Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
A. PENGERTIAN
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut/ lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis
adalah inflamasi dari mukosa lambung ( kapita selecta kedokteran, Edisi ketiga hal
492).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local. Dua jenis grastitis yang sering
terjadi adalah gastritis akut dan kronis. (prince dan Wilson,2010)
B. ETIOLOGI
1. Gastritis Akut
Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu cepat , makan-
makanan yang terlalu berbumbu, iritsi bahan semacam alkohol, obat-obatan:
Aspirin , digitalis,yodium,obat anti inflamasi non steroid (AINS), gangguan
mukosa lambung seperti : trauma, luka bakar.
2. Gastritis kronik
Inflamsi lambung yang lama dapat desebabkan oleh ulkus benigna dan maligna
dari lambung seperti : trauma, luka bakar.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Gastritis akut : nyeri epigastrium , mual, muntah dan perdarahan terselubung
maupun nyata . Dengan endoskopiter lihat mukosa lambung hyperemia dan
udem.
2. Gastritis kronik : keluhan lebih berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik,
seperti : tukak lambung , difensiasi zat besi, dan karsinoma lambung. (Wim de
Jong et al 2009)
D. PHATOFISIOLOGI
Gastritis dapat disebabkan oleh karena zat kimia misalnya obat-obatan dan
alkohol, makanan yang pedas , panas maupun asam. Zat kimia maupun makanan
yang merangsang akan menyebabkan selepitelkolumner, yang berfungsi untuk
menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mucus iu fungsinya
untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna . lapisan mukosa gaster
terdapat sel yang memproduksi HCL (terutama daerah fundus ) dan pembuluh darah.
Vasodilatasi mukosa gester akan menyebabkan produksi HCL meningkat. Anoreksia
juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh kontak HCL
dengan mukosa gater. Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada
sel mukosa . Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu perdarahan .
Gastritis kronis disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori merupakan bakteri
gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat
timbulnya desquamasi sel dan muncul lah respon radng kronis pada gaster yaitu :
destruksi kelenjar dan metaplasia . Metaplasia adalah salah satu mekanisme
pertahanan tubuh terhadap iritasi , yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat . karena sel desquamosa lebih kuat
maka elastisitasnya juga berkurang . pada saat mencerna makanan, lambung
melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastic maka akan
timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri . Metaplasia ini juga
menyebab kan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan
menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa . Kerusakan pembuluh
darah ini akan menimbulkan perdarahan.(Prince, Sylvia da wilson,Lorraine,2010)
E. PATHWAY
Nyeri epigastrium
Menurunkan tonus mukosa lambung
Lambung kehilangan integritas
Jaringan
Reflukisi duodenum
Lambung
Perdarahan
Dorong ekspulsi isi
lambung ke mulut Nyeri
Nyeri Kekurangan
volume cairan
Muntah
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuahan tubuh
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan
letaknya tersebar.
2. Pemeriksaan Hispatologi : akan nampak kerusakan mukosa karena erosi tidak
pernah melewati mukosa muskularis.
3. Pemeriksaan radiologi
4. Pemeriksaan laboratorium
5. Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL , sekresi HCL , menurun
pada klien dengan gastritis kronik.
6. Kadar hemoglobin, hematokrit,trombosit,leukosit.
7. Amalise serum : meningkat dengan ulkus duodenal , kadar rendah diduga
gastritis.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Berikan antasida
2. Bila rasa nyeri tidak hilang dengan antasida berikan oksitosis tablet,15 menit
sebelum makan.
3. Berikan obat anti koinergik bila sekresi asam berlebihan .
4. Anti biotik untuk penangananfaktor penyebab
5. Pemberian anti spasmodic untuk memperbaiki spasme otot.
6. Antiemetika untuk menurangi muntah.
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Aktifitas / istirahat
Gejala : Kelemahan / kelelahan
Tanda : Takhikardi , takipnoe (hiperventilasi)
2) Sirkulasi
Gejala : Hipotensi
Tanda :
Takhikardi Disritmia
Kelemahan nadi/ perifer
Pengisian kapiler lamban
Warna kulit pucat sianosis
Kelembaban kulit , berkeringat
3) Integrasi ego
Gejala :
Faktor stres akut / psikologi
Perasaan tidak berdaya
Tanda : tanda ansietas, misalnya : pucat gelisah berkeringat
4) Eliminasi
Gejala : perubahan pola defekasi / karakteristik feses
Tanda :
Nyeri tekan abdomen
Distensi abdomen, peningkatan bunyi usus
Karakteristik feses , diare & Konstipasi
5) Makanan /cairan
Gejala :
Mual muntah
Tidak toleran terhadap makanan
Muntah, membran mukosa kering , turger kulit menurun
6) Neosensori
Gejala :
Pusing , sakit kepala , terasa berdengung
Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung mengantuk,
disorientasi, binggung.
7) Nyeri/ kenyamanan
Gejala :
Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih
Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus
kepinggang 1-2 jam setelah makan.
8) Keamanan
Gejala : Alergi terhadap obat
Tanda : Peningkatan suhu
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan
cairan berlebihan karena muntah.
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d di masukan
nutrient yang tidak adekuat
3. Intervensi Keperawatan
1. Dx : Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
Tujuan : Nyeri teratasi dan kebutuhan rasa nyaman terpenuhi
KH :
melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan mangemen
nyeri
mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri
menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
INTERVENSI
1. kaji tipe dan sumber nyeri untuk menetukan intervensi
R: untuk menentukan sumber nyeri
2. anjar teknik non farmakologi ( relaksasi )
R: Untuk mengurangi rasa nyeri
3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
R: Agar pasien mempunyai semangat untuk sembuh
4. Kolaborasi kepada dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
R: Agar nyeri dapat teratasi
2. Dx: Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah
Tujuan : Untuk mengatasi kehilangan cairan dan mencukupi kebutuhan
cairan
KH :
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas tugor kulit baik, membrane
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
- Tekanan darah, suhu tubuh dalam batas normal.
INTERVENSI
1. Memonitor status dehidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi
adekuat dan tekanan darah)
R: Untuk mengetahui pasien dehidrasi atau tidak
2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
R: Agar tidak terjadi kekurangan cairan dalam tubuh
3. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
R: Agar makanan pasien terpenuhi
4. Kolaborsi pemberian cairan IV
R: Untuk memberikan cairan melalui infus
3. Dx : ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d di masukan
nutrient yang tidak adekuat
Tujun : Asupan nutrisi terpenuhi untuk kebutuhan tubuh
KH :
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan kebutuhan tubuh
- Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
- Tdak terjadi penurunan berat badan yang berarti
INTERVENSI
1. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
R: Untuk mengetahui jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang diberikan
pada pasien
2. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
R: Agar pasien dapat mengetahui pentingnya kebutuhan nutrisi bagi
tubuhnya
3. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
R: Agar pasien bisa mencatat apa yang dimakan
4. Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kaloridan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
R: Untuk menentukan gizi yang terbaik buat asupan pasien
Daftar Pustaka