Anda di halaman 1dari 28

ASKEP OSTEOSARCOMA

HAIYUN PITRIA
1911311036
Definisi Osteosarcoma
 Osteosarkoma adalah tumor ganas tulang primer
yang berasal dari sel mesenkimal primitif yang
memproduksi tulang dan matriks osteoid.
Osteosarkoma sering terjadi pada anak-anak dan
dewasa muda.
Etiologi Osteosarcoma
 Menurut Fuchs dan Pritchad (2002) osteosarkoma dapat disebabkan oleh
beberapa faktor

1. Senyawa kimia : senyawa yang dapat menyebabkan perubahan genetik


2. Virus : virus FBJ yang mengandung protoonkogen c-Fos yang
menyebabkan kurang responsif terhadap kemoterapi.
3. Radiasi dihubungkan dengan sarcoma sekunder pada orang yang pernah
mendapatkan radiasi untuk terapi kanker.
4. Lain-lain
• Penyakit lain : Paget’s disease, osteomielitis kronis, osteochondroma,
poliostotik displasia fibrosis, eksostosis herediter multipel dll.
• Genetik : Sindroma Li-Fraumeni, Retinoblastoma, sindrom Werner,

Rothmund-Thomson, Bloom.
•Lokasi implan logam.
Manifestasi klinik
 Nyeri lokal yang semakin progresif
 Massa
 Edema jaringan lunak
 Fraktur patologis
 Keterbatasan gerak
 Penurunan berat badan
 Anemia
Patofisiologi Osteosarcoma
 adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal
dengan respons osteolitik (destruksi tulang) atau respons
osteoblastik (pembentukan tulang).

 Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik


yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon
osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi
destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena
adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang
yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif.
Pemeriksaan Diagnostik
 Radiografi konvensional

X-Ray pada osteosarcoma


 Computed Tomography (CT) Scan

Ct Scan pada Osteosarcoma


 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Penatalaksanaan Medis
 Pembedahan Limb Salvage Surgery Limb salvage
surgery (LSS) merupakan suatu prosedur
pembedahan yang dilakukan untuk
menghilangkan tumor, pada ekstremitas dengan
tujuan untuk menyelamatkan ekstremitas
 Amputasi: Amputasi pada osteosarkoma
dilakukan bila persyaratan LSS tidak terpenuhi.
Pada osteosarkoma derajat keganasan tinggi yang
tidak memungkinkan pemberian kemoterapi
neoadjuvan ( misalnya : adanya ulkus,
peradarahan, tumor dengan ukuran yang sangat
besar) maka langsung dilakukan pembedahan
terlebih dahulu, selanjutnya diikuti dengan
pemberian kemoterapi adjuvant.
 Kemoterapi : Osteosarkoma salah satu dari solid
tumor dimana adjuvant kemoterapi terbukti
bermanfaat. Karena kemoterapi adalah sistemik
terapi, akan memmpengaruhi dan dipengaruhi
organ-organ lain.

 Radioterapi : Prinsip radioterapi pada


osteosarkoma dapat dibedakan untuk lokasi tumor
primer dan lesi metastasis.
Komplikasi Osteosarcoma
 Akibat langsung : Patah tulang
 Akibat tidak langsung : Penurunan berat badan,
anemia, penurunan kekebalan tubuh dan metastase
paru.
 Akibat pengobatan : Gangguan saraf tepi, penurunan
kadar sel darah, perubahan jenis kulit dan kebotakan
pada kemoterapi
Prognosis Osteosarcoma
 Tumor related: Lokasi tumor, Ukuran tumor, Histopatologi
(high grade, low grade), Luasnya (infiltrati, kelenjar regional,
penyebaran/metastasis lokal,/jauh) , Respon terhadap
pengobatan, Respon histologi terhadap kemoterapi ( Huvos ),
Tipe dan margin operasi

 Patient related :Usia , Status gizi (BMI), Performonce status ,


Komorbiditas (mis. TB,Hepatitis, gagal ginjal, gagal jantung.)

 Management related : Delay diagnosis, dan terapi ,


Pengalaman tenaga medis (operasi,kemoterapi , radiasi dan
suprtif terapi) ,Fasilitas kurang (tenaga,dan alat)
Asuhan Keperawatan
Teoritis OsteoSarcoma
 Kasus

 Anak M umur 13 tahun dibawa oleh orangtuanya kerumah sakit untuk


menjalani kemotrapi. Klien mengeluh belum BAB selama 3 hari dan
mengatakan sudah muntah 4 kali. Klien mengatakan pernah menglami
kecelakaan jatuh dari motor dan menyebabkan nyeri pada tangan kanan di
bagian bahu lalu klien diurut oleh ibunya, setelah diurut nyeri makin
bertambah lalu timbul benjolan yang semakin besar. Kemudian klien dibawa
ke rs. Dari pihal rs klien dianjurkan untuk diamputasi namun, keluarga klien
menolak dan meminta rujukan ke rs kanker dharmais. Pada tanggal 24-27
Febuari 2020 klien menjalani kemotrapi pertama dan pernah menjalani operasi
reseksi humerus pada tanggal 19 juni 2020 di rs kanker dharmais. Setelah
kemoterapi klien biasanya merasa mual dan muntah. klien mengatakan
dikeluarganya ada yang menderita penyakit yang sama diderita seperti klien
yaitu nenek klien pernah mengalami ca colon dan tante klien juga pernah
mengalami ca serviks. Klien selalu dibantu oleh ibunya untuk mandi, karena
tangan kanan klien tidah dapat digerakkan. Setelah dilakukan pengkajian
didaptkan TD: 100/60 mmHg, nadi : 84x/menit, suhu : 35,4 C , respirasi:
24x/menit , terdengar bunyi bising usus 4x/menit dan perut terasa keras.
No Data senjang Etiologic Masalah
1 Ds : klien mengatakan belum BAB ± 3 hari yang lalu Osteosarcoma Konstipasi

Do : Kemotrapi

- terdengar bunyi bising usus 4x/menit Mual


- palpasi perut terasa keras Muntah
- terdengar hipertimpani
Asupan cairan kurang
konstipasi
2 Ds : Osteosarcoma pada humerus lengan Deficit perawatan diri
kanan
-klien mengatakan mandi dibantu oleh ibunya
Dilakukan pembedahan ( reaksi
Do : humerus )
- tampak tangan kanan klien tidak dapat digerakan Gerakan lengan terbatas
Deficit perawatan diri

3 Ds : Osteosarcoma Resiko kekurangan volume cairan


- klien mengatakan muntah sudah 4x Kemotrapi
- ibu klien mengatakan klien kurang minum
do : Mual

- mukosa bibir kering Muntah


- intake Resiko kekurangan volume cairan

4 Ds : Osteosarcoma Resiko mual dan muntah


Klien mengatakan setiap seelah kemotrapi biasanya klien mual dan Kemotrapi
muntah
Mual
Do :
Muntah
Klien sedang menjalani kemotrapi
Rencana keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi

Konstipasi berhubungan Pola eliminasi BAB normal Setelah dilakukan tindakan 1. kaji pola kebiasaan
dengan asupan cairan kurang diharapkan : defekasi klien
2. identifikasi factor
Ds : klien mengatakan belum 1. pola eliminasi sesuai
penyebab masalah
BAB ± 3 hari yang lalu yang diharapkan
defekasi
2. menunjukan adanya
Do : 3. kaji adanya distensi
defekasi
abdomen
- terdengar bunyi bising 3. feses lunak
4. motivasi untuk
usus 4x/menit 4. bising usus normal (6-
meningkatkan asupan
- palpasi perut terasa keras 12x/ menit )
cairan
5. tidak ada keluhan rasa
5. kolaborasi dalam
penuh atau tekanan pada
pemberian terapi laxative
rectum
Rencana keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi

Deficit perawatan diri Kebutuhan perawatan diri Setelah dilakukan tindakan 1. kaji tingkat kemampuan
berhubungan dengan gangguan dengan minimal diharapkan : klien untuk melakukan
muskulokeletal perawatan diri
1. mampu melakukan
2. bantu atau tingkatkan
Ds : klien mengatakan mandi perawatan diri
kemampuan klien untuk
dibantu oleh ibunnya 2. menunjukan penampilan
melakukan perawatan
rapih dan bersih
Do: tampak tangan kanan klien diri
3. mampu memenuhi
tidak dpat digerakan
kebutuhan makan secara
mandiri atau dengan alat
bantu
4. mampu melakukan
aktivitas eliminasi secara
mandiri atau dibantu
5. mampu mempertahankan
kebersihan secara
mandiri atau dibantu
Rencana keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi

Resiko kekurangan volume Kebutuhan cairan terpenuhi Setelah dilakukan tindakan 1. pantau status hidrasi
cairan berhubungan dengan diharapkan : meliputi : tugor kulit,
efek samping kemotrapi ( mual kelembaban membrane
1. status cairan dan
dan muntah ) mukosa, keadekuatan
elektrolit seimbang
nadi, suhu dan tekanan
Ds : 2. hidrasi adekuat : tugor
darah
kulit baik
- klien mengatakan muntah 2. pantau intake output
3. fontanel baik, mukosa
sudah 4x 3. pantau hasil laboratorium
lembab
- ibu klien mengatakan
4. hemodinamika normal
klien kurang minum
5. prodksi urin 0,5-1
Do :
cc/kgBB/jam ( dewasa),
Mukosa bibbir kering 1-3 cc/kgBB/jam (anak)
Diagnose Implementasi Evaluasi
Resiko kekurangan volume cairan 1. mengkaji pola kebiasaan defekasi klien S : klien mengatakan belum BAB ±3 hari yang
2. mengidentifikasi factor penyebab lalu.
masalah defekasi
O:
3. mengkaji adanya distensi abdomen
4. memotivai untuk meningkatkan asupan - terdengar bunyi bising usus 4x/menit
cairan - palpasi perut terasa keras
5. mengkolaborasikan dalam pemberian - terdengar hipertimpani
terapi laxative A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. mengkaji pola kebiasaan defekasi klien
2. mengidentifikasi factor penyebab
masalah defekasi
3. mengkaji adanya distensi abdomen
Diagnose Implementasi Evaluasi
Deficit perawatan diri 1. mengkaji tingkat kemampuan klien untuk S : klien mengatakan mandi dibantu oleh
melakukan perawatan diri ibunya
2. membnatu atau tingkatkan kemampuan
O : tangan klien tampak tidak dapat digerakan
klien untuk melakukan perwatan diri
A : masalah belum teratasi
P:
1. mengkaji tingkat kemampuan klien untuk
melakukan perawatan diri
2. membantu atau tingkatkan kemampuan
klien untuk melakukan perawatan diri
Diagnose Implementasi Evaluasi
resiko kekurangan volume cairan 1. memantau status hidrasi meliputi : tugor S:
kulit, kelembaban membrane mukosa,
- Klien mengatakan muntah sudah 4x
keadekuatan nadi, suhu dan tekanan darah
- Ibu klien mengatakan klien kurang
2. memantau atau intake output
minum
3. meningkatkan asupan oral sesuai
O:
kebuttuhan
4. berkolborasi terapi cairan - mukosa bibir kering
- minum 300cc
- BAK ; 3 kli ( 600 cc)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Memantau status hidrasi meliputi : tugor
kulit, kelembababn membrane mukosa,
keadekuatan nadi, suhu dan tekanan
darah.
2. Memantau intake output
3. Memantau hasil laboratorium
4. Meningkatkan asupan oral sesuai
kebutuhan
5. Berkolborasi terapi cairan
Usia,sampel,d
Penulis/ Tempat Metode Tujuan
No Judul an jenis hasil
Tahun penelitian penelitian penelitian
kelamin
1. David M. HUBUNGA RSUP Haji jumlah sampel Penelitian ini Tujuan Lokasi tumor terbanyak di
Purba, C. N RASIO Adam Malik pada bersifat penelitian ini
Siregar, LIMFOSIT Medan penelitian ini analitik untuk melihat femur dengan 22 subjek (52%)
ID. MONOSIT adalah 41 retrospektif rasio limfosit sementara operasi AKA
Winanto PRE pasien., rerata dengan monosit
OPERASI usia subjek sumber data sebagai (AboveKnee
Tahun DENGAN
adalah 22.41 + adalah rekam prediktor Amputation)terbanyak dilakukan
2017 PROGNOSI
13.79 dengan medis pasien prognosis
S PASIEN yakni terhadap 30 pasien (73.3%).
OSTEOSAR usia termuda yang telah pada pasien
adalah 6 tahun didiagnosa osteosarkoma. 25 subjek (61.0%) pasien dengan
KOMA
dan usia tertua dengan metastasis yang merupakan
adalah 75 Osteosarkoma
tahun. Dengn stadium III.Dari keseluruhan
jenis kelamin subjek, 30 subjek penelitian (74.6
laki laki 28
%) menjalani kemoterapi.
dan
perempuan 13 Berdasarkan prognosis
pasien, tampak bahwa pasien
terbanyak adalah pasien dengan
kematian sebanyak 36 subjek
(87.8%).
ANALISA JURNAL
Penulis/ Tempat Usia,sampel,dan Metode Tujuan
No Judul hasil
Tahun penelitian jenis kelamin penelitian penelitian

1. David M. HUBUNGAN RSUP Haji jumlah sampel Penelitian ini Tujuan Lokasi tumor terbanyak di
Purba, C. RASIO Adam Malik pada bersifat penelitian ini
Siregar, ID. LIMFOSIT Medan penelitian ini analitik untuk melihat femur dengan 22 subjek (52%)
Winanto MONOSIT PRE adalah 41 retrospektif rasio limfosit sementara operasi AKA
OPERASI pasien., rerata dengan monosit
Tahun DENGAN usia subjek sumber data sebagai (AboveKnee Amputation)
2017 PROGNOSIS
adalah 22.41 + adalah rekam prediktor terbanyak dilakukan yakni
PASIEN
13.79 dengan medis pasien prognosis pada
OSTEOSARKO terhadap 30 pasien (73.3%). 25
MA usia termuda yang telah pasien
adalah 6 tahun didiagnosa osteosarkoma. subjek (61.0%) pasien dengan
 
dan usia tertua dengan metastasis yang merupakan
adalah 75 Osteosarkoma
tahun. Dengn stadium III.Dari keseluruhan
jenis kelamin subjek, 30 subjek penelitian (74.6
laki laki 28
%) menjalani kemoterapi.
dan
perempuan 13 Berdasarkan prognosis
pasien, tampak bahwa pasien
terbanyak adalah pasien dengan
kematian sebanyak 36 subjek
(87.8%).
THANK YOU!!!

Anda mungkin juga menyukai