Anda di halaman 1dari 36

Asuhan Keperawatan

Ibu Post Partum

Dian Lestari R., S.Kep.,Ns.


POST PARTUM
 MASA 6 MINGGU SEJAK BAYI LAHIR SAMPAI
ORGAN-ORGAN REPRODUKSI KEMBALI KE
KEADAAN NORMAL SEBELUM HAMIL
√ Immediate post partum : 24 jam

√ Early post partum : minggu ke 1 - 2

√ Late post partum : minggu ke 2 -6


Dasar-dasar keperawatan
 Post partum  masa antiklimaks
 Perubahan fisiologis & psikologis yg sangat
kompleks
 Bila adaptasi normal tdk tercapai 
mengganggu Ibu, kesehatan bayi & proses
keluarga
 Peran perawat  membantu Ibu beradaptasi
baik fisiologis maupun psikologis sampai kondisi
yg optimal tercapai
Perubahan Pada Masa Post Partum
 Uterus
 Payudara
 Perineum
 Eliminasi
 Endokrin
 Reproduksi
 Kardiovaskuler
 Tanda-tanda Vital
 Muskuloskeletal
 Neurologi
 Integumen
 Psikologis
INVOLUSI UTERUS
 TFU
√ Stlh plasenta lahir , 2 cm di bawah umbilikus,
√ Beberapa hari, turun 1-2 cm tiap 24 jam
√ Hari ke 6, pertengahan simfisis dan pusat
√ Hari ke-9, tidak dapat dipalpasi.
 UKURAN
 Tidak mencapai seperti keadaan sebelum hamil
INVOLUSI UTERUS
 LOKHIA
 Lokhia Rubra, pd 3 hari pertama postpartum
berupa darah & sedikit bekuan.
 Lokhia Serosa berwarna lebih terang, spt pink
atau kecoklatan, sampai hari ke-9
 Lokhia Alba, mulai hari ke-10, warna kuning,
keputihan, mengandung banyak sel leukosit & sel-
sel debris. Bertahan 2-6 minggu stlh melahirkan.
 Bau lokhia  sedikit amis & segar sep darah
menstruasi
Lanjutan...
 Lokhia rubra menetap cos perdarahan akibat
fragmen plasenta
 Lokhia serosa/alba menetap + demam +
nyeri tekan abdomen  endrometritis
 Bau busuk  infeksi
 Perdarahan ulang setelah h-10  perdarahan
bekas tempat plasenta yang mulai memulih.
 Pengeluaran pervaginam stlh 3-4 mgg  cos
infeksi atau subinvolusi
lanjutan
 Tindakan keperawatan
 Palpasi fundus dgn interval sbb :
 Setiap 15 menit pada 1 jam
 Setiap 30 menit untuk jam-jam berikutnya
 Fundus : midline, keras
 Lembek  Massase
 Jika TFU teraba di atas fundus/bergeser ke
kanan, kemungkinan bladder penuh
 Kaji lokhia (warna, jml, bau busuk, bekuan)
Afterpain
 Primipara  tonus uterus meningkat
 Multipara  relaksasi & kontraksi periodik 
afterpain
 Pada Primi & Multi, Nyeri meningkat saat
menyusui
Vagina
 Tampak edema dlm 3 hr
 Rugae tdk ada  kembali dlm 3 mgg
 Distensi menurun (tdk kembali)
 Mukosa vaginal atrofi sampai siklus
menstruasi tjd kembali
 Labia mayora & minora sedikit teregang
& kurang licin (tdk kembali)
Perineum
 Episiotomi  ketidaknyamanan
 Nyeri dalam 24 – 48 jam
 Sitz baths
 Analgetik
 Cara duduk yg tepat
 Jaga kebersihan—perawatan perineum
 Evaluasi REEDA
payudara
 Kolostrum, sjk trmstr III sampai dimulainya
laktasi
 ASI, sejak 3hr pp

 Engorgement cos peningkatan sirkulasi darah

dan limfatik
 Menurunnya hormon plasenta  prolaktin 

laktasi
Periksa payudara terhadap adanya
engorgement, putik retang dan rasa nyeri
Proses laktasi
 Produksi susu
√ Isapan → hipofisis anterior → prolaktin →
produksi susu oleh sel-sel alveolar
√ Tergantung ; frek, intens., lama menyusui.
 Ejeksi susu (alveoli ke mulut bayi)
√ Isapan → hipofisis posterior oksitosin → kontraksi
sel-sel alveolar → duktus laktiferus → sinus
laktiferus → mulut bayi
laktasi
 Ibu tidak menyusui
 Kolostrum menetap beberapa hari
 Hr ke 3-4 engorgement; hilang dalam 24-
36 jam
 Bayi belum mengisap → laktasi berhenti
dlm bbrp hari – 1 minggu
laktasi
 Ibu menyusui
 Sebelum laktasi, payudara lunak, kolostrum
 Laktasi dimulai → payudara hangat & keras
 Nyeri menetap 48 jam
 Susu putih kebiruan
Kardiovaskuler
 Hipervolemia  hipovolemia
 Blood loss
 Pervaginam : 300 – 400 cc

 SC : 700 – 1000 cc

 Dpt ditolerir, cos :


 Sirkulasi uteroplasenta hilang

 Fungsi endokrin plasenta hilang

 Mobilisasi cairan ekstravaskuler


 Curah jantung
√ Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah
jantung meningkat lebih tinggi 30-60 menit
√ Minggu ke 8 – 10 kembali normal
 Komponen darah

↓ HCT
√ ↑ Leukosit

↓ ↑ Fibrinogen → risiko tromboflebitis
Tanda-tanda vital
 BP -- lalu ↓
 Meningkat selama uterus dimasase
 Jika PIH dapat meningkat lagi
 Pada umumnya hipotensi ortostatik
 T -- ↓ lalu
 P -- ↓
 R -- ↓
Endokrin
 Estrogen & progesteron menurun
 Prolaktin meningkat hambat ovulasi
 Estrogen kembali meningkat 3-4 minggu pp
 Menstruasi
 Menyusui : 2-18 bln pp
 Tdk menyusui : 6 minggu
Eliminasi urin
 Kandung kemih
 Edema & hiperemia, ekstravasasi
 Kapasitas , sensitivitas ↓

 Overdistensi, pengosongan inkomplit

 Trauma uretra → disuria

glukosuria, proteinuria dan ketonuria normal pada


periode immediate
lanjutan
 Tindakan keperawatan
 Periksa bladder

Bladder penuh → menghambat kontraksi uterus →
risiko perdarahan
 Jika tidak kosong dalam 4-6 jam → kateterisasi
 Periksa jml pengosongan
Eliminasi fekal
 Konstipasi (2-3hr)
 Penurunan peristaltik
 Penurunan tekanan intra abdomen

 Ketidaknyamanan cos hemorroid

 Ketidaknyamanan perineum

Tingkatkan cairan dan konsumsi makanan berserat,


laksatif dan suppositoria → Bab normal dalam 1
minggu
Neurologi
 Rasa tidak nyaman menghilang
 Sindrom Karpal Tunnel menghilang
 Tingling menghilang, kecuali jika
mengangkat dan memindahkan bayi
 Nyeri kepala
integumen
 Kloasma menghilang
 Hiperpigmentasi areola dan linea nigra tdk hilang
seluruhnya
 Kulit yg meregang pada payudara, abdomen, paha
dan panggul memudar
 Spider angioma/nevi, eritema palmar, epulis
berkurang
 Rambut halus menghilang, rambut kasar biasanya
menetap
 Kekuatan kuku kembali seperti semula
 Diaforesis luas terutama pada malam hari (2-3 hari
setelah melahirkan)
muskuloskeletal
 Stabililisasi sendi pada minggu ke 6 – ke 8, tetapi perubahan
ukuran kaki tidak terjadi
 Otot abdomen terus menerus menegang selama masa kehamilan
 berkurangnya tonus otot yg yg tampak pd masa post partum.
 Dinding perut sering terasa lembek, kendor dan lemah.
 Selama kehamilan otot-otot abdomen terpisah  diastasis recti
abdominis.
 Jika tjd pemisahan  uterus & kandung kemih mudah dipalpasi
mll ddg abdomen bila ibu terlentang.
 Terjadi peregangan & penekanan otot akibat proses persalinan.
 Penurunan aktifitas & peningkatan protrombin  tromboflebitis
 Edema berkurang pd mgg I
 Senam nifas  membantu pengembalian otot-otot &
penyembuhan alamiah
ASPEK PSIKOSOSIAL PADA
POSTPARTUM

 Menjadi ortu mrp situasi krisis & mrp masa


transisi
 Perawat hrs memperhatikan fase pd masa
transisi dan situasi tersebut dlm mengelola
ibu postpartum
 Bonding & Attachment ibu-ayah-bayi dimulai
pada kala IV perawat sbg fasilitator yg
mempermudah pelaksanaannya.
Fase Ancipatory

 Pembagian tugas dlm keluarga terutama saat bayi


tiba di rumah.
 Perawat hrs catat apakah ada negoisasi atau
fleksibilitas diantara pasangan dlm pembagian tugas.
 Pasangan mengalami perasaan yg mendalam,
berbagai tantangan & tanggung jawab.
 Perawat memberikan informasi yg akurat, memadai
dan umpan balik kpd mereka
Fase Honeymoon

 Terjadi kasih sayang antara ortu dan bayi yg


diperoleh mlli kontak yg lama & intim.
 Fokus ortu lebih banyak pd pengembangan
hub baru dgn bayi.
Fase Plateau & Disengagement

 Plateau  Berlangsung singkat & sulit diamati


 Ortu dpt menilai apakah mereka mampu/tdk
menjalankan peran sbg ortu
 Disengagement  ortu menerima peran sbg
ortu.
Adaptasi Maternal
 Fase Taking In
 Tergantung
 Fokus pd diri sendiri, pasif, tergantung,
terkenang dgn pengalamannya saat
persalinan, membutuhkan byk makanan &
istirahat
 Belum ingin kontak atau merawat bayinya
 1-2 hari.
Adaptasi Maternal
 Fase Taking Hold
 Masa antara perilaku tergantung & mandiri
 Fokus perhatian lebih luas tmsk pd bayinya
 Mandiri & berinisiatif dlm perawatan dirinya
 Banyak bertanya berbagai hal ttg perawatan diri
& bayinya
 Timbul rasa kurang percaya diri, shg mudah
mengatakan “tidak mampu”
 Fase yg paling tepat utk diberikan penkes pd ibu
nifas  berlangsung kurang lebih 10 hari.
Adaptasi Maternal
 Letting Go
 Memperoleh peran & tanggung jawab
baru.
 Kemandirian dlm perawatan diri & bayinya
semakin meningkat
 Menyadari bahwa dirinya terpisah dari
bayinya
 Penyesuaian hubungan klg dlm menerima
kehadiran bayinya.
Faktor-faktor yg mempengaruhi
adaptasi Ibu
 Kadang mengalami kekecewaan, mudah tersinggung,
sedih shg nafsu makan menurun & sulit tidur 
Postpartum Blues
 Berkaitan dgn perubahan hormonal & peran selama
fase transisi
 Faktor pencetus Postpartum Blues adalah rasa tdk
nyaman, kelelahan & kehabisan tenaga.
 Menangis  salah satu cara melepaskan diri dr
situasi yg menekan  Bila berlanjut depresi
postpartum
 Perlu perawat utk memahami permasalahan &
bantuan yg dibutuhkan.
Adaptasi Ayah
 Tampak antusias & bersemangat
 Berusaha berbicara dgn bayinya, menyentuh,
& menggendong bayi lebih sering dari Ibu,
ttp kurang byk memberikan senyum kpd bayi
 Jika dari awal kontak dgn bayi, biasanya turut
serta dlm perawatan bayinya.
Faktor-faktor yg mempengaruhi
adaptasi ortu
 Usia Ibu
√ Mempengaruhi kemampuan & kesiapan menerima peran sbg
ibu
√ Kelahiran yg tak terencana & terjadi pd usia remaja
√ Ibu berusia 30 thn atau lebih akan merencanakan
kehamilannya & scr matang dpt berperan sbg ortu.
 Aspirasi Personal
√ Wanita karir yg hamil mgkn akan gagal mengantisipasi
kebutuhannya sbg ortu, diantaranya kegagalan
mencurahkan waktu utk anak.
 Faktor lain
√ Mis dukungan sosial, status ekonomi, kesehatan fisik &
mental
Adaptasi anggota keluarga lain

 Sibling hrs mengetahui peran baru saat adiknya lahir


 cemburu adalah reaksi normal
 Biasanya menunjukan perilaku yg kekanak-kanakan,
permusuhan dan agresifitas thd adiknya
 Pada tahap awal sibling terutama melihat kepala &
wajah si adik & menyentuh si adik
 Pada nenek/kakek kehadiran cucu (terut pd anak
pertama) membawa peran baru bg mereka 
mengarahkan sibling utk dekat kpd adik

Anda mungkin juga menyukai