Anda di halaman 1dari 48

STABILISASI

PADA KASUS
PATOLOGI DAN
KOMPLIKASI
MATERNAL
NEONATAL
PADA KALA III
DAN IV
PERSALINAN
082117629559

SRI GUSTINI, SST,


M.KEB
Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Alamat: Bantar No 7 RT 19 RW 06
Desa Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciais

SD SUKARAJA II - SINDANGKASIH

SMP SMPN 1 CIKONENG

SMA SMAN 3 TASIKMALAYA


Alamat: Bantar No 7 RT 19 RW 06
Desa Sukaraja Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciais

DIII KEBIDANAN POLTEKKES TASIKMALAYA

DIV KEBIDANAN UNPAD

S2 KEBIDANAN UNPAD
Dalam 1 bulan terakhir,
pernahkan anda
mengalami kasus
kegawatdaruratan
maternal/ neonatal di
klinik/fasilitas kesehatan
tempat anda bekerja?
Apakah di
Sadarkah anda
rujuk?bagaimana upaya
bahwa
untuk melakukan
sebenarnya
tanggung jawab stabilisasi
anda sangat sebelum dirujuk?
besar
6

ISTILAH
Gawat Suatu keadaan yang mengancam nyawa
Darura Suatu keadaan yang memerlukan penanganan segera (untuk
t menghindari kecacatan bahkan kematian korban)
Obstetri Suatu keadaan yang berhubungan dengan kehamilan,
k persalinan dan nifas

A Gawat, tidak
darurat
A C B B. Darurat, tidak gawat
Stadium terminal kanker
Persalinan

D C. Gawat darurat bukan obstetrik


Gagal jantung, stroke
D Gawat darurat obstetrik
Perdarahan, hipertensi dalam
kehamilan,
Gawat dan Darurat sama-sama
berbahaya tapi darurat lebih
memerlukan tatalaksana
sesegera mungkin karena jika
tidak segera ditangani bisa
SEGERA kehilangan nyawa.
Menghormati Pasien

Kelembutan
Prinsip Dasar
Penanganan Komunikatif
Gawat Darurat
Hak Pasien hrs dihormati

Dukungan Keluarga
STABILISASI
PASIEN
Prinsip umum
penanganan
kasus gawat TERAPI CAIRAN
darurat
RESUSITASI
JANTUNG PARU
STABILISASI

Proses menjaga kondisi dan posisi


penderita agar dapat stabil selama
pertolongan pertama
Elemen – elemen penting dalam
stabilisasi pasien:
Menjamin kelancaran Mengganti cairan
jalan nafas, pemulihan tubuh yang
respirasi dan sirkulasi. hilang

Mangatasi rasa
Menghentikan nyeri atau
sumber gelisah
perdarahan dan
infeksi
• STABILISAI PERNAFASAN
Stabilisasi Umum
• STABILISASI HEMODINAMIK

• PERDARAHAN POST PARTUM


Stabilisasi Khusus • HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
• INFEKSI PUERPERALIS

Penyebab
Kematian
Ibu
13

Stabilisasi Pernafasan:
1. Bebaskan jalan nafas
Lepaskan pakaian yang ketat
Buang penghalang jalan nafas
Posisikan kepala agar jalan nafas cenderung
lurus (tidak bersudut)

Benar Salah
Teknik Buka Jalan Nafas
Head tilt (mendongakkan Jaw thrust
kepala), chin lift
(mendorong rahang
(mengangkat dagu)
bawah ke depan)
15

Stabilisasi
Pernafasan

Pastikan kecukupan oksigenasi


• Pastikan paru dapat bernafas spontan
• Bila diperlukan berikan oksigen 2-4
liter/menit
• Persiapkan set tabung oksigen untuk
ambulasi (berisi oksigen yang
mencukupi selama proses ambulasi/
transport pasien)
16

Stabilisasi Hemodinamik
Pasang infus 2 jalur
Gunakan Abbocath 14G – 16G, dan set transfusi darah
Berikan kristaloid sampai syok teratasi (nadi teraba, diastolik > 70
mmHg)
Bila diperlukan berikan koloid sebagai plasma ekspander
Untuk pemeliharaan berikan kristaloid 2.000 – 2.500 ml/ 24 jam

Penilaian sambil resusitasi


Pastikan jantung dapat berdenyut spontan dan teratur
Nilai perubahan hemodinamik yang terjadi
Nilai tanda vital (kesadaran, tekanan darah, nadi, frekuensi
pernafasan)

