Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH SEMINAR KELOMPOK ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY S DENGAN ANEMIA
DIRUANG CEMPAKA RUMKIT TK III SLAMET RIYADI
Dosen Pembimbing : Ns. Noor Fitriyani, M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. Danar Fauzan Adi P (SN211024)


2. Erma Dwi Astuti (SN211052)
3. Gunadi (SN211061)
4. Novia Rohmawati (SN211100)
5. Nurul Endah Pratiwi (SN211105)

PROGRA STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Davay,
2012)
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau
kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. 
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan
beragam penyebabnya. (Brunner & Suddarth, 2011)
Berdasarkan uraian diatas kami mengambil kasus dengan asuhan
keperawatan Anemia pada Ny S di bangsal Cempaka RUMKIT TK III
Slamet Riyadi.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan anemia.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada pasien dengan
masalah gangguan anemia.
b. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada pasien
dengan anemia
c. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada pasien
dengan anemia.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien
dengan anemia.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah
dilakukan pada pasien dengan anemia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan
anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka
wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
gangguan fungsi tubuh.  Secara fisiologis anemia terjadi apabila
terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke
jaringan.( Smeltzer & Bare, 2012)
Anemia adalah keadaan yang menunjukkan rendahnya hitung sel
darah merah, kadar hemoglobin, dan hematocrit di bawah normal.
Anemia bukan merupakan suatu penyakit tunggal, melainkan
merupakan pencerminan terhadap keadaan suatu penyakit atau
gangguan pada fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila
terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkat oksigen ke
jaringan (Handayani, et al, 2013)

B. Etiologi
Menurut Price & Wilson (2012) penyebab anemia dapat
dikelompokan sebagai berikut:
1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena:
a) Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi
difisiensi Fe, Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
b) Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat
menimbulkan anemi pernisiosa dan anemi asam folat.
c) Fungsi sel induk (stem sel) terganggu , sehingga dapat
menimbulkan anemia aplastik dan leukemia.
d) Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.
2. Kehilangan darah
a) Akut karena perdarahan atau trauma atau kecelakaan yang
terjadi secara mendadak.
b) Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis)
Hemolisis dapat terjadi karena:
a) Faktor bawaan, misalnya, kekurangan enzim G6PD (untuk
mencegah kerusakan eritrosit.
b) Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak
eritrosit misalnya, ureum pada darah karena gangguan ginjal
atau penggunaan obat acetosal.
4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada
Bahan baku yang dimaksud adalah protein , asam folat,
vitamin B12, dan mineral Fe. Sebagian besar anemia anak
disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (zat
besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel
darah merah. Anemia bisa juga disebabkan oleh kondisi lain seperti
penyakit malaria, infeksi cacing tambang

C. Manifestasi klinik
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah
dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah)
Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung)
menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi
atau diare)

D. Komplikasi
Komplikasi menurut (Handayani, 2013) umum akibat anemia adalah:
1. Gagal jantung,
2. Kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

E. Patofisiologi dan Pathway


Menurut Price & Wilson (2012) patofisiologi anemia:
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab
lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel
fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati
dan limpa.  Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan
memasuki aliran darah.  Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul
dalam plasma (hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). 
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah
merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1.
hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti
yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
Pathway

Defisiensi B12, Depresi sumsum tulang


Perdarahan masif Eritrosit prematur
asam folat kongenital/ akibat obat
obatan
Kehilangan Umur eritrosit pendek
Kekurangan bahan
banyak darah akibat penghancur sel
baku pembuat sel Pembentukan sel
darah merah
darah merah hemopoetik terhenti/
Tranfusi darah berkurang

Hb menurun (<10 g/dl), trombositosis, pansitopenia MK: resiko infeksi

Gastrointestinal kardiovaskuler

Gangguan absorbsi nutrien Kontraksi arteriole


MK: defisit nutrisi
yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah
Pengurangan alirah darah dan
komponennya ke organ tubuh yang
Pengiriman oksigen kurang (anggota gerak), penambahan
dan nutrient ke sel aliran darah ke otak dan jantung
berkurang

MK: intoleransi Pengiriman oksigen dan nutrien sel berkurang


Penurunan BB aktivitas

MK: perfusi perifer tidak efektif


Takikardi, TD menurun, pengisian kapiler
lambat, ekstremitas dingin, palpitasi, kulit pucat

( Wijaya& Putri, 2013)


F. Pemeriksaan penunjang
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah
putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat,
vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial. 
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding
capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut
dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang tepat dilakukan untuk pasien anemia sesuai
jenisnya, dapat dilakukan dengan (Carpenito, 2011):
1. Anemia Aplastik
a) Transplantasi sumsum tulang.
b) Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit
(ATG).
c) Hentikan semua obat yang menyebabkan anemia tersebut.
d) Cegah timbulnya gejala-gejala dengan melakukan transfuse sel-
sel darah merah dan trombosit.
e) Lindungi pasien yang rentan terhadap leukopenia dari kontak
dengan orang-orang yang menderita infeksi.
2. Anemia defisiensi besi
a) Teliti sumber penyebab yang mungkin dapat berupa malignasi
gastrointestinal, fibroid uteri, atau kanker yang dapat
disembuhkan.
b) Lakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui darah samar.
c) Berikan preparat besi orang yang diresepkan.
d) Hindari tablet dengan salut enteric, karena diserap dengan
buruk.
e) Lanjutkan terapi besi sampai setahun setelah perdarahan
terkontrol.
3. Anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam
folat)
Anemia defisiensi vitamin B12:
a) Pemberian suplemen vitamin atau susu kedelai difortifikasi
(pada vege tarian ketat).
b) Suntikan vitamin B12 secara IM untuk kelainan absorpsi atau
tidak terdapatnya faktor-faktor instriksik.
c) Cegah kambuhan dengan vitamin B12 selama hidup untuk pasien
anemia pernisiosa atau malabsorpsi yang tidak dapat diperbaiki.
Anemia defisiensi asam folat:
a) Pemberian diit nutrisi dan 1 mg gram asam folat setiap hari.
b) Asam folat IM untuk sindrom malabsorpsi.
c) Asam folat oral diberikan dalam bentuk tablet (kecuali vitamin
prenatal).
4. Anemia sel sabit
a) Arus utama terapi adalah hidrasi dan analgesia.
b) Hidrasi dengan 3-5L cairan intravena dewasa per hari.
c) Berikan dosis adekuat analgesik narkotik.
d) Gunakan obat anti inflamasi non steroid untuk nyeri yang
lebih ringan.
e) Transfusi dipertahankan untuk krisis aplastik, krisis yang tidak
responsive terhadap terapi, pada preoperasi untuk
mengencerkan darah sabit, dan kadang-kadang setengah dari
masa kehamilan untuk mencegah krisis.

H. Asuhan keperawatan
I. Pengkajian
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia
a) Manifestasi umum
b) Kelemahan otot
c) Mudah lelah
d) Kulit pucat
4. Manifestasi system saraf pusat
a) Sakit kepala
b) Pusing
c) Kunang-kunang
d) Peka rangsang
e) Proses berpikir lamba
f) Penurunan lapang pandang
g) Apatis
h) Depresi
5. Syok (anemia kehilangan darah)
a) Perfusi perifer buruh
b) Kulit lembab dan dingin
c) Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
d) Peningkatan frekuensi jatung
II. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala : bentuk mesochepal/ tidak, rambut lurus beruban,
rambut agak kotor, tidak ada lesi.
b. Mata : Bentuk simetris/tidak, konjungtiva anemis,
tidak /ada nyeri tekan pada kelopak mata, warna bola mata
hitam. Reflek berkedip ada, penglihatan normal.
c. Hidung : Bentuk simetris/tidak, tidak/ ada polip, tidak /ada
nyeri tekan, tidak/ ada sekret.
d. Telinga : Bentuk, tidak/ ada sirumen berlebih, tidak\
menggunakan menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada
infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan.
e. Mulut : Bibir kering/tidak, gigi agak kotor/ bersih, dan
terdapat karies tidak/ada nyeri tekan pada langit-langit mulut,
tidak/ada pendarahan gusi.
f. Leher : Tidak/ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher/
tidak, tidak/ada pembesaran venajugularis.
g. Dada : Bentuk, terdengar bunyi wheezing/tidak, tidak/ada
nyeri tekan, bunyi jantung normal terdapat kontraksi inspirasi.
h. Abdomen: Tidak/ada lesi, suara bising usus lemah/ kuat,
tidak/ada nyeri tekan,tympani
i. Inguinal : Terpasang kateter/ tidak, tidak/bisa kencing
j. Integumen: Warna kulit , jumlah rambut banyak/ sedikit,
lembab atau tidaknya, tidak ada lesi/ tidak
k. Extermitas
Akral dingin, edema -/- atau tidak, kekuatan 5/5, gerak yang
tidak disadari -/-, atropi -/-. Perifer tampak pucat. Tulang
belakang. (ada/tidaknya) Tidak ada lordosis, kifosis atau
scoliosis.(tidak/ adanya)
l. Genetalia : bentuk apa, tidak/ ada lesi, kulit skrotum
kemerahan atau tidak,, tidaka/ada nyeri tekan, tidak/ada
benjolan

III. Diagnosa Keperawatan


a) Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi
hemoglobin
b) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
c) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
d) Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (penurunan hemoglobin)

IV. Intervensi keperawatan


a) Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi
hemoglobin
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam perfusi perifer meningkat dengan KH:
- Denyut nadi meningkat
- Sensasi meningkat
- Akral membaik
- Turgor kulit membaik
- Tekanan darah membaik
Intervensi
 Observasi
- Periksa sirkulasi perfusi (misal nadi, edema, suhu)
 Terapeutik
- Lakukan hidrasi
 Edukasi
- Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan
 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter ketika pefusi perfier
menurun
b) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam status nutrisi membaik dengan KH:
- Porsi makan meningkat
- Keinginan untuk meningkatkan nutrisi membaik
- Membran mukosa membaik
Intervensi
 Observasi
- Monitor berat badan
 Terapeutik
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Edukasi
- Anjurkan penambahan nafsu makan
 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
c) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam toleransi aktifitas meningkat dengan KH:
- Frekuensi nadi meningkat
- Warna kulit membaik
- Perasaan lemah menurun
Intervensi
 Observasi
- Monitor kelelahan fisik
 Terapeutik
- Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat duduk, jika tidak dapat
berpindah/ berjalan
 Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan keluarga dalam melakukan
ativitas
d) Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (penurunan hemoglobin)
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam tingkat infeksi menurun dengan KH:
- Kebersihan dan nafsu makan meningkat
- Periode malaise menurun
- Sel darah putih membaik
Intervensi:
 Observasi:
- Monitor tanda dan gejala infeksi
 Terapeutik:
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasein dan lingkungan pasien
 Edukasi:
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tim medis pemberian injeksi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Tgl/Jam MRS : 7 Desember 2021/ 11.30


Tanggal/Jam Pengkajian : 7 Desember 2021/ 14.00
Metode Pengkajian : Autoanamnesa dan Alloanamnesa
Diagnosa Medis : Anemia
No.Registrasi :

A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny S
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :
Umur :
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMP
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Nn M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
Pendidikan : SMA
Hub. Dg klien : Anak
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat :
II. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh lemah, lemas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasein mengatakan datang ke IGD rumah sakit DKT pada tanggal
7 Desember 2021 jam 11.30, pasien mengatakan psuing, lemah, lemes
3. Riwayat Penyakit Dahulu

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit menular ataupun menurun
seperti hipertensi, Diabetes Melitus, maupun jantung.
5. Genogram :

Keterangan :

: laki laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal
: Tinggal serumah

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum : lemah, (E:4, V: 5, M: 6)
a. Keadaan : Composmentis
b. Tanda-tanda Vital
1. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2. Nadi : 60x/mnt, kuat, teratur
3. RR : 20 x/mnt, teratur
4. Suhu : 36,5 0C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Brntuk kepala : Messosephal
b. Kulit kepala : bersih, tidak ada ketombe
c. Rambut : panjang, hitam
3. Muka
a. Mata
1) Palpebra : tidak ada pembengkakan
2) Konjungtiva : anemis
3) Sclera : Tidak ikterik
4) Pupil : Isokor
5) Diameter pupil ka/ki : 3 mm / 3mm
6) Reflek terhadap cahaya : +/+
7) Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak ada
b. Hidung : Simetris, tidak ada riwayat polip, tidak ada cuping
hidung
c. Mulut : Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa
kering
d. Telinga : Simetris, terdapat serumen, terdapat penurunan
pendengaran
4. Leher
a. Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
b. Kelenjar limfe :tidak ada pembesaran
c. JVP : tidak tampak
5. Dada
a. Paru-paru
Inspeks : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak ada flail chest, vocal fremitus kanan
kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan
b. Jantung
Inspeksi : IC tampak di ICS IV
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran organ
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1,S2 tidak ada kelainan
6. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada asites, tidak ada luka atau lesi
Auskultasi : bising usus 5x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Hiperthympani
7. Genitalia
Tidak terpasang kateter
8. Anus dan rektum
Tidak terkaji
9. Ekstrimitas
Atas

Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 3
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Bawah

Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

2. Pola nutrisi
a. Pengakajian nutrisi (ABCD)

b. Pengkajian Pola Nutrisi

Sebelum sakit Saat sakit


Frekuensi 3 x sehari 3x sehari
Jenis Nasi, sayur, lauk Nasi, sayur, lauk
Porsi 1 porsi penuh Porsi dari rumah
sakit
Keluhan Tidak ada Tidak ada

3. Eliminasi bowel
a. BAB

Sebelum sakit Saat sakit


Frekuensi 1x sehari -
Konsistensi Lunak -
Warna Kuning kecoklatan -
Penggunaan pencahar Tidak ada -
(laktasit)
Keluhan Tidak ada -

b. BAK

Sebelum sakit Saat sakit


Frekuensi 4-5 x/ hari 3-4x/hari
Jumlah urine ± 200-400 cc/ setiap ± 200- 400
berkemih cc/setiap berkemih
Warna Kuning jernih Kuning pekat
Pancaran Kuat Kuat
Perasaan setelah Lega/ perut terasa Perut tidak terasa
berkemih nyaman penuh lagi
Total produksi urin ± 1500 cc/hari ± 1500 cc
Keluhan Tidak ada Tidak ada

c. Analisa keseimbangan cairan selama perawatan

intake Output Analisa

a. Minum: 600 cc a. Urine: 1500 cc Intake : cc


output
b. Makanan : 350 b. Feses :-
cc

c. Cairan : 2000 c Muntah : -


cc
d. IWL :

Total: 2950 cc Total: Balance

4. Pola Aktivitas dan Latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Thoileting √
Berpakaian √
Monilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi/ ROM √

Ket. :
0 : Mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu
orang lain dan alat, 4 : tergantung total

5. Tidur dan istirahat

Sebelum sakit Saat sakit


Jumlah tidur siang 1 jam 1 jam
Jumlah tidur malam 6-8 jam 6-8 jam
Penggunaan obat tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
Perasaan waktu Bugar Bugar
bangun
Kebiasaan sebelum Tidak ada Tidak ada
tidur

6. Kenyamanan dan nyeri


a. Status mental: pasien ketika ada masalah cerita ke keluarga
b. Kemampuan penginderaan : tidak ada gangguan dalam penciuma,
pendengaran dan penglihatan
c. Pengkajian nyeri
7. Pola persepsi konsep diri
a. Gambaran diri/ citra tubuh : Pasien dapat menerima keadaan
ketika sakit
b. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin segera
sembuh
c. Harga diri : Pasien tidak minder ketika sedang
sakit
d. Pera diri : Aktivitas terganggu karena sakit
e. Identitas diri : Pasien seorang perempuan dan
dirumah pasien sebagai ibu rumah tangga
8. Pola hubungan peran : Pasien mengatakan sebagai ibu rumah tangga
mengasuh anak anaknya, pasien mengatakan hubungan dengan
keluarga terjalin dengan baik
9. Pola seksualitas reproduksi: Pasien sudah menikah dan mempunyai
2 orang anak, tidak ada gangguan dalam reporduksi
10. Pola mekanisme koping : Pasien mengatakan apabila ada
amsalah cerita ke keluarga
11. Pola nilai dan keyakinan : Pasien beragam islam menjalankan
sholat 5 waktu
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium : 07/12/2021 jam 11.30

NAMA PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

HEMATOLOGI
Darah lengkap
- Hemoglobin g/dL 14-18
- Lekosit ribu/mm3 4.0-10.0
- Hematokrit % 40-50
- Eritrosit Juta/mm3 4.5-6
- Trombosit Ribu/mm3 150-400
Index Eritrosit

- MCV L 80-97
- MCH Pg 26.5-33.5
- MCHC g/dL 31.5-35
Hitung jenis lekosit

- Eosinofil % 1-4
- Basofil % 0-1
- Neutrofil batang % 3-5
- Neutrofil Segmen % 50-70
- Limfosit % 20-40
- Monosit % 2-70
%
NLR >3.13= waspada
6-8= curiga
>9= bahaya
ALC Ribu/uL 1.101-1.509=
waspada
0.500-1.100= curiga
<0.500= bahaya
Golongan darah+Rhesus
- Golongan darh ABO
- Rhesus Faktor

HEMOSTASIS
ST-CT Menit
- Masa pendarahan (BT) 1-3
Menit <7
- Masa pembekuan (CT)
KIMIA KLINIK
Fungsi ginjal mg/dL 10-50
- Ureum mg/dL 0.6-1.1
- Kreatinin
VI. TERAPI MEDIS

Hari/ Jenis Terapi Dosis Golonga Fungsi


Tanggal n
Selasa, 7 Cairan IV:
Desember
2021
a.

B. ANALISA DATA
Nama: Ny S No.CM : 099xxx
Umur: Tahun Diagnosa Medis : Anemia
NO Hari/tgl/ Data Fokus Masalah Etiologi ttd
Jam
1 Selasa, 07 DS :
Desember
DO :
2021
-
2 Selasa, 07 DS:
Desember
DO :
2021
-

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama: Ny S No.CM : 099xxx
Umur: tahun Diagnosa Medis : Anemia
N Tgl/Jam Dx.Kep Tujuan dan kriteria Intervensi Ttd
O hasil

1 Selasa, 07 Setelah dilakukan


Desember tindakan keperawatan
2021 3x24 jam diharapkan

2 Selasa, 07 Setelah dilakukan


Desember tindakan keperawatan
2021 3x24 jam
E. IMPLEMENTASI
Nama: Ny S No.RM : 099xxx
Umur: tahun Diagnosa Medis : Anemia
Hari/Tgl/ No Implementasi Respon Ttd
Jam Dx
Selasa, 07 1,2, Melakukan S : Sdr R mengatakan bersedia
Desember pengkajian O : Sdr R tampak kooperatif dan
2021 menjawab
Selasa 1 S:
- Sdr R mengatakan nyeri pada
anus
- P: Nyeri terasa saat bergerak
- Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
- R: Nyeri pada anus post operasi
hemoroid
- S: Skala nyeri 5
- T: Nyeri terasa hilang timbul
dengan durasi 1-2 menit
O : Pasien tampak meringis kesakitan

Jam 1,2, Melakukan TTV S:


16.00 - Pasien mengatakan bersedia
O:
- TD: 110/100 mmHg,
- Nadi: 94 x/menit
- RR: 20 x/menit
- suhu: 36,5oC
- SPO2: 98%
Jam 2 Mengidentifikasi S:
16.30 pasien kesiapan - Pasien bersedia
dan kemampuan O:
menerima - Pasien kooperatif dalam
informasi komunikasi
Selasa, 1 Memberikan S:
9 teknik relaksasi - Pasien mengatakan masih nyeri
November nafas dalam - P: Nyeri terasa saat bergerak
2021 - Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
14.35 - R: Nyeri pada anus post operasi
hemoroid
- S: Skala nyeri 4
- T: Nyeri terasa hilang timbul
dengan durasi 1 menit
O:
- Pasien terlihat menahan nyeri
17.00 1 Kolaborasi S:
dengan tim medis - pasien mengatakan bersedia
pemberian obat O :
injeksi - obat injeksi ketorolac, dan
ceftriaxson diberikan lewat
intravena
18.00 2 Memberikan S:
pendidikan - pasien bersedia diberikan
kesehatan tentang pendidikan kesehatan
penyakit O:
hemoroid - pasien kooperatif dan bertanya
tentang penyakitnya kepada
perawat
Rabu S : Sdr R mengatakan dirinya sudah
10-11- 1,2 Mengobservasi sedikit lebih baik
2021 keadaan umum O : Sdr R tampak rileks
14.00

Jam 14.30 1 Pantau nyeri S :


pasien dengan - pasien mengatakan nyeri post
PQRST operasi sedikit lebih baik
- P: Nyeri terasa saat bergerak
- Q: Nyeri seperti ditusuk jarum
- R: Nyeri pada anus post operasi
- S: Skala nyeri 2
- T: Nyeri terasa hilang timbul
O:
- Pasien tampak sedikit lebih
rileks
Jam 2 Memberikan S:
14.50 kesempatan - Keluarga pasien bertanya
keluarga untuk tentanng penyakitnya
bertanya tentang O:
penyakit - Pasien dan keluarga tampak
hemoroid memperhatiakan
F. EVALUASI

Nama: Ny S No.CM : 099xxx


Umur: tahun Diagnosa Medis : Anemia

Hari/
No.
Tanggal/ Evaluasi ttd
Dx
Jam
1 Senin, S:
8 - Sdr .R mengatakan nyeri pada anus daerah
November operasi
2021 - P: Nyeri terasa saat bergerak
1 - Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
14.00 - R: Nyeri pada anus post operasi
- S: Skala nyeri 5
- T: Nyeri terasa hilang timbul dengan durasi 1-2
menit
O:
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Hasil TTV
- TD: 110/100 mmHg
- Nadi: 94 x/menit
- RR: 20 x/menit
- suhu: 36,5oC
- Sdr R melakukan teknik nafas dalam
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Lanjutkan relkasasi nafas dalam

2 16.30 S : Ny.S mengatakan bersedia


O : menjelaskan kepada sdr R dan keluarga tentang
penyakitnya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Berikan penjelasan terkait penyakitnya

1 Selasa, 9 S : pasien mengatakan nyeri post operasi lebih baik


November P: Nyeri terasa saat mau duduk
2021 Q: Nyeri seperti ditusuk jarum
14.35 R: Nyeri pada abdomen post operasi
S: Skala nyeri menjadi 4
T: Nyeri terasa hilang timbul
O : Pasien tampak sedikit lebih rileks
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Injeksi ketorolac dan ceftriaxson

2 Selasa, 9 S : pasien mengatakan bersedia


November O : pasien kooperatif
2021 A : Masalah teratasi sebagian
18.00 P : lanjutkan intervensi
- Jadwalkan pendidikan kesehatan selanjutnya hari
rabu 10 November 2021

1 Rabu,10 S : Pasien mengatakan dirinya sudah lebih baik


November P: Nyeri berkurang
2021 Q: nyeri seperti tertusuk
14.30 R: Nyeri pada anus post operasi sudah berkurang
S: Skala nyeri 2
T: Nyeri terasa hilang timbul tetapi tidak merasa sakit
O : Pasien tampak lebih rileks dan tersenyum
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi (pasien mau pulang)

2 Rabu, 10 S : Ny.S mengatakan mengerti tentang materi yang


November diberikan
2021 O : pasien kooperatif dan bertanya jika tidak mengerti
14.50 A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi (pasien mau pulang)
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada
Ny S dengan Anemia di ruang Cempaka RUMKIT TK III Slamet Riyadi selama
3hari, yaitu tanggal 7-9 Desember 2021 dengan memperhatikan tahapan proses
keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
tindakan,pelaksanaan dan evaluasi. Pengkajian dilakukan pada tanggal 7
Desember 2021 dan didapatkan data bahwa Ny S
Nyeri merupakan kejadian yang menekan (stres) dan dapat merubahgaya
hidup dan psikologis seseorang. Saat nyeri datang tanda-tanda vital akan
meningkat, denyut jantung akan lebih cepat, tekanan darah naik dan pernafasan
meningkat (Smeltser & Bare, 2012). Pada kasus sdr R hal tersebut tidak terjadi
tanda – tanda vital yang didapat adalah TD: 110/100 mmHg, Nadi: 94 x/menit,
RR: 20 x/menit, suhu: 36,5oC.
Diagnosa nyeri akut menjadi masalah keperawatan yang lebih
diprioritaskan karena nyeri akut yang serius jika tidak segera diatasi akan
memperburuk kondisi psikologis pasien dan mengakibatkan adanya perburukan
tanda-tanda vital. Jika hal tersebut tidak segera diatasi akan semakin memperparah
masalah kualitas tidur pada sdr R akibat ketidaknyaman fisik yang terjadi
(SDKI,2017). Disebutkan pula dalam SDKI diagnosa nyeri akut didefinisikan
sebagai suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat adanya kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau
digambarkan dalam hal sedemikin rupa, kemudian awitan dinyatakan sebagai
nyeri akut adalah awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan sedang
sampai berat yang sekiranya dapat diatasi dalam waktu kurang dari 6 bulan
(SDKI,2017). Sedangkan etiologi dari diagnosa tersebut adalah agen cidera
biologis: adanya suatu kelemahan pada otot punggung yang berkaitan erat dengan
proses perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada seseorang.
Diagnosa nyeri diatas ditegakkan berdasarkan data yang menyebutkan bahwa Sdr
R post operasi Hemoroid Grade II mengeluh nyeri pada anus P : Nyeri terasa saat
bergerak, Q : Nyeri seperti tertusuk – tusuk, R : Nyeri pada bagian anus post
operasi, S : Skala Nyeri 5, T : Nyeri terasa hilang timbul dengan durasi 1-2 menit.
Diagnosa kedua adalah Defisit pengetahuan karena pasien belum mengetahui
tentang penyakitnya dan pencegahannya. Untuk mengatasi masalah keperawatan
yang muncul tersebut disusunlah intervensi keperawatan. Intervensi keperawatan
merupakan kategori perilaku perawat yang bertujuan menentukan rencana
keperawatan yang berpusat kepada pasien sesuai dengan diagnosa yang
ditegakkan sehingga tujuan tersebut terpenuhi. Pada kasus ini intervensi disusun
sesuai dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada sehingga rencana keperawatan
dapat dijalankan dan diterapkan sesuai dengan tujuan.
Rencana tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dalam satu minggu
dikarenakan nyeri diprediksi tidak dapat diatasi dalam waktu singkat dan
memerlukan penganan yang lain terhadap masalah yang menjadi etiologi nyeri ini.
Dengan berdasar pada referensi intervensi keperawatan yang dilakukan untuk
mengatasi nyeri ini adalah dengan manajemen nyeri (SIKI, I.08238) yang meliputi
pengkajian kualitas nyeri (PQRST), monitor respon verbal pasien terhadap nyeri,
pantau tanda-tanda vital, ajarkan tehnik relaksasi baik nafas dalam. Diagnosa
kedua intervensi keperawatan edukasi kesehatan (SIKI, I. 12383)
Diagnosa nyeri akut implementasi pertama dilakukan denganmengukur
kualitas nyeri pasien dengan PQRST dengan respon P : Nyeri terasa saat bergerak,
Q : Nyeri seperti tertusuk – tusuk, R : Nyeri pada bagian anus post operasi, S :
Skala Nyeri 5, T : Nyeri terasa hilang timbul dengan durasi 1-2 menit. Diagnosa
deficit pengetahuan memberikan infromasi berkaitan dengan masalah
penyakitnya. Hasil implementasi yang telah dilakukan maka dapat dievaluasi
sebagai lakukan pengkajian sesuai keluhan pasien yang di kaji.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah ini adalah :
1. Hasil pengkajian pada Sdr.SR didapatkan bahwa : Sdr.R mengatakan
masih nyeri berkurang P: Nyeri terasa saat bergerak, Q: Nyeri seperti
ditusuk jarum, R: Nyeri pada anus post operasi, S: Skala nyeri 2, T:
Nyeri terasa hilang timbul, Pasien tampak lebih rileks, TTV : TD:
110/100 mmHg, Nadi: 90 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36,5 oC
pasien tampak sudah mengerti tentang cara mencegah hemoroid, tanda
dan gejala hemoroid.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera fisik, Defisit pengetahuan b.d kondisi klinis yang
baru dihadapi
3. Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri
adalah lebih fokus pada monitoring kualitas nyeri dan teknik relaksasi
nafas dalam sedangkan pada defisit pengetahuan adalah kemampuan
menjelaskan pengetahuan tentang penyakitnya
4. Evaluasi pada Sdr.R menggunakan metode SOAP dimana nyeri akut
sudah teratasi walaupun sebagian dengan menurunnya skala nyeri dari
5 menjadi 2 dan Sdr R tampak rileks.

B. Saran
Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kami. Besar harapan kami kepada para pembaca untuk bisa
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi lebih sempurna dan bermanfaat bagi yang membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2011. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2011. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta:
Davay, P. (2012) , At A Glance Medicine: Jakarta, EMS
EGC
Handayani, W., Andi, S. H. (2013). Buku ajar asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan siste hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Marlyn E. Doenges, 2015. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Price, S. A., Wilson, L. M. (2012). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses


penyakit. Jakarta: EGC.

Rokim, K. F., Eka, Y., Firdaus, W. (2014). Hubungan usia dan status nutrisi
terhadap kejadian anemia pada pasien kanker kolorektal. (Karya Tulis
Ilmiah). Malang: Universitas Diponegoro.
Smeltzer & Bare. 2012. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai