Anda di halaman 1dari 32

Depresi, Anxietas dan Trend

Issued lainnya

Oleh
Dr. Sulistiana Dewi. SpKJ
KESEHATAN JIWA
Definisi KESEHATAN JIWA WHO:
• Merasa sehat dan bahagia

• Mampu menghadapi tantangan hidup

• Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa


adanya

• Bersikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain


Faktor-faktor yang mempengaruhi sakit / tidak sakitnya,
atau keparahan penyakit seseorang

BERAT
SAKIT

TARAF
BERAT
STRESOR
TIDAK
SAKIT
RINGAN
DAYA TAHAN / PERSEPSI,
KEPRIBADIAN

KUAT RENDAH / LEMAH


Diagnosis Multiaksial
• Aksis I : kondisi klinis dan kondisi lain yang
menjadi fokus perhatian (menurut hirarki)
• Aksis II : ciri/gangguan kepribadian dan
retardasi mental
• Aksis III: kondisi medis umum
– Penyakit infeksi, neoplasma (tumor), penyakit
kardiovaskuler/metabolik/endokrin/sistim saraf
• Aksis IV: stress/masalah psikososial atau
lingkungan dalam 1 tahun terakhir (masalah
perumahan, pekerjaan, ekonomi, pernikahan,
dll)
• Aksis V: penilaian fungsi secara global
– Gejala, membahayakan diri/org lain,
ketidakmampuan, ADL, ketidakmampuan
komunikasi/interaksi sosial/daya nilai,
Trend Issue
• Kebijakan penanggulangan penyebaran COVID-19 di
Indonesia telah mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan.
• Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar
berpotensi memicu terjadinya anxiety (gangguan
kecemasan), depresi, dan stress di masyarakat.
• Faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami gangguan kecemasan adalah lingkungan,
emosional, dan faktor fisik.
• Selain itu, penyebaran informasi yang tidak benar
(hoax) serta teori konspirasi juga dapat memperburuk
kondisi kesehatan mental masyarakat.
• Penelitian terkait gangguan kecemasan
masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa
terdapat empat variabel yang mempengaruhi
tingkat gangguan kecemasan masyarakat
Indonesia selama pandemi. Yaitu usia, gender,
pendidikan, dan pekerjaan.
• Survei dilakukan Selama 8 hari dengan 8.031
responden dari seluruh provinsi di Indonesia.
• Dari hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa
pada responden kelompok usia 20-29 tahun
4,33 kali lebih tinggi tingkat kecemasan dari
kelompok usia 50 tahun.
• Sementara responden kelompok usia 40-49
tahun 2,32 kali gangguan kecemasan lebih
tinggi dibandingkan kelompok usia 50 tahun.
• Gender perempuan > dari pada laki-laki
• Pendidikan menengah kebawah lebih tinggi
3,117 dari pendidikan tinggi
• Hasil penelitian terkait pekerjaan ditemukan
bahwa responden yang bekerja di sektor swasta
mengalami gangguan kecemasan level tinggi.
• Sementara responden yang bekerja sebagai
pegawai negeri seperti TNI dan polisi sebagian
besar mengalami gangguan kecemasan level
rendah hingga sedang.
• Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa
responden yang bekerja sebagai petani, nelayan,
atau buruh memiliki kemungkinan yang lebih
tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan
tingkat sedang dibanding ibu rumah tangga.
DEMENSIA
• Gambaran dasar GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF
MULTIPEL :
• HENDAYA/ GANGGUAN MEMORI / DAYA INGAT &
paling sedikit 1 (satu) dari berikut ini :
– Aphasia (gangguan berbahasa)
– Apraxia  tidak bisa melakukan gerakan yang
sesuai dengan pikirannya
– Agnosia kemampuan mengenali obyek , orang ,
suara, bentuk, atau bau meskipun panca indranya
tidak mengalami kerusakan.
– Gangguan dalam fungsi eksekutif
(kemampuan untuk berpikir abstrak dan
merencanakan, memulai, mengurutkan,
memonitor, dan menghentikan perilaku
yang kompleks).
– Gangguan perilaku (wandering berjalan2,
agresif, gelisah, memaki dll)
• Defisit kognitif harus CUKUP BERAT sehingga
menyebabkan gangguan DALAM FUNGSI
PEKERJAAN DAN SOSIAL
– Banyak didapatkan BPSD (Behavioural &
Psychological Symptoms of Dementia)
seperti agitasi, depresi dan psikosis,
– stres pada ‘caregiver’ dan perawatan lebih
mahal
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif (F10-F19)

• F 10: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan


alkohol,
• F 11: opioid,
• F12: kanabinoida
• F 13: sedativa atau hipnotika,
• F 14: penggunaan kokain,
• F 15: stimulansia lain termasuk kafein,
• F 16: halusinogenika,
• F 17: tembakau,
• F 18: penggunaan pelarut yang mudah menguap,
• F 19: penggunaan zat multipel dan penggunaan zat
psikoaktif lainnya
Depresi
o Gangguan Depresi sering ditemukan
o Penyebab disabilitas ke-2 di dunia di tahun 2020,
2030 yang ke-1, (WHO, 2008)
o Prevalensi selama kehidupan adalah 10%-25%
pada perempuan dan 5%-12% pada lelaki.
o Perbedaan angka depresi disebabkan faktor
budaya dalam konsep penyakit, perilaku mencari
pengobatan, karakteristik demografi
.

14
o Depresi bisa terjadi pada anak-anak, remaja, orang
dewasa sampai lansia
o Depresi pada anak-anak  gangguan belajar
o Depresi pada wanita pasca melahirkan (Baby
Blues)
o Depresi menyebabkan tingginya risiko bunuh diri

15
• Jika salah satu orang tuanya memiliki ggn
mood  terdapat 27% kemungkinan bahwa
keturunannya memperoleh gangguan mood
• Dan 50-74% kemungkinan jika kedua orang
tuanya memiliki gangguan mood.
Pedoman DIAGNOSIS Depresi
• Suasana perasaan depresif/hipotim
• Kehilangan minat dan kegembiraan
• Berkurangnya energi  mudah lelah walau kerja sedikit saja
• Konsentrasi (psudodemensia) dan perhatian yang berurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
Pedoman DIAGNOSIS Depresi
• Pada beberapa kasus ansietas, kegelisahan dan agitasi
motorik lebih menonjol dari pada depresinya
• Gejala terselubung irritabilitas, eksaserbasi fobia atau obsesif
atau hipokondria/ somatik>>/keluhan fisik yang menonjol
• Waktu 2 minggu
• Episode depresi ringan  mood depresi, kehilangan minat
dan kesenangan, dan mudah lelah (sekurang 2 dari gejala
tsb), waktu 2mgg
• Episode depresi sedang 2 dari 3 gejala depresi ringa +
gejala depresi diadas (=3 atau 4 gejala), waktu 2 minggu
• + gejala psikotik waham nihilistik, atau halusinasi
Episode Manik
1. Harga diri yang melambung atau kebesaran
2. Penurunan kebutuhan tidur (misalnya merasa
telah beristirahat setelah tidur hanya 3 jam)
3. Berbicara lebih banyak dari yang biasanya atau
tekanan untuk terus berbicara
4. Loncat gagasan atau pengalaman subjektif bahwa
pikirannya berpacu
5. Distraktibilitas (yaitu perhatian sangat mudah
dialihkan pada stimulus eksternal yang tidak
penting atau tidak relevan)
7. Peningkatan aktivitas yang diarahkan
oleh tujuan tertentu (baik secara sosial,
pada pekerjaan atau sekolah atau secara
seksual) atau agitasi psikomotor
8. Keterlibatan berlebihan pada aktivitas
menyenangkan yang kemungkinan besar
mempunyai akibat yang menyakitkan
(misalnya, berbelanja yang tidak
terkendali, melakukan hubungan seksual
yang tidak bijaksana, atau invstasi bisnis
yang bodoh
Gangguan cemas
• Kecemasan merupakan respon individu
terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan dan dialami oleh semua
makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari. 
Gejala gangguan cemas
Perubahan pada fisik:
• Peningkatan detak jantung
• Berkeringat (keringat dingin)
• Gemetar
• Mulut kering (bukan karena pengobatan/
dehidrasi/kurang cairan)
• Kesulitan bernapas
• Perasaan tercekik
• Nyeri dada/ rasa tidak nyaman pada dada
• Mual/ rasa tidak nyaman pada perut
• Perubahan pada perasan:
– Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
• Perubahan pada perilaku:
– Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak
orang
– Takut pergi sendirian dan menghindari tempat ramai
– Gangguan pola tidur, mimpi yang menegangkan.
• Perubahan pada pikiran:
– Ketakutan akan kehilangan kendali,
– menjadi gila, atau takut pingsan
– Ketakutan akan mati
– Kesulitan konsentrasi
Gangguan Panik
• Serangan cemas akut yang hebat disertai
dengan perasaan akan mati
• Pasien dengan gangguan panik bisa disertai
dengan kondisi komorbid, paling sering adalah
agorafobia, yaitu suatu kecemasan atau
ketakutan bila berada di suatu tempat seperti
takut keramaian/takut ditinggal sendiri
takut ditempat umum
Kriteria Diagnostik gangguan Panik

• Suatu periode tertentu adanya rasa takut yg hebat atau


perasaan tidak nyaman, dimana 4 (atau lebih) gejala
berikut ini terjadi secara mendadak & mencapai
puncaknya dlm 10 menit:
1. Palpitasi, jantung berdebar kuat atau denyut jantung
meningkat
2. Berkeringat
3. Gemetar atau bergoncang
4. Rasa sesak napas/ rasa tercekik
5. Nyeri dada/tidak nyaman
7. Mual atau gangguan pada perut
8. Pusing, bergoyang, melayang atau pingsan
9. Derealisasi (perasaan tidak realistis) atau
depersonalisasi (merasa terlepas dari diri sendiri)
10. Takut kehilangan kendali
11.Takut mati
12. Parestesia (rasa kebas atau nyeri)
13. Kedinginan atau perasaan panas
Waktu serangan terjadi dalam satu bulan
Minimal 3 kali serangan dalam 1 minggu
Somatoform disorders
• Ciri utama gangguan ini adanya keluhan gejala
fisik yg berulang disertai dengan permintaan
pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali2
terbukti hasilnya negatif dan sudah dijelaskan
oleh dokter bahwa tidak ditemukan kelainan yg
menjadi dasar keluhan.
• Penderita juga menyangkal dan menolak utk
membahas kemungkinan kaitan antara keluhan
fisiknya dgn problem / konflik dlm kehidupan
yg dialaminya, bahkan meskipun didapatkan
gejala cemas dan depresi.
Gangguan Somatosasi

• Adanya banyak keluhan2 fisik yg bermacam2 yg


tidak dpt dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik,
yg sdh berlanjut sedikitnya 2 tahun.
• Tidak mau menerima nasehat / penjelasan dari
beberapa dokter bahwa tdk ada kelainan fisik yg dpt
menjelaskan keluhannya.
• Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat
dan keluarga, yg berkaitan dgn sifat keluhan2nya
dan dampak dari perilakunya.
RETARDASI MENTAL

• Retardasi Mental merupakan hasil dari


proses Patologik di dalam otak yang
memberikan gambaran keterbatasan
terhadap Intelektualitas (IQ < 70) dan
fungsi Adaptif.
• Retardasi Mental ini dapat terjadi dengan
atau tanpa gangguan jiwa maupun
gangguan fisik lainnya
• Boderline-ringan-sedang-berat
Autistic disorder
(Gangguan autistik)

 Gangguan kualitas dalam interaksi sosial


 Gangguan komunikasi dan bahasa
 Perilaku stereotipik (berulang-ulang)
 Ketakstabilan mood dan afek
 Respons berlebih atau kurang terhadap
beberapa stimuli sensorik
 Gejala2 perilaku yg terkait (hiper/hipo-kinesis,
agresi, tantrum, melukai-diri, perhatian pendek,
kemampuan fokus pada tugas yg buruk,
insomnia, masalah makan, enuresis)
• Terapi dalam bidang
psikiatri termasuk
didalamnya:
– Psikofarmaka
– Psikoterapi
– ECT
• Terapi tidak hanya fokus
pada gejala klien, karena
etiologi dari gangguan
jiwa adalah Biologi-
Psikologis-Sosial dari
klien saling berperan 
butuh psikoterapi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai