Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH

Psikologi Perkembangan

Kelompok 6
Nurhayati • NIM 21041025
Andi Sri Naning Warastuti • NIM
21041003 Puspita Sari• NIM 21041028
Heni Widayati • NIM 21041011
Elisa Wiranawati Marbun • NIM 21041005

ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA


Jl. Kardie Oening No.77 Air Hitam Samarinda Hulu
Kuesioner Masalah Psikologis
Kehamilan

Pada umumnya kecemasan didefinisikan suatu ketegangan, rasa tak aman atau
kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
yang sumber belum diketahui dengan jelasnya. Kecemasan jika tidak segera ditangani dapat
mengganggu atau merusak fungsi ini biasanya disebut kecemasan patologik.

Kehamilan merupakan sumber stres khususnya bagi ibu muda dan merupakan episode
dramatis terhadap kondisi biologis, psikologis, dan adaptasi dari wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah kodrat yang
harus dilalui, tetapi sebagian lagi menganggapnya sebagai peristiwa yang menentukan
kehidupan selanjutnya. Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani
dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu
maupun janin. Jika hal ini dibiarkan terjadi, maka angka morbiditas dan mortalitas pada ibu
hamil akan semakin meningkat

Kecemasan tidak bisa dibiarkan begitu saja, perlu adanya intervensi/tindakan agar
tidak masuk ke dalam kecemasan patologi. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian kecemasan
seseorang agar dapat dilakukan terapi yang tepat. Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual menghimbau bahwa ganguan jiwa
merupakan salah satu faktor lainnya yang mempengaruhi kematian ibu. Penyakit kronis salah
satunya adalah gangguan jiwa sangat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu, janin dan bayi
baru lahir. Penanganan penyakit kronis pada ibu hamil masih belum seperti yang diharapkan
dan datanya juga belum terekam dengan baik. Berikut ini telah dirangkum beberapa
instrumen atau alat ukur pengkajian gangguan jiwa dengan mengukur tingkat kecemasan bagi
ibu hamil.

2
Kuesioner Masalah Psikologis
Kehamilan

A. Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

Gustinerz (2021) dalam artikelnya yang berjudul 4 Instrumen/Alat Ukur Pengkajian


Kecemasan yang mana salah satunya adalah Skala HARS. Skala HARS merupakan
pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya symptom pada individu yang
mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada
individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan
skor antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).

Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max
Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran kecemasan terutama
pada penelitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan
reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial
clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan
dengan menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.

Sejalan dengan hal tersebut beberapa jurnal dan skripsi menggunakan Skala HARS
dalam mengukur kecemasan pada ibu hamil.

Kuesioner Tingkat Kecemasan HARS

Penilaian
0 : Tidak ada gejala ( Tidak ada gejala sama sekali)
1 : Gejala ringan (Satu atau kurang dari separuh dari gejala pilihan yang ada) 2 :
Gejala sedang (Separuh dari gejala yang ada)
3 : Gejala Berat ( Lebih dari separuh dari gejala yang ada) 4 :
Gejala berat sekali (Semua gejala ada)

3
Kuesioner Masalah Psikologis
Kehamilan

Penilaian derajat kecemasan


: Score <14 : Tidak Ada
Score 14-20 : Ringan
Score 21-27 : Sedang
Score > 27 : Berat

No Gejala Kecemasan Nilai Angka (Score)


1 Perasaan Cemas 0 1 2 3 4
Firasat Buruk Mudah
Tersinggung
Takut akan pikiran sendiri
Cemas
2 Ketegangan 0 1 2 3 4
Merasa Tegang
Lesu
Mudah terkejut
Tidak dapat istirahat dengan tenang
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3 Ketakutan Pada 0 1 2 3 4
Gelap Ditinggal
sendiri
Pada orang asing
Pada kerumunan banyak orang
Pada keramainan lalu lintas
Pada binatang besar
4 Gangguan Tidur 0 1 2 3 4
Sukar memulai tidur
Terbangun malam hari
Mimpi buruk
Tidur tidak nyenyak
Bangun dengan lesu
Banyak bermimpi
Mimpi menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan 0 1 2 3 4

4
Daya ingat buruk
Sulit berkonsentrasi
Daya ingat menurun
6 Perasaan Depresi 4
0 1 2 3
Kehilangan minat
Sedih
Berkurangnya kesukaan pada hobi
Perasaan berubah-ubah
Bangun dini hari
7 Gejala Somatik (otot-otot) 0 1 2 3 4
Nyeri Otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemertak
Suara tidak stabil
8 Gejala Sensorik 0 1 2 3 4
Telinga berdengung
Pengelihatan Kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemah
Perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler 0 1 2 3 4
Denyut nadi cepat
Berdebar-debar
Nyeri dada
Rasa lemah seperti mau pingsan
Denyut nadi mengeras
Detak jantung menghilang
(berhenti sekejap)
10 Gejala Pernapasan 0 1 2 3 4
Rasa tertekan didada
Perasaan tercekik
Merasa nafas pendek/sesak
Sering menarik nafas panjang
11 Gejala gastrointestinal 0 1 2 3 4
Sulit menelan
Mual
Perut terasa penuh dan kembung
Nyeri lambung sebelum makan dan
sesudah
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Perasaan terbakar diperut

5
Bauang air besar lembek
Konstipasi
Kehilangan berat badan
12 Gejala Urogenitalia 4
0 1 2 3
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Tidak datang bulan
Darah haid berlebihan
Darah haid amat sedikit
Masa haid berkepanjangan
Masa haid amat pendek
Haid beberapa kali dalam sebulan
Menjadi dingin
Ejakulasi dini
Ereksi lemah
Ereksi hilang
impotensi
13 Gejala 0 1 2 3 4
Otonom Mulut
kering Muka
merah
Mudah berkeringat
Sakit kepala
Bulu roma berdiri
Kepala terasa berat
Kepala terasa sakit
14 Tingkah laku (sikap) 0 1 2 3 4
pada wawancara
Gelisah
Tidak terang
Mengerutkan dahi
Muka tegang
Nafas pendek dan cepat
Muka merah
Jari gemetar
Otot tegang/mengeras
Total skor

6
Kuesioner Masalah Psikologis
Kehamilan

B. Self Reporting Quetionnaire

Self-Reporting Questionnaire (SRQ) adalah kuesioner yang dikembangkan oleh


World Health Organization (WHO) untuk skrining gangguan psikiatri clan untuk
keperluan penelitian. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menggunakan SRQ untuk
menilai kesehatan jiwa penduduk Indonesia. Meskipun kuesioner ini sudah valid clan
reliabel digunakan sebagai alat ukur gangguan mental emosional atau distres, masih perlu
dilakukan analisis terhadap butir butir pertanyaan yang membentuk konstruk kuesioner
ini.

Tujuan umum penelitian adalah untuk melakukan analisis butir-butir pertanyaan SRQ.
Tujuan khususnya untuk menilai butir-butir pertanyaan yang terbanyak dialami individu
yang mengalami gangguan mental emosional, menilai butir-butir pertanyaan SRQ pada
kelompok yang mengalami gangguan mental emosional dan tidak mengalami gangguan
mental emosional, mengidentifikasi kelompok yang mengalami gejala gangguan kognitif,
cemas-depresi, somatik, dan penurunan energy. Penelitian ini merupakan analisis lanjut
Riskesdas 2007. Sampel Riskesdas 2007 sarna dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional
2007 yang dilaksanakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Data diolah dengan komputer,
menggunakan program SPSS versi 15. Jumlah sampel yang dianalisis sekitar
664.196 orang, berusia minimal 15 tahun. Prevalensi gangguan mental emosional pada
masyarakat Indonesia 12,7%, lebih banyak pada perempuan, tidak sekolah, tidak bekerja,
tinggal di perdesaan, kelompok pengeluaran perkapita rendah (kuintil). Gejala terbanyak
yang dialami masyarakat adalah sakit kepala, mudah lelah, sulit tidur, rasa tidak enak di
perut dan tidak nafsu makan. Kelompok yang cenderung lebih banyak mengalami
gangguan mental emosional antara lain usia tua, perempuan, pendidikan rendah, tidak
bekerja, tinggal di perdesaan clan mempunyai tingkat pendapatan perkapita rumah tangga
rendah. Gejala yang erat hubungannya atau memberikan kontribusi yang besar untuk
gangguan mental

7
Kuesioner Masalah Psikologis
Kehamilan

emosional antara lain tidak mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidup,
mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup, merasa tidak berharga, pekerjaan sehari-hari
terganggu dan merasa sulit menikmati kegiatan sehari-hari.

Dan di Kabupaten Berau sendiri menggunakan Instrumen Self-Reporting Questionnaire.

Instrumen Self-Reporting Questionnaire (SRQ)

Penilaian :

Jika jawaban “Ya” dari pertanyaan 1-20 ada 5 atau lebih maka ada gangguan kejiwaan ringan
Jika jawaban “Ya” dari pertanyaan no 21-25 ada 1 atau lebih maka harus konsul kejiwaan

No Keluhan Ya Tidak

1. Apakah Sering Sakit Kepala ?

2. Kurang/Tidak Napsu Makan?


3. Tidur Tidak Nyeyak?
4. Mudah Takut?
5. Merasa Cemas Atau Takut?

6. Tangan Gemetaran?

7. Pencernaan Terganggu ?
8. Sulit Berfikir Jernih?
9. Tidak Merasa Bahagi?

10. Lebih Sering Menangis Dari Biasanya?


11. Sulit Menikmati Hidup?

12. Sulit Mengambil Keputusan?

8
13. Pekerjaan Sehari-Hari Terganggu?
14. Tidak Mampu Berperan Aktif Dalam Kehidupansehari-Har?
15. Kehilangan Minat Atau Gairah?
16. Merasa Tidak Bahagia?

17. Mengalami Mimpi Ttg Hal-Hal Yang Buruk ?

18. Selalu Merasa Lela?

19. Merasa Tidak Nyamn Di Perut /Ulu Hati?

20. Mudah Lelah Dengan Aktifitas Ringan ?


Lebih Sering Menggunakan Alkohol/Dari Biasanya ?
21.

22. Merasa Seseorang Bermaksud Mencelakai Anda ?

23. Merasa Sesuatu Yang Mengganggu Pikiran ?


Mendengar Suara-Suara Yg Tidak Di Dengar Oleh Orang
24.
Lain?

25. Berpikiran Untuk Bunuh Diri ?

…….Terima kasih…..

9
REFERENSI

Gustinerz. 2021, 22 Maret. 4 Instrumen/Alat Ukur Pengkajian Kecemasan. Diakses pada


27 November 2021 melalui https://gustinerz.com/4-instrumen-alat-ukur- pengkajian-
kecemasan/
Idaiani, Sri. 2009.Analisis 20 Butir Pertanyaan Self Reporting Questionnaire pada
Masyarakat Indonesia, diakses pada 27 November 2021 melalui
http://r2kn.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/20582.
Rahmita, Nurul. 2017. Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester
Ketiga Di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar. Skripsi :Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin

10
MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
KELOMPOK 6
“KUESIONER
Nurhayati • NIM 21041025
MASALAH
Andi Sri Naning Warastuti • NIM
PSIKOLOGI 21041003 Puspita Sari• NIM 21041028
REMAJA” Heni Widayati • NIM 21041011
Elisa Wiranawati Marbun • NIM 21041005

ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

Jl. Kardie Oening No.77 Air Hitam Samarinda Hulu


A. Latar Belakang
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Remaja adalah kelompok individu yang paling rentan mengalami gangguan mental.
Sebab, banyak faktor risiko yang dihadapi remaja yang berpotensi mempengaruhi kesehatan
mental mereka. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres selama masa remaja antara lain
keinginan besar untuk lebih mandiri, tekanan saat menyesuaikan diri dengan teman sebaya,
serta peningkatan akses dan penggunaan teknologi.

Pemeriksaan kesehatan mental merupakan kegiatan untuk menemukan secara dini adanya
masalah mental emosional agar dapat diketahui dan segera dilakukan tindakan intervensi.
Bila masalah mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan
hal ini akan berpengaruh pada perkembangan mental dan kepribadian remaja.Sebagai bahan
tindak lanjut bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas remaja. Sehingga diharapkan prestasi
siswa di sekolah dapat meningkat.

B. Kebijakan dan strategi Operasional


Adapun landasan hukum yang mendasari perlunya penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala di satuan pendidikan khususnya bari remaja, antara lain :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 Mengenai Kesehatan Sekolah
Menyebutkan Bahwa Kesehatan Sekolah Diselenggarakan Untuk Meningkatkan
Kemampuan Hidup Sehat Peserta Didik Agar Dapat Belajar, Tumbuh Dan Berkembang
Secara Harmonis Sehat Peserta Didikagar Dapat Belajar, Tumbuh Dan Berkembang
Scara Harmonis Dan Stinggi-Tingginya Menjadi Sumber Daya Manusia Yang
Berkualitas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan.
3. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri
Agama Dan Menteri Dalam Negeri Nomor 6/X/PB Tahun 2014, Nomor 73 Tahun 2014,
Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 Tentang Pembinaan Dan Pengembangan
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah.

1
C. Instrumen atau Kuesioner
Berikut Instrumen-instruemen terkait yang dapat mengkaji permasalahan kesehatan
mental pada remaja antara lain :

1. Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada anak/remaja atau Strength and Difficulties
Questionnaire (SDQ)

1
1
1
1
DAFTAR PUSTAKA

Soepardi, Jane. 2015. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Dan Pemeriksaan


Berkala Di Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta : Direktorat Bina
Kesehatan Anak dan Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2015. Info Datin Pusat Data dan Informasi
Kemeterian Kesehatan Repunlik Indonesia. Jakarta Selatan : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Pusat data dan informasi.

Anda mungkin juga menyukai