PENDAHULUAN
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal berlangsung selama
enam minggu atau 42 hari. Pada masa ini menyusui merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan. Menciptakan kebiasaan menyusui yang baik sejak hari-
hari pertama sangat penting untuk kesehatan bayi dan keberhasilan menyusui
(Saleha, 2009).
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
persalinan (periode antenatal), pada masa postpartum dini dan masa postpartum
lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus. Selain
itu ibu sering mengeluhkan bayinya sering menangis atau menolak menyusu.
Sering diartikan bahwa ASI nya tidak cukup atau ASI nya tidak lancar , sehingga
(Bobak, 2005).
Air susu ibu bisa mencerdaskan dan meningkatkan kualitas generasi muda
bangsa, setiap bayi yang diberi ASI akan mempunyai kekebalan alami terhadap
penyakit karena ASI banyak mengandung antibodi, zat kekebalan aktif yang
balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi, dengan pemberian ASI
1
akan mengurangi 22 % kematian bayi dibawah 28 hari, dengan demikian
kematian bayi dan balita dapat dicegah melalui pemberian ASI Eklslusif secara
ASI dan berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk proses
ASI tidak diimbangi oleh peningkatan perilaku pemberian ASI sehingga bayi
tidak mendapatkan ASI dengan baik. Beberapa faktor penyebab bayi tidak
mendapatkan ASI dengan baik salah satunya adalah faktor produksi ASI tidak
lancar, keengganan ibu untuk menyusui karena rasa sakit saat menyusui, nyeri
pada putting susu ibu, serta terjadi pembengkakan pada payudara. Kurangnya
ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik,
oksitosin. Pengeluaran hormon oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi juga
dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada sistem duktus, bila duktus melebar
atau menjadi lunak maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise
yang berperan untuk memeras air susu dari alveoli (Soetjiningsih, 2004).
2
Perlu adanya upaya mengeluarkan ASI untuk beberapa ibu postpartum. Upaya
pengeluaran ASI ada 2 hal yang mempengaruhi yaitu produksi dan pengeluaran.
rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau akan merasa tenang,
rileks, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar
(Guyton, 2007).
2009). Massase ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang dapat
menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar. Penelitian yang dilakukan
oleh Eko (2011) menunjukkan bahwa kombinasi teknik marmet dan pijat
Kabupaten Agam memiliki 23 unit Puskesmas dan dari 23 Puskesmas yang ada
Care dengan motto kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Berdasarkan data
pada tanggal 23 Maret tahun 2015 diketahui jumlah pasien yang partus pada
tahun 2014 adalah 138 orang. Salah satu faktor tidak diberikan ASI Eksklusif
adalah produksi ASI pada ibu postpartum tidak lancar atau ASI tidak keluar pada
hari pertama setelah melahirkan, nyeri pada putting susu ibu pada saat menyusui,
3
terjadinya pembengkakan pada payudara ibu postpartum, anak sering menangis
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti tanggal 30 Januari 2015 kepada
ibu postpartum yang menyusui, sebanyak 7 orang mengatakan produksi air susu
ibu (ASI) nya tidak lancar. Lima orang Ibu mengatakan penyebabnya adalah
meningkatkan kelancaran produksi air susu ibu (ASI), dan makanan yang
meningkatkan produksi air susu ibu (ASI), bayinya sering menangis karena ASI
tidak keluar. Satu orang Ibu mengatakan kurangnya konsumsi sayur-sayuran, dan
satu orang Ibu mengatakan puting susunya lecet. Akibatnya produksi air susu
Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa masih banyak para ibu postpartum
produksi air susu ibu (ASI) sehingga ASI nya tidak lancar. Peneliti tertarik untuk
ASI pada ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Malalak tahun 2015.
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah ada efektifitas massase punggung terhadap
4
1.3. Tujuan Penelitian
terhadap peningkatan kelancaran produksi air susu ibu (ASI) pada ibu
a. Diketahuinya rata-rata kelancaran produksi air susu ibu (ASI) pada ibu
b. Diketahuinya rata-rata kelancaran produksi air susu ibu (ASI) pada ibu
produksi air susu ibu (ASI) pada ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas
5
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka proses
Kerja Puskesmas Malalak tahun 2015. Penelitian ini telah dilaksanakan pada
tanggal 21 Juni sampai dengan 5 Juli 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Malalak.
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum dengan teknik pengambilan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dikosongkan, semakin banyak pula ASI yang akan dihasilkan. Produksi ASI
Hormon prolaktin
setelah melahirkan. Ketika puting ibu dihisap oleh bayi, payudara akan
Hormon oksitosin
memicu rangsangan pada payudara yang membuat ASI mengalir keluar dari
puting saat diperah dan membantu bayi untuk mendapatkan ASI dengan mudah.
Hormon oksitosin bekerja ketika bayi mengisap payudara. Hormon ini juga
muncul ketika ibu melihat, menyentuh, mencium bayi, atau saat mendengar
bayinya menangis.
7
Hormon prolaktin dan oksitosin juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis,
suasana hati, dan pola pikir ibu. Inilah alasan mengapa masalah psikologis
seperti stres berat, depresi, atau gangguan cemas pada ibu menyusui bisa
ASI adalah makanan pertama yang alami bagi bayi, ASI menyediakan seluruh
energi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi selama beberapa bulan pertama
nutrisi anak selama enam bulan kedua kehidupan, dan hingga sepertiga selama
Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan
pertama kehidupan bayi. Namun, ada kalanya seorang ibu mengalami masalah
dalam pemberian ASI. Kendala yang utama adalah produksi ASI tidak lancar
(Saleha, 2009).
8
b. Fisiologi ASI
1) Sebelum pubertas
Duktus primer dan sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati
9
oleh hormon progesteron. Hormon yang juga ikut berperan dalam
pertumbuhan.
2) Masa pubertas
oleh korpus luteum. Bila kadar hormon ini meningkat maka akan terjadi
edema lobulus, penebalan dari basal membran epitel dan keluarnya bahan
dalam alveoli. Secara klinis akan dirasakan payudara berat dan penuh.
yang berperan hanya prolaktin saja, terjadi degenerasi dari sel-sel kelenjer
10
tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan tahun menstruasi sampai umur
30 tahun.
4) Masa kehamilan
pertumbuhan.
kelenjer air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum.
Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan
11
c. Pembentukan Air Susu
biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang
Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu refleks
prolaktin dan aliran timbul akibat peransangan puting susu oleh hisapan bayi
(Ambarwati 2009).
1) Refleks prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung syaraf peraba yang terdapat pada puting
bayi menghisap.
12
dari alveoli, duktus, dan sinus menuju puting susu. Refleks let-down
dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga ibu merasakan
payudara lain yang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar
prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat perlu untuk
kekuatan isapan yang kurang, frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya
yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu
dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh suatu reseptor yang terletak pada
sistem duktus. Bila duktus melebar atau menjadi lunak maka secara
13
reflekstoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk memeras
keluar air susu dari alveoli. Peranan prolaktin dan oksitosin mutlak perlu
2011).
2. Proses Laktasi
Proses ini dikenal juga dengan istilah inisiasi menyusui dini, dimana ASI baru
hormon plasenta tersebut tidak diproduksi lagi, sehingga susu pun keluar.
payudara sudah terbentuk kolostrum yang baik sekali untuk bayi, karena
mengandung zat kaya gizi dan antibodi pembunuh kuman (Saleha, 2009).
berikut:
a. Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirimkan pesan
ke hipotalamus.
14
Menurut Saleha, (2009) hormon-hormon yang terlibat dalam proses
dalam tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan
d. Oksitosin: Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
putting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam
berikut:
a. Laktogenesis I
Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang
15
produksi ASI yang sebenarnya. Namun, hal ini bukan merupakan masalah
lahir, hal ini bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI
sebenarnya nanti.
b. Laktogenesis II
tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal
memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri.
apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 02.00 dini hari hingga
06.00 pagi, sedangkan jumlah prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
c. Laktogenesis III
dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai
stabil, system control otokrin dimulai. Fase ini dinamakan laktogenesis III.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi
ASI dengan banyak pula. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seberapa
16
sering dan seberapa baik bayi mengisap, juga seberapa sering payudara
dikosongkan.
sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak adalah sebagai
berikut:
d. Jika ASI cukup, setelah menyusu bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam.
Tabel 2.1
Kenaikan Berat Badan Dihubungkan Dengan Usia Bayi
Usia Kenaikan berat badan rata-rata
1-3 bulan 700 gr/bulan
17
3. Mekanisme Menyusui
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut
menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel tadi
diikuti dengan membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik masuk
kedalam mulut.
Tehnik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara sedapat mungkin
semuanya masuk kedalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan
pada ibu yang kalang payudaranya besar. Untuk ini maka sudah cukup bila
rahang bayi supaya menekan sinus laktiferus yang terletak dipuncak kalang
payudara di belakang puting susu. Adalah tidak dibenarkan bila rahang bayi
hanya menekan puting susu saja, karena bayi hanya dapat mengisap susu
sedikit dan pihak ibu akan timbul lecet-lecet pada puting susunya.
Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan di susul dengan gerakan
menelan masuk ke lambung. Keadaan akan terjadi berbeda bila bayi diberi
susu botol dimana rahang mempunyai peranan sedikit di dalam menelan dot
botol, sebab susu dengan mudah mengalir dari lubang dot. Dengan adanya
18
gaya berat, yang disebabkan oleh posisi botol yang dipegang kearah bawah
dan selanjutnya dengan adanya isapan pipi kesemuanya ini akan membantu
aliran susu.
d. Refleks kepuasan
sebagai berikut:
a. Makanan ibu
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila
makan ibu teratur dan cukup menandung gizi yang diperlukan akan
produksi yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein,
lemak dan vitamin serta mineral yang cukup, selain itu diamjurkan untuk
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh factor kejiwaan, ibu yang selalu dalam
keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi
ASI.
19
c. Penggunaan alat kontrasepsi
d. Perawatan payudara
hormone progesteron dan estrogen lebih banyak lagi serta hormon oksitosin.
e. Fisiologi
f. Faktor istirahat
Bila ibu menyusui anak jarang dan berlangsung sebentar, maka hisapan anak
20
h. Faktor obat-obatan
yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar. Massase
(Depkes RI,2007).
Sebagian ibu menyusui mungkin tidak mengalami masalah dalam produksi ASI
ketika memerah ASI. Namun, tak sedikit pula ibu yang kesulitan memerah ASI
karena jumlah ASI perah yang dihasilkan kurang banyak. Oleh karena itu, guna
Untuk melancarkan produksi ASI, Busui bisa memerah atau memompa ASI
lebih sering agar payudara terus memproduksi ASI. Busui bisa melakukannya
21
Bila perlu, Busui bisa membuat jadwal agar kegiatan memerah ASI bisa
dilakukan secara teratur. Jika jadwal tersebut terlewat, coba untuk tetap memerah
Saat menyusui bayi di sebelah kanan, cobalah memerah payudara sebelah kiri
Terkadang, payudara masih terasa penuh, bahkan setelah bayi selesai disusui.
memerah ASI setelah sesi menyusui. Payudara yang kosong optimal akan
Untuk hasil perah yang lebih maksimal, perah kedua payudara dalam waktu
Gunakan bra menyusui atau bra khusus memompa ASI (model ini memiliki
khusus membuat Busui tidak perlu memegangi corong pompa, sehingga kedua
22
5. Perah dengan teknik power pumping
Power pumping adalah teknik meniru frekuensi menyusu bayi yang sedang
spurt, bayi akan lebih sering menyusu dan lebih lama durasi menyusunya.
menit.
menit.
malam hari karena jumlah hormon prolaktin lebih tinggi pada malam hari.
Perlu diingat bahwa power pumping hanya disarankan untuk ibu menyusui
lancar dan sudah cukup, disarankan untuk tetap menyusui seperti biasa dan
23
6. Usahakan untuk tetap menyusui bayi secara langsung
Hampir semua ibu menyusui memilih memberikan ASI perah karena alasan
harus bekerja atau tidak bisa selalu berada di dekat bayinya. Akan tetapi,
langsung.
Isapan bayi merupakan salah satu cara alami yang paling efektif untuk
Jika bayi terlalu sering diberikan ASI melalui botol, hal ini dikhawatirkan
7. Kelola stres
Stres dan kelelahan dapat membuat produksi ASI berkurang atau proses
menyusui terganggu. Oleh karena itu, Busui perlu mengelola stres dengan
Jika Busui sedang kelelahan, janganlah ragu untuk meminta bantuan pada
24
8. Konsumsi makanan bernutrisi dan banyak minum air putih
Selama masa menyusui, tubuh ibu akan membutuhkan lebih banyak nutrisi,
energi, dan air. Agar proses menyusui dan produksi ASI lancar, Busui
1. Bendungan ASI
14 pasca melahirkan)
payudara.
2. Mastitis
a. Definisi
Mastitis adalah infeksi pada satu atau lebih saluran payudara. Kondisi
Gejala atau ciri-ciri mastitis yang muncul bisa berkembang dengan sangat
pesat. Di awal kemunculannya, gejala yang Anda alami adalah kondisi yang
Tubuh biasanya terasa kedinginan, menggigil, hingga membuat suhu tubuh naik
alias demam.
Namun, ada pula ibu menyusui maupun wanita yang tidak sedang menyusui
Dengan kata lain, ketidak munculan gejala mastitis tersebut bisa membuat
berikut:
1. Payudara membengkak
mudah terlihat. Anda tentu mengenali dengan baik bentuk dan ukuran
payudara Anda.
26
2. Muncul benjolan pada payudara
Menyusui tidak membuat puting dan payudara sakit, itu hanyalah mitos
Nyeri dan panas adalah gejala utama pada payudara yang mengalami
infeksi pada saluran susu. Rasa tidak nyaman ini bisa terjadi kapan saja.
Namun, saat Anda sedang menyusui bayi biasanya rasa nyeri dan sakit
4. Payudara memerah
5. Payudara gatal
Selain terasa nyeri saat disentuh maupun tidak, gejala mastitis lainnya juga
27
6. Ada luka pada puting susu atau kulit payudara
adanya luka atau celah kecil tepat pada puting payudara maupun di area
ini.
Kondisi ini bisa terjadi karena adanya peradangan pada jaringan di dalam
payudara.
Di samping gejala tersebut, masih ada gejala lain yang bisa terjadi bersama
gejala utama.
28
infeksi.
membengkak, berwarna kemerahan, dan terasa nyeri. Hal ini juga dapat
Kelelahan parah
Sebelum air susu ibu (ASI) dikeluarkan oleh puting, ASI melalui proses
panjang terlebih dahulu sampai akhirnya bisa memberikan bayi dan ibu
manfaat ASI.
29
ASI yang dihasilkan oleh kelenjar payudara, termasuk ASI eksklusif,
dalam payudara.
menimbulkan peradangan.
Adanya sumbatan pada saluran susu sebenarnya tidak terjadi begitu saja.
Faktor isapan bayi yang tidak menempel (latch on) dengan tepat pada
Faktor isapan ini bisa dipengaruhi oleh masalah bayi saat menyusui
30
Pasalnya, produksi ASI yang terus dilakukan oleh kelenjar susu tidak
Alhasil, ASI justru akan menumpuk salah satu payudara dan kemudian
2. Infeksi bakteri
Bakteri memang umum ada di kulit setiap orang, tapi sebenarnya tidak
berbahaya.
payudara karena kulit pada areola atau area sekitar puting mengalami
kerusakan.
Di sisi lain, ASI yang tersumbat di dalam saluran susu juga dapat
mengakibatkan infeksi.
31
Kerusakan puting maupun areola yang mengelilingi puting sehingga
menjadi penyebab mastitis bisa dikarenakan isapan bayi yang tidak tepat
selama menyusu.
Penggunaan pompa payudara dengan posisi yang salah pada puting juga
Bukan itu saja, bakteri yang menjadi penyebab mastitis juga bisa
saluran susu.
3. Penyebab lainnya
Selain karena adanya sumbatan pada saluran susu dan infeksi bakteri, ada
Bagi wanita yang belum melahirkan dan menyusui, kondisi ini disebut
32
Penyebab mastitis periductal bisa karena adanya infeksi pada payudara.
Infeksi ini diawali oleh munculnya peradangan kronis pada bagian bawah
puting.
Biasanya, mastitis periductal ini terjadi pada wanita usia 20-30 tahun.
Sementara mastitis yang dialami oleh wanita yang memasuki atau sudah
Ini dikarenakan saluran yang terletak di dalam puting menjadi lebih lebar
d. Faktor-faktor risiko
yakni:
melahirkan
Merokok
3. Abses Payudara
Bisul payudara atau abses payudara adalah benjolan pada payudara yang
34
Infeksi payudara dapat terjadi karena beberapa hal. Salah satunya
retakan di puting. Meski lebih sering terjadi pada ibu menyusui, wanita
yang tidak menyusui dan sebagian kecil pria juga dapat mengalami
abses payudara.
Menderita diabetes
Menderita HIV/AIDS
Lansia
disentuh terasa lunak dan dapat digerakkan. Akan tetapi, benjolan ini
tidak dapat diraba jika abses tumbuh lebih dalam di payudara. Abses
menyusui.
sudah diobati.
36
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
37
dimiliki, khususnya tentang adakah efektifitas massase punggung terhadap
penelitian ini dan sebagai bahan masukan atau informasi bagi mahasiswa/i
ASI pada ibu postpartum. Menambah perbendaharaan buku karya tulis bagi
institusi terkait.
Agar para ibu yang sedang menyusui selalu melakukan tindakan massase
massase punggung para ibu menyusui dalam kondisi yang tenang dan bahagia
serta memiliki waktu istirahat yang cukup, agar dapat menunjang peningkatan
kelancaran produksi ASI. Penelitian ini dapat dijadikan data awal dan referensi
38
dalam penelitian selanjutnya.
39