted carlier
in breastfeeding, the mothers will succeed to continue breastfeeding. In reality milk ejection very little on the first days
after birth is a constraint in early breastfeeding. Acupressure points for lactation can increase milk production, help
maximize prolactin and oxytocin receptors and minimize the side effects of delaying in the breastfeeding process. The
objective of this study was to prove the difference effect of Acupressure Points for lactation and oxytocin massage to
increase milk production and comfort on postpartum mothers. Method: This study used a quasy-experiment design
with pre-post test design with control group. The sample of this study was recruited using consecutive sampling, consist
of 27 mother postpartum primiparous, divided into 3 groups. Comfort was measured with GCQ, and milk production
measured with Weighing Test. Data measured before and after the intervention, and analyzed by ANOVA with α = 0.05.
Results: The results showed there was a significant difference in comfort between the Acupressure Points for Lactation,
oxytocin massage and control group (p = 0.035). and there was a a significant difference in milk production between the
Acupressure Points for Lactation, oxytocin massage and Control group (p = 0013). Analysis and Discussion: Conclusion,
Acupressure Points for Lactation effective to increase comfort and milk production in postpartum mothers in Kediri
District Hospital. This technique should be used as an alternative intervention in treatment of postpartum mothers. Nurses
need to teach these techniques to postpartum mothers to be more independent in reduxing the problem of lactation.

Keywords: acupressure points for lactation, comfort, Milk Production

PENDAHULUAN produksi ASI merupakan alasan utama seorang


ibu untuk penghentian pemberian ASI secara
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan
dini, ibu merasa dirinya tidak mempunyai
yang paling direkomendasikan untuk bayi
kecukupan produksi ASI untuk memenuhi
sedikitnya pada 6 bulan pertama kehidupan
kebutuhan bayi dan mendukung kenaikan
(Kramer & Kakuma, 2002). Ketidakcukupan

9
Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 April 2015: 9–19

berat badan bayi yang adekuat (Binns, 2002), untuk keberhasilan menyusui selanjutnya.
sehingga hal tersebut menjadikan menyusui Pada jam-jam pertama setelah melahirkan,
merupakan hal yang dapat menimbulkan dikeluarkan hormon oksitosin dan prolaktin
stress bagi seorang ibu post partum (Anamed, yang bertanggung jawab terhadap kelancaran
2012). produksi ASI, jadi pada jam-jam pertama
Pemberian ASI secara eksklusif selama tersebut bayi harus tetap disusui (IDAI,
6 bulan dan diteruskan sampai usia 2 tahun di 2010)
samping pemberian Makanan Pendamping ASI Penurunan produksi ASI pada hari-
(MP ASI) secara adekuat terbukti merupakan hari pertama setelah melahirkan dapat
salah satu intervensi efektif dapat menurunkan disebabkan oleh kurangnya rangsangan
Angka Kematian Bayi (AKB) (Sitaresmi, hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat
2010). Target nasional untuk pemberian ASI berperan dalam kelancaran produksi ASI.
Eksklusif adalah 80%, sedangkan dari data Penelitian yang dilakukan oleh Blair (2003)
didapatkan bahwa ibu yang berhasil memberi menunjukkan bahwa pada 95 ibu postpartum
ASI secara Eksklusif tercatat sebesar 61,5% yang menyusui bayinya ditemukan produksi
pada tahun 2010. Sementara di Jawa Timur, ASI-nya menurun jika rangsangan hisapan
ibu yang memberi ASI sebesar 64.08% pada bayi menurun atau berkurang. Demikian pula
tahun 2012 dan di Kabupaten Kediri ibu yang penelitian yang dilakukan oleh Pace (2001)
memberikan ASI sebesar 65,25% (Seksi Gizi menunjukkan bahwa penurunan hisapan bayi
Dinas Kesehatan Proponsi Jawa Timur, 2013) juga menurunkan stimulasi hormon prolaktin
Dari hasil wawancara dengan Kepala dan oksitosin.
Ruang Bersalin RSUD Kabupaten Kediri Ada beberapa fak tor yang
didapatkan data bahwa pelaksanaan Inisiasi mempengaruhi keberhasilan laktasi baik
Menyusu Dini (IMD) belum bisa dilakukan faktor internal maupun faktor eksternal. Pada
secara optimal dan pemberian ASI seringkali hakikatnya semua wanita dapat menyusui.
tertunda diakibatkan ibu enggan untuk Jarang ada wanita yang tidak dapat menyusui
menyusui karena produksi ASI-nya belum karena kelainan patofisiologis (WHO, 2003).
keluar dan kuatir bayinya kurang ASI, Menurut WHO diperkirakan 97% wanita subur
sehingga bayi tersebut diberi susu formula. mempunyai kemampuan untuk menyusui
Dari hasil pengkajian pada 7 ibu postpartum (Iglesias, 2011).
hari I yang sedang dirawat di Ruang Bersalin Kegagalan dalam proses menyusui
RSUD Kabupaten Kediri didapatkan, sebanyak sering disebabkan karena timbulnya beberapa
5 (71,43%) ibu postpartum hari I yang ASI-nya masalah, baik masalah pada ibu maupun
belum keluar. pada bayi. Masalah pada ibu yang timbul
Saat terpenting waktu menyusui adalah selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
beberapa hari pertama setelah melahirkan. persalinan (periode antenatal), pada masa
Bila seorang ibu dibantu dengan baik pada saat pasca-persalinan dini, dan masa pasca-
ia mulai menyusui, kemungkinan ibu tersebut persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat
akan berhasil untuk terus menyusui (Siregar pula diakibatkan karena keadaan khusus. Ibu
A, 2004). Kenyataan di lapangan menunjukkan mengeluhkan bayinya sering menangis atau
produksi dan ejeksi ASI yang sedikit pada menolak menyusu yang kemudian diartikan
hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi bahwa ASI-nya tidak cukup atau tidak baik
kendala dalam pemberian ASI secara dini. sehingga menyebabkan diambilnya keputusan
Menurut Cox (2006) disebutkan bahwa ibu untuk menghentikan menyusui (Widiasih,
yang tidak menyusui bayinya pada hari-hari 2008).
pertama menyusui disebabkan oleh kecemasan R a s a c e m a s ya ng d i seb a bk a n
dan ketakutan ibu akan kurangnya produksi oleh perasaan takut yang tidak berdasar
ASI serta kurangnya pengetahuan ibu tentang akan gagalnya menyusui (tidak mampu
proses menyusui. Dua puluh empat jam setelah menghasilkan ASI) dan tidak memiliki ASI
melahirkan adalah saat yang sangat penting yang cukup adalah suatu alasan yang paling

10
Produksi ASI Ibu dengan Intervensi Acupresure Point for Lactation (Dwi Rahayu, dkk.)

sering dikemukakan oleh ibu yang mulai gagal dan enkepalin pada otak dan spinal cord.
menyusui, berhenti menyusui terlalu cepat, Pelepasan neurotransmitter mempengaruhi
atau memulai pemberian makanan tambahan sistem imun dan sistem antinoceptive.
sebelum makanan itu dibutuhkan. Dukungan (Saputra, 2000). Endorfi n merupakan opiat
psikologis akan membantu memperkuat tubuh secara alami dihasilkan oleh kelenjar
keyakinan dari ibu bahwa dia dapat berhasil pituitary yang berguna untuk mengurangi
menyusui (WHO, 2003). nyeri, mempengaruhi memori dan mood yang
Sampai saat ini tidak ada bukti kemudian akan memberikan perasaan rileks
bahwa terapi konvensional untuk mengatasi (Tuner, 2010 dalam Apriany, 2010).
ketidakcukupan produksi ASI yang tidak Pijat oksitosin adalah pemijatan pada
menimbulkan efek samping. Lebih dari ribuan sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai
tahun yang lalu akupuntur telah dipromosikan tulang costae kelima - keenam dan merupakan
untuk peningkatan produksi ASI. Pada saat usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan
ini, banyak penelitian tentang Traditional oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003;
Chinese Acupuncture (TCA) untuk mengatasi Yohmi & Roesli, 2009). Pijatan ini berfungsi
ketidakcukupan produksi ASI, akan tetapi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang
semua penelitian tersebut tidak menggunakan dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun
kelompok kontrol. Untuk evaluasi klinik yang otomatis keluar.
lebih kredibel, diperlukan kelompok kontrol Peningkatan rasa nyaman merupakan
dalam penelitian ini (Watson, 1991). Dalam salah satu tujuan dari comfort theory yang
penelitian ini, peneliti melakukan intervensi dikembangkan oleh Kolcaba. Kolcaba
acupressure point for lactation dan pijat menyatakan bahwa perawatan u nt u k
oksitosin untuk meningkatkan produksi meningkatkan kenyamanan memerlukan
ASI dengan pendekatan comfort theory dari sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu:
Kolcaba. teknis pengukuran kenyamanan, coaching
Teknik acupressure points for lactation (mengajarkan) dan comfort food for the soul
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi (Kolcaba, 2011). Pada penelitian ini, intervensi
ketidaklancaran produksi ASI (Anamed, yang digunakan oleh penelti adalah comfort
2012). Tindakan tersebut dapat membantu food for the soul, terapi untuk kenyamanan
memaksimalkan reseptor prolaktin dan pasien yang meliputi pemijatan. Dalam hal ini
oksitosin serta meminimalkan efek samping peneliti mengaplikasikan teknik acupressure
dari tertundanya proses menyusui oleh bayi point for lactation dan pijat oksitosin untuk
(Evariny, 2008). Acupressure points for memberikan stimulasi kutaneus yang
lactation juga dapat meningkatkan perasaan diharapkan akan meningkatkan kenyamanan
rileks pada ibu postpartum. Acupressure pasien, merangsang keluarnya oksitosin,
points for lactation melalui titik meridian sehingga terjadi peningkatan produksi ASI.
sesuai dengan organ yang akan dituju dapat
membantu mengurangi rasa ketidaknyamanan.
BAHAN DAN METODE
Akupresur akan meningkatkan kadar endorfin
dalam darah maupun sistemik. Stimulasi Desain penelitian ini adalah quasi
akupresur dapat membawa hubungan subtansi eksperimen dengan rancangan pre-post test
untuk pelepasan zat yang mampu menghambat with control group. Teknik pengambilan sampel
sinyal rasa sakit ke otak. Efek rangsangan adalah consecutive sampling, sebanyak 27 ibu
titik akupresur dapat melalui saraf dan dapat postpartum primipara, dibagi 3 kelompok
melalui transmiter humoral yang belum (kelompok acupressure points for lactation,
dapat diterangkan dengan jelas (Garret et al. pijat oksitosin, dan kelompok kontrol) dengan
2003, dalam Apriany, 2010;Saputra, 2000). kriteria inklusi: 1) bayi tidak diberikan susu
Teori neurotransmitter yang menghasilkan formula pada saat dilakukan penelitian; 2)
endorfi n yaitu dengan mempengaruhi area reflek hisap bayi baik (dilakukan penilaian
otak, menstimulasi sekresi beta-endorphin dengan instrumen LATCH), 3) BB bayi >

11
Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 April 2015: 9–19

2500 gram; 4) ibu dan bayi dirawat dalam dan acupressure points for lactation pada
1 ruang (rawat gabung), 5) bentuk puting tiap-tiap kelompok) tiap 2 hari sekali selama
pada kedua payudara ibu menonjol. Kriteria 2 minggu (6 kali tindakan), setelah tindakan
eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1) ibu selesai dilakukan pengukuran kenyamanan
mengalami komplikasi persalinan (misalnya dan produksi ASI.
perdarahan postpartum, infeksi postpartum),
2) ibu postpartum dengan gangguan anatomi
HASIL
payudara (misalnya puting masuk/datar), 3)
bayi yang dilahirkan meninggal. Usia merupakan salah satu faktor
Pengumpulan data menggunakan fisiologis yang secara langsung dapat
General Comfort Questionarre (GCQ) untuk mempengaruhi proses pengeluaran ASI.
kenyamanan dan weighing test untuk produksi Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
ASI. Pre-test dilakukan pada kelompok kontrol dari 27 responden, sebagian besar berada
terlebih dahulu dengan melakukan pengukuran pada rentang usia 21-30 tahun yaitu sebanyak
kenyamanan, setelah itu dilakukan follow 77,78%, di mana pada usia ini merupakan
up tiap 2 hari selama 2 minggu, setelah itu usia produktif dan waktu yang tepat untuk
dilakukan post-test pada kelompok kontrol. hamil dan melahirkan serta merupakan usia
Pada kelompok pijat oksitosin dan acupressure yang paling baik dalam memproduksi ASI
points for lactation, sebelumnya dilakukan (Biancuzzo, 2003). Dalam penelitian ini,
pengukuran kenyamanan dan produksi ASI, seluruh responden berada dalam rentang
setelah itu dilakukan tindakan (pijat oksitosin usia produktif untuk memproduksi ASI.

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden


Acupressure Acupressure
Pijat Uji Pijat
Karakteristik Kontrol Points for Kontrol Points for
Oksitosin Homogenitas Oksitosin
Lacatation Lacatation
f % f % f %
Usia
≤ 20 tahun 2 22 3 33 2 22
p = 0.122
21–30 tahun 7 78 6 67 7 78
Pendidikan
SD 2 22 2 22 1 12
SMP 2 22 4 44 4 44 p = 0.750
SMA 5 56 3 34 4 44
IMT
Normal 7 78 5 56 3 33
p = 0.331
Overweight 2 22 4 44 6 67
BBL (Gram)
2500–3000 2 22 4 44 5 56
3001–3500 6 67 4 44 2 22 p = 0.648
3501–4000 1 11 1 12 2 22

Tabel 2. Tabel distribusi frekuensi peningkatan kenyamanan pada responden


No Kel Resp Mean StDev p
1 Kontrol 9 0,44 9,44
2 Pijat Oksitosin 9 7,22 7,32 p = 0.035
3 Acupressure Points for Lactation 9 13 11,55

12
Produksi ASI Ibu dengan Intervensi Acupresure Point for Lactation (Dwi Rahayu, dkk.)

Tabel 3. Perbedaan kenyamanan antara kelompok responden dengan uji LSD


Kelompok yang Dibandingkan Nilai signifikansi
Kelompok kontrol
p = 0,147
Kelompok pijat oksitosin
Kelompok kontrol
p = 0,011
Kelompok acupressure points for lactation
Kelompok pijat oksitosin
p = 0,214
Kelompok acupressure points for lactation

Berdasarkan uji homogenitas usia responden proses pengeluaran ASI (Biancu zzo,
antara kelompok kontrol, kelompok pijat 2003). Dalam penelitian ini diambil data
oksitosin dan kelompok acupressure points for mengenai status gizi ibu sebelum hamil
lactation menggunakan ANOVA didapatkan berdasarkan IMT. Hal ini dikarenakan status
distribusi usia responden antara kelompok gizi orang dewasa cenderung konstan jika
kontrol dan perlakuan homogen, sehingga diukur melalui anthropometri. Selain itu,
variasi faktor usia dianggap tidak berpengaruh berdasarkan wawancara, seluruh responden
terhadap variabel dependen. tidak mempunyai pantangan makanan setelah
Pendidikan merupakan salah satu faktor melahirkan dan seluruh responden juga
yang secara tidak langsung mempengaruhi mengonsumsi diet tinggi kalori dan tinggi
laktasi terkait dengan latar belakang sosial protein. IMT sebelum hamil juga berpengaruh
budaya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan terhadap inisiasi dan durasi menyusui (JM,
ibu untuk menerima informasi yang nantinya 2011).
berpengaruh secara langsung dalam proses Berdasarkan uji homogenitas pendidikan
pengeluaran ASI. Faktor langsung yang terkait responden antara kelompok kontrol dan
psikologis ibu meliputi persepsi ibu mengenai kelompok perlakuan menggunakan kruskall
keuntungan dan kerugian menyusui dan walis didapatkan p = 0,331 yang berarti bahwa
pengetahuan tentang menyusui (Biancuzzo, distribusi status nutrisi antara kelompok kontrol
2003). Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui dan kelompok perlakuan homogen, sehingga
bahwa dari 27 responden didapatkan sebagian variasi faktor status nutrisi pada kelompok
besar responden pada tiap-tiap kelompok responden dianggap tidak berpengaruh
berpendidikan SMA. Tingkat pendidikan terhadap variabel dependen.
dan pengetahuan tentang ASI pada responden Salah satu faktor tidak langsung dalam
hampir seluruhnya baik, terbukti dengan proses menyusui adalah faktor bayi yaitu berat
adanya motivasi untuk memberi ASI eksklusif badan bayi saat lahir, temperamen bayi, status
pada bayinya. Selain itu, latar belakang kesehatan bayi. Hubungan berat badan lahir
pendidikan ini juga sangat membantu peneliti bayi dengan volume ASI berkaitan dengan
dalam memberikan intervensi. Berdasarkan kekuatan untuk menghisap, frekuensi, dan
uji homogenitas pendidikan responden antara lama penyusuan dibanding bayi yang lebih
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan besar. Bayi yang dilahirkan seluruh responden
menggunakan kruskall walis didapatkan termasuk dalam kategori bayi normal dengan
p = 0,750 yang berarti bahwa distribusi APGAR score baik dan BB antara 2500-
pendidikan antara kelompok kontrol dan 4000 gram, sehingga faktor berat badan bayi
kelompok perlakuan homogen, sehingga variasi dianggap tidak berpengaruh terhadap variabel
faktor pendidikan pada kelompok responden dependen.
dianggap tidak berpengaruh terhadap variabel Berdasarkan uji homogenitas berat
dependen. badan bayi saat lahir responden antara
Faktor fisiologis status kesehatan ibu, kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
nutrisi, asupan cairan merupakan faktor menggunakan kruskall walis didapatkan
yang secara langsung dapat mempengaruhi p = 0,648 yang berarti bahwa distribusi berat

13
Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 April 2015: 9–19

Tabel 4. Perbedaan peningkatan produksi ASI


No Kelompok Responen Mean StDev p
1 Kontrol 9 27,22 18,21 p = 0,013
2 Pijat Oksitosin 9 34,44 15,50
3 Acupressure Points for Lactation 9 51,11 14,09

Tabel 5. Perbedaan peningkatan produksi ASI dengan Uji LSD


No Kelompok Mean p
1 Kelompok kontrol 27,22 p = 0,349
Kelompok pijat oksitosin 34,44
2 Kelompok kontrol 27,22 p = 0,004
Kelompok acupressure points for lactation 51,11
3 Kelompok acupressure points for lactation 51,11 p = 0,037
Kelompok pijat oksitosin 34,44

badan bayi saat lahir antara kelompok kontrol kelompok pijat oksitosin, dengan nilai p = 0.037
dan kelompok perlakuan homogen, sehingga (p < 0,05).
variasi faktor berat badan bayi saat lahir
pada kelompok responden dianggap tidak
PEMBAHASAN
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dari hasil uji statistik dengan uji Pe ng u k u r a n ke nya m a n a n ya ng
statistik parametrik ANOVA pada tabel 2 dilakukan kepada responden sebelum
didapatkan ada perbedaan antara kelompok diberikan tindakan pijat oksitosin dan
acupressure points for lactation, pijat oksitosin acupressure points for lactation didapatkan
dan kelompok yang tidak dilakukan perlakuan peningkatan kenyamanan pada responden.
dengan nilai p = 0,035 (p < 0,05). Untuk Akan tetapi ada sebagian responden yang
mengetahui kelompok mana yang berbeda mengalami penurunan kenyamanan hal ini
dilanjutkan dengan uji LSD pada tabel 3 yang dikarenakan ibu mengalami puting lecet. Pada
menunjukkan ada perbedaan kenyamanan kelompok kontrol terdapat 3 responden yang
yang signifikan antara kelompok kontrol dan mengalami penurunan kenyamanan karena ibu
kelompok acupressure points for lactation, mengalami puting lecet dan ibu mengatakan
dengan nilai p: 0.011 (p < 0,05). Namun, antara setiap kali menyusui merasakan sakit pada
kelompok kontrol dan pijat oksitosin serta putingnya ibu.
pijat oksitosin dengan kelompok acupressure Puting lecet merupakan salah satu faktor
points for lactation tidak ada perbedaan yang ketidaknyamanan pada ibu yang secara tidak
signifikan. langsung mempengaruhi produksi ASI. Ibu
Tabel 5 menunjukkan hasil uji statistik sering berhenti menyusui karena hal tersebut,
perbedaan peningkatan produksi ASI antara sehingga angsangan isapan bayi berkurang
3 kelompok, yang didapatkan bahwa ada dan berdampak pula pada produksi ASI yang
perbedaan yang signifikan antara kelompok semakin menurun (Suradi, 2004).
kontrol dan kelompok acupressure points Bila ibu yang menyusui mengalami
for lactation, dengan didapatkan nilai stres, maka akan terjadi suatu blokade dari
p = 0,004 (p < 0,05). hasil yang tidak signifikan refleks let down. Ini disebabkan oleh pelepasan
antara kelompok kontrol dan kelompok dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan
pijat oksitosin, dengan nilai p = 0.349 (p > vasokonstriksi dari pembuluh darah alveoli,
0.05), dan perbedaan yang signifikan antara sehingga oksitosin yang dapat mencapai target
kelompok acupressure points for lactation dan organ mioepitelium hanya sedikit. Selain itu

14
Produksi ASI Ibu dengan Intervensi Acupresure Point for Lactation (Dwi Rahayu, dkk.)

akan terjadi pula pelepasan noradrenalin kedua yaitu ease, yang berarti suatu keadaan
pada sistem syaraf pusat, sehingga aktivitas yang tenang dan kesenangan yang dirasakan
kedua substansi kimia ini akan menyebabkan oleh seseorang. Dalam penelitian ini responden
terhambatnya milk ejection reflex (Riordan merasakan ketenangan dan perasaan senang
& Auerbach, 2010). Refleks let down yang setelah dilakukan tindakan acupressure points
tidak sempurna akan berakibat bayi yang haus for lactation maupun pijat oksitosin.
menjadi tidak puas. Ketidakpuasan ini akan Pengukuran produksi ASI pada ibu
menyebabkan tambahan stres bagi ibu. Bayi sebelum diberikan tindakan pijat oksitosin dan
yang haus dan tidak puas ini akan berusaha acupressure points for lactation didapatkan
untuk mendapatkan ASI yang cukup dengan peningkatan produksi ASI yang sangat
cara menambah kuat hisapannya, sehingga bermakna, terutama pada responden yang
tidak jarang menimbulkan luka-luka pada dilakukan acupressure points for lactation.
puting susu yang menyebabkan rasa sakit pada Pada kelompok kontrol, responden tidak
ibu. Hal ini juga akan menambah stres pada ibu, mengalami peningkatan produksi ASI pada
sehingga akan terbentuk suatu lingkaran setan pengukuran pertama dan pengukuran yang
(circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan terakhir (pengukuran produksi ASI ke-6).
dalam menyusui (Machfuddin, 2004). Pada hasil penelitian didapatkan
Sesuai dengan teori bahwa prolaktin bahwa semua responden memiliki usia yang
yang dihasilkan selama proses menyusui tergolong usia reproduktif (rerata 21-30
telah diteliti mempunyai efek relaksasi tahun), di mana pada usia ini produksi ASI
yang menyebabkan ibu menyusui merasa masih sangat banyak. Usia merupakan salah
tenang bahkan mempunyai efek euforia, satu faktor fisiologis yang secara langsung
sehingga semakin tinggi kadar prolaktin, dapat mempengaruhi proses pengeluaran ASI
dapat mencegah kejadian postpartum blues (Biancuzzo, 2003). Usia merupakan salah satu
(Riordan & Auerbach, 2010). Menyusui faktor yang mempengaruhi produksi ASI pada
juga melindungi ibu dengan menginduksi ibu. Ibu yang berusia kurang dari 35 tahun
ketenangan, mengurangi reaktivitas ibu untuk lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan
stres. Menyusui memiliki efek perlindungan dengan ibu yang lebih tua, tetapi ibu yang
pada kesehatan mental ibu yang disebabkan sangat muda (kurang dari 20 tahun) produksi
karena stres dengan cara melemahkan ASI-nya juga kurang banyak karena dilihat
dan memodulasi respon inflamasi melalui dari tingkat kematurannya (Biancuzzo,
penurunan kortisol, ACTH, epinefrin dan 2003). Ibu yang menghasilkan cukup ASI
norepinefrin. Ketika menyusui berjalan pada penelitian Pudjiaji (2005) yaitu ibu yang
dengan baik, kadar proinflammatory cytokine berumur 19–23 tahun dibandingkan dengan
akan turun dalam batas normal, sehingga ibu-ibu yang usianya lebih dari 35 tahun. Hasil
menurunkan reaksi inflamasi yang menjadi penelitian ini diperkuat oleh Suraatmadja
underlying risk factor terjadinya depresi, hal (2009) menyatakan bahwa ibu yang umurnya
ini akan melindungi ibu dari stres dan menjaga lebih muda lebih banyak memproduksi ASI
suasana hati ibu (Tackett, 2007). dibandingkan dengan ibu yang lebih tua.
Menur ut Kolcaba, 2011 comfort Penjelasan di atas memberikan gambaran
diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami bahwa dalam penelitian ini, salah satu faktor
oleh seseorang yang dapat didefinisikan yang berpengaruh terhadap produksi ASI
sebagai suatu pengalaman yang menjadi sebuah adalah faktor usia.
kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan Ibu-ibu postpartum dalam penelitian ini
(relief ), ketenangan (ease), and (transcedence) tinggal di kalangan yang sudah cukup modern
yang dapat terpenuhi dalam empat kontexks dan tidak mengenal mitos-mitos mengenai
pengalaman yang meliputi aspek fisik, hal-hal untuk memperbanyak produksi
psikospiritual, sosial dan lingkungan. ASI. Makanan yang disediakan oleh pihak
Kenyamanan yang dirasakan responden pada rumah sakit dikonsumsi oleh ibu. Namun
penelitian ini masuk dalam tipe comfort yang dalam penelitian ini tidak dilihat kadar yang

15
Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 April 2015: 9–19

terkandung dalam makanan yang dikonsumsi tenang, nyaman, rileks dan stres yang menurun
oleh ibu. Setelah dilakukan follow up di rumah (Adikara, 1998). Gach (1990) menyatakan
sampai dengan 6 kali kunjungan selama 2 bahwa pijatan akupresur akan menstimulasi
minggu, didapatkan hasil bahwa seluruh peningkatan morphin tubuh yaitu endorfin.
responden tidak membatasi makanan tertentu, Suasana yang nyaman, tenang dan rileks
makanan yang dikonsumsi oleh responden akan mendatangkan emosi positif yang
termasuk makanan yang tinggi kalori dan dapat meningkatkan sekresi neurotransmiter
tinggi protein, di mana jenis makanan ini endorphin melalui POMC yang berfungsi
juga merupakan salah satu faktor yang dapat sebagai penghilang rasa sakit dan pengendali
meningkatkan produksi ASI. sekresi CRF secara berlebihan (Sholeh,
Hasil penelitian didapatkan bahwa 2006). Respons positif ini melalui jalur HPA
pada kelompok responden yang dilakukan akan merangsang hipotalamus menurunkan
tindakan acupressure points for lactation sek resi CR F yang diikuti penur unan
terdapat peningkatan comfort yang signifikan ACTH, dan medula adrenal akan merespons
dibandingkan dengan kelompok yang lain. dengan menurunkan sekresi katekolamin,
Hal ini dikarenakan pada kelompok yang kemudian tahanan perifer dan cardiac output
dilakukan akupresur akan menjadi lebih rileks akan menurun sehingga tekanan darah
dan merasa lebih nyaman. menurun (Putra, 2005). Keadaan relaksasi
Acupressure points for lactation yang dirasakan oleh ibu tersebut akan
melalui titik meridian sesuai dengan organ meningkatkan kenyamanan ibu sehingga
yang akan dituju dapat membantu mengurangi semakin meningkatkan reflek let down dan
rasa ketidaknyamanan. Akupresur akan meningkatkan jumlah hormon prolaktin dan
meningkatkan kadar endorfi n dalam darah oksitosin.
maupun sistemik. Stimulasi akupresur dapat Acupressure points for lactation
membawa hubungan subtansi untuk pelepasan mer upakan tindakan yang berf u ngsi
zat yang mampu menghambat sinyal rasa sakit merangsang diproduksinya hormon prolaktin
ke otak. Efek rangsangan titik akupresur dapat dari otak. Hormon ini yang mempengaruhi
melalui saraf dan dapat melalui transmiter banyak sedikitnya ASI. Dengan dilakukannya
humoral yang belum dapat diterangkan dengan acupressure points for lactation di titik-titik
jelas (Garret et al., 2003, dalam Apriany, 2010; tertentu yang sesuai dengan acupoints pada
Saputra, 2000). tindakan akupunktur akan bisa merangsang
Hal tersebut didukung oleh teori produksi hormon prolaktin.
gate control, di mana dalam teori tersebut Titik-titik pijatan yang utama untuk
menjelaskan bahwa perangsangan pada suatu memperlancar ASI, menurut Daris, berada
titik acupoint pada suatu jalur meridian di bagian payudara sendiri. Tiga titik utama
akan diteruskan oleh serabut saraf A-Beta untuk dilakukan pemijatan di payudara
berdiameter besar menuju saraf spinal yang adalah satu titik di atas puting, tepat di puting
kemudian dalam medulla spinalis terdapat payudara, dan titik di bawah puting. Jika ini
subtansi gelatinosa bekerja sebagai gate dilakukan secara rutin dan benar, upaya ini
control sebelum diteruskan oleh serabut saraf bisa memperlancar produksi ASI. Selain titik-
aferen menuju sel-sel transmisi, sel transmisi titik di payudara, titik di bawah lutut (titik ST
menyalurkan ke sistem saraf pusat dengan 36) juga akan membantu memperlancar ASI.
menurunkan rasa ketidaknyamanan (Hakam, Terapi akupresur dapat merangsang titik
Krisna & Tutik, 2009). sentral dan lokal untuk ASI. Terapi akupresur
Pijatan yang dilakukan dalam akupresur akan memberikan rangsangan pada titik
akan menghilangkan ketegangan dan dapat meridian untuk memberikan fungsi kerja
menyebabkan relaksasi otot tubuh (Gach, yang maksimal dengan menuju target organ
1990; Hongzhu, 2002). Hal ini akan memberi yang berhubungan dengan organ tersebut.
rasa enak dan nyaman yang berarti secara Rangsangan tersebut dapat melewati jalur
psikis memberi dampak positif bagi rasa saraf, somatovisceral, garis meridian dan reaksi

16
Produksi ASI Ibu dengan Intervensi Acupresure Point for Lactation (Dwi Rahayu, dkk.)

lokal. Rangsangan dengan perpaduan beberapa manusia dilambangkan dengan unsur alam
titik akupresur yang menuju sentral terutama yang mempunyai kesamaan karakter yang
hipofisis dan pituitari akan mempengaruhi disebut lima unsur dalam kesehatan. Kelima
perbaikan kerja fungsi dari hormon yang unsur tersebut adalah api yang mempunyai sifat
bertujuan meningkatkan produksi ASI panas mewakili jantung dan usus kecil, kayu
dengan yang diberikan rangsangan dalam mempunyai sifat lemah lembut mewakili hati
waktu tertentu, selain itu titik lokal (seperti dan kandung empedu, air bersifat dingin dan
titik lambung) juga membantu aktifnya lembab mewakili ginjal dan kandung kemih,
terbentuknya ASI dalam jumlah yang cukup. tanah bersifat membendung air mewakili limpa
Titik yang akan distimulasi dengan pijat dan lambung, logam bersifat bersifat bersih
akupresur adalah tangan, kaki dan titik lokal dan mengeluarkan suara nyaring mewakili
payudara yang akan membantu jumlah ASI paru dan usus besar. Kelima unsur tersebut
secara maksimal. saling mendukung dan menentang satu sama
Gangguan yang paling umum terjadi lain untuk mempertahankan keseimbangan
selama masa nifas adalah hambatan dalam (nanjing University of Traditional Chinese
meridian. Merangsang acupoints sepanjang Medicine, WHO, 2007).
saluran dengan akupresur dapat membantu Titik yang dilakukan pemijatan pada
menghilangkan penghalang, merevitalisasi acupressure points for lactation ini adalah
meridian, dan membantu memulihkan titik lokal pada area payudara yang meliputi
kesehatan. Akupresur juga dapat merangsang titik ST 17 (Ruzhong), ST 18 (Rugen) yang
pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis, yang termasuk Meridian lambung (stomach – ST)
secara langsung merangsang kontraksi rahim di mana pemijatan pada titik lokal pada area
untuk proses involusi uteri dan merangsang payudara ini bertujuan untuk meningkatkan
produksi ASI. Karena itu akupresur dapat produksi hormon pralaktin dan hormon
merangsang acupoints dapat membantu oksitosin. Selain itu dari meridian lambung,
mengatur proses involusi uteri dan pengeluaran juga dilakukan pemijatan pada titik ST 36
ASI dan mengembalikan keseimbangan (Zusanli), di mana pada titik ini bertujuan
selama masa post partum (Chung, Hung, untuk meningkatkan penyerapan nutrisi yang
Kuo & Huang, 2003). merupakan bahan dasar pembentukan ASI.
Stimulasi ber upa tekanan dalam Untuk meningkatkan kenyamanan
akupresur dapat melancarkan jalur energi dalam secara umum pada ibu postpartum dilakukan
tubuh melalui titik dan meridian akupunktur. pemijatan pada meridian Limpa (Spleen –
Tujuan sebuah terapi akan dicapai apabila SP) yaitu titik SP 6 (Sanyinjiao) serta pada
diberikan rangsangan yang tepat pada titik meridian Usus Besar (Large Intentine – LI):
akupunktur sesuai organ yang dituju. Menurut LI 4 (Hegu) di mana titik ini bertujuan untuk
kaidah pengobatan tradisional China, kondisi meningkatkan energi dan kondisi rileks
sehat tercipta apabila terjadi keseimbangan pada ibu postpartum. Dengan kondisi yang
yang harmonis antara unsur Yin (unsur dalam nyaman dan rileks pada ibu postpartum akan
yang tidak bisa diukur) dan Yang (unsur meningkatkan refleks let down serta hormon
tubuh yang dapat diukur), sebaliknya apabila prolaktin, sehingga dapat meningkatkan
terjadi ketidakseimbangan antara keduanya produksi maupun pengeluaran ASI.
akan mengakibatkan kondisi sakit. Teori Yin
dan Yang digunakan untuk menunjukkan
SIMPULAN DAN SARAN
hubungan dua hal unsur alami yang saling
berlawanan tetapi saling berhubungan, unsur Simpulan
Yin dapat ditemukan dalam unsur Yang dan Acupressure points for lactation dan pijak
unsur Yang dapat ditemukan dalam Yin oksitosin dapat meningkatkan kenyamanan
sehingga terjadi keseimbangan. Teori filosofis pada pada ibu post par t um sekaligus
yang lain dalam pengobatan tradisional ini meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI.
adalah komposisi dan perkembangan tubuh Ibu yang dilakukan acupressure points for

17
Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 April 2015: 9–19

lactation mempunyai tingkat kenyamanan problems along the way, Breastfeeding


yang lebih besar dan produksi ASI yang lebih Review, Volume 10, No 2, pp. 13–19.
banyak dibandingkan ibu yang mendapat pijat Blair, T. 2003. Suckling of lactation mother,
oksitosin. Namun, pijat oksitosin lebih efektif http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/
meningkatkan kenyamanan dan produksi ASI quory.fcgi?db=pubmed&cdm=search&
pada ibu postpartum dibandingkan ibu yang itol=pubmedabstract, diakses tanggal
tidak mendapat intervensi apa pun. 17 November 2013.
Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004. Buku
Saran ajar keperawatan maternitas. Alih
bahasa. Jakarta: EGC.
Acupressure points for lactation dapat Chung, L., Hung, L., Kuo, S., Huang, C. 2003.
dijadikan bahan kajian secara ilmiah dan Effects of LI4 and BL 67 Acupressure
dikembangkan dalam pendidikan khususnya on Labor Pain and Uterine Contractions
keperawatan maternitas untuk memberikan in the First Stage of Labor. Journal of
bekal intervensi alternatif kepada para peserta Nursing Research Vol. 11, No. 4, 2003.
didik. Acupressure points for lactation dapat Cox, S. 2006. Breastfeeding with confidence:
dijadikan sebagai intervensi alternatif secara Panduan untuk belajar menyusui dengan
non farmakologis (keperawatan komplementer) percaya diri (Gracinia, Penerjemah.).
yang efektif untuk meningkatkan produksi Jakarta: Gramedia.
ASI tanpa efek samping, selain itu terapi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Seksi
Gizi. 2013. Data capaian program Gizi-
acupressure points for lactation merupakan
ASI Eksklusif.
tindakan yang bisa dilakukan perawat secara
Evariny, A. 2008. Agar ASI lancar di awal masa
mandiri. Penelitian ini bisa dikembangkan
menyusui, http://www.hypnobirthing.
lebih lanjut tentang pengaruh acupressure web.id/?, diakses tanggal 15 November
points for lactation terhadap hormon yang 2013.
berperan dalam proses laktasi (prolaktin dan Gach M.R 1990. Acupressur’s potent points.
oksitosin) sehingga memperkuat penjelasan Toronto: A Bantam Book Edition.
ilmiah tentang terapi komplementer ini. Garret et. al. 2003. Treating nausea and
vomiting in palliative care: a review.
Clinical intervention; (6). 243–295.
KEPUSTAKAAN Hakam, M., Krisna dan Tutik. 2009. Intervensi
Adikara, RTS. 1998. Teknik tekanan mekanis spiritual emotional freedom technique
pada pengobatan akupunktur. Majalah (seft) untuk mengurangi rasa nyeri
Akupunktur Indonesia. Vol. 5, no 1. pasien kanker. Makara, Kesehatan, 13
PAKSI, hal. 48–51. (2), 95–99.
Anamed, 2012. Insufisient lactation. Ana-med Hongzhu, J. 2000. Chinese tuina (Massage).
acupuncture. Diakses di website www. China: Shanghai Universit y of
ana-med.co.nz. Tanggal 18 September Traditional Chinese Medicine.
2013. Iglesias S. M. Gonzales, Cuesta, Argelles,
Apriany, D. 2010. Pengaruh terapi music Zarnello, Riva. 2011. Effectiveness
terhadap mual muntah lambat akibat of an implementation strategy for a
kemoterapi pada anak usia sekolah yang breastfeeding guideline in primary care:
menderita kanker di RSUP Dr. Hasan cluster randomized trial. BMC Family
Sadikin Bandung. Thesis: Magister Practice, 1–8.
Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Indriyani, D. 2006. Pengaruh menyusui dini
Keperawatan. dan teratur terhadap produksi ASI pada
Biancuzzo, M. 2003. Breastfeeding the ibu post partum dengan Sectio caesarea
newborn: Clinical strategies for nurses. di RSUD Dr. Soebandi Jember dan Dr.
St. Louis: Mosby. H. Koesnadi Bondowoso. Tesis. Depok:
Binns, C., Scott, J 2002. Breastfeeding: Reason FIK UI.
for starting, reason for stopping and JM, W. 2011. Maternal prepregnancy body
mass index and initiation and duration of

18
Produksi ASI Ibu dengan Intervensi Acupresure Point for Lactation (Dwi Rahayu, dkk.)

breastfeeding: a review of the literature, Saputra, K. 2000. Akupunktur dalam ilmu


Journal Women Health, 341–7. kedokteran. Surabaya: Airlangga
King, F.S. 2003. Nutrition for developing University Press.
countries. New York: Oxfort University Saputra dkk, 2000. Akupunktur klinis. Cetakan
Press Inc I. Surabaya: Airlangga University
Kolcaba, 2011. Comfort theory kolcba. http. Press.
currentnursing.com. Diakses pada Sholeh, M. 2006, Pelatihan sholat tahajud:
tanggal 26 September 2013. menyembuhkan berbagai penyakit.
Kramer, M, Kakuma, R. 2002. The optimal Cetakan XXI. November 2006. Mizan
duration of exclusive breastfeeding. A Medika Utama. Bandung.
systematic review, WHO, Switzerland. Siregar. 2004. Pemberian ASI eksklusif dan
Lawrence, R.A. 2004. Breastfededing a guide faktor-faktor yang mempengaruhinya.
for the medical profession. St Louis: Cv Diakses tanggal 27 april 2013 http://
Mosby. repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
Linkages, 2009. Melahirkan, memulai 89/32726/1/fkm-arifin4.pdf
pemberian ASI dan tujuh hari pertama Tackett, K. 2007. A new paradigm for
setelah melahirkan. Diambil dari http:// depression in new mothers: The
www.linkagesproject.org. Diakses control role of inflammation and low
tanggal 26 September 2013. breastfeeding and anti-inflammatory
Moore, E. R., Coty, M.B. 2006. Prenatal treatments protect maternal mental
and postpartum focus groups with health. International Breastfeeding
primiparas, breastfeeding attitudes, Journal, 2–6.
support, barriers, self-efficacy, and Watson, K, 1991. The philosophical basis of
intention. Journal Pediatrics Health traditional chinese medicine and the
Care, 20, 35–46. implication of its clinical evaluation.
Novianti, R. 2009. Cara dahsyat memberikan Journal of Chinese Medicine. (36). 199:
ASI untuk bayi sehat dan cerdas. 14–17.
Yogyakarta: Octopus. Welford, H. 2009. Menyusui bayi anda.
Pace, B. 2001. Breastfeeding. The Journal of Jakarta: Dian Rakyat
the American Medical Association. WHO, 2003. Protecting promoting and
Poedianto, 2002. Kiat sukses menyusui. supporting breastfeeding: The special
Jakarta: Aspirasi Pemuda. role of maternity services. A join WHO/
Pudjiadi, 2005. Ilmu gizi klinis pada anak. UNICEF statement. Genewa: World
Edisi 4. Jakarta: FK UI Health Organization.
Putra, S.T 2005. Psikoneuroimunologi Widiasih, R, 2008. Masalah-masalah dalam
kedokteran. Surabaya: Graha masyarakat Menyusui. Seminar Manajemen Laktasi.
Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran (pp 1-11). Bandung Fakultas Ilmu
Universitas Airlangga Press. Keperawatan Universitas Padjajaran.
Riordan J & Aurbach, K. G, 2010. Breastfeeding
and Human Lactation. London: Jones
an barlett Publishers International.

19

Anda mungkin juga menyukai