Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS KOLIK ABDOMEN

DI RUANGAN BAAK RSUD STIKes WIDYA NUSANTARA PALU


KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NURSAFANA B.R AMIN


NIM : 2021032077

CI LAHAN

Ns. Viere Allanled Siauta, S.Kep., M.Kep.


NIK. 2021032081

PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
KONSEP TEORITIS

1. Pengertian

Kolik abdomen merupakan salah satu keadaan darurat non trauma, dimana
seorang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan
secepatnya untuk dapat mencegah memburuknya keadaan penderita (Nettina,
2017). Kolik abdomen adalah suatu keadaan yang sangat membutuhkan
pertolongan secepatnya tetapi tidak begitu berbahaya, karena kondisi penderita
yang sangat lemah jadi penderita sangat memerlukan pertolongan dengan segera
(Bare, 2016).
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktus intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2016).
2. Etiologi

Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :


a. Secara mekanis :
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena
radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam
usus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak
dapat bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan
oleh kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidak seimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena
ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2016).
3. Patofisiologi

Colic abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus sepanjang traktus
intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari
organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari adalah infeksi dalam
organ perut (diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih). Sumbatan
dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan
abdomen yang dapat terjadi karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba
dan berlangsung kurang daari 24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta
gejala seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik.
Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri
viseral. Dari otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen biasanya
mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walupun
sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan dari tempat lain. Oleh karena
itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder
dari tempat lain
4. Pathway Keperawatan

Adhesi,Volvulus, Intesepsi, Hernia, Tumor

Akumulasi gas dan cairan


Klien dirawat inap
pada proksimal dari
obstruktur
Reaksi hospital
Distensi abdomen, dan
retensi cairan
Kurang informasi

Absorpsi berkurang,
sekresi lambung Ansietas
meningkat Difisit nutrisi

Tekanan intralumen
meningkat

Nyeri akut

5. Manifestasi Klinik

1. Mekanika sederhana – usus halus atas


Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah
empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi
terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau
tidak ada –kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush”
meningkat, nyeri tekan difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus
minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya
kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn
nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau
berdarah atau mengandung darah samar (Reeves, 2016).
6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan fisik :  Tanda - tanda vital.


b. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri.
c. Pemeriksaan rectal.
d. Laboratorium : leukosit, HB.
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmoid yang tertutup.
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar
serum amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus.
h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik
(Reeves, 2016).
7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :


1) Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit.
2) Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis.
3) Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi.
4) Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
5) Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
6) Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi
usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua.
b. Penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :
1) Terapi Na + K + komponen darah.
2) Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan.
3) Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler.
4) Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien
berbaring miring ke kanan.
5) Antasid ( obat yang melawan keasaman ).
6) Antihistamine (adalah obat yang berlawanan kerja terhadap efek histamine)
KONSEP DASAR KEPERWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan


suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data
dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan)
kemudian data dianalisis sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan.
a. Data Umum
Anoreksia dan malaise, demam, takikardia, diaforesis, pucat, kekakuan
abdomen, kegagalan untuk mengeluarkan feses atau flatus secara rektal,
peningkatan bising usus (awal obstruksi), penurunan bising usus (lanjut), retensi
perkemihan dan leukositosis.
b. Data Khusus
1) Berat, nyeri abdomen seperti kram, peningkatan distensi.
2) Distensi ringan
3) Mual.
4) Muntah
5) Dehidrasi
6) Ketidaknyamana abdominal ringan
7) Distensi berat
8) Muntah fekal laten
9) Dehidrasi laten : asidosis jarang
2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.


2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria
Hasil
1. Nyeri akut Setelah Manajemen
berhubungan dilakukan Nyeri
dengan tindakan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui

trauma keperawata lokasi, nyeri secara

dibuktikan n selama 3 karakteristik, komprehensif.

dengan klien x 24 jam durasi,


mengeluh maka frekuensi,
nyeri. tingkat kualitas,
nyeri intensitas,
menurun intensitas
dengan nyeri.
kriteria 2. Untuk mengetahui
hasil : 2. Identifikasi
skala nyeri sehingga
 Keluha skala nyeri.
dapat dibuat
n nyeri intervensi yang tepat.
menuru
n (5)
 Mering
is
menuru 3. Untuk mengetahui
3. Identifikasi
n (5) keadaan klien ketika
respons nyeri
 Gelisah nyeri muncul.
non-verbal.
menuru
n (5)
4. Untuk mengetahui
 Frekue 4. Monitor
keadaan dan
nsi tanda-tanda
nadi vital. perkembangan klien.
memba
ik (5)
 (N = 5. Fasilitasi 5. Istirahat yang cukup

60- istirahat tidur. dapat membantu

100x/m mengurangi nyeri.

enit)
6. Ajarkan 6. Untuk membantu
 Pola
teknik non- mengurangi rasa nyeri
nafas
farmakologi klien.
memba
untuk
ik (5)
mengurangi
 (N =
rasa nyeri
16-
(teknik
20x/me
relaksasi nafas
nit)
dalam dan
teknik
distraksi).
7. Pemberian analgetik
7. Kolaborasi
dapat membantu
pemberian
mengurangi rasa nyeri
analgetik.
klien.

Pengaturan
Posisi
8. Untuk membantu
8. Berikan posisi
mengurangi nyeri
semi fowler
dengan cara
melegakan dan
merefleksikan otot.
2 Defisit Setelah Manajemen
nutrisi dilakukan Nutrisi :
berhubungan tindakan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui

dengan keperawata status nutrisi. status nutrisi.

ketidakmam n selama 3
puan x 24 jam 2. Identifikasi 2. Untuk mengetahui

mencerna makastatus intoleransi dan alergi makanan yang

makanan. nutrisi alergi dimiliki oleh klien.

membaik makanan.
3. Monitor berat 3. Untuk mengetahui
dengan
badan. berat badan klien.
kriteria
hasil :
4. Ajarkan diet 4. Untuk memenuhi gizi
 Porsi
yang klien.
makan
an diprogramkan.
5. Untuk mengurangi
yang 5. Kolaborasi
nyeri dan mencegah
dihabis pemberian
mual muntah.
kan medikasi

mening sebelum

kat (5). makan(misaln

 Nyeri ya : pereda

abdom nyeri atau

en antiemetic).

menuru
n (5).
 Berat
badan
memba
ik (5).
 Frekue
nsi
makan
memba
ik (5).
 Nafsu
makan
memba
ik (5).
3 Ansietas Setelah Reduksi
berhubungan dilakukan Ansietas
dengan tindakan 1. Monitor 1. Untuk mengetahui

kurang keperawata tanda dan tanda dan gejala

terpapar n selama 3 gejala ansietas.

informasi x 24 jam ansietas.


ditandai maka
dengan klien tingkat 2. Pahami situasi 2. Dengan memahami
yang penyebab ansietas
tampak ansietas
membuat perawat dapat
gelisah. menurun
ansietas. meminimalisir situasi
dengan
yang menyebabkan
kriteria
pasien cemas.
hasil :
 Perilaku
gelisah
menuru
3. Dengarkan 3. Sebagai dukungan
n (5).
dengan penuh emosional.
 Perilaku
perhatian.
tegang
menuru 4. Untuk menciptakan
4. Gunakan
n (5). suasana terapeutik.
pendekatan
 Verbalis yang tenang
asi dan
kebingu
ngan meyakinkan.
menuru
n (5). 5. Anjurkan 5. Agar membuat klien

 Verbalis mengungkapk merasa lebih rileks.

asi an perasaan
khawatir dan persepsi.
6. Informasikan 6. Agar dapat
akibat
secara faktual mengurangi
kondisi
mengenai kecemasan klien.
yang
dihadapi diagnosis,
menuru pengobatan,
n (5). dan prognosis.

 Konsent
rasi
membai
k (5).
 Pola
tidur
membai
k (5).
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson, 2017, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit, edisi 6,volume 1, EGC, Jakarta
Harison,dkk, 2017, Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, edisi 13, volume 4, EGC,
Jakarta.
Sudayo Aryo, ( 2016 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI. Jakarta
Reeves, Charlene J, Keperawatan Medikal Bedah, Salemba Medika,  Jakarta, 2016

Syaifuddin, (2018). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, FKUI. Jakarta


Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:  MediAction.

Anda mungkin juga menyukai