Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS ANEMIA GRAVIS

DI RUANGAN ICU RSUD TORABELO KABUPATEN SIGI


PROVINSI SULAWESI TENGAH

DISUSUN OLEH :
Stevi elen
NIM: 2021032108

CI LAHAN CI INSTITUSI

Andi Ulfiana, S.Kep., Ns Ns. Ni Nyoman Elfiyunai. S.Kep., M.Kes


199103212019082001 NIK. 20210901130

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU
2022
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA GRAVIS

I. Konsep Teoritis

A. Definisi
Anemia adalah berkurangnya kadar Haemoglobin dalam darah sehingga
terjadi gangguan perfusi O2 ke jaringan tubuh. Disebut gravis yang artinya
berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dl sehingga memerlukan tambahan umumnya
melalui transfusi.
Anemia adalah berkurangnya kadar haemoglobin hingga di bawah nilai
normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods
cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2016 : 256).
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari
41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada
wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan
eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen
ke jaringan.

B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti :
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic
acid, piridoksin, vitamin C dan copper.
Adapun penyebab lain terjadinya anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya
banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus
di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB,
antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan
sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,
malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah

C. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor,
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut
terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik
atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai
hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan
masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma
(konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah
membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini
kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat
kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel
bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang
memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa
diperbaiki.

D. Manifestasi Klinis
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina
(sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau
diare)
E. Pathway Keperawatan
Kurang nutrisi, pajanan Perdarahan/hemolisis
toksik, dan invasi tumor

Kegagalan sumsum tulang Sel darah merah kurang

Kadar hemoglobin (Hb)


menurun
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari Asupan makanan dan oksigen
kebutuhan tubuh ke organ menurun

Asupan oksigen Asupan oksigen


jaringan berkurang ke otak menurun

Ketidakefektifan Risiko Ketidakefektifan


perfusi jaringan Kelemahan/ perfusi jaringan otak
perifer keletihan

Penurunan
Kompensasi Penurunan kesadaran
jantung toleransi
aktivitas
Resiko jatuh
Respirasi
meningkat, Ketidakefektif
nadi meningkat an pola napas

kardiomegali Hambatan
pertukaran
gas
Gagal jantung
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah:
a. Pemeriksaan darah lengkap meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit
(White Blood Cell / WBC), trombosit (platelet), eritrosit (Red Blood
Cell / RBC), indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), Laju Endap
Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR), hitung Jenis
Leukosit (Diff Count), Platelet Disribution Width (PDW) dan Red
Cell Distribution Width (RDW).
b. Pemeriksaan darah rutin meliputi Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht),
Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) & hitung jenis (differential
count), hitung trombosit / platelet count, laju endap darah (LED) /
erythrocyte sedimentation rate (ESR) dan hitung eritrosit (di beberapa
instansi).
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksaan Medis
a. Transpalasi sel darah merah.
b. Transfusi darah : sebaiknya diberikan packed red cell.Bila diperlukan
trombosit,berikan darah segar atau platelet concentrate.
c. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
d. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah
merah.
e. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen.
b. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

H. Komplikasi
1. Daya tahan tubuh kurang
2. Mudah terkena infeksi
3. Serangan jantung
4. Mudah lelah
5. Gagal Ginjal Akut
6. Gagal jantung
7. Kejang.
8. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
9. Daya konsentrasi menurun
10. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

II. Konsep Asuhan Keperawatan (Teori NANDA, NIC & NOC)


A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama : kelemahan, kelelahan, malaise
b. Riwayat konsumsi obat
c. Riwayat minum alcohol
d. Riwayat terjadinya kehilangan darah berlebihan
e. Riwayat pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal
dan hati
f. Riwayat pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin
g. Riwayat pernah mengalami penyakit keganasn yang tersebar seperti
kanker payudara,leukimia,dan multipel myeloma
h. Riwayat keluarga
i. Riwayat nutrisi : kekurangan nutrisi esensial seperti besi, vitamin B12
dan asam folat.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dikaji adalah pemeriksaan per sistem B1-B6 :
a. Sistem pernapasan B1 (Breathing)
Dispnea (kesulitan berpanas), napas pendek, dan cepat lelah
waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi
berkurangnya pengiriman oksigen.
b. Sistem Kardiovaskuler B2 (Bleeding)
Takikardia dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan
curah jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan, serta
membran mukosa bibir dan konjungtiva. Keluhan nyeri dada bila
melibatkan arteri koroner. Angina (nyeri dada), khususnya pada klien
usia lanjut dengan stenosis koroner dapat diakibatkan karena iskemia
miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan gagal jantung
kongestif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat
menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat
c. Sistem Neurologis B3 (Brain)
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan
tinnitus ( telinga berdengung )
d. Sistem Endokrine B4 (Bladder)
Gangguan ginjal, penurunan produksi urine
e. Sistem Eliminasi B5 (Bowel)
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea,
konstipasi atau diare, serta stomatitis ( sariawan lidah mulut)
f. Sistem Muskuluskeletal B6 (Bone)
Kelemahan dalam melakukan aktivitas
3. Pemeriksaan penunjang
a. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
b. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
c. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang suplai makanan
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan kerja fisik.
3. Hambatan pertukaran gas berhubungan dengan pola pernapasan tidak
efektif
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
aliran arteri/vena
5. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak ditandai dengan asupan
oksigen ke otak menurun
6. Resiko jatuh ditandai dengan adanya hambatan mobilitas fisik
7. Penurunan toleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan sirkulasi.
C. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional

1. Domain 2. Nutrisi. Kelas 1. NOC: Manajemen Nutrisi (1100)


Makan Status Nutrisi (1004) a. Monitor kalori dan asupan a. Mengetahui status gizi
Ketidakseimbangan nutrisi a. Asupan gizi tidak makanan klien
kurang dari kebutuhan tubuh menyimpang dari b. identifikasi adanya alergi atau b. Membantu memberikan
berhubungan dengan kurang rentang normal intoleransi makanan yang diet yang tepat
suplai makanan b. Asupan makanan dan dimiliki pasien
Ditandai dengan: cairan tidak c. ciptakan lingkungan yang c. Memberikan rasa
DS: menyimpang dari optimal pada saat mengkonsumsi nyaman pada klien saat
a. Klien mengatakan nyeri rentang normal makan (misalnya bersih, makan
dan kram abdomen c. Energi dalam batas berventilasi, santai, dan bebas
b. Klien mengatakan asupan normal dari bau yang menyengat
makan menurun d. Rasio berat badan dan d. anjurkan pasien terkait dengan
d. Menambah pengetahuan
DO: tinggi badan dalam kebutuhan diet untuk kondisi
klien untuk memilih diet
a. Berat badan dibawah rentang normal sakit (pasien dengan penyakit
yang tepat
rentang ideal e. Hidrasi dalam rentang ginjal, pembatasan natrium,
b. Konstipasi normal kalium, protein, dan cairan)
c. Kehilangan rambut e. kolaborasi dengan ahli gizi untuk
e. Membantu memenuhi
berlebih menentukan jumlah kalori dan jumlah kebutuhan gizi
d. Bising usus hiperaktif jenis nutrisi yang dibutuhkan
e. Membrane mukosa pucat untuk memenuhi persyaratan gizi
f. beri obat-obatan sebelum makan f. Membantu mengatasi
(misalnya penghilang rasa sakit, nyeri sebelum makan
antiemetic), jika dieprlukan.
2. Domain 4. NOC: Manajemen Jalan Napas (3140)
Aktivitas/Istirahat. Kelas 4. Status pernafasan: ventilasi a. Monitor status pernafasan dan a. Mengetahui upaya
Respon Pulmonal (0403) oksigenasi bernafas pasien
Ketidakefektifan pola nafas a. Frekuensi pernafasan b. Posisikan pasien untuk b. Untuk meringankan
berhubungan dengan normal meringankan sesak nafas jalan nafas
peningkatan kerja fisik b. Irama pernafasan c. Posisikan pasien untuk c. Memaksimalkan
normal memaksimalkan ventilasi ventilasi
Batasan Karakteristik: c. Kedalaman inspirasi d. Buka jalan nafas pasien dengan d. Membebaskan jalan
a. Pola napas paradoks normal Teknik chin lift atau jaw thrust nafas
abdominal d. Suara perkusi nafas e. Motivasi pasien untuk benapas e. Meningkatkan
b. Perubahan ekskursi dada normal pelan, dalam, beputar dan batuk pengetahuan pasien
c. Perubahan volume tidal e. Kapasitas vital normal f. Membantu
d. Bradypnea f. Hasil rontgen dada f. Kelola pemberian bronchodilator membebaskan jalan
e. Sianosis normal jika perlu nafas
f. Penurunana tekanan g. Tidak ada penggunaan
ekpirasi, inspirasi otot bantu nafas
g. Penurunan ventilasi semenit h. Tidak ada suatra nafas
h. Penurunan kapasitas vital tambahan
i. Hipoventilasi i. Tidak ada retraksi
j. Hipoksia dinding dada
k. Pernapasan cuping hidung j. Pengembangan dinding
l. Takipnea dada simetris
m. Menggunakan otot bantu k. Tidak ada akumulasi
pernapasan sputum
3. Domain 3. Eliminasi dan NOC Manajemen Jalan Napas (3140)
pertukaran. Kelas 4. Status Pernafasan: a. Monitor status pernafasan dan a. Mengetahui upaya
Respirasi. Pertukaran Gas (0402) oksigenasi bernafas pasien
Hambatan pertukaran gas a. tekanan parsial oksigen b. Posisikan pasien untuk b. Untuk meringankan
berhubungan dengan pola didarah arteri (PaO2) meringankan sesak nafas jalan nafas
pernapasan tidak efektif dalam batas normal c. Posisikan pasien untuk c. Memaksimalkan
Ditandai dengan: b. tekanan parsial memaksimalkan ventilasi ventilasi
DS: karbondioksida didarah d. Buka jalan nafas pasien dengan d. Membebaskan jalan
a. nyeri Eksremitas arteri (PaCO2) dalam Teknik chin lift atau jaw thrust nafas
b. parestesia batas normal e. Motivasi pasien untuk benapas e. Meningkatkan
DO: c. pH arteri normal pelan, dalam, beputar dan batuk pengetahuan pasien
a. tidak ada nadi perifer d. hasil rontgen dada f. Kelola pemberian bronchodilator f. Membantu
b. perubahan fungsi motorik normal jika perlu membebaskan jalan
c. Perubahan karakteridtik e. keseimbangan ventilasi nafas
kulit dan perfusi normal
d. waktu pengisian kapiler >3 f. dispnea saat istirahat
detik tidak ada
e. warna tidak kembali pada g. dispnea dengan
tungkai 1 menit setelah aktivitas ringan tidak
tungkai diturunkan ada
f. perubahan tekanan darah h. sianosis tidak ada
di ekstremitas i. gangguan kesadaran
g. penurunan nadi perifer tidak ada
h. warna kulit pucat pada
elevasi tungkai
i. edema
4. Domain 4. NOC: Perawatan Sirkulasi: Infusiensi
Aktivitas/Istirahat. Kelas 4. Perfusi Jaringan Perifer Arteri (4062)
Respon (0407) a. Monitor jumlah cairan yang a. Mengetahui status
kardiovaskular/pulmonal a. Pengisian kapiler jari masuk dan yang keluar dehidrasi
Ketidakefektifan perfusi dalam batas normal b. monitor tingkat b. Mengetahui rasa
jaringan perifer berhubungan b. Suhu kulit ujung tangan ketidaknyamanan atau nyeri saat ketidaknyamanan klien
dengan penurunan aliran arteri dan kaki normal melakukan aktivitas dimalam
dan/atau vena c. Kekuatan denyut nadi hari atau saat beristirahat
Batasan Karakteristik: karotis normal c. Lakukan pemeriksaan fisik
a. tidak ada nadi perifer d. Kekuatan denyut nadi system kardiovaskuler atau c. Mengetahui aktivitas
b. perubahan fungsi motoric brakialis normal penilaian yang komprehensif kardiovaskuler dan
c. perubahan tekanan darah e. Kekuatan denyut nadi pada sirkulasi perifer (misalnya sirkulasi perifer
d. penurunan nadi perifer radial normal memeriksa denyut nadi perifer,
e. edem f. Tekanan darah sistolik edema, waktu pengisian kapiler,
f. pengisian kapiler > 3 detik dan diastolic dalam warna dan suhu).
g. kelambatan penyambuhan batas normal d. Instruksikan pasien mengenai
luka perifer g. Tidak ada edema perifer factor-faktor yang mengganggu d. Menambah pengetahuan
h. warna kulit pucat pada h. Tidak ada kelemahan sirkulasi darah (misalnya klien tentang factor yang
elevasi tungkai otot merokok, pakaian ketat, terlalu mengganggu sirkulasi
i. perubahan karakteristik i. Tidak ada kram otot lama didalam suhu dingin dam darah
kulit j. Tidak ada kerusakan menyilangkan kaki)
j. perubahan fungsi motoric kulit e. Berikan obat antiplatelet
k. warna tidak kembali pada (penurun agregasi platelet) atau e. Membantu
tungkai 1 menit setelah antikoagulan (pengencer darah) mengencerkan darah
tungkai diturunkan dengan tepat

5. Domain 4. Perfusi Jaringan Serebral Perawatan sirkulasi: Insufiensi


Aktivitas/Istirahat. Kelas 4. (0406) Arteri/Vena (4062/4066)
Respons Kardiovaskular a. tekanan intracranial a. monitor tingkat a. mengetahui rasa nyeri
Resiko ketidakefektifan perfusi dalam batas normal ketidaknyamanan atau nyeri atau ketidaknyamanan
jaringan otak, dibuktikan b. tekanan darah sistolik yang dirasakan klien
dengan asupan oksigen ke otak dan diastolic dalam b. monitor jumlah cairan yang b. mengetahui hidrasi
menurun batas normal masuk dan keluar tubuh
c. nilai rata-rata tekanan
Kondisi terkait: darah normal c. lakukan penilaian sirkulasi
a. aterosklerosis d. tidak ada sakit kepala perifer secara komprehensif c. mengetahui keefektifan
b. cedera otak e. tidak ada kegelisahan (mengecek nadi perifer, eddema, sirkulasi perifer
c. neoplasma otak f. tidak ada kelesuan waktu pengisian kapiler,w arna
d. aneurisma cerebral g. tidak ada kecemasan dan suhu tubuh)
e. kardiomiapati dilatasi yang tidak dijelaskan
f. kardiomiapati dilatasi h. tidak ada agitasi d. ubah posisi pasien setiap 2 jam
g. hipertensi i. tidak ada muntah, dengan tepat d. membantu melancarkan
h. embolisme cegukan, demam e. instruksikan pasien mengenai sirkulasi perfusi jaringan
j. tidak ada penurunan factor-faktor yang e. mengedukasi pasie
i. endocarditis inefektif kesadaran mempengaruhi sirkulasi darah tentang factor yang
j. agens farmaseutikal k. tidak ada refleks yang mempengaruhi srikulasi
terganggu darah

6. Domain 11. Kontrol Risiko Jatuh (1939) Pencegahan jatuh (6490)


Keamanan/perlindungan. a. mampu mencari a. identifikasi kekurangan baik a. mencegah terjadinya
Kelas 2. Cedera Fisik informasi tentang risiko kognitif atau fisik dari pasien resiko jatuh
Risiko jatuh, dibuktikan jatuh yang mungkin meningkatkan
dengan hambatan mobilitas b. mampu potensi jatuh pada lingkungan
fisik. mengidentifikasi factor tertentu
risiko jatuh b. identifikasi perilaku dan factor b. mengetahui kemampuan
Kondisi terkait: c. mampu berpartisipasi yang mempengaruhi risiko jatuh pasien untuk
a. anemia dalam skrining risiko menghindari resiko jatuh
b. alat bantu untuk berjalan jatuh c. monitor kemampuan untuk c. mengetahui kemampuan
c. depresi d. mampu memonitor berpindah dari tempat tidur ke mobilitas pasien
d. penyakit system endokrin lingkungan untuk risiko kursi dan sebaliknya
e. prosthesis tungkai bwah jatuh d. bantu ambulasi individu yang d. menghindari terjadinya
f. cedera mayor e. mampu menggunakan memiliki ketidakseimbangan risiko jatuh
g. gangguan mental alat bantu untuk e. dukung pasien untuk e. membantu
menurunkan risiko jatuh menggunakan tongkat atau aktivitas/mobilitas
h. penyakit musculoskeletal f. mampu melakukan walker dengan tepat pasien
i. gangguan neurokognitif Latihan teratur untuk f. letakkan benda-benda dalam f. memudahkan pasien
j. hipertensi ortostatik memelihara kekuatan jangkuan yang mudah bagi menjangkau benda-
k. agens farmaseutikal dan keseimbangan pasien benda
l. gangguan sensasi g. membantu pasien untuk
m. penyakit vaskular g. ajarkan pasien untuk beradaptasi terbiasa dengan gaya
terhadap modifikasi gaya berjalannya
berjalan yang disarankan h. meminimalkan efek
h. berkolaborasi dengan anggota samping dari pengobatan
tim Kesehatan lain untuk yang berkontribusi pada
meminimalkan efek samping dari kejadian jatuh
pengobatan yang berkontribusi
pada kejadian jatuh

7. Domain 4 Aktivitas/Istirahat NOC: Terapi Aktivitas (4310)


Kelas 2. Aktivitas/olahraga Toleransi terhadap aktivitas a. Monitor respon fisik, emosional, a. Mengetahui perubahan
Penurunan toleransi aktifitas (0005) sosial dan spiritual terhadap fisik, emosional, sosial
berhubungan dengan Kriteria hasil: aktivitas dan spiritual saat
penurunan sirkulasi. a. Saturasi oksigen ketika beraktivitas
Ditandai dengan: beraktivitas normal b. Bantu klien mengidentifikasi b. Memenuhi kebutuhan
aktivitas yang mampu dilakukan klien secara mandiri
DS: b. TTV dalam batas normal sesuai kemampuan
a. Mengungkapkan keletihan c. Kecepatan berjalan tidak c. Bantu klien untuk memilih c. Memenuhi ebutuhan
b. Mengungkapka kecemasan terganggu aktivitas yang sesuai dengan aktivitas klien
ketika aktivitas dilakuka d. Kemudahan dalam kemampuan fisik, psikologi dan
DO: melakukan aktivitas sosial
d. Memenuhi kebutuhan
a. Respons tekanan darah hidup harian (ADL) d. Bantu mengidentifikasi dan
pasien secara mandiri
abnormal terhadap aktivitas tidak terganggu mendapatkan sumber yang
sesuai kebutuhan
b. Respons frekuensi jantung diperlukan untuk aktifitas yang
abnormal terhadap aktivitas diinginkan
c. Perubahan e. Edukasi keluarga untuk terlibat
e. Menambah pengetahuan
elektrokardiogram dalam aktivitas dengan cara yang
keluarga untuk terlibat
d. Ketidaknyamanan tepat
dalam aktivitas diwaktu
pengerahan tenaga
yang tepat
e. Dispnea f. Berkolaborasi dengan ahli terapis
f. Membantu dalam terpai
f. Kelemahan umum fisik, jika perlu
aktifitas

Monitor Tanda-tanda vital


a. Monitor tekanan darah, nadi, a. Mengetahui perubahan
suhu, dan pernafasan vital sign
b. Monitor saturasi oksigen
b. Mengetahui perubahan
saturasi oksigen tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Ahern, N. R & Wilkinson, J. M. (2014). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9


Edisi Revisi. Jakarta: EGC.
Butcher, Howard K. Et al. 2017. Nursing Interventions Classification (NIC). Ed 7.
Jakarta. Elsevier
Herdman, T. Hether. 2020. Dignosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2021-2023.
Ed 12. Jakarta. EGC.
Mansjoer, A dkk. (2017). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Moorhead, Sue. Et al. 2018. Nursing Outcome Classification (NOC). Ed 6. Jakarta.
Elsevier.
Price, Sylvia A, (2016). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Subhan, Hulatun N. (2019). Laporan Pendahuluan Anemia Gravis Di Ruang 7B RSUD
dr. Saiful Anwar Malang. Program Studi Profesi Ners. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kepanjen Malang. Surabaya. Diakses pada 21 September 2022
https://pdfcoffee.com/lp-anemia-gravis-fix-pdf-free.html pukul 14.26 Wita.

Anda mungkin juga menyukai