Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KOLITIS ULSERATIF

Nama : Anis Sri Hartanti


Nim : P1337420418034
Kelas : 2B

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB 1

1. KONSEP DASAR PRNYAKIT KOLITIS ULSERATIF


A. Pengertian
Kolitis Ulseratif adalah peyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan
rectum.(Keperawatan Medikal Bedah)
Kolitis Ulseratif merupakan penyakit peradangan pada kolon non spesifik yang umumny
berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti- ganti. (Patofisiologi
Konsep Klinis Proses Penyakit Vol 1.)
Kolitis Ulseratif adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa dan submukosa
kolon. (Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. 2009)
Kolitis Ulseratif adalah merupakan penyakit primer yang didapatkan pada kolon, yang
merupakan perluasaan dari rektum. (Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. 1990.)
Kolitis Ulseratif mempengaruhi mukosa superficial kolon dan dikarakteristikkan dengan adanya
ulserasi multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau pengelupasan epithelium kolonik.
Awitan puncak penyakit ini adalah antara usia 15 sampai 40 tahun, dan menyerang kedua jenis
kelamin sama banyak.
Perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut, yang terjadi secara bergiliran, satu
lesi diikuti oleh lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum dan akhirnya dapat
mengenai seluruh kolon. Akhinya usus menyempit, memendek, dan menebal akibat hiperatrofi
muskuler dan deposit lemak.

B. Etiologi
Beberapa faktor penyebab terjadinya Kolitis Ulseratif yaitu :
a. Faktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi karena terdapat hubungan familial yang
jelas antara colitis ulseratif, enteritis regional dan spondilitis ankilosa.
b. Lingkungan seperti pestisida, adiktif makanan, tembakau, dan radiasi.
c. Imunologi. Penelitian menunjukkan abnormalitas dalam imunitas seluler dan humoral pada
orang dengan gangguan ini.
d. Mikobakterium.
e. Alergi.
f. Diet.

C. Tanda dan Gejala


Kebanyakan gejala Colitis ulserativa pada awalnya adalah berupa buang air besar yang lebih sering.
Gejala yang paling umum dari kolitis ulseratif adalah sakit perut dan diare berdarah. Pasien juga dapat
mengalami:
1. Anemia
2. Fatigue/ Kelelahan
3. Berat badan menurun
4. Hilangnya nafsu makan
5. Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi
6. Lesi kulit (eritoma nodosum)
7. Lesi mata (uveitis)
8. Nyeri sendi
9. Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)
10. Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)
11. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.
12. Perdarahan rektum (anus).
13. Rasa tidak enak di bagian perut.
14. Mendadak perut terasa mulas.
15. Kram perut.
16. Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum
Sekitar setengah dari orang-orang didiagnosis dengan kolitis ulserativa memiliki gejala-gejala ringan. Lain
sering menderita demam, diare, mual, dan kram perut yang parah.

D. Patofisiologi

Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit perut dan
peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit. Yang lebih sering
terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air
besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir.

Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal atau keras dan kering.
Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rektum keluar lendir yang mengandung banyak
sel darah merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa demam, bias ringan atau malah tidak muncul.
Jika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-20
kali/hari.

Penderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum yang terasa nyeri, disertai
keinginan untuk buang air besar yang sangat. Pada malam haripun gejala ini tidak berkurang. Tinja
tampak encer dan mengandung nanah, darah dan lendir. Yang paling sering ditemukan adalah tinja yang
hampir seluruhnya berisi darah dan nanah.

Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.Kolitis ulseratif adalah
penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan rectum. Penyakit ini umumnya
mengenai orang kaukasia, termasuk keturunan Yahudi. Puncak insidens adalah pada usia 30-50 tahun.
Kolitis ulseratif adalah penyakit serius, disertai dengan komplikasi sistemik dan angka mortalitas yang
tinggi. Akhirnya 10%-15% pasien mengalami karsinoma kolon.

Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa superfisisal kolon dan dikarakteristikkan dengan adanya ulserasi
multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau pengelupasan epitelium kolonik. Perdarahan terjadi
sebagai akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut, yang terjadi satu secara bergiliran, satu lesi diikuti lesi yang
lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus
menyempit, memendek dan menebal akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.

E. Patway
Faktor ekstrinsik Faktor intrinsik

Diet, infeksi, Obat-obatan


Gangguan sistem imun (alergi,autoimun) Genetik

Reaksi inflamasi di lapisan dan dinding usus Komplikasi :


Perdarahan, Kolitis toksik,
Kanker Kolon (Usus Besar),
KOLITIS ULSERATIF Komplikasi sistemik

Lesi pada mukosa usus Infeksi kuman

Pembentukan abses
Permeabilitas
Mengeluarkan toksin usus
meningkat
Abses pecah
Adanya gangguan
fungsi mukosa Absorpsi
Iritasi pada mukosa Merangsang reseptor nyeri berkurang
Masuk ke usus
Tukak tersebar Pengeluaran Gangguan
neurotransmitter metabolisme
bradikinin, serotonin Gangguan
keseimbangan cairan dan
Stadium lanjut dan histamin
disampaikan ke SSP floral usus elektrolit di usus

Tahap kronik
Persepsi nyeri Bakteri usus meningkat Diare

cemas, takut, gelisah


Kurang informasi nyeri di perut bagian bawah danmual
terasamuntah,
↑ asam lambung
penurunan berat badan,
Nyeri Akut
panas, nyeri saat BAB, tampak
meringis, dan tampak memegang bagian
Ansietas perut yang sakit
pasien bertanya-tanya
tentang penyakitnya serta Frekuensi
pasien mengatakan kurang BAB
mengerti tentang proses
meningkat
dan pengobatan
penyakitnya
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Rasa perih di
daerah anus saat
dan sesudah BAB,
Kurang anus kemerahan
pengetahuan Pasien mengeluh
tidurnya terganggu, ada
lingkar hitam di bawah
mata Kerusakan
integritas kulit

Gangguan pola tidur


hematesis, melena, BAB>
3x / hari

Kekurangan
volume cairan

Lemas, tidak dapat melakukan


Intoleransi
aktifitas secara normal, pasien
aktivitas
diantar perawat ke kamar mandi,
dan aktifitas pasien dibantu
perawat dan keluarga.
F. Pemeriksaan Penunjang

1. Gambaran radiologi

a. Foto polos abdomen

1) Untuk melihat organ dalam abdomen

2) Mampu memperjelas abnormalitas (massa, tumor, obstruksi/striktura)

3) Umumnya dilakukan pertama kali ketika mendiagnosis masalah GI tract.

4) Tidak memerlukan persiapan khusus

5) Pasien memakai gaun, melepas perhiasan & ikat pingang yang mungkin mempengaruhi hasil

b. Barium enema

Barium enema atau lower GI series merupakan pemeriksaan X-ray pada colon.

c. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan diagnostik non invasif dengan menggunakan gelombang
frekuensi tinggi kedalam abdomen. Gelombang-gelombang ini dipantulkan kembali dari permukaan
struktur organ sehingga komputer dapat menginterprertasikan densitas jaringan berdasarkan
gelombang-gelombang tersebut.

d. CT-scan dan MRI

2. Pemeriksaan Endoskopi

Endoskopi temuan di kolitis ulseratif meliputi:

a. Hilangnya penampilan vaskular kolon

b. Eritema (atau kemerahan dari mukosa) dan kerapuhan dari mukosa

c. Ulserasi yang dangkal, yang mungkin anak sungai, dan

d. Pseudopolyps.

G. Komplikasi
Komplikasi pada Kolitis Ulseratif adalah :
1) Penyempitan lumen usus.
2) Pioderma gangrenosa.
3) Episkleritis.
4) Uveitis.
5) Arthritis.
6) Spondilitis ankilosa.
7) Gangguan fungsi hati.
8) Karsinoma kolon.
9) Retinitis.
10) Hemoragi.
11) Perforasi.
12) Neoplasma malignan.
13) Nefrolitiasis.
14) Eritema nodosum.
15) Batu ginjal.
16) Batu empedu.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Sebuah hitung darah lengkap dilakukan untuk memeriksa anemia; Trombositosis, tinggi
platelet count, kadang-kadang terlihat
2) Elektrolit studi dan tes fungsi ginjal dilakukan, sebagai kronis diare dapat berhubungan
dengan hipokalemia, hypomagnesemia dan pra-gagal ginjal.
3) Tes fungsi hati dilakukan untuk layar untuk keterlibatan saluran empedu: kolangitis
sclerosing utama.
4) X-ray
5) Urine
6) Sumsum tulang : Menurun secara umum pada tipe berat/setelah proses inflamasi panjang.
7) Alkaline fostase : Meningkat, juga dengan kolesterol serum dan hipoproteinemia,
menunjukkan gangguan fungsi hati (kolangitis, sirosis)
8) Kadar albumin : Penurunan karena kehilangan protein plasma/gangguan fungsi hati.
9) Elektrolit : Penurunan kalium dan magnesium umum pada penyakit berat.
10) Trobositosis : Dapat terjadi karena proses penyakit inflamasi.
11) ESR : meningkatkarena beratnya penyakit.
12) Kadar besi serum : rendah karena kehilangan darah.

H. Penatalaksanaan
Tindakan medis untuk colitis ulseratif ditujukan untuk mengurangi inflamasi, menekan respon
imun, dan mengistirahatkan usus yang sakit, sehingga penyembuhan dapat terjadi.

Penatalaksanaan secara umum

a. Pendidikan terhadap keluarga dan penderita.


b. Menghindari makanan yang mengeksaserbasi diare.
c. Menghindari makanan dingin, dan merokok karena keduanya dapat meningkatkan
motilitas usus.
d. Hindari susu karena dapat menyebabkan diare pada individu yang intoleransi lactose.

Terapi Obat.

Obat-obatan sedatife dan antidiare/ antiperistaltik digunakan untuk mengurangi peristaltic


sampai minimum untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi.
a. Menangani Inflamasi : Sulfsalazin (Azulfidine) atau Sulfisoxazal (Gantrisin).
b. Antibiotic : Digunakan untuk infeksi.
c. Azulfidin : Membantu dalam mencegah kekambuhan.
d. Mengurangi Peradangan : Kortikosteroid (Bila kortikosteroid dikurangi/ dihentikan,
gejala penyakit dapat berulang.

Psikoterapi

Ditujukan untuk menentukan faktor yang menyebabkan stres pada pasien, kemampuan
menghadapi faktor- faktor ini, dan upaya untuk mengatasi konflik sehingga mereka tidak
berkabung karena kondisi mereka.
I. Pencegahan
Beberapa upaya untuk mencegah kolitis ulseratif, antara lain:
 Membatasi asupan produk susu.
 Membatasi asupan makanan dan minuman yang dapat mencetuskan keluhan, seperti
makanan pedas, alkohol, dan kafein.
 Mengonsumsi air yang cukup setiap harinya.
 Berolahraga secara rutin.
 Mengurangi stres.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 2.Jakarta:EGC


Ester, Monica.2002.Keperawatan Medikal-Bedah.Jakarta:EGC
Marliynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta. EGC.
Moorhouse,Dongoes.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3.Jakarta:EGC 2.
Smeltzer,Suzanne.2002.keperawatan Medikal Bedah. Volume 2.Edisi 8 .Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai