Anda di halaman 1dari 12

RETENSI URIN PASCA

PERSALINAN
Hana Fitria Andayani, SSTs
Definisi
• Retensio urin postpartum merupakan tidak adanya
proses berkemih spontan setelah kateter menetap
dilepaskan
• Retensio urin adalah tidak bisa berkemih selama 24
jam yang membutuhkan pertolongan kateter, dimana
tidak dapat mengeluarkan urin lebih dari 50%
kapasitas kandung kemih

1. Saultz JW, Toffler WL, Shackles JY. Postpartum urinary retention, Department of Family Medicine, Oregon Health Sciences University,
Portland, 2001.
Etiologi dan Klasifikasi
• Retensi urin akut.

1. Retensio urin pasca persalinan pervaginam

2. Retensio urin pasca seksio sesaria

 Seksio sesaria dengan riwayat partus lama

 Nyeri luka insisi pada dinding perut

 Manipulasi kandung kemih selama seksio sesarea

 Anestesi

1. Magowan BA. Owen P, Drife J. Urinary Incontinence in Clinical Obstetrics & Gynaecology. Elsevier, London, 2004 : 175 – 81.
2. Santoso BI, Mengatasi Komplikasi Pasca Operasi Berupa Gangguan Miksi (Retensio Urine) Dan Infeksi (Pemberian Antibiotic
Profilaksis). Divisi Uroginekologi Rekonstroksi Dept. Obstetric Dan Ginekologi FKUI, Jakarta :2009.
Etiologi dan Klasifikasi
• Retensi urin kronik.

Merupakan retensi urin yang berlangsung > 24 jam post partum.

Pada kasus retensi urine kronik, perhatian dikhususkan untuk

peningkatan tekanan intravesical yang menyebabkan reflux ureter,

penyakit traktus urinarius bagian atas dan penurunan fungsi ginjal.

1. Magowan BA. Owen P, Drife J. Urinary Incontinence in Clinical Obstetrics & Gynaecology. Elsevier, London, 2004 : 175 – 81.
2. Santoso BI, Mengatasi Komplikasi Pasca Operasi Berupa Gangguan Miksi (Retensio Urine) Dan Infeksi (Pemberian Antibiotic
Profilaksis). Divisi Uroginekologi Rekonstroksi Dept. Obstetric Dan Ginekologi FKUI, Jakarta :2009.
Etiologi dan Klasifikasi
• Retensi urin post partum dibagi atas dua yaitu
1. Retensi urin covert (volume residu urin>150 ml
pada hari pertama post partum tanpa gejala klinis)
2. Retensi urin overt (retensi urin akut post partum
dengan gejala klinis)

1. Magowan BA. Owen P, Drife J. Urinary Incontinence in Clinical Obstetrics & Gynaecology. Elsevier, London, 2004 : 175 – 81.
2. Santoso BI, Mengatasi Komplikasi Pasca Operasi Berupa Gangguan Miksi (Retensio Urine) Dan Infeksi (Pemberian Antibiotic
Profilaksis). Divisi Uroginekologi Rekonstroksi Dept. Obstetric Dan Ginekologi FKUI, Jakarta :2009.
Patofisiologi
Disinergi otot detrusor Sfingter Uretra

gangguan pada otot detrusor Relaksasi sfingter uretra


tidak sempurna
kontraksi dari otot detrusor kurang
Nyeri dan edema

fase pengosongan kandung kemih


tidak adekuat ibu post partum tidak dapat
mengosongkan kandung kemihnya dengan
baik

Retensi Urin

1. Saultz JW, Toffler WL, Shackles JY. Postpartum urinary retention, Department of Family Medicine, Oregon Health Sciences University,
Portland, 2001.
Faktor Resiko
1. Riwayat kesulitan berkemih
2. Primipara
3. Pasca anestesi blok epidural, spinal, atau pudenda
4. Persalinan yang lama dan/ atau distosia bahu
5. Kala II lama
6. Trauma perineal yang berat
7. Kateterisasi selama atau setelah kelahiran
8. Perubahan sensasi setelah berkemih
9. Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
1. Liang CC, Chang SD, ChenSH, et all. Postpartum urinary retention after cesarean delivery in International Journal of Gynecology and
Obstetrics 99, 2007 : 229–32.
Gejala Klinis
• Kesulitan buang air kecil
• Pancaran kencing lemah, lambat, dan terputus-putus;
• Keinginan untuk mengedan atau memberikan tekanan
pada suprapubik saat berkemih
• Rasa tidak puas setelah berkemih
• Kandung kemih terasa penuh ( distensi abdomen)
• Kencing menetes setelah berkemih

1. Saultz JW, Toffler WL, Shackles JY. Postpartum urinary retention, Department of Family Medicine, Oregon Health Sciences University,
Portland, 2001.
Gejala Klinis
• Sering berkemih dengan volume yang kecil
• Nokturia lebih dari 2-3 kali yang tidak berhubungan
dengan pemberian ASI
• Keterlambatan berkemih lebih dari 6 jam setelah
persalinan
• Kesulitan dalam memulai berkemih setelah persalinan
• Letak fundus uteri tinggi atau tidak berpindah dengan
kandung kenih yang teraba ( terdeteksi melalui perkusi)
dan kemungkinan sakit perut bagian bawah.
1. Saultz JW, Toffler WL, Shackles JY. Postpartum urinary retention, Department of Family Medicine, Oregon Health Sciences University,
Portland, 2001.
Diagnosis
Dikatakan normal jika volume residu urine adalah
kurang atau sama dengan 50ml, sehingga jika volume
residu urine lebih dari 200ml dapat dikatakan abnormal
dan biasa disebut retensi urine. Namun volume residu
urine antara 50-200ml menjadi pertanyaan, sehingga
telah disepakati bahwa volume residu urinenormal
adalah 25% dari total volume vesika urinaria

1. Andi. Retensio Urin Post Partum. Dalam : Jurnal kedokteran Indonesia, Vol. 20, Februari 2008.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai