Anda di halaman 1dari 19

APENDISITI

S
Tazkya Cahaya R. 1911311025
Tazkia Alyaa 1911311022
Sonia Enjelina S. 1911312013
Della Ramadhani 1811312042
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi
pada usus buntu atau umbai cacing. Infeksi ini
bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga
memerlukan tindakan bedah segera untuk
mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya.
Pengertian
Terdapat 3 klasifikasi apendisitis, yaitu Apendisitis
akut, Apendisitis rekurens, dan Apendisitis kronis.
Komplikasi yang terjadi pada apendisitis menurut
Smeltzer dan Bare (2009), yaitu perforasi dan
peritonitis.
Apendisitis akut merupakan infeksi
bakteria. Berbagai hal menjadi faktor
penyebabnya. Sumbatan lumen apendiks
merupakan faktor pencetus disamping
hyperplasia jaringan limfe, batu feses, Etiologi
tumor apendiks, dan cacing askaris dapat
juga menyebabkan sumbatan. Penyebab
lain yang diduga menimbulkan
apendisitis yaitu erosi mukosa apendiks
karena parasit seperti E.Histolytica
(Sjamsuhidajat, 2010).
Patofisiolog
i
Apendisitis kemungkinan dimulai oleh obstruksi dari lumen yang disebabkan
oleh feses yang terlibat atau fekalit. Pada stadium awal apendisitis, terlebih
dahulu terjadi inflamasi mukosa. Inflamasi ini kemudian berlanjut ke
submukosa dan melibatkan peritoneal. Cairan eksudat fibrinopurulenta
terbentuk pada permukaan serosa dan berlanjut ke beberapa permukaan
peritoneal yang bersebelahan. Dalam stadium ini mukosa glandular yang
nekrosis terkelupas ke dalam lumen yang menjadi distensi dengan pus.
Akhirnya, arteri yang menyuplai apendiks menjadi bertrombosit dan
apendiks yang kurang suplai darah menjadi nekrosis ke rongga peritoneal.
Jika perforasi yang terjadi dibungkus oleh omentum, abses local akan terjadi
(Burkit, Quick & Reed, 2007).
Menurut Wijaya AN dan Putri (2013), gejala-gejala
permulaan pada apendisitis yaitu nyeri atau perasaan
tidak enak sekitar umbilikus diikuti anoreksia, nausea Manifestasi
dan muntah, ini berlangsung lebih dari 1 atau 2 hari.
Dalam beberapa jam nyeri bergeser ke nyeri pindah ke Klinis
kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan
peritoneum lokal di titik Mc. Burney.
Komplikasi

Perforasi Peritonitis
Pemeriksaan
Penunjang
Data Pemeriksaan
Diagnostik
Laboratorium

Pada pemeriksaan ini leukosit


Radiologi yaitu pada meningkat rentang 10.000 –
pemeriksaan ini foto colon hingga 18.000 / mm3, kemudian
menunjukkan adanya batu neutrofil meningkat 75%, dan
feses pada katup. Kemudian WBC meningkat sampai 20.000
pada pemeriksaan barium mungkin indikasi terjadinya
enema menunjukkan apendiks perforasi (jumlah sel darah
terisi barium hanya sebagian. merah)
Penatalaksanaan

A
Sebelum operasi
B
Operasi
C
Setelah Operasi
(apendiktomi)
1. Observasi Dilakukan observasi tanda-
1. Laparatomi tanda vital untuk mengetahui
2. Antibiotik terjadinya perdarahan di dalam,
2. laparaskopi hipertermia, syok atau
gangguan pernafasan.
WOC
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN FORMAT GORDON
ASUHAN KEPERAWATAN PADA : Ny.A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS : Apendisitis
DI : RSUD X
TANGGAL : 1 juni 2020

PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Ny. A Identitas Penanggung Jawab
Umur : 21 tahun Nama : Ny. B
Agama : Islam Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : perempuan Hub. Dengan Pasien : Ibu
Status :- Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA Alamat : Jl. Limau Manis No. 12
Pekerjaan : Karyawan swasta
Suku Bangsa : Melayu
Alamat : Jl. Limau Manis No. 12
Tanggal Masuk : 30 Mei 2020
Tanggal Pengkajian  : 1 Juni 2020
No. Register : 482910388
Diagnosa Medis : Apendisitis
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengalami keluhan perut bagian kanan bawah terasa sakit dan
panas. Keluarga telah membawa klien berobat ke puskesmas tapi masih
sakit perut serta muntah. Setelah operasi, pasien mengeluh sakit sekitar
jahitan (abdomen) terutama jika digunakan untuk beraktifitas, terasa panas
seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan skala 4. Status Kesehatan
Terapi tanggal 1 Juni 2013
Infuse RL 20 tpm, Metronidazole 500 gr/8 jam Pola Kebutuhan
Cefotaxim 1 gr/12 jam, Ranitidine 25 mg/12 jam
Norages 100 gr/8 jam, Inadril sirup 3x1 sendok teh
Dasar (Data bio-
psiko-sosio-kultural-
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit : spiritual)
Ny. A dapat makan dengan baik dan teratur
Saat sakit :
Pasien tidak dapat makan dengan teratur dikarenakan
nafsu makannya berkurang akibat nyeri yang ia alami.
c. Pola Eliminasi e. Pola Kognitif dan persepsi
BAB fungsi indra penciuman, pendengaran,
Sebelum sakit : pasien dapat BAB dengan lancer pengelihatan, perasa, peraba tidak mengalami
Saat sakit : Tidak ada keluhan BAB gangguan, pasien merasakan nyeri hilang timbul
BAK dengan skala 4.
Sebelum sakit : pasien dapat BAK dengan lancer f. Pola Persepsi dan Konsep diri
Saat sakit : Tidak ada keluhan BAK Pola persepsi dan konsep diri pada kasus diatas
tidak dikaji
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Aktivitas g. Pola tidur dan istirahat
Kemampuan Sebelum sakit : -
0 1 2 3 4
Perawatan Diri saat sakit : -
Makan dan minum     √    
Mandi     √     h. Pola peran dan hubungan
Toileting     √     Hubungan pasien dengan keluarga baik.
Berpakaian     √    
Berpindah     √     i. Pola Seksual-Reproduksi
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan Pola seksual pada kasus diatas tidak dikaji
alat, 4: tergantung total j. Pola Toleransi Stress-Koping
Latihan Pola toleransi stress-koping pada kasus diatas
Sebelum sakit : Pasien dapat beraktivitas tidak dikaji
Saat sakit : Pasien melakukan aktifitasnya dibantu dengan
orang lain karena pasien merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk k. Pola Nilai-Kepercayaan
dan panas pada luka jahitan (abdomen). Pola nilai-kepercayaan pada kasus diatas tidak
dikaji
a. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum

Pengkajia Setelah operasi, pasien mengeluh sakit sekitar jahitan (abdomen) terutama
jika digunakan untuk beraktifitas, terasa panas seperti ditusuk-tusuk
Tingkat kesadaran : komposmentis
n Fisik GCS : verbal = 5, psikomotor = 6, mata = 4
2. Tanda-tanda vital
TD NADI SUHU RR
110/70 mmhg 79 x/menit 360 c 20 x/menit
3. Keadaan fisik
Kepala dan leher -
Dada -
Payudara dan ketiak -
Abadomen
Inspeksi : bentuk simentris, terdapat luka post operasi appendiktomy dengan jahitan rapi, luka bersih,
tidak ada pus, kemerahan berkurang, tidak bengkak, panjang luka ± 5 cm, terdapat 5 jahitan luka.
Auskultasi : Peristaltik usus 17 x/menit
Perkusi : tympani
Palpasi : tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran ginjal maupun limfa, suhu sekitar luka
hangat.
Genitalia -
Ekstremitas
Atas & bawah : normal
Neurologis
Status mental dan emosi : -
Pengkajian saraf Kranial : -
Pemeriksaan reflex :-
1. Data laboratorium yang berhubungan
Laboratorium, 30 Mei 2020

b. Pemeriksaan
penunjang

2. Pemeriksaan radiologi
Hasil USG di RSI yarsi pada tanggal 30 April 2020
1) Suspect Appendicitis : dengan ada periappendicular infiltrate
2) Ada cairan bebas intraabdominal (menyokong peritonitis)
3) Organ-organ abdomen lain normal
Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut b.d agens cedera Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
fisik d.d keluhan intensitas nyeri Indikator : Aktivitas :
menggunakan skala nyeri  Nyeri yang dilaporkan  Lakukan pengkajian nyeri
dipertahankan pada 3 komprehensif yang meliputi
ditingkatkan ke 5 karakteristik, frekuensi,
 Panjangnya episode nyeri kualitas, intensitas dan faktor
dipertahankan pada 2 pencetus
ditingkatkan ke 4  Pastikan perawatan analgesik
 Kehilangan nafsu makan bagi pasien dilakukan dengan
dipertahankan pada 2 pemantauan ketat.
ditingkatkan ke 4  Pertimbangkan tipe dan
sumber nyeri ketika memilih
strategi penurunan nyeri.
 Dukung istirahatyang adekuat
untuk membantu penurunan
nyeri.
 Pastikan pemberian analgesik
dan atau strategi nan
farmakologi sebelum
dilakukan prosedur yang
menimbulkan nyeri.
2. Resiko Infeksi b.d efek Keparahan Infeksi Kontrol Infeksi
prosedur invasif d.d Indikator: Aktivitas:
tindakan invasive  Kemerahan dipertahankan pada 3  Pastikan perawatan luka yang
apendiks ditingkatkan ke 5 tepat
 Nyeri dipertahanka pada 2 ditingkatkan  Dorong untuk beristirahat
ke 4  Berikan terapi antibiotik yang
 Hilang nafsu makan dipertahankan pada sesuai
3 ditingkatkan ke 5  Ajarkan pasien dan keluarga
 Ketidakstabilan suhu dipertahankan pada mengenai tanda dan gejala
3 ditingkatkan ke 5 infeksi dan kapan
melaporkannya kepada
penyedia perawatan kesehatan.
3. Hambatan mobilitas Pergerakan Peningkatan Mekanika
fisik b.d nyeri D.d Indikator : Tubuh
ketidaknyamanan dan  Gerakan otot Aktivitas:
penurunan rentang dipertahankan pada 2  Instruksikan untuk
gerak ditingkatkan pada 4 meghindari tidur
 Kinerja pengaturan telungkup.
tubuh dipertahankan  Bantu untuk
pada 2 ditingkatkan mendemonstrasikan
pada 4 posisi tidur yang
 Bergerak dengan tepat.
mudah dipertahankan  Berikan informasi
pada 2 ditingkatkan ke tentang kemungkinan
4 posisi penyebab nyeri
.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai