A. Masalah Keperawatan
1. Gangguan Eliminasi Urine
Eliminasi urin merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat yang tidak
dibutuhkan, dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru
secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk selama
metabolisme pada jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawa keparu-paru oleh
sistem vena dan diekskresikan melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan air dan
natrium / keringat. Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama untuk
mengekskresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion hidrogen, dan asam.
Eliminasi urin secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan dan
sirkulasi volume darah, jika salah satunya menurun, pengeluaran urin akan menurun.
Pengeluaran urin juga berubah pada seseorang dengan penyakit ginjal, yang
mempengaruhi kuantitas, urin dan kandungan produk sampah didalam urin.
Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek yang penting
untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada
sistem gastrointestinal dan sistem tubuh lainnya. Karena fungsi usus bergantung pada
keseimbangan beberapa faktor, pola dan kebiasaan eliminasi bervariasi di antara
individu. Namun, telah terbukti bahwa pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah
besar, dan karakteristiknya normal biasanya berbanding lurus dengan rendahnya
insiden kanker kolorektal (Robinson dan Weigley, 1989).
Eliminasi merupakan kebutuhan dalam manusia yang esensial dan berperan dalam
menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan
homeostasis melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme (Potter & Perry, Fundamental
Keperawatan Edisi 4 Volume 2, hal 1679, 2001).
Secara garis besar, sisa metabolisme tersebut terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah
yang berasal dari saluran cerna yang dibuang sebagai feces (nondigestible waste) serta
sampah metabolisme yang dibuang baik bersama feces ataupun melalui saluran lain seperti
urine, CO2, nitrogen, dan H2O (Potter & Perry, Fundamental Keperawatan Volume 2, hal
1679, 2010).
1. Gangguan Eliinasi Urine
Gangguan eliminasi urine adalah suatu keadaan dimana seorang individu
mengalami gangguan dalam pola berkemih (NANDA NIC NOC 2013, edisi Revisi
Jilid 2, hal 597).
Sedangkan gangguan eliminasi urine (Lynda Juall carpenito-Moyet, hal 502)
adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau berisiko disfungsi
eliminasi urine.
2. Gangguan Eliminasi Fekal
Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
atau berisiko tinggi mengalami satis pada usus besar, mengakibatkan jarang buang
air besar, feses keras dan feses kering.
Eliminasi alvi (buang air besar) merupakan proses pengosongan usus.
Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk buang air besar yang terletak di
medulla dan sumsum tulang belakang (A.Aziz, 2008 : 71).
INKONTINENSIA
URIN
Retensi Urine
Kerusakan Medula
spinalis TH12-L1,
kerusakan saraf simpatis
dan parasimpatis
Retensi urin
2. Gangguan Eliminasi Fekal
Diare
DIARE
Konstipasi
Diet rendah serat, asupan cairan kurang, Penggunaan obat-obatan tertentu (seperti,
kondisi psikis, kondisi metabolik, dan gol. Opiat)dan mengandung AL dan Ca
penyakit yang di derita
Gangguan defekasi
KONSTIPASI
Rangsangan refleks
penyebab rekto anal
Diperlukan rangsangan
yang lebih kuat untuk
mendorong feses
F. Penatalaksaan Medis
1. Mengumpulkan Urine untuk Bahan Pemeriksaan
2. Menolong muang air kecil dengan menggunakan urinal
Tindakan keperawatan dengan membantu pasien yang tidak mampu buang air kecil
sendiri ke kamar kecil menggunakan alat bantu penampung (urinal) dengan tujuan
menampung urine (air kemih) dan mengetahui kelainan dari urine.
3. Melakukan kateterisasi
Tindakan keperawatan dengan memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui
uretra , bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambuln
bahan pemeriksaan. Pemeriksaan kateterisasi dapat dilakukan dengan dua cara intermiten
(straight kateter) dan indwelling (foley kateter).
4. Menggunakan kondom kateter
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan kondom kateter pada pasien yang tidak
mampu mengontrol berkemih, bertujuan agar pasien dapat berkemih dan
mempertahankannya.
G. Pengkajian Keperawatan
1. Kebiasaan berkemih
- Bagaimana kebiasaan berkemih serta hambatannya
- Frekuensi berkemih
2. Pola berkemih meliputi
- Frekuensi berkemih
Menentukan berapa kali individu berkemih dalam waktu 24 jam
- Urgensi
Perasaan seseorang untuk berkemih
- Disruria
Adakah rasa sakit atau kesulitan saat berkemih
- Pohuria
Apakah ada peningkatan prosuksi urine dalam jumlah besar , tanpa adanya
peningkatan asupan cairan
- Urinaria Supresi
Keadaan prosuksi urine yang berhenti mendada.
Produksi urine normal dengan kecepatan 60-120 ml/jam (720-1.440 ml/hari)
Produksi kurang dari 100 ml/hari : anuria
Produksi antara 100-500 ml/hari : oligouria
3. Volume Cairan
Jumlah urine yang dikeluakan dalam waktu 24 jam.
4. Faktor yang Memengaruhi Kebiasaan Buang Air Kecil :
- Diet dan asupan (diet tinggi protein) dapat memengaruhi jumlah urine yang
berbentuk, sedangkan minuman kopi dapat meningkatkan jumah urine
- Gaya hidup
- Stres psikologis dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih
- Tingkat aktivitas
5. Keadaan urine:
- Warna - pH
- Bau - protein yang terkandung
- Berat jenis - darah
- Kejernihan - glukosa
Batasan karakteristik
Fungsional
2. Diare
Batasan karakteristik
Psikologis
Ansietas
Tingkat stres tinggi
Situasional
Efek samping obat Radiasi
Penyalahgunaan alkohol Toksin
Kontaminan Melakukan perjalanan
Penyalahgunaan laksatif Selang makan
Fisiologis
Proses infeksi Malabsorpsi
Inflamasi Parasit
Iritasi
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Gangguan Eliminasi Urine
Alimul H., A Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan). Jakarta : Salemba Medika
Carpenito-Moyet, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC
M.Taylor,Cynthia, Dkk. 2010. Diagnosa Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Edisi 10.
Jakarta : EGC
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 1. Jakarta : ECG
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 2. Jakarta : ECG
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Mangupura,
Mengetahui,
Mengetahui
Pembimbing Akademik
( )
NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN ELIMINASI
Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2015