Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KOLIK ABDOMEN DI RUANG

PERAWATAN LT.II AS-SALAM RS. IBNU SINA MAKASSAR

FIRDAUS
14420211057

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
BAB I
KONSEP DASAR

A. Definisi
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal, Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya
normal. (Amin Huda: 2015.
Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang
timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut).
Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ di dalam perut
(mencret, radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan dari
organ perut (batu empedu, batu ginjal). (Hardi Kusuma: 2015)
B. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
1. Secara mekanis :
a. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan
karena radang)
b. Karsinoma
c. Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di
dalam usus)
d. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
e. Polip (perubahan pada mukosa hidung)
f. Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
2. Fungsional (non mekanik)
a. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi
usus tidak dapat bergerak)
b. Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas)
c. Enteritis regional
d. Ketidak seimbangan elektrolit
e. Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam
darah karena ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
C. Anatomi  Sistem Pencernaan

Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen


bagian atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster
berbentuk huruf J, gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai
sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat
pengisian dan pengosongan lambung. Gaster berlanjut kedalam duodenum
yang berjalan secara anatomis dan visual sulit dibedakan dan jejunum dan
ileum, hanya saja panjang duodenum kira-kira 25cm dan berakhir pada
ligament-ligamen treltz berupa sebuah ligament yang berjalan dari sisi
kanan diafragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat pada
perbatasan duodenum dan jejunum sisa dari usus halus adalah jejunum ¾
bagian akhir disebut ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut
bagian kiri, sedangkan ileum dibagian kanan. Makanan masuk melalui
sphincter pylorium keduodenum, maka sisa makanan akan melalui katub
ileoccal valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar
kedalam usus halus. Pada ujung caecum terdapat appendix vermicularis.
Colon (usus besar) lebih besar dari usus halus yang terdiri dari ceacum,
colon pars desendens, colon pars aseenden, colon transversum dan rectum,
lapisan usus besar terdiri dari tunika serosa tunika submukosa, tunika
muskularis, tunika mukosa.
D. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba –
tiba atau sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan
atau tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen
dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot,
lapisan dari dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri
yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang
berasal dari viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan
darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan disertai
fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa
mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut.
Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari
tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi
dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.
E. Penyimpangan KDM

KOLIK ABDOMEN

Apendisitis akut Kehamilan ektopik


Kolesistitis akut Hernia strangulate Aneurisma yang pecah
Pancreatitis akut Hernia inkarserata Pendarahan limpa, hati
Volvulus usus Perforasi organ dalam

Peradangan Perdarahan
Obstruktif

Hambatan pasase dalam Peningkatan


RESIKO INFEKSI
organ regangan/tarikan, organ,
kontraksi berlebih

Mual, muntah Peningkatan tekanan intra


Merangsang peritoneum
luminer
viseral
RESIKO
DEFISIT VOLUME
CAIRAN Penurunan aliran darah Nyeri viseral

Hipoksia jarinagn dinding GANGGUAN RASA


saluran NYAMAN NYERI

Peningkatan metabolism
anaerob

Penumpukan asam laktat

NYERI

Gelisah gerak paksa

RESIKO CIDERA
F. Manifestasi klinis
1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing
bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus
minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit
atau tidak ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi
“hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri
tekan difus minimal
a. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
b. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus
menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus
menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah
samar (Reeves, 2011).         
G. Klasifikasi
1. Kolik abdomen visceral
Berasal dari organ dalam, visceral di mana intervasi berasal dari saraf
memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot, bukan
karena iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri visceral
diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih ke
area dengan struktur embrional yang sama.
2. Kolik abdomen alih.
Nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran serabut
saraf (Reeves, 2011).
H. Komplikasi
1. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
2. Kolik biliaris
3. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )
I. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fisik :  Tanda - tanda vital
2. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
3. Pemeriksaan rectal
4. Laboratorium : leokosit, HB
5. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
6. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmoid yang tertutup.
7. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis
dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh
lipatan khusus.
8. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolik
J. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
1. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
2. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
3. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi
4. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
5.  Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu
beresiko
6. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi
usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua. Sedangkan
penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :
a. Terapi Na + K + komponen darah
b. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
c. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
d. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus
ke area penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif
dengan pasien berbaring miring ke kanan
e. Antasida ( obat yang melawan keasaman )
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, jenis
kelamin, alamat, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, tanggal
masuk Terdapat juga identitas penanggung jawab yaitu nama, umur,
jenis kelamin, pendidikan dan hubungan dengan klien.
2. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang terjadi pada pasien dengan kolik abdomen
yaitu nyeri uluh hati, merasa lemas, mual, muntah, nafsu makan
berkurang dan terjadinya sakit kepala.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang keluhan yang dirasakan oleh
klien mengeluh sakit uluh hati dan mual.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak mempunyai penyakit yang sama.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan
klien dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital, kesadaran klien juga
di amati apakah komposmentis dan keadaan sakit juga di amati
apakah sedang, berat, ringan atau tampak tidak sakit.
b. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
Memeriksakan apakah terjadi edema pada wajah
2) Wajah
Memeriksakan apakah kongjungtiva pucat, apakah skelera
ikterus.
3) Leher
Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah ada
kelenjar tiroid membear, pembuluh limfe, pelebaran vena
jungularis.
4) Thoraks
Mendengar bunyi Jantung
5) Abdomen
Terdapat nyeri/ rasa terbakar epigastrik dan Memeriksakan
bising usus pada empat kuadran
4. Pengkajian perkebutuhan
a. Aktivitas/ istrahat
Tanda dan gejala :
kelemahan, kelelahan, malaise, cepamat lelah, insomnia, tidak tidur
semalaman karena diare, merasa gelisah dan ansietas,pembatasan
aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.
b. Sirkulasi
Tanda dan gejala
Tachikardi ( respons terhadp demam, dehidrasi, proses inflamasi,
dan nyeri )
c. Makanan/ cairan
Tanda dan gejala :
Nyeri uluh hati, mual Penurunan berat badan.Tidak toleran
terhadap diet/sensitif misalnya buah/sayut, prroduk susu, makanan
berlemak dan membrane mukosa bibir.
d. Intergritas ego
Tanda dan gejala;
Ansietas, ketakutan, emosi,  kesal, stressor, hubungan dengan
keluarga dan lain-lain.
e. Nyeri/ kenyamanan
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan
defekasi ).Titik nyeri berpindah, nyeri tekan ( atritis ).
f. Hygiene
Tanda dan gejala:
Kesulitan melakukan tugas perawatan diri.
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Defisit pengetahuan
C. Intervensi keperawatan (SIKI, 2018, SLKI 2019)
N Diagnose Tujuan dan Intervensi Rasional
o keperawat kriteria hasil
an
1. Nyeri Nyeri dapat Manajemen Nyeri Observasi
akut terkontrol atau Observasi  Untuk
berkurang 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, mengetahui
dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas, karakter dan
hasil: insentitas nyeri lokasi terjadi
1. Keluhan 2. Identifikasi skala nyeri nyeri
nyeri 3. Identifikasi respon nyeri non  Untuk
menurun verbal menggambar
2. Meringis 4. Identifikasi faktor yang kan tingkat
menurun memperberat dan memperingan nyeri
3. Gelisah nyeri  Untuk
menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan mengetahui
4. Keluhan keyakinan tentang nyeri tingkat nyeri
mual 6. Identifikasi pengaruh budaya terjadi
menurun terhadap respon nyeri  Untuk
Takikardia 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada mengetahui
membaik kualitas hidup faktor yang
8. Monitor keberhasilan terapi harus
komplementer yang sudah dihindari
duberikan karena akan
9. Monitor efek samping memperburu
penggunaan analgetik k dan faktor
yang harus
Terapeutik di lakukan
1. Berikan teknik non farmakologi untuk
untuk mengurangi rasa nyeri (mis. meringankan
TENS, hipnosis, akupresur, terapi nyeri
musik, biofeedback, terapi pijat,  Untuk
aromaterapi, teknik imajinasi mengetahui
terbimbing, kompres adakah
hangat/dingin, terapi bermain) tindakan non
2. Kontrol lingkungan yang medis yang
memperberat rasa nyeri (mis suhu dilakukan
ruangan, pencahayaan, saat nyeri
kebisingan) berlangsung
3. Fasilitasi istirahat dan tidur  Untuk
4. Pertimbangksn jenis dan sumber mengetahui
nyeri dalam pemelihan strategi pengaruh
meredakan nyeri nyeri
terhadap
Edukasi keseharian
1. Jelaskan penyebab, periode dan pasien
pemicu nyeri  Untuk
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri mengetahui
3. Anjurkan memonitir nyeri secara adanya
mandiri ketidakcoco
4. Anjurkan menggunakan analgetik kan terhadap
secara tepat obat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologi Terapeutik
untuk mengurangi rasa nyeri  Untuk
Kolaborasi mengurangi
Kolaborasi pemberian analgetik komsumsi
obat yang
tidak perlu
 Untuk lebih
meningkatka
n rasa
nyaman
pasien
 Untuk
meningkatka
n rasa
nyaman
pasien
Edukasi
 Untuk
mengetahui
penyebab
nyeri
 Agar saat
nyeri datang
pasien
/keluarga
tahu cara
mengatasiny
a
 Agar
keluarga
tahu tanda
saat nyeri
datang
 Agar nyeri
dapat
teratasi
dengan cepat
 Seperti
relaksasi
nafas dalam

2. Defisit Setelah Manajemen Nutrisi Observasi


nutrisi dilakukan Observasi 1. Untuk
tindakan 1. Identifikasi status nutrisi mengetahui
keperawatan 2. Identifikasi makanan yang disukai status
2x24 jam 3. Monitor asupan makanan nutrisi
diharapkan pasien
pemenuhan Terapeutik 2. Agar pasien
kebutuhan 1. Sajikan makanan secara menarik bisa
pasien tercukupi dan suhu yang sesuai memilih
dengan Edukasi makanan
ekspektasi 1. Anjurkan posisi duduk, jika yang ia
pemenuhan mampu sukai
asupan nutrisi Kolaborasi 3. Untuk
terpenuhi Kolaborasi pemberian medikasi mengetahui
dengan kriteria sebelum makan (mis. Pereda nyeri) porsi
hasil: makan yang
1. Porsi makan dihabiskan
yang di pasien
haiskan
meningkat Terapeutik
2. Pengetahua 1. Agar nafsu
n tentang makan
standar pasien
asupan bertambah
nutrisi yang
tepat Edukasi
meningkat 1. Melatih
3. Nyeri pasien untuk
abdomen duduk
menurun
4. Berat badan Kolaborasi
membaik Mengurangi/
5. Frekuensi menghilangkan
makan rasa nyeri yang
membaik dirasakan pasien
Nafsu makan
membaik
3. Gangguan Setelah u a. Nyeri tidak
rasa dilakukan a. catat keluhan nyeri, termasuk selalu ada
nyaman tindakan lokasi lamanya. tetapi bila ada
keperawatan b. Observasi TTV klien. harus
selama 2x24 c. Kaji ulang faktor yang dibandingkan
jam diharapkan meningkatkan atau menurunkan dengan gejala
nyeri nya nyeri. nyeri pasien
berkurang. d. Berikan makan sedikit tapi sebelumnya
Dengan kriteria sering sesuai indikasi untuk dimana dapat
hasil : pasien. membantu
1. Klien e. Identifikasi dan batasi siagnosa.
menyatakan makanan yang menimbulkan b. Untuk
nyeri mulai ketidaknyamanan. mengetahui
berkurang f. Kolaborasi dengan tim medis perkembangan
2. Ekspresi dalam pemberian terapi klien.
wajah klien c.Membantu
tidak dalam membuat
menyeringai diagn
osa dan
kebutuhan
terapi.
d. Makanan
mempunyai
efek
penetralisir
asam, juga
menghancurkan
kandungan
gaster.
f.Makan sedikit
mencegah
distensi dan
haluaran gastrin.
g.Makanan
khusus yang
menyebabkan
distress
bermacam
h.macam antara
individu.
Penelitian
menunjukkan m
erica dan
kopi berbahaya
dapat
menimbulkan
dispepsia.
h. Untuk
mempercepat
proses
penyembuhan.

D. Pelaksanaan / implementasi
Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana
perawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan secara
optimal.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga
kesehatan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Harvard Health Publishing Havard Medical School (2019). Biliary Colic.


Mount Sinai, Icahn School of Medicine. Abdominal Pain.
Johns Hopkins Medicine. Peritonitis.
Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. Intestinal Obstruction.
Drugs (2019). Renal Colic.
Balentine, J.R. Emedicinehealth (2019). Abdominal Pain (Adults).
Christiano, D. Healthline (2018). Colicky Pain in Babies and Adults and
How to Treat It.
KidsHealth, Nemours (2016). For Parents. Colic.
Wedro, B. MedicineNet (2019). Hernia (Abdominal Hernia) 9 Types,
Symptoms, Causes, and Surgery.
Brusch, J.L. Medscape (2019). Drugs & Diseases. Typhoid Fever Clinical
Presentation.

Anda mungkin juga menyukai