Anda di halaman 1dari 11

Shigella sp, Entamoeba Histolistika

PATHWAY

Masuk ke saluran pencernaan

Kuman tumbuh dan berkembang diusus

Kuman membentuk endokitrin

Peradangan lokal pada usus

Peradangan pd usus
Disentri basiler
BAB sering dgn
konsitensi cair Agregasi makrofak Dan
Tekhnik merusak usus pengeluaran mediator kimia

Kulit disekitar
anus lecet dan Daera permukaan usus
Mempengaruhi sel
teritasi point pada hipotalamus
Kapasitas usus menurun
Kemerahan dan gatal
Suhu tubuh
sering digaruk
Fungsi absorbsi cairan meningkat
dan elektrolit

Dx3 Dx2
Dx 1 Hipertermi
Kerusakan b/d proses
integritas kuit Kekurangan penyakit
b/d volume cairan
peningkatan b/d
frekuensi BAB kehilangan
cairan aktif
BAB 1

A. Konsep teori
1.Pengertian Disentri
Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys = gangguan dan enteron = usus dengan
karakteristik nyeri atau kram abdomen , tenesmus ani , peningkatan frekuensi diare dan
feses lendir bercampur darah ( kroser 2008) disentri adalah peradangan pada intestinal ,
terutama pada usus besar yang disebabkan oleh berbagai agen infeksi yang menginvasi
intestinal dan juga disentri adalah tipe diare yang berbahaya dan sering kali menyebabkan
kematian dibandingkan tipe diare akut yang lain penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri
disentri basiler dan amoeba
2. tanda dan gejalah
Disentri basiler diare yang mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja pada
permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama dan
setalah 12-72 jam sesudah permulaan sakit didapatkan lendir dan darah pdah tinja
a sakit perut
b muntah muntah
c anoreksia
d sakit pada anus saat Bab
Disentri amoeba gejalah nya biasanya berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa
minggu namun bahayanya penyakit disentri amuba dapat bersifat fatal bisa terjadi
komplikasi antara lain usus berlubang ( perforsi usus) infeksi selput rongga perut abses
dihati dan otak dan bila tidak dapat cepat diobati dapat mengakibatkan kematian
a Diare yang disertai darah dan lendir dalam tinja
b frekuensi bab umumnya lebih sedikit dari pada disentri basiler
c sakit perut yang hebat
d demam dan mengigil

* Pencegahan
a selalu menjaga kebersihan
b mencuci sayur dan buah yang di makan mentah
c memasak makanan sampai matang
d selalu menjaga kebersihan air makanan maupun udara
f mengatur pembuangan sampah

3 Patofisiologi penyhakit
1) Disentri basiler semua strain kuman shigella menyebabkan disentri yaitu suatu
keadaan yang ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja biasanya lunak, disertai
ieksudat inflamasi yang mengandung leukosit polymorfonuclear dan darah.kuman
shigella secara genetic bertahan terhadapat ph yang rendah, maka dapta melewati
barrier asam lambung. Yang ditularkan , secara oral ,melalui air,makanan,dan lalat
yang tercemar oleh ekskreta pasien

2) Disentri amuba trofozoit yang mula mula hidup sebagai komensal dilumen usus besar
dapat berubah menajdi pathogen sehingga dapat menembus mukosa usus dan
menimbulkan ulkus akan tetapi faktor yang menyebabkan perubahan ini sampai saat
ini belum diketahui secara pasti

4 Klasifikasi
Ada 2 macam disentri, yaitu:
1 Disentri amoeba
2 Disentri basiler

5 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu
a disentri basiler
1) Pemeriksaan tinja
Permerikasaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab serta biakan
hapusan ( rectal swab)
2) Poly merase chain reaction(PCR)
Pemeriksaan ini spesifik dan sensitif tetapi belum dipakai secara luas.
3) Sigmoiddoskopi
Sebelum pemeriksaan sitology ini, dilakukan pengerokan daerah sigmoid.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada stadium lanjut
4) Aglutinasi
Hal ini terjadi karena aglutinin terbentuk pada hari kedua maksimunm pada hari ke
enam
5) Gambaran endoskopi
Memperlihatka mukosa hemoragik yang terlepas dan ulserasi. Kadang kadang
tertutup dengan eksudat.
b disentri amoeba
1) Pemeriksaan tinja ini merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting
biasanya tinja berbau busuk bercampur darah dan lendir
2) Pemeriksaan sigmoidoskopi dan kolonoskopi
Pemeriksaan ini berguna untuk membantu diagnosis penderita dengan gejala disentri
terutama apabila pada pemeriksaan tinja tidak ditemukan amoeba
3) Pemeriksaan uji serologi
Uji serologi banyak digunakan sebagai uji bantu diagnosis abses hati amebic dan
epidemiologis
6. Penatalaksanaan medis
a. Disentri basiler
1) Antibiotik, diberikan antibiotik jenis trimethoprin –sulfamethoxazole ( Bactrim,
sepra) nalidixic acid (NegGram) atau ciprofloxacin (Cipro,ciloxan)
2) Antidiare pasien disentri basiler tidak boleh diberikan obat antidiare karan akan
meniningkatkan respon penyakit

Komponen terapi disentri:

a. koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit seperti pada kasus diare akut secara
umum hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah
keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status dehidrasi dan
keseimbangan elektroloit
b. diet
berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi dosis tunggal
tinggi vitamin A dapat diberikan untuk menurunkan tingakat keparahan diare dalam
pemberian obat obatan harus diperhatikan bahwa obat yang memperlambat motolitas
usus sebaiknya tidak diberikan karena ada nya resiko untuk memperpanjang masa sakit
c. sanitasi
diberitahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih
sehabis membersihkan tinja anak untuk mecegah autoinfeksi

7 Komplikasi

 Dehidrasi
 Gangguan elektrolit
 Sepsis( suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan sistemik/inflammatory
systemic rection yang dapat disebabkan oleh infekisi bakteri,virus,jamur dan
atau parasit
 Sindrom hemolitik uremik
B Asuhan Keperawatan Teori

1.Pengkajian

a) Identitas
Identitas yang harus diketahui oleh perawat misalnya nama,umur jenis
kelamin,alamat,agama,pekerjaan,suku bangsa,bahasa,status pendidikan dan
pekerjaan klien
b) Riwayat penyakit sekarang
Bab warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, bab lebih dari 3 kali waktu pengeluaran 3-5 hari ini disebut diare
akut sedangkan lebih dari 7 hari ini disebut berkepanjangan dan lebih dari 14 hari
disebut diare kronis
c) Riwayat penyakit dahulu
mengatakan perna mengalami penyakit diare sebelumnya dan penyakit
gastrointestinal
d) Riwayat nutrisi
Perlu dikaji pola nutrisi yang dikonsumsi dan jenis jenis makanan makanan yany
dikonsumsi
e) Riwayat lingkungan
Perlu kaji bagaimana liungkungan sekitarnya lingkungan dapat dikatakan higienis
atau tidak misalnya keaadaan air untuk mencuci makanan suhu tempat menyimpan
makanan serta kebersihan lingkungan
2) Pemeriksaan fisik
a) Survei umum dan tingkat kesadaran
Apakah pasien terlihat kesakitan dan memengang perut (abdomen) pasien terlihat
lemah dan pada kondisi kronis terlihat kurus
b) Pemeriksaan ttv
Perubahan tanda tanda vital suhu tubuh 39,5 nadi dan respirasi cepat, tekanandarah
tutun, denyut jantung cepat,
c) Breanthing
Pada pasien disentri amoeba dengan komplikasi abses hati didapatkan tanda nyeri
tekan intercostal bawah kanan, ronkhi pada segmen paru
d) Blood
Pada pasien disentri bisa didapatkan adanya tanda gejala ademia
e) Brain
Pada pasien dengan dehidrasi berat akan menyebabkan penurunan perfusi serebral
dengan gejala sakit kepala,perasaan lesu,gangguan mental , seperti halusinansi
delirium
f) Bladder
Pada kondisi dehidrasi berat akan didapatkan penurunan urine output.
g) Bowel
Secaara lazim pada pemeriksaan gastrointestinal akan didapatkan
 Inspeksi: pasien terlihat sering melakukan BAB, kesakitan dan tenesmus
pada saat melakukan BAB pada pasien disentri viral di dapatkan dehidrasi
beras dan akan terlihat lemas
 Auskultasi: didapatkan peningkatan bising usus yang berhubungan dengan
peningkatan motilitas usus
 Perkusi: nyeri ketuk abdomen dan bunyi timpani pda pasien yang
mengalami kembung
 Palpasi: didapatkan adanya nyeri tekan pada area abdomen pada disentri
amoeba bisa didapatkan adanya pembesaran hatin

h) Bone
Respon nyeri hebat, dehidrasi, dan penurunan volume cairan tubuh akan
menyebabkan kelemahan fisik umum.
Intagumen: pada kondisi lanjut akan didapatkan tanda dan gejala dehidrasi ( turgor
kulit menurun <3 detik ) keringat dingin dan diaphoresis akibat kolik abdomen
3) Diagnosa keperawatan
a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
b) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
c) Resiko keruskan intergritas kulit berhubungan dengan peningkatan prekuensi
BAB
4 INTERVENSI

a) Dx1 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif


Noc: kekurangan voleme cairan teratasi
Kriteria hasil:
keadaan umum membaik
mukosa bibir lembab
Nic :
 pantau waran, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan aktif
 pantau status dehidrasi
 pantau intake dan output
 berikan terapi iv
 tentukan jumlah cairan yang masuk selama 24 jam anjurkan keluarga untuk
memberikan minum bnyak pada pasien
 kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat obatan
( antisekresin,antispasmolitik, antibiotic.)

b) Dx2 hipertermi b/d proses penyakit


Noc: meminimalkan peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil:
Suhu tubuh tidak normal 39,5c
Pasien nampak meringis
Nic:
 pantau suhu tubu tiap 24 jam
 pantau tekanan darah, denyut nadi dan berikan frekuensi pernapasan
 berikan kompres air hangat dikepala ada aksila
 ajarlkan pada pasien/keluarga dalam mengukur suhu ntubuh untuk
mencegah dan mengenali secara dini hipertermi
 kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik

c) Dx3 Resiko keruskan integritas kulit b/d peningkatan frekuensi bab


Noc: menunjukan intrergritas kulir yang dibuktikan oleh indicator hidrasi dan
elasistisitas
Kriteria hasil:
Frekuensi bab lebih dari 3 kali
Ada kemerahan pada anal
Nic:
 Berikan perawatan kulit, berikan perhatian khusus pada lipatan khusus
 Jelaskan kepada klien agar tidak mengosok area yang kemerahan
 Jelaskan tentang pentingnya kebersihan area anal dan jaga agar tetap kering
5 IMPLEMENTASI

Dx1 : Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif

Uraian tindakan :

 mampantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan aktif


 mempantau status dehidrasi
 mempantau intake dan output
 memberikan terapi iv
 menenentukan jumlah cairan yang masuk selama 24 jam anjurkan keluarga
untuk memberikan minum bnyak pada pasien
 mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat obatan
( antisekresin,antispasmolitik, antibiotic

Evaluasi:

S: keluarga pasien mengatakan pasien suda mulai banyak minum air

O: pasien terpasang infus

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

Dx2: pantau suhu tubu tiap 24 jam

Uraian tindakan

 mempantau tekanan darah, denyut nadi dan berikan frekuensi pernapasan


 memberikan kompres air hangat dikepala ada aksila
 mengajarkan pada pasien/keluarga dalam mengukur suhu ntubuh untuk
mencegah dan mengenali secara dini hipertermi
 mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik

Evaluasi:

S: keluarga pasien mengatakan suda tidak demam

O: pasien terpasang infus

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan
Dx3 Resiko keruskan integritas kulit b/d peningkatan frekuensi bab

Uraian tindakan:

 memberikan perawatan kulit, berikan perhatian khusus pada lipatan khusus


 menJelaskan kepada klien agar tidak mengosok area yang kemerahan
 menJelaskan tentang pentingnya kebersihan area anal dan jaga agar tetap
kering

Evaluasi
S: keluarga pasien mengatakan keadaan pasien suda mulai membaik

O: pasien terpasang infus

A: masalah teratasi

P: intervensi dilanjutkan dirumah


DISCHARGE PLENING

1. Aajarkan bagaimana untuk mempertahankan nutrisi yang adekuat

2. anjurkan pada pasien untuk mengosumsi obat obatan sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan

3. beritahukan kepada pasien dan keluarga tentang penting nya menjaga kebersihan

4. ajarkan kepada pasien dan keluaga tentang mencuci tangan yang baik dan teratur

Anda mungkin juga menyukai