Anda di halaman 1dari 33

APPENDICITIS

Khairun Nisak
7120009
D3 Keperawatan
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing. Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang
umumnya berbahaya (Sjamsuhidajat, 2010).

Appendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan


merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering. Penyakit
ini menyerang semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi
lebih sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30 tahun dan
merupakan penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen
darurat (Smeltzer & Bare, 2013).
Klasifikasi
a. Appendisitis akut.
Appendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang
mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat. Gejala appendisitis akut
ialah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral didaerah
epigastrium disekitar umbilikus, disertai mual dan kadang muntah. Umumnya nafsu
makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ketitik mcBurney.

b. Appendisitis kronik.
Diagnosis appendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya : riwayat
nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara
makroskopik dan mikroskopik. Kriteria mikroskopik appendisitis kronik adalah fibrosis
menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks
Etiologi

Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal menjadi


faktor penyebabnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor
pencetus disamping hyperplasia jaringan limfe, batu feses, tumor
apendiks, dan cacing askaris dapat juga menyebabkan sumbatan.
Penyebab lain yang diduga menimbulkan apendisitis yaitu erosi mukosa
apendiks karena parasit seperti E.Histolytica (Sjamsuhidajat, 2010)
Patofisiologi
Apendisitis kemungkinan dimulai oleh obstruksi dari lumen yang
disebabkan oleh fses yang terlibat atau fekalit. Sesuai dengan
pengamatan epidemiologi bahwa apendisitis berhubungan dengan
asupan makanan yang rendah serat. Pada stadium awal apendisitis,
terlebih dahulu terjadi inflamasi mukosa. Inflamasi ini kemudian
berlanjut ke submukosa dan melibatkan peritoneal.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala permulaan pada apendisitis yaitu nyeri atau perasaan
tidak enak sekitar umbilikus diikuti anoreksia, nausea dan muntah, ini
berlangsung lebih dari 1 atau 2 hari.
Dalam beberapa jam nyeri bergeser ke nyeri pindah ke kanan bawah
dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik Mc.
Burney, nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung, nyeri pada
kuadran kanan bawah saat kuadran kiri bawah ditekan, nyeri pada
kuadran kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam,
batuk, dan mengedan, nafsu makan menurun, demam yang tidak terlalu
tinggi, biasanya terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare.
Komplikasi
A. Perforasi Perforasi berupa massa yang terdiri dari kumpulan
apendiks, sekum, dan letak usus halus. Perforasi terjadi 70% pada
kasus dengan peningkatan suhu 39,50C tampak toksik, nyeri tekan
seluruh perut dan leukositosis meningkat akibat perforasi dan
pembentukan abses.
B. Peritonitis Peritonitis yaitu infeksi pada sistem vena porta ditandai
dengan panas tinggi 390C – 400C menggigil dan ikterus merupakan
penyakit yang jarang.
Pathway
Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan post operasi apendiktomi dibagi menjadi tiga
(Brunner & Suddarth, 2010), yaitu:

a. Sebelum operasi
b. Operasi
c. Setelah operasi
a. Sebelum operasi
1) Observasi
Dalam 8-12 jam setelah munculnya keluhan perlu diobservasi ketat
karena tanda dan gejala apendisitis belum jelas. Pasien diminta tirah
baring dan dipuasakan. Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai
adanya apendisitis. Diagnosis ditegakkan dengan lokasi nyeri pada
kuadran kanan bawah setelah timbulnya keluhan.
2) Antibiotik
Apenditis perforasi memerlukan antibiotik, kecuali apendiksitis
tanpa komplikasi tidak memerlukan antibiotik. Penundaan tindakan
bedah sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses
atau preforasi.
b. Operasi
Operasi / pembedahan untuk mengangkat apendiks yaitu apendiktomi.
Apendiktomi harus segera dilakukan untuk menurunkan resiko
perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anestesi umum dengan
pembedahan abdomen bawah atau dengan laparoskopi. Apendiktomi
dapat dilakukan dengn menggunakan dua metode, yaitu :
1) Laparatomi, adalah prosedur vertical pada dinding perut ke dalam
rongga perut. Prosedur ini memungkinkan dokter melihat dan
merasakan organ dalam untuk membuat diagnosa apa yang salah.
2) Laparaskopi berasal dari kata lapara yaitu bagian dari tubuh mulai
dari iga paling bawah samapi dengan panggul. Teknologi laparoskopi
ini bisa digunakan untuk melakukan pengobatan dan juga
mengetahui penyakit yang belum diketahui diagnosanya dengan
jelas.
c. Setelah operasi
Dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya
perdarahan di dalam, hipertermia, syok atau gangguan pernafasan.
Baringkan klien dalam posisi semi fowler. Klien dikatakan baik
apabila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama itu klien
dipuasakan sampai fungsi usus kembali normal. Satu hari setelah
dilakukan operasi klien dianjurkan duduk tegak di tempat tidur
selama 2 x 30 menit.
Konsep Asuhan Keperawatan Apendicitis
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien : nama, umur. Penderita apendisitis banyak terjadi pada umur
15-25 tahun karena banyak menghabiskan waktu di sekolah/kampus sehinga
kurang mengkonsumsi makanan berserat.
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama Nyeri pada daerah abdomen kanan bawah.
2. RPS. Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen kanan bawah yang
menembus kebelakang sampai pada punggung dan mengalami demam
tinggi
3. RPD. Apakah klien pernah mengalami operasi sebelumnya pada colon.
4. RPK. Apakah anggota keluarga ada yang mengalami jenis penyakit yang
sama.
c. Pemeriksaan fisik
1. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai,
konjungtiva anemis.
2. Sistem kardiovaskuler : ada distensi vena jugularis, pucat, edema, TD
>110/70mmHg; hipertermi.
3. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit).
4. Sistem hematologi : terjadi peningkatan leukosit, tanda adanya infeksi dan
pendarahan.
5. Sistem muskuloskeletal : ada kesulitan dalam pergerakkan karena proses
perjalanan penyakit.
6. Sistem Integumen : terdapat oedema, turgor kulit menurun, sianosis, pucat.
7. Abdomen : terdapat nyeri lepas, peristaltik pada usus ditandai dengan
distensi abdomen
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada semua data pengkajian diagnosa keperawatan utama
yang dapat muncul pada appendicitis, antara lain :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (Prosedur
operasi).
b. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (Infeksi pada
appendicitis).
c. Risiko Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
(muntah).
d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
e. Resiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur infasive (D.0142)
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238).
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi :
agen pencedera tingkat nyeri dapat menurun 1.1 Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi,
fisiologi (inflamasi dengan Kriteria Hasil : kulaitas nyeri, skala nyeri, intensitas nyeri
appendicitis). 1. Keluhan nyeri menurun. 1.2 Identifikasi respon nyeri non verbal.
2. Meringis menurun 1.3 Identivikasi factor yang memperberat dan
3. Sikap protektif menurun. memperingan nyeri
4. Gelisah menurun. Terapeutik :
1.4 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri.
1.5 Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi :
1.7 Jelaskan strategi meredakan nyeri
1.8 Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri .
Kolaborasi :
1.9 Kolaborasi pemberian analgetik
4. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dalam masalah status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

5. Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan


keperawatan Antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah
ditetapkan dengan respon perilaku yang ditunjukkan klien.
Asuhan Keperawatan Pada An.D dengan
Appendicitis
I. Biodata
Nama : An. D
Umur : 7 tahun
Tanggal MRS : 04 April 2022
Diagnosa Medis : Suspect Appendicitis Acute
No. Register : 540163
II. Keluhan Utama
Neri perut sebelah kanan bawah
III. RPS
Pasien mengeluh nyeri perut bagian kanan bawah, mual muntah 1x, di bawa ke
mantri diberi tindakan obat pereda nyeri (maag). Setelah itu pasien masih
mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk lalu di bawa keluarganya ke Puskesmas
Cukir. Pada tanggal 04 April 2022 pukul 05.00 WIB di rujuk ke RSUD Jombang.
Pada pukul 07.15 WIB pasien di beri tindakan pemasangan oksigen nasal kanul
4 liter/m, pemasangan infus RL 14 tpm, perekaman EKG hasil normal, dan
pemberian injeksi, USG Abdomen. Pada jam 11.15 WIB pasien dipindahkan ke
HCU Yudhistira. Pada saat pengkajian tanggal 05 April 2022 pukul 15.00 WIB
pasien mengeluh nyeri perut pada bagian kanan bawah, nyeri seperti ditusuk-
tusuk nyeri hilang timbul, skala nyeri 6.
TTV : TD : 110/90 mmHg N : 120 x/m RR : 24 x/m SPO² : 100%
IV. RPD
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit thypoid pada saat umur 4 tahun
dan tidak pernah kambuh sejak 3 tahun terakhir.
V. RPK
Orang tua pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menurun maupun
menular.
VI. Pola Aktivitas Sehari-hari :
1. Pola tidur/Istirahat :
• SMRS : Pasien mengatakan tidur malam 8-9 jam/hari dan tidak pernah tidur
siang. Kualitas tidur nyenyak.
• MRS : Pasien mengatakan tidur malam 5-6 jam/hari dan tidak pernah tidur siang.
Pasien mengatakan sulit tidur/tidur tidak nyenyak karena lingkungan yang bising
dan mengalami kecemasan.
2. Pola makan/minum :
• SMRS : Pasien mengatakan makan 3x/hari porsi sedang, nasi, ikan, jarang makan
sayur dan suka makan mie instan 3x dalam seminggu dan minum air putih
1000cc/hari.
• MRS : Pasien mengatakan makan 2x/hari porsi sedang, nasi, ikan sayur dan bua.
Pasien hanya menghabiskan 5 sendok saja dari porsi yang di sediakan karena
tidak nafsu makan, mual muntah dan nyeri perut.Minum air putih 750cc/hari.
VII. Data Psikososial
• SMRS : Pasien mengatakan selalu bersosialisasi dengan temannya
• MRS : Hubungan pasien dengan keluarganya baik dibuktikan dengan keluarga
pasien selalu mendampingi saat pasien menjalani perawatan. Pasien tampak
gelisah dan khawatir.
VIII. Pemeriksaan Fisik
A. KU : lemah. Pasien dalam keaadaan composmentis
B. TTV : TD : 110/90 mmHg N : 120 x/m RR : 24 x/m SPO² : 100%
C. Abdomen :
• Inspeksi : Supel (normal), tidak terdapat lesi, tampak bersih
• Auskultasi : Bising usus menurun (5-6 x/m)
• Perkusi : Tympani
• Palpasi : Tidak terdapat edema, terdapat nyeri tekan pada McBurney
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Leukosit 11,2 3,8-10,6 10 3/ul


Eritrosit 5, 26 40-52 %
MCV 77,0 4,4-5,9 10 6/ul
MCH 27, 2 82-92 fl
MCHC 35,3 27-31 pg
Trombosit 282 11,5-14,5 %
X. Penatalaksanaan Terapi
 Infus Ds ½ NS 1000c/2jam : Infus vena perifer, sumber kalori dimana
penggantian cairan dan kalori dibutuhkan.
 Injeksi antrain 3x500mg: mengandung natrium metamizole, analgetik
(pereda nyeri)
 Injeksi ceftriaxone 2x500mg : antibiotic untuk mengatasi berbagai
infeksi bakteri yang terjadi pada tubuh
 Injeksi lansoprazole 1x½ amp : pengobatan GERD, menurunkan asam
lambung
 Injeksi Metromidazole 3x½ amp : antibiotic untuk mengobati infeksi,
bekerja dengan cara menghentikan partumbuhan berbagai bakteri
dan parasit.
Analisa Data
No. Kelompok Data Kemungkinan Penyebab Masalah

1. DS : Agen Pencederaan Nyeri Akut


P : Pasien mengatakan nyeri saat bergerak. Fisiologis (Inflamasi
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk- Appendicitis)
tusuk.
R : Pasien mengatakan nyeri di bagian perut
sebelah kanan bawah.
S : Skala nyeri 6. Pasien tampak meringis.
T : Nyeri di rasa hilang timbul
DO :
Pasien tampak meringis
KU lemah, kesadaran composmentis
TTV : TD 110/90 mmHg N : 120x/m RR : 24x/m

2. DS :
Pasien mengatakan khawatir karena akan di Kurang Terpapar Informasi Ansietas
operasi
DO :
Pasien tampak gelisah
Pasien sulit tidur
3. DS : Kurang Terpapar Defisit Pengetahuan
Pasien mengatakan tidak tahu Informasi
penyebab penyakitnya
DO :
Pasien tampak bingung
Pasien tampak cemas
4. DS : - Risiko Infeksi
DO :
Pasien mengatakan nyeri di bagian
perut sebelah kanan bawah
Bising Usus menurun (5-6 x/m)
Leukosit : 11, 20
Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

No. Diagnosa Perawatan Ditemukan Teratasi

1. Nyeri akut b.d Agen Pencederaan Fisiologis 04 April 2022 06 April 2022
(Inflamasi Appendicitis) di tandai dengan pasien
mengatakan nyeri saat bergerak, nyeri seperti di
tusuk-tusuk, nyeri di bagian perut sebelah kanan
bawah, skala nyeri 6. Pasien tampak meringis,
nyeri di rasa hilang timbul, pasien tampak
meringis, KU lemah.

2. Ansietas b.d Kurang Terpapar Informasi 04 April 2022 06 April 2022


ditandain dengan pasien mengatakan khawatir
akan di operasi, pasien nampak gelisah, pasien
sulit tidur.
3. Defisit Pengetahuan b.d Kurang 04 April 2022 06 April 2022
Terpapar Informasi ditandai
dengan pasien mengatakan tidak
tahu penyebab penyakitnya,
pasien nampak bingung, pasien
tampak cemas.
4. Risiko Infeksi di tandai dengan
pasien mengatakan nyeri di bagian 04 April 2022 06 April 2022
perut sebelah kanan bawah, bising
usus pasien menurun (5-6 x/m)
, leukosit : 11, 20
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil (SLKI) Rencana Tindakan (SIKI)
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah 1. Keluhan nyeri Manajemen nyeri.
berhubungan dengan dilakukan menurun. Observasi :
agen pencedera tindakan 2. Meringis menurun 1.1 Identifikasi lokasi , karakteristik,
fisiologi (inflamasi keperawatan 3. Sikap protektif durasi, frekuensi, kulaitas nyeri, skala
appendicitis) diharapkan menurun. nyeri, intensitas nyeri
tingkat nyeri 4. Gelisah menurun. 1.2 Identifikasi respon nyeri non verbal.
dapat menurun 5. Frekuensi nadi 1.3 Identivikasi factor yang
dengan Kriteria membaik. memperberat dan memperingan nyeri.
Hasil : Terapeutik :
1.4 Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
1.5 Fasilitasi istirahat dan tidur.
1.6 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
Edukasi :
1.7 Jelaskan strategi meredakan nyeri
1.8 Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri .
Kolaborasi :
1.9 Kolaborasi pemberian analgetik jika
perlu
Tgl/Jam No. Dx. Tindakan Keperawatan Respon Klien

04 April 1 1. Mengidentifikasi lokasi , karakteristik, durasi,


2022 frekuensi, kulaitas nyeri, skala nyeri, intensitas nyeri
11.00 2. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
WIB 3. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
5. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
6. mengontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri.
7. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
8 Mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
9. Mengkolaborasi pemberian analgetik.
05 April 1 1. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
2022 mengurangi rasa nyeri.
15.00 2. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
WIB 3. Menjelaskan strategi meredakan nyeri.
4. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
5. Mengkolaborasi pemberian analgetik.

06 April 1 6. Menjelaskan strategi meredakan nyeri.


2022 7. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk
20.00 mengurangi rasa nyeri.
WIB 8. Mengkolaborasi pemberian analgetik.
Tanggal jam No. Dx. Catatan Perkembangan
04 April 11.30 1 S : Pasien mengatakan nyeri bagian perut kanan bawah
2022 WIB P : Nyeri saat bergerak
Q : Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri di bagian perut sebelah kanan
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri di rasa hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
TTV : TD 110/90 mmHg N : 120 x/m RR : 24 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan

05 April 15.30 1 S : Pasien mengatakan nyeri bagian perut kanan bawah berkurang
2022 WIB P : Nyeri saat bergerak
Q : Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri di bagian perut sebelah kanan
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri di rasa hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
TTV : TD 100/80 mmHg N : 83 x/m RR : 22 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
06 April 11.00 1 S : Pasien mengatakan nyeri bagian perut kanan bawah
2022 WIB berkurang
P : Nyeri saat bergerak
Q : Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri di bagian perut sebelah kanan
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri di rasa hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
TTV : TD 100/80 mmHg N : 87 x/m RR : 22 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di hentikan karena pasien pindah ruangan
THANK YOU
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai