LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Ca. Buli
1. Definisi Penyakit
Tumor buli adalah tumor yang berbentuk papiler, noduler (infiltratif), atau campuran infiltratif
dengan papiler yang ditemukan pada vesika urinaria atau buli- buli (Yuda,2010).
2. Etiologi
a. Pekerjaan
Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik korek api,
tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada salon/pencukur rambut sering terpapar oleh bahan
karsinogen berupa senyawa amin aromatik (2-naftilamin, bensidin, dan 4-
aminobifamil).
b. Perokok
Resiko untuk mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah 2-6 kali lebih
besar dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok mengandung bahan karsinogen
berupa amin aromatik dan nitrosamin. Dari beberapa penelitian berhasil menemukan
adanya hubungan antara merokok dengan terjadinya tumor dan kanker buli-buli.
Hubungan tersebut terjadi secara dose respons yang berarti bertambahnya jumlah rokok
yang diisap akan meningkatkan resiko terjadinya kanker buli-buli 2-5 kali lebih besar
dibandingkan dengan bukan perokok. Pada perokok ditemukan adanya peningkatan
metabolit–metabolit triptopan yang berada dalam urinnya yang bersifat karsinogenik.
Selain itu iritasi jangka panjang pada selaput lendir kandung kencing seperti yang
terjadi pada infeksi kronis, pemakaian kateter yang menetap dan adanya batu pada buli-
buli, juga diduga sebagai faktor penyebab.
e. Riwayat keluarga, orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung
kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang
mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko
terjadinya kanker ini.
3. Manifestasi Klinis
Perlu diwaspadai jika seorang pasien datang dengan mengeluh hematuria yang bersifat: (1)
tanpa disertai rasa nyeri (painless), (2) kekambuhan (intermittent), dan (3) terjadi pada seluruh
proses miksi (hematuria total). Meskipun seringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala
disuria, tetapi pada karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas
tidak jarang menunjukkan gejala iritasi buli-buli.Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan
darah sehingga pasien datang meminta pertolongan karena lidak dapat miksi. Keluhan akibat
penyakit yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema
tungkai. Edema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa
tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.
Secara umum, manifestasi klinis tumor buli – buli adalah sebagai berikut :
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sulit kencing
perifer
Daerah
menonjol
Penatalaksanaan
Lesi kulit dan
Sebagian besar (±90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini bersifat
multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu
di pielum, ureter, atau uretra posterior; sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel
skuamosa (±10%) dan adenokarsinoma (±2%)
a. Adenokarsinoma
Terdapat 3 grup adenokarsinoma pada buli-buli, di antaranya adalah: (1) Primer
terdapat di buli-buli, dan biasanya terdapat di dasar dan di fundus buli-buli. Pada
beberapa kasus sistitis glandularis kronis dan ekstrofia vesika pada perjalannya lebih
lanjut dapat mengalami degenerasi menjadi adenokarsinoma buli-buli; (2) Urakhus
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
No Kode Keterangan
1 Tis Carcinoma insitu (pre invasive Ca)
2 Tx Cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat
dilakukan
3 To Tanda-tanda tumor primer tidak ada
4 T1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang bergerak
5 T2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding buli-
buli.
6 T3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa nodular yang
bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli.
7 T3a Invasi otot yang lebih dalam
8 T3b Perluasan lewat dinding buli-buli
9 T4 Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
10 T4a Tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus vagina
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
11 T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam
abdomen
2. N = Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar limfe pemeriksaan
kinis, lympgraphy, urography, operative
No Kode Keterangan
1 Nx Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat
ditemukan
2 No Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regional
3 N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional yang homolateral
4 N2 Pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe
regional yang multiple
5 N3 Masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang
bebeas antaranya dan tumor
6 N4 Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional
3. M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe yang jauh.
Pemeriksaan klinis, thorax foto, dan test biokimia
No KODE KET
1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya
metastase jauh, tak dapat dilaksanakan
2 M1 Adanya metastase jauh
3 M1a Adanya metastase yang tersembunyi pada test-test biokimia
4 M1b Metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal
5 M1c Metastase multiple dalam satu terdapat organ yang multiple
6 M1d Metastase dalam organ yang multiple
Sedangkan, tipe tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.
7. Komplikasi
1) Hematuria yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya anemia pada pasien
2) Apabila terjadi penyumbatan atau obstruksi,maka akan menyebabkan terjadinya refluks
vesiko-ureter, hidronefrosis.
3) Jika terjadi infeksi, akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada ginjal, yang lama
kelamaan mengakibatkan gagal ginjal.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Hb
Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros
hematuria
b. Pemeriksaan Leukosit
- Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine
- Acid phospatase meningkat; kanker prostat metastase,
- Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke tulang, kanker
hati, lymphoma, leukemia.
- Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia, lymphoma, multiple
myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati, paratiroid.
- LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia akut
- SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati.
- Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovarium
Selain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa pula: (1) sitologi urine yaitu
pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama urine, (2) antigen permukaan sel
(cell surface antigen), dan flow cytometri yaitu mendeteksi adanya kelainan
kromosom sel-sel urotelium.
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
- excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya.
- Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli
-Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe
b. Cystocopy dan biopsy
Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor. Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan
secara rutin.
c. Cystologi
Pengecatan pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor
e. Ultrasonografi
Untuk mendeteksi metastasis di luar kandung kemih, membedakan tumor dari kista.
f. Arteriografi Pelvik
Pemeriksaan untuk memastikan invasi tumor ke dalam dinding kandung kemih
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
g. Urografi Ekskretori
Untuk mengenali tumor stadium dini yang besar atau tumor yang sedang berinfiltrasi.
h. Sistografi Retrograd
Untuk mengetahui perubahan pada struktur kandung kemih dan keutuhan dindingnya
i. Pencitraan
Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan suatu pemeriksaan imaging yang cukup
akurat dan non-invasif dalam mendiagnosis tumor buli, terutama dalam mengevaluasi
perluasan tumor. MRI dapat mendeteksi tumor dengan ukuran 1,5 cm. Walaupun
dikatakan bahwa MRI konvensional kurang akurat dalam mendeteksi suatu karsinoma
insitu dan membedakan antara invasi mukosa, submukosa clan muskularis superfisial. Hal
ini dapat diatasi dengan pemberian kontras (gadolinium-enhanceddynamic MRI).
Akurasi MRI dalam mengevaluasi staging dari karsinoma buli sekitar kurang lebih 85%.
MRI dikatakan lebih unggul daripada CT-Scan dan Ultrasonografi (USG). MRI dapat
memperlihatkan tumor intramural, meskipun buli tidak terdistensi maksimal. Hal ini tidak
bisa dievaluasi dengan CT-Scan dan USG. Selain itu MRI dapat memperlihatkan adanya
pembesaran kelenjar limfe.
Tavqes NJ dkk (1990) melaporkan bahwa MRI dalam mendeteksi karsinoma buli yang
invasif ke muskularis mempunyai sensitivitas 97%, spesifisitas 83% dan akurasi 94%.
Penggunaan MRI untuk deteksi karsinoma buli yang ekstensi ke ekstravesikal didapatkan
sensitivitas 95%, spesifisitas 100% dan akurasi 97%. USG transabdominal dengan
menggunakan tranducer 3,5-5,O mHz dapat mengevaluasi dinding buli pada keadaan buli
terisi penuh (distended). USG berguna dalam menentukan tumor buli dan dapat
menunjukkan perluasan ke ruang perivesikal atau organ yang berdekatan.
Pemeriksaan PIV dapat mendeteksi adanya tumor buli-buli berupa filling defect dan
mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di ureter atau pielum.
Didapatkannya hidroureter atau hidroneftosis merupakan salah satu tanda adanya infiltrasi
tumor ke ureter atau muara ureter. CT scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi
tumor ke organ sekitarnya.
Ureterosigmoidostomi
Merupakan implantasi ureter ke dalam kolon sigmoid, dimana ureter dimasukkan
ke dalam sigmoid dan dengan demikian urin dapat mengalir lewat kolon serta
keluar dari rektum.
b) Diversi Kutaneus (urin dialirkan lewat sebuah lubang yang dibuat pada dinding abdomen
serta kulit)
Ureterostomi Kutaneus
Ureter yang dipotong didekatkan pada dinding abdomen dan dihubungkan dengan
lubang pada kulit
Vesikostomi
Tindakan ini dengan cara kandung kemih dijahit pada dinding abdomen dan
dibuat lubang (stoma) lewat dinding abdomen serta kandung kemih untuk
pengaliran ke luar (drainase) urin.
Nefrostomi
Kateter disisipkan ke dalam pelvis renis lewat luka insisi pada pinggang atau
dengan pemasangan kateter perkutan ke dalam ginjal.
a. Pengkajian
a) Identitas
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah buli-buli. Kanker
Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan
tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari
satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
b) Riwayat keperawatan
Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten,
merasa panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama
malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang
konstan, panas badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan
nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis.
c) Pengkajian Fokus
1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : merasa lemah dan lelah
Tanda : perubahan kesadaran
2. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal
Tanda : tekanan darah meningkat, bradikardia atau takikardia
3. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku
Tanda : cemas, mudah tersinggung
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan saat BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, hematuria
5. Makanan dan Cairan
Gejala : Mual, muntah
Tanda : mual
6. Nyeri/keamanan
Gejala : Sakit pada area abdomen
Tanda : wajah menyeringai, respon menarik diri dari stimulus nyeri
7. Interaksi sosial
Gejala :Perubahan interaksi dengan orang lain
8. Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda : Terjadi kekambuhan baru
Pre - Operatif
Post - Operatif
2. Nyeri (akut) berhubungan Jangka Panjang : 1. Pain Level 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Nyeri teratasi 2. Pain control komprehensif termasuk lokasi,
dengan proses penyakit,
3. Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
penekanan atau kerusakan Jangka Pendek dan faktor presipitasi
Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
jaringan syaraf, infiltrasi
keperawatan 2x24 jam, nyeri ketidaknyamanan
sistem suplai syaraf, obstruksi dapat teratasi dengan kriteria 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
hasil : untuk mengetahui pengalaman nyeri
jalur syaraf, inflamasi ditandai
1. Mampu mengontrol pasien
dengan : nyeri (tahu penyebab 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
nyeri, mampu nyeri
DO : menggunakan tehnik 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Laporan secara verbal atau non nonfarmakologi untuk 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
verbal mengurangi nyeri, kesehatan lain tentang ketidakefektifan
Fakta dari observasi mencari bantuan) kontrol nyeri masa lampau
Gerakan melindungi 2. Melaporkan bahwa nyeri 7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
Tingkah laku berhati-hati berkurang dengan dan menemukan dukungan
Muka topeng menggunakan 8. Kontrol lingkungan yang dapat
Gangguan tidur (mata sayu, manajemen nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
tampak capek, sulit atau 3. Mampu mengenali nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
gerakan kacau, menyeringai). (skala, intensitas, 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
Terfokus pada diri sendiri . frekuensi dan tanda 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
Fokus menyempit (penurunan nyeri) (farmakologi, non farmakologi dan inter
persepsi waktu, kerusakan 4. Menyatakan rasa nyaman personal)
proses berpikir, penurunan setelah nyeri berkurang 11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
interaksi dengan orang dan 5. Tanda vital dalam menentukan intervensi
lingkungan). rentang normal 12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Tingkah laku distraksi, 13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
contoh : jalan-jalan, menemui 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
orang lain dan/atau aktivitas, 15. Tingkatkan istirahat
aktivitas berulang-ulang) 16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
Respon autonom (seperti keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
diaphoresis, perubahan tekanan 17. Monitor penerimaan pasien tentang
darah, perubahan nafas, nadi manajemen nyeri
dan dilatasi pupil).
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
3. Ansietas berhubungan dengan Jangka Panjang : 1. Anxiety control 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Ansietas dapat teratasi 2. Anxiety Reduction 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
situasi krisis (tumor),
3. Coping pelaku pasien
perubahan kesehatan, Jangka Pendek : 4. Impulse control 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
Setelah dilakukan asuhan dirasakan selama prosedur
kurangnya paparan informasi
keperawatan selama 1x24 4. Pahami perspektif pasien terhadap situasi
akurat seputar rencana jam, ansietas dapat diatasi stres
dengan kriteria hasil : 5. Temani pasien untuk memberikan keamanan
tindakan pembedahan ditandai
1. Klien mampu dan mengurangi takut
dengan : mengidentifikasi dan 6. Berikan informasi faktual mengenai
mengungkapkan gejala diagnosis, tindakan prognosis
DO : cemas 7. Dorong keluarga untuk menemani anak
Gelisah 2. Mengidentifikasi, 8. Lakukan back / neck rub
Insomnia mengungkapkan dan 9. Dengarkan dengan penuh perhatian
Resah menunjukkan tehnik 10. Identifikasi tingkat kecemasan
Ketakutan untuk mengontol cemas 11. Bantu pasien mengenal situasi yang
Sedih 3. Vital sign dalam batas menimbulkan kecemasan
Fokus pada diri normal 12. Dorong pasien untuk mengungkapkan
Kekhawatiran 4. Postur tubuh, ekspresi perasaan, ketakutan, persepsi
Cemas wajah, bahasa tubuh dan 13. Instruksikan pasien menggunakan teknik
tingkat aktivitas relaksasi
menunjukkan 14. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
berkurangnya kecemasan mengurangi kecemasan.
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
Post Operatif
2. Kerusakan integritas kulit b.d Tujuan Jangka 1. Tissue Integrity : Skin and 1. Kaji kondisi luka (lokasi, kedalaman,
Panjang : Mucous Membranes karakteristik, warna, cairan, granulasi, jaringan
destruksi mekanis jaringan
Kerusakan integritas kulit Management nekrotik, tanda – tanda infeksi lokal)
sekunder terhadap tekanan, tidak terjadi 2. Monitor kulit akan adanya kemerahan
3. Monitor status nutrisi pasien
gesekan dan fraksi akibat
Jangka Pendek: 4. Lakukan teknik perawatan luka dengan steril
immobilisasi ditandai dengan : Setelah dilakukan asuhan 5. Ajarkan pada keluarga tentang perawatan luka
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
DO : keperawatan 3 x 24 jam 2. Wound Healing : Primer and 6. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
a. Gangguan pada bagian tubuh
kerusakan integritas kulit Secunder kering
b. Perubahan pigmentasi kulit
dapat diatasi dengan 3. Pressure Management 7. Berikan perawatan kulit untuk mencegah
c. Kerusakan lapisan kulit
kriteria hasil : kerusakan kulit.
1. Integritas kulit yang 8. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
(dermis)
baik bisa yang longgar
d. Gangguan permukaan kulit
dipertahankan 9. Hindari kerutan pada tempat tidur
(epidermis) (sensasi, elastisitas, 10.Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap
temperatur, hidrasi, dua jam sekali
pigmentasi) 11.Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
2. Tidak ada luka/lesi derah yang tertekan
pada kulit
3. Perfusi jaringan baik.
4. Menunjukkan
pemahaman dalam
proses perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya sedera
berulang.
5. Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
6. Menunjukkan proses
penyembuhan luka
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
3. Ketidakseimbangan nutrisi, Jangka Panjang: 1. Nutritional Status : food and 1. Kaji adanya alergi makanan
Ketidakseimbangan Fluid Intake 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
kurang dari kebutuhan tubuh b.d
nutrisi teratasi 2. Nutrition Management jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
hipermetabolik yang berhubungan pasien.
Jangka Pendek : 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
dengan tumor, efek kemoterapi,
Setelah dilakukan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
radiasi, pembedahan (anoreksia, tindakan keperawatan dan vitamin C
3x24 jam pola nutrisi 5. Berikan substansi gula
iritasi lambung, kurangnya rasa
kembali normal dengan 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung
pengecapan, nausea), emotional kriteria hasil : tinggi serat untuk mencegah konstipasi
1. Adanya peningkatan 7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah
distress, fatigue, ketidakmampuan
berat badan sesuai dikonsultasikan dengan ahli gizi)
mengontrol nyeri ditandai dengan: dengan tujuan 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
2. Berat badan ideal makanan harian.
sesuai dengan tinggi 9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
DO : badan 10.Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
3. Mampu 11.Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
- Berat badan 20 % atau lebih di mengidentifikasi nutrisi yang dibutuhkan
bawah ideal kebutuhan nutrisi
- Dilaporkan adanya intake 4. Tidak ada tanda tanda
makanan yang kurang dari malnutrisi Nutrition Monitoring
RDA (Recomended Daily 5. Tidak terjadi 1. BB pasien dalam batas normal
Allowance) penurunan berat 2. Monitor adanya penurunan berat badan
- Membran mukosa dan badan yang berarti 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
konjungtiva pucat dilakukan
- Kelemahan otot yang 4. Monitor interaksi anak atau orangtua selama
digunakan untuk makan
menelan/mengunyah 5. Monitor lingkungan selama makan
- Luka, inflamasi pada rongga 6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
mulut selama jam makan
- Mudah merasa kenyang, 7. Monitor kulit kering dan perubahan
sesaat setelah mengunyah pigmentasi
makanan 8. Monitor turgor kulit
- Dilaporkan atau fakta adanya 9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
kekurangan makanan mudah patah
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan Jangka Panjang : 1. Knowledge : Infection Control 1. Kaji kondisi luka secara komprehensif
2. Infection Protection (lokasi, derajat, kedalaman, karakteristik
dengan tidak adekuatnya
Infeksi tidak terjadi 3. Risk Control luka, penyebaran)
pertahanan tubuh sekunder dan 2. Inspeksi kulit dan membran mukosa
Jangka Pendek : terhadap kemerahan, panas, drainase
sistem imun (efek kemoterapi atau
3. Kaji tanda dan gejala infeksi sistemik dan
radiasi), malnutrisi, prosedur Setelah dilakukan lokal
tindakan keperawatan 3 x 4. Berikan perawatan kulit pada area yang
invasif, ketidakcukupan
24 jam, resiko infeksi luka dengan teknik steril
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
pengetahuan untuk menghindari dapat teratasi dengan 5. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
kriteria hasil : pasien lain
paparan patogen, perawatan luka
6. Monitor hitung granulosit, WBC
pasca pembedahan yang kurang 1. Klien bebas dari tanda 7. Monitor kerentanan terhadap infeksi
dan gejala infeksi 8. Batasi pengunjung bila perlu
tepat ditandai dengan :
2. Mendeskripsikan 9. Instruksikan pada pengunjung untuk
proses penularan mencuci tangan saat berkunjung dan
DO : penyakit, factor yang setelah berkunjung meninggalkan pasien
- Prosedur Infasif mempengaruhi 10. Cuci tangan sebelum dan setelah kontak
- Ketidakcukupan pengetahuan penularan serta dan melakukan tindakan
penatalaksanaannya, 11. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
untuk menghindari paparan 3. Menunjukkan gejala infeksi
patogen kemampuan untuk 12. Ajarkan klien cara menghindari infeksi
mencegah timbulnya dengan cuci tangan dengan teknik yang
- Trauma
infeksi tepat.
- Kerusakan jaringan dan
4. Jumlah leukosit dalam 13. Pertahankan lingkungan aseptik selama
peningkatan paparan batas normal pemasangan alat
5. Menunjukkan perilaku 14. Tingkatkan intake nutrisi
lingkungan
hidup sehat 15. Dorong intake nutrisi dan cairan yang
- Ruptur membran amnion 6. Status imun, adekuat
- Agen farmasi gastriintestinal, 16. Dorong istirahat yang adekuat
(imunosupresan) genitourinasria dalam 17. Kolaborasi pemberian antibiotik dan
- Malnutrisi batas normal. antiinflamasi
- Peningkatan paparan
lingkungan patogen
- Imonusupresi
- Ketidakadekuatan imum
buatan
- Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/2013
Anonim.2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Tumor Vesika Urianaria. Diakses Pada 14 Februari 2013. www.ilmubedah.com.
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC
Bulechet, Gloria et. Al. 2004. Nursing Interventions Clasification (NIC) Fouth Edition. Mosby, Inc
Johnseon, Marion et al. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC) second edition. Mosby, Inc
Kowalak, J., et al. 2011. Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI
Nanda. 2005. Nursing Diagnosis : Definition dan Classification. Alih Bahasa Ani Haryani. Bandung: Akper Aisyiah.
Rizki. 2003. Mengenal Penyakit Tumor Buli – Buli. Diakses Pada 14 Februari 2013. http://www.nursingbegin.com
Yuda. 2010. Penyakit Tumor Kandung Kemih . Diakses Pada 14 Februari 2013. http://dokterdabedah.com.