Anda di halaman 1dari 77

KEGAWAT DARURATAN

MATERNAL

Indra Iswari,SST.,M.KM
Definisi Kegawat Daruratan
• Situasi serius dan kadang kala berbahaya yg terjadi secara tiba-
tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna
menyelamatkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C,2000)

• Kasus Gadar Obstetri: Kasus obstetri yang bila tidak segera


ditangani berakibat kematian ibu dan janinnya (Saifuddin,
2002)

• Gadar Neonatal: Situasi yang membutuhkan evaluasi dan


manajemen yang tepat pada BBL yang sakit kritis /Kondisi
patologis yang mengancam jiwa yang bisa timbul sewaktu2
(Syarieff, Brousseau, 2006)
PRINSIP UMUM PENANGANAN GD

1. Penilaian Klinik Awal


2. Tentukan Penyebab, Stabilisasi
3. Resusitasi : A,B,C
4. Penanganan Awal
5. Rujukan
GADAR OBSTETRI
MATERNAL :
 Perdarahan obstetrik akut
 Syok (hemoragik, septik, hipovolemik , Syok neurogenik,
dll)
 Serangan eklampsia
 Kesulitan bernafas
 Overdosis obat
 Reaksi anafilaktik
GADAR
OBSTETRI
PENILAIAN AWAL CEPAT

• Perhatikan ibu :
– Apakah ada yang membawa ibu ke tempat perawatan
? (Kemungkinan tanda-tanda syok ).
– Apakah ada darah pada pakaian atau lantai di bawah
ibu ? (Tanda-tanda bahaya perdarahan dalam
kehamilan).
– Apakah ibu mendengkur, merintih, atau meneran ?
(Kemungkinan tanda-tanda persalinan maju)
PENILAIAN AWAL CEPAT

• Tanyakan kepada ibu atau yang menemani ibu,


apakah sekarang atau ibu baru mengalami :
– Perdarahan per vaginam
– Sakit kepala berat/ atau gangguan penglihatan
– Kejang atau tidak sadar
– Kesulitan bernapas
– Demam
– Nyeri abdomen berat
– Sakit yang berhubungan dengan persalinan
• Jika tanda-tanda bahaya telah diidentifikasi selama pemeriksaan
kilas, segerala lakukan penilaian awal dengan cepat (Rapid
Initial Assessment/RIA) untuk menentukan tingkat kesakitan ibu
dan mengkaji kebutuhan tindakan gawat darurat yang diperlukan
untuk menstabilkan kondisi ibu.
• Walaupun ibu tidak menunjukkan tanda-tanda syok saat
pemeriksaan, hal ini tidak berarti ia tidak akan mengalami syok;
oleh karena itu tetaplah waspada.
• Curigai /antisipasi adanya syok jika timbul hal-hal berikut ini :
– Perdarahan pervaginam dalam kehamilan
– Perdarahan pervaginam selama atau setelah
persalinan
– Infeksi
– Trauma
PENILAIAN AWAL & CEPAT
GANGGUAN PERNAPASAN

• Perhatikan :
– Henti napas
– Bernapas cepat (≥ 30 /menit)
– Bernapas terputus-putus atau megap-megap
– Pucat atau warna kulit agak biru (sianosis)
• Periksa :
– Mulut jika ada benda asing (seperti sisa makanan)
– Paru-paru, apakah ada bunyi mendesah atau ronchi
2. Stabilisasi
Elemen-elemen penting dalam stabilisasi
pasien adalah :
– Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan
sistem respirasi dan sirkulasi
– Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi
– Mengganti cairan tubuh yang hilang
– Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
STABILISASI PASIEN

JIKA IBU TIDAK BERNAPAS


Minta bantuan
• Upayakan agar ibu tetap pada posisi terlentang dengan kepala
dimiringkan ke belakang
• Angkat dagu ibu agar jalan napas membuka
• Periksa kedalam mulut ibu apakah ada benda asing atau
makanan, jika ada keluarkan.
• Bersihkan sekresi dari kerongkongan ibu.
• Lakukan ventilasi dengan ambubag dan sungkup sampai ibu
bisa bernapas.
STABILISASI PASIEN

JIKA IBU BERNAPAS TETAPI MASIH MENGALAMI


GANGGUAN NAPAS :
• Minta bantuan
• Segera evaluasi tanda vital (tekanan darah, denyut
jantung, pernapasan)
• Posisikan ibu berbaring dan bertumpu pada sisi kiri
badannya dan ganjal punggungnya dengan dua bantal
guling.
• Berikan oksigen 4 – 6 lt/men jika tersedia
• Segera rujuk
3. RESUSITASI

upaya pemulihan kesadaran penderita yang


secara klinis dan mendadak atau baru mengalami
kehilangan tanda-tanda kehidupan
atau
restorasi fase awal kegagalan fungsi vital, baik
sistem pengaturan fungsi vital tunggal maupun
majemuk
Airway, Breathing, Circulation, Drug
Tahapan Resusitasi

Dukungan Awal terhadap : Airway (Bebaskan jalan nafas)


Fungsi Vital (Basic Life-support) Breathing (Pulihkan napas/ventilasi)
Circulation (Perbaiki sirkulasi)

Dukungan Lanjut terhadap : Drugs and Fluid (Obat dan cairan)


Fungsi Vital (Advanced Life- Electrocardiography (Periksa Jantung)
support) Fibrilation (Atasi ggn impuls jantung)

Mempertahankan Fungsi Vital : Gauging (Penilaian dan terapi lanjutan)


(Prolonged Life-support) Human Mentation (jaga fungsi normal)
Intensive Care (Perawatan Intensif)
Terapi Cairan
• Kondisi gawatdarurat  restorasi cairan
• Larutan isotonik yang dianjurkan:
– Ringer Laktat
– NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal saline).
• Untuk pemberian cairan infus, perhatikan :
– jumlah cairan yang akan diberikan
– lamanya pemberian per unit cairan
– ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan kecepatan
tetesan. Jumlah per mililiter tetesan bervariasi antara
10-20 tetes per mililiter.
4. PENANGANAN AWAL

PERSIAPAN UMUM
• Persetujuan tindakan medik/informed consent
– Beritahukan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan
berikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
– Berikan dukungan emosional dan jaminan
pelayanan
– Pelajari keadaan umum (kesadaran, tensi, nadi,
nafas) untuk memastikan bahwa ditemukan keadaan
yang merupakan indikasi dan syarat untuk tindakan
obstetrik dan mengatasi renjatan
Lanjutan ......PERSIAPAN UMUM

• Persiapan tindakan
– Tindakan pencegahan infeksi sederhana
– Uji fungsi dan kelengkapan peralatan
(medikamentosa, instrument, lembar catatan
medik dan persetujuan tindakan)
• Persiapan penolong operator dan asisten
– Perlindungan terhadap risiko penularan infeksi
– Instrument / peralatan bantuan
• Persiapan bayi
– Instrument (medikamentosa dan peralatan)
Kasus 1.

SYOK

Tanda-tanda Syok :
– nadi cepat dan halus (> 100 X per menit)
– menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg)
– pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit)
– pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak
tangan , bibir)
– berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak
sadar
Lanjut......Penanganan Awal
• Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
• Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien
untuk mencegah aspirasi muntahan.
– Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah
aspirasi.
• Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui
slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per
menit
• Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja
jantung.
– Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi
sesak atau mengalami edema paru maka kembalikan
tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas
untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru
STABILISASI PASIEN

• Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit


• Nilai ulang respon ibu terhadap cairan dalam 30 menit
untuk melihat apakah kondisinya membaik. Tanda-tanda
kondisi ibu membaik adalah :
– Denyut jantung ≤ 90 kali/menit
– Tekanan darah : sistolik ≥ 100 mmHg
– Rasa bingung dan gelisah berkurang
– Produksi urin : ≥ 30 mL/jam
• Jika kondisi ibu membaik, atur kecepatan cairan infus IV
menjadi 1 L dalam 6 jam. Tentukan penyebab syok dan
berikan tindakan atau rujuk jika perlu.
• Jika ibu tidak membaik atau kondisinya tidak stabil,
segera rujuk.
Pertimbangkan
• Lihat perdarahan
Abortus inkomplitper vaginam setelah persalinan
• Kehamilan
Abortus septik
ektopik
• Plasenta previa
Metritis
• Ruptura uteri
Petritonitis
• Lihat demam
perdarahan
setelah
perpersalinan
vaginam pada awal kehamilan
• Atonia uteri
Ruptura uteri
• Retensio
Lihat nyeri
plasenta
abdomen pada kehamilan lanjut atau setelah
• persalinan
Laserasi
Terapi Definitif
• Tentukan penyebab syok dan tentukan
tindakan segera untuk mengatasi hal
tersebut
– Perdarahan  hipovolemik
– Infeksi  septik
– Nyeri hebat  kardiogenik/vasovagal
• Infus/restorasi cairan
• Oksigen
• Antibiotika
• Agen Vasoaktif
Pedoman pemberian cairan IV / Larutan Rehidrasi
Oral (LRO)

• Pakai jarum yang paling besar (≥ 16 G)


• Segera berikan infus Ringer Laktat atau Normal saline
pada kecepatan 1 L per 15 – 20 menit
• Berikan paling kurang 2 L cairan dalam 1 jam pertama
• HANYA jika tidak bisa memberikan cairan IV (untuk
alasan apapun, berikan LRO menurut pedoman berikut
ini :
– Jika ibu bisa minum, masih sadar dan tidak mengalami (atau
sekarang tidak mengalami) kejang, berikan LRO 300-500 mL
dalam 1 jam pertama melalui mulut.
PENILAIAN AWAL & CEPAT
KEJANG / HILANG KESADARAN

• Tanyakan :
– Kehamilan ?
– Umur kehamilan?
• Periksa
– Tekanan darah: diastolik ≥ 90 mmHg
– Suhu: ≥ 38 ˚C
NYERI KEPALA, GANGGUAN
PENGLIHATAN, KEJANG
ATAU TIDAK SADAR (KOMA)

Ibu hamil atau ibu yang baru saja melahirkan


mengeluh sakit kepala berat atau penglihatan
kabur atau ibu hamil mengalami tekanan
darah tinggi atau terdapat proteinuria.
• Ibu hamil atau ibu yang baru melahirkan mengeluh
sakit kepala berat, penglihatan kabur, mengalami
tekanan darah tinggi, periksa urin untuk identifikasi
proteinuria.
• Sebagian kecil ibu dengan eklampsia memiliki
tekanan darah yang normal. Karena itu semua ibu
dengan eklampsia dilakukan penatalaksa-naan kejang
sampai ada diagnosis berikutnya.
• Ibu hamil yang tinggal di daerah endemi malaria
dengan demam, nyeri kepala, atau kejang, maka
malaria tidak dapat ditinggalkan. Oleh karena itu ibu
perlu diberi tindakan baik untuk malaria maupun
eklampsia.
Stabilisasi
• Minta bantuan
• Jangan tinggalkan ibu sendirian
• Hindarkan ibu dari terluka, tetapi jangan terlalu aktif
menahan ibu.
• Jika ibu tidak sadarkan diri :
– Cek jalan napas
– Posisikan ibu berbaring menyamping ke sisi kiri
badannya dan dukung punggung ibu dengan dua
bantal guling
– Periksa apakah lehernya tegang/kaku
Jika ibu kejang/Eklampsia
• Miringkan ibu ke samping untuk mengurangi risiko aspirasi dan
memastikan jalan napas membuka.
• Berikan dosis MgSO4 (magnesium sulfat)
– Berikan larutan MgSO4 4 g IV selama 5 menit – 10 menit.
– Segera ikuti dengan magnesium sulfat 10 g dengan suntikan
IM dalam (5 g di setiap sisi pinggul) dengan 2% lignocaine 1
mL pada spuit yang sama. Pastikan bahwa teknik aseptik
digunakan saat memberikan suntikan IM dalam.
– Jika kejang tidak berhenti atau muncul kembali setelah 15
menit, berikan MgSO4 2 g IV selama 5 menit.
– Jika terjadi gangguan napas, berikan kalsium glukonat 1 g (10
mL dari larutan 10%) IV secara perlahan-lahan selama 10
menit.
SYARAT PEMBERIAN MgSO4 :

Sebelum ibu diberikan dosis Magnesium sulfat,


pastikan bahwa:
• kecepatan napas paling kurang 16 kali per
menit,
• ada refleks lutut,
• produksi urin paling kurang 30 ml per jam
selama 4 jam
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Alternatif I Dosis awal MgSO4 4 g IV sebagai larutan 20% (SM 40%


10 cc MS diencerkan 10 cc aquabides)
selama 5-10 menit
Segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4
(40%) 6 g dalam larutan Ringer Asetat /
Ringer Laktat selama 6 jam
Jika kejang berulang setelah 15 menit,
berikan MgSO4 (40%) 2 g IV

Dosis Pemeliharaan MgSO4 1 g / jam melalui infus Ringer Asetat


/ Ringer Laktat yang diberikan sampai 24
jam postpartum
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
Alternatif II Dosis awal MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
Dosis pemeliharaan Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5 g IM dengan 1 ml
Lignokain (dalam semprit yang sama)
Pasien akan merasa agak panas pada saat
pemberian MgSO4

Sebelum pemberian Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/menit


MgSO4 ulangan, Refleks patella (+)
lakukan pemeriksaan: Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Frekuensi pernafasan < 16 kali/menit
Hentikan pemberian Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
MgSO4, jika: Urin < 30 ml/jam pada hari ke 2

Siapkan antidotum Jika terjadi henti nafas:


Bantu pernafasan dengan ventilator
Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan
10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai
lagi
Jika tidak tersedia MgSO4

• Berikan dosis Diazepam 10 mg IV secara pelan-pelan selama


2 menit
• Jika kejang berulang, ulangi dosis awal.
• Jika ibu mengalami persalinan lambat atau rujukan tertunda,
berikan dosis pemeliharaan sebagai berikut :
– Berikan Diazepam 40 mg dalam 500 mL cairan IV (Ringer laktat atau
normal saline) selama 6 – 8 jam, secara titrasi untuk menjaga agar ibu
tetap tenang tetapi masih sadar.
– Hentikan dosis pemeliharaan jika pernapasan turun dibawah 16 kali per
menit.
• Jangan berikan lebih dari 100 mg Diazepam dalam 24 jam.
PENGELOLAAN
DIASEPAM
DOSIS AWAL DIASEPAM 10 MG IV SELAMA 2 MENIT

DOSIS DIASEPAM 40 MG / 500 ML RINGER LAKTAT


PEMELIHARAAN TIDAK MELEBIHI 100 MG/JAM

PEMBERIAN DIASEPAM 20 MG DALAM SEMPRIT 10 ml


MELALUI REKTUM JIKA MASIH ADA KEJANG DOSIS TAMBAHAN 10
MG/JAM
DAPAT DIBERIKAN MELALUI KATETER URIN KE
DALAM REKTUM
Lanjutan
• Lakukan tindakan / segera rujuk. Jika rujukan diperlukan,
ikuti langkah-langkah berikut:
– Temani ibu selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
– Pastikan selama membawa cukup obat-obatan
• Jika rujukan tertunda atau ibu mengalami persalinan
lambat:
– Lanjutkan pemberian Magnesium sulfat
– Berikan Magnesium sulfat 5 g IM plus 2% lignocaine 1
mL. (diberikan secara bergantian di setiap sisi pinggul)
setiap 4 jam.
– Lanjutkan perawatan selama 24 jam setelah persalinan atau
setelah kejang yang terakhir.
• Monitor produksi urin
PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
PERDARAHAN PER VAGINAM
• Tanyakan :
– Kehamilan ?
– Umur kehamilan?
– Nyeri abdomen ?
– Setelah 22 minggu kehamilan, tanyakan apakah :
• Sekarang sudah melahirkan, tgl. Melahirkan
• Plasenta telah lahir
• Perdarahan lambat dan berlangsung lama (berapa lama) atau
tiba-tiba banyak.
• Periksa
– Vulva: banyaknya perdarahan, trauma
– Vagina : laserasi, plasenta
– Serviks : hasil konsepsi, laserasi
– Uterus : retensio plasenta, atonia
– Kandung kemih : penuh
• Pada tahap ini, jangan lakukan pemeriksaan per vaginam
PERDARAHAN PER VAGINAM
TANYAKAN DAN PERIKSA HAMIL ATAU TIDAK , JUMLAH
PERDARAHAN DAN LAKUKAN TERAPI

• HAMIL MUDA , TIDAK MENGETAHUI


KALAU HAMIL ATAU TIDAK HAMIL ( UTERUS
DIBAWAH UMBILICUS )
• HAMIL LANJUT (UTERUS DIATAS
UMBILICUS)
• INPARTU (SEBELUM BAYI LAHIR )
• POSTPARTUM (BAYI SUDAH LAHIR)
Estimasi Simtomatik

• Bila perdarahan menyebabkan terjadinya


perubahan tanda vital (hipotensi) maka
jumlah darah yang keluar telah mencapai
1000-1200 ml
• Bila terjadi syok hipovolemik maka jumlah
perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
HEMORARGIA POST PARTUM

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN:


PERDARAHAN > 500 CC

PRIMER SEKUNDER

PERDARAHAN PERDARAHAN
< 24 JAM SSD > 24 JAM SSD
BAYI LAHIR PERSALINAN
SEBAB DARI
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

PRIMER SEKUNDER

ATONIA UTERI •SISA PLASENTA


RETENSIO PLASENTA •ENDOMETRITIS
/ SISA PLASENTA
ROBEKAN JLN LAHIR
KEL. PEMBEKUAN DRH SUB INVOLUSIO
INVERSIO UTERI
PENYEBAB
• TONUS
• TISSUE
• TRAUMA
• THROMBIN
TINDAKAN ??
KOMPRESI BIMANUAL UTERUS
• Pakai sarung tangan steril atau di-DTT, masukkan tangan ke
dalam vagina dan keluarkan semua bekuan-bekuan darah dari
bagian bawah uterus atau serviks
• Bentuk kepalan tangan
• Tempatkan kepalan tangan pada forniks anterior dan dorong
ke dinding anterior uterus
• Tangan lainnya menekan dalam kearah abdomen di belakang
uterus, tekanan dilakukan pada dinding posterior uterus
• Pertahankan kompresi sampai perdarahan berhenti dan
uterus berkontraksi
KOMPRESI AORTA
• Lakukan tekanan ke bawah dengan kepalan tangan tertutup di
atas aorta abdomen langsung melalui dinding abdomen :
– Titik kompresi persis berada di atas umbulikus dan sedikit
ke kiri.
– Denyutan aortik dapat dirasakan dengan mudah melalui
dinding abdomen anterior dalam periode pospartum.
• Tangan lainnya, meraba denyutan arteri femoralis pada lipatan
paha untuk mencek kompresi yang adekuat.
• Pertahankan kompresi sampai perdarahan berhenti.
KOMPRESI AORTA
PLASENTA MANUAL
• Kaji indikasi
• Mulai infus IV
• Berikan dukungan emosional dan besarkan hati ibu. Gunakan
bahasa yang lemah lembut untuk membantu ibu supaya rileks.
• Lakukan kateterisasi kandung kemih atau pastikan kandung
kemih kosong.
• Berikan dosis tunggal antibiotik profilaksis : SESUAI ADVIS
DOKTER
Ampisilin 2 g IV PLUS Metronidazole 500 mg IV
ATAU Cefazolin 1 g IV PLUS Metronidazole 500 mg IV
• Jepit tali pusat dengan klem. Tarik tali pusat dengan hati-hati
sampai sejajar lantai
• Pakai sarung tangan panjang sampai ke siku yang steril atau di-
DTT, masukkan tangan yang lain ke dalam vagina sampai
menjangkau ke dalam uterus
• Biarkan tali pusat keluar dan pindahkan tangan yang satu
ke atas abdomen untuk menahan fundus uteri dan
memberikan gaya tarik berlawanan (counter traction)
selama pengeluaran plasenta untuk mencegah inversio
uteri.
• Pindahkan jari-jari tangan dalam uterus secara lateral
sampai posisinya ke pinggir plasenta.
• Jika tali pusat telah terlepas lebih dulu, masukkan tangan
ke dalam rongga uterus. Telusuri rongga uterus sampai
ditemukan tepi batas antara plasenta dan dinding uterus.
• Pisahkan plasenta dari sisi implantasi dengan merapatkan
seluruh jari-jari tangan dan dengan ujung jari-jari tangan
sedikit demi sedikit lepaskan plasenta dari dinding
uterus.
• Terus gerakan ujung jari-jari tangan secara pelan-pelan
menyusuri seluruh tepi plasenta hingga seluruh plasenta
terpisah dari dinding uterus.
• Jika plasenta tidak dapat dilepaskan dari permukaan
uterus dengan gerakan lateral ujung jari-jari tangan pada tepi
batas plasenta dan dinding uterus, keluarkan fragmen-
fragmen plasenta secara perlahan-lahan. Jika jaringan
tersebut melekat sangat kuat sehingga sulit dikeluarkan,
kemungkinan plasenta akreta dan rujuk segera untuk
laparatomi dan kemungkinan histerektomi subtotal.
• Pegang plasenta dan pelan-pelan keluarkan tangan dari uterus
bersama plasenta.
• Dengan tangan lainnya, tetap tahan fundus dengan
menekannya pada arah yang berlawanan saat tangan dan
plasenta dikeluarkan.
• Telusuri bagian dalam rongga uterus untuk memastikan tidak
ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus.
• Berikan Oksitosin 20 unit dalam 1 L cairan IV (Normal
saline atau Ringer laktat) dengan kecepatan 60 tetes per
menit.
• Minta bantuan petugas lain untuk melakukan masase fundus
uteri untuk merangsang kontraksi uterus yang lebih kuat.
• Jika masih terjadi perdarahan yang banyak, berikan
Ergometrine 0,2 mg IM.
• Periksa permukaan uterus plasenta untuk memastikan apakah
plasenta lengkap atau tidak. Jika masih ada sisa plasenta
atau jaringan yang tertinggal, lakukan eksplorasi ke dalam
rongga uteri untuk mengeluarkannya.
• Periksa ibu dengan saksama dan perbaiki robekan serviks,
vagina atau episiotomi
MASALAH
• Jika plasenta tertahan (terjepit) akibat tarikan
jaringan atau jika jam dan harinya telah lewat
sejak kelahiran bayi, maka plasenta manual
sulit dilakukan. Rujuk segera.
PENGELOLAAN PASCA-TINDAKAN
• Pantau tanda-tanda vital setiap 30 menit selama 6
jam berikutnya atau sampai pasien stabil.
• Palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus
tetap berkontraksi dengan baik
• Periksa kelebihan lokhia
• Teruskan infus cairan IV
PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
DEMAM
• Tanyakan :
– Lemah, letargis ?
– Sering buang air kecil dan nyeri ?
• Periksa
– Tidak sadar
– Suhu : ≥ 38 ˚C
– Leher : tegang
– Paru-paru : napas pendek, penguatan
– Abdomen: nyeri berat
– Vulva : cairan yang purulen
– Payudara : nyeri
Stabilisasi
• BERIKAN AMPISILIN 2g IV setiap 6 jam PLUS gentamisin 5
mg/kg BB secara IV setiap 24 jam PLUS metronidazole 500 mg
IV setiap 8 jam (SESUAI ADVIS DOKTER).
• Rujuk segera
• Jika muncul tanda-tanda syok sepsis, lihat prosedur
menstabilkan syok
• Mulai berikan infus IV (dua jika memungkinkan)
menggunakan kanula atau jarum besar. Segera berikan Ringer
laktat atau normal saline dengan kecepatan 1 L per 15-20
menit. Berikan minimum 2 L cairan dalam 1 jam pertama.
Pertimbangkan

• Abortus septik
• Amnionitis
• Komplikasi malaria
• Tifoid
• Lihat Demam selama kehamilan dan persalinan
• Metritis
• Selulitis luka
• Komplikasi malaria
• Mastitis
• Lihat Demam setelah melahirkan
PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
NYERI ABDOMEN

• Tanyakan :
– Kehamilan ?
– Umur kehamilan ?
• Periksa
– Tekanan darah: Sistolik ≤ 90 mmHg
– Suhu: ≥ 38 ˚C atau lebih
– Uterus: Umur kehamilan atau tanggal persalinan.
Pertimbangkan
• Abortus
• Kehamilan ektopik
• Kehamilan mola
• Lihat Perdarahan per vaginam pada awal kehamilan
• Plasenta abruptio
• Ruptura uteri
• Plasenta previa
• Lihat Perdarahan per vaginam setelah 22 minggu umur
kehamilan atau pada persalinan sebelum bayi lahir
NYERI KEPALA, GANGGUAN PENGLIHATAN, KEJANG ATAU TIDAK SADAR (KOMA)
 Lakukan penilaian awal dan cepat
 Stabilkan kondisi pasien jika perlu
 Rujuk segera

Kemungkinan
Tanda/Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Kejang Eklampsia • Stabilkan pasien sesuai prosedur untuk
• Diastolik ≥ 90 mmHg kejang/ tidak sadar (koma)
setelah 20 minggu • Rujuk segera
kehamilan
• Proteinuria ≥ 2+

• Mulut terkatup rapat Tetanus • Kontrol spasme dengan Diazepam 10 mg IV


dan mengunyah (2 menit)
• Atasi penyebab sepsis
• Berikan Benzil penisilin 2 juta IU IV setiap 4
jam
• Rujuk segera
NYERI KEPALA, GANGGUAN PENGLIHATAN, KEJANG ATAU TIDAK SADAR (KOMA)
 Lakukan penilaian awal dan cepat
 Stabilkan kondisi pasien jika perlu
 Rujuk segera

Kemungkinan
Tanda/Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Kejang Epilepsi Jika ibu mengalami kejang
• Riwayat kejang lama • Berikan Diazepam 10 mg IV (2 menit)
• Tekanan darah normal • Ulangi jika kejang muncul kembali setelah
10 menit.
• Rujuk segera

• Demam (≥ 38 oC) Malaria Jika terjadi kejang


• Menggigil/ kaku komplikasi • Berikan Diazepam 10 mg IV (2 menit)
• Sakit kepala Jika didiagnosa eklampsia
• Nyeri otot/persendian • Cegah kejang berikutnya dengan Magnesi-
• Koma um sulfat (MgSO4)
• Anemia • Rujuk segera
Jika didiagnosa malaria komplikasi dan ibu
masih sadar
• Berikan 3 tablet Sulfadoxine pyrimethamine
ATAU Chloroquine
• Rujuk segera
KEMAJUAN PERSALINAN YANG KURANG MEMUASKAN

Kemungkinan
Tanda/Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Pada persalinan lebih  Obstruksi • Mulai infus IV memakai kanula atau jarum
dari 12 jam  Kelainan ukuran besar.
• Presentasi lain dari presentasi • Berikan infus normal saline atau Ringer’s
pada vertex atau kelainan laktat dengan kecepatan 3 mL per menit
letak selama 6 jam
• Rujuk segera
DEMAM SELAMA KEHAMILAN DAN PERSALINAN (SUHU 38 oC ATAU LEBIH)
Kemungkinan
Tanda/Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Demam/ menggigil Abortus septik • Segera berikan Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
• Bau tidak enak dari PLUS Gentamisin 5 mg/kg BB IV setiap 24
saluran vagina pada jam PLUS Metronidazole 500 mg IV setiap 8
umur kehamilan 22 jam sampai ibu 48 jam bebas demam.
minggu Sebelum 16 minggu
• Uterus lembek • Jika AVM ada
• Lakukan AVM
• Jika AVM tidak ada
• Rujuk segera
Setelah 16 minggu
• Rujuk segera setelah memberikan
antibiotik
• Demam/menggigil Amnionitis • Segera berikan Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
• Bau tidak enak dari PLUS Gentamisin 5 mg/kg BB IV setiap 24
cairan ketuban setelah jam
hamil 22 minggu • Rujuk untuk melahirkan bayi.
• Nyeri abdomen
DEMAM SELAMA KEHAMILAN DAN PERSALINAN (SUHU 38 oC ATAU LEBIH)

Kemungkinan
Tanda/Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Demam/ menggigil Malaria Jika ibu masih sadar
• Sakit kepala komplikasi • Berikan 3 tablet Sulfadoxine pyrimethamine
• Tidak sadar atau ATAU Kloroquin dan rujuk segera
koma Jika ibu tidak sadar atau kejang
• Anemia • Berikan Diazepam 10 mg IV secara pelan-
• Kejang pelan selama 2 menit
• Rujuk segera

• Demam Tifoid • Berikan Ampisilin 1 g per oral 4 kali sehari


• Sakit kepala ATAU Amoksisilin 1 g per oral 3 kali sehari
• Batuk kering selama 14 hari
• Rasa tidak enak • Terapi alternatif akan tergantung pada pola
badan sensitivitas lokal
• Anorexia • Rujuk segera
• Limpa membesar
DEMAM SETELAH BAYI LAHIR (TEMPERATUR 38 oC ATAU LEBIH)
Kemungkinan
Tanda/ Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Demam/ Metritis • Segera berikan Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
menggigil Keterlambatan atau PLUS Gentamisin 5 mg/kg BB IV setiap 24
• Nyeri abdomen tindakan yang tidak jam PLUS Metronidazole 500 mg IV setiap 8
bawah sesuai dapat meng- jam sampai ibu tidak mengalami demam
• Purulen , lokhia akibatkan : selama 48 jam.
berbau • Abses pelvik • Rujuk segera
• Uterus lembek • Peritonitis
• Syok septik
• Trombosis vena
dalam
• Emboli paru-paru
• Infeksi pelvis kronik
• Rintang tubal dan
infertilitas
• Luka dan nyeri Selulitis luka • Segera berikan Penisilin G 2 juta IU IV tiap
• Eritema dan 6 jam
edema di luar • PLUS Gentamisin 5 mg/kg BB IV tiap 24
insisi jam
• PLUS Metronidazole 500 mg IV tiap 8 jam
• Rujuk segera
DEMAM SETELAH BAYI LAHIR (TEMPERATUR 38 oC ATAU LEBIH)
Kemungkinan
Tanda/ Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Gejala dan tanda- Malaria • Beri infus Quinine dihidroklorid 20 mg/kg BB
tanda seperti malaria komplikasi dalam cairan IV (5% Dextrose, Normal
bukan komplikasi saline atau Ringer laktat) selama 4 jam.
• Koma • Tunggu 4 jam setelah pemberian dosis
• Anemia tersebut selesai
• Kemudian beri infus Quinine dihidroklorid 10
mg/kg BB selama 4 jam
• Ulangi setiap 8 jam

• Demam Tifoid • Rujuk segera


• Sakit kepala
• Batuk kering
• Merasa tidak enak
badan
• Anorexia
• Limpa membesar
NYERI ABDOMEN PADA AWAL KEHAMILAN (SEBELUM 22 MINGGU)
Kemungkinan
Tanda/ Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Demam / menggigil Peritonitis • Mulai infus IV memakai kanula atau jarum
ringan ukuran besar.
• Nyeri abdomen bawah • Berikan infus Normal saline atau Ringer
• Tidak ada bunyi usus laktat dengan kecepatan 1 L dalam 6 – 8
jam kalau tidak syok.
• Segera berikan Penisilin G 2 juta IU IV
setiap 6 jam.
• PLUS Gentamisin 5 mg/kg BB IV setiap 24
jam
• PLUS Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
• Rujuk segera
• Nyeri abdomen Kehamilan • Segera upayakan transportasi untuk
• Perdarahan ringan ektopik laparatomi
• Serviks tertutup • Jika tidak terjadi Ruptur, pasang infus IV
• Uterus agak lebih besar dan berikan infus Ringer laktat atau Normal
dari biasanya saline dengan kecepatan 1 L dalam 6 – 8
• Uterus lebih lembek jam.
dari biasanya
NYERI ABDOMEN PADA KEHAMILAN TUA ATAU PASCA PERSALINAN
Kemungkinan
Tanda/ Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Nyeri abdomen tetap Abruptio • Mulai infus IV (dua jika memungkinkan)
atau hilang timbul plasenta memakai kanula atau jarum ukuran besar.
• Perdarahan setelah • Segera berikan infus Normal saline atau
kehamilan 22 minggu Ringer laktat dengan kecepatan 1 L dalam
15 – 20 menit.
• Berikan paling kurang 2 L cairan pada 1 jam
pertama.
• Rujuk segera
• Nyeri abdomen berat Ruptura uteri • Mulai infus IV (dua jika memungkinkan)
(dapat berkurang setelah memakai kanula atau jarum ukuran besar.
ruptur) • Segera berikan infus Normal saline atau
• Perdarahan (intra Ringer laktat dengan kecepatan 1 L dalam
abdomen dan / atau 15 – 20 menit.
pervaginum) • Berikan paling kurang 2 L cairan pada satu
jam pertama.
• Rujuk segera
• Nyeri abdomen Amnionitis • Segera berikan Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
• Sekret vagina cair dan PLUS Gentamisin 5 mg/kg BB IV setiap 24
berbau setelah jam.
kehamilan 22 minggu • Rujuk untuk persalinan
• Demam / menggigil
NYERI ABDOMEN PADA KEHAMILAN TUA ATAU PASCA PERSALINAN
Kemungkinan
Tanda/ Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Nyeri abdomen bawah Metritis • Segera berikan Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
• Demam / menggigil PLUS Gentamisin 5 mg/kg BB IV setiap 24
• Lokhia dengan pus dan jam PLUS Metronidazole 500 mg IV setiap 8
bau jam sampai ibu 48 jam bebas demam
• Uterus terasa lunak • Rujuk segera

• Demam tindak tinggi / Peritonitis • Lakukan sedotan dengan sonde


menggigil • Mulai infus IV memakai kanula atau jarum
• Nyeri abdomen bawah ukuran besar.
• Bunyi usus tidak • Segera berikan infus Normal saline atau
terdengar Ringer laktat dengan kecepatan 1 L dalam
15 – 20 menit
• Berikan paling kurang 2 L cairan pada 1 jam
pertama.
• Segera berikan Penisilin G 2 juta unit IV
setiap 6 jam
• PLUS Gentamisin 5 mg/kg BB IV setiap 24
jam
• PLUS Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
• Rujuk segera
SUKAR BERNAPAS
Kemungkinan
Tanda/ Gejala Penatalaksanaan
Diagnosa
• Sesak napas Anemia berat • Mulai infus IV memakai kanula atau jarum
• Pucat pada konjungtiva, ukuran besar.
lidah, kuku, dan/atau • Berikan infus normal saline atau Ringer’s
telapak tangan laktat dengan kecepatan 1 L selama 8 jam.
• Hemoglobin ≤ 7 g/dL • Rujuk segera untuk transfusi
• Hematokrit ≤ 20%

Gejala dan tanda-tanda Gagal jantung • Mulai infus IV memakai kanula atau jarum
anemia berat disertai: karena anemia ukuran besar.
• Edema • Berikan infus normal saline atau Ringer’s
• Batuk laktat dengan kecepatn 1 L selama 8 jam
• Rales • Rujuk segera untuk transfusi
• Edema tungkai
• Hepatomegali
• Vena leher menonjol

• Sesak napas Gagal jantung • Mulai infus IV dengan kanula/jarum besar


• Bising diastolik dan/atau karena • Berikan infus Normal saline atau Ringer
sistolik dengan thrill penyakit laktat 1 L selama 12 jam.
yang jelas jantung • Posisikan ibu bertumpu pada sisi kiri
• Berikan Oksigen 4-6 L/menit jika tersedia
• Rujuk segera
MERUJUK IBU UNTUK PERAWATAN LANJUT
• Setelah manajemen gawat darurat, diskusikan dengan ibu dan
keluarganya tentang perlunya ibu dirujuk.
• Segera siapkan kendaraan dan dana yang dibutuhkan (sumber
bantuan dana yang mungkin)
• Informasikan hal ini ke pusat rujukan melalui radio atau telefon
• Berikan ibu surat rujukan yang berisi informasi berikut ini :
– Nama, umur, dan alamat
– Riwayat obstetrik (paritas, umur kehamilan, komplikasi
antenatal)
– Riwayat komplikasi obstetri sebelumnya yang relevan
– Masalah spesifik sebab ibu dirujuk
– Tindakan yang sudah diberikan dan hasilnya
MERUJUK IBU UNTUK PERAWATAN LANJUT

• Yang perlu bersama ibu dalam perjalanan ke


tempat rujukan:
– Petugas kesehatan yang sudah dilatih tentang
perawatan persalinan bayi.
– Obat-obatan gawat darurat esensial dan bahan-
bahan lain yang diperlukan
– Anggota keluarga yang bisa mendonorkan darah
– Jika ada bayi, sertakan anggota keluarga yang bisa
menjaga dan merawat bayi.
MERUJUK IBU UNTUK PERAWATAN LANJUT

• Selama dalam perjalanan ke tempat rujukan:


– Terus berikan infus IV
– Upayakan agar ibu (dan bayinya jika sudah lahir)
tetap hangat, tetapi jangan sampai berlebihan
– Jika perjalanan cukup jauh, berikan tindakan yang
sesuai selama perjalanan
– Catat semua cairan IV yang sudah diberikan,
pengobatan, waktu pemberian tindakan dan obat
serta kondisi ibu
Peralatan dan Bahan Gawat Darurat :
(1)
• Ambu bag (resusitator manual)
• Sungkup muka
• Silinder oksigen dengan flow-meter dan
katup aliran, kunci silinder, dan selang
• Mesin penghisap / suction
(manual/elektrik) dengan selang dan
tabung
• Kateter hisap yang fleksibel
Peralatan dan Bahan Gawatdarurat :
(2)

• Guedel (ukuran 90 mm dan 100 mm)


• Selang nasofaring (ukuran 28 dan 30)
• Pelumas untuk intubasi nasogastrik
• Turniket
• Alat pengukur tekanan darah
• Stetoskop
• Senter
• Baskom muntah
• Bidai lengan
Peralatan dan Bahan Gawatdarurat :
(3)

• Selimut
• Cairan infus (Garam fisiologis dan Dekstrosa 5%)
• Set infus, jarum Ø 14 atau 16, dan selang
• Plester
• Kasa pembalut
• Antiseptik
• Spuit hipodermik (5,10,20 ml) dan jarum
• Spuit insulin
• Benang jahit kromik 3.0 / 2.0 & jarum atraumatik
• Kateter Foley (Ø 16 atau 18) dan kantong penampung
• Formulir pencatatan (Grafik cairan, formulir
laboratorium, grafik per jam, dll)
Medikamentosa Gawat Darurat :
(1)
• Steroid
Antibiotik
– Hidrokortison
Ampisilin
– Betametason
Amoksilin
– Deksametason
Benzatin penisilin
– Benzil
• Anti penisilin
kejang

– Cefazolin
Magnesium sulfat

– Ceftriakson
Diazepam
– Kloksasilin
• Antihipertensi
– Eritromisin
– Hidralazin
– Gentamisin
– Nifedipin
– Metronidazol
– Labetolol
– Trimetoprim-
Sulfametoksazol
Medikamentosa Gawatdarurat :
(2)
• Analgetik
Uterotonika
– Parasetamol
Oksitosin *
– Indometasin
Ergometrin *
– Petidin
Metil ergometrin
– Morfin
Misoprostol
– Prostaglandin
• Cairan infus E2

– 15-metil prostaglandin F2α
Garam fisiologis
• Anestetik
– Dekstrosa 5%
– Ketamin
Glukosa (10%, 50%)
– Ringer
Lignokain
Laktat
1% (RL)
atau 2%
– Akuades
Halotan steril

* Simpan dalam lemari pendingin


PENILAIAN AWAL & CEPAT

SYOK
• Perhatikan
– Kecepatan bernapas (≥ 30 kali/menit)
– Kulit dingin dan lembab
– Pucat sekitar konjungtiva, telapak tangan dan sekitar mulut
– Perspirasi
– Gelisah dan bingung
– Tidak sadarkan diri
• Periksa
– Denyut jantung (≥ 110 kali/menit) dan lemah
– Tekanan darah, sistolik 90 mmHg atau kurang
– Produksi urin : < 30 ml/jam
STABILISASI PASIEN

• Minta bantuan
• Miringkan ibu ke samping untuk meminimalkan risiko aspirasi
jika ia muntah dan untuk memastikan agar jalan napas
membuka
• Pastikan bahwa ibu bernapas
• Jaga agar ibu tetap hangat tetapi JANGAN sampai berlebihan
• Tinggikan posisi kaki
• Mulai berikan Infus secara IV atau larutan rehidrasi per oral
STABILISASI PASIEN

• Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit


• Nilai ulang respon ibu terhadap cairan dalam 30 menit untuk melihat
apakah kondisinya membaik. Tanda-tanda kondisi ibu membaik adalah :
– Denyut jantung ≤ 90 kali/menit
– Tekanan darah : sistolik ≥ 100 mmHg
– Rasa bingung dan gelisah berkurang
– Produksi urin : ≥ 30 mL/jam
• Jika kondisi ibu membaik, atur kecepatan cairan infus IV menjadi 1 L dalam
6 jam. Tentukan penyebab syok dan berikan tindakan atau rujuk jika perlu.
• Jika ibu tidak membaik atau kondisinya tidak stabil, segera rujuk.
Pertimbangkan
• Lihat perdarahan
Abortus inkomplitper vaginam setelah persalinan
• Kehamilan
Abortus septik
ektopik
• Plasenta previa
Metritis
• Ruptura uteri
Petritonitis
• Lihat demam
perdarahan
setelah
per persalinan
vaginam pada awal kehamilan
• Atonia uteri
Ruptura uteri
• Retensio
Lihat nyeriplasenta
abdomen pada kehamilan lanjut atau setelah persalinan
• Laserasi

Anda mungkin juga menyukai