POSTNATAL
DISUSUN OLEH :
Serawati, S.Kep
Winarti, S.Kep
Rahayu Indah Sirera, S.Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN POSTNATAL
Pengertian
Adalah masa sesudah persalinan berakhir hingga pulihnya kembali organ reproduksi
(eksternal dan internal).
Masa ini membutuhkan waktu kurang lebih 6 minggu, akan tetapi akan pulih sempurna
seperti kondisi sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.
Periode Postnatal dibagi 3 :
Terjadi proses infolusi yaitu proses kembalinya ukuran dan fungsi sytem reproduksi
kekondisi seperti sebelum hamil, dalam 3-4 hari pertama berlangsung cepat,
involusi terjadi hingga 6 minggu.
Penurunan fundus uteri dan pengecilan uterus merupakan indikasi adanya proses
involusi.
Uterus akan mengeras dan mengecil karena adanya kontraksi (ukuran seperti
kehamilan 16 minggu)
Akan terasa berlebihan pada ibu dengan perbesaran uterus yang berlebihan,
misalnya bayi kembar & bayi besar.
After pain dapat meningkat, bila :
- Bekuan meningkat
- Bau busuk
- Jumlah banyak
2. Lochea Serosa : terjadi pada hari ke-4-9 prenatal
- Warna merah muda-coklat
- Bau normal seperti menstruasi
- Jumlah mulai sedikit
- Mengandung serum, leukosit dan jaringan mati
- Abnormal : bau busuk dan jumlah banyak
3. Lochea Alba : hari ke-10 s/d 6 minggu postnatal
- Warna kuning-putih bening
- Mengandung leukosit, sel epitel mukosa dan serum
4
Serviks :
Menjadi lembut
Porsio-servik perlahan menutup dan masih sedikit membuka kurang lebih 2 jari
hingga hari ke-4 s/d ke-6 postnatal
Vagina, vulva dan perinium
Keinginan BAB secara spontan menurun hingga hari ke-2 s/d ke-3
Konstipasi dapat terjadi karena penurunan motilitas usus dan tonus otot abdomen,
kehilangan cairan, rasa nyeri pada perinium, penggunaan enema, hemoroid.
Adaptasi sistem endokrin
Perubahan hormonal yang terjadi segera setelah plasenta lahir adalah :
Pada ibu yang tidak menyusui, ovulasi dan menstruasi akan terjadi pada minggu
ke-12 setelah postnatal.
Payudara
Mengalami pembesaran sejak kehamilan dan akan bertambah besar dalam rangka
menyusui
1. Raba
Digunakan secara meluas oleh orang tua atau pengasuh sebagai cara untuk
mengenal bayi sebagai anggota keluarga, jari-jari merupakan alat raba sensitive
dengan meraba dan menggendong
2. Kontak mata
Membantu perkembangan awal, pembentukan hubungan saling percaya
3. Suara
Oang tua-bayi saling mengenal melalui suara, ibu mengenal keinginan bayi dari
tangis
4. Bau
Bayi belajar dengan cepat mengenai bau ibunya terutama bau ASI
Pengkajian pada ibu postnatal
Kaji keluhan rasa tidak nyaman : after pain, luka episiotomi, bladder fullness
Kaji keluhan haus, lapar atau mual
Pemeriksaaan fisik :
1. Monitor vital sign setiap 4 jam selama 24 jam I, kemudian setiap 8 atau 12 jam
2. Kaji keluhan utama pusing
3. Kaji payudara, tanda-tanda engorgement, lakukan perawatan payudara
4. Kaji involusi uterus dan lochea (warna, jumlah dan bau)
5. Ajarkan teknik relaksasi dan latihan nafas dalam
6. Observasi BAK I 4-8 jam setelah persalinan, bila tidak ada BAK dalam waktu 8
jam pos partum :
10
11
Umur
Diagnosa Medik
Tgl
Diagnosa
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
Tujuan
Klien mampu berakvitas
Intervensi
12
Rasional
13
Umur
Diagnosa Medik
Tgl
Diagnosa
Resti Infeksi
berhubungan dengan
Tujuan
Intervensi
Infeksi tidak menjadi aktual Kaji tanda-tanda vital
:
Rasional
14
Umur
Diagnosa Medik
Tgl
Diagnosa
Nyeri berhubungan
dengan
Tujuan
Rasa ketidaknyamanan/
nyeri berkurang
Intervensi
:
Rasional
Klien
dapat
diharapkan dapat mengurangi
Data penunjang:
mendemonstrasikan
Ajarkan
teknik
nonfarmakologi
rasa nyeri klien.
Menunjukkan rasa
teknik
relaksasi
Analgesik
dan
non
keadaan klien
tampak
analgesik digunakan
Gunakan ceklist untuk memonitor
meringis,kusam,mena
skala nyeri dan kemungkinan efek
Penggunaan analgesik
ngis)
samping yang timbul
memungkinkan pengurangan
Klien melaporkan rasa
Kolaborasi dalam pemberian analgesik rasa nyeri.
nyeri
Nafsu makan klien
menurun
Gangguan
sikap/perilaku
melindungi rasa nyeri
Cara berfikir
sempit(kurang
bergaul)
Gangguan pola tidur
Episiotomi /insisi
15
Umur
Diagnosa Medik
Tgl
Diagnosa
Menyusui tidak efektif
Tujuan
Menyusui efektif
Intervensi
:
Rasional
secara efektif
reflek hisap bayi.
Kriteria evalusi:
Kaji motivasi ibu dalam pemberian ASI Dengan pemahaman yang baik
Tidak adekuatnya
Menggambarkan
dan menilai pemahaman ibu terhadap
serta adanya motivasi
reflek menyusu bayi
perkembangan percaya
keinginan bayi dalam menyusu
diharapkan efektif dalam
diri terhadap pemberian Anjurkan ibu untuk memberikan tehnik
Penyimpangan sikap
pemberian ASI
ASI
bayi
Untuk merangsang respon bayi
yang benar dalam pemberian ASI
Menjaga pemberian ASI dengan memperhatikan letak areola
Penolakan dalam
dalam menyusui.
yang efektif selama di
pemberian ASI
tepat di mulut bayi
butuhkan klien
Kurang pengetahuan
Beritahu klien/ ibu teknik memompa
Mampu
Dengan teknik yang salah
ASI untuk menjaga suplai ASI
Kecemasan ibu
mengidentifikasi lebih
dapat menambah kegagalan
Gangguan pada
awal tanda lapar bayi Beritahu ibu untuk menjaga istirahat
laktasi
produksi ASI
Menunjukkan kepuasan yang cukup agar memperoleh cairan Agar memperoleh cairan yang
Kelelahan ibu
bayi pada waktu
yang cukup
cukup yang mendukung
Sejarah kegagalan
menyusui
produksi ASI.
Berikan informasi keuntungan dan
dalam pemberian ASI
Mengenali
tanda
16
bayi untuk
memasukkan mulut
ke ASI secara benar
Replek hisap lemah
Luka persisten
setelah pemberian
ASI minggu pertama
17
Nama Pasien
Umur
Diagnosa Medik
Tgl
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Ansietas/ketakutan
Ansietas/ketakutan tidak Bantu klien untuk mengurangi
Klien yang cemas mempunyai
(individu, keluarga) yang terjadi/berkurang
ansietasnya :
penyempitan lapang persepsi
berhubungan dengan
dengan kemampuan untuk
- Berikan kepastian dan
Situasi tak dikenal
belajar. Klien dapat mengalami
kenyamanan
gejala-gejala yang disebabkan
Sifat kondisi yang
- Tunjukkan perasaan tentang
Kriteria evalusi:
oleh peningkatan tegangan otot
tidak dapat
pemahaman dan empati. Jangan
Klien/keluarga akan
dan gangguan pola tidur.
diperkirakan
menghindari pertanyaan
mengungkapkan
Ansietas cenderung untuk
Takut akan kematian
- Dorong klien untuk
ketakutannya yang
memperburuk masalah,
Efek negatif pada
mengungkapkan setiap ketakutan
berhubungan dengan
menjebak klien pada lingkaran
gaya hidup
dan masalah yang berhubungan
gangguan yang
peningkatan ansietas, tegang
Kemungkinan
dengan pengobatannya.
dirasakan
dan emosional dan nyeri fisik.
disfungsi seksual
- Identifikasi dan dukung mekanisme Beberapa rasa takut didasari
Klien/keluarga akan
koping efektif
menceritakan
oleh informasi yang tidak akurat
Data penunjang
pikirannya tentang efek
dan dapat dihilangkan dengan
Tingkat ansietas
gangguan pada fungsi Kaji tingkat ansietas klien.
memberikan informasi yang
derajat sedang/berat
Rencanakan
penyuluhan
bila
normal,
tanggung
jawab
akurat. Klien dengan ansietas
Adanya respon
tingkatnya
rendah/sedang
peran,
dan
gaya
hidup.
berat atau panik tidak
koping yang negatif
menyerap pelajaran.
- Menyangkal
Pengungkapan memungkinkan
- Marah
untuk saling berbagi dan
- Depresi
memberikan kesempatan untuk
- Rasa bersalah
memperbaiki konsep yang tidak
Dorong keluarga dan teman untuk
benar.
mengungkapkan ketakutan atau
Menghargai klien untuk koping
pikiran-pikiran mereka.
efektif dapat menguatkan
respon koping positif yang akan
datang.
Teknik-teknik relaksasi
Berikan klien dan keluarga dengan
meningkatkan rasa kontrol klien
kepastian dan penguatan perilaku
terhadap respon tubuhnya pada
koping positif.
stres.
Ansietas berat mempengaruhi
18
19
Nama Pasien
Umur
:
:
Diagnosa Medik
Tgl
Diagnosa
Gangguan pola tidur
berhubungan dengan
Nyeri
Keadaan
ansietas/cemas
Tujuan
Pola tidur efektif
Intervensi
Rasional
20
Umur
Diagnosa Medik
21
Tgl
Diagnosa
Defisit perawatan diri
berhubungan dengan
Keterbatasan
sekunder terhadap
proses penyakit.
Tujuan
Klien mampu melakukan
aktivitas perawatan diri
secara mandiri.
Kriteria evaluasi:
Klien akan
Data penunjang
mengidentifikasi
kemungkinan tingkat
Besarnya
fungsi tertinggi dalam
ketidakmampuan
aktivitas berikut :
pada aktivitas
perawatan diri
- Mandi
Kebutuhan akan dan - Berpakaian
kemampuan untuk
- Makan
menggunakan alat
- Toileting
bantu.
Klien akan
menunjukkan
kemampuan untuk
menggunakan alat
bantu
Intervensi
Rasional
22
Nama Pasien
Umur
Diagnosa Medik
Tgl
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Perubahan pola
Pola seksualitas normal. Berikan dorongan klien atau pasangan Ekspresi seksual tidak terbatasi
seksualitas berhubungan
untuk mengidentifiaksi perilaku seksual
hanya pada koitus tetapi
dengan :
Kriteria evaluasi:
alternatif yang mungkin digunakan untuk mencakup banyak cara dalam
Nyeri
Klien akan
mengekspresikan seksual selama
kenikmatan diri dan memberi
mengidentifikasi faktor
periode peningkatan aktivitas penyakit,
kenikmatan pada orang lain
Keletihan
yang mengganggu
misal sentuhan, masase tubuh.
Kesulitan
fungsi seksual
Ajarkan klien atau pasangan posisi yang
menentukan posisi
Klien akan
Penyakit inflamasi sendi dapat
meminimalkan nyeri dan stres pada
Kurangnya
mengidentifikasi
sendi selama hubungan seksual, misal
mengakibatkan penurunan
adekuatnya
strategi dan teknik
klien dibawah miring.
gerak sendi, merusak baik
pelumasan (wanita)
untuk memudahkan
artikular dan struktur jukstasekunder terhadap
dan meningkatkan
artikular (otot, tendon, ligamen).
proses penyakit.
kenikmatan dan
Posisi yang mengurangi
ekspresi seksual.
regangan pada sendi klien
Data penunjang
dapat meningkatkan
Pola aktivitas seksual
kenikmatan seksual
yang lazim
Identifikasi waktu kapan aktivitas
Penyakit inflamasi sendi sering
Persepsi klien
seksual mungkin lebih menyakitkanberkaitan dengan kekakuan
tentang masalah
paling umum pada pagi hari dan
pada pagi hari yang lama.
Vagina kering,
anjurkan melakukan hubungan seks
pada waktu yang lain.
Penyakit inflamasi sendi
Identifikasi produk yang dapat
kadang berkaitan dengan
digunakan untuk menggantikan atau
sindrom Sjogrens, yang
menambah pelumasan vaginal alami,
ditandai oleh penurunan
misal pelumas dapat larut air.
kemampuan untuk mensekresi
cairan pelumas (missal air
mata, saliva, sekresi vaginal).
Pengguanaan pelumas dapat
menurunkan nyeri saat
hubungan seksual.
Merencanakan aktivitas seksual
memungkinkan klien untuk
23
24