Persiapan transfusi
Periksa laboratorium (Hb, waktu perdarahan, waktu pembekuan,
elektrolit, golongan darah)
Lakukan crossmatch donor darah
STABILISASI KHUSUS
Tonus (Atonia Uteri)

Trauma (Robekan Jalan Lahir)

PERDARAH Tentukan
Tissue (Retensi Plasenta /sisa Plasenta)
AN PASCA penyebab
Trombin (kelainan koagulasi darah)
SALIN
ATONIA
UTERI
TATALAKSANAN
Lindungi dengan
ATONIA UTERI
pemberian cairan
infus
• Masage uteri
Perbaiki • Uterotonika
kontraks • Kompresi Bimanual
i • Tamponade
• Oksitosin
Berikan • Ergometrin
uterotonik • Misoprostol
a

• KBI
Lakukan
• KBE
bimanual

Lakukan • Gunakan balon kateter


tamponade • Gunakan kondom
TAMPONADE
ASI
STABILIS
KHUSUS
HDK
STABILISASI
KHUSUS
Pengendalian
kejang:

Berikan MgSO4
HDK • Dosis awal
• Dosis rumatan
Loading dose yaitu 4 gram (10CC) MgSO4 40% di campurkan
dengan aquades 10 cc di berikan secara IV selama 20 menit.

Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4


(12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan

Maintenance dose diberikan melalui infus drip 6 gram atau


15 cc MgSO4 40% dalam larutan Ringer Laktat 500 cc
diberikan 28 tpm
STABILISASI
KHUSUS
Pengendalian Pengendalian Syok
Infeksi
Antibiotik Dobutamin

infeksi
puerperalis
STABILISASI
KEGAWATDARURATAN
NEONATAL
Pendahuluan
▪ Seorang bayi dengan tanda bahaya
merupakan
• Seorangmasalah serius
bayi dengan tanda bahaya merupakan
▪ Satu tanda
masalah serius
bahaya tidak terdeteksi akan
• Satu tanda bahaya tidak terdeteksi akan berkelanjutan
berkelanjutan pada
pada kegawatan yangkegawatan
lain yang lain
▪ Nilailahkegawatan
• Nilailah secepat mungkin bayi dengan tanda
secepat mungkin bayi dengan tanda
kegawatan
BEBERAPA KEGAWATAN NEONATUS

• BBLR
• Hipotermi
• Hipoglikemia
• Ikterus
• Masalah Pemberian Air Minum
• Asfiksia BBL
• Gangguan Nafas pada BBL
• Kejang pada BBL
• Infeksi Neonatal
• Rujukan dan Transportasi BBL
• Perdarahan
• Syok/renjatan
BEBERAPA KEGAWATDARURATAN NEONATUS

• BBLR
• Hipotermi
• Hipoglikemia
• Ikterus
• Masalah Pemberian Air Minum
• Asfiksia BBL
• Gangguan Nafas pada BBL
• Kejang pada BBL
• Infeksi Neonatal
• Rujukan dan Transportasi BBL
• Perdarahan
• Syok/renjatan
TANDA BAHAYA
❑Megap megap (merintih) /
Penilaian cepat tidak bernapas / RR < 20
Letakkan bayi pada permukaan yang hangat kali/mnt
& cahaya cukup, PERIKSA TANDA ❑Perdarahan
❑kejang
BAHAYA ❑Syok ( pucat, dingin, HR > 180
x/mnt
❑penurunan kesadaran

Manajemen segera

Bayi Penilaian lanjut


PROSEDUR RESUSITASI BBL

1. Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu


resusitasi, lakukan pemotongan tali pusat
2. TAHAP I : Langkah awal (diselesaikan dalam waktu 30 detik)
a. Jaga bayi tetap hangat (J)
b. Atur posisi bayi (A)
c. Isap lendir (I)
d. Keringkan dan rangsang bayi (K)
e. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti (A)
Lakukan penilaian bayi
• Bila bernafas normal lakukan asuhan pasca resusitasi
• Bila megap2 / tdk bernafas: mulai ventilasi
3. TAHAP II : Ventilasi

a. Pasang sungkup
b. Ventilasi 2 kali dg tekanan 30 cm air
c. Bila dada mengembang Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
dg tekanan 20 cm air
d. lakukan penilaian ulang nafas
e. Jika td bernafas ulangi Ventilasi
f. Hentikan ventilasi dan nilai nafas setiap 30 detik
g. Siapkan rujukan jika bayi belum bernafas spontan
sesudah 2 menit resusitasi
h. Lanjutkan ventilasi sambil memeriksa denyut jantung
bayi
• Bila tdk mau dirujuk/tdk berhasil pertimbangkan u
menghentikan resusitasi,lakukan konseling, kemudian
lakukan pencatatan dan pelaporan
4. TAHAP III : Asuhan Pasca Resusitasi

Jika resusitasi berhasil :


a. Ajari ibu atau keluarga untuk membantu menilai keadaan bayi.
b. Jelaskan mengenai pemantauan tanda bahaya BBL (kejang,
mengantuk/tdk sadar, nafas cepat, retraksi dinding dada, sianosis sentral,
tidak dapat menyusu)
c. Rujuk segera bila ada tanda bahaya diatas
d. Jika tidak ada tanda bahaya, pemantauan dan perawatan tali pusat
e. Bila nafas bayi dan warna kulit normal berikan bayi kepada ibunya
f. Pencegahan hipotermia
g. Pemberian Vitamin K
h. Pencegahan Infeksi
i. Pemeriksaan Fisik
j. Pencatatan dan Pelaporan
Jika bayi perlu rujukan :
• Konseling
• Melanjutkan resusitasi (bila diperlukan)
• Jaga bayi tetap hangat selama perjalanan, kenakan
tutup kepala bayi dan bila mungkin lakukan perawatan
bayi lekat
• Membuat surat rujukan
• Periksa keadaan bayi selama perjalanan (pernafasan,
warna kulit, suhu tubuh)
• Melakukan pencatatan dan pelaporan
Resusitasi tdk berhasil

• Konseling (dukungan moral)


• Asuhan ibu
• Asuhan tindak lanjut : kunjungan ibu nifas
• Pencatatan dan pelaporan
Tata Laksana Stabilisasi Pada
BBL Pasca Resusitasi
❖ Stabilisasi neonatus pasca-resusitasi dilakukan pada bayi dengan
resusitasi dengan riwayat pemberian oksigen aliran bebas, CPAP
(Continous Positive Airway pressur)dan VTP (Ventilasi tekanan
Positif) atau resusitasi yang lebih ekstensif

❖ Terdapat 6 hal yang harus diingat untuk dievaluasi dalam periode


stabilisasi pasca-resusitasi, yang disebut dengan STABLE.
S • Sugar, yaitu deteksi dan atasi segera kondisi hipoglikemi (Hipoglikemi)

T • Temperature, yaitu Jaga kehangatan tubuh dan cegah hipotermi selanjutnya (Hipotermi) serta jangan
dihangatkan pada bayi dengan komplikasi HIE akibat asfiksia (Terapi hipotermi)

A
• Airway, yaitu jaga jalan nafas dan pertahankan bantuan pernafasan bila bayi sesak
(stabilisasi pernapasan)

B • Blood Pressure, yaitu deteksi dini gangguan sirkulasi dan segera atasi
(Atasi gangguan sirkulasi)
L • Laboratory Examination, yaitu pemeriksaan laboratorium salah satunya adalah
deteksi risiko infeksi (Infeksi)
E • Emotional Support, yaitu komunikasikan problema kepada keluarga dan beri
dukungan emosional (Dukungan emosi)
Dengan melakukan penatalaksanaan
yang tepat pada kasus
kegawatdaruratan maternal dan
neonatal maka Angka Kematian Ibu
dan Bayi akan menurun

Mari Terus Belajar Meningkatkan


Kompetensi, Lakukan Pertolongan
dengan Profesional
Tugas Mandiri kirim ke: sri.gustini@dosen.poltekkestasikmalaya.ac.id

• Buat makalah (Pilih 1 kasus saja):


1. Penatalaksanaan Kasus Kegawatdaruratan Maternal (Kehamilan)
TM 1 (Kls A : 1 -13)
TM 2 (Kls A: 14 - 26)
TM 3 (Kls A : 27 - 40)
2. Penatalaksanaan Kasus Kegawatdaruratan Maternal (Persalinan)
Kala 1 (Kls B : 1 - 13)
Kala 2 (Kls B: 14 -26)
Kala 3 (Kls B: 27 - 40)
Kala 4 (Kls C : 1 -13)
3. Penatalaksanaan Kasus Kegawatdaruratan Maternal (Nifas) = (Kls C: 14 -26)
4. Penatalaksanaan Kasus Kegawatdaruratan Maternal (Neonatus) = (Kls C: 27 - 40)
Terima kasih

+62 82117629559
srieg2017@gmail.com
sri.gustini@dosen.poltekkestasikmalaya.ac.id

Anda mungkin juga menyukai