KOLITIS ULSERATIF
B. Etiologi
Beberapa faktor penyebab terjadinya Kolitis Ulseratif yaitu :
a. Faktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi karena terdapat hubungan familial yang
jelas antara colitis ulseratif, enteritis regional dan spondilitis ankilosa.
b. Lingkungan seperti pestisida, adiktif makanan, tembakau, dan radiasi.
c. Imunologi. Penelitian menunjukkan abnormalitas dalam imunitas seluler dan humoral pada
orang dengan gangguan ini.
d. Mikobakterium.
e. Alergi.
f. Diet.
D. Patofisiologi
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit perut dan
peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit. Yang lebih sering
terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air
besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir.
Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal atau keras dan kering.
Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rektum keluar lendir yang mengandung banyak
sel darah merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa demam, bias ringan atau malah tidak muncul.
Jika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-20
kali/hari.
Penderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum yang terasa nyeri, disertai
keinginan untuk buang air besar yang sangat. Pada malam haripun gejala ini tidak berkurang. Tinja
tampak encer dan mengandung nanah, darah dan lendir. Yang paling sering ditemukan adalah tinja yang
hampir seluruhnya berisi darah dan nanah.
Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.Kolitis ulseratif adalah
penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan rectum. Penyakit ini umumnya
mengenai orang kaukasia, termasuk keturunan Yahudi. Puncak insidens adalah pada usia 30-50 tahun.
Kolitis ulseratif adalah penyakit serius, disertai dengan komplikasi sistemik dan angka mortalitas yang
tinggi. Akhirnya 10%-15% pasien mengalami karsinoma kolon.
Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa superfisisal kolon dan dikarakteristikkan dengan adanya ulserasi
multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau pengelupasan epitelium kolonik. Perdarahan terjadi
sebagai akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut, yang terjadi satu secara bergiliran, satu lesi diikuti lesi yang
lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus
menyempit, memendek dan menebal akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.
E. Patway
Faktor ekstrinsik Faktor intrinsik
Pembentukan abses
Permeabilitas
Mengeluarkan toksin usus
meningkat
Abses pecah
Adanya gangguan
fungsi mukosa Absorpsi
Iritasi pada mukosa Merangsang reseptor nyeri berkurang
Masuk ke usus
Tukak tersebar Pengeluaran Gangguan
neurotransmitter metabolisme
bradikinin, serotonin Gangguan
keseimbangan cairan dan
Stadium lanjut dan histamin
disampaikan ke SSP floral usus elektrolit di usus
Tahap kronik
Persepsi nyeri Bakteri usus meningkat Diare
Kekurangan
volume cairan
1. Gambaran radiologi
5) Pasien memakai gaun, melepas perhiasan & ikat pingang yang mungkin mempengaruhi hasil
b. Barium enema
Barium enema atau lower GI series merupakan pemeriksaan X-ray pada colon.
c. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan diagnostik non invasif dengan menggunakan gelombang
frekuensi tinggi kedalam abdomen. Gelombang-gelombang ini dipantulkan kembali dari permukaan
struktur organ sehingga komputer dapat menginterprertasikan densitas jaringan berdasarkan
gelombang-gelombang tersebut.
2. Pemeriksaan Endoskopi
d. Pseudopolyps.
G. Komplikasi
Komplikasi pada Kolitis Ulseratif adalah :
1) Penyempitan lumen usus.
2) Pioderma gangrenosa.
3) Episkleritis.
4) Uveitis.
5) Arthritis.
6) Spondilitis ankilosa.
7) Gangguan fungsi hati.
8) Karsinoma kolon.
9) Retinitis.
10) Hemoragi.
11) Perforasi.
12) Neoplasma malignan.
13) Nefrolitiasis.
14) Eritema nodosum.
15) Batu ginjal.
16) Batu empedu.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Sebuah hitung darah lengkap dilakukan untuk memeriksa anemia; Trombositosis, tinggi
platelet count, kadang-kadang terlihat
2) Elektrolit studi dan tes fungsi ginjal dilakukan, sebagai kronis diare dapat berhubungan
dengan hipokalemia, hypomagnesemia dan pra-gagal ginjal.
3) Tes fungsi hati dilakukan untuk layar untuk keterlibatan saluran empedu: kolangitis
sclerosing utama.
4) X-ray
5) Urine
6) Sumsum tulang : Menurun secara umum pada tipe berat/setelah proses inflamasi panjang.
7) Alkaline fostase : Meningkat, juga dengan kolesterol serum dan hipoproteinemia,
menunjukkan gangguan fungsi hati (kolangitis, sirosis)
8) Kadar albumin : Penurunan karena kehilangan protein plasma/gangguan fungsi hati.
9) Elektrolit : Penurunan kalium dan magnesium umum pada penyakit berat.
10) Trobositosis : Dapat terjadi karena proses penyakit inflamasi.
11) ESR : meningkatkarena beratnya penyakit.
12) Kadar besi serum : rendah karena kehilangan darah.
H. Penatalaksanaan
Tindakan medis untuk colitis ulseratif ditujukan untuk mengurangi inflamasi, menekan respon
imun, dan mengistirahatkan usus yang sakit, sehingga penyembuhan dapat terjadi.
Terapi Obat.
Psikoterapi
Ditujukan untuk menentukan faktor yang menyebabkan stres pada pasien, kemampuan
menghadapi faktor- faktor ini, dan upaya untuk mengatasi konflik sehingga mereka tidak
berkabung karena kondisi mereka.
I. Pencegahan
Beberapa upaya untuk mencegah kolitis ulseratif, antara lain:
Membatasi asupan produk susu.
Membatasi asupan makanan dan minuman yang dapat mencetuskan keluhan, seperti
makanan pedas, alkohol, dan kafein.
Mengonsumsi air yang cukup setiap harinya.
Berolahraga secara rutin.
Mengurangi stres.
DAFTAR PUSTAKA