Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadiyah Suwoyo

Nim : 1914301028

Kelas : Sarjana Terapan Tingkat 2 Reguler 1

Standar operasional prosedur (SOP)

BOWEL TRAINING
A. Definisi

Bowel training adalah pelatihan usus membantu untuk membangun kembali gerakan usus
normal pada orang yang menderita sembelit, diare, inkontinensia ketidak teraturan, atau.
Aktivitas usus yang sehat dianggap satu atau dua gerakan ukuran sedang setiap hari.

B. Tujuan

Ada beberapa tujuan dilakukannya bowel training pada klien yang memiliki masalah
eliminasi feses yang tidak teratur, antara lain sebagai berikut:

1. Program bowel taraining dapat membantu klien mendapatkan defekasi yang


normal. Terutama klien yang masih memiliki control newromuskular (Doughty,
1992).

2. Melatih defekasi secara rutin pada klien yang mengalami gangguan pola eliminasi
feses atu defekasi.

C. Alat-alat

Persiapan Alat dan Bahan:

1) Pot/ pispot

2)  Nierbekken

3) Waskom

4) Alas pispot (zeil)

5) 2 buah botol air cebok ( air Lysol dan air bersih)

6) Kapas cebok dan temmpatnya

7) Sampiran bila perlu

8) Selimut mandi

9) Talcum
10) Air panas dan air dingin dalam tempatnya

11) Handuk kecil

D. Prosedur

A. FASE PRA INTERAKSI

1) Melakukan kontrak waktu

2) Menyiapkan alat

3) Mencuci tangan

Persiapan Pasien

B. FASE ORIENTASI

1) Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien.

2) Memperkenalkan diri.

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.

4) Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum dilakukan kegiatan

5) Menjelaskan prosedur kerja

Prosedur pelaksanaan

C. FASE KERJA

1) Pintu ditutup kemudian sampiran di pasang

2) Pasang selimut mandi

3) Pakaian pasien bagian bawah dibuka, kemudian bagian badan bagian


badan yang terbuka ditutup dengan selimut atau kain penutup

4) Atur posisi litotomi (jika perlu dibantu oleh petugas)

5) Alas pispot (zeil) dipasang

6) Pispot disorongkan sampai terletak dibawah bokong pasien. Jika pasien


tidak dapat melakukannya sendiri, petugas membantu menekukkan lutut
dan mengangkat pinggul pasien dengan tangan kiri, sedangkan tangan
kanan petugas menyorongkan pispot sedemikian rupa sehingga posisinya
tepat dan nyaman.

7) Masase daerah simfisis dengan lembut dengan menggunakan talcum

8) Bila memungkinkan , perdengarkan kran air mengalir diharapkan pasien


dapat terangsang untuk BAB

9) Jika belum juga berhasil, siram daerah genetalis dan anus dengan air
dingin

10) Jika belum juga berhasil, apabila memungkinkan, atur posisi pasien duduk
jongkok (posisi buang air besar) dan anjurkan untuk mengedan supaya
terangsang untuk buang air besar

11) Bila pasien sudah selesai buang air besar cebok pasien

12) Rapikan pasien

13) Dokumentasi dan evaluasi

D. FASE TERMINASI

1) Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

4) Mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai