Disusun oleh :
KELOMPOK 5
1. Afifah Novia Andriyani (1834005)
2. Berlian 1834015
3. Faqih Abdurrohim (1834024)
4. Khalda Nurkamila Melin (1834033)
5. Sebti Eka Prasetiani (1834051)
6. Nur Rivka Amanah (1834042)
7. Zalfa Khairunnisa (1834060)
3A
A. Latar Belakang
Air susu ibu atau ASI merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat
mencerna makanan padat. ASI merupakan sumber makanan terbaik bagi bayi
karena memiliki begitu banyak zat penting yang bagus guna meningkatkan
kekebalan tubuh terhadap penyakit. Hasil penelitian menyatakan bahwa ASI adalah
makanan bayi yang tidak ada tandingannya. Makanan bayi dan susu yang dibuat
dengan teknologi masa kini tidak mampu menggantikan sumber makanan yang
menakjubkan ini (Kodrat, 2010).
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (Prasetyono, 2009). Kondisi
Stres pasca persalinan dialami 80% wanita setelah bersalin. Perasaan sedih atau
uring-uringan yang melanda ibu timbul dalam jangka waktu dua hari sampai dua
minggu pasca persalinan (Danuatmaja dan Meiliasari, 2003). Kondisi ibu yang
mudah cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga dapat berpengaruh pada
produksi ASI. Hal ini di karenakan stres dapat menghambat pengeluaran ASI
(Kodrat, 2010). Semakin tinggi tingkat gangguan emosional, semakin sedikit
rangsangan hormon prolaktin yang diberikan untuk memproduksi ASI (Prasetyono,
2009).
Berdasarkan pengalaman peneliti dan artikel yang dibaca, menyatakan bahwa post
partum blues dapat mempengaruhi kelancaran produksi ASI. Adapun karena
fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
"Pengaruh Post Partum Blues Terhadap Kelancara Produksi ASI."
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, karena mobilisasi dini dapat mempengaruhi intensitas
nyeri, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang:
1. Bagaimana pengaruh post partum blues dengan kelancaran produksi ASI?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi ASI?
3. Bagaimana kondisi psikis ibu post partum baby blues dapat mempengaruhi
kelancaran produksi ASI?
4. Upaya apa saja yang dapat di lakukan untuk memperlancar ASI pada ibu
post partum blues?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh post
partum blues terhadap kelancaran produksi ASI.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisa hasil pengaruh post partum blues terhadap
kelancaran produksi ASI.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran
ASI.
c. Untuk mengetahui bagaimana kondisi psikis ibu dapat
mempengaruhi kelancaran ASI.
d. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk memperlancar
produksi ASI.
D. Ruang Lingkup
Penelitian ini melihat pengaruh post partum blues terhadap kelancaran ASI pada
pasien post partum di Puskesmas Menteng.
E. Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ilmiah ini adalah:
1. Metode Korelasi
Menggunakan metode korelasi untuk mengkaji ada tidaknya hubungan stres
dengan kelancaran ASI. Dalam penelitian ini menggunakan korelasi yang
bersifat analitik cross sectional.
2. Studi Kepustakaan
Mempelajari buku sumber dari internet yang berhubungan dengan post
partum blues dan kelancaran ASI.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 5 Bab, yaitu meliputi:
1. Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
2. Bab II : Tinjauan pustaka yang terdiri dari kajian teori.
3. Bab III : Metodologi penelitian yang terdiri dari metode penelitian
4. Bab IV : Hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi dan analisis penelitian
5. Bab V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dalam pelaksanaan
penelitian.
BAB II
TEORI
ASI
1. Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara
ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi
tinggi yang diproduksi sejak masa kehamilan (Wiji, 2013). ASI merupakan
makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi khususnya bayi 0-6 bulan
karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi yang optimal (Dinas Kesehatan Kota Semarang,
2015). ASI berdasarkan definisi diatas adalah sumber makanan bagi bayi
yang diproduksi oleh kelenjar payudara ibu yang mengandung unsur gizi
lengkap untuk memenuhi kebutuhan bayi secara optimal.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI dari ibu terhadap bayinya yang
diberikan tanpa minuman atau makanan lainnya termasuk air putih atau
vitamin tambahan lainnya (Widuri, 2013). Pemberian ASI Eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan tambahan baik
berupa cairan seperti susu formula, madu, air teh, dan airputih, maupun
berupa makanan padat seperti pisang, nasi yang dilembutkan, bubur nasi,
tim, biscuit, dan lain sebagainya (Suryoprajogo, 2009).
Pemberian ASI eksklusif dapat diberikan secara langsung maupun tidak
langsung. Pemberian ASI secara langsung yaitu dengan cara menyusui,
sedangkan pemberian ASI tidak langsung dilakukan dengan cara memerah
atau memompa ASI, menyimpannya, untuk kemudian diberikan kepada bayi
(Suryoprajogo, 2009). Pemberian ASI berdasarkan pengertian diatas, ibu
dikatakan memberikan ASI eksklusif apabila bayi hanya diberikan ASI
selama usia 0-6 bulan, sedangkan ibu dikatakan memberikan ASI tidak
eksklusif apabila bayi diberikan makanan atau minuman tambahan lainnya
pada usia 0-6 bulan.
2. Jenis-jenis ASI
a. Foremilk
Foremilk merupakan ASI yang encer yang dapat di produksi pada
awal proses menyusui dengan kadar air tinggi dan mengandung
protein, laktosa serta nutrisi lainnya, akan tetapi kadar lemak pada
foremilk rendah.
b. Hindmilk
Hindmilk merupakan ASI yang mengandung tinggi lemak dan
memberikan zat tenaga/energi dan diproduksi pada akhir proses
menyusui.
3. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusi merupakan proses integral dari daur reproduksi dan
mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya
harus sama baiknya. Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka akan
terjadi perubahan secara bertahap sesuai umur dan kondisi menurut (Wiji &
Mulyani, 2013) terdiri dari proses:
a. Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara.
Pembentukan kelenjar payudara dimulai dari sebelum pubertas, masa
siklus menstruasi dan masa kehamilan. Pada masa kehamilan akan
mengalami peningkatan yang jelas dari duktulus yang baru,
percabangan dan lobulus yang dipengaruhi oleh hormon placenta dan
korpus luteum. Hormon yang ikut membantu mempercepat
pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen placenta, korionik
gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid dan
hormon pertumbuhan. Pada usia tiga bulan kehamilan prolaktin dari
adenohipofise (hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu
untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum.
4. Pengeluaran ASI
Setelah kelahiran, terdapat dua hormon lain yang bekerja untuk
mempertahankan proses laktasi, yaitu hormon prolaktin untuk meningkatkan
sekresi ASI dan hormonoksitosin yang menyebabkan ejeksi ASI. Kedua
hormon ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin saat bayi menghisap
puting ibu. Dalam jangka waktu 2-3 minggu, kadar serum prolaktin pada ibu
postpartum yang tidak menyusui akan kembali ke nilai normal seperti
kondisi sebelum kehamilan, tetapi pada ibu yang menyusui, kadar serum
prolaktin akan meningkat dengan adanya rangsangan dari puting susu.
Kadar serum prolaktin meningkat dua kali lipat pada ibu yang menyusui dua
bayi dibandingkan dengan menyusui seorang bayi, menunjukkan bahwa
jumlah serum prolaktin yang dilepaskan berbanding lurus dengan derajat
rangsangan puting susu. Saat bayi menghisap puting susu, terjadi
rangsangan saraf sensorik di sekitar areola (William dkk, 2016: 02).
b. Faktor Langsung
1) Perilaku menyusui
a) Waktu inisiasi
Inisiasi menyusu dini adalah bayi yang mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini
merupakan pristiwa penting karena bayi akan
melakukan
kontak kulit langsung dengan ibunya. Pemberian ASI
dini ini mungkin lebih baik untuk mempertahankan
produksi ASI (Nanny, 2010: 15).
b) Teknik menyusui
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan
ASI kepada bayi dengan perlekatan, sehingga proses
menyusui dapat optimal dilakukan karena posisi ibu
dan bayi ketika menyusui dapat memberikan
rangsangan pengeluaran ASI dan bayi dapat
menghisap puting dengan benar (Indriyani, 2016: 82).
2) Faktor psikologis
Psikologis ibu mempengaruhi kurangnya produksi ASI antara
lain adalah ibu yang stress karena tidak ada hubungan batin
antara ibu dan bayi. Kehangatan tubuh bayi akan
memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi sehingga
memenuhi kelanjutan perkembangan psikologi bayi (Nanny,
2011: 16).
b. Depresi Postpartum
Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek
disforik (kehilangan kegembiraan/gairah) disertai dengan gejala-
gejala lain, seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan
(Wahyuni, 2010). Depresi postpartum adalah perasaan sedih akibat
berkurangnya kebebasan bagi ibu, penurunan estetika dan perubahan
tubuh, berkurangnya interaksi sosial dan kemandirian yang disertai
dengan gejala sulit tidur, kurang nafsu makan, cemas, tidak berdaya,
kehilangan kontrol, pikiran yang menakutkan mengenai kondisi bayi,
kurang memerhatikan bentuk tubuhnya, tidak menyukai bayi dan
takut menyentuh bayinya dimana hal ini terjadi selama 2 minggu
berturut-turut dan menunjukkan perubahan dari keadaan sebelumnya
(Lubis, 2010).
c. Postpartum Psikosis
Mengalami depresi berat seperti gangguan yang dialami penderita
depresi postpartum ditambah adanya gejala proses pikir (delusion,
hallucinations and incoherence of association) yang dapat
mengancam dan membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya
sehingga sangat memerlukan pertolongan dari tenaga professional
yaitu psikiater dan pemberian obat (Olds, 2000, Pilliteri, 2003, Lynn
dan Pierre, 2007).
7. Penyebab Terjadinya
Beberapa hal yang disebutkan sebagai penyebab terjadinya Baby Blues
Syndrome menurut Ummu (2012), di antaranya:
a. Perubahan hormonal.
Pasca melahirkan terjadi penurunan kadar estrogen dan progesterone
yang drastis, dan juga disertai penurunan kadar hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan inudah lelah,
penurunan mood, dan perasaan tertekan.
b. Fisik
Mengasuh si kecil sangat menguras energi ibu, menyebabkan
berkurangnya waktu istirahat, sehingga terjadi penurunan ketahanan
dalam menghadapi masalah.
c. Psikis
Kecemasan terhadap berbagai hal, seperti ketidakmampuan dalam
mengurus si kecil, ketidakmampuan mengatasi dalam berbagai
permasalahan, rasa tidak percaya diri karena perubahan bentuk tubuh
dan sebelum hamil serta kurangnya perhatian keluarga terutama
suami ikut mempengaruhi terjadinya depresi.
d. Sosial
Perubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh adaptasi.
Rasa keterikatan yang sangat pada si kecil dan rasa dijauhi oleh
lingkungan juga berperan dalam depresi.
4. Hasil uji statisticchi square diperoleh nilai p value = 0,035 lebih kecil dari
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketenangan jiwa
terhadap kelancaran produksi ASI. Berdasarkan nilai OR 5,200 berarti
ketenangan jiwa mempunyai peluang 5,200 kali untuk kelancaran produksi
ASI. Menurut Ria (2012), kondisi kejiwaan dan pikiran yang tenang sangat
mempengaruhi produksi ASI, jika ibu mengalami stres, pikiran tertekan,
tidak tenang, sedih dan tegang, produksi ASI akan terpengaruh secara
signifikan. Stress psikologis yang bekerja melalui hipotalamus, dapat
menghambat penyemprotan ASI (milkletdown), oleh karena itu sikap positif
terhadap menyusui serta lingkungan yang santai penting agar proses
menyusui berhasil (Sherwood, 2010).
Variabel bebas atau independent variabel (X) yaitu suatu variabel yang variasinya
mempengaruhi variabel lain. Dapat pula dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel
yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui. Variabel ini dipilih dan sengaja
dimanipulasi oleh peneliti agar efeknya terhadap variabel lain tersebut dapat diamati dan
diukur (Azwar, 2007:62)
B. Kerangka Konsep
LANCAR
POST PARTUM KELANCARAN
BLUES ASI
TIDAK
Perubahan hormonal LANCAR
Fisik
Psikis
sosial
C. Definisi Operasional
Variabel kelancaran ASI menggunakan skala Guttman, yaitu merupakan skala yang bersifat
tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari
pertanyaan/pernyataan ya dan tidak. Apabila skor “ya” nilainya 1 dan apabila “tidak”
nilainya 0 (Hidayat, 2007). Untuk menilai setiap item kuesioner dilakukan perhitungan
sebagai berikut:
Nilai maximum (nilai tertinggi) = 18
Nilai minimum (nilai terendah) = 0
Range (nilai tertinggi – nilai terendah) = 18
1 – 9 = Tidak lancar
10 -18 = Lancar
Penelitian ini variabel yang dihubungkan berskala ordinal. Data kemudian dimasukkan
kedalam tabel korelasi Spearman Rank, jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal
(Sugiyono, 2007).
D. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan korelasi yang bersifat analitik Cross Sectional yang
bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh post partum blues terhadap kelancaran
pengeluaran ASI.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang
akan di teliti (Alimul, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas
di Puskesmas Menteng.
2. Sampel
Menurut Notoatmojo, (2005) sampel adalah sebagian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi ibu nifas ke 3-10 di
Puskesmas Menteng.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive Sampling. Peneliti
menentukan sampel dengan kriteria ibu nifas hari ke 3-10.
G. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Menteng, Jakarta.
H. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2020.
I. Etika Penelitian
Selama penelitian, beberapa prinsip etik yang ditekankan dalam penelitian menurut Silva
(1995) sebagai berikut:
1. Menghormati otonomi responden untuk ikut serta dalam penelitian dengan
menentukan derajat dan lamanya berpartisipasi tanpa menimbulkan dampak
negatif.
2. Mencegah atau meminimalkan kerugian dan bahaya yang dapat terjadi serta
meningkatkan manfaat untuk seluruh responden.
3. Menghormati kepribadian responden, serta menghargai keanekaragaman mereka.
4. Memastikan bahwa manfaat dan beban dari penelitian dirasakan secara adil dalam
pemilihan responden penelitian.
5. Menjaga privasi responden semaksimal mungkin.
6. Menjamin integr
J. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner berisikan respon selama nifas
dan kelancaran pengeluaran ASI.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup (untuk mengukur stres) yaitu suatu
L. Analisa Data
1. Teknik Analisa Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh
digunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian
hipotesis (Hidayat, 2007). Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah
yang harus ditempuh, diantaranya :
a. Editing : Melakukan pengecekan kuesioner apakah tiap pertanyaan sudah
ada jawabannya/lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
b. Coding : Memberikan kode data pada data dengan merubah kata-kata
menjadi angka.
c. Sorting : Mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki
(klasifikasi data)
d. Entry data: Memasukkan data dengan cara manual atau melalui pengolahan
dengan komputer.
e. Cleaning : Mengecek kembali data yang telah di entry, melihat variabel
apakah data sudah benar atau belum.
f. Analizing: Melakukan analisa dari data mentah untuk memecahkan
masalah penelitian sehingga menghasilkan informasi sesuai dengan tujuan
penelitian.
2. Analisa Data
Adapun analisa yang dilakukan terhadap penelitian ini yaitu dengan menggunakan
analisa data secara univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi, kemudian
analisa bivariat untuk mengetahui hubungan antar variable selanjutnya di analisa
secara multivariat untuk mengetahui variable yang paling makna terhadap variable
independen.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III AKPER RSPAD Gatot Soebroto. Total
jumlah populasi adalah 118 mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini adalah bagian
dari populasi mahasiswa tingkat III AKPER RSPAD Gatot Soebroto. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Simple Random Sampling.
Peneliti menentukan sampel yang akan diambil melalui undian. Penelitian
dilaksanakan secara daring karena pandemi COVID-19 mewajibkan setiap orang
untuk tetap dirumah. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2020.
Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner berisikan respon dan
tingkat kecemasan. Kuesioner dibuat secara online menggunakan Google Form.
Jenis analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat.
Pada data demografi setiap pertanyaan akan dianalisis dan hasilnya dalam bentuk
distribusi frekuensi, dan presentase responden berdasarkan tingkat kecemasan dari
kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan kecemasan berat sekali
(panik).
B. Saran
Apabila keadaan sudah memungkinkan, maka dapat dilakukan kuesioner secara
langsung dengan menerapkan protocol Kesehatan yang berlaku. Jika dilakukan
secara online tidak sedikit kemungkinan terdapat kendala yang akan terjadi, namun
jika dilaksanakan secara online peneliti harus menyiapkan kuesioner yang sangat
matang agar dapat meminimalisir kendala yang akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Rizki. 2015. Hubungan Stres Dengan Kelancaran ASI Pada Ibu Menyusui Pasca
Persalinan Di RSI A.Yani Surabaya. Skripsi. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Dewi, Ayu Devita Citra. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Produksi
ASI. ‘Aisyiyah Medika. 4(1). 129
Fitriana, Lisna Anisa, Siti Nurbaeti. 2015. Gambaran Kejadian Post Partum Blues Pada
IbuNifas Berdasarkan Karakteristik Di Rumah Sakit Umum Tingkat IV Sariningsih Kota
Bandung. KTI. Universitas Pendidikan Indonesia.
Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Editor Sujono Riyadi.
Yogyakarta: PustakaBelajar.
Rahayu, Puspa Tri. 2017. Pengalaman Baby Blues Syndrome Pada Ibu Post Partum Di
Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar. Bachelor Thesis. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Sinaga, Ezra Ledya Sevtiana. 2017. Hubungan Keletihan Ibu Post Partum Dengan Motivasi
Pemberian ASI Pada Ibu Post Partum 7-14 Hari Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Muara Enim. Skripsi. Universitas Airlangga Surabaya.
Suparwati, Idha, dkk. 2017. Hubungan Antara Kelancaran Pengeluaran ASI Dengan
Kejadian Post Partum Blues Di Wilayah Puskesmas Trucuk II Klaten. Skripsi. Politeknik
Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan.
Widuri, H. 2013. Cara Mengolah ASI Ekslusif Bagi Ibu Bekerja.Yogyakarta : Gosyen
Publising.