Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dwi Liliani Enggar Puspitasari

NIM : 1811020006
Kelas : 5A
Prodi : Keperawatan S1

TUGAS TOPIC 16. INSTRUMEN PENELITIAN


Soal 1. Berikut ini alat ukur untuk mengukur kecemasan pra operasi.

Skala pengukuran apa yang digunakan ?


Jawab : Visual Analogue Scale (VAS) digunakan untuk menilai kecemasan pasien, skala ini
memberikan kebebasan kepada pasien untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan yang dirasakan.
Pengukuran dengan VAS pada nilai nol dikatakan tidak ada kecemasan, nilai 1-3 kecemasan
ringan, nilai 4-6 cemas sedang, 7- 9 cemas berat dan 10 dianggap panik.

Soal 2. Berikut ini salah satu cuplikan dari WHOQOL alat ukur untuk mengukur kualitas hidup.

Skala pengukuran apa yang digunakan ?


Jawab :
Skala kualitas hidup yang digunakan dari WHOQOL-BREF. Skala ini meliputi empat aspek
yang dapat diukur yaitu fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan.
Skala WHOQOL-BREF berjumlah 26 item, dimana 2 item berisikan keseluruhan kualitas
hidup dan kesehatan fisik secara umum dan 24 item sisanya berisikan fakta - fakta terkait keempat
aspek dari kualitas hidup. Skala yang digunakan untuk skoring pada kualitas hidup menggunakan
skala Likert. Skala tersebut terdiri dari lima alternatif pilihan jawaban yaitu SS (sangat sesuai), S
(sesuai), s (sedang), TS (tidak sesuai) dan STS (sangat tidak sesuai).
Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari masing - masing subjek dari pernyataan -
pernyataan yang ada, kemudian melakukan skoring. Pernyataan yang mendukung (favorable)
menggunakan urutan jawaban SS (sangat sesuai) diberi skor 5, S (sesuai) diberi skor 4, s (sedang)
diberi skor 3, TS (tidak sesuai) diberi skor 2, dan STS (sangat tidak sesuai) diberi skor 1, dan
sebaliknya. Kemudian skor tersebut dijumlahkan, setelah itu ditransformasikan ke tabel menjadi
skala 0 –100, nilai 0 untuk kualitas terburuk dan nilai 100 untuk kualitas hidup terbaik.

Soal 3. Berikut ini salah satu cuplikan dari Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) alat ukur
untuk mengukur kecemasan.

Skala pengukuran apa yang digunakan ?


Jawab :
Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan
yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan pengukuran
kecemasan yang didasarkan pada munculnya symptom pada individu yang mengalami
kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu yang
mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor (skala likert) antara 0
(Nol Present) sampai dengan 4 (severe). Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959,
yang diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah http://repository.unimus.ac.id 20
menjadi standar dalam pengukuran kecemasan terutama pada penelitian trial clinic. Skala HARS
telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran
kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa
pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan
reliable (Nabila, 2017).
Penilaian kecemasan menurut skal HARS terdiri dari 14 item, meliputi :
a. Perasaan cemas : firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung.
b. Ketegangan: merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah menangis, dan lesu, tidak bisa
istirahat tenang, dan mudah terkejut.
c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila ditinggal sendiri, pada
binatang besar, pada keramain lalu lintas, dan pada kerumunan orang banyak.
d. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas,
bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, dan mimpi menakutkan.
e. Gangguan kecerdasan: daya ingat buruk, susah berkonsentrasi.
f. Perasaan depresi: hilangnya minat,berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, bangun
dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
g. Gejala somatik: sakit dan nyeri otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak
stabil.
h. Gejala sensorik: tinitus, penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas, dan
perasaan ditusuk-tusuk.
i. Gejala kardiovaskuler: berdebar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, perasaan lesu
lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung hilang sekejap.
j. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas,
napas pendek/ sesak.
k. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri
sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, kembung, mual, muntah,
buang air besar lembek, berat badan turun, susah buang air besar.
l. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan air seni, amenorrhoe,
menorrhagia, frigid, ejakulasi praecocks, ereksi lemah, dan impotensi.
m. Gejala otonom: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing, dan bulu roma
berdiri.
n. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kerut kening, muka
tegang, tonus otot meningkat, napas pendek cepat, dan muka merah.
Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = satu gejala yang ada
2 = sedang/separuh gejala yang ada
3 = berat/ lebih dari separuh gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlahkan skor 1-14 dengan hasil:
 Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
 Skor 14-20 = kecemasan ringan
 Skor 21-27 = kecemasan sedang
 Skor 28-41 = kecemasan berat
 Skor 42-52 = kecemasaan berat sekali
Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 (atau tidak ada) sampai
dengan 4 (atau sering).

-
oOo-

Anda mungkin juga menyukai