A. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori, secara
otomatis saluran pencernaan atas dibagi dua bagian yaitu saluran pencernaan atas
yang mulai dari mulut sampai usus halus bagian distal dan organ aksesori yang
1. Anatomi
a. Mulut
batasi oleh dua sisi pipi yang dibentuk oleh muskulus businatorus, bagian
atas faring.
b. Lidah
Lidah tersusun atas otot yang pada bagian atas dan sampingnya dilapisi
dengan membrane mukosa, lidah pada neonates relative pendek dan lebar.
Lidah menempati kavum oris dan melekat secara langsung pada epiglotis
dalam faring.
c. Gigi
Manusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa
kehidupan yang berbeda-beda. Sel pertama adalah gigi primer (gigi susu
atau desidua), yang bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama
tahun pertama dan tahun kedua kehidupan; selanjutnya set kedua atau set
permanen, menggantikan gigi primer dan mulai tumbuh pada sekitar umur
6 tahun.
d. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan tuba otot dengan ukuran 8-10 cm dari kartilago
e. Lambung
dari lambung antara 30-35 ml saat lahir dan meningkat sampai sekitar 75
f. Usus Kecil
Usus kecil terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Usus kecil
terpendek dari usus kecil yaitu sekitar 7,5-10 cm dengan diameter 1-1,5
cm.
g. Usus Besar
kolon denden dan kolon sigmoid. Panjang usus besar bervariasi, berkisar
sekitar ±180cm.
h. Hati
Hati merupakan glandula paling besar dalam tubuh dan memiliki berat
lunak.
i. Pankreas
j. Peritonium
Peritonium merupakan membrane serosa yang tipis, licin, dan lembab
yang melapisi rongga peritoneum dan banyak organ perut seperti cavum
2. Fisiologi
dalam tubuh berupa zat gizi. Proses sekresi, disgesti dan absorbsi terjadi
secara berkesinambungan pada saluran pencernaan, mulai dari atas yaitu mulut
partikel makanan yang besar oleh gigi dan mencampur makanan, kemudian
volunteer.
B. Definisi
Menurut Sodikin (2011), diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali
sehari, dengan atau tanpa darah dan/atau lender dalam feses, sedangkan diare akut
sendiri didefinisikan dengan diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat. Diare adalah feses keluar dengan cepat dan tidak
lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen
membrane mukosa lambung dan usus halus (Betz, 2002). Diare adalah kondisi
dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta
perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi (feses cair) (Brunner &
Suddarth, 2001). Diare adalah feses keluar dengan cepat dan tidak berbentuk
(Wilkinson, 2006).
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang diare, dapat
melebihi tiga kali dalam sehari yang terjadi secara tiba-tiba dengan konsistensi
feses encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah
atau lendir saja, biasanya disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri dan parasit)
C. Etiologi
1. Faktor Infeksi
yersinis enterocolitica.
e. Protozoa
d. Obat-obatan: antibiotic
g. Obstruksi usus
3. Penyakit Infeksi
D. Manifestasi Klinis
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
3. Demam
5. Anoreksia
6. Lemah
7. Pucat
E. Patofisiologi
Menurut Ngastiyah (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga dan selanjutnya timbul
F. Pathway
DIARE
Keterbatasan informasi Defisit pengetahuan
Ada tiga jenis diare menurut lama terjadinya yaitu diare akut, diare persisten
dan diare kronik. Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu dapat dikelompokkan
menjadi :
1. Diare akut
Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan
b. Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yan hilang 2-5% dari berat
badan
d. Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-
2. Diare persisten
kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.
3. Diare Kronik
gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari.
Diare kronik adalah diare yang bersifat menahun atau persisten dan
cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi
yaitu:
2. Renjatan hipovolemik
4. Hipoglikemia
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
I. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
J. Penatalaksanaan
Prinsip Pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui
tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dan sebagainya).
1. Pemberian cairan
cara oral. Anak dengan dehidrasi > 5% harus dirawat di rumah sakit. Terapi
rehidrasi oral bisa sering berhasil digunakan pada kelompok ini, namun
terapi IV lebih sering digunakan, terutama jika pasien sering muntah dan
a. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan
1) Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
2) Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)
bila anak tidak mau minum susu karena di rumah sudah biasa diberi
makanan padat.
3) Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu
b. Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 tahun Jenis
3. Pemberian Obat
minimum 30 mg.
mengatasi diare.
c. Obat pengeras tinja
d. Antibiotika
seperti:
50.000 U/kgBB/hari.
50 mg/kgBB/hari.
mg/kgBB/hari.
BAB II KONSEP TUMBUH KEMBANG
1. Pengertian Pertumbuhan
and Wong). Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke
dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari total panjang badan.
2. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan
dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,
bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan
kepala, lingkar lengan, lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada
proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi
sampai dewasa, terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada,
tertentu.
yaitu:
yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku
bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain
status kesehatan, serta lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005).
1. Pengertian Perkembangan
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan
diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-
2. Prinsip Perkembangan
sisi umur pun dapat diperkirakan perkembangan anak. Anak usia satu tahun
f. Ada anak usia 12 bulan sudah dapat berjalan tapi anak yang lainnya baru
pengalaman (experience).
kematangan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan
kaki, dan keahlian motorik halus seperti gerakan halus yang dilakukan oleh
mengucapkan kalimat satu kata, 300 kata dalam usia 2 tahun, sekitar usia
4-5 tahun dapat menguasai bahasa ibu serta memiliki sifat egosentris, dan
usia 5 tahun baru tumbuh rasa sosialnya kemudian usia 7 tahun anak
mulai tumbuh dorongan untuk belajar. Dalam membentuk diri anak pada
usia ini belajar sambil bermain karena dinilai sejalan dengan tingakt
Pada usia ini anak mulai menginjak usia remaja yang memiliki
rentang masa dari usia 14/15 tahun hingga usia 21/22 tahun. Pada usia ini
dengan sikap emosional ini mendorong anak untuk bersikap keras dan
mereka dihadapkan pada masa krisis kedua yaitu masa pancaroba yaitu
konflik.
4. Aspek-Aspek Perkembangan
a. Perkembangan Fisik
motorik terdiri dari dua macam, yaitu perkembangan motorik kasar dan
motorik halus.
menggunakan otot – otot tubuh khususnya otot besar seperti otot di kaki
3) Perkembangan Kognitif
4) Perkembangan Bahasa
1) Faktor internal
a) Intelegensi
b) Seks/jenis kelamin
c) Kebangsaan (ras)
2) Faktor eksternal
b) Makanan
c) Budaya.
2. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk
hukum ( legal )
kematangan
A. Pengkajian
(biasanya baru berlangsung 1-2 hari), frekuensi buang air besar (BAB) lebih
dari 3 kali dalam sehari, volume feses kurang lebih jumlahnya 250 mg dalam
sehari, bau feses amis/busuk, pasien panas, muntah, dan kejang, berat badan
lingkar kepala).
2. Data Subyektif
Data subyektif yang didapat yaitu pasien mengeluhkan Buang Air Besar
(BAB) cair, lemas, gelisah, mual muntah, anoreksia, badan panas, frekuensi
BAB cair dalam sehari lebih dari 3 kali, adanya riwayat reaksi alergi terhadap
pola makan anak seperti makan makanan terbuka, suka makan makanan
pedas.
3. Data Obyektif
Data obyektif yang ditemukan yaitu mata cekung, ubun-ubun besar dan
cekung, turgor kulit kurang dan kering, lidah, bibir dan mukosa kering,
konsistensi feses cair, peningkatan suhu tubuh, penurunan BB, dan pasien
c. Tanda-tanda vital
darah menurun (misal 90/40 mmHg), nadi cepat sekali (tachikardi), suhu
terjadi peningkatan, respirasi cepat jika terjadi dehidrasi akut dan berat
yang besar dan agak cekung, rambut rontok atau merah karena
dan wajah tampak lebih pucat dan dapat juga menimbulkan aritmia
jantung
Temuan lain dapat dilihat dari pemeriksaan pada abdomen yaitu umumnya
simetris, supel tidak ada lesi, terdapat bunyi tympani (kembung), umumnya ada
nyeri tekan bagian perut bawah yaitu bagian usus dan dapat terjadi kejang perut,
dan bising usus lebih dari 30 x/menit. Pada anus terjadi iritasi, kemerahan pada
daerah sekitarnya, kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali setelah
1-2 detik.
B. Diagnosa Keperawatan
hospitalisasi.
informasi
aktif (diare)
C. Rencana Keperawatan
Fisiologis
nyeri abdomen adanya peningkatan berat badan sesuai - anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
dengan tujuan Fe
menghindari makanan
berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan - anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
berat badan 20% atau lebih dibawah berat
badan ideal tidak ada tanda malnutrisi dan vitamin C
kerusakan lapisan kulit (dermis) integritas kulit yang baik bisa dipertahankan - hindari kerutan pada tempat tidur
gangguan permukaan kulit (epidermis) tidak ada luka/ lesi pada kulit - jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering
invasi struktur tubuh perfusi jaringan baik
- mobilisasi pasien setiap dua jam sekali
factor yang berhubungan: menunjukkan pemahaman dalam proses
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya - monitor kulit akan adanya kemerahan
eksternal
cedera berulang - oleskan lotion atau minyak/ baby oil pada
- zat kimia, radiasi daerah yang tertekan
mapu melindungi kulit dan mempertahankan
- usia yang ekstrim kelembaban kulit dan perawatan alami - monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- kelembapan - monitor status nutrisi pasien
- hipertermia, hipotermia - memandikan pasien denan sabun dan air
- factor mekanik hangat
Penurunan tekanan nadi Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas - Monitor masukan makanan/ cairan dan
normal hitung intake kalori harian
Penurunan volume nadi
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas - Kolaborasi pemberian cairan IV
Penurunan turgor kulit
turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, - Monitor status nutrisi
Penurunan turgor lidah tidak ada rasa haus yang belebihan
- Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Penurunan haluaran urin
- Dorong masukan oral
Penurunan pengisian vena
- Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
Membrane mukosa kering
- Dorong keluarga untuk membantu pasien
Kulit kering makan
Carpenito L. J. 2009. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi IX.
Alih Bahasa: Kusrini Semarwati Kadar. Jakarta: EGC.
Doenges, EM., Geiser, AC. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC Edisi II.
Jakarta: EGC.
Hawks JH, Black JM. 2010. Medical Surgical Nursing. Winsland House: Elsevier Inc
Nanda. 2015. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Alih bahasa: Budi Santoso.
Jakarta: Prima Medika
Price S A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi VI. Alih
Bahasa:Siti Aminah. Jakarta: EGC.
Simadibrata M. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An S Agama : Hindu
Usia : 6 th Suku Bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SD
Alamat : Br. Titih Pekerjaan : Pelajar
Anak S datang diantar oleh ibunya dengan keluhan BAB cair + 4x dari kemarin,
Anak S datang dengan keluhan BAB cair + 4x dari kemarin konsistensi terdapat
Anak S pernah mengalami sakit seperti ini tahun lalu, setelah berobat ke
puskesmas dan di beri obat diare berkurang dan tidak pernah mengalaminya lagi
LK :-
Status nutrisi : Gizi buruk/ Gizi kurang/ Gizi Baik/ Berisiko Gizi Lebih/
Overweight/ Obese
Anak S terlihat lemas, keadaan umum baik, kesadaran komposmetis, suhu 38,1oC,
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An A Agama : Hindu
Usia : 11 th Suku Bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SD
Alamat : Br. Muncan Pekerjaan : Pelajar
Anak A datang diantar oleh ibunya dengan keluhan demam dari 2 hari yang lalu
Anak A datang untuk berobat dengan keluhan demam, berkeringat terus menurus
Paracetamol syrup
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An K Agama : Hindu
Usia : 15 th Suku Bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SMP
Alamat : Br.Belulang Pekerjaan : Pelajar
Pasien datang diantar oleh ibunya dengan keluhan nyeri perut bagian atas dan
Pasien mengatakan 2 hari yang lalu merasakan perutnya sakit dan terasa panas
yang disertai dengan mual dan muntah 5x karena merasa tidak kuat dengan
Pasien terlihat menahan nyeri (skala nyeri 4), Suhu 36,6oC, Nadi 86x/menit, RR
Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri perut bagian atas terasa panas disertai mual muntah
NO TUJUAN &
INTERVENSI Jam IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
. KRITERIA HASIL
DX
Setelah dilakukan asuhan Kaji KU dan TTV pasien 08.05 Melakukan pengkajian keperawatan kepada pasien S : pasien mengatakan masih terasa
anak K nyeri dan mual
keperawatan 1 x 30 menit
Kaji nyeri yang dialami pasien
diharapkan nyeri O : Pasien terlihat lemas
08.10 Memonitor TTV pasien S:36,6oC, N 86x/menit, RR
berkurang kriteria hasil: Suhu : 36,6 oC
Berikan makanan lunak 22x/ menit, TD 110/70 mmHg Rr : 22 x / menit
sedikit demi sedikit dan Nadi : 86 x/ menit
08.15 TD : 110/70 mmHg
Melaporkan nyeri berikan minuman hangat
Memberikan makanan lunak dan minuman hangat
berkurang atau hilang A : Masalah belum teratasi
08.20
Atur posisi yang nyaman bagi
klien Mengajarkan Teknik relaksasi P : lanjutkan intervensi
08.25 - Berikan makanan lunak sedikit
demi sedikit dan minum hangat
Ajarkan teknik distraksi dan - Anjurkan untuk minum obat sesuai
Memberikan obat sesuai dengan terapi (obat nyeri
reklasasi resep yang telah diberikan
dan mual) - kontrol kembali bila tidak ada
perubahan
Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /
Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang anak usia 6 th datang ke puskesmas dengan keluhan diare + 4x dari kemarin konsistensi cair
terdapat ampas. data yang di dapat saat pengkajian pasien tampak lemas dan demam dengan suhu
38,1oC, BB 20kg, sedangkan menurut keluarga berat badan 1 minggu yang lalu 22kg, bising usus
hiperaktif, data lain ditemukan keadaan umum baik.
Pertanyaan soal
Pilihan jawaban
Kunci Jawaban: D
Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /
Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang anak usia 6 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB cair + 4x dari kemarin dan
demam, saat pengkajian oleh perawat ditemukan membrane mukosa kering, turgor kulit >2 detik, Nadi
89x/mnt, RR 22 x/menit berat badan menurun dari 22kg menjadi 20 kg. ibu sering bertanya tentang
keadaan anaknya.
Pertanyaan soal
Pilihan jawaban
Kunci Jawaban: E
Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)
ID soal 3 (diisi kode identitas soal oleh panitia)
Tinjauan Jabaran
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /
Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang ibu datang ke puskesmas bersama anaknya usia 11 tahun, dengan keluhan demam, sebelumnya
anak tersebut sudah minum obat 5 jam yang lalu tetapi belum juga turun demannya.
Pertanyaan soal
Pilihan jawaban
Kunci Jawaban: B
Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /
Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Anak A. laki-laki berusia 11 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 2 hari yang
lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,6 oC, tidak ada petekie, hangat saat disentuh,
nadi 83 x/menit, RR 20 x/menit.
Pertanyaan soal
Pilihan jawaban
a. Hipertermia
b. Kelebihan volume cairan
c. Nyeri akut
d. Pola nafas tidak efektif
e. Kekurangan volume cairan
Kunci Jawaban: A
Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /
Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang laki-laki berusia 15 tahun datang ke puskesmas diantar ibunya dengan keluhan nyeri ulu hati.
Pada saat pengkajian diperoleh data pasien sering makan yang pedas dan asam, Skala nyeri 4. Pasien
masih bisa makan dan minum walaupun sedikit.
Pertanyaan soal
Pilihan jawaban
a. Deficit pengetahuan
b. Ketidakseimbangan volume cairan
c. Nyeri akut
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Ansietas
Kunci Jawaban: C
Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri