TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
salah satu keadaan darurat non trauma, dimana seorang penderita oleh karena
pertolongan secepatnya tetapi tidak begitu berbahaya, karena kondisi penderita yang
sangat lemah jadi penderita sangat memerlukan pertolongan dengan segera. Adapun
gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal, obstruksi terjadi
ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi
peristaltik normal.
6
7
antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J, gaster
akan berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsi
menutup dan membuka saat pengisisan dan pengosongan lambung. Gaster berlanjut
kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan visual sulit dibedakan dan
jejenum dan ileum, hanya saja panjang duodenum kira-kira 25 cm dan berakhir
pada ligament-ligament treltz berupa sebuah ligament yang berjalan dari sisi kanan
diafragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan duodenum
dan jejenum sisa dari usus halus adalah jejenum ¾ bagian akhir disebut ileum
(Yunita,2022).
Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri, sedangkan ileum
sisa makanan akan melalui katub ileoccal valve, yang mencegah berbaliknya
makanan dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung caecum terdapat appendix
vermicularis. Colon (usus besar) lebih besar dari usus halus yang terdiri dari
caecum, colon pars desendens, colon pars aseenden, colon transversum dan rectum,
lapisan usus besar terdiri dari tunika serosa, tunika submukosa, tunika muskularis,
2.1.3 Etiologi
yang berdekatan karena radang). (b) Karsinoma. (c) Volvulus (penyumbatan isi
usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam usus). (d) Obstipasi (konstipasi
yang tidak terobati). (e) Polip (perubahan pada mukosa hidung). (f) Striktur
2. Secara Fungsional (non mekanik) adalah : (a) Ileus paralitik (keadaan abdomen
akut berupa kembung distensi usus tidak dapat bergerak). (b) Lesi medula
lalu lintas), (c) Enteritis regional, (d) Ketidakseimbangan elektrolit, (e) Uremia
(kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal tidak
esofagitis. (c) Obstrukti viseral: ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena
batu. (d) Regangan kopsula organ: hepatitis kista ovarium, pilelonefritis. (e)
trauma muskuloskeletal, infark miokard dan paru dan lainnya (Yunita, 2022).
2.1.4 Klasifikasi
1. Kolik abdomen visceral adalah berasal dari organ dalam, viscelar dimana
intervasi berasal dari saraf memiliki respon terutama terhadap distensi dan
9
kontraksi otot, bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri
2. Kolik abdomen alih adalah nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat
2.1.5 Pathofisiologi
Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa
memandang apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau
Lumen usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan dan gas.
Akumulasi gas dan cairan didalam lumen usus sebelah proksimal dari letak
tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemia dinding usus dan kehilangan
cairan menuju ruang peritonium akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari
usus, bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis septik ketika terjadi
menyebabkan kematian.
10
karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus
menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen
usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang
hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin
bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan
tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal sumbatan.
usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltik. Hal ini menyebabkan
Peradangan Obstruktif
Perdarahan
Peningkatan metabolism
an aerob
Gangguan Rasa
Penumpukan asam laktat Nyaman Nyeri
Resiko Cedera
Gambar 2.1 Pathofisiogi Kolik Abdoment (Sumber :Nurarif & Kusuma, 2015)
12
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, muntah sedikit atau tidak
ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram
5 Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat seperti nyeri parah yang berlangsung terus
menerus dan terlokalisasi distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus
menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna
2.1.7 Komplikasi
aliran-aliran dari ginjal ke usus), (2) Kolik biliaris, (3) Kolik intestinal (obstruksi
usus lewatnya isi usus yang terhalang). Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi
pada kolik abdomen menurut (Nurarif,2015 dalam Nening 2021) adalah sebagai
berikut :
Gangren kandung empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi
tubuh melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana
3. Fistula. Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu
perut yang steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke
rongga perut
5. Ileus. Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu
3. Pemeriksaan rectal.
6. Barium enema menunjukkan kolon yang terdiistensi, berisi udara atau lipatan
7. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar
2.1.9 Penatalaksanaan
penyumbatan, selang dapat dimasukan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan. (3) Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis. (4)
paralitik atau infeksi. (5) Reseksi dengan anastomisis dari ujung ke ujung. (6)
15
Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko. (7)
Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus yang
Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan. (3) Dekstrose dan air untuk
yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan selang dapat dimasukkan
dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan. (5) Antasid (obat
yang melawan keasaman). (6) Antihistamine (obat yang berlawanan kerja terhadap
efek histamine).
meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan, pola kesehatan dan
1. Identitas klien meliputi : Nama, Umur, Jenis kelamin, Suku bangsa, Pekerjaan,
2. Keluhan utama. Keluhan yang dirasakan klien sebelum masuk Rumah Sakit dan
saat masuk rumah sakit. Biasanya klien mengeluh nyeri perut, muntah dan lain-
lain.
16
serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi dan
dahulu. Mengkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang dan
4. Pola-pola fungsi kesehatan meliputi : (a) Pola persepsi dan tata laksana hidup
menimbulkan perawatan diri. (b) Pola nutrisi dan metabolisme. Terjadi gangguan
nutrisi karena klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran terhadap makanan
dan klien selalu ingin muntah. (c) Pola eliminasi. Terjadi gangguan karena klien
tidak toleran terhadap makanan sehingga terjadi konstipasi. (d) Pola aktivitas dan
latihan. Akan terjadi kelemahan dan kelelahan. (e) Pola persepsi dan konsep diri.
Tidak terjadi gangguan/perubahan dalam diri klien. (f) Pola sensori dan kognitif.
Pola reproduksi dan seksual. Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola
reproduksi dan seksual. (h) Pola hubungan peran. Kemungkinan akan terjadi
perubahan peran selama klien sakit sehubungan dengan proses penyakitnya. (i)
Pola penanggulangan stres. Bagaimana cara klien mengatasi masalahnya. (j) Pola
tata nilai dan kepercayaan. Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan
kepercayaan.
a. Status kesehatan umum. Akan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses
penyakitnya.
kemungkinan tidak terjadi sesak tapi jika derajat nyerinya hebat / meninggi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penyakit kolik abdomen).
pertahanan utama.
18
- Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakolosi, non
farmakologi dan inter
personal)
- Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri
- Ajarkan tentang teknik
non farmakolog
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
- Analgesic
20
Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgetik ketika
pemberian lebih dari
satu
2. Resiko ketidakseimbangan NOC NIC
cairan dan elektrolit - Fluid balance Fluid management
Batasan karakteristik : - Hydration - Timbang popok/
Definisi : - Nutritional Status : Pembalut jika
Berisiko mengalami perubahan Food and Fluid diperlukan
kadar elektrolit serum yang dapat - Intake - Pertahankan catatan
mengganggu kesehatan Faktor Kriteria Hasil : intake dan output yang
risiko - Mempertahankan akurat
- Defisiensi volume cairan urine output - Monitor status hidrasi
- Diare sesuai dengan ( kelembaban membran
- Disfungsi endokrin usia dan BB, BJ mukosa, nadi adekuat,
- Kelebihan volume cairan urine normal, HT tekanan darah
- Gangguan mekanisme regulasi normal ortostatik ) jika
(mis. diabetes, isipidus, - Tekanan darah, diperlukan
sindrom ketidaktepatan sekresi nadi, suhu tubuh - Monitor vital sign
hormon antidiuretik) dalam batas - Monitor masukan
- Disfungsi ginjal normal Makanan /cairan dan
- Efek samping obat (mis . - Tidak ada tanda hitung intake kalori
21
- Pemberian cairan lv
monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan
volume cairan
- Monitor adanya tanda
gagal ginja
3. Resiko Cedera NOC NIC
Batasan karakteristik : - Risk Kontrol Environment
Definisi: Kriteria Hasil Management
Beresiko mengalami cedera - Klien terbebas dari (Manajemen lingkungan)
sebagal akibat kondisi lingkungan cedera - Sediakan lingkungan
yang berinteraksi dengan sumber - Klien mampu yang aman untuk pasien
adaptif dari sumber defensif menjelaskan cara - Identifikasi kebutuhan
individu /metode untuk keamanan pasien, sesuai
Faktor resiko mencegah injury/ dengan kondisi fisik dan
- Eksteralle cedera fungsi kognitif pasien
- Biologis (mis tingkat imunisasi - Klien mampu dan riwayat penyakit
komunitas, mikroorganisme) ? menjelaskan factor terdahulu pasien
zat kimia (mis, racun, polutan, resiko dari - Menghindarkan
obat agenens farmasi, alkohol. lingkungan/perilaku Lingkungan yang
nikotin, pengawet, kosmetik, personal berbahaya misalnya
pewarna) - Mampu memindankan perabotan)
- Manusia (mis. agens memodifikasi - Memasang side rail
nosokomial, pola ketegangan, gaya hidup untuk tempat tidur
atau faktor koknitif, afektil, dan mencegah injury - Menyediakan tempat
psikomotor) - Menggunakan tidur yang nyaman dan
- Nutrisi (mis .desain, struktur, fasilitas kesehatan bersin
dan pengaturan komunitas, yang ada - Menempatkan saklar
bangunan, dan /atau peralatan) - Mampu mengenali lampu ditempat yang
Internal perubanan status mudah dijangkau pasien
- Profil darah yang abnormal kesehatan - Membetasi pengunjung
( mis leukositosis / leukopenia, - Mengontrol lingkungan
gangguan faktor Koagulasi, dari kebisingan
23
- Memindahkan barang-
trombositopenia sel sabit,
barang yang dapat
talasemia, penurunan
membahayakan
hemoglobin)
- Disfungsi biokimia
- Usia perkembangan (fisiologis
psikososial)
- Disfungsi efektor
- Disfungsi imun-autoimun
- Disfungsi integrative
- Malnutrisi
- Fisik (mis ,, integritas kulit tidak
utuh, gangguan mobilitas)
- Psikologis (orientasi afektif)
- Disfungsi sensorik
- Hipoksia jaringan
4. Resiko infeksi NOC NIC
Batasan karakteristik : - Immune Status Infection Control
Definisi : Mengalami peningkatan - Knowledge : (Kontrol infeksi)
resiko terserang organisme Infection control - Bersihkan lingkungan
patogenik - Risk control setelah dipakai pasien
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil lain
Penyakit kronis - Klien bebas dari - Pertahankan teknik
- Diabetes mellitus tanda dan gejala isolasi
- Obesitas infeksi - Batasi pengunjung bila
Pengetahuan yang tidak cukup - Mendeskripsikan perlu
untuk menghindari pemanjanan proses penularan - Instruksikan pada
patogen penyakit factor pengunjung mencuci
Pertahanan tubuh primer yang yang tangan saat berkunjung
beresiko
- Pertahankan teknik
isolasi k/p
- Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
- Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemeranan,
panas, drainase Inspeksi
kondisi luka / insisi
bedah
- Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
- Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara
menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan
infeksi
- Laporkan kultur positif
5. Gangguan rasa nyaman NOC NIC
Batasan karakteristik : -Ansiety Anxiety Reduction
Definisi: -Fear Leavel (penurunan kecemasan)
Merasa kurang senang, lega, dan -Sleep Deprivation - Gunakan pendekatan
sempurna dalam dimensi fisik, -Comfort, Readines yang menenangkan
psikospiritual, lingkingan, dan for Enchanced Nyatakan dengan jelas
social Batasan karakteristik Kriteria hasil: harapan terhadap pelaku
26