Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

“KOLIK ABDOMEN”

OLEH:

NURHAMIZA MUTAR

BT 1901056

II B

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ns. Kaharuddin, S.kep Kistan, S.kep.Ns.,M.Kes

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

2021
1. KONSEP DASAR MEDIS
A. Defenisi
Colik abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang
timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen atau
perut yang di sebabkan oleh infeksi di dalam organ perut. Faktor
penyebab kolik abdomen adalah konstipasi yang tidak dapat terobati
dan gejala klinis kolik abdomen, distensi, muntah, dan adanya nyeri
tekan pada abdomen. Akhir akhir ini peningkatan kolik abdomen
meningkat sangat pesat. Kejadian penyakit kolik abdomen terjadi
karna pola hidup yang tidak sehat sehingga berdampak pada
kesehatan tubuh (Bare,2011)
Colik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan
yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi
peristaltiknya normal (Reeves, 2011).
B. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a. Secara mekanis :
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang
berdekatan karena radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian
usus di dalam usus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau
saluran)

b. Fungsional (non mekanik)


1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung
distensi usus tidak dapat bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis
yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidak seimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea
dalam darah karena ginjal tidak bekerja secara efektif)
(Reeves, 2011).

C. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba –
tiba atau sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan
atau tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen
dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot,
lapisan dari dinding perut (nyeri somatic).
Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan
berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung
akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah,
pucat dan berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan
diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang
menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri yang
dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri
yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder
dari tempat lain.
1.4 Tanda dan Gejala
a. Keram pada abdomen petengahan sampai atas
b. Distensi mual, muntah
c. Nyeri abdomen bagian kanan
d. Peningkatan bising usus
e. Feses atau vomitus menjadi warna gelap atau berdarah

1.5 Komplikasi
a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )

1.6 Pemeriksaan diagnostic


a. Pemeriksaan fisik :  Tanda - tanda vital
b. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
c.  Pemeriksaan rectal
d. Laboratorium : leokosit, HB
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
f.  Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara
atau lipatan sigmoid yang tertutup.
g. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolik
1.7 Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
b. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena
obstruksi
d. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
e. Ostonomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu
beresiko
Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :
a. Terapi Na + K + komponen darah
b. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
c. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan
intraseluler
d. Dekompresi selang nasoenternal yang panjang dari proksimal usus
ke area penyumbatan selang dapat di masukkan dengan lebih
efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan
e. Antacid (obat untuk melawan keasaman)
f.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien: Nama, usia, alamat, agama, pekerjaan dan pendidikan
2. Identitas Penanggung Jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, hubungan dengan klien.
3. Keluhan utama 
Keluhan utama merupakan hal yang pertama kali dikeluhkan klien
kepada perawat atau pemeriksa.

4. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang.
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual
muntah, demam, nyeri perut kanan atas.

2) Riwayat penyakit dahulu.
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit
yang pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami
termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit.
3) Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit
menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.

5. Psikososial
Di kaji perilaku verbal pasien yaitu bagaimana pasien memberikan
jawaban kepada perawat dan non verbal pasien

6. Pemeriksaan fisik
a. Statatus kesehatan umum : Akan terjadi nyeri perut hebat akibat
proses penyakitnya
b. System respirasi : sesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya
ringan kemungkinan tidak terjadi sesak tapi jika derajat nyerinya
hebat / meninggi akan terjadi sesak
c. System cardiovaskuler : bias terjadi takikardi, bradikardi dan
distrimia atau penyakit jantung lainnya
d. System persyarafan : nyeri abdomen, pusing atau sakit kepala karna
sinar
e. System gastrointestinal : pada system gastrointestinal di dapatkan
intoleran terhadap makanan / nafsu makan berkurang, muntah.
f. System genitourinaria / eliminasi : terjadi konstipasi akibat

intoleransi

B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan
merupakan langkah kedua dalam proses keperawatan yaitu
mengklasifikasi masalah kesehatan dalam lingkup keperawatan. Diagnosa
keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respon seorang,
keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang aktual atau potensial.
Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien
individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan. Tujuan pencacatan diagnosa keperawatan yaitu sebagai alat
komunikasi tentang masalah pasien yang sedang dialami pasien saat ini
dan merupakan tanggung jawab seorang perawat terhadap masalah yang
diidentifikasi berdasarkan data serta mengidentifikasi pengembangan
rencana intervensi keperawatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Data yang dikelompokan, dianalisa dan dipriositaskan masalahnya
maka ditentukan beberapa kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien
Kolik Abdomen
Diagnosa keperawatan pada klien dengan Kolik Abdomen adalah :
a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera Fiologis
Gejala dan tanda mayor

Data subjektif

1. mengeluh nyeri
Data Objektif

1. Tampak meringis
2. Bersikap objektif (missal, waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat dan sulit tidur
5. Sulit tidur
6. Skala nyeri

Gejala dan tanda minor

Data Subjektif

1. (tidak tersedia)

Data Objektif

1. Tekanan darah meningkat


2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaphoresis
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Gejala dan tanda mayor
Data Subjektif
I. Mengeluh lelah
Data Objektif:

1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat


Gejala dan tanda minor
Data Subjektif:
1. Dispnea saat/setelah aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Merasa lemah
Data Objektif:

1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat


2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia
3. Zgambaran EKG menunjukkan iskemia
4. sianosis
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit

Gejala dan tanda mayor

Data Subjektif

1. Mengeluh tidak nyaman

Data Objektif

1. Gelisah

Gejala dan tanda minor

Data Subjektif

1. Mengeluh sulit tidur

2. Tidak mampu rileks

3. Mengeluh kedinginan / kepanasan

4. Meras gatal

5. Mengeluh mual

6. Mengeluh lelah

Data Objektif

1. Menunjukkan gejala distress


2. Tampak merintih / menangis
3. Pola eliminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. iritabilitas

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur


Gejala dan tanda mayor
Data Subjektif

1. Mengeluh sulit tidur


2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidsk cukup

Data Objektif

1. (tidak tersedia)

Gejala dan tanda minor

Data Subjektif

1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun

Data Objektif

1. (tidak tersedia)

e. Resiko deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan


mengabsorpsi makanan

Faktor Risiko

1. Ketidakmampuan menelan makanan


2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Factor ekonomi (mis, financial tidak mencukupi)
6. Factor psikologis (mis, stress, keenggangan untuk makan)

f.Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi


Gejala dan tanda mayor

Data Subjektif:

1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
3. Sulit berkonsentrasi

Data Objektif:

1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur

Gejala dan tanda minor

Data Subjektif:

1. Mengeluh pusing
2. Anoreksia
3. Palpitasi
4. Merasa

Data Objektif:

1. Frekuensi napas meningkat


2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat

PENYIMPANGAN KDM

Apendisitis akut Hernia Starngulate Pendarahan limpa


Kolesistisis akut Hernia Inkarserata hati, perforasi
pancreatitis Volvulus Usus organ dalam
Peradangan Obstruksi perdarahan

Hambatan pasase dalam organ Peningkatan Regakan/tarikan

Konstraksi berlebih

Mual Muntah Peningkatan

tekanan intra lumner Merangsang Peritoncum Viseral

Anoreksia

Penurunan Aliran Darah Nyeri Viseral

Intake Kurang

hipoksia jaringan dinding saluran Respon nyeri

Risiko Defisit Peningkatan metabolisme an aerob Nyeri Akut

Nutrisi

Penumpukan asam laktat Gangguan Rasa Nyaman

Kelemahan Perubahan Satus Dan Kesehatan

Intoleransi Aktivitas Lingkungan Tidak aman

Faktor Psikologis Gangguan Pola Tidur

Penanggulangan Dalam Periode Waktu Ansietas

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
di harapkan dari klien, dan atau/ tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat. Intervensi di lakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang
di harapkan.Dalam buku SIKI (standar luaran keperawatan Indonesia)
akan menjadi acuan bagi perawat dalam menetapkan kondisi atau status
kesehatan seoptimal mungkin yang diharapkan dapat dicapai oleh klien
setalah pemberian intervensi keperawatan.

No Dx Tujuan / Outcome Intervensi Keperawatan


Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan agen selama 3 x 24 jam, 1) Identifikasi lokasi,
pencedera maka tingkat nyeri karakteristik, durasi,
fisiologis menurun dengan frekuensi, kualitas,
kriteria hasil : intensitas nyeri
a) Keluhan nyeri 2) Identifikasi skala nyeri
menurun 3) Identifikasi respon
b) Meringis nyeri non verbal
menurun 4) Identifikasi factor
c) Gelisah menurun yang memperberat dan
d) Sulit tidur memperingan nyeri
menurun 5) Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik
1) Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
2) Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan
tidur
4) Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri

Edukasi
1) Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4) Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi
aktivitas tindakan Observasi
berhubungan keperawatan 3x24
1) Identifikasi
dengan jam maka
gangguan fungsi
kelemahan diharapkan
tubuh yang
fisik intoleransi aktivitas
mengakibabkan
meningkat dengan
kriteria hasil:
kelelahan
1) Keluhan lelah
2) Monitor pola dan
menurun
jam tidur
2) Perasaan lemah
3) Monitor lokasi dan
menurun
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas

Terapeutik

1) Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
2) Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
3) Fasilitasi duduk
disisi tempat
tidur,jika tidak dapat
pindah atau berjalan

Edukasi

1) Anjurkan tirah
baring
2) Anjurkan melekukan
aktivitas secara
bertahap
3) Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang

Kolaborasi

1) Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
3. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Tidur
pola tidur tindakan keperawatan Observasi
berhubungan selama 3 x 24 jam, 1) Identifikasi pola
dengan maka pola tidur aktivitas dan tidur
kurang membaik maka 2) Identifikasi factor
control tidur kriteria hasil : penganggu tidur
1) Keluhan sulit 3) Identifikasi makanan
tidur menurun dan minuman yang
2) Keluhan tidak menganggu tidur
puas tidur tidur Terapeutik
menurun 1) Modifikasi lingkungan
3) Kemampuan 2) Batasi waktu tidur
beraktivitas siang
meningkat. 3) Fasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur
4) Tetapkan jadwl tidur
rutin
5) Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
Edukasi
1) Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
2) Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
3) Anjurkan menghindari
makanan / minuman
yang menganggu tidur
4) Ajarkan factor factor
yang berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur
5) Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi
lainnya.
4. Ansietas Setelah di lakukan Reduksi ansietas
berhubungan tindakan selama 3x24 Observasi
dengan jam maka di 1) Identifikasi saat
kurang harapkan verbalisasi tingkat ansietas
terpapar kebibungan menurun berubah
informasi di tandai dengan : 2) Identifikasi
1) Konsentrasi kemampuan
meningkat mengambil keputusan
2) Keluhan pusing 3) Monitor tanda tanda
menurun ansietas (verbal dan
3) Perilaku gelisah non verbal)
menurun Terapeutik
1) Ciptakan suasana
teraputik
2) Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasan
3) Pahami situasi yang
membuat ansietas
4) Dengarkan dengan
penuh perhatian
Edukasi
1) Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin di alami
2) Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
3) Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
4) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberia
obat antiansietas.

D. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan
asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan(Koerniawan et al.,
2020) Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi
adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk
menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan
melakukan teknik psikomotor, kemampuan melakukan observasi
sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan
advokasi, dan kemampuan evaluasi (Koesnadi, 2019).

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari Diagnosa keperawatan,
rencana intervensi, dan implementasi. Untuk memudahkan perawat
mengevaluasi atau memantau perkembangan klien, digunakan
SOAP/SOAPIER. Penggunaan tersebut tergantung dari kebijakan
setempat. Pengertian SOAPIER sebagai berikut : (Setiadi, 2012).

Ada 2 jenis evaluasi keperawatan yaitu:

a. Evaluasi Formatif (proses)

Data Subjektif Adalah perkembangan keadaan yang didasarkan pada


apa yang didasarkan, dikeluhkan, dikemukakan klien.

O : Data Objektif Perkembangan yang bisa diamati yang dilakukan


oleh perawat atau tim kesehatan lainnya.

A : Analisis Penelitian dari dua jenis data (baik subjektif maupun


objektif) apakah perkembangan kearah perbaikan atau
kemunduran.

P : Planning Rencana penanganan klien yang didasarkan oleh hasil


analisis diatas yang berisi melanjutkan perencanaan sebelumnya
apabila keadaan atau masalah belum teratasi

b. Evaluasi Sumatif (hasil)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara


tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara
keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu
ditinjau kembali, agar di dapat data-data, masalah atau rencana yang
perlu dimodifikasi.

S : Data Subjektif Adalah perkembangan keadaan yang didasarkan


pada apa yang didasarkan, dikeluhkan, dikemukakan klien.
O : Data Objektif Perkembangan yang bisa diamati yang dilakukan
oleh perawat atau tim kesehatan lainnya.

A : Analisis Penelitian dari dua jenis data (baik subjektif maupun


objektif) apakah perkembangan kearah perbaikan atau
kemunduran.

P : Planning Rencana penanganan klien yang didasarkan oleh hasil


analisis diatas yang berisi melanjutkan perencanaan sebelumnya
apabila keadaan atau masalah belum teratasi.

I : Implementasi Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana

E : Evaluasi Yaitu penilaian tentang sejauh mana rencana tindakan


dari evaluasi telah dilaksanakan dan sejauh masalah klien
teratasi.

R : Reassessment Bila hasil evaluasi menunjukkan masalah belum


teratasi, pengkajian ulang perlu dilakukan kembali melalui
proses pengumpulan data subjektif dan proses analisanya

DAFTAR PUSTAKA

Bare BG., Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Koerniawan, D., Daeli, N. E., & Srimiyati, S. (2020). Aplikasi Standar Proses
Keperawatan: Diagnosis, Outcome, dan Intervensi pada Asuhan
Keperawatan. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(2), 739–751.
https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1198
Koesnadi, R. S. U. H. (2019). Dokumentasi Asuhan Keperawatan.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, 2010

PPNI, (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, (2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Jakarta: DPP PPNI.

Reeves(2011). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: medical-surginal


nursing.

Suratun, Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


pencernaan. Jakarta: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai