Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

PERTEMUAN 5 (ASKEP PADA IBU POST PARTUM)

Di Susun dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Riset Keperawatan

Dosen Mata Kuliah : Ns. Happy Dwi Aprilina, S.Kep., M.Kep.

Di Susun Oleh :

Nama : Dwi Liliani Enggar Puspitasari

NIM : 1811020006

Kelas : 5A

Prodi : Keperawatan S1

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
Konsep Keperawatan Post Partum

A. Periode Pasca Partum/Post Partum/Puerperium/Masa Nifas

Jangka waktu antara lahirnya bayi dengan kembalinya organ reproduksi ke


keadaan normal sebelum hamil. Tiap wanita masa nifas lamanya berlangsung
bervariasi, biasanya sekitar 6 minggu (Lowdermilk et al,2013).

B. Tujuan Askep Selama Masa Post Partum


1. Mencegah hemoragi
2. Memberikan kenyamanan fisik, nutrisi, keamanan dan eliminasi
3. Memberikan motivasi pada ibu dan keluarga untuk mulai mengintegrasikan proses
kelahiran menjadi pengalaman hidup mereka
4. Memelihara proses kedekatan dengan neonates.
C. Perubahan Anatomi Fisiologi Pada Periode Post Partum
a. Uterus
1. Proses involusi: kembalinya uterus ke keadaan normal setelah melahirkan.
2. Proses ini dimulai segera setelah ekspulsi plasenta dengan kontraksi otot polos
uterus.
3. Subinvolusi: gagalnya uterus untuk mengecil kembali ke ukuran dan keadaan
normal seperti sebelum kehamilan. Penyebab: tersisanya sebagian plasenta dan
infeksi.
b. Uterus
1. Tinggi Fundus Uterus (TFU)
2. Akhir kala 3, uterus berada di tengah (kira-kira 2 cm dibawah umbilicus)
dengan berat sekitar 1000 gram.
3. Dlm 12 jam, fundus akan naik menjadi setinggi umbilickus/sedikit ke
bawah/diatas umbilikus
4. Setelah itu, setiap hari akan turun sekitar 1 cm
5. Seminggu post partum, fundus berada 4-5 jari di bawah umbilicus dengan
berat sekitar 500 gram
6. Setelah 2 minggu, uterus harusnya sudah tidak di palpasi lagi dengan berat
sekitar 350 gram
7. Setelah 6 minggu, uterus akan kembali seperti sebelum hamil dgn berat sekitar
60-80 gram.
c. Kontraksi Uterus
1. 1-2 jam post partum, kontraksi uterus akan berkurang. Namun uterus harus
tetap keras dan berkontraksi dengan baik untuk mencegah perdarahan post
partum
2. Setelah plasenta lahir, untuk menjaga kontraksi uterus diberikan oksitosin
eksogen per IV/per IM dan anjurkan ibu utk menyusui bayinya sehingga
membantu dalam mengeluarkan oksitosin
3. Menyusui dan pemberian oksitosin eksogen biasanya meningkatkan nyeri post
partum (afterpain) karena keduanya menstimulasi kontraksi uterus.
d. Lokia
Yaitu: cairan yang keluar dari vagina selama masa nifas yang
mengandung darah, jaringan, dan lender.
Jenis lokia
1. Lokia rubra: 2 jam pertama post partum, keluar cairan yang banyak berwarna
merah dan mengandung bekuan darah kecil. Setelah itu, aliran lokia akan
berkurang. Lokia rubra mengandung darah, desidual dan debris trofoblastik.
Berlangsung sampai 3 atau 4 hari PP
2. Lokia serosa: mengandung darah, serum, leukosit dan debris jaringan.
Berlangsung sampai hari ke 10 PP

3. Lokia alba: mengandung sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Berlangsung
dari hari ke 10 PP – 6 minggu PP.

3. Lokia alba: mengandung sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Berlangsung
dari hari ke 10 PP – 6 minggu PP.
e. Perbedaan lokia dan perdarahan bukan lokia
Lokia :
1). Perdarahan bukan lokia Lokia keluar dari vagina.
2). Aliran tetap meningkat ketika uterus berkontraksi
Bukan Lokia :
1). Jika aliran darah keluar dari vagina walau tidak ada kontraksi, kemungkinan
kerusakan pembuluh darah dapat terjadi pada saat melahirkan Aliran lokia yang
deras dapat terjadi ketika uterus di masase. Jika lokia berwarna gelap, sudah
menggenang pada vagina yang berelaksasi dan jumlahnya berkurang menjadi
tetesan lokia berwarna merah terang
2). Jika jumlah perdarahan terus menerus banyak dan berwarna merah terang. Hal
ini mungkin disebabkan oleh robekan di vagina/serviks.

