OLEH :
LUH DE NOVITARIANI
203213205
A14-A KEPERAWATAN
Gastrointestinal Kardiovaskuler
6. Gejala klinis
Tanda dan gejala anemia yaitu: 1. Gejala umum pada anemia Gejala umum anemia
disebut sindrom anemia. Gejala umum anemia merupakan gejala yang timbul pada semua
anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun di bawah nilai normal. Gejala-gejala
tersebut diklasifikasikan menurut organ yang terkena: a. Sistem kardiovaskuler: lesu, cepat
lelah, palpitasi, takikardi, sesak nafas, saat beraktivitas, gagal jantung
b. Sistem saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang, kelemahan otot,
iritabilitasi, lesu, serta perasaan dingin pada akstermitas
c. Sistem urogenital: gangguan haid dan libido menurun
d. Epitel: warna kulit pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, rambut tipis
dan halus
2. Gejala khas masing-masing anemia Gejala khas menjadi ciri dari masing-masing jenis
anemia adalah:
a. Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis
b. Anemia defisiensi asam folat: lidah merah
c. Anemia hemolitik: icterus dan hepatosplenomegaly
d. Anemia aplastic: pendarahan kulit atau mukosa dan tanda infeksi.
7. Komplikasi
Komplikasi anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) adalah:
a. Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa sangat
lelah sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas sehari – hari.
b. Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defisiensi folat mungkin
lebih cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur.
c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler
(aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih
banyak darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen dalam darah. Hal
ini menyebabkan jantung membesar atau gagal jantung.
d. Kematian¸ beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa menyebabkan
komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat
mengakibatkan anemia akut dan berat dan bisa berakibat fatal.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Anemia yang dapat dilakukan pada pasien Anemia adalah
sebagai berikut:
a. Transplantasi sel darah merah
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
e. Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)
f. Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau
g. Transfuse komponen darah sesuai indikasi
h. Terapi besi oral
i. Terapi besi parenteral
9. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia
a. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik). Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt): 3,9 juta per mikro liter pada wanita
dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria. .
b. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
c. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
d. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
e. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
f. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal
: pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
g. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB). .
h. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi .
i. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
j. TBC serum : meningkat (DB)
k. Feritin serum : meningkat (DB)
l. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan keluarga
Nama, umur, TTL, nama ayah/ibu, pekerjaan ayah/ibu, agama,
pendidikan, alamat.
b. Keluhan utama
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, adanya gejala gelisah, takikardi, dan
penurunan kesadaran.
f. Riwayat kesehatan keluarga
5) Kulit: apakah kulit klien teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat,
terdapat perdarahan dibawah kulit.
6) Mata: apakah ada kelainan bentuk mata, konjungtiva anemis, kondisi
sklera, terdapat perdarahan subkonjungtiva, keadaan pupil, palpebra, dan
refleks cahaya.
7) Hidung: apakah ada kelainan bentuk, mukosa hidung, cairan yang
keluar dari hidung atau gangguan fungsi penciuman.
8) Telinga: apakah ada kelainan bentuk fungsi pendengaran
9) Mulut: apakah ada kelainan bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah
kering, bibir pecah – pecah, atau perdarahan.
10) Leher: apakah terrdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid
membesar, dan kondisi distensi vena jugularis.
11) Thoraks: periksa pergerakan dada, adakah pernafasan cepat atau irama
nafas tidak teratur.
12) Abdomen: periksa apakah ada pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan
bias dibawah normal.
13) Genetalia: pada laki – laki apakah testis sudah turun kedalam skrotum
dan pada perempuan apakah labia minora tertutun labia mayora.
14) Ekstremitas: apakah klien mengalami nyeri ekstremitas, tonus otot
kurang.
h. Pemeriksaan penunjang
1) Riwayat sosial
Siapa yang mengasuh klien dirumah. Kebersihan didaerah tempat
tinggal, orang yang terdekat dengan klien. Keadaan lingkungan,
perkarangan, pembuangan sampah.
2) Kebutuhan dasar
Bergantung pada usia. Terdiri dari motorik kasar, halus, kognitif, dan
bahasa.
1) Data psikologis
5. Evaluasi
Evaluasi dapat di bedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dievaluasi selesai melakukan tindakan, dan evaluasi hasil berdasarkan rumusan tujuan
terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acuan tentang perencanaan lanjutan
terhadap masalah nyeri yang di alami oleh pasien.
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
merespon rangsangan nyeri. Diantaranya:
a. Hilang perasaan nyeri
b. Menurunnya intensitas nyeri
c. Adanya respon fisiologis yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Bunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Kardiyudiani, N. I., & Susant, D.A. 2019. Keperawatan Medikal Bedah I. Yogyakarta:
Pustaka Baru
NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Smelzer C Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika
Sugeng Jitowiyono. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Lukman Dwi Priyanto.2018. hubungan umur, tingkat pendidikan, dan aktivitas fisik sa ntriwati
husada dengan anemia.volume 6 nomor 2
TIM Pogja SDKI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
TIM Pogja SDKI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI