Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

BAB I KONSEP DASAR

A. Anatomi Fisiologi

Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori, secara

otomatis saluran pencernaan atas dibagi dua bagian yaitu saluran pencernaan atas

yang mulai dari mulut sampai usus halus bagian distal dan organ aksesori yang

terdiri atas hati, kandung empedu, dan pancreas (Hidayat, 2006).

1. Anatomi

Menurut Sodikin (2011) anatomi saluran pencernaan adalah sebagai berikut:

a. Mulut

Mulut merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan. Mulut di

batasi oleh dua sisi pipi yang dibentuk oleh muskulus businatorus, bagian

atasnya terdapat palatum yang memisahkannya dari hidung dan bagian

atas faring.

b. Lidah

Lidah tersusun atas otot yang pada bagian atas dan sampingnya dilapisi

dengan membrane mukosa, lidah pada neonates relative pendek dan lebar.

Lidah menempati kavum oris dan melekat secara langsung pada epiglotis

dalam faring.

c. Gigi

Manusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa

kehidupan yang berbeda-beda. Sel pertama adalah gigi primer (gigi susu

atau desidua), yang bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama

tahun pertama dan tahun kedua kehidupan; selanjutnya set kedua atau set

permanen, menggantikan gigi primer dan mulai tumbuh pada sekitar umur

6 tahun.

d. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan tuba otot dengan ukuran 8-10 cm dari kartilago

krikoid sampai bagian kardia lambung. Panjangnya bertambah selama 3

tahun setelah kelahiran, selanjutnya kecepatan pertumbuhan lebih lambat

mencapai panjang dewasa yaitu 23-30 cm.

e. Lambung

Lambung dewasa ditemukan pada lambung fetus sebelum lahir. Kapasitas

dari lambung antara 30-35 ml saat lahir dan meningkat sampai sekitar 75

ml pada kehidupan minggu ke-2, sekitar 10 ml pada bulan pertama, dan

rata-rata pada orang dewasa kapasitasnya 1000 ml.

f. Usus Kecil

Usus kecil terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Usus kecil

memiliki panjang 300-350 cm saat lahir, mengalami peningkatan sekitar

50% selama tahun pertama kehidupan. Duodenum merupakan bagian

terpendek dari usus kecil yaitu sekitar 7,5-10 cm dengan diameter 1-1,5

cm.

g. Usus Besar

Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon assenden, kolon transversum,

kolon denden dan kolon sigmoid. Panjang usus besar bervariasi, berkisar

sekitar ±180cm.

h. Hati

Hati merupakan glandula paling besar dalam tubuh dan memiliki berat

±1.300-1.500 gram. Hepar berwarna merah cokelat, sangat vascular, dan

lunak.

i. Pankreas

Pankreas terletak tranversal diperut bagian atas, antara duodenum dan

limpa dalam retroperitonium.

j. Peritonium
Peritonium merupakan membrane serosa yang tipis, licin, dan lembab

yang melapisi rongga peritoneum dan banyak organ perut seperti cavum

abdomen dan pelvis.

2. Fisiologi

Fisiologi saluran pencernaan terdiri atas rangkaian proses memakan (ingesti)

dan sekresi getah pencernaan ke sistem pencernaan. Getah pencernaan

membantu pencernaan atau digesti makanan, hasil pencernaan akan diserap ke

dalam tubuh berupa zat gizi. Proses sekresi, disgesti dan absorbsi terjadi

secara berkesinambungan pada saluran pencernaan, mulai dari atas yaitu mulut

sampai ke rectum. Mastikasi merupakan proses pengunyahan atau pemecahan

partikel makanan yang besar oleh gigi dan mencampur makanan, kemudian

dilembabkan oleh glandula salivary untuk membentuk bolus (massa berlapis

saliva). Menelan (deglutisi) merupakan suatu respon reflex yang disebabkan

oleh impuls aferen di dalam nervus trigeminus, glosofaringeus dan vagus.

Defekasi sebagian bersifat reflex dan sebagian lain merupakan aktivitas

volunteer.

B. Definisi

Menurut Sodikin (2011), diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali

sehari, dengan atau tanpa darah dan/atau lender dalam feses, sedangkan diare akut

sendiri didefinisikan dengan diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan

anak yang sebelumnya sehat. Diare adalah feses keluar dengan cepat dan tidak

berbentuk (Wilkinson, 2006). Diare akut (gastroenteristis) adalah inflamasi

lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen

parasitic (Wong, 2003). Gastroenteristis didefinisikan sebagai inflamasi

membrane mukosa lambung dan usus halus (Betz, 2002). Diare adalah kondisi

dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta
perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi (feses cair) (Brunner &

Suddarth, 2001). Diare adalah feses keluar dengan cepat dan tidak berbentuk

(Wilkinson, 2006).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang diare, dapat

disimpulkan bahwa diare adalah peningkatan frekuensi defekasi (BAB) yang

melebihi tiga kali dalam sehari yang terjadi secara tiba-tiba dengan konsistensi

feses encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah

atau lendir saja, biasanya disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri dan parasit)

yang menyerang saluran gastrointestinal.

C. Etiologi

Penyebab dari diare dibagi menjadi beberapa faktor yaitu:

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Bakteri: enteropathogenic eschericia coli, salmonella, shigella,

yersinis enterocolitica.

b. Infeksi Virus: enterovirus echoviruses, adnovirus, human

retrovirus, seperti agent, rotavirus.

c. Infeksi Jamur: candida enteritis.

d. Infeksi Parasit: giardia clambia, cryptosporidium.

e. Protozoa

2. Bukan Faktor Infeksi

a. Alergi makanan: susu, protein

b. Gangguan metabolik atau malabsorbsi

c. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

d. Obat-obatan: antibiotic

e. Penyakit usus: enterocolitis, colitis ulcerative, crohn disease

f. Emosional atau stress

g. Obstruksi usus
3. Penyakit Infeksi

Otitis media, infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran kemih.

D. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

2. Terdapat tanda gejala dehidrasi: turgor kulit turun (elastisitas kulit

menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering

3. Demam

4. Mual dan muntah

5. Anoreksia

6. Lemah

7. Pucat

8. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat

9. Menurun atau tidak pengeluaran urine

E. Patofisiologi
Menurut Ngastiyah (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan

timbulnya diare ialah:

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang

berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul

diare.

2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga dan selanjutnya timbul

diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.


3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya pada peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya juga

akan timbul diare.

F. Pathway

Infeksi Malabsorbsi Makanan Faktor


(virus, bakteri, parasite) makanan beracun psikologis

Reaksi inflamasi Tek. Osmotik meningkat Rangsangan saraf

Sekresi cairan dan pergeseran cairan &


elektrolit meningkat elektrolit ke rongga usus Gangguan Mortilitas usus

Isi Rongga Usus


Meningkat Hipermortilitas Hipomortilitas

Sekresi air & elektrolit bakteri tumbuh

DIARE
Keterbatasan informasi Defisit pengetahuan

Dehidrasi Kerusakan mukosa usus Defekasi sering output berlebihan


Absorbsi berkurang

Tubuh kehilangan Nyeri akut Iritasi kulit Ketidakseimbangan


cairan & elektrolit Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
penurunan vol. cairan Resiko kerusakan
Resiko Infeksi
ekstrak sel integritas kulit

Penurunan cairan interstitil

Kekurangan volume Hipertermi


cairan
G. Klasifikasi

Ada tiga jenis diare menurut lama terjadinya yaitu diare akut, diare persisten

dan diare kronik. Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu dapat dikelompokkan

menjadi :

1. Diare akut

Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan

konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan

berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Diare akut berlangsung

kurang dari 14 hari tanpa diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari.

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita, gradasi

penyakit diare dapat dibedakan dalam empat kategori, yaitu:

a. Diare tanpa dehidrasi

b. Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yan hilang 2-5% dari berat

badan

c. Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-

8% dari berat badan

d. Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-

10% dari berat badan.

2. Diare persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan

kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.

3. Diare Kronik

Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan

penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitive terhadap gluten atau

gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari.

Diare kronik adalah diare yang bersifat menahun atau persisten dan

berlangsung 2 minggu lebih.


H. Komplikasi

Komplikasi diare menurut FKUI (2007), diantaranya adalah kehilangan

cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi

yaitu:

1. Dehidrasi (ringan, sedang berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi,

perubahan pada elektrokardigram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena

kerusakan visi mukosa usus halus.

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan.

I. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan


2. Kultur tinja
3. Pemeriksaan elektrolit; BUN, creatinine, dan glukosa
4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

J. Penatalaksanaan
Prinsip Pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui

tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan

glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dan sebagainya).

Penatalaksanaan diare meliputi :

1. Pemberian cairan

Cara penggantian cairan akan tergantung pada derajat dehidrasi. Untuk


mudahnya, anak dengan dehidrasi ringan yaitu < 5%, bisa dikelola dengan

cara oral. Anak dengan dehidrasi > 5% harus dirawat di rumah sakit. Terapi

rehidrasi oral bisa sering berhasil digunakan pada kelompok ini, namun

terapi IV lebih sering digunakan, terutama jika pasien sering muntah dan

atau diare banyak.

2. Diet (Pemberian makanan)

a. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan

kurang dari 7 kg. Jenis makanan:

1) Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan

asam lemak tidak jenuh).

2) Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)

bila anak tidak mau minum susu karena di rumah sudah biasa diberi

makanan padat.

3) Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu

dengan asam lemak berantai sedang/tidak jenuh, sesuai dengan

kelainan yang ditemukan.

b. Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 tahun Jenis

makanannya berupa makanan padat atau makan cair/susu sesuai dengan

kebiasaan makan di rumah.

3. Pemberian Obat

a. Obat anti sekresi

1) Asetosal :Dosis yang diberikan 25 mg/tahun dengan dosis

minimum 30 mg.

2) Klorpromazin :Dosis yang diberikan 0,5-1 mg/kgBB/hari.

b. Obat anti spasmolitik

Pada umumnya obat anti spasmolitik seperti papaverine, ekstrak

beladona, opium, loperamid, dan sebagainya tidak diperlukan untuk

mengatasi diare.
c. Obat pengeras tinja

Obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, dan

sebagainya tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare.

d. Antibiotika

Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut,

kecuali bila penyebabnya jelas seperti:

1) Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari.

2) Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari.

Antibiotik lain dapat pula diberikan bila terdapat penyakit penyerta

seperti:

1) Infeksi ringan (OMA, faringitis), diberikan penisilin prokain

50.000 U/kgBB/hari.

2) Infeksi sedang (bronkitis), diberikan penisilin prokain atau ampisilin

50 mg/kgBB/hari.

3) Infeksi berat (bronkopneumonia), diberikan penisilin prokain dengan

klorampenikol 75 mg/kgBB/hari atau ampisilin 75-100 mg/kgBB/hari

ditambah gentamisin 6 mg/kgBB/hari atau derivate sefalosforin 30-50

mg/kgBB/hari.
BAB II KONSEP TUMBUH KEMBANG

A. Konsep Pertumbuhan Usia

1. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan

struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya

multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel dan juga karena bertambah

besarnya sel. (IDAI, 2002).

Pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran. (Whaley

and Wong). Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke

kaki.Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung

lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian

bawah.Pada masa fetal pertumbuhan kepala lebih cepat dibandingkan

dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari total panjang badan.

Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur.

Teori pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu :

a Kartini Kartono membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak


menjadi 5, yaitu :
 0 – 2 tahun adalah masa bayi
 1 – 5 tahun adalah masa kanak-kanak
 6 – 12 tahun adalah masa anak-anak sekolah dasar
 12 – 14 adalah masa remaja
 14 – 17 tahun adalah masa pubertas awal
b Aristoteles membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi
3, yaitu :
 0 – 7 tahun adalah tahap masa anak kecil
 7 – 14 tahun adalah masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah
rendah
 14 – 21 tahun adalah masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari

anak menjadi dewasa.

2. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan

dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002)

Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara

bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan

kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran terhadap

perkembangan emosi, social dan intelektual anak. (Whaley and Wong).

Hidayat (2008) menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami

pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya

ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar

kepala, lingkar lengan, lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada

proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi

sampai dewasa, terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses

kematangan seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada,

hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti

hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks

tertentu.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Supariasa (2001) mengatakan pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor utama

yaitu:

a. Faktor Internal (Genetik)

Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan

yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku

bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam

lingkungan maka pertumbuhan optimal akan tercapai (Supariasa, 2001).

b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain

keluarga, kelompok teman sebaya, pengalaman hidup, kesehatan

lingkungan, kesehatan prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga,

status kesehatan, serta lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005).

Wong, dkk (2008) mengatakan bahwa nutrisi memiliki pengaruh

paling penting pada pertumbuhan. Bayi dan anak-anak memerlukan

kebutuhan kalori relatif besar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan

tinggi dan berat badan.

B. Konsep Perkembangan Usia

1. Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan

diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-

organ, dan sistemnya yang terorganisasi. Dengan demikian, aspek

perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi

dari masing-masing bagian tubuh.Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung

untuk memompakan darah, kemampuan untuk bernafas, sampai kemampuan

anak untuk tengkurap, duduk, berjalan, memungut benda-benda di

sekelilingnya serta kematangan emosi dan sosial anak. (IDAI, 2000)

2. Prinsip Perkembangan

Ada beberapa prinsip dalam perkembangan (Deus,2006), yaitu:

a. Perkembangan merupakan suatu kesatuan.

b. Perkembangan diidentifikasi dalam beberapa aspek. Semua aspek saling

berkaitan. Misalnya, anak belajar membaca berkaitan dengan kesiapan

aspek kognitif (berpikir).

c. Perkembangan dapat diprediksi.


d. Anak sudah dapat berdiri dapat diperkirakan ia akan segera berjalan. Dari

sisi umur pun dapat diperkirakan perkembangan anak. Anak usia satu tahun

diperkirakan sudah dapat berkomunikasi menggunakan satu kata.

Misalnya, ’mam’ untuk menyatakan mau makan.

e. Rentang perkembangan anak bervariasi.

f. Ada anak usia 12 bulan sudah dapat berjalan tapi anak yang lainnya baru

bisa berjalan setelah berusia 18 bulan.

g. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan (maturation) dan

pengalaman (experience).

h. Kematangan (maturation) merupakan proses alami. Kapan masa

kematangan untuk satu kemampuan muncul ditentukan oleh diri anak

sendiri. Faktor gizi dan kesehatan turut menentukan terjadi proses

kematangan.

i. Proses perkembangan terjadi dari atas ke bawah (Cepalocaudal) dan dari

dalam ke luar (proximodistal).

3. Tahap-Tahap Perkembangan

Perkembangan manusia berjalan secara bertahap melalui berbagai fase

perkembangan. Dalam setiap fase perkembangan ditandai dengan bentuk

kehidupan tertentu yang berbeda dengan fase sebelumnya.Sekalipun

perkembangan itu dibagi-bagi ke dalam masa-masa perkembangan, hal ini

dapat dipahami dalam hubungan keseluruhannya. Secara garis besar seorang

anak mengalami tiga tahap perkembangan penting, yaitu kemampuan motorik,

perkembangan fisik dan perkembangan mental.Kemampuan motorik

melibatkan keahlian motorik kasar, seperti menunjang berat tubuh di atas

kaki, dan keahlian motorik halus seperti gerakan halus yang dilakukan oleh

tangan dan jari. Pertumbuhan dan perkembangan fisik mengacu pada

perkembangan alat-atal indra. Perkembangan mental menyangkut


pembelajaran bahasa, ingatan, kesadaran umum, dan perkembagan

kecerdasan. (Menurut Toy Buzan, 2006)

a Anak usia 0-7 tahun

Pada tahun pertama perkembangannya bayi masih sangat tergantung

pada lingkungannya,kemampuan yang dimiliki masih terbatas pada

gerak-gerak, menangis. Usia setahun secara berangsur dapat

mengucapkan kalimat satu kata, 300 kata dalam usia 2 tahun, sekitar usia

4-5 tahun dapat menguasai bahasa ibu serta memiliki sifat egosentris, dan

usia 5 tahun baru tumbuh rasa sosialnya kemudian usia 7 tahun anak

mulai tumbuh dorongan untuk belajar. Dalam membentuk diri anak pada

usia ini belajar sambil bermain karena dinilai sejalan dengan tingakt

perkembangan usia ini.

b Anak usia 7-14 tahun

Pada tahap ini perkembangan yang tampak adalah pada

perkembangan intelektual, perasaan, bahasa, minat, sosial, dan lainnya

sehingga rasullullah menyatakan bahwa bimbingan dititik beratkan pada

pembentukan disiplin dan moral.

c Anak usia 14-21 tahun

Pada usia ini anak mulai menginjak usia remaja yang memiliki

rentang masa dari usia 14/15 tahun hingga usia 21/22 tahun. Pada usia ini

anak berada pada masa transisi sehingga menyebabkan anak menjadi

bengal, perkataan-perkataan kasar menjadi perkataan harian sehingga

dengan sikap emosional ini mendorong anak untuk bersikap keras dan

mereka dihadapkan pada masa krisis kedua yaitu masa pancaroba yaitu

masa peralihan dari kanak-kanak ke masa pubertas. Dalam kaitannya

dengan kehidupan beragama, gejolak batin seperti itu akan menimbulkan

konflik.
4. Aspek-Aspek Perkembangan

Ada beberapa aspek perkembangan, yaitu:

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik sering dikaitkan dengan perkembangan motorik

sehingga dikenal dengan perkembangan fisik motorik. Perkembangan

motorik terdiri dari dua macam, yaitu perkembangan motorik kasar dan

motorik halus.

1) Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan bergerak dengan

menggunakan otot – otot tubuh khususnya otot besar seperti otot di kaki

dan tangan. Gerakan yang tergolong motorik kasar, misalnya merayap,

merangkak, berjalan, berlari, dan melompat.

2) Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan dalam motorik halus adalah kemampuan bergerak

dengan menggunakan otot kecil, seperti yang ada di jari untuk

melakukan aktivitas, seperti mengambil benda kecil, memegang sendok,

membalikan halaman buku dan memegang pensil atau krayon.

3) Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah suatu proses pembentukan

kemampuan dan keterampilan menggunakan alat berpikir.

Perkembangan kognitif berkaitan dengan aktivitas berpikir, membangun

pemahaman dan pengetahuan, serta memecahkan masalah.

4) Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa adalah suatu proses pembentukan kemampuan

dan keterampilan untuk menyampaikan ide, perasaan dan sikap kepada

orang lain. Perkembangan bahasa meliputi mendengar, berbicara,

membaca, dan menulis.

5) Perkembangan Sosial – Emosi


Perkembangan Sosial – Emosional merupakan gabungan dari

perkembangan sosial dan emosi. Perkembangan adalah suatu proses

pembentukan kemampuan dan keterampilan untuk bersosialisasi.

Sedang perkembangan emosi berkaitan dengan kemampuan memahami

hal-hal yang berkaitan dengan perasaan-perasaan yang ada pada diri

sendiri, seperti perasaan senang ataupun sedih, apa yang dapat ia

lakukan, apa yang ingin ia lakukan.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

1) Faktor internal

a) Intelegensi

b) Seks/jenis kelamin

c) Kebangsaan (ras)

2) Faktor eksternal

a) Posisi dalam keluarga

b) Makanan

c) Budaya.

C. Prinsip Asuhan Keperawatan Anak

Dalam keperawatan anak prinsip keperawatan anak adalah :

1. Anak bukan miniatur orang dewasa

2. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan

3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan

derajat kesh, bukan mengobati anak sakit

4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada

kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara

komprehensif dalam memberikan askep anak

5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk

mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran dengan


menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik ) & aspek

hukum ( legal )

6. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi /

kematangan

7. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan


BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian

Anamnesa yang perlu diketahui pada pasien diare sebagai berikut:

1. Riwayat Perjalanan Penyakit

Riwayat perjalanan penyakit yang ditemukan adalah lamanya sakit/diare

(biasanya baru berlangsung 1-2 hari), frekuensi buang air besar (BAB) lebih

dari 3 kali dalam sehari, volume feses kurang lebih jumlahnya 250 mg dalam

sehari, bau feses amis/busuk, pasien panas, muntah, dan kejang, berat badan

selama menderita diare cenderung menurun. Untuk mengetahui berat badan

dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropometri (tinggi badan, berat badan,

lingkar kepala).

2. Data Subyektif

Data subyektif yang didapat yaitu pasien mengeluhkan Buang Air Besar

(BAB) cair, lemas, gelisah, mual muntah, anoreksia, badan panas, frekuensi

BAB cair dalam sehari lebih dari 3 kali, adanya riwayat reaksi alergi terhadap

suatu zat, makanan/minuman, atau lingkungan, dan adanya kebiasaan dan

pola makan anak seperti makan makanan terbuka, suka makan makanan

pedas.

3. Data Obyektif

Data obyektif yang ditemukan yaitu mata cekung, ubun-ubun besar dan

cekung, turgor kulit kurang dan kering, lidah, bibir dan mukosa kering,

konsistensi feses cair, peningkatan suhu tubuh, penurunan BB, dan pasien

tampak lemah dan lemas.


4. Pemeriksaan fisik

a. Kesadarannya composmentis, pada dehidrasi berat dapat terjadi apatis,

somnolen, dan kadang soporokomateus.

b. Keadaan umumnya sedang atau lemah

c. Tanda-tanda vital

Pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan tekanan

darah menurun (misal 90/40 mmHg), nadi cepat sekali (tachikardi), suhu

terjadi peningkatan, respirasi cepat jika terjadi dehidrasi akut dan berat

karena adanya kompensasi asam basa.

d. Pemerisaan head to toe

Pada pemeriksaan head to toe penderita diare ditemukan ubun- ubun

yang besar dan agak cekung, rambut rontok atau merah karena

malnutrisi, mata pada umumnya agak cekung, mukosa kering, bibir

pecah-pecah dan sianosis, lidah kering, tulang pipi biasanya menonjol

dan wajah tampak lebih pucat dan dapat juga menimbulkan aritmia

jantung

Temuan lain dapat dilihat dari pemeriksaan pada abdomen yaitu umumnya

simetris, supel tidak ada lesi, terdapat bunyi tympani (kembung), umumnya ada

nyeri tekan bagian perut bawah yaitu bagian usus dan dapat terjadi kejang perut,

dan bising usus lebih dari 30 x/menit. Pada anus terjadi iritasi, kemerahan pada

daerah sekitarnya, kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali setelah

1-2 detik.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Diare berhubungan dengan inflamasi

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan absorbsi, masukan nutrisi yang tidak adekuat.

3. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare (defekasi).


5. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi, proses inflamasi.

6. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya invasif mikroorganisme,

hospitalisasi.

7. Defisiensi pengetahuan (penyakit diare) berhubungan dengan keterbatasan

informasi

8. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan

aktif (diare)
C. Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Diare NOC NIC
Definisi: feses yang lunak dan tidak berbentuk  bowel elimination Diarea management
Batasan karakteristik  fluid balance - evaluasi efek samping pengobatan terhadap
gastrointestinal
 Nyeri abdomen sedikitnya tida kali defekasi  hydration
per hari - ajarkan pasien untuk menggunakan obat
 electrolyte and acid base balance antidiare
 Kram
Kriteria hasil: - intruksikan pasien/ keluarga untuk mencatat
 Bisisng usus hiperaktif warna, jumlah, frekuensi dan konsistensi dari
 feses berbentuk, BAB sehari sekali- tiga hari
 Ada dorongan feses
 menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi
Faktor yang berhubungan - evaluasi intake makanan yang masuk
 tidak mengalami diare
 Psikologis - identifikasi factor penyebab dari diare
 menjelaskan penyebab diare dan rasional
- Ansietas - monitor tanda dan gejala diare
Tindakan
- Tingkat stress tinggi - observasi turgor kulit secara rutin
 mempertahankan turgor kulit
- ukur diare/keluaran BAB
 Situasional
- hubungi dokter jika ada kenaikan bising usus
- efek samping obat
- intruksikan pasien untuk makan rendah serat,
- penyalahgunaan alkohol
tinggi protein dan tinggi kalori jika
- kontaminan memungkinkan
- penyalahgunaan laktasif - intruksikan untuk menghindari laksative
- radiasi, toksin - ajarkan tehnik menurunkan stress
- melakukan perjalanan - monitor persiapan makanan yang aman
- selang makan

 Fisiologis

- Proses infeksi dan parasite


- Inflamasi dan iritasi
- malabsorbsi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC NIC
kebutuhan tubuh
 nutritional status: food and fluid intake Nutrition Management
Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk
 nutritional status : nutrient intake - kaji adanya alergi makanan
memenuhi kebutuhan metabolic
 weight control - kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Batasan karakteristik:
menentukan jumlak kalori dan nutrisi yang
 kram abdomen Kriteria hasil: dibutuhan pasien

 nyeri abdomen  adanya peningkatan berat badan sesuai - anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
dengan tujuan Fe
 menghindari makanan
 berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan - anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
 berat badan 20% atau lebih dibawah berat
badan ideal  tidak ada tanda malnutrisi dan vitamin C

 kerapuhan kapiler  menunjukkan peningkatan fungsi - berikan substansi gula


pengecapan dari menelan
 diare - yakinkan diet yang dimakan mengandung
 tidak terjadi penurunan berat badan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 kehilangan rambut berlebihan
berarti - berikan makanan yang terpilih (sudah
 bising usus hiperaktif dikonsultasikan dengan ahli gizi)
 kurang makanan - ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian
 kurang infornasi
- monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 kurang minat pada makanan
- berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 penurunan berat badan dengan asupan makan
adekuat - kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
 kesalahan konsepsi
Nutrition Monitoring
 kesalahan informasi
- BB pasien dalam batas normal
 membrane mukosa pucat
- Monitor adanya penurunan berat badan
 ketidakmampuan memakan makanan
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
 tonus otot menurun dilakukan
 mengeluh gangguan sensasi rasa - Monitoring interaksi anak atau orang tua
selama makan
 mengeluh asupan makanan kurang dari RAD
(recommended daily allowance) - Monitor lingkungan selama makan

 cepat kenyang setelah makan - Jadwalkan pengobatan dan Tindakan tidak


selama jam makan
 sariawan rongga mulut
- Monitor kulit kering dan perubahan
 steatorea pigmentasi
 kelemahan otot penguyah - Monitor turgor kulit
 kelemahan otot untuk menelan - Monitor kekeringan, rambut kusam dan
Faktor-faktor yang berhubungan: mudah patah
- Monitor mual, muntah
 factor biologis
- Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan
 factor ekonomi
kadar Ht
 ketidak mampuan untuk mengabsorbsi
- Monitor pertumbuhan dan perkembangan
nutrient
- Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan
 ketidak mampuan untuk mencerna makanan
jaringan konjungtiva
 ketidak mampuan menelan makanan - Monitor kalori dan intaike nutrisi
 factor psikologis - Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan cavitas oral
- Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
Nyeri Akut NOC NIC
Definisi: pengalaman sensori dan emosional  pain level Pain Management
yang tidak menyenangkan yang muncul akibat
 pain control - lakukan pengkajian nyeri secara
kerusakan jaringan yang actual atau potensial
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
atau digambarkan dalam hal kerusakan  comfort level durasi, frekuensi, kualitas dan factor
sedemikian rupa (International Association for
Kriteria hasil: presipitasi
the study of Pain) : awitan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan  mampu mengontol nyeri - observasi reaksi nonverbal dari
akhir yang dapat diantisipasi atau prediksi dan ketidaknyaman
berlangsung < 6 bulan.  melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri - gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Batasan karakteristik: mngetahui pengalaman nyeri pasien
 mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
 Perubahan selera makan frekuensi dan tanda nyeri)
- kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

 Perubahan tekanan darah - evaluasi pengalaman nyeri masa lampau


 menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
 Perubahan frekuensi jantung berkurang - evaluasi Bersama pasien dan tim Kesehatan
lain tentang ketidakefektifan control nyeri
 Perubahan prekuensi pernapasan masa lampau
 Laporan isyarat - bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
 Diaphoresis
- kontrol lingkungan yang dapat
 Perilaku distraksi
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
 Mengekspresikan perilaku pencahayaan dan kebisingan

 Sikap melindungi area nyeri - kurangi faktor presipitasi nyeri

 Focus menyempit - pilih dan lakukan penanganan nyeri


(farmakologi, non farmakologi dan inter
 Indikasi nyeri yang dapat diamati personal)
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri - kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
 Sikap tubuh melindungi
- ajarkan tentang Teknik non farmakologi
 Dilatasi pupil
- berikan analgetic untuk mengurangi nyeri
 Melaporkan nyeri secara verbal
- evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Gangguan tidur
- tingkatkan istirahat
Faktor yang berhubungan:
- kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
 Agen cedera dan tindakan nyeri tidak berhasil
- monitor penerimaan pasien tentang
managemen nyeri
Analgenic Administration
- tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
- cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
- cek Riwayat alergi
- pilih analgesic yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesic ketika pemberian
lebih dari satu
- tentukan analgesic tergantung tipe dan
beratnya nyeri
- tentukan analgesic pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal
- pilih rute pemberian seara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
- monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesic pertama kali
- berikan analgesic tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
- evaluasi efektivitas analgesic, tandan dan
gejala
Kerusakan integritas kulit NOC NIC
Definisi: perubahan/ gangguan epidermis dan  tissue integrity : skin and mucos membranes Pressure Management
atau dermis
 hemodyalis akses - anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
Batasan karakteristik: Kriteria hasil: yang longgar

 kerusakan lapisan kulit (dermis)  integritas kulit yang baik bisa dipertahankan - hindari kerutan pada tempat tidur

 gangguan permukaan kulit (epidermis)  tidak ada luka/ lesi pada kulit - jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering
 invasi struktur tubuh  perfusi jaringan baik
- mobilisasi pasien setiap dua jam sekali
factor yang berhubungan:  menunjukkan pemahaman dalam proses
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya - monitor kulit akan adanya kemerahan
 eksternal
cedera berulang - oleskan lotion atau minyak/ baby oil pada
- zat kimia, radiasi daerah yang tertekan
 mapu melindungi kulit dan mempertahankan
- usia yang ekstrim kelembaban kulit dan perawatan alami - monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- kelembapan - monitor status nutrisi pasien
- hipertermia, hipotermia - memandikan pasien denan sabun dan air
- factor mekanik hangat

- medikasi Insision site care

- lembab - membersihkan, memantau dan meningkatkan


proses penyembuhan pada luka yang ditutup
- imobilitasi fisik dengan jahitan klip atau strapless
 internal - monitor proses kesembuhan area insisi
- perubahan status cairan - monitor tanda dan gejala onfeksi pada area
- perubahan pigmentasi insisi
- perubahan turgor - bersihan area sekitar jahitan atau straple,
menggunakan lidi kapas streril
- factor perkembangan
- gunakan preparate antiseptic, sesuai program
- kondisi ketidakseimbangan nutrisi
- ganti balutan pada interval waktu yang
- perubahan imunologis
sesuai atau biarkan luka tetap terbuka
- perbuhan sirkulasi sesuai program

- kondisi gangguan metabolic


- gangguan sensasi
- tonjolan tulang
Hipertermia NOC NIC
Definisi: peningkatan suhu tubuh diatas kesaran Thermoregulation Fever treatment
normal
Kriteria hasil: - monitor suhu sesering mungkin
Batasan karakteristik:
 suhu tubuh dalam rentang normal - monitor IWL
 konvulsi
 nadi dan RR dalam rentang normal - monitor warna dan suhu kulit
 kulit kemerahan
 tidak ada perubahan warna kulit dan tidak - monitor tekanan darah, nadi dan RR
 peningkatan suhu tubuh diatas kisaran ada pusing - monitor penurunan tingkat kesadaran
normal
- monitor WBC, Hb dan Hct
 kejang
- monitor intake dan output
 takikardi - berikan anti piretik

 takipnea - berikan pengobatan untuk mengatasi


penyebab demam
 kulit terasa hangat
- selimuti pasien
Faktor yang berhubungan:
- lekukan tapid sponge
 anastesia
- kolaborasi pemberian cairan intravena
 penurunan respirasi
- kompres pasien pada lipat paha dan aksila
 dehidrasi
- tingkatkan sirkulasi udara
 pemajanan lingkungan yang panas
- berikan pengobatan untuk mencegah
 penyakit terjadinya mengigil

 pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan Temperature regulation


suhu lingkungan
- monitor suhu minimal tiap 2 jam
 peningkatan laju metabolisme - rencakana monitoring suhu secara continue
 medikasi - monitor TD, nadi dan RR
 trauma - monitor warna dan suhu kulit
 aktivitas berlebihan - monitor tanda-tanda hipertemia dan
hipotermia
- itngkatkan intake cairan nutrisi
- selimuti pasien untuk mecegah hilangnya
kehangatan tubuh
- ajarkan pasien cara mencegah keletihan
akibat panas
- diskusikan tentang pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan efek negative dari
kedinginan
- beritahukan tentang indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan emergency yang
diperlukan
- ajarkan indikasi dari hipotermi dan penangan
yang diperlukan
- berikan antipiretik jia perlu
Vital sign monitoring
- monitor TD, nadi, suhu dan RR
- catat adanya fluktuasi tekanan darah
- monitor vital sign saat pasien berbaring,
duduk atau berdiri
- auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
- monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama dan
setelah aktivitas
- monitor kualitas dari nadi
- monitor frekuensi dan irama pernapasan
- monitor suara paru
- monitor pola pernapasan abnormal
- monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
- monitor sianosis perfier
- monitor adanya cushung triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, penignkatan
sistolik)
- identifikasi penyebab dari perubahan vital
sign
Resiko infeksi NOC NIC
Denifisi: mengalami peningkatan resiko  Immune status Infection control (control infeksi)
terserang organisme patogenik
 Knowledge: infection control - Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
Faktor-faktor resiko: lain
 Risk control
 penyakit kronis - Pertahankan Teknik isolasi
Kriteria hasil:
- diabetes melitus - Betasai pengunjung bila perlu
- obesitas  Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi - Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah
 pengetahuan yang tidak cukup untuk  Mendeskripsikan proses penularan penyakit, berkunjung meninggalkan pasien
menghindari pemajanan pathogen factor yang mempengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya - Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
 pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
tangan
 Menunjukkan kemampuan untuk mencegah
- gangguan peristalsis - Susi tangan setiap sebelum dan sesudah
timbulnya infeksi
- kerusakan integritas kulit tindakan keperawatan
 Jumlak leukosit dalam batas normal
- perubahan sekresi pH - Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
 Menunjukkan perilaku hidup sehat pelindung
- penurunan kerja siliaris
- Pertahankan lingkungan aseptic selama
- pecah ketuban dini pemasangan alat
- pecah ketuban lama - Ganti letak IV perifer dan line central dan
- merokok dressing, sesuai dengan petunjuk umum

- stasis cairan tubuh - Gunakan kateter intermiten untuk


menurunkan infeksi kandung kencing
- trauma jaringan
- Tingkatkan intake nutrisi
 ketidakadekuatan pertahanan sekunder
- Berikan terapi antibiotic bila perlu
- penurunan hemoglobin
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
- imunosupresi dan local
- supresi respon inflamasi - Monitor hitung granulosit, WBC
 vaksinasi tidak adekuat - Monitor keretanan terhadap infeksi

 pemajanan terhadap pathogen lingkungan - Batasi pengunjung


meningkat - Sering pengunjung terhadap penyakit
- wabah menular

 prosedur invasif - Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang


beresiko
 malnutrisi
- Pertahankan Teknik isolasi k/p
- Berikan perawatan kuliat pada area epiderma
- Inspeksi kulit dan membrane mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
- Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah
- Dorong masukan nutrisi yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikam pasien untuk minum antibiotic
sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif
Defisiensi pengetahuan NOC NIC
Definisi: ketiadaan atau defisiensi informasi  Knowledge: disease process Teaching: disease process
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
 Knowledge: health behavior - Berikan penilaian tentang tingkat
Batasan karakteristik: pengetahuan pasien tentang proses penyakit
Kriteria hasil: yang spesifik
 Perilaku hiperbola
 Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman - Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
 Ketidakakuratan mengikuti perintah tentang penyakit, kondisi, prognosis dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
program pengobatan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat
 Ketidakakuratan melakukan tes
 Pasien dan keluarga mampu melaksanakan - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
 Perilaku tidak tepat
prosedur yang dijelaskan secara benar muncul pada penyakit, dengan cara yang
 Pengungkapan masalah tepat
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
Factor yang berhubungan: kembali apa yang dijelaskan perawat/tim - Gambarkan proses penyakit, dengan cara
Kesehatan lainnya yang tepat
 Keterbatasan kognitif
- Identifikasi kmeungkinan penyebab, dengan
 Salah interpretasi informasi
cara yang tepat
 Kurang pajanan
- Sediakan informasi pada pasien tentang
 Kurang minat dalam belajar kondisi, dengan cara yang tepat

 Kurang dapat mengingat - Hindari jaminan yang kosong


 Tidak familier dengan sumber informasi - Sediakan bagi keluarga atau SO informasi
tentang kemajuan pasien dengan cara yang
tepat
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau diindikasikan
- Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara
yang tepat atau diindikasikan
- Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas local, dengan cara yang tepat
- Intruksikan pasien mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat

Kekurangan volume cairan NOC NIC


Definisi: penurunan cairan intravascular,  Fluid balance Fluid Management
interstisial dan interseluler. Ini mengacu pada
dehidrasi, kehilangan cairan tanpa perubahan  Hydration - Timbang popok/ pembalut jika diperlukan
pada natrium
 Nutritional status : food and fluid intake - Pertahankan catatan intake dan output yang
Batasan karakteristik akurat
Kriteria hasil:
 Perubahan status mental - Monitor status hidrasi
 Mempertahankan urine output sesuai dengan
 Penurunan tekanan darah usia dan BB, BJ urine normal, HT normal - Monitor vital sign

 Penurunan tekanan nadi  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas - Monitor masukan makanan/ cairan dan
normal hitung intake kalori harian
 Penurunan volume nadi
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas - Kolaborasi pemberian cairan IV
 Penurunan turgor kulit
turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, - Monitor status nutrisi
 Penurunan turgor lidah tidak ada rasa haus yang belebihan
- Berikan cairan IV pada suhu ruangan
 Penurunan haluaran urin
- Dorong masukan oral
 Penurunan pengisian vena
- Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
 Membrane mukosa kering
- Dorong keluarga untuk membantu pasien
 Kulit kering makan

 Peningkatan hematokrit - Tawarkan snack

 Peningkatan suhu tubuh - Kolaborasi dengan dokter

 Peningkatan frekuensi nadi - Atur kemungkinan tranfusi


- Persiapan untuk tranfusi
 Peningkatan konsentrasi urine
 Penurunan berat badan Hypovolemia Management

 Haus - Monitor status cairan termasuk intake dan


output cairan
 Kelemahan
- Pelihara IV line
Faktor yang berhubungan:
- Monitor tingkat Hb dan hematokrit
 Kehilangan cairan aktif
- Monitor tanda vital
 Kegagalan mekanisme regulasi
- Monitor respon pasien terhadap penambahan
cairan
- Monitor berat badan
- Dorong pasien untuk menambah intake oral
- Pemberian cairan IV monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan volume cairan
- Monitor adanya tanda gejala ginjal
Daftar Pustaka

Carpenito L. J. 2009. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi IX.
Alih Bahasa: Kusrini Semarwati Kadar. Jakarta: EGC.

Davey P. 2005. At a Glance Medicine. Alih Bahasa: Annisa Rahmalia. Jakarta:


Erlangga

Doenges, EM., Geiser, AC. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC Edisi II.
Jakarta: EGC.

Haryawan E. 2009. Kasus Diare. Diunduh dari http://harianseputarindonesia.com.


Diakses pada 15 May 2012.

Hawks JH, Black JM. 2010. Medical Surgical Nursing. Winsland House: Elsevier Inc

Hendrawanto. 2005. Buku Ajar,Ilmu Penyakit Dalam,Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Muttaqin A. 2011. Gangguan Gastrointestinal, Jakarta: Salemba Medika

Nanda. 2015. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Alih bahasa: Budi Santoso.
Jakarta: Prima Medika

Phillips M. 2010.Pedoman Keperawatan Emergensi. Alih Bahas:Monika Ester.


Jakarta:EGC

Price S A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi VI. Alih
Bahasa:Siti Aminah. Jakarta: EGC.

Priyanta A. 2008. EndoskopiGastrointestinal,Jakarta:Salemba Medika.

Simadibrata M. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

Suharyono DR. 2008. Diare Akut,Klinik dan Laboratorik:Jakarta;Rineka Cipta

Waluyo A. Teori dan Praktik Keperawatan, Jakarta: EGC


Resume I

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


BINA USADA BALI
SK. Mendiknas RI. Nomor : 122/D/O/2007
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/Akred/PT/IV/2015
Kompleks Kampus Mapindo, Jln. Padang Luwih Tegal Jaya Dalung-Badung.
Telp(0361)433132;Fax:(0361)419959;email:binausada@yahoo.com;website:binausadabali.ac.id

RESUME KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Ni Nyoman Sumeisa Putri Tgl. Pengkajian: 14 Juni 2021


NIM : C2221181 Jam Pengkajian: 09.00 wita
Puskesmas : Mengwi II Diagnosa Medis: Diare
Tgl . Kedatangan : 14 Juni 2021

1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An S Agama : Hindu
Usia : 6 th Suku Bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SD
Alamat : Br. Titih Pekerjaan : Pelajar

2. KELUHAN UTAMA SAAT INI

Anak S datang diantar oleh ibunya dengan keluhan BAB cair + 4x dari kemarin,

demam dan lemas

3. ALASAN DATANG KE PELAYANAN KESEHATAN

Anak S datang dengan keluhan BAB cair + 4x dari kemarin konsistensi terdapat

ampas dan tidak terdapat lender serta tidak ada darah

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Anak S pernah mengalami sakit seperti ini tahun lalu, setelah berobat ke

puskesmas dan di beri obat diare berkurang dan tidak pernah mengalaminya lagi

sampai saat ini.


5. DATA UMUM KESEHATAN

Keadaan umum : Baik normal

Kesadaran : Compos mentis

BB/TB/ : 20Kg / 115 cm

LK :-

Status nutrisi : Gizi buruk/ Gizi kurang/ Gizi Baik/ Berisiko Gizi Lebih/

Overweight/ Obese

Tanda- Tanda Vital: Suhu :

Nadi : 89 x/menit Tekanan Darah mmHg

Suhu : 38,1 oC Pernafasan 22x/menit

Hasil Pemeriksaan Fisik (data fokus) :

Anak S terlihat lemas, keadaan umum baik, kesadaran komposmetis, suhu 38,1oC,

Nadi 89x/menit, pernapasan 22x/menit, konjungtiva tidak anemis.

6. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI

obat -obatan yang di konsumsi saat ini hanya paracetamol syrup

7. DATA PENUNJANG LAINNYA


-
8. MASALAH KEPERAWATAN (berdasarkan data subyektif dan obyektif pasien
saat ini)

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif

(diare) ditandai dengan BAB cair + 4x dan lemas.


NO TUJUAN &
INTERVENSI Jam IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
. KRITERIA
DX HASIL
Setelah dilakukan  Kaji tingkat dehidrasi pada 09.00  Melakukan pengkajian keperawatan kepada S : pasien mengatakan perut terasa
asuhan keperawatan anak, tentukan kebutuhan pasien anak S sakit
1 x30 menit nutrisi, dan kebutuhan cairan. O : Pasien terlihat lemas
09.05  Memonitor TTV
diharapkan kebutuhan Suhu : 38,1 oC
Suhu : 38,1 oC
cairan terpenuhi Rr : 22 x / menit
 Anjurkan pada ibu untuk Rr : 22 x / menit
kriteria hasil: Nadi : 89 x/ menit Nadi : 89 x/ menit
memberikan banyak minum
pada anak  Menganjurkan pada ibu untuk memberikan A : Masalah belum teratasi
09.10
 Mempertahankan banyak air minum / oralit 1-2 gelas setiap jam
urine output sesuai untuk mencegah bibir dan selaput lendir mulut P : HE
 Anjurkan pada ibu untuk
dengan usia dan - menjelasan mengenai kebersihan
memberikan anak oralit 1-2 kering.
BB, BJ urine lingkungan disekitar rumahnya
gelas setiap jam untuk agar selalu diperhatikan
normal, HT normal 09.15
mencegah bibir dan selaput - membiasakan mencuci tangan
 Tekanan darah,  Menganjurkan pada ibu untuk memberi anak
lendir mulut kering sebelum dan sesudah makan
nadi, suhu tubuh makanan porsi kecil dan sering secara bertahap - memperhatikan kebersihan diri
dalam batas normal sesuai dengan diit, usia dan BB anak. tiap anggota keluarga
 Tidak ada tanda-  Anjurkan pada ibu untuk 09.20
tanda dehidrasi, menggunakan kapas lembab
 Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian
elastisitas turgor dan sabun bayi pada saat
obat anti diare
kulit baik, membersihkan anus setiap 09.30
membrane mukosa BAB, hindari dari pakaian dan
lembab, tidak ada pengalas tempat tidur yang  Menjelaskan pada ibu mengenai penyakit anak
rasa haus yang lembab, ganti popok / kain
belebihan apabila lembab dan basah.

 Anjurkan pada ibu dan anak


agar mencuci tangan dengan
sabun sebelum dan sesudah
makan dan pada saat setelah
BAB.
 Anjurkan pada ibu untuk
memberi anak makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap sesuai dengan diit,
usia dan BB anak.

 Berikan HE pada ibu tentang


penyakit anak.

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

(………………………………………..) (………………………………………..) (……………………………….…..)


Resume II

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


BINA USADA BALI
SK. Mendiknas RI. Nomor : 122/D/O/2007
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/Akred/PT/IV/2015
Kompleks Kampus Mapindo, Jln. Padang Luwih Tegal Jaya Dalung-Badung.
Telp(0361)433132;Fax:(0361)419959;email:binausada@yahoo.com;website:binausadabali.ac.id

RESUME KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Ni Nyoman Sumeisa Putri Tgl. Pengkajian: 15 Juni 2021


NIM : C2221181 Jam Pengkajian: 09.00 wita
Puskesmas : Mengwi II Diagnosa Medis: Febris day 2
Tgl . Kedatangan : 15 Juni 2021

1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An A Agama : Hindu
Usia : 11 th Suku Bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SD
Alamat : Br. Muncan Pekerjaan : Pelajar

2. KELUHAN UTAMA SAAT INI

Anak A datang diantar oleh ibunya dengan keluhan demam dari 2 hari yang lalu

3. ALASAN DATANG KE PELAYANAN KESEHATAN

Anak A datang untuk berobat dengan keluhan demam, berkeringat terus menurus

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Sebelumnya anak A pernah mengalami demam dan diajak ke puskesmas setelah

diberikan obat panasnya akan turun

5. DATA UMUM KESEHATAN


Keadaan umum : Baik normal
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB/ : 40 Kg / 155cm
LK : - cm
Status nutrisi : Gizi buruk/ Gizi kurang/ Gizi Baik/ Berisiko Gizi Lebih/
Overweight/ Obese
Tanda- Tanda Vital: Suhu :
Nadi : 83 x/menit Tekanan Darah 110/70 mmHg
o
Suhu : 38,6 C Pernafasan 20 x/menit
Hasil Pemeriksaan Fisik (data fokus) :
Anak A terlihat lemas, Suhu 38,6oC, Nadi 83x/menit, RR20x/menit, TD 110/70

mmHg, kesadaran komposmetis, tidak ada petekie.

6. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI

Paracetamol syrup

7. DATA PENUNJANG LAINNYA


-
8. MASALAH KEPERAWATAN (berdasarkan data subyektif dan obyektif pasien
saat ini)
Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan pasien

mengeluh demam dengan suhu 38,6oC


TUJUAN &
INTERVENSI Jam IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
DX KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan asuhan  Pantau suhu pasien 09.00  Melakukan pengkajian keperawatan kepada pasien S : pasien mengatakan masih demam
keperawatan 1 x 30 menit anak A
O : Pasien terlihat lemas
 Menganjurkan pada keluarga
diharapkan demam Suhu : 38,6 oC
untuk kompres hangat 09.10  Memonitor suhu tubuh pasien S:38,6oC
berkurang kriteria hasil: Rr : 20 x / menit
Nadi : 83 x/ menit
 Ajurkan pada pasien untuk 09.15 TD : 110/70 mmHg
 Menganjurkan pada ibu untuk kompres hangat
 Suhu tubuh dalam memakai pakian tipis
A : Masalah belum teratasi
batas normal 09.18
 Anjurkan pasien untuk  Menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih P : HE
banyak minum air putih 09.20 - Pantau suhu tubuh pasien
- Perbanyak minum air putih
 Menganjurkan pasien untuk memakai pakian yang - makan sayur dan buah
 Kolaborasi dengan tim medis - minum obat yang telah diberikan
untuk pemberian terapi 09. 25 tipis
- kontrol kembali bila tidak ada
perubahan
 Pemberian obat paracetamol dan vitamin
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

(………………………………………..) (………………………………………..) (……………………………….…..)


Resume III

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


BINA USADA BALI
SK. Mendiknas RI. Nomor : 122/D/O/2007
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/Akred/PT/IV/2015
Kompleks Kampus Mapindo, Jln. Padang Luwih Tegal Jaya Dalung-Badung.
Telp(0361)433132;Fax:(0361)419959;email:binausada@yahoo.com;website:binausadabali.ac.id

RESUME KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Ni Nyoman Sumeisa Putri Tgl. Pengkajian: 16 Juni 2021


NIM : C2221181 Jam Pengkajian: 08.00 wita
Puskesmas : Mengwi II Diagnosa Medis: Gastritis
Tgl . Kedatangan : 16 Juni 2021

1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An K Agama : Hindu
Usia : 15 th Suku Bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SMP
Alamat : Br.Belulang Pekerjaan : Pelajar

2. KELUHAN UTAMA SAAT INI

Pasien datang diantar oleh ibunya dengan keluhan nyeri perut bagian atas dan

terasa panas disertai mual muntah

3. ALASAN DATANG KE PELAYANAN KESEHATAN

Pasien mengatakan 2 hari yang lalu merasakan perutnya sakit dan terasa panas

yang disertai dengan mual dan muntah 5x karena merasa tidak kuat dengan

keadaannya, kemudian pasien dibawa ke puskesmas

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien mengatakan pertama kali mengalami sakit seperti ini

5. DATA UMUM KESEHATAN


Keadaan umum : Baik normal
Kesadaran : Compos mentis
BB/TB/ : 45 Kg / 155cm
LK : - cm
Status nutrisi : Gizi buruk/ Gizi kurang/ Gizi Baik/ Berisiko Gizi Lebih/
Overweight/ Obese
Tanda- Tanda Vital: Suhu :
Nadi : 86 x/menit Tekanan Darah 110/70 mmHg
Suhu : 36,6 oC Pernafasan 22 x/menit
Hasil Pemeriksaan Fisik (data fokus) :

Pasien terlihat menahan nyeri (skala nyeri 4), Suhu 36,6oC, Nadi 86x/menit, RR

22x/menit, TD 110/70 mmHg, kesadaran komposmetis, pasien tampak lemas,

sesekali terlihat mual.

6. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI

Tidak ada obat obatan yang di konsumsi saat ini

7. DATA PENUNJANG LAINNYA


-
8. MASALAH KEPERAWATAN (berdasarkan data subyektif dan obyektif pasien
saat ini)

Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan pasien

mengeluh nyeri perut bagian atas terasa panas disertai mual muntah
NO TUJUAN &
INTERVENSI Jam IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
. KRITERIA HASIL
DX
Setelah dilakukan asuhan  Kaji KU dan TTV pasien 08.05  Melakukan pengkajian keperawatan kepada pasien S : pasien mengatakan masih terasa
anak K nyeri dan mual
keperawatan 1 x 30 menit
 Kaji nyeri yang dialami pasien
diharapkan nyeri O : Pasien terlihat lemas
08.10  Memonitor TTV pasien S:36,6oC, N 86x/menit, RR
berkurang kriteria hasil: Suhu : 36,6 oC
 Berikan makanan lunak 22x/ menit, TD 110/70 mmHg Rr : 22 x / menit
sedikit demi sedikit dan Nadi : 86 x/ menit
08.15 TD : 110/70 mmHg
 Melaporkan nyeri berikan minuman hangat
 Memberikan makanan lunak dan minuman hangat
berkurang atau hilang A : Masalah belum teratasi
08.20
 Atur posisi yang nyaman bagi
klien  Mengajarkan Teknik relaksasi P : lanjutkan intervensi
08.25 - Berikan makanan lunak sedikit
demi sedikit dan minum hangat
 Ajarkan teknik distraksi dan - Anjurkan untuk minum obat sesuai
 Memberikan obat sesuai dengan terapi (obat nyeri
reklasasi resep yang telah diberikan
dan mual) - kontrol kembali bila tidak ada
perubahan
 Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik

 Beri obat sesuai program


terapi
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

(………………………………………..) (………………………………………..) (……………………………….…..)


TEMPLATE SOAL PERAWAT

(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 1 (diisi kode identitas soal oleh panitia)


Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya

Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan

Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis

Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)

Pengetahuan afektif (konatif)

Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif


Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas & istirahat
/ Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/ belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)

Seorang anak usia 6 th datang ke puskesmas dengan keluhan diare + 4x dari kemarin konsistensi cair
terdapat ampas. data yang di dapat saat pengkajian pasien tampak lemas dan demam dengan suhu
38,1oC, BB 20kg, sedangkan menurut keluarga berat badan 1 minggu yang lalu 22kg, bising usus
hiperaktif, data lain ditemukan keadaan umum baik.

Pertanyaan soal

Apa tindakan keperawatan yang akan dilakukan?

Pilihan jawaban

a. Mengkaji riwayat kejadian diare


b. Menganjurkan segera rawat inap
c. Memberikan cairan isotonis secara intra vena
d. Memberikan cairan oral pada pasien dengan pantauan
e. Menganjurkan pada keluarga untuk kompres hangat

Kunci Jawaban: D

Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri

Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali


TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 2 (diisi kode identitas soal oleh panitia)


Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya

Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan

Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis

Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)

Pengetahuan afektif (konatif)

Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif


Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas & istirahat
/ Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/ belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)

Seorang anak usia 6 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB cair + 4x dari kemarin dan
demam, saat pengkajian oleh perawat ditemukan membrane mukosa kering, turgor kulit >2 detik, Nadi
89x/mnt, RR 22 x/menit berat badan menurun dari 22kg menjadi 20 kg. ibu sering bertanya tentang
keadaan anaknya.

Pertanyaan soal

Apa masalah keperawatan utama pada kasus diatas?

Pilihan jawaban

a. Resiko gangguan integritas kulit


b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Resiko infeksi
d. Kurang pengetahuan
e. Kekurangan volume cairan

Kunci Jawaban: E

Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri

Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali


TEMPLATE SOAL PERAWAT

(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)
ID soal 3 (diisi kode identitas soal oleh panitia)
Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya

Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan

Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis

Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)

Pengetahuan afektif (konatif)

Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif


Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas & istirahat
/ Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/ belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)

Seorang ibu datang ke puskesmas bersama anaknya usia 11 tahun, dengan keluhan demam, sebelumnya
anak tersebut sudah minum obat 5 jam yang lalu tetapi belum juga turun demannya.

Pertanyaan soal

Kapankan pemberian obat ulang setelah pemberian pertama?

Pilihan jawaban

a. 4-5 jam setelah pemberian obat sebelumnya


b. 4-6 jam setelah pemberian obat sebelumnya
c. 4-7 jam setelah pemberian obat sebelumnya
d. 4-8 jam setelah pemberian obat sebelumnya
e. 4-9 jam setelah pemberian obat sebelumnya

Kunci Jawaban: B

Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri

Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali


TEMPLATE SOAL PERAWAT

(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 4 (diisi kode identitas soal oleh panitia)


Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya

Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan

Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis

Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)

Pengetahuan afektif (konatif)

Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif


Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas & istirahat
/ Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/ belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)

Anak A. laki-laki berusia 11 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 2 hari yang
lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,6 oC, tidak ada petekie, hangat saat disentuh,
nadi 83 x/menit, RR 20 x/menit.

Pertanyaan soal

Apakah masalah keperawatan yang dapat diangkat dari kasus diatas?

Pilihan jawaban

a. Hipertermia
b. Kelebihan volume cairan
c. Nyeri akut
d. Pola nafas tidak efektif
e. Kekurangan volume cairan

Kunci Jawaban: A

Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri

Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali


TEMPLATE SOAL PERAWAT

(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 5 (diisi kode identitas soal oleh panitia)


Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya

Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan

Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis

Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural knowledge)

Pengetahuan afektif (konatif)

Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif


Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas & istirahat
/ Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/ belajar/ komunikasi

Tinjauan 7 : Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan & hepatobilier /
Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)

Seorang laki-laki berusia 15 tahun datang ke puskesmas diantar ibunya dengan keluhan nyeri ulu hati.
Pada saat pengkajian diperoleh data pasien sering makan yang pedas dan asam, Skala nyeri 4. Pasien
masih bisa makan dan minum walaupun sedikit.

Pertanyaan soal

Apakah prioritas masalah keperawatan pada pasien?

Pilihan jawaban

a. Deficit pengetahuan
b. Ketidakseimbangan volume cairan
c. Nyeri akut
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Ansietas

Kunci Jawaban: C

Referensi:
Nama pembuat Ni Nyoman Sumeisa Putri

Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali

Anda mungkin juga menyukai