Anda di halaman 1dari 22

RENCANA KEPERAWATAN PADA IBU

MASA INTRA NATAL

Rencana keperawatan persalinan normal kala I meliputi diagnosa persalinan,


manajemen persalinan palsu, dan evaluasi awal terhadap ibu dan janin.

Kala I ( Fase laten, dilatasi servik 1-3 cm )

- Kembangkan hubungan yang baik dengan ibu saat proses masuk


kamar bersalin sampai selama perawatan
- Orientasikan keluarga ke ruangan, alat pantau, peralatan, prosedur
- Kaji informasi dasar dan kebutuhan ibu
- Ajak ibu dan pasangannya untuk berpartisipasi dalam perawatan
seperti yang diinginkan.
- Beri informasi yang dibutuhkan.
- Bantu ibu untuk berbaring dengan posisi yang nyaman ( posisi tidak
supine).
- Anjurkan untuk mengubah posisi secara berkala.
- Anjurkan ambulasi selama persalinan awal.
- Beri kebutuhan nutrisi ( minum & makan ) .
- Ajarkan tehnik pernafasan dan relaksasi.
- Observassi vital sign ( tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan )
- Observasi DJJ dan his setiap 30 menit
- Observasi pengeluaran pervagina ( lendir, lendir campur darah, air
ketuban )
- Anjurkan ibu untuk berkemih setiap 1 – 2 jam
- Perawatan tubuh ibu ( personal higien )
- Berikan informasi kemajuan persalinan kepada pasangannya

Fase aktif ( pembukan servik 4 - 7 cm )

- Pantau respon ibu terhadap kontraksi uterus.


- Anjurkan ibu untuk mempertahankan pola pernafasan, fasilitasi
lingkungan yang tenang.
- Beri keyakinan, dorongan dan tetap memberikan informasi tentang
kemajuan persalinan kepada pasangan / keluarga.
- Tingkatkan kenyamanan dengan memberikan usapan di punggung,
tekanan pada sakrum, basuh dahi dengan air dingin, bantu perubahan
posisi, menyangga dengan bantal.
- Bila bibir kering basahi dengan air putih matang / beri minum .
- Anjurkan berkemih tiap 1- 2 jam.
- Observasi his dan DJJ setiap 30 menit dan pengeluaran pervagina
- Observasi vital sign ibu ( tekanan darah, suhu, nadi )
- Perawatan tubuh ibu ( personal higien )
- Beri nutrisi secukupnya ( makan dan minum )

Fase transisi ( pembukaan servik 8- 10 cm )

- Anjurkan ibu untuk istirahat diantara waktu his.


- Berikan dukungan, motivasi, penghargaan terhadap upaya ibu.
- Tetap berikan informasi tentang perkembangan proses persalinan ibu
kepada pasangannya / keluarga.
- Anjurkan keluarga / pasangannya tetap berpartisipasi, berikan
motivasi dan penghargaan terhadap upaya ibu
- Tingkatkan rasa nyaman, pertahankan privasi ibu
- Observasi his, DJJ, pengeluaran pervagina dan kandung kemih
- Penuhi kebutuhan nutrisi terutama cairan

Pembukaan lengkap

- Siapkan perlengkapan dan set partus beserta obat - obat yang


digunakan.
- Bantu ibu untuk mengejan, anjurkan ibu untuk memilih posisi yang
nyaman. Beri motivasi dan penghargaan untuk upayanya.
- Tetap berikan informasi tentang perkembangan persalinannya kepada
pasangannya / keluarganya.
- Pertahankan privasi ibu, observasi his, DJJ pengeluaran pervagina,
kandung kemih
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA IBU INTRA NATAL

Memberikan Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

- Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai


budaya, kepercayaan, dan keinginan sang Ibu.
- Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut
sertakan suami dan keluarga selama proses peralinan dan kelahiran
bayi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran
bayi serta mengetahui dengan baik tentang proses persalinan dan
asuhan yang akan di terima ibu, ibu akan mendapatakan rasa aman
dan keluaran yang lebih baik (Enkin,et al, 2000). Juga dapat
mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan misalnya vakum,
cunam dan SC, persalinan juga akan berlangsung lebih cepat

Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan antara lain:


- panggil ibu sesuai namanya
- jelaskan proses persalinan dan asuhan perawatan pada ibu dan
keluarga serta hargai privasi ibu
- dengarkan keluhan & kekawatiran ibu
- jawab setiap pertanyaan ibu / keluarganya
- berikan dukungan ibu dan keluarganya
- anjurkan suami & keluarga untuk menemani dlm persalinan
- lakukan pencegahan infeksi secara konsisten
- anjurkan ibu untuk makan makanan ringan dan minum
- anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama proses persalinan
- hindari tindakan episiotomi, pencukuran, klisma, dan koromilas
- anjurkan ibu segera memeluk bayinya segera setelah lahir dan berikan
ASI dalam satu jam pertama
- persiapan persalinan dan kelahiran yang meliputi perlengkapan dan
obat - obatan serta siap untuk melakukan ressusitasi bayi baru lahir
TINDAKAN KEPERAWATAN KALA I

Melakukan prosedur penerimaan pasien baru

 Menempatkan pasien di kamar bersalin sesuai dengan kelasnya


 Melengkapi anamnese kebidanan dilanjutkan dengan pemeriksaan
fisik termasuk hasil observasi his, dan pemeriksaan DJJ
 Menyiapkan untuk periksa dalam
 Melaporkan pada bidan jaga dan statusnya
 Menyiapkan perlengkapan, bahan – bahan dan obat yang diperlukan

Memberikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :


 menjelaskan kebutuhan aktivitas selama kala I, kebutuhan ke kamar
mandi dan kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi selama persalinan
 menjelaskan peralatan yang akan digunakan
 menjelaskan proses normal persalinan dan kemajuan persalinan pada
pasien dan keluarganya
 menjelaskan pada pasien bahwa saat kepala janin turun dalam jalan
lahir ibu akan merasakan peningkatan tekanan rektum atau keinginan
untuk mengejan

Mengatur posisi & aktivitas :


- Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi – posisi yang nyaman
selama persalinan.
- Ibu boleh berjalan, berdiri ,duduk atau jongkok , berbaring miring
atau merangkak.
- Posisi tegak seperti jalan, berdiri / jongkok dapat membantu turunnya
kepala bayi.
- Ibu jangan mengambil posisi telentang, karena jika ibu berbaring
telentang, berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, placenta dll)
akan menekan vena cava inferior. Akibatnya turunnya aliran darah
dari sirkulasi ibu ke plasenta  akan menyebabkan hipoksia /
kekurangan oksigen pada janin. (Enkin, el al, 2000)
- Jika ibu masih kuat dan diperbolehkan (ketuban masih utuh) ibu
diijinkan untuk jalan – jalan di sekitar kamar bersalin
Pemberian cairan dan nutrisi
Memberikan asupan (makanan ringan dan minuman) selama persalinan dan
kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten
persalinan, tapi setelah memasuki fase aktif ibu hanya ingin minum dan
makanan ringan saja. Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu minum
sesering mungkin dan makan ringan selama persalinan

Menjaga privasi ibu


Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam proses persalinan antara lain
menggunakan penyekat ruangan jika satu kamar dipakai dua pasien, tidak
menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seijin pasien.

Manajemen Nyeri
Untuk manajemen nyeri selama persalinan dengan metode nonfarmakologi
meliputi :
- pola pernafasan,
- relaksasi,
- visualisasi dan
- sentuhan terapeutik

Pola pernafasan Lamaze caranya :


- menarik nafas melalui hidung, dan mengeluarkan melalui mulut
(ujung bibir yang diruncingkan) dengan perlahan seperti meniup
- pada saat menarik nafas melalui hidung dan mengeluarknya lewat
mulut (melalui bibir yang diruncingkan) tarik nafas dengan perlahan
 yang bergerak hanya bagian dada
- kisaran nafas rata – rata diantara enam samapi sembilan kali permenit,
atau dua kali pernafasan dalam 15 detik

Relaksasi
Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman :
- posisi semi Fowler dengan lengan disangga bantal,
- berbaring miring dengan meletakkan bantal di antara lutut, serta
bantal untuk menyangga lengan

Sentuhan terapeutik:
- pastikan jika ibu senang di berikan sentuhan
- sentuhan atau pijatan daerah tubuh ibu seperti bagian bahu, lengan,
tangan, kaki, telapak kaki, atau abdomen
- sentuhan harus lembut dan pijatan sebaiknya dilakukan dengan pelan
dan teratur
- pijatan pada sakrum dapat mengurangi ketidak nyamanan punggung

Observasi kontraksi uterus


- Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding / jam tangan
- Letakkan tangan dengan hati – hati di atas perut ibu
- Rasakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit
- Tentukan durasi / lama setiap kontraksi berlangsung ditentukan
dengan detik

Observasi denyut jantung janin


 gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding / jam tangan
 gunakan fetoskop atau Doppler untuk memantau DJJ
 tentukan titik tertentu pada dinding abdomen di mana DJJ terdengar
paling kuat
 jika DJJ kurang dari 120 atau lebih 160 perimbangkan adanya
gangguan sirkulasi utero plasenta

Observasi tanda vital ibu meliputi


 tekanan darah
 suhu tubuh ibu
 pernafasan

Observasi pengeluaran pervagina


 lendir
 lendir campur darah
 darah
 air ketuban

Berkemih
 anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin
 ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam / lebih sering jika
dirasakan kandung kemih penuh
 jika ibu tidak dapat berjalan kekamar mandi bantu dengan pispot
Perawatan ibu ( personal higien )
 Jika ibu masih mampu mobilisasi ibu dianjurkan mandi sendiri di
kamar mandi,
 jika ibu sudah tidak mampu jalan - jalan atau karena ibu tidak boleh
turun dari tempat tidur maka perawat yang memandikan

Memberikan dukungan fisik, emosi yang diperlukan selama kala satu

Memasukkan hasil observasi pada lembar partograf.


RENCANA KEPERAWATAN IBU KALA DUA

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10
cm)dan berakhir dengan lahirnya bayi, kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran
Diagnosis kala dua persalinan ditegakkan dari hasil periksa dalam yang
menunjukkan :
 pembukaan servik telah lengkap atau
 terlihatnya bagian kepala janin pada introitus vagina

Rencana keperawatannya meliputi :


 siapkan penolong persalinan
 siapkan tempat persalinan, peralatan dan bahan
 siapkan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
 siapkan ibu dan keluarganya,
 observasi : his, DJJ, penurunan kepala, cairan air ketuban ( jika
selaput ketuban sudah pecah ), adanya presentasi majemuk,
 periksa adanya kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelumnya
 pimpin persalinan
TINDAKAN KEPERAWATAN KALA DUA

1. Menyiapkan penolong persalinan


Dengan menerapkan upaya pencegahan infeksi yaitu
- cuci tangan,
- mengenakan sarung tangan masker, tutup kepala, skort

2. Menyiapkan tempat persalinan :


- ruangan harus memiliki sistem pencahayaan / penerangan yang cukup
- tersedia tempat tidur dengan kasur / kain tebal yang bersih
- ruangan harus hangat dan terhalang dari tiupan angin secara langsung
- tersedia meja untuk menaruh alat alat dan mudah dijangkau

3. Menyiapkan dan memastikan semua perlengkapan dan bahan –


bahan berfungsi dengan baik dan dalam keadaan disenfeksi tingkat
tinggi atau steril diantaranya :

* partus set
* perlengkpan untuk menjahit.
* alat resusitasi bayi

4. Menyiapkan tempat dan lingkungan untuk bayi:


- tempat tidur bayi ( box ) yang bersih dan telah dihangatkan
- matikan kipas angin / penyejuk ruangan
- selimut, kain atau handuk yang kering minimal 2 lembar

5. Menyiapkan ibu dan keluarga :


- menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan
dan kelahiran
- menganjurkan keluarga / pasangannya untuk terlibat dalam asuhan ini
 membantu berganti posisi, melakukan pijatan, memberikan
minuman / makanan
- menentramkan hati ibu  memberikan bimbingan
- membantu ibu untuk memilih posisi
- menjelaskan pada ibu hanya meneran apabila ada dorongann untuk
meneran
- menganjurkan ibu istirahat diantara kontraksi
- menganjurkan ibu untuk minum
- menjelaskan setiap tindakan kepada ibu sebelum melakukannya
- jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu
- jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan ( tekanan darah, DJJ
dan periksa dalam )

6. Membersihkan perineum
- membersihkan perineum dan vulva secara lembut menggunakan kapas
savlon.
- Jika ibu mulai meneran letakkan kain bersih di bawah bokong ibu
- Jika ibu mengeluarkan tinja pada saat meneran, bersihkan dengan kain
yang bersih, kemudian bersihkan lagi vulva jika terkontaminasi
dengan tinja

7. Mengosongkan kandung kemih


Bantu ibu untuk duduk diatas pispot bila ibu sudah tidak dapat jaln ke kamar
mandi

8. Amniotomi
Dilakukan jika selaput ketuban belum pecah dan pembukaan telah lengkap
Perhatikan warna air ketuban

9. Memimpin persalinan

Persiapan alat untuk persalinan :

a. Partus set dalam keadaan steril


- 2 pasang sarung tangan
- 1 alat pemecah selaput ketuban ( ½ kocher)
- 2 klem kelly / kocher
- 1 gunting tali pusat
- 1 pengikat tali pusat / klem plastik
- 1 kateter nelaton
- 1 gunting episiotomi
- 4 lembar kasa untuk membersihkan muka bayi
- 1 lembar kasa stenen untuk melindungi perineum
- 1 penghisap De Lee / penghisap lendir untuk bayi
- 1 duk biasa
- 1 spuit disposibel 2 ½ cc
- 1 bengkok
b. Set jahit perineum :
1.1.spuit disposibel 10 cc
2.1.pincet
3.1.gunting
4.1 nalpuder& benang
5.1 jarum kulit dan muskulus
6.1 tampon susur
7.1 duk lobang
8.4 lembar kasa
9.1 pasang sarung tangan
10.1 bengkok

c. Alat tenun :
1. kain / selimut bayi
2. pakaian ibu dan perlengkapan mandi satu set
3. handuk dan waslap (3) untuk ibu
4. pembalut

d.Alat – alat lainnya


- kapas savlon untuk vulva higien
- tensi meter dan stetoscope
- termometer
- fetoscope / dopler
- sarung tangan steril
- larutan clorin ( bayclin 5,25% )
- tempat untuk larutan klorin 0,5 %
- sabun cuci tangan
- sikat untuk cuci tangan
- sumber air bersih / kran
- alat pelindung diri  masker, skort plastik , bp kaca mata, alas kaki
- tempat placenta
- gelas pengukur
- ember / kantong plastik untuk kotoran
- tempat pakaian kotor ibu

e. Obat – obatan
- Oksitoksin injeksi
- methergin injeksi
- 10 ml Lidokain
MEMIMPIN PERSALINAN NORMAL

KEGIATAN

I. MELIHAT DAN GEJALA KALA II


1. Mendengar dan melihat aanya tanda persalinan Kala Dua
* Ibu mempunyai dorongan kuat utnutk meneran
* Ibu merasa ada tekanan pada anus
* Perineum menonjol
* Vulva dan anus membuka
II MENYIAPKAN PERALATAN
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitoksin dan memasukkan 1 buah spuit disposibel
21/2 ml ke dalam set partus
III. MENYIAPKAN DIRI UNTUK MEMBERIKAN PERTOLONGAN
PERSALINAN
3. Memakai skort plastik
4. Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan , mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir
5. Memakai sarung tangan steril untuk periksa dalam
6. Mengambil spuit disposibel dengan tangan yang sudah memakai sarung
tangan steril, isi dengan oksitoksin dan masukkan kembali kedalam set
partus
Bila ketuban belum pecah pinggirkan ½ kokher pada partus set
IV. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP dan KEADAAN JANIN
BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah ( vulva higien )
8. Melakukan periksa dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap dan
selaput ketuban sudah pecah
> Bila pembukaan belum lengkap catat hasil pemeriksaan pada partograf
dan nilai kemajuan persalinan
> Bila elaput ketuban belum pecah lakukan pemecahan selaput ketuban
- pastikan kepala sudah masuk , tidak teraba bagian kecil janin / tali
pusat
- Masukkan ½ kokher yng dipegang tangan kiri dengan bi9mbingan
telunjuk dan jari tengah tangan kanan hingga menyentuh selaput
ketuban
- Saat his berkurang kekuatannya gerakkan ujung jari tangan kanan
membimbing ujung ½ kokher menggores selaput ketuban hingga
ketuban pecah
- Keluarkan ½ kokher dari vagina ibu dengan tangan kiri , masukkan
kedalam ember berisi larutan klorin 0,5 %
- Pertahankan jari –jari tangan kanan tetap dalam vagina sehingga
yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat setelah selaput
ketuban dipecahkan
- Keluarkan jari –jari tangan kanan dari vagina
9. Mencelupkan tangan kanan yang memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5 % ,sarung tangan dibuka dalam keadaan terablik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5 %
10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus berhenti , pastikan DJJ dalam
batas normal ( 120 -160 x/menit )
V. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES PIMPINAN MENERAN
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik ,
meminta ibu untuk meneran saat ada his
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
( pada saat ada his , bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan
ibu merasa nyaman )
VI. PIMPINAN MENERAN
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran :
* Memimpin ibu untuk meneran saat ada his
* Mendukung usaha ibu untuk meneran
* Ibu diberi kesempatan istirahat disaat tidak ada his
* Keluarga diminta bantuannya untuk memberikan minuman saat istirahat
* Kontrol DJJ setiap tidak ada his
> Bila ibu belum mempunyai dorongan kuat untuk meneran tunggu hingga
ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran ( maksimum 60 menit ) .
Ibu dianjurkan untuk ganti posisi meneran: miring , jongkok, merangkak
> Bila bayi belum lahir setelah dipimpin meneran selama dua jam untuk
primipara / satu jam untuk multi para segera lakukan kolaborasi dengan
dokter
VII. PERSIAPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, pasang
handuk bersih di perut ibu untuk mengeringkan janin
15. Membuka set partus
16. Memakai sarung tangan steril
17. Memasang duk di bawah pantat ibu
VIII. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
EKSPULSI KEPALA ( LAHIRNYA KEPALA)
18. Bila ada his ibu diminta untuk mengait lipat lutut dan pimpin untuk
meneran sekuat mungkin. Saat sub - occiput berada dibawah simpisis,
tangan kanan melindungi perineum dengan kasa stenen, sementara
tangan kiri puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat,
maka lahirlah berturut –turut UUB, dahi, mata, hidung , mulut dan dagu
19. Membersihkan muka bayi dari lendir darah menggunakan kasa
20. Periksa adanya lilitan tali pusat
21. lepaskan pegangan pada kepala untuk menunggu putaran paksi luar
(UUB kembali kearah punggung anak semula)
LAHIRNYA BAHU
22. Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar ( menghadap ke paha
ibu) pegang dengan tangan kiri dan kanan kepala bayi secara biparietal ,
tarik kebawah secara hati –hati untuk melahirkan bahu depan dan tarik
keatas untuk melahirkan bahu belakang
Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat sehingga menghambat
putaran paksi luar / lahirnya bahu ,minta ibu berhenti meneran dengan
perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua tempat pada tali pusat dan
potong tali pusat diantara kedua 2 klem tersebut
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
23. Setelah kedua bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan
bahu bayi bagian belakang dengan possisi ibu jari pada leher dan
keempat jari pada bahu dan dada / punggung bayi, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu bayi bagian depan saat badan dan
lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri penolong menyusuri
punggung kearah bokong dan tungkai bayi untuk memegang tungkai
bawah ( selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara ke dua lutut bayi )
IX. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan
kanan penolong sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah
penolong . Nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan
posisi kepala lebih rendah dari badan ( bila tali pusat terlalu pendek ,
letakkan bayi di tempat yang memungkinkan )
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
tali pusat
27. Tali pusat dijepit 3cm dari umbilikus bayi , kemudian tali pusat diurut
kearah ibu dan pasang klem kedua , 2cm dari klem pertama
28. Dengan perlindungan jari –jari tangan kiri tali pusat dipotong diantara
kedua klem tersebut
29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain yang kering dan bungkus
kembali sampai kepala
30. Berikan bayi kepada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki
X. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
31. Memastikan fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32. Memberitahu ibu akan disuntik
33. Menyuntikan oksitoksin 10 unit IM pada bagian luar paha kanan 1/3
atas
PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI
34. Memindahkan klem pada talipusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva
35. Meletakkan tangan kiri diatas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem
dengan jarak 5-10 dari vulva
36. Saat uterus kontraksi, menegangkan tali pusat dari tangan kanan,
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati –hati kearah
dorsokranial
Bila uterus tidak segera kontraksi, minta keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
MENGELUARKAN PLASENTA
37. Jika dengan penegangan talipusat terkendali tali pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa ada pelepasan plasenta, ibu diminta untuk meneran
sedikit, sementara tangan kanan menarik talipusat ke arah bawah
kemudian ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta
tampak di vulva
 Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir ,
pindahkan kembali klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
 Bila plasenta belum lepas setelah dilakukan langkah no 36 dalam
waktu 15 menit : suntik ulang oksitoksin 10 unit IM, periksa kandung
kemih,bila penuh kateterisasi . Kemudian ulangi lagi perasat no 36
selama 15 menit , bila plasenta belum juga lahir kolaborasi dengan tim
medis
38. Setelah plasenta tampak di vulva lahirkan plasenta dengan hati –hati,
pegang plasenta dengan dua tangan dan lakukan putaran searah jarum
jam
Bila ada selaput ketuban robek gunakan klem untuk menarik robekan
selaput ketuban
MASASE UTERUS
39. Segera setelah plasenta lahir lakukan masase pada fundus uteri deengan
cara menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian 4 jari
tangan kiri hingga sampai kontraksi uterus baik ( fundus teraba keras)
XI. MEMERIKSA KEMUNGKINAN ADANYA PERDARAHAN PASCA
PERSALINAN
40. Sambil tangan kiri melakukan masase periksa kelengkapan plasenta
dengan tangan kanan jika pasti plasenta sudah lahir lengkap (kotiledon,
selaput ketuban) masukkan ketempat yang tersedia
41. Memeriksa adanya robekan pada jalan lahir
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif ,lakukan penjahitan
XII. PASCA TINDAKAN
42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
pervagina, pastikan kontraksi uterus baik
43. Membersihkan sarung tangan dan darah di dalam larutan kolrin 0,5 %
MENGIKAT TALI PUSAT
44. Mengikat tali pusat kira kira 1 cm dari umbilikus dengan simpul mati
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk sedua kalinya
46. Melepas klem pada tali pusat dan masukkan kedalam tempat yang berisi
larutan klorin 0,5 %
47 Membungkus kembali bayi
48. Berikan bayi pada ibunya untuk disusui
EVALUASI
49. Lanjutkan observasi terhadap kontraksi uterus,tanda perdarahan
pervagina dan vital sign ibu :
* 2-3 kali dalam 10 menit pertama
* setiap 15 menit pada 1 jam pertama
* setiap 20-30 menit pada jam kedua
Bila kontraksi uterus tidak baik lakukan masase uterus dan berikan
ergometrin 0,2 mg intramuskuler
50. Mengajarkan ibu / keluarga untuk memeriksa / merasakan uterus yang
memiliki kontraksi baik dan mengajarkan untuk melakukan masase
uterus apabila kontraksi uterus tidak baik
51. evaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa nadi ibu
Melakukan penjahitan bila ada luka jalan lahir yang perlu dijahit
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
54. Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang
disediakan
55. Membersihkan / memandikan ibu, ganti pakaian yang bersih & kering
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberi tahu keluarga untuk
mendampingi ibu
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 %
58. Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5 % , melepaskan
sarung tangan dalam keadaannterbalik dan merendam dalam larutan
kolrin 0,5 %
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60. Melengkapi partograf dan periksa vital sign
MELAHIRKAN TUBUH BAYI ( Varney,1997)
MEMOTONG TALI PUSAT ( Martin ,1996)
RENCANA KEPERAWATAN KALA III PERSALINAN

Fisiologi kala tiga persalinan


Otot uterus ( miometrium ) berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran
rongga uterus secara tiba –tiba setelah lahirnya bayi . Penyusutan ukuran
cavum uterus menyebabkan berkurangnya tempat implantasi plasenta .
Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil , sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk ,menebal, kemudianm
dipelapskan dari dinding uterus ,Setelah lepas plasenta akan turn ke bagian
bawah uterus atau bagian atas vagina

Rencana keperawatan
1. managemen aktif kala III
 pemberian suntikan oksitoksin
 lakukan penegangan tali pusat terkendali
 rangsang taktil ( pemijatan ) fundus uteri ( masase)

Anda mungkin juga menyukai