f. Serviks

1. Serviks teraba lunak setelah melahirkan


2. Ektoserviks (bagian serviks yang menonjol kedalam vagina) akan tampak
memar,edema dan terhadap laserasi kecil. Kemungkinan dapat terjadi infeksi
3. 12-18 jam, serviks memendek dan mengeras dan akan menutup perlahan
4. Hari kedua/ketiga, serviks akan terbukan 2-3 cm
5. 1 minggu PP, serviks berdilatasi 1 cm
6. Laktasi akan menghambat produksi lendir serviks dan lendir lainnya, karena
produksi lendir oleh estrogen dan ciri mukosa.
g. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina akan mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses melahirkan kedua organ ini masih kendur. Dalam waktu 3 minggu
vagina akan akan muncul kembai dan labia akan menjadi lebih menonjol.
h. Perineum
Setelah melahirkan perineum akan kendur karena teregang oleh
tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal ke 5 perineum akan
kembali mendapatkan kembali tonusnya sekalipun tetap kendur daripada keadaan
sebelum melahirkan.
i. Abdomen
1. Abdomen akan kembali seperti sebelum hamil setelah 6 minggu
2. Kulit akan elastis kembali setelah 6 minggu PP tapi striae kadang masih
menetap. Linea nigra biasanya berangsur2 menghilang
3. Diastasis RektusAbdominis: otot dinding abdomen yang berpisah terkadang
dengan atau tanpa distensi yg berlebihan karena bayi besar/lebih dari satu.
4. DRA terkadang membuat ibu tidak nyaman, dengan olahraga/senam nifas
tonus otos akan mengecil.
j. Laktasi
1. Poliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar
2. Keluarnya cairan susu jolong dari duktus, laktiferus disebut colostrum,
berwarna kuning putih susu
3. Hipervaskurisasi pada permukaan dan bagian dalam
4. Setelah melahirkan supresi strerogen dan proggesteron hilang.
k. Payudara
Perubahan payudara dapat di pengaruhi oleh penurunan kadar
progesterone secara cepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.
Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke
2 atau ke 3 setelah persalinan.
Payudara menjadi lebih keras dan besar sebagi tanda mulai laktasi.
l. Perawatan Payudara (mammae)
1. Setelah melahirkan, ibu harus langsung menyusui (min. 1 jam setelah
melahirkan harus di susui) INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
2. Lakukan massage payudara dan pijat punggung (pijat oksitosin) setelah
melahirkan
3. Jika bayi meninggal, anjurkan utk ASI di biarkan saja. Jika terlalu sakit, bisa di
keluarkan sedikit saja.
D. Sistem Perkemihan
Sulit buang air kecil selama 24 jam karena spasme sfinger dan edema
leher buli-buli sesudah mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan
Dalam 12-36 jam urine yang di hasilkan dalam jumlah besar, setelah
plasenta di lahirkan kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air mengalami
penurunan yang mencolok.
E. Sistem Gastrointestinal
Faal usus dalam 3-4 hari akan kembali normal, meskipun kadar
prgesteron menurun, asupan makanan ibu akan menurun selama 1-2 hari, untuk
pergerakan akan menurun dan usus bagian bawah akan kosong, dan rasa sakit yang di
alami ibu akan menahannya untuk ke belakang untuk buang air besar dan kecil.
F. Sistem Kardiovaskuler
Akibat penurunan kadar estrogen volume darah akan kembali pada
keadaan tidak hamil mengakibatkan diuresis mencolok. Pada hari ke 5 Hb akan
kembali normal.
Penurunan kadar estrogen akan ada tetapi masih lebih tinggi di
bandingkan dengan normal pada saat nifas. Plasma darah tidak begitu mengandung
cairan jadi daya koagulasinya meningkat.
G. Sistem Endokrin
Ibu post partum pada sekitar 3 jam kadar estrogen akan menurun
sebesar 10%.progesteron akan menurun pada hari ke 3 setelah post partum
H. Sistem Muskuluskeletal
Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6 s/d ke-8 setelah melahirkan
. Namun kaki tidak mengalami perubahan setelah melahirkan.
Ambulasi dini post partum yaitu pergerakan pasif bertahap ke aktif.
Ambulasi dini membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses
involusi Ambulasi dini dimulai setelah 6-8 jam post partum (pembedahan).
I. Sistem Integumen
Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan
berkurangnya hyerpigmentasi kulit. Perubahan pembuluh darah saat hamil akan
menghilang saat estrogen menurun.
a. Perawatan pasca melahirkan
1. Ibu harus istirahat selama 6-8 jam pasca persalinan, karena lelah sehabis
bersalin.
2. Ibu boleh miring kanan miring kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan
tromboemboli (6-8 jam Post Partum dgn SC dan 2 jam dgn Spontan)
3. Pada 24 jam ibu diperbolehkan duduk, berdiri dan berjalan (jika ibu tidak
pusing dan mata berkunang-kunang)
4. Ambulasi dini mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, dan
nifas.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Ibu post partum
sebaiknya memakanan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, dan
sayur-sayuran serta buah-buahan.
c. Miksi
Wanita kesulitan kencing karena sfingter uretra di tekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi m. sphincter ani selama persalinan. Kesulitan wanita
untuk kencing harus di lakukan tindakan keterilisasi.
d. Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit BAB
dan terjadi konstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans peroral atau
per rektal. Jika masih belum, dilakukan klisma.
e. Adaptasi Psikologi pada Masa Nifas
Pada masa nifas merupakan masa stress pada ibu primara. Fungsi orang
tua adalah sebagai pengaruh untuk kesuksesan dan lancarnya masa transmisi.
Riwayat kehamilan juga merupakan salah satu faktor pada masa nifas.
f. 3 fase pencapaian peran ibu menurut Reva Rubin (1961)
FASE DAN KARAKTERISTIK
Dependen:
FaseTaking in : 24 jam pertama (1-2 hari) Fokus: diri dan pemenuhan kebutuhan
dasar, bergantung pd org lain utk memenuhi kebutuhan berupa kenyamanan,
istirahat, kedekatan dan makanan , Bersemangat dan aktif berbicara, Keinginan
meninjau kembali pengalaman melahirkan

FASE KARAKTERISTIK

Dependen dan Interdependen:

Fase Taking Hold : Mulai hari ke 2-3, berlangsung 10 hari-beberapa minggu


Fokus: perawatan bayi dan kemampuan ibu mengasuh , Keinginan Untuk
mengambil alih, Masih perlu bantuan pengasuhan dan penerimaan orang lain,
Keinginan belajar dan berlatih (perawat memberikan informasi), Mengatasi
ketidaknyamanan fisik dan perubahan emosi , Kemungkinan mengalami blues.

FASE KARAKTERISTIK

Interdependen

Fase Letting go Fokus: kemajuan interaksi antara anggota keluarga sebagai


kesatuan: Penegasan kembali hubungan dengan pasangan, Kembalinya keintiman
seksual, Resolusi peran individu.

J. Pengkajian Post Partum


a. Biodata Pasien
Meliputi Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat,
No. Medical Record, Nama Suami, Umur Suami, dan Tanggal Pengkajian.
b. Pengkajian
1. Temperatur
Periksa 1 kali pada 1 jam pertama menurut peraturan RS, suhu tubuh
akan meningkat bila terjadi dehidrasi.
2. Nadi
Periksa selama 15 menit selama 1 jam pertama atau sampai stabil
kemudian periksa pada 30 menit kemudian. Nadi normal pada 1 jam
berikutnya brakardia.
3. Pernafasan
Periksa setiap 15 menit dan kembali normal 1 jam post partum.
4. Tekanan Darah
Periksa 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil kemudian 30 menit
berikutnya untuk setiap jam berikutnya.Tekanan darah meningkat karena
keletihan saat melahirkan, tekanan darah normal setelah 1 jam.
5. Kandung Kemih
Kandung kemih cepat terisi karena terjadi diuresis post partum dan
cairan IV.
6. Fundus Uteri
Periksa 15 menit selama 1 jam pertama, kemudian setiap 30 menit.
Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm di bawah atau pada
umbilikus. Bila uterus lunak, lakukan masase hingga keras dan pijatan hingga
berkontraksi ke pertengahan.
7. Sistem gastrointesnal
Pada minggu pertama postpartum fungsi usus besar kembali normal
8. Kehilangan berat badan
Pada masa postpartum ibu biasanya akan kehilangan berat badan 5-6
kg yang disebabkan oleh keluarnya plasenta (+750gr), darah dan cairan
amnion (+1000gr), juga berat badan bayi.
9. Lokia Periksa
Setiap 15 menit alirannya harus sedang. Bila darah mengalir dengan
cepat, curigai terjadinya robekan serviks. Lochea (warna, jumlah, bau, bekuan
darah dan konsistensi: 1-3 hari rubra, 4-10 hari serosa, > 10 hari alba).
10. Sistem Muskuloskeletal
Selama kehamilan otot abdomen secara bertahap melebar dan terjadi
penurunan tonus otot. Pada periode postpartum penurunan tonus otot jelas
terlihat. Abdomen menjadi lunak, lembut dan lemah serta muskulus rektus
abdominis memisah.
11. Payudara
Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola, putting
susu, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum.
12. Abdomen
Terasa lembut, tekstur kenyal, striae.
13. Genital
Lihat struktur, regangan, edema vagina, keadaan liang vagina (licin,
kendur/lemah), adakah hematom, nyeri, tegang.
14. Perineum
Perhatikan luka episiotomi jika ada dan perineum harus bersih, tidak
berwarna, tidak edema, dan jahitan harus utuh.
c. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
Haemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g%
di butuhkan suplemen FE), Eritrosit, leukosit, dan trombosit.
2. Klien dengan dower kateter
Dower kateter di perluka kultur urine.
d. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui,
persepsi ibu tentang tubuhnya, perasaan klien terahadap operasi SC karena CPD
atau karena bentuk tubuh yang pendek
e. Seksual
Bagaimana pola hubungan interaksi dengan pasanganmeliputi
frekuensi hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan,
kesulitan melakukan hubungan seks, continuitas hubungan seksual, dan
pengetahuan pasangan tentang hubungan intercourse pasca post partum.
f. Kebiasaan sehari-hari
1. Pola Nutrisi
Pola menu makanan yang di konsumsi, jumlah, jenis makanan (kalori,
protein, vitamin, tinggi serat), Frequensi, konsumsi snack, nafsu makan, pola
minum, jumlah, frequensi.
2. Pola Istirahat dan Tidur
Lamanya, kapan (siang, malam), rasa tidak nyaman yang mengganggu
istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang, atau gelap, apakah
mudah terganggu dengan suara-suara, dan posisi tidur.
3. Pola Eliminasi
Apakah terjadi diuresis setelah melahirkan, adakah inkontinesia
(hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadinya
over distensi, blass atau tidak atau retensi urin karena rasa talut luka
episiotomi, apakah perlu bantuan BAK. Pola BAB, frequensi, konsistensi, rasa
takut BAB karena luka perineum, dan kebiasaan penggunaan toilet.
4. Personal Hygiene
Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut,
kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah.
5. Aktifitas
Kemampuan mobilisasi setelah melahirkan, kemampuan merawat diri,
dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.
6. Rekreasi dan Hiburan
Situasi atau tempat menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh otak.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakityang di turunkan
secara genetik, menular, kelainan kongentinal, atau gangguan kejiwaan, yang
pernah di derita oleh keluarga.
h. Riwayat Psikososial-Kultural
1. Blues
Adalah perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung, dan mudah
menangis.
2. Depresi
Adalah konsentrasi, minat, perasaan kesepian, ketidakamanan, berfikir
obsesif, rendahnya emosi yang positif, dan perasaan tidak berguna.
i. Komplikasi Post Partum
1. Perdarahan Post Partum
1) Atonia uterus: lemahnya kontraksi Rahim yang menyebabkan uterus tidak
mampu menutup perdarahan terbuka dan tempat implantasi plasenta
2) Laserasi saluran genital: laserasi serviks, vagina dan perineum.
3) Plasenta tertahan/tertinggal
4) Inversi uterus: dinding Rahim bagian atas (fundus) terbalik ke arah bawah
terkadang sampai keluar menonjol
5) Subinvolusi uterus: proses involsi uterus tidak berjalan sebagaimana
mestinya, sehingga pengecilan uterus terhambat. Biasanya bisa terjadi
sampai 4-6 minggu
2. Syok hemoragik (hipovolemik). Syok dikarenakan perdarahan
3. Koagulopati: gangguan pembekuan darah/perdarahan yang berlebihan
4. Penyakit tromboemboli: diakibatkan oleh pembentukan bekuan
darah/sumbatan di dalam pembuluh darah dan disebabkan oleh inflamasi
(tromboflebitis)
5. Infeksi post partum: infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28
hari setelah keguguran/melahirkan.
6. Gejala sisa dari trauma melahirkan
1) Prolapsus uterus: pergeseran uterus, serviks yang menonjol melalui vagina
dan vagina mengalami inversi
2) Sistokel: penonjolan kandung kemih ke arah bawah ke dalam vagina yang
terjadi ketika struktur pendukung dalam septum terluka
3) Rektokel: herniasi dinding rektum anterior melalui fascia vagina dan
septum rektovagina yang mengalami rupture
4) Inkontinesia urin: kondisi yang tidak dapat mengontrol BAK.
7. Komplikasi Psikologis Postpartum
1) Gangguan mood: gangguan kesehatan mental yang tersering pada periode
post partum, biasanya terjadi dalam 4 minggu post partum. Biasa disebut
post partum blues/baby blues
2) Depresi post partum: kesedihan yang berat dan menyeluruh dengan
penggantian mood yang labil dan berat serta serius dan persisten
dibandingkan post partum blues.

Anda mungkin juga menyukai