Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan proposal yang berjudul

“Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepi : Umum” tepat pada waktunya.

Dalam menyelesaikan proposal ini, kami banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.

Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu kami dalam penulisan proposal kami ini.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan-kekurangan

yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat kami harapkan dari pembaca demi kesempurnaan

proposal ini, sehingga proposal ini dapat bermanfaat seperti yang kami

harapkan. sebagai akhir kata, kami harapkan semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1

DAftar isi........................................................................................................................... 2

BAB I................................................................................................................................ 3

PENDAHULUAN..............................................................................................................3

A. Latar belakang....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..............................................................................................4

C. Tujuan................................................................................................................ 4

D. Manfaat.............................................................................................................. 5

E. Metode Penulisan...............................................................................................5

F. Sistematika Penulisan............................................................................................5

BAB II............................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN.................................................................................................................6

A. Landasan teori....................................................................................................6

B. Tujuan................................................................................................................ 6

C. Aktivitas dan Indikasi..........................................................................................7

D. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Sensori...........................................7

Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik....................................................8

Terapi Stimulasi Sensori Menggambar....................................................................12


Terapi Stimulasi Sensori Menonton TV/Video.........................................................16

Pengorganisasiaan Dan Role Play.................................................................................20

A. Pengorganisasian.............................................................................................20

Peran Dan Tugas....................................................................................................20

B. Role Play.......................................................................................................... 22

BAB III............................................................................................................................ 27

PENUTUP...................................................................................................................... 27

A. Simpulan.......................................................................................................... 27

B. Saran................................................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu

terapi modalitas sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh

sekelompok klien dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin

dan diarahkan seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang

terlatih. Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien gangguan

interaksi sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi

sensori. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya

menstimulasi semua panca indra (sensori) agar memberi respon yang

adekuat (Kelliat B.A & Akemat,2004). Terapi ini diberikan karena klien

tidak mampu berespon dengan lingkungan sosialnya.

Kerusakan interaksi sosial merupakan percobaan untuk

menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan

dengan orang lain atau suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian

maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung

(Rawlins, 1993). Kerusakan interaksi sosial terjadi apabila individu

menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka

dengan orang lain. Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan

ketidakpuasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan

oleh kurangnya peran serta dan tidak mampu berespon dengan

lingkungan sosialnya, kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak

percaya diri dan keinginan menghindar dari orang lain. Apabila tingkah
laku tersebut tidak segera ditanggulangi dapat menyebabkan klien

mengalami gangguan jiwa yang lebih berat seperti munculnya

halusinasi, risiko mencederai diri dan orang lain dan penurunan minat

kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien dengan

kerusakan interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan

pendekatan kelompok. Hal ini dapat dilakukan terapi aktivitas

kelompok, penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa

memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan kekambuhan

serta pemulihan harga diri klien selama dirawat di Rumah Sakit.

Dinamika kelompok membantu klien meningkatkan perilaku adaptif

serta mengurangi perilaku maladaptif.

Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas

kelompok dapat memberikan dampak positif dan dapat membantu klien

meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif

terutama pada pasien dengan kerusakan interaksi sosial yang salah

satunya disebabkan oleh ketidakmampuan berespon dengan

lingkungan sosialnya.

Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai

tujuan agar klien mampu memberikan respon dan dapat

mengekspresikan perasaan adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi

sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori klien dapat

menggunakan semua panca inderanya untuk merespon stimulus yang

diberikan, sehingga klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan

kemampuan memberi respon terutama terhadap lingkungan


diharapkan klien mampu meningkatkan hubungan sosial dengan orang

lain.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi

sensori sebagai tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa?

C. TUJUAN

Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok:

stimulasi sensori sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan

keperawatan jiwa

D. MANFAAT

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai

prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai tindakan

terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa

E. METODE PENULISAN

Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana

data-data bersifat sekunder. Makalah ini ditunjang dari dari data-data

studi kepustakaan yaitu dari buku-buku literattur penunjang masalah

yang dibahas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI

1. Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk

menstimulasi semua pancaindera (sensori) agar memberi respon

yang adekuat (Keliat, 2009)

2. Terapi aktivitas kelompok:stimulasi sensori merupakan aktivitas

yang digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien,

kemudian diobservasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi

atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan.

Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada

penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik

yang digunakan meliputi fasilitas penggunaan pancaindera dan

kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun

eksternal (Purwaningsih, 2009).

Jadi, terapi stimulasi sensori merupakan jenis terapi dengan

menstimulasi sensori klien untuk mendapatkan reaksi emosi atau

perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi, dan ucapan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum:

Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus

pancaindera yang diberikan


2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatkan kemampuan sensoris

b. Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian

c. Meningkatkan kesegaran jasmani

d. Mengekspresikan perasaan

3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:

a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar

b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat

c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.

C. AKTIVITAS DAN INDIKASI

Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori

adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai

dengan kurang komunikasi verbal. Aktivitas Stimulasi sensori dapat

berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain,

seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian.

Hal yang harus diperhatikan:

1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis

mengingatkan kontrak yang telah disepakati.

2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara

jika klien tetap tidak mau berbicara terapis atau leader

meningkatkan motivasi klien dengan mengatakan “ Yang lain

bisa pasti Bapak bisa “


3. Jika klien melakukan hal –hal yang tidak di inginkan (amuk,

Mengganggu pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang

aturan permainan.

D. JENIS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: STIMULASI SENSORI

TAK stimulasi sensori memiliki 3 sesi yaitu:

a) Sesi 1 : mendengarkan musik

b) Sesi 2 : Menggambar

c) Sesi 3 : Menonton TV/video

Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik

Sesi 1 : mendengar musik

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien

sehingga terjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan

1. Klien mampu mengenali musik yang didengar

2. Klien mempu memberii  respon terhadap music

3. Klien mampu menceritakan perasannya setelh mendengarkan

music

III. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

IV. Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu dangdut, slow music, rohani (religius)


V. Metode

1. Diskusi

2. Sharing persepsi

VI. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi

menarik diri, harga diri rendah dan tidak mau bicara

b. Mempersiakan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

b. Salam dari terapis kepada klien

c. Evaluasi atau validasi

d. Menanyakan perasaan klien saat ini

e. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaiu mendengarkan

music

2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :

° Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus

minta ijin kepeda terapis

° Lama kegiatan 45 menit

° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

selesai
3. Tahap kerja

a) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama,

dan nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah

jarum jam.

b) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis

mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.

c) Terapis dan klien memakai papan nama.

d) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk

tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu

selesai klien akan diminta mencritakan isi dari lagu tersebut dan

perasaan klien setelah mendengan lagu.

e) Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk

tangan (kira-kira 15 menit) music yang diputar boleh diulang

beberapa kali. Terapis mengobservasi respon klien terhadap

musik

f) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan

perasaannya. Sampai semua klie mendapat giliran.

g) Terapis memberiikan pujian, setiap klien menceritakan

perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a) Evaluasi

 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

 Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang

disukai dan brmakna dalam kehidupannya.

c) Kontrak yang akan datang

 Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menggambar.

 Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi Dan Dokumentasi

a) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,

khususnya pada tahap kerja.aspek yang dievaluasi adlah kemampuan

klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori

mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan dalah mengikuti

kegiatan , respon terhadap musi, memberi pendapat tentang musik

yang didengar dan perasaan sat mendengar music. Formulir evaluasi

sebagai berikut:

SESI 1:TAK
STIMULASI SENSORI MENDENGAR MUSIK
KEMAMPUAN MEMBERI RESPON PADA MUSIK

N NAMA KLIEN
ASPEK YANG DINILAI
O

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Memberi respon (ikut benyanyi/ menari/ joget/

menggerakkan tangan dan kaki dagu sesuai

irama)

3. Memberi  pendapat tetang music yang


didengar

4. Menjelaskan perasaan setelah mendengar

lagu

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,

merespon, memberi pendapat, mennyampaikan perasaan tentang

music yang didengar  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien

tidak mampu

b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK

pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti

sesi 1, TAK stimulasi sensori mendengar music. Klien mengikuti

kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama

music namun belum mampu memberi pendapat dan perasaan tentang

music. Latih klien untuk mendengarkan music diruang rawat.

Terapi Stimulasi Sensori Menggambar

Sesi 2 : Menggambar
I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada

pasien sehingga terrjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan

1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar

2. Klien dapat memberii  makna gambar

III. Setting

1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

IV. Alat

1. Kertas HV A

2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat digunakan)

V. Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi

VI. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1

b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a) Salam terapeutik

 Salam dari terapis kepada klien

 Terapis dan klien memakai papan nama

b) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini

c) Kontrak

 Terapis menjelaskan ktujuan kegiatan, yaitu

menggambar dan menceritakannya kepada orang lain

 Terapis menjelaskan aturan main berikut

° Jika ada klien yang ingin meninggalkan

kelompok, harus minta izin kepada terapis

° Lama kegiatan 45 menit

° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal

sampai selesai

3. Tahap kerja

a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien

lain .

b) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien

c) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan

yang diinginkan saat ini

d) Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan

memberii penguatan kepada klien untuk terus menggambar.

Jangan mencela klien.

e) Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta

masing-masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan

gambar yang telah dibuatnya pada klien lain. Yang harus


diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar

tersebut untuk klien.

f) Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat

giliran.

g) Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis

mengajak klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a) Evaluasi

 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti

TAK.

 Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan

kelompok.

b) Tindak lanjut

Trapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan

melalui gambar.

c) Kontrak yang akan datang

 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton

TV.

 Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi dan Dokumentasi

a) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,

khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah

kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK


stimulasi sensori menggambar, kemampuan klien yang

diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan, menggambar,

menyebutkan apa yang digambar dan menceritakan makna

gambar.

SESI 2: TAK
STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR
KEMAMPUAN MEMBERI RESPON TERHADAP MENGGAMBAR

N NAMA KLIEN
ASPEK YANG DINILAI
O

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Menggambar sampai selesai

3. Menyebutkan gambar apa

4. Menceritakan makna gambar

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,

menggambar, menyebutkan gambar dan menceritakan makna

gambar. Beri tanda  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak

mampu

b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat

TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien contoh : klien

mengikuti sesi 2 TAK stimulasi sensori menggambar. Klien

mengikuti sampai selesai. Klien mampu menggambar,


menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna

gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan

melalui gambar.

Terapi Stimulasi Sensori Menonton TV/Video

Sesi 3 : Menonton TV / Video

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat

pada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku

II. Tujuan

1. Klien dapat memberii respons terhadap tontonan TV/Video (jika

menonton TV, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan

bermakna terapi untuk klien).

2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.

III. Setting

1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran didepan

televise.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

IV. Alat

1. Video/CD player dan video tape/CD

2. Televise

V. Metode

Diskusi

VI. Langkah kegiatan

1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang tlah mengikuti TAK

sesi 2

b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a) Salam terapeutik

 Salam dari terapis kepada klien

 Terapis dank lien memakai papan nama

b) Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c) Kontrak

 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,  yaitu menonton

TV/video dan menceritakannya

 Terapis menjelaskan aturan main berikut

° Jika ada klien yang ingin meninggalkan

kelompok, harus minta izin kepada terapis

° Lama kegiatan 45 menit

° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal

sampai selesai

3. Tahap kerja

a) Terapus menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

menonton TV/video petikan film “laskar pelangi” dan

menceritakan makna yang telah ditonton.

b) Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan.

c) Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/video


d) Setelah menonton, masing-masing klien diberi kesempatan

menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan

klien. Berurutan searah jarum jam, dimulai dari klien yang ada

disebelah kiri terapis. Sampai semua klien mendapat giliran.

e) Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis

mengajak klien lain bertepuk tangan dan memberiikan pujian.

4. Tahap Terminasi

a) Evaluasi

 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti

TAK

 Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan

kelompok

b) Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang

baik

c) Kontrak yang akan datang

 Menyepakati TAK yang akan dating sesuai dengan

indikasi klien

 Menyepakati waktu dan tempat

5. Evaluasi dan Dokumentasi

a) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,

khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah

kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimlasi

sensori menonton, kemampuan klien yang diharapkan adalah


mengikuti kegiatan, berespon terhadap tontonan,

menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan

saat menonton. Formulir evaluasi sebagai berikut :

SESI 3: TAK
STIMULASI SENSORIS  MENONTON
KEMAMPUAN MEMBERI  RESPON PADA TONTONAN

N NAMA KLIEN
ASPEK YANG DINILAI
O Tn.R Tn.A Tn.S

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir√ √ √

TAK

2. Memberi respon pada saat menonton√ √ √

(senyum, sedih, dan gembira)

3. Menceritakan cerita dalam TV/video √ √ √

4. Menceritakan perasaan saat menonton √ √ √

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,

berespon, menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat

menonton. Beri tanda  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien

tidak mampu

b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat

TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contohnya :

klien mengikuti sesi 3 TAK stimulasi sensori menonton. Klien

mengikuti kegiatan sampai selesai, ekspresi datar, dan tanpa

respon, klien tidak dapat menceritakan isi tontonan dan


perasaannya. Tingkatkan stimulus diruangan, ulang kembali

dengan stimulus yang berbeda.

PENGORGANISASIAAN DAN ROLE PLAY

A. PENGORGANISASIAN

Terapis

Leadear : Nurdianti Royani


Co Leader : Putri Diptera

Observer : Ahmad Zaenudin

Fasilitator : Dara Lintang Umbaran

Novita Rahmawati

Resti Aprillia

Ibnu Hafid

Pasien : Hoerudin Baharsyah

Eneng Susi Susanti

Nendi Hadi Lesmana

Novi Septianti Rosadi

Wulandari

PERAN DAN TUGAS

1. Uraian Tugas Pelaksana

a. Leader

1) Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.

2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.

3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK


4) Memimpin diskusi kelompok.

5) Membuka acara.

b. Co. Leader

1) Mendampingi Leader

2) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.

3) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.

4) Menutup acara diskusi.

c. Fasilitator

1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok

untuk aktif mengikuti jalannya therapy.

d. Observer

1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format

yang tersedia).

2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,

proses, hingga penutupan.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Terapi aktivitas kelompok merupakan timulasi sensori adalah

upaya untuk menstimulasi semua pancaindera (sensoori) agar

member respon yang adekuat. Tujuannya adalah agar klien dapat

berespon terhadap stimulus pancaindera yang diberikan. Aktivitas

Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,


pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan

nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori

adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang

disertai dengan kurang komunikasi verbal.

B. SARAN

Terapi aktivitas kelompok sudah sepantasnya masuk dalam

standar asuhan keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam

standar assuhan keperawatan jiwa khususnya pada tindakan

keperawatan jiwa yang diberikan pada berbagai tatanan pelayanan

kesehatan jiwa utamanya di ruang rawat inap rumah sakit jiwa.

Dengan demikian menjadi kewajiban perawat untuk memberikan

terapi aktivitas kelompok secara rutin sesuai dengan kebutuhan di

berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan menjadikannya

sebagai bagian dari budaya profesional sehingga dapat

meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi

pasien dan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakara: EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta:

Nuha Medika
Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Arifin, Yasir. 2009. Terapi Kelompok. 23 Mei 2009. Arifin Yasir: Blog

(Diakses 28 April 2012).

http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi-

kelompok.html

Candra et al. n.d. Eksistensi Terapi Aktivitas Kelompok dalam

Tindakan Keperawatan Jiwa. (Diakses 28 April 2012).

http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/la

poran-terapi-aktivitas kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai