Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN

INTRANATAL

HANA FITRIA ANDAYANI, SST,.


MKM
PLANNING DAN INTERVENSI
 Beri Informasi dan tingkatkan self care
 Istirahat, rileks dan hemat tenaga
 Lakukan tindakan untuk meningkatkan
kenyamanan klien
 Kosongkan kandung kemih
 Nutrisi optimal
 Asupan cairan dipertahankan
 Berikan support emosional
FASE LATEN
PENGKAJIAN
 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik
 Laboratorium : Hb, gol darah dan Rh
Riwayat Kesehatan
 Identifikasi : nama, umur, GPA, menstruasi,
HPHT dan TP
 Riwayat kehamilan sekarang : ANC, hasil
lab, USG, komplikasi atau masalah
 Riwayat kehamilan dahulu: jumlah,
komplikasi, BBLR, jarak kelahiran, lamanya
persalinan dan keadaan anak
 Riwayat medis dan keluarga
 Persiapan kelas persalinan
Pemeriksaan Fisik
 Tanda vital
 Review sistem : Sistem neurologi,
kardiovaskuler, Hematologi, Respirasi,
Gastrointestinal, Urinari, Muskuloskeletal,
genital, membran mukosa dan kulit
 Pemeriksaan abdomen : observasi adanya
jaringan parut, bentuk dan ukuran abdomen,
palpasi Leopold, Auskultasi djj, pola kontraksi
uterus
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian panggul :
•Penipisan dan dilatasi serviks
•Posisi serviks anterior, posterior atau midposisi
•Selaput ketuban
•Presentasi dan posisi jika memungkinkan
•Adanya molding/moulage atau kaput
•Station
•Kapasitas panggul
•Kondisi rektum dan perineum
Ongoing Assesment
 Tekanan darah  Tiap 60 menit
 Nadi dan respirasi  Tiap 60 menit
 Suhu  Tiap 4 jam
 Pola kontraksi  30-60 menit
 Bloody show  60 menit
 Cairan ketuban  60 menit
 Pola perilaku  60 menit
Ongoing Assesment
Denyut jantung janin
 Bila dalam batas normal :
• Tiap jam pada fase laten
• Tiap 30 menit pada fase aktif dan transisi
• Tiap 15 menit selama kala II
 Bila diluar batas normal :
• Tiap 30 menit pada fase laten
• Tiap 15 menit selama fase aktif dan transisi
• Tiap 5 menit selama kala II
REEVALUASI DJJ
 Kaji dulu sebelum :  Kaji kembali setelah :
• Mulai prosedur untuk • Adanya pola
mempercepat kelahiran kontraksi abnormal
spt memecahkan • Perubahan tetesan
ketuban infus oksitosin
• Pemberian analgesia • Pecah ketuban
atau anestesi • Kateterisasi urin
• Pemberian obat yang • Pemeriksaan dalam
lain
• Enema
• Ambulasi
• Ambulasi
Pengkajian Perilaku Ibu

 Mood atau affek


 Tanda-tanda
kecemasan
 Lapangan
pandang
 Body language
 Tingkat energi
Masalah Keperawatan :
 Kecemasan
 Nyeri
 Kelelahan
 Tidak Efektipnya koping individu
 Resiko tinggi infeksi
 Perubahan perfusi jaringan
sistemik
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Memberikan dukungan emosional
 Sikap hangat, suportive dan empati
 Semua prosedur dijelaskan sebelum
dilakukan
 Inform consent saat akan melakukan
prosedur
 Orientasikan klien & keluarga pada ruangan
 Ibu dibuat seperti berada di rumah sendiri
 Pertimbangkan budaya yg dianut klien
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Meningkatkan Istirahat dan Kenyamanan
 Suport untuk ambulasi dan istirahat pada
posisi minimal ditinggikan 30 derajat
 Mendengarkan musik bernada lembut
 Menonton televisi untuk distraksi
 Anjurkan ibu untuk minum dan
mengosongkan kandung kemih tiap 1-2 jam
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Memberikan Suport pada Fase laten
memanjang
 Suport meliputi meyakinkan, dan
menginformasikan masalah yang natural
 Meningkatkan kenyamanan seperti shower,
ambulasi dan istirahat.
 Pertahankan asupan cairan
 Cairan infus dapat dipasang untuk
mempertahankan keseimbangan cairan dan
mencegah ketosis
 Bila dipertimbangkan managemen aktif lapor
dokter
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Mencegah Infeksi berhubungan dengan
pecah ketuban lama
 Intervensi keperawatan bervariasi sesuai tingkatan
 Monitoring status fetus
 Mencegah infeksi dengan membatasi pemeriksaan
dalam, monitoring tanda-tanda infeksi spt
takikardia, takipnea atau demam dan takikardi
fetus.
 Tanda vital dan suhu dicatat setiap 1-2 jam
 Melakukan vulva higiene
 Kolaborasi pemberian antibiotik
FASE AKTIF
PENGKAJIAN

 STATUS FISIOLOGIS MATERNAL


 KEMAJUAN PERSALINAN
 KONDISI SELAPUT KETUBAN DAN
CAIRAN KETUBAN
 KONDISI FISIOLOGIS FETUS
 ADAPTASI PERILAKU
Ongoing Assesment
 Tekanan darah  Tiap 60 menit
 Nadi dan respirasi*  Tiap 60 menit
 Suhu!  Tiap 4 jam
 Pola kontraksi  30 menit
 Bloody show  30 menit
 Cairan ketuban  30 menit
 Pola perilaku  30 menit
PENGKAJIAN ADAPTASI
PERILAKU
 Postur tubuh dan pergerakan
 Interaksi dengan pasangan dan staf
 Status persepsi
 Tingkat energi atau kelelahan
 Respon terhadap stimulus yang
mengganggu
 Ekspresi terhadap ketidaknyamanan
atau rasa nyeri
MASALAH KEPERAWATAN
 Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan
 Kurangnya volume cairan
 Perubahan eliminasi urin
 Kecemasan
 Tidak efektipnya koping individu
 Nyeri
 Gangguan mobilisasi fisik
 Perubahan persepsi-sensori
 Kurangnya perawatan diri : Higiene
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Meningkatkan nutrisi dan hidrasi
• Tea tanpa kafein dicampur madu, air jeruk
atau jahe
• Jika ibu diberi analgetik narkotik atau anestesi
epidural asupan cairan akan dibatasi
• Untuk memenuhi asupan cairan dan obat bisa
dengan pemasangan cairan infus
• Pembatasan asupan cairan dan makanan
saat dilakukan manajemen aktif persalinan
dengan tujuan untuk mengurangi resiko
muntah dan aspirasi
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Meningkatkan Eliminasi kandung kemih
• Suport ibu untuk berkemih minimal tiap 2 jam
• Upaya perawatan untuk membantu miksi spt
air mengalir, privacy, menuangkan air hangat
pada perineum.
• Kateterisasi dilakukan bila usaha
mengosongkan kandung kemih secara alami
gagal
• Pertahankan tehnik aseptik saat kateterisasi
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Meningkatkan kenyamanan
• Lakukan massase : eflleurage,
memijat, counterpressure.
• Mandi dan shower
• Kompres hangat
• Relaksasi dan visualisasi :
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Mendorong ambulasi dan perubahan
posisi
• Berjalan meningkatkan kenyamanan dan
minimal kontraksi lebih efektif
• Berdiri sesuai gravitasi untuk mendukung
proses persalinan
• Jika pecah ketuban ibu dianjurkan untuk di
tempat tidur
FASE TRANSISI
PENGKAJIAN
 Ibu seringkali menjadi iritabel, kelelahan,
confused dan tidak memahami instruksi
langsung, frustasi,
 Sensasi ingin BAB, panik dan mengatakan
“bayi akan lahir”
 Berkeringat banyak, kram kaki, mual dan
muntah
 Berusaha mengedan
 Nyeri semakin berat pada daerah belakang
Ongoing Assesment
 Tekanan darah  Tiap 60 menit
 Nadi dan respirasi  Tiap 60 menit
 Suhu  Tiap 4 jam
 Pola kontraksi  15 menit
 Bloody show  15 menit
 Cairan ketuban  15 menit
 Pola perilaku  15 menit
MASALAH KEPERAWATAN

 Tidak efektifnya koping individu


 Nyeri
 Perubahan persepsi-sensori
 Takut
 Tidak efektipnya pola nafas
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Kontrol usaha mengedan
 Bantu ibu untuk menghindari mengedan
sebelum pembukaan lengkap
 Jelaskan alasan tidak boleh mengedan
sblm pembukaan lengkap
 Bimbing nafas pendek dgn mengeluarkan
nafas melalui bibir saat kontraksi
 Pertahankan kontak mata sambil
membimbing nafas bersama
 Lakukan periksa dalam saat ibu ingin
mengedan tiba-tiba
RENCANA DAN TINDAKAN
PERAWAT
 Kontrol usaha mengedan
 Bila kondisi ibu dan fetus dan kemajuan
persalinan normal lakukan
counterpressure area sakrum
 Ciptakan ketenangan
 Jika ibu merasa mual anjurkan untuk
nafas dalam dan posisi klien duduk atau
semi duduk, siapkan bengkok
RENCANA DAN TINDAKAN
PERAWAT
 Kontrol usaha mengedan
 Kaji tanda dan gejala hiperventilasi :
mati rasa dan tingling pada bibir, jari
tangan atau jari kaki, pusing, pening
dan bingung
 Hindari bernafas terlalu cepat atau
terlalu dalam
 Ajarkan pola nafas pant-pant-blow
KALA II
TANDA DAN GEJALA
1. Keringat diatas bibir
2. Episode muntah
3. Bloody show meningkat
4. Getaran pada ektremitas tidak disadari
5. Gelisah meningkat, mengatakan “tidak dapat
menahan untuk mengedan”
6. Usaha mengedan tidak terkendali/tidak
disadari
7. Anus membuka, perineum menonjol, vulva
membuka
PENGKAJIAN
 Monitoring kondisi fisiologis ibu dan janin,
meliputi tekanan darah, nadi dan pernafasan
setiap 5-30 menit, suhu setiap 2 jam,djj,
durasi dan intensitas kontraksi, tingkat energi
klien, pembukaan serviks apakah sempurna,
station dan kondisi selaput ketuban.
 Kemajuan persalinan : Usaha mengedan
 Identifikasi Adaptasi perilaku
 Kenyamanan ibu
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Resti cedera ibu dan bayi b/d penggunaan
valsava manuver
 Tidak efektipnya koping individu b/d
pemimpin persalinan kontradiksi dengan
usaha meneran fisiologis
 Cemas b/d ketidakmampuan defekasi
 Resti cedera ibu b/d posisi kaki ibu tidak
sesuai
 Nyeri b/d distensi perineum
 Resti infeksi b/d trauma jaringan dan faktor
lingkungan
LAMANYA KALA II
ABNORMAL
 Primigravida
> 2 jam
 Multigravida
> 1,5 jam
RENCANA DAN TINDAKAN
PERAWAT
 Mempertahankan tehnik aseptik dan
alat-alat steril
 Lakukan scrub perineum
 Alasi ibu dengan underpad steril
dibawah bokong
 Pakai sepato boot, masker, gaun steril
dan sarung tangan steril
 Siapkan partus set steril
POSISI IBU SELAMA
PERSALINAN
 Posisi litotomi, meningkatkan resiko
laserasi perineum, ibu merasa tidak
nyaman karena otot paha terlalu
teregang, torsi hip joints, dan tekanan
pada koksigis
 Posisi alternatif : miring kiri, dorsal, semi
duduk, dan squatting
 Tidak ada posisi yang ideal
RENCANA DAN TINDAKAN
PERAWAT
 Mendukung ibu mengedan
 Metoda mengedan traditional : valsava
manuver
 Mengedan dengan membuka glotis
( Caldeyro Barcia)
 Meneran semi Fowler
RENCANA DAN TINDAKAN
PERAWAT
 Menyiapkan untuk episiotomi
 Penyebab ruptur : kepala anak terlalu cepat
lahir, anak besar, persalinan buatan (Vakum,
EF), vagina sempit, posisi oksipito posterior,
arcus pubis sempit, perineum kaku
 Indikasi episiotomi : prematur, presentasi
bokong, perineum kaku, anak besar atau
perineum tipis diperkirakan robek
 Jenis episiotomi : medial, lateral, dan
mediolateral
KELAHIRAN BAYI
PENGKAJIAN
 Saat kepala bayi lahir, cek adanya lilitan
tali pusat atau komplikasi lainnya.
 Perhatikan adanya distosia bahu
 Intervensi cepat mengatasi masalah
untuk mencegah perburukan kondisi
bayi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

 Resiko tinggi cedera maternal bila


dilakukan persalinan terlalu cepat
 Tidak efektipnya pembersihan jalan
nafas b/d aspirasi cairan
 Resiko tinggi cedera pada bayi b/d lahir
terlalu cepat
INTERVENSI
KEPERAWATAN
 Bantu persalinan kepala
 Bersihkan area muka dan mulut bayi
 Melahirkan bahu dan tubuh bayi
 Mengirim sample darah
 Nilai Apgar menit pertama
 Bebaskan jalan nafas
 Lakukan Bonding Attachment
KALA III
 Tugas Kala III
 Monitoring kondisi fisiologis ibu dan bayi
 Melahirkan plasenta
 Mengkaji saluran reproduksi
 Menjahit episiotomi, laserasi perineum dan
saluran vagina
 Monitoring tanda perdarahan postpartum
 Identifikasi respon keluarga terhadap bayi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

 Resiko tinggi infeksi b/d trauma


daerah jalan lahir
 Resiko tinggi cedera b/d prolapsus
uteri
 Resiko tinggi kurangnya volume
cairan b/d perdarahan
RENCANA DAN TINDAKAN
PERAWAT
 Meningkatkan adaptasi fisiologis maternal
 Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta
 Bantu melahirkan plasenta
 Perawat siap melakukan massage uterus
 Pemberian uterus tonika dan jika darah yang
keluar > 500 mL pasang infus
RENCANA DAN TINDAKAN
PERAWAT
 Massage fundus uteri
 Perawat menggunakan dua tangan untuk
massage fundus, satu tangan diatas fundus
tangan yang lain diatas simphisis
 Lakukan massage secara gentle
 Dilakukan bila uterus teraba lembek tidak
keras
 Jelaskan mengapa massage fundus penting
RENCANA DAN TINDAKAN PERAWAT
 Mengkaji plasenta, selaput ketuban dan
tali pusat
1. Dengan plasenta arah maternal, tarik selaput
sampai batas akhir untuk menetukan selaput
lengkap tidak ada robekan
2. Inspeksi arah fetal : cek lokasi insersi tali pusat,
dan pembuluh darah
3. Inspeksi permukaan maternal : cek kotiledon
untuk memastikan semua lengkap dan utuh,
observasi area terlepas, robek, infark dan
kalsifikasi
4. Inspeksi tali pusat : cek jumlah pembuluh darah
( 2arteri 1 vena), panjangnya tali pusat, adanya
varikositis dan kelainan lainnya
RENCANA DAN TINDAKAN PERAWAT
 Mengukur darah yang hilang
 Diukur dari tempat plasenta atau tempat
penampung darah yang lain secara langsung
 Perkiraan jumlah darah darigaun, handuk,
sponge dan lantai
 Bila dengan episiotomi perkiraan 300-400
mL
 Tambahan Perdarahan bisa dari robekan
serviks, vagina, perineum atau episiotomi
 Monitoring tanda-tanda syok hipovolemik
 Periksa Hb dan Ht
RENCANA DAN TINDAKAN PERAWAT
Monitoring komplikasi : Perdarahan
postpartum dengan pemberian uterustonika
Oksitosin ( pitosin atau sintosinon)
Ergo agent termasuk ergotrate (ergonovin)
dan methergin. Kontraindikasi bila ibu
hipertensi atau mendapat anestesi lokal
karena beresiko menyebabkan instabilitas
vasomotor.
Prostaglandin : prostin, citotec untuk
perdarahan postpartum karena atonia uterus,
atau jika oksitosin dan methergin tidak efektip
KALA IV
 Tahap recovery
 2 jam pertama setelah melahirkan
 Pengkajian ibu : TD, nadi, TFU, kandung
kemih, lokea, perineum
 setiap 15 menit untuk 1 jam pertama, kec
suhu
 Setiap 30 menit untuk 1 jam kedua
• Pengkajian bayi baru lahir : LK, LD, BB,
PB, Jenis kelamin, refleks
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Resti Kurangnya volume cairan b/d
relaksasi uterus setelah persalinan
 Retensi urin b/d dampak persalinan pada
sensasi berkemih
 Nyeri b/d gangguan integritas kulit akibat
persalinan
 Resti gangguan parenting b/d kelelahan
 Resti cedera ibu b/d ambulasi dini
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Mencegah perdarahan
o Kaji jumlah perdarahan
o Kaji suhu, nadi, TD
o Kaji kontraksi uterus, Palpasi uterus
o Kaji lokea : jumlah dan konsistensinya
o Kaji adanya hematoma dan laserasi jalan
lahir
o Fasilitasi laktasi
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Mencegah Distensi kandung kemih
o Palpasi kandung kemih
o Jelaskan pentingnya miksi
o Suport untuk miksi secara alami
o Bila gagal lakukan kateterisasi
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Mempertahankan keamanan
o Yakinkan kondisi ibu stabil saat akan
ambulasi dini
o Kaji TD karena bisa terjadi hipotensi ortostatik
karena efek splanchnic engorgement
o Bila klien mendapat analgesik tunggu sampai
kondisinya stabil
Obat-obatan yang aman untuk ibu
hamil
1. Parasetamol untuk demam dan nyeri ringan

Dosis parasetamol yang dianjurkan 500-1.000 mg


setiap 6 jam, dan maksimal konsumsi dalam
sehari adalah 4.000 mg.

2. Antasida untuk menetralkan asam lambung


3. Spray hidung oxymetazoline dan saline
fisiologis untuk flu dan hidung tersumbat

4. Dextromethorphan Hbr dan guaiaphenesin


untuk batuk

5. Chlorpheniramine dan krim calamine untuk


alergi
Apa itu IMD?
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusui pada
bayi yang dimulai secepatnya setelah bayi dilahirkan.

Setelah bayi lahir dan dibersihkan, letakkan bayi dengan


posisi tengkurap di dada atau perut ibu dengan kulit saling
bersentuhan. Kemudian, biarkan bayi mencari sendiri puting
susu ibunya.
Paling baik, IMD maksimum dilakukan 5 menit
setelah kelahiran. Periode 5 menit pertama
dianggap sebagai waktu yg menandakan bayi
dalam kondisi aktif. Saat IMD, tangan bayi tak
perlu dilap bersih agar aroma cairan amnion
(cairan ketuban) tetap ada di tangannya.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, et all (1995). Maternity Nursing.


St. Louis : Mosby comp

May, KA and Mahlmeister LR. (2000).


Maternal and Neonatal Nursing. Family-
centered Care (3rd Ed). Philadelphia :
JB Lippincott
TERIMAKASIH.,

WASSALAM,.

Anda mungkin juga menyukai