Khairun Nisak
7120009
D3 Keperawatan
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing. Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang
umumnya berbahaya (Sjamsuhidajat, 2010).
b. Appendisitis kronik.
Diagnosis appendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya : riwayat
nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara
makroskopik dan mikroskopik. Kriteria mikroskopik appendisitis kronik adalah fibrosis
menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks
Etiologi
a. Sebelum operasi
b. Operasi
c. Setelah operasi
a. Sebelum operasi
1) Observasi
Dalam 8-12 jam setelah munculnya keluhan perlu diobservasi ketat
karena tanda dan gejala apendisitis belum jelas. Pasien diminta tirah
baring dan dipuasakan. Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai
adanya apendisitis. Diagnosis ditegakkan dengan lokasi nyeri pada
kuadran kanan bawah setelah timbulnya keluhan.
2) Antibiotik
Apenditis perforasi memerlukan antibiotik, kecuali apendiksitis
tanpa komplikasi tidak memerlukan antibiotik. Penundaan tindakan
bedah sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses
atau preforasi.
b. Operasi
Operasi / pembedahan untuk mengangkat apendiks yaitu apendiktomi.
Apendiktomi harus segera dilakukan untuk menurunkan resiko
perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anestesi umum dengan
pembedahan abdomen bawah atau dengan laparoskopi. Apendiktomi
dapat dilakukan dengn menggunakan dua metode, yaitu :
1) Laparatomi, adalah prosedur vertical pada dinding perut ke dalam
rongga perut. Prosedur ini memungkinkan dokter melihat dan
merasakan organ dalam untuk membuat diagnosa apa yang salah.
2) Laparaskopi berasal dari kata lapara yaitu bagian dari tubuh mulai
dari iga paling bawah samapi dengan panggul. Teknologi laparoskopi
ini bisa digunakan untuk melakukan pengobatan dan juga
mengetahui penyakit yang belum diketahui diagnosanya dengan
jelas.
c. Setelah operasi
Dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya
perdarahan di dalam, hipertermia, syok atau gangguan pernafasan.
Baringkan klien dalam posisi semi fowler. Klien dikatakan baik
apabila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama itu klien
dipuasakan sampai fungsi usus kembali normal. Satu hari setelah
dilakukan operasi klien dianjurkan duduk tegak di tempat tidur
selama 2 x 30 menit.
Konsep Asuhan Keperawatan Apendicitis
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien : nama, umur. Penderita apendisitis banyak terjadi pada umur
15-25 tahun karena banyak menghabiskan waktu di sekolah/kampus sehinga
kurang mengkonsumsi makanan berserat.
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama Nyeri pada daerah abdomen kanan bawah.
2. RPS. Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen kanan bawah yang
menembus kebelakang sampai pada punggung dan mengalami demam
tinggi
3. RPD. Apakah klien pernah mengalami operasi sebelumnya pada colon.
4. RPK. Apakah anggota keluarga ada yang mengalami jenis penyakit yang
sama.
c. Pemeriksaan fisik
1. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai,
konjungtiva anemis.
2. Sistem kardiovaskuler : ada distensi vena jugularis, pucat, edema, TD
>110/70mmHg; hipertermi.
3. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit).
4. Sistem hematologi : terjadi peningkatan leukosit, tanda adanya infeksi dan
pendarahan.
5. Sistem muskuloskeletal : ada kesulitan dalam pergerakkan karena proses
perjalanan penyakit.
6. Sistem Integumen : terdapat oedema, turgor kulit menurun, sianosis, pucat.
7. Abdomen : terdapat nyeri lepas, peristaltik pada usus ditandai dengan
distensi abdomen
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada semua data pengkajian diagnosa keperawatan utama
yang dapat muncul pada appendicitis, antara lain :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (Prosedur
operasi).
b. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (Infeksi pada
appendicitis).
c. Risiko Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
(muntah).
d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
e. Resiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur infasive (D.0142)
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238).
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi :
agen pencedera tingkat nyeri dapat menurun 1.1 Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi,
fisiologi (inflamasi dengan Kriteria Hasil : kulaitas nyeri, skala nyeri, intensitas nyeri
appendicitis). 1. Keluhan nyeri menurun. 1.2 Identifikasi respon nyeri non verbal.
2. Meringis menurun 1.3 Identivikasi factor yang memperberat dan
3. Sikap protektif menurun. memperingan nyeri
4. Gelisah menurun. Terapeutik :
1.4 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri.
1.5 Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi :
1.7 Jelaskan strategi meredakan nyeri
1.8 Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri .
Kolaborasi :
1.9 Kolaborasi pemberian analgetik
4. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dalam masalah status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
2. DS :
Pasien mengatakan khawatir karena akan di Kurang Terpapar Informasi Ansietas
operasi
DO :
Pasien tampak gelisah
Pasien sulit tidur
3. DS : Kurang Terpapar Defisit Pengetahuan
Pasien mengatakan tidak tahu Informasi
penyebab penyakitnya
DO :
Pasien tampak bingung
Pasien tampak cemas
4. DS : - Risiko Infeksi
DO :
Pasien mengatakan nyeri di bagian
perut sebelah kanan bawah
Bising Usus menurun (5-6 x/m)
Leukosit : 11, 20
Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
1. Nyeri akut b.d Agen Pencederaan Fisiologis 04 April 2022 06 April 2022
(Inflamasi Appendicitis) di tandai dengan pasien
mengatakan nyeri saat bergerak, nyeri seperti di
tusuk-tusuk, nyeri di bagian perut sebelah kanan
bawah, skala nyeri 6. Pasien tampak meringis,
nyeri di rasa hilang timbul, pasien tampak
meringis, KU lemah.
05 April 15.30 1 S : Pasien mengatakan nyeri bagian perut kanan bawah berkurang
2022 WIB P : Nyeri saat bergerak
Q : Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri di bagian perut sebelah kanan
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri di rasa hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
TTV : TD 100/80 mmHg N : 83 x/m RR : 22 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
06 April 11.00 1 S : Pasien mengatakan nyeri bagian perut kanan bawah
2022 WIB berkurang
P : Nyeri saat bergerak
Q : Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri di bagian perut sebelah kanan
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri di rasa hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
TTV : TD 100/80 mmHg N : 87 x/m RR : 22 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di hentikan karena pasien pindah ruangan
THANK YOU
ANY QUESTIONS?