Anda di halaman 1dari 17

LOGBOOK ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

PERADANGAN : APPENDISITIS

Kasus
Ny. C dibawa ke RS dengan keluhan nyeri di sekitar umbilikus yang kemudian
menetap di daerah perut kanan bawah. Nyeri bertambah kalau pasien batuk,
bersin maupun berjalan. Saat ini klien sedang diobservasi dan dipersiapkan untuk
menjalani operasi apendektomi.

1. Gambarkan anatomi dari organ tubuh yang berhubungan dengan penyakit


Appendisitis
Jawab :

2. Apakah yang dimaksud dengan Appendisitis ? (tuliskan referensi yang anda


gunakan)
Jawab :
- Apendisitis adalah radang usus buntu kecil,embel-embel mirip jari yang
menempel pada sekum besar ditestin. Karena ukuran apendiks yang
kecil, penyumbatan dapat terjadi, menyebabkan peradangan dan
membuatnya rentan terhadap infeksi.
(understanding medical surgical nursing)

- Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu
atau apendiks. Usus buntu merupakan organ berbentuk kantong kecil
dan tipis, berukuran sepanjang 5 hingga 10 cm yang terhubung pada
usus besar. (https://www.alodokter.com)

3. Jelaskan proses terjadinya Appendisitis dalam bentuk skema/pathway

Infeksi akibat bakteri, virus, jamur, feses yang membatu, pola hidup, benda asing.

Apendiksitis

Inflamasi

Edema (Berisi Pus)

Infeksi

Bakteri Flora Usus Apendik (bawah kanan Obs. Usus


rongga abdomen)

Kontipasi Abses sekunder


Rangsang syaraf
reseptor

Pelvis Diafragma Hati

Nyeri
Jumlah lekosit

Hiperthermy
4. Sebutkan dan jelaskan tanda/ gejala untuk mendiagnosis Appendisitis !
Jawab :
- Tanda dan gejala apendisitis antara lain demam, meningkat Leukosit, dan
nyeri umum di perut bagian atas. jam set, nyeri biasanya menjadi
terlokalisasi di kuadran kanan bawah di titik McBurney, di tengah-tengah
antara umbilikus dan krista iliaka kanan. Ini salah satunya gejala klasik
apendisitis. Mual, muntah, dan anoreksia juga biasanya hadir.
Pemeriksaan fisik menunjukkan sedikit otot perut rigiditas (menjaga),
bising usus normal, dan lokal nyeri tekan kembali (intensifikasi nyeri saat
tekanan dilepaskan setelah palpasi) di kuadran sebelah kanan perut.
Terkadang ada nyeri di kanan bawah kuadran ketika kuadran kiri kiri
teraba (tanda Ro vsing). Pasien mungkin menekuk bagian kanan untuk
kenyamanan dan pengalaman nyeri yang meningkat jika kaki berada
diluruskan.
(understanding medical surgical nursing)

- Gejala Penyakit Usus Buntu utama pada penyakit usus buntu adalah
nyeri pada perut. Nyeri ini disebut kolik abdomen. Rasa nyeri tersebut
dapat berawal dari pusar, lalu bergerak ke bagian kanan bawah perut.
Namun, posisi nyeri dapat berbeda-beda, tergantung usia dan posisi dari
usus buntu itu sendiri. Dalam waktu beberapa jam, rasa nyeri dapat
bertambah parah, terutama saat kita bergerak, menarik napas dalam,
batuk, atau bersin. Selain itu, rasa nyeri ini juga bisa muncul secara
mendadak, bahkan saat penderita sedang tidur. Bila radang usus buntu
terjadi saat hamil, rasa nyeri bisa muncul pada perut bagian atas, karena
posisi usus buntu menjadi lebih tinggi saat hamil. Gejala penyakit usus
buntu yang biasanya dialami pengidap, antara lain:
Nyeri perut mendadak yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah.
Nyeri perut yang bermula di sekitar pusar, lalu berpindah ke perut
kanan bawah. perut kanan bawah yang terasa semakin buruk saat
batuk, berjalan, atau bergerak. Mual dan muntah. Kehilangan nafsu
makan. Demam. Konstipasi atau diare Kembung.
(https://www.alodokter.com)
5. Jelaskan penatalaksanaan pada pasien Appendisitis !
- Penatalaksanaan definitif appendicitis adalah dengan apendektomi.
Rujuk pasien ke rumah sakit dengan fasilitas ruang operasi untuk
melakukan apendektomi. Walau demikian, pada appendicitis akut
dengan kondisi khusus seperti tidak ada akses untuk operasi atau
apendektomi berisiko tinggi bagi pasien, pemberian terapi nonbedah
berupa antibiotik dapat menjadi pilihan.
Appendektomi dapat dilakukan dengan laparoskopi dan laparatomi.
Appendektomi melalui laparoskopi memiliki beberapa keunggulan yaitu
nyeri pasca operasi yang lebih ringan, hasil estetik yang lebih baik, risiko
infeksi yang lebih rendah, dan waktu penyembuhan yang lebih cepat.
Antibiotik dapat menjadi pilihan pada keadaan tertentu. Antibiotik yang
menjadi pilihan untuk appendicitis adalah antibiotik spektrum luas yang
mencakup bakteri aerob dan anaerob. Berikan antibiotik IV selama
perawatan dan dilanjutkan dengan antibiotik oral selama 7 hari. Contoh
antibiotik yang dapat menjadi pilihan adalah cefotaxime, levofloxacin,
metronidazole, gentamisin.
(https://www.alomedika.com)

6. Rumuskan diagnosis keperawatan pada pasien dengan Appendisitis !


1. Nyeri akut b.d agen pencendera fisiologis inflamasi

2. Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal b.d penurunan sirkulasi


gastrointestinal

3. Gangguan rasa nyama b.d pertambahan rasa nyeri saat aktivitas

7. Tuliskan tujuan dan intervensi keperawatan untuk diagnosis keperawatan


utama pasien dengan Appendisitis!

1. Nyeri akut
Tujuan : setelah dilakukan 2 x 24 jam masalah nyeri akut dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
- Keluhan nyeri menurun
Intervensi:
OBSERVASI
- Identifikasi lokasi, karakteristik,durasI,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan meperingan nyeri
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
TERAPEUTIK
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitas istirahat dan tidur
EDUKASI
- Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik yang tepat
KOLABORASI
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2. Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal
Tujuan: setelah dilakukan selama 2 x 24 jam masalah risiko disfungsi
motilitas gastrointestinal dapat teratasi dengan kriteria hasil:
- Nyeri menurun
- Kram abdomen membaik
Intervensi:
OBSERVASI
3. --- Nyeri akut
Tujuan : setelah dilakukan 2 x 24 jam masalah nyeri akut dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
- Keluhan nyeri menurun
Intervensi:
OBSERVASI
- Identifikasi lokasi, karakteristik,durasI,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan meperingan nyeri
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
TERAPEUTIK
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitas istirahat dan tidur
EDUKASI
- Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik yang tepat
KOLABORASI
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
4. Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal
Tujuan: setelah dilakukan selama 2 x 24 jam masalah risiko disfungsi
motilitas gastrointestinal dapat teratasi dengan kriteria hasil:
- Nyeri menurun
- Kram abdomen membaik
Intervensi:
OBSERVASI
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
- Identifikasi pengetahuan saat ini
- Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
- Identifikasi persepsi pasien dan diet yang telah diprogramkan
- Identifikasi keterbatasan finansial untuk menyediakan makanan
TERAPEUTIK
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
- Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu.
EDUKASI
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
- Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
- Inormasikan interaksi obat dan makanan, jika perlu.
- Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai
KOLABORASI
- Rujuk ke ahli gizi, dan sertakan keluarga, jika perlu
3. gangguan rasa nyaman
Tujuan: setelah dilakukan 2 x 24 jam masalah gangguan rasa nyaman dapat
teratasi dengan kriteria hasil:
- Keluhan tidak nyaman menurun.
Intervensi:
- Identifikasi penurunan tingkat energy / gejala lain yang mengganggu
kemampuan kognitif
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan
analgetik/tindakan medis lain, jika sesuai.
- Monitor respons terhadap terapi relaksasi
- Anjurkan mengambil posisi nyaman.
LOGBOOK ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

KEGANASAN : CA. KOLON DAN REKTUM

Seorang laki-laki mengeluh susah buang air besar (BAB), kalau mengedan daerah
panggul dan anus terasa sakit dan BAB rasanya tidak tuntas, bentuk feses kecil-
kecil seperti kotoran kambing. Klien tampak pucat dan lemah. Menurut
keterangan keluarga selama sakit klien makannya sedikit karena takut BAB nya
susah sehingga berat badannya turun . Klien mempunyai riwayat keluarga
dengan penyakit Polyposis, senang mengkonsumsi daging dan sate. Klien tidak
suka makan sayur-sayuran dan kurang mengkonsumsi buah-buahan.

1. Gambarkan anatomi dari organ tubuh yang berhubungan dengan Ca. kolon
dan rektum dan sebutkan bagian-bagiannya!

2. Apakah yang dimaksud dengan Ca. Kolon dan Rektum ? (tuliskan referensi
yang anda gunakan)

- Kanker kolorektal adalah salah satu jenis kanker internal yang paling
umum di Amerika Serikat. Itu berasal dari epitel lapisan usus besar atau
rektum dan dapat terjadi di mana saja di usus besar. Orang dengan
riwayat pribadi atau keluarga kolitis ulserativa, kanker usus besar, atau
polip rektum atau usus besar berisiko lebih tinggi terkena kanker.
Kanker kolorektal juga telah dikaitkan dengan kandung empedu
sebelumnya penghapusan dan karsinogen makanan. Faktor penyebab
utama adalah kekurangan serat dalam makanan, yang memperpanjang
waktu transit tinja dan pada gilirannya memperpanjang paparan
kemungkinan karsinogen. Juga,flora bakteri diyakini dapat diubah oleh
lemak berlebih mengubah steroid menjadi senyawa yang memiliki sifat
karsinogenik.Faktor gaya hidup seperti obesitas, merokok, konsumsi al
kohol , dan sejumlah besar daging merah dalam makanan meningkatkan
risiko kanker usus besar. (understanding medical surgical nursing)

- Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar
(kolon), atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung
ke anus (rektum). Kanker ini bisa dinamai kanker kolon atau kanker
rektum, tergantung pada lokasi tumbuhnya kanker.
https://www.alodokter.com

3. Sebutkan faktor resiko Ca. Kolon dan Rektum dan jelaskan proses
terjadinya penyakit tersebut!

Faktor yang dapat memicu kanker kolorektal, yaitu:


1. Usia, Risiko kanker kolorektal akan meningkat seiring bertambahnya
usia.
2. Riwayat penyakit, Seseorang dengan riwayat penyakit kanker atau polip
kolorektal lebih berisiko terserang kanker kolorektal.
3. Penyakit genetik, Seseorang dengan penyakit yang diturunkan dari
keluarga, seperti sindrom Lynch, berisiko tinggi mengalami kanker
kolorektal.
4. Radang usus, Kanker kolorektal berisiko tinggi menyerang penderita
kolitis ulseratif atau penyakit Crohn.
5. Gaya hidup, Kurang olahraga, kurang asupan serat dan buah-buahan,
konsumsi minuman beralkohol, obesitas atau berat badan berlebih, dan
merokok meningkatkan risiko kanker kolorektal.
6. Radioterapi, Paparan radiasi pada area perut meningkatkan risiko kanker
kolorektal.
7. Diabetes.

Proses Terjadinya :
Tumbuhnya sel-sel secara abnormal merupakan penyebab di balik semua
kanker, termasuk kanker kolorektal. Namun, hingga saat ini belum
diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sel-sel tersebut berkembang
secara tidak terkendali.
https://www.alodokter.com

4. Sebutkan dan jelaskan tanda/ gejala untuk mendiagnosis Ca. Kolon rektum!

- Tanda dan gejala


Manifestasi kanker kolorektal bervariasi menurut jenis tumor dan
lokasinya. Perubahan kebiasaan buang air besar adalah gejala yang
paling umum. Dapat terjadi darah atau lendir dalam tinja. Meskipun
semua tumor menyebabkan berbagai tingkat obstruksi, tumor di kolon
desendens dan rektum umumnya tidak menyebabkan anemia,
penurunan berat badan, mual, atau muntah. (understanding medical
surgical nursing)

- Gejala kanker kolorektal seringkali dirasakan oleh pasien ketika kanker


sudah berkembang jauh. Jenis gejalanya tergantung kepada ukuran dan
lokasi tumbuhnya kanker. Beberapa gejala yang dapat muncul, antara
lain:
1. Diare atau konstipasi.
2. Buang air besar yang terasa tidak tuntas.
3. Darah pada tinja.
4. Mual.
5. Muntah.
6. Perut terasa nyeri, kram, atau kembung.
6. Tubuh mudah lelah.
7. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
https://www.alodokter.com

5. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dari Ca. Kolon rektum !

- Stadium 0 – kanker muncul pada lapisan terdalam dinding kolon.


- Stadium 1 – kanker sudah menembus lapisan kedua (mukosa) dan sudah
menyebar ke lapisan ketiga (submukosa), namun belum menyebar ke luar
dinding kolon.
- Stadium 2 – kanker menyebar hingga ke luar dinding kolon, dan ada
kemungkinan sudah menyebar ke organ terdekat, namun belum menyebar
ke kelenjar getah bening.
- Stadium 3 – kanker sudah menyebar ke luar dinding kolon, dan ke satu atau
lebih kelenjar getah bening.
- Stadium 4 – kanker sudah menembus dinding kolon, dan menyebar hingga
ke organ yang jauh dari usus besar, seperti hati atau paru-paru. Ukuran
tumor bisa bervariasi.

6. Sebutkan cara penyebaran Ca. Kolon rektum!

- Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat


tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi)
ke jaringan di sekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh
melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang
jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan
rektum. Penyakit ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus
besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui
sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus),
lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon),
rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum.
Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri
dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas
(kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah
kolon, barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur. Bagian
kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan
bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
https://id.m.wikipedia.org

7. Sebutkan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis Ca. Kolon rektum!


- Endoskopi

Endoskopi adalah prosedur diagnostik yang dianjurkan untuk menunjang


diagnosis kanker kolorektal. Prosedur yang direkomendasikan adalah
sigmoidoskopi karena >35% tumor terletak di sigmoid, atau kolonoskopi
total. Kolonoskopi memiliki keuntungan yaitu tingkat sensitivitas untuk
diagnosis adenokarsinoma atau polip kolorektal adalah 95%, serta dapat
digunakan sebagai alat diagnostik (biopsi) dan terapi (polipektomi).

- Barium Enema dengan Kontras Ganda

Pedoman oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyarankan


pemeriksaan barium enema dengan kontras ganda karena memiliki
beberapa keuntungan yaitu sensitivitas untuk mendiagnosis kanker
kolorektal berkisar 65-95%, tingkat keberhasilan prosedur dilaporkan
sangat tinggi, tidak memerlukan sedasi, dan telah tersedia hampir di
seluruh rumah sakit.

- CT Colonography

Tidak semua rumah sakit bisa melakukan pemeriksaan ini. Alat CT scan
harus memiliki kemampuan rekonstruksi multiplanar dan 3D volume
rendering agar bisa melakukan CT colonography. CT colonography
dilaporkan memiliki sensitivitas baik untuk mendiagnosis kanker kolorektal,
memiliki profil keamanan dan tolerabilitas yang baik, serta dapat
memberikan informasi mengenai keadaan di luar kolon sehingga mampu
menentukan stadium, menilai invasi lokal, metastasis hepar, serta kelenjar
getah bening.
https://www.alomedika.com/penyakit/onkologi/kanker-kolorektal/diagnosis

8. Jelaskan penatalaksanaan pada pasien Ca. Kolon rektum !


Penatalaksanaan kanker kolorektal meliputi beberapa bagian, yaitu
tindakan operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Pemilihan terapi didasarkan
pada stadium kanker, gambaran histopatologi, efek samping obat, serta
kondisi klinis dan preferensi pasien.
Pembedahan
Terapi pembedahan lebih dipilih untuk kanker kolorektal stadium I-III.
Tujuan utama dari tindakan ini adalah untuk mengambil jaringan tumor dan
jaringan limfatik yang terkena sebagai tindakan kuratif dan mencegah invasi
lebih lanjut. Prosedur pembedahan yang dipilih tergantung pada lokasi lesi.
[1,4] Total abdominal colectomy dilakukan pada Hereditary nonpolyposis
colon cancer syndrome (HNPCC), attenuated familial adenomatous
polyposis (FAP), dan metachronous cancer pada segmen kolon yang
terpisah.
https://www.alomedika.com

9. Rumuskan diagnosis keperawatan pada Ca. Kolon rektum!

1. Nyeri kronis berhubungan dengan kompresi tumor pada ujung saraf nyeri di
dinding kolon

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat

3. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis penyakit kronis

10.Tuliskan tujuan dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan Ca. Kolon
rektum !
1. Nyeri kronis

TUJUAN:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan pasien


mampu untuk Menunjukkan kontrol nyeri dengan indikator :

a. Mengenali faktor penyebab dari sekala 2 jarang menjadi sekala 4 sering


melakukan

b. Mengenali omset lamanya sakit dari sekala 2 jarang menjadi sekala 4


sering melakukan

c. Menggunakan metode pencegahan dari sekala 2 jarang menjadi sekala


4 sering melakukan

d. Menggunakan metode non analgetik untuk mengurangi nyeri dari


sekala 2 jarang menjadi sekala 4 sering melakukan

e. Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan dari sekala 2 jarang menjadi


sekala 4 sering melakukan

INTERVENSI:

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman


nyeripasien

4. Kaji kultur yang mempengaruhi responnyeri

5. Kaji tipe dansumbernyeri untuk menentukanintervensi

6. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi : napas dalam, relaksasi,


distraksi, kompres

7. Berikan analgetik untuk menguranginyeri


8. Evaluasi keefektifan controlnyeri

9. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri


tidakberhasil

10.Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebap nyeri, berapa lama


nyeri akan berkurang, dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat

TUJUAN: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan


Pasien mampu untuk:

Asupan makanan dari skala 2 banyak menyimpang dari rentang normal


ditingkatkan ke skala 4 sedikit menyimpang dari rentang normal

INTERVENSI:

1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi


kebutuhan gizi 2. Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi
pasien

3. Tentukan jumlah makanan dan kalori untuk memenuhi kebutuhan gizi

4. Monitor kalori dan asupan makanan

3. keletihan

TUJUAN: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan


Pasien mampu untuk: Kehilangan selera makan dari skala 2 cukup berat
ditingkatkan ke skala 4 menjadi ringan, Kelelahan dari skala 2 cukup berat
ditingkatkan ke skala 4 menjadi ringan

INTERVENSI:

1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan

2. Ajarkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal


3. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang
adekuat

4. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan

5. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologi


maupun non farmakologi

Anda mungkin juga menyukai