Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. A DENGAN COLIC ABDOMEN DI RUANG AR RAHMAN

RUMAH SAKIT ISLAM PURWOKERTO

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktikum Keperawatan Medikal Medah

Dosen Pembimbing : Ns. Asiandi, S.Kep., M.Sc.

Disusun Oleh:
Khadija Kusumawati (1911020207)
6D Keperawatan S1

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Kolik abdomen merupakan salah satu keadaan darurat non trauma, dimanaseo
rang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongansecepatn
ya untuk dapat mencegah memburuknya keadaan penderita (Nettina, 2012).
Kolik abdomen adalah suatu keadaan yang sangat membutuhkan pertolongan
secepatnyatetapi tidak begitu berbahaya, karena kondisi penderita yang sangat
lemah jadi penderitasangat memerlukan pertolongan dengan segera (Bare, 2011).
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktusintestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliranisi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011)

B. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
1. Secara mekanis :
a. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan
karenaradang)
b. Karsinoma
c. Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di
dalamusus)
d. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
e. Polip (perubahan pada mukosa hidung)
f. Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
2. Fungsional (non mekanik)
a. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus
tidakdapat bergerak)
b. Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkanoleh kecelakaan lalu lintas)
c. Enteritis regional
d. Ketidak seimbangan elektrolit5.
e. Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darahkarena
ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
C. Tanda Gejala
1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah
empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi
terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
2. Mekania sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak
ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat,
nyeri tekan difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus
minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya
kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;
distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri
tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau
berdarah atau mengandung darah samar (Reeves, 2011).

D. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba tiba atau
sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh
pasientergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ
dalamabdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding perut
(nyerisomatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan
berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut
biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan
berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi darinyeri
abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeritersebut.
Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain.
Oleh karena itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau
sekunder dari tempat lain. (Jusuf,2011)

E. Pathways

A pendesitis A kut H ernia Strangulate Kehamilan Ektopik Anuerisma


Kolesistitis Akut Hernia Inkarserata Yang Pecah,Perdarahan Limpa
Pancreatitis Volvulus Usus Hati, Perforasi Organ Dalam

Peradangan Obstruksi Perdarahan

Hambatan Pasase Dalam Organ Peningkatan


Regangan/ tarikan,
oragn kontrasi
berlebih

Mual, Muntah Peningkatan Tekanan Intra Luminer Merangsang Peritoneum Viseral

Anoreksia Penuruna Aliran Darah Nyeri Viseral

Intake Kurang Hipoksia Jaringan Dinding Saluran Respon Nyeri

Peningkatan Metabolisme An Aerob


G angguan Pem enuhan Nyeri
N utrisi K urang D ari Penumpukan Asam Laktat Akut
Kebutuhan (Defisit
nutrisi)
kelemahan
Intoleransi aktivitas

Perubahan status kesehatan

kurang terpapar informasi Kecemasan


F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital
2. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
3. Pemeriksaan rectal
4. Laboratorium : leokosit, HB
5. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
6. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmoid yang tertutup.
7. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan
peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus.
8. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik
G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :

1. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit


2. implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
3. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik,
ileus paralitik atau infeksi
4. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
5. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko
6. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi
usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua.

Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :

1. Terapi Na + K + komponen darah


2. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
3. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
4. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien
berbaring miring ke kanan
5. Antasid ( obat yang melawan keasaman ) (Jusuf, 2011)
H. Fokus Pengkajian
Pengumpulan Data.
1. Anamnesa
a. Identitas Klien yaitu meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,
bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama Pada umumnya keluhan utama
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak. Biasanya terjadi
nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping
gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, obat-obat adiktif dan
kegemukan. Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes
militus.
f. Pemeriksaan Fisik berupa Tanda tanda vital dan persistem ( Sistem
Pernafasan, Kardiovaskuler, Persyarafan, Perkemihan, Pencernaan,
Muskuloskeletal dan Integumen, Endokrin)
g. Pengkajian Psikososial
h. Personal Hygiene dan Kebiasaan
i. Pengkajian Spiritual

I. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi)
2. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan
3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi

J. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi)

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


dan skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetic
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan


- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Monitor asupan makanan
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Anjurkan makan sering porsi sedikit
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
- Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
- Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
- Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
- Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
- Latih teknik relaksasi
- Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Bare, Smeltzer. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8.Jakarta : EGC
Misbach, Jusuf. 2011. Stroke : Aspek Diagnosis, patofisiologi, Manajemen. Jakarta :
Badan
Nettina, Sandra M. 2012. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Penerbit FKUI Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
PPNI. 2017.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1(Cetakan III). Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi II (Cetakan II). Jakarta : DPP PPNI.
Reeves, Charlene J. et al. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Salemba
Medika

LEMBAR PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal masuk : 7 Mei 2022 Jam masuk : 23.50

Tanggal pengkajian : 9 Mei 2022 No. RM : 139785

Jam pengkajian : 15.00 Diagnosa masuk : Colic abdomen

A. IDENTITAS

1. Nama pasien : Ny. A Penanggung jawa biaya : Anak


2. Umur : 65 tahun Nama : Tn. S
3. Suku/bangsa : Jawa Alamat : Wlahar Rt 1/5 Wangon
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Tidak sekolah
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Wlahar Rt 1/5 Wangon

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Keluhan utama : Pasien mengeluh masih merasakan nyeri perut
2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati nyeri yang
diarasa sudah 1 minggu

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Pernah dirawat: Pasien mengatakan tidak pernah dirawat inap sebelumnya dan baru
pertama kali dirawat inap di RSI Purwokerto
2. Riwayat penyakit kronik dan menular : Pasien tidak memiliki Riwayat penyakit
kronik dan menular
3. Riwayat alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat,makanan dan minuman
4. Riwayat operasi : Pasien mengatakan belum pernah melakukan operasi sebelumnya
dan baru pernah pertama kali ini
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keluarga pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
keluarga seperti asma hipertensi dan diabetes melitus
E. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda-tanda vital : S (36,7˚C), N (88x/mnt), RR (22x/mnt), TD (135/88 mmHg), dan


SpO2 (98%) kesadaran compass mentis, keadaan umum lemah

2. Sistem Pernafasan : Tidak ada keluhan batuk dan sesak napas, irama napas tertaur,
suara napas vesikuler, dan tidak menggunakan alat bantu napas.

3. Sistem Kardiovaskuler : Tidak ada keluhan nyeri dada, irama jantung lebih cepat dan
kuat dengan N: 85x/menit, suara jantung s1 s2 normal, CRT < 2 detik, akral teraba
hangat dengan JVP normal

4. Sistem Persyarafan : GCS terukur 15 E4V5M6, gerak reflek normal, tidak ada
keluhan pusing, konjungtiva anemis, pupil isokor, tidak terdapat gangguan
pendengaran, penglihatan, ataupun penciuman. Dan istirahat tidur sedikit terganggu
karena nyeri padaperutnya

5. Sistem Perkemihan : Kebersihan cukup, tidak ada keluhan saat BAK, produksi urine
±3x/hari dengan warna \ kuning dan berbau khas kandung kemih tidak ada
pembesaran kandung kemih dan nyeri tekan, intake cairan oral kurang lebih 2000
cc/hari dan tidak menggunakan alat bantu kateter

6. Sistem Pencernaan : Kebersihan mulut cukup, mukosa bibir kering, tenggorokan


normal tidak ada pembesaran tonsil dengan abdomen tegang, bising usus normal
23x/menit tidak ada riwayat operasi, Sedikit susah BAB 1x sehari konsistensi lkeras
Diet yang dijalani adalah makanan lunak, nafsu makan kurang karena rasa mual
disertai nyeri pada perut skala 4 bagian uluhati muncul hilang timbul

7. Sistem Musculoskeletal dan Integument : Pergerakan sendi bebas, kekuatan otot


5 5
tidak ada kelainan ekstermitas, edema, fraktur dan kelaiann tulang belakang
5 5
tugor kulit agak elastis

8. Sistem Endokrin : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid ataupun kelenjar getah
bening serta tidak ada Riwayat DM sehingga GDS : 98mg/dL terukur normal.

F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan sakitnya merupakan cobaan dari Allah SWT dan sebagai
pembelajaran dalam menjaga kesehatan, pasien tampak kooperatif selama dilakukan
tindakan, Tidak ada gangguan konsep diri

G. PERSONAL HYGIENE DAN KEBIASAAN

Mandi 2x sehari keramas 2-3x seminggu, kuku tidak panjang, ganti pakaian 2x
sehari, menggosok gigi 2x sehari degan kergantungan ringan hanya dibantu sedikit oleh
keluarga dan sisanya bisa dilakukan secara mandiri

H. PENGKAJIAN SPIRITUAL (FICA)


Kebiasaan beribadah klien sebelum sakit biasanya melaksanakan shalat
terkadang berjama’ah di mushola dekat rumah, namun saat sakit klien melaksanakan
shalat 5 waktu sendiri

PENGKAJIAN FICA

F : Falth/belief/keyakinan

Pasien mengatakan sakitnya adalah cobaan dari Allah dan sebegai penggugur
dosa selalu pasrah Ny. A Mengatakan kekuatan terbesarnya selama ini adalah
keluarganya.

I : Impertanie and fluence/pengaruh

Ny. A mengatakan dalam kondisi sakit sembari teap Sholat 5 waktu, berdo’a dan
berusaha untuk sembuh dari sakitnya dan yakin akan kesembuhan karena Ny. A ingin
segera kembali ke rumah.

C : Community/komunitas

Ny. A terkadanag mengikuti kegiatan pengajian yang biasanya ada di desanya


dengan ibu ibu seumurannya

A : Address

Ny. A bersikap kooperatif selama di RS. Dapat bekerjasama dengan tim medis
selama melakukan tindakan keperawatan

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
7/5/2022 Laboratorium
Pemeriksaan darah
8/5/2022 Pemeriksaan USG
Abdomen
7/5/2022 EKG
7/5/2022 Rontgen Thorax AP

J. OBAT YANG DITERIMA


Jenis Dosis

Infus NACL

Injeksi ranitidin 2x1

Injeksi ketorolax 2x30

Amlodipin 1x5mg
Kandesarton 1x8mg
Salbutamol 2x2mg
Furosemid 1-0-0
Spironolacton 1x25mg
ANALISA DATA
NO. Data Fokus Etiologi Problem
1. DS: Agen Pencedera fisiologis Nyeri Akut
- Pasien mengeluh nyeri di perut (inflamasi)
P : Nyeri dating tiba tiba saat telat makan
Q: Nyeri seperti tertusuk tusuk
R: Nyeri di ulu hati
S: Skala nyeri 4
T: Nyeri hilang timbul berlangsung lama
- Pasien mengatakan agak susah tidur karena
nyeri yang dirasakan
DO:
- Keadaan umum sedang
- Pasien tampak mata agak merah dan sedikit
menghitam
- Pasien tampak sedikit lemah tapi masih bisa
berjalan saat tidak nyeri
- TD : 135/88 mmHg
2. DS : Kurangnya Asupan Makan Defisit Nutrisi
- Pasien mengatakan sedikit mual setelah
makan
- Pasien mengatakan tidak terlalu nafsu
makan
- Keluarga pasien mengatakan tampak lebih
kurus badannya
DO :
- Pasien tampak agak lemah
- Berat badan pasien berkurang menjadi 42
kg sebelumnya 46 kg
- Tampak porsi makan hanya ½ -1/4 porsi
dihabiskan
- Mukosa agak pucat

Rumusan Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera fisik (inflamasi)
2. Defisit nutrisi b.d Kurangnya Asupan Makan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Dx. Kep Tujuan (SLKI) Rencana Intervensi (SIKI) Rasional


Dx
1. Nyeri Akut b.d Agen Setelah dilakukan Observasi Observasi
Pencedera fisiologis (inflamasi) tindakan - Monitor TTV - Memastikan nilai TTV dalam
DS: keperawatan keadaan batas normal
- Pasien mengeluh nyeri di selama 2x24 jam - Identifikasi lokasi, karakteristik, - Mengetahui lokasi, karakteristik,
perut diharapkan durasi, frekuensi, kualitas, durasi, frekuensi, kualitas dan
P : Nyeri dating tiba tiba saat tingkat nyeri intensitas nyeri, dan skala nyeri intensitas dan tingkat nyeri yang
telat makan pasien berkurang dirasakan
Q: Nyeri seperti tertusuk dengan kriteria - Identifikasi respon nyeri non verbal - Mengetahui respon nyeri non verbal
tusuk hasil : - Monitor efek samping penggunaan - Memantau efek sampaing
R: Nyeri di ulu hati Luaran : analgetic penggunaan analgesik
S: Skala nyeri 4 Tingkat Nyeri Terapeutik Terapeutik
T: Nyeri hilang timbul 1. Keluhan - Berikan teknik nonfarmakologis - Relaksasi napas dalam untuk
berlangsung lama nyeri untuk mengurangi rasa nyeri mengurangi tingkat nyeri pasien
- Pasien mengatakan agak menurun - Kontrol lingkungan yang - Mengurangi resiko factor yang dapat
susah tidur karena nyeri yang 2. Gelisah memperberat rasa nyeri (mis. Suhu memperberat nyeri/menimbulkan
dirasakan menurun ruangan, pencahayaan, kebisingan) nyeri
DO: 3. Kesulitan - Fasilitasi istirahat dan tidur - Memenuhi kebutuhan istrahat pasien
- Keadaan umum sedang tidur
denga naman dan nyaman
- Pasien tampak mata agak menurun
Edukasi Edukasi
merah dan sedikit menghitam 4. Tekanan
- Jelaskan penyebab periode dan - Memberikan informasi terkait nyeri
- Pasien tampak sedikit lemah darah
pemicu nyeri yang dirasakan pasien
tapi masih bisa berjalan saat membaik
tidak nyeri
TD : 135/88 mmHg Kolaborasi Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesic - Mengurangi/ menghilangkan rasa
jika perlu nyeri yang dirasakan pasien
2. Defisit nutrisi b.d Kurangnya Setelah dilakukan Observasi Observasi
Asupan Makan tindakan - Identifikasi status nutrisi - Mengetahui status nutrisi
DS : keperawatan - Identifikasi kebutuhan kalori dan - Mengetahui kebutuhan kalori dan
- Pasien mengatakan sedikit selama 2x24 jam jenis nutrient jenis nutrient
mual setelah makan diharapkan - Monitor asupan makanan - Memantau asupan makan
- Pasien mengatakan tidak kebutuhan nutrisi - Monitor berat badan - Memantau berat badan
terlalu nafsu makan membaik Terapeutik Terapeutik
- Keluarga pasien mengatakan Luaran : Status - Fasilitasi menentukan pedoman - Memberikan pedoman diet makan
tampak lebih kurus badannya nutrisi diet lunak
DO : 1. Porsi makan - Berikan makan tinggi serat untuk - Untuk mencegah konstipasi
- Pasien tampak agak lemah yang mencegah konstipasi
- Berat badan pasien berkurang dihabiskan Edukasi Edukasi
menjadi 42 kg sebelumnya meningkat - Anjurkan posisi duduk, jika - Untuk memudahkan mencerna
46 kg 2. Berat badan
mampu makanan
- Tampak porsi makan hanya membaik
- Anjurkan makan sedikit tapi sering - Untuk mengurangi rasa mual
½ -1/4 porsi dihabiskan 3. Nafsu makan
Kolaborasi Kolaborasi
- Mukosa agak pucat membaik
- Kolaborasi pemberian medikasi - pemberian medikasi sebelum makan
4. Membrane
sebelum makan, jika perlu yaitu anti mual
mukosa
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk - Pemberian nutrient sesuai dengan
membaik
menentukan jumlah kalori dan kebutuhan tubuh
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Tgl/ Jam Implementasi TTD


DX
1. 9-5-2022/14.45 - Memonitor TTV Khadija K
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
dan skala nyeri
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
- Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Memberikan kontrol lingkungan yang aman dan nyaman
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
- Menjelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
- Berkolaborasi pemberian analgesic jika perlu
- Memonitor efek samping penggunaan analgetic
2. 9-5-2022/16.00 - Mengidentifikasi status nutrisi Khadija K
- Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Memonitor asupan makanan
- Memfasilitasi menentukan pedoman diet
- Memberikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
- Menganjurkan makan sedikit tapi sering
- Berkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
No. Tgl/ Jam Implementasi TTD
DX
1. 10-5-2022/14.45 - Memonitor TTV Khadija K
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
dan skala nyeri
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
- Memberikan teknik nonfarmakologis dengan relaksasi untuk mengurangi rasa
nyeri
- Berkolaborasi pemberian analgesic jika perlu
- Memonitor efek samping penggunaan analgetic
2. 10-5-2022/16.00 - Mengidentifikasi status nutrisi Khadija K
- Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Memonitor asupan makanan
- Memonitor berat badan
- Menganjurkan makan sedikit tapi sering
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
EVALUASI KEPERAWATAN

No.D Tanggal/Jam Catatan Perkembangan TTD


x
1. 9-5-2022/ 17.30 S : Pasien mengatakan nyeri di perut di ulu hati seperti ditusuk tusuk berkurang dengan skala Khadija K
nyeri 3 sebelumnya skala nyeri 4, tidur masih sedikit terganggu karena nyeri
O : Pasien tampak sedikit lemah tampak sedikit gelisah
TD : 130/84 mmHg
A : Masalah belum teratasi
- Keluhan nyeri cukup menurun
- Gelisah cukup menurun
- Kesulitan tidur sedang
- Tekanan darah cukup membaik
P : Melanjutkan intervensi
- Memonitor TTV
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, dan skala
nyeri
- Memberikan kontrol lingkungan yang aman dan nyaman
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
- Memberikan teknik nonfarmakologis dengan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
- Berkolaborasi pemberian analgesic jika perlu
- Memonitor efek samping penggunaan analgetic
2. 9-5-2022/19.30 S: Khadija K
- Pasien masih mengatakan sedikit mual dan tidak terlalu nafsu makan
O:
- Tampak porsi makn tidak habis hanya ¼ porsi
- Mukosa bibir pucat
A : Masalah belum teratasi
- Porsi makan yang dihabiskan cukup menurun
- Berat badan sedang
- Nafsu makan sedang
- Membrane mukosa sedang
P : Melanjutkan intervensi
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Memonitor asupan makanan dan berat badan
- Menganjurkan makan sedikit tapi sering
- Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
- Menganjurkan makan sedikit tapi sering
- Berkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
No.Dx Tanggal/jam Catatan Perkembangan TTD
1. 10-5-2022/17.30 S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri seperti ditusuk tusuk berkurang dengan skala nyeri Khadija K
sebelumnya skala nyeri 3, tidur sudah cukup membaik merasakan nyeri hanya sedikit
O : Pasien tampak sedikit membaik mata sudah tidak terlihat Lelah dan gelisan menurun
TD : 125/80 mmHg
A : Masalah sebagian teratasi
- Keluhan nyeri cukup menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur cukup membaik
- Tekanan darah cukup membaik
P : Melanjutkan intervensi
- Memonitor TTV
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, dan skala
nyeri
- Memberikan kontrol lingkungan yang aman dan nyaman
- Memberikan teknik nonfarmakologis dengan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
- Berkolaborasi pemberian analgesic jika perlu
2. 17-5-2022/19.30 S : Khadija K
- Pasien masih mengatakan tidak mual dan nafsu makan mulai membaik
O:
- Tampak porsi makn tidak habis tetapi mengkat menjadi 3/4porsi
- Mukosa bibir tidak terlalu pucat
- BB : 44 kg
A : Masalah Sebagian teratasi
- Porsi makan yang dihabiskan cukup menurun
- Berat badan cukup membaik
- Nafsu makan membaik
- Membrane mukosa cukup membaik
P : Melanjutkan intervensi
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Memonitor BB
- Memonitor asupan makanan dan berat badan
- Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai