Anda di halaman 1dari 16

15

ILLEUS (PENYUMBATAN
USUS)
Disusun Oleh :
• Yossi Maelani
• Omay Ahwalusi
• Deri Mahesa

Keperawatan Medikal Bedah II


Definisi
Ileus adalah penurunan atau hilangnya fungsi
usus akibat paralisis atau obstruksi mekanis
yang dapat menyebabkan penumpukan atau
penyumbatan zat makanan (Rasmilia Retno,
2013).

Menurut Margaretha Novi Indrayani (2013)


Ileus adalah gangguan atau hambatan isi usus
yang merupakan tanda adanya obstruksi usus
akut yang segera membutuhkan pertolongan
atau tindakan.
Etiologi
Hernia inkarserata

RT Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke dalam kantung


hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi
(penyempitan) dan strangulasi usus (sumbatan usus menyebabkan
terhentinya aliran darah ke usus). Non hernia inkarserata

• Adhesi atau perlekatan usus


• Askariasis
• Volvulus
• Tumor
• Batu empedu yang masuk ke ileus.
Menurut sifat sumbatannya al
·Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam lumen usus
tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus dan neoplasma
Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi pembuluh darah
seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus

Klasifikasi Menurut letak sumbatannya


Presentasi adalah alat yang dapat digunakan sebagai demo, bahan kuliah, pidato,
·Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus
·Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (Pasaribu, 2012).

Menurut etiologinya
Lesi ekstrinsik (ekstraluminal)
Lesi intrinsik
Obstruksi menutup (intaluminal)
Lanjutan.. RT

Menurut stadiumnya

• Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat
flatus dan defekasi sedikit.
• Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi / sumbatan yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak
disertai gangguan aliran darah).
• Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi
iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren (Margaretha Novi Indrayani, 2013).
RT

Patofisiologi

Patofisiologi ileus obstruktif umumnya disebabkan oleh gangguan dari fisiologi


normal usus yang berupa pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi, sehingga
terjadi dilatasi pada bagian proximal usus. Dilatasi ini akan meningkatkan
aktivitas sekretorik dari usus yang menyebabkan meningkatnya akumulasi
cairan pada lumen yang nantinya meningkatkan gerakan peristaltik
pada bagian proximal dan distal dari sumbatan.
RT
Manifestasi
Klinis
Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung (abdominal distention), anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada

mungkin pula tidak ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung pada ileus

obstruksi. Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal.
SENTRA ZAMRUD | RAPAT TERBUKA

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien bervariasi dari ringan sampai berat bergantung pada penyakit yang mendasarinya,

didapatkan adanya distensi abdomen, perkusi timpani dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat tidak terdengar sama

sekali. Pada palpasi, pasien hanya menyatakan perasaan tidak enak pada perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri

tekan dan nyeri lepas negatif). Apabila penyakit primernya peritonitis, manifestasi klinis yang ditemukan adalah gambaran

peritonitis.
Pemeriksaan
penunjang
• X-ray
• CT scan
• Ultrasonografi (USG)
• Barium enema
• Pemeriksan laboratorium

D3 KEPERAWATAN
1. Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi
danmengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian
dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum. Setelah
keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksi parsial atau
karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan konservatif.

Penatalaksaan 2. Operasi

Medis
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai
rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi secara
memuaskan.

3. Pasca bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan
dan elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus
memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah
usus pasien masih dalam keadaan paralitik

KEPERAWATAN MEDIKAH BEDAH II


RT
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Keluhan Utama
- Pasien mengeluh nyeri di bagian perut, nyeri perut yang di rasakan dengan sekala 7 ( 0-10 )
- Kesadaran pasien : Pain.

B. Identitas pasien
Nama: Ny. KG
Jenis Kelamin: P
Umur: 61 tahun
Agama : Islam
Pendidikan: SD
Pekerjaan: Petani
Status : Menikah
Penanggung jawab: Tn.K
Hubungan: Anak
A.Data Fokus
IV

DS :
-Pasien mengatakan dirinya nyeri di bagian perut sejak 4 hari yang lalu.
-Nafsu makan menurun
-
DO :
-Pasien tampak meringis kesakitan
- Berat badan menurun dari 55kg menjadi 48kg
-TTV : N =88x/menit,
-TD : 120/80mmhg,
-S= 36,5
-RR=22 x/menit
RT
III

A.Diagnosa Keperawatan.

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

2.Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis


NURSING CARE PLAN
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akur Observe
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 2x 24 jam.
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Diharapkan Nyeri berkurang dengan krieria hasil: intensitas nyeri.
 Identifikasi respon nyeri non verbal.
• Keluhan nyeri menurun
 Identifikasi factor yang memberatkan dan memperingan
• Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat nyeri.

Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis: TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, terapi
imajinasi).
 Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan).

Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri,
 Jelaskan strategi meredakan nyeri,
 Anjurkan monitor nyeri secara mandiri,
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik.
NURSING CARE PLAN
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
2. Defisit Nutrisi Observe
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
 Identifikasi status nutrisi,
2x24 jam, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan,
 Identifikasi kalori dan jenis nutrient
nutrisi. Dengan kriteria hasil :
• Porsi makanan yang dihabiskan Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan,
• Nyeri abdomen menurun
 Fasilitasi menentukan pedoman,
• Nafsu makan membaik  Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi,
 Berikan suplemen makanan.

Edukasi
 Anjurkan posisi duduk,
 Ajarkan diet yang diprogramkan.

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan,
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yanf dibutuhkